Anda di halaman 1dari 4

Trichoderma harzianum dan Trichoderma

koningii Sebagai Agensia Pengendali Hayati


Nematoda Parasit pada Tanaman Kopi
Dwi Suci Rahayu1)
1)
PusatPenelitian Kopi danKakao Indonesia, Jl. PB.Sudirman 90 Jember 68118

Nematoda parasit Pratylenchus coffeae merupakan salah satu organisme


pengganggu tanaman (OPT) yang penting dan paling merusak pada tanaman
kopi di Indonesia. Sampai saat ini pengendalian nematoda tersebut masih
mengandalkan penggunaan pestisida (nematisida) yang efektivitasnya masih
rendah dan penggunaan klon tahan yang mengharuskan petani mengganti
tanaman kopi lama dengan tanaman kopi baru yang bersifat tahan. Oleh karena
itu, perlu alternatif teknologi yang lebih efektif dan efisien untuk pengendalian
nematoda parasit, terutama pada pertanaman kopi eksisting. Jamur Trichoderma
dapat dimanfaatkan sebagai agensia hayati untuk pengendalian nematoda
parasit yang efektif dan ramah lingkungan.

T richoderma spp. merupakan jamur


an tag onis di ant ara b eb era p a
jamur patogen seperti Rhizoctonia,
Phytophthora, Fusarium, Armillaria,
Sclerotium, Claviceps, Rigidoporus, dan Botrytis.
Pada pertanaman kakao, Trichoderma spp.
digunakan untuk pengendalian penyakit jamur
dalam pengendalian P. coffeae masih terbatas
pada kondisi percobaan rumah kaca 7). Sampai
saat ini penggunaan Trichoderma di pertanaman
kopi masih terbatas untuk mengendalikan penyakit
rebah batang (Rizoctoniasolani) dan penyakit
jamur akar. Berdasarkan hasil penelitian di
laboratorium, biakan Trichoderma harzianum
akar putih atau penyakit jamur akar coklat. memiliki kemampuan untuk menekan penetasan
Pada pengendalian penyakit jamur akar putih, telur M incognita antara 15,42–47,47%4). Oleh
Trichoderma dapat digunakan sebagai tindakan karena itu, Trichoderma mempunyai prospek yang
prefentif dan kuratif, tetapi untuk penyakit sangat bagus untuk dikembangkan sebagai
jamur akar coklat hanya untuk tindakan prefentif agens pengendali hayati nematoda parasit pada
saja. Selain itu, Trichoderma juga digunakan untuk tanaman kopi.
pengendalian penyakit busuk buah (P. palmivora) Sampai saat ini, Pusat Penelitian Kopi dan
da n p enya kit an tra kn ose p a da ta nam an Kakao Indonesia sudah mengembangkan dua
kakao 6) . species Trichoderma yaitu T. harzianum dan
Penggunaan agens hayati untuk mengendalikan T. koningii baik dalam bentuk tepung maupun
nematode parasit kopi belum banyak dipraktekkan. dalam media padat sebagai agensia hayati
Aplikasi cendawan mikoriza maupun Paecilomyces tanaman kopi dan kakao.

Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
28 | 3 | Okober 2016

>> 22
Biologi T. Harzianum dan Pengaruh T. Harzianum dan
T. Koningii T. Koningii Terhadap Populasi
Hifa Trichoderma yang masih muda mempunyai
Nematoda
ukuran yang ramping, sedangkan yang tua lebih Pengujian Trichoderma untuk pengendalian
besar. Konidior berbentuk seperti botol (fialid) nematoda pada bibit kopi dilakukan di rumah kaca
tunggal atau dalam kelompok, hialin; konidium 1 Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Cara
sel berbentuk bulat telur, berwarna hijau. Miselium aplikasi jamur Trichoderma dilakukan dengan cara
T. harzianum mempunyai hifa bersepta, bercabang meremas-remas spora T. harzianum dan T. koningii
dan mempunyai dinding licin, tidak berwarna, di- dengan kain sifon atau kain saring ke dalam air
ameter 1,5 µm–12 µm. Pada ujung konidio forter sampai spora habis tersuspensi. Konsentrasi
bentuk konidio spora berjumlah 1–5, berbentuk T. harzianum dan T. koningii yang digunakan
pendek, dengan kedua ujungnya meruncing untuk perlakuan yaitu T. harzianunm 0,5 g/100 mL;
dibandingkan dengan bagian tengah, berukuran T. harzianunm 1,0 g/100 mL; T.koningii 0,5 g/
5–7 µm x 3–3,5 µm, di ujung konidio spora 100 mL dan T. koningii 1,0 g/100 mL. Sebagai
terdapat konidia berbentuk bulat, berdinding rata pembanding digunakan nematisida berbahan aktif
dengan warna hijau suram, hijau keputihan, hijau karbofuran dengan dosis 5,0 g/pot. Dari hasil
terang atau agak kehijauan. Fialidnya tampak pengujian di rumah kaca, terlihat bahwa perlakuan
langsing dan panjang terutama pada apeks dari menggunakan jamur antagonis T. harzianum dan
cabang dan berdinding halus. Konidium T. koningii T. koningii dalam bentuk tepung pada bibit kopi
berdinding lembut, agak kasar, berbentuk silindris mampu menekan populasi nematoda P. coffeae.
pendek dengan bagian dasar terpotong, berukuran Namun, pengaruh jamur T. harzianum terhadap
3–4,8 µm x 1,9–2,8 µm. Fialida T. koningii sering populasi P. coffeae lebih baik dibandingkan
muncul secara tunggal dan mendatar, serta T. koningii. Pada perlakuan T. harzianum 1.0 g/100 mL
keseluruhan system konidiofor berbentuk agak menunjukkan rata-rata populasi nematoda P. coffeae
memanjang dari piramid1&5) terendah yaitu 656,2 ekor. Populasi tersebut jauh

Trichoderma dalam bentuk tepung Trichoderma pada media PDA

Trichoderma pada media jagung

28 | 3 | Oktober 2016

23 <<
Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
Keterangan: TH = Trichoderma harzianum, TK = Trichoderma koningii, kontrol (-) = Bibit kopi
diberi nematoda P.coffeae, kontrol (+) = Bibit kopi tanpa nematoda P. coffeae.
Populasi nematoda pada bibit kopi setelah aplikasi T. harzianum dan T. koningii

lebih rendah dibandingkan populasi P. coffeae dengan nematoda. Hal ini sangat menarik,
pada perlakuan nematisida karbofuran 5,0 g/pot ternyata disamping menekan populasi nematoda,
dan kontrol yang mencapai 1376,6 ekor dan aplikasi T. harzianum dan T. koningii juga dapat
1893,6 ekor. merangsang pertumbuhan bibit kopi. Pengaruh
Sebagai agens pengendali hayati, T. harzianum jamur antagonis Trichoderma terhadap pertumbuhan
dapat menghasilkan enzim kitinase yang dapat tanaman telah dilaporkan oleh banyak peneliti,
berfungsi sebagai pengendali jamur dan serangga diantaranya aplikasi Trichoderma dapat meningkatkan
hama lainnya. Jamur Trichoderma sebagai antagonis pertumbuhan tanaman bit merah sebesar 27%
pathogen tanaman mempunyai beberapa mekanisme dan kubis 29%3). Selain itu, T. harzianum juga
yaitu: kompetisi, melilit, penetrasi dan antibiosis. dapat meningkatkan pertumbuhan akar dan
Setiap jenis atau isolate Trichoderma dapat mempunyai batang bibit tanaman tomat setelah enam minggu
satu mekanisme atau beberapa mekanisme. Selain aplikasi2).
oleh jenis atau isolate Trichoderma, antagonisme
di lapangan juga dipengaruhi oleh jenis patogen Penutup
atau kondisi lingkungan1). Selain itu, mekanisme
pengendalian juga melalui interaksi hifa langsung. Pengendalian hayati nematoda P. coffeae
Setelah konodia diintroduksikan ke tanah, akan dengan jamur antagonis Trichoderma merupakan
tumbuh kecambah konidianya di sekitar perakaran salah satu cara pengendalian yang potensial
tanaman5). untuk dikembangkan. Selain aman dan bersifat
permanen, penggunaan Trichoderma sebagai
agensia pengendali hayati juga praktis dan
Pertumbuhan bibit kopi setelah ekonomis. Pada saat pengendalian hayati telah
aplikasi T. harzianum dan berhasil, petani tidak perlu lagi biaya tambahan
T. koningii khusus untuk pengendalian nematoda. Tindakan
yang harus dilakukan petani agar tidak melakukan
Pertumbuhan bibit kopi yang diperlakukan tindakan-tindakan yang dapat menekan/mematikan
dengan T. harzianum dan T. koningii tidak jauh perkembangan Trichoderma seperti penggunaan
berbeda dengan bibit kopi yang tidak diinokulasi herbisida di sekitar perakaran tanaman kopi.

Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
28 | 3 | Okober 2016

>> 24
Tinggi tanaman dan jumlah daun bibit kopi setelah aplikasi
T. harzianum dan T. koningii

5)
Sumber Pustaka Tindaon, H. (2008). Pengaruh jamur antagonis Trichoderma
harzianum dan pupuk organik untuk mengendalikan
1)
Junianto, Y.D. (1998). Pengendalian Organisme pathogen tular tanah Sclerotiumrolfsii Sacc. Pada
Penganggu Tanaman Kakao: Pengenalan Agens tanaman kedelai di rumah kaca. Skripsi. Universitas
Pengendali Hayati dan Pemanfaatannya pada Sumatera Utara.
Tanaman Kakao. Pusat Penelitian Kopi dan 6)
Wahyudi, T.; Pujiyanto & Misnawi (2015). Kakao: Sejarah,
Kakao Indonesia. Jember.
Botani, Proses Produksi, Pengolahan, dan
2)
Ozbay N.; S.E. Newman & W.M. Brown (2004). The effect of Perdagangan. Gadjah Mada University Press.
the Trichoderma harzianum Strains on the growth Yogyakarta. 728 hal.
of tomato seedlings. Proceeding XXVI IHC- Managing 7)
Wiryadiputra, S. (1999). Kumpulan Materi Crash course:
Soil-Borne Pathogens. Fort Collins, Colo. USA
Pengelolaan Nematoda Parasit pada Tanaman
3)
Pintaric S.T.; I. Zutic & E. Dermic (2013). Enhanced growth Kopi di Indonesia. Pusat Penelitian Kopi dan
of cabbage and red beet by Trichodermaviride. Acta Kakao Indonesia.
Agriculturae Slovenica, 101, 87-92.
4)
Santoso A.; T. Himawan & H. Tarno (2014). Pengaruh filtrate
**0**
biakan Trichoderma spp. Terhadap penetasan telur
nematode puru akar (Meloidogyne sp.). Jurnal HPT,
4, 85-91

28 | 3 | Oktober 2016

25 << PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA


Warta

Anda mungkin juga menyukai