17.04.4110 Jurnal PDF
17.04.4110 Jurnal PDF
Pembebasan penggunaan frekuensi 2,4 GHz dalam terbatas, RT/RW-net menjadi sebuah solusi
KEPMENHUB No. 2 Tahun 2005 menjadi berita yang tepat dengan biaya cukup murah untuk
baik untuk pencapaian penyelenggaraan internet
murah untuk semua kalangan masyarakat namun sebuah fasilitas internet yang mampu
tidak selarasnya dengan ketentuan teknis mencover area-area yang masih sulit dijangkau
penggunaan frekuensi 2,4 GHz oleh para penyedia
layanan internet 2,4 GHz yaitu RT/RW-Net di Kota oleh provider internet broadband dan juga
Bandung yang mengakibatkan dan merasakan dengan daya saing harga yang baik.
gangguan interferensi yang sekaligus mengancam
kelangsungan penggunaan frekuensi 2,4 GHz. Dengan KEPMENHUB Nomer 2 Tahun
2005 Tentang Penggunaan Pita Frekuensi 2400
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
untuk memaparkan bentuk dan dampak yang - 2483.5 Mhz, menjadikan frekuensi 2.4 Ghz
dianalisis. Pengumpulan data menggunakan metode bebas biaya merupakan berita bagus baik untuk
wawancara dengan pihak Diskominfo Bandung dan
Balmon Kelas II Bandung sebagai regulator serta IT-preneur maupun masyarakat. Membuka
CEO Bezzkie-Net dan Rumah Internet sebagai sebuah solusi layanan internet murah dan
pihak industri.
mampu diimplementasikan secara mandiri oleh
Hasil penelitian ini menunjukkan bentuk IT-preneur dengan biaya murah pula.
pencapaian penyelenggaraan dari pihak regulator
masih kurang efektif dan bentuk implementasi Sekaligus membantu pemerintah untuk
pengawasan terhadapa pelanggaran dinilai masih mengimplementasikan program USO
sangat kurang.
(Universal Service Obligation).
Kemudian saran yang diberikan kepada
Adapun dalam KEPMENHUB Nomer 2
Diskominfo Bandung adalah menerapkan bentuk
birokrasi perizinan yang menangani langsung untuk Tahun 2005 Tentang Penggunaan Pita
daerah Bandung serta bentuk penanganan
Frekuensi 2400 - 2483.5 Mhz dalam
pelanggaran yang lebih tegas.
penggunaan frekuensi 2.4 Ghz disebutkan
Kata kunci: Regulatory Impact Analysis, TX Power,
persyaratan bahwa maksimum daya pancar
RT/RW-Net, Regulasi
perangkat (TX power) 100mW, EIRP
maksimum 36 dBm dan semua peralatan yang
1. PENDAHULUAN
digunakan telah disertifikasi Dirjen Postel.
Secara keseluruhan fasilitas internet Layanan RT/RW-Net ini semakin
nirkabel umumnya masih menggunakan “menjamur” di Bandung dan semakin
frekuensi 2,4 GHz. Seiring dengan semakin berkembang pesat seiring dengan permintaan
ramainya permintaan akan kebutuhan internet, masyarakat Bandung dan sekitarnya yang
banyak pengusaha yang melihat ini sebagai masih sulit mendapatkan infrasturktur layanan
nilai tambah dan celah bisnis baru. Dimulai internet yang memadai mendorong para IT-
sebagai fasilitas tambahan usahanya hingga preneur untuk memenuhi permintaan pasar ini.
membuat penyedia internet mandiri untuk Sekitar 6 provider layanan internet RT/RW-
kawasan area tertentu. Akan tetapi tidak Net yang sudah berkembang dan terdaftar di
diiringi keseimbangan dalam penggunaan Bandung sejak tahun 2004 hingga sekarang.
frekuensi 2,4 GHz yang tingkat interferensinya Dengan semakin besar pemintaan akan
semakin tinggi yang menyebabkan semakin kebutuhan internet saat ini, semakin banyak
menurunnya kualitas. Didasari permintaan pula IT-preneur yang berani memulai usaha
pasar akan kebutuhan internet yang sangat RT/RW-Net ini secara independen.
Anomali secara fakta di lapangan yang Berikut tabel laporan gangguan frekuensi
menjadi masalah utama, para IT-preneur yang diterima UPT Balmon Bandung Semester
melakukan tindakan pelanggaran dengan 1-2012:
mengacuhkan persyaratan yang disebutkan
dalam KEPMENHUB Nomer 2 Tahun 2005
tentang penggunaan pita frekuensi 2.4 Ghz,
rata-rata pelanggaran penyelenggaraan tower
antena pemancar telekomunikasi melebihi daya
pancar perangkat (TX power) dari 100mW
yang banyak beredar dari para penyedia
perangkat dengan harga yang terjangkau
dengan tujuan meminimalisir biaya instalasi
perangkat dan mendapatkan coverage layanan
yang besar. Dan berdasarkan laporan kinerja Tabel 1.2 Laporan Gangguan Frekuensi
UPT per semester pertama tahun 2012 UPT Semester I 2012
menjelaskan laporan dari UPT Bandung Sumber: Dirjen SDPPI
mendapati kasus terbanyak penggunaan illegal
tanpa izin pada frekuensi 2,4GHz sebagai Dalam interview-nya UPT Balmon
berikut: Bandung menjelaskan bahwa selain
pelanggaran penggunaan frekuensi 2,4 GHz
No WILAYAH PELANGGARAN TINDAKAN
PENERTIBAN
Ilegal
Izin
Kada-
Tidak Sesuai
Peruntukkan
Jumlah Disita Disegel
Diperi-
ngatkan
Jumlah
secara illegal, pihak Balmon juga menerima
luarsa
1
2
UPT NAD
UPT MEDAN
22
13
1
16
0
0
23
29
0
2
0
1
23
26
23
29
gangguan frekuensi pada 2,4 GHz berupa
3 UPT PADANG 28 3 14 45 0 3 42 45
4
5
UPT PEKANBARU
UPT JAMBI
9
1
0
0
0
0
9
1
0
0
0
0
9
1
9
1
pelanggaran tx power yang melebihi dari
6 UPT BABEL 28 4 5 37 0 18 19 37
7
8
UPT BATAM
UPT PALEMBANG
39
21
0
2
1
4
40
27
25
0
0
4
15
23
40
27
standar yang sudah ditentukan.
9 UPT BENGKULU 0 0 0 0 0 0 0 0
10
11
UPT LAMPUNG
UPT DKI JAKARTA
4
6
0
0
0
0
4
6
0
0
0
0
4
6
4
6
Berdasarkan masalah diatas, ini
12 UPT BANTEN 0 0 0 0 0 0 0 0
13
14
UPT BANDUNG
UPT YOGYAKARTA
67
136
0
8
2
2
69
146
6
1
6
4
57
141
69
146
menyebabkan interferensi yang terlalu besar
15 UPT SEMARANG 16 0 1 17 8 0 9 17
16
17
UPT SURABAYA
UPT DENPASAR
71
50
0
2
7
1
78
53
11
11
27
0
40
42
78
53
yang berujung kepada ancaman collapse-nya
18 UPT MATARAM 8 0 0 8 0 2 6 8
19
20
UPT KUPANG
UPT SAMARINDA
39
49
16
0
4
1
59
50
0
4
0
0
59
46
59
50
penggunaan frekuensi 2.4 Ghz dan penggunaan
21 UPT BALIKPAPAN 12 1 4 17 0 0 17 17
22
23
UPT PONTIANAK
UPT PALANGKARAYA
33
16
3
1
1
1
37
18
9
0
2
1
26
17
37
18
frekuensi lain yang berlisensi dan yang pada
24 UPT BANJARMASIN 27 5 10 42 0 0 42 42
25
26
UPT MANADO
UPT PALU
26
0
0
0
0
0
26
0
5
0
0
0
21
0
26
0
akhirnya menurunkan kualitas internet itu
27 UPT MAKASAR 14 0 0 14 0 0 14 14
28
29
UPT AMBON
UPT GORONTALO
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
sendiri.
30 UPT TERNATE 0 0 0 0 0 0 0 0
31
32
UPT KENDARI
UPT JAYAPURA
12
46
0
0
0
15
12
61
0
0
0
0
12
61
12
61
Secara garis besar pun itu bukan
33 UPT MERAUKE 12 0 0 12 0 0 12 12
34 UPT TAHUNA 10 0 0 10 0 0 10 10 semata-mata kesalahan dari IT-preneur,
35 UPT SORONG 0 0 0 0 0 0 0 0
sertifikasi alat dan perangkat yang bekerja pada dari dinas yang mengeluarkan izin,
frekuensi 2.4 GHz. Sehingga jika semua aparat kewilayahan, dan atau
bandwidth pada pita frekuensi 2.4 Ghz. Peraturan Daerah ini dilakukan oleh
Penyidik Pegawai Negeri Sipil
8. Pengendalian dan Pengawasan
(PPNS) sesuai dengan peraturan
Frekuensi 2.4 GHz
perundangan yang berlaku.
Pihak yang berwenang dalam pengendalian
d. Penertiban atas pelanggaran
dan pengawasan sudah tertuang dalam
pembangunan dan pengoperasian
KEPMENHUB No.2 Tahun 2005 pasal 9
menara yang bertentangan dengan
mengenai pengendalian dan pengawasan
Peraturan ini dilakukan oleh Satuan
diantaranya :
Polisi Pamong Praja Kota Bandung
dengan dibantu Camat dan Lurah 10. Pengumpulan Data
setempat atas rekomendasi PPNS
Teknik pengumpulan data merupakan
berdasarkan hasil penyidikan.
langkah yang paling strategis dalam penelitian,
9. Regulatory Impact Analysis (RIA) karena tujuan utama dari penelitian adalah
Regulatory Impact Analysis (RIA) adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
alat fundamental untuk membantu pemerintah pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
untuk menilai dampak regulasi. RIA digunakan mendapatkan data yang memenuhi standar data
manfaat, biaya dan efek dari peraturan baru atau Menurut Sugiyono (2011:225), dalam
yang sudah ada. Pelaksanaan RIA mendukung penelitian kualitatif, pengumpulan data
proses pembuatan kebijakan dengan ikut data dilakukan pada natural setting (kondisi yang
empirik berharga bagi keputusan kebijakan, dan alamiah), sumber data primer, dan teknik
melalui pembangunan kerangka keputusan pengumpulan data lebih banyak pada observasi
rasional untuk mengkaji potensi pilihan terus terang atau tersamar dan wawancara
untuk membuat kebijakan mereka lebih efisien. Dalam melakukan pengumpulan data,
Penggunaan RIA dapat berkontribusi pada penulis menyatakan secara terus terang
dan meningkatkan kesejahteraan sosial, literatur diteliti mengetahui sejak awal sampai
ekstensif telah diproduksi berisi informasi akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi
tentang pendahuluan, pelajaran yang dipetik dalam suatu saat penulis juga tidak terus
dari pelaksanaan dan tantangan yang dihadapi terang atau tersamar dalam observasi, hal
oleh pemerintah. OECD, pelopor dibidang ini untuk menghindari kalau suatu data
reformasi regulasi, juga berkontribusi pada yang dicari merupakan data yang masih
11. Perizinan dan Pengawasan Penggunaan dalam penggunaan pita frekuensi yang
Temuan ini tergolong cukup tinggi dan manfaat dan biaya dari KEPMENHUB
No. 2 Tahun 2005 terhadap stakeholder
tidak mengherankan untuk frekuensi
yang terlibat dalam RT/RW-Net Kota
yang bebas biaya. Pihak Diskominfo
Bandung.
pun ikut angkat bicara perihal tersebut
akan faktor yang menjadi pemicu
fenomena tersebut sebagai berikut :
“Koordinasi untuk perizinan ISP
sekarang sudah langsung ke SDPPI
Pusat tetapi dirasa masih sangat Tabel 4.3 Analisa manfaat dan
kurang efisien tanpa ada kerjasama biaya RIA
dengan Pemerintah Daerah secara
Manfaa
langsung.” (Hasil wawancara dengan
N Kelo t +/ Biaya
Ir. Iksan Kholik Diskominfo Bandung) +/-
o. mpok (Benefit - (Cost)
)
Dan dipertegas kembali sebagai Biaya
berikut : untuk
Fungsi
“Implementasi dilapangan masih mend
pengatur
kurang karena melihat data ISP ukung
an dan
RT/RW-Net di Bandung masih banyak infrast
manaje-
yang belum terdaftar maka dari itu ruktur
men
frekue
perlunya kerjasama dengan dalam
nsi
Pemerintah Daerah untuk penyelen
2,4
meningkatkan tingkat kepatuhan ggaraan P
GHz
terutama Pasal 6 dalam Pemer RT/RW- os Neg
1 terlalu
KEPMENHUB No. 2 Tahun 2005.” intah Net dan iti atif
besar
(Hasil wawancara dengan Ir. Iksan penggun f
dan
aan
Kholik Diskominfo Bandung) dibutu
frekuens
hkan
i 2,4
Bentuk penertiban yang dilakukan analis
GHz
UPT Bandung dirasa masih sangat a
dapat
kurang tegas dengan tindakan yang kemb
terkontr
ali
diberikan masih sebatas peringatan ol
untuk
sekalipun bentuk pelanggaran adalah
pena
penggunaan frekuensi secara illegal.
mbah Net
an Biaya
dalam yang
Peningk
ranca tinggi
atan
ngan untuk
tingkat
angga pemer
kesejaht
ran P ataan
eraan
pemer Masy os kesenj Neg
3 dan
intah. arakat iti angan atif
kemajua
Adan f digital
n daya
ya semua
saing
kemu lapisa
masyara
ngkin n
kat
an masya
untuk rakat
Dereg Biaya
ulasi pemul
mengi ihan
Peningk
ngat lingku
atan
pemb Terpelih ngan
perkemb
ebasa aranya tidak
angan
n penggun terhitu
RT/RW-
biaya aan P ng
Net yang P
untuk Lingk frekuens os karen Neg
Indust menjadi os Neg 4
2 frekue ungan i 2,4 iti a atif
ri salah iti atif
nsi GHz f frekue
satu f
2,4 antar nsi
solusi
GHz kepentin merup
untuk
tetapi gan akan
industri
akan sumbe
internet
semak r daya
wireless
in terbat
memp as
ersulit
pelak 14. Konsultasi RIA
u Konsultasi bertujuan untuk memperoleh
indust alternatif yang terbaik dengan melibatkan
ri stakeholder, dalam penelitian ini penulis
RT/R melibatkan stakeholder dengan melakukan
W- wawancara secara private diantaranya
yang dilibatkan adalah : Diskominfo Frekuensi yang tedapat dalam
Bandung dan Balmon Kelas II Bandung KEPMENHUB No. 2 Tahun 2005
serta Beezkie-Net dan Rumah Internet. pasal 9 ayat 2 yang dikutip
Hasil dari wawancara dengan stakeholder “Direktur Jenderal Pos dan
dapat disimpulkan beberapa bentuk Telekomunikasi menunjuk Unit
alternatif peningkatan kualitas manfaat Pelaksana Teknis (UPT)
yaitu sebagai berikut : Monitoring Spektrum Frekuensi
1) Koordinasi birokrasi untuk perihal Radio untuk melaksanakan
perizinan ISP dan penggunaan pengawasan dan pengendalian
frekuensi 2,4 GHz akan lebih sebagaimana dimaksud dalam ayat
efisien apabila Dirjen SDPPI (1).” yaitu Balai Monitoring Kelas
bekerjasama dengan Diskominfo II Bandung.
Bandung untuk mendata langsung 2) Penegakan dan kepatuhan
penyelenggaraan ISP di frekuensi Desain untuk mekanisme
2,4 GHz di Kota Bandung penegakan dan kepatuhan kode etis
2) Penindakan yang lebih tegas dari penggunaan frekuensi 2,4 GHz
Diskominfo Bandung dan Balmon sudah dimuat pada KEPMENHUB
Kelas II Bandung untuk setiap No. 2 Tahun 2005 Bab VI tentang
pelanggaran difrekuensi 2,4 GHz Sanksi yang dikutip “Pelanggaran
dengan tujuan peningkatan terhadap penggunaan alat dan atau
kepatuhan terhadap KEPMENHUB perangkat telekomunikasi
No. 2 Tahun 2005 sebagaimana diatur dalam
Peraturan menteri ini dikenakan
15. Desain RIA sanksi sesuai dengan Undang
Desain RIA berdasarkan pada mekanisme undang Nomor 36 Tahun 1999
pemantauan, kepatuhan dan penegakan tentang Telekomunikasi.”
yang diurai sebagai berikut : Dalam UU No. 36 Tahun 1999
1) Mekanisme Pengawasan Pasal 32, 33 menjelaskan
Desain untuk mekanisme pelarangan penggunaan perangkat
pengawasan frekuensi 2,4 GHz yang tidak memperhatikan
sudah sesuai dengan PP No. 53 persyaratan teknis dan tidak saling
Tahun 2000 pasal 36 ayat 2. mengganggu serta segala bentuk
Dimana dikutip “Pengawasan dan penggunaan frekuensi wajib
pengendalian sebagaimana mendapatkan izin pemerintah.
dimaksud dalam ayat (1) dilakukan Dalam Pasal 52 dan 53 memuat
dengan kegiatan observasi, tentang hokum pidana dan denda-
monitoring, dan penerbitan.” denda yang harus dibayar oleh para
Badan yang ditunjuk sebagai pelanggar regulasi.
pelaksana pengawasannya adalah
UPT Monitoring Spektrum 16. Hasil Analisis dengan RIA
Dari hasil analisis regulasi pengaturan penggunaan frekuensi 2,4 GHz di
penyelenggaraan dan penggunaan RT/RW-Net Kota Bandung sudah
frekuensi 2,4 GHz di Bandung yang bisa diimplementasikan dengan
mengacu kepada KEPMENHUB No. 2 memiliki kepastian dasar hukum
Tahun 2005 maka didapatkan bahwa : baik dari aspek teknis dan aspek
1. Penyelenggaraan KEPMENHUB pengawasan dan pengendalian.
No. 2 Tahun 2005 terhadap Penilaian untuk manfaat dan
RT/RW-Net Kota Bandung biaya dengan rasio 1:1 dengan
memiliki bentuk manfaat yang hasil nilai manfaat yang lebih
lebih berbanding biayanya. berbanding biaya. Bentuk
Perizinan penyelenggaraan dan implementasi dilapangan sudah
penggunaan sejauh ini sudah semakin efisien berupa
efisien dengan metode e-licensing kemudahan pengajuan
melalui website penyelenggaraan penggunaan
www.ditfrek.postel.go.id akan tetapi frekuensi 2,4 GHz bagi ISP
untuk pencapaian efektif belum RT/RW-Net dengan e-licensing
terrealisasikan sepenuhnya. yang bisa diakses melalui website
2. Implementasi dalam bentuk www.ditfrek.postel.go.id, namun
penindakan kasus penyelenggaraan tingkat pencapaian yang masih
dan penggunaan frekuensi 2,4 GHz belum efektif sepenuhnya.
di RT/RW-Net Kota Bandung Dibutuhkan implementasi
masih kurang tegas. Sejauh ini bertahap dan berkelanjutan yang
bentuk penindakan mayoritas hanya kedepannya bisa diuji kembali
berupa peringatan tingkat keefektifannya.
2. Sejauh ini upaya implementasi
17. Kesimpulan dalam menangani kasus
Berdasarkan hasil kajian dan analisa penggunaan frekuensi 2,4 GHz
regulasi pengaturan KEPMENHUB No. secara illegal di RT/RW-Net
2 Tahun 2005 terhadap penyelenggaraan Bandung masih mayoritas
penggunaan frekuensi 2,4 GHz di diberikan peringatan yang
RT/RW-Net Kota Bandung berdampak kepada tingkat
menggunakan Regulatory Impact kepatuhan KEPMENHUB No. 2
Analysis, dapat ditarik kesimpulan Tahun 2005 dimana terdapat
sebagai hasil dari keseluruhan penelitian, peningkatan jumlah kasus
yaitu : pelanggaran penggunaan
1. Berdasarkan hasil analisa dengan frekuensi secara illegal dari
RIA, metode Soft Benefit-Cost semester pertama tahun 2011-
and Integrated Analysis, 2012. Dibutuhkannya upaya
KEPMENHUB No. 2 Tahun implementasi penanganan yang
2005 terhadap penyelenggaraan lebih tegas untuk meningkatkan
tingkat kepatuhan dari para diatur serta diberikan sosialisasi
pelaku industry RT/RW-Net Kota bersama stakeholder untuk
Bandung. menimbulkan kesadaran taat
hukum.