PENDAHULUAN
para tabib atau dukun yang sekaligus juga menjadi pakar pengobatan di suatu negeri.
Ketika kemudian terjadi kemajuan dalam segala bidang kehidupan termasuk bidang
sains dan teknologi, kosmetik berubah menjadi komoditi yang diproduksi secara luas
dan diatur oleh berbagai peraturan dan persyaratan tertentu untuk memenuhi standar
yang berlaku untuk pembuatan kosmetika berbeda dari satu Negara dengan Negara
kosmetika yang resmi dan mempunyai legalitas.Berbagai kalangan lain ternyata ikut
atau kesehatan. Teknologi pembuatan kosmetika sendiri tidak jauh berbeda dengan
teknologi pembuatan obat topical lain, memerlukan pengetahuan dan keahlian teknik
kimia, farmasi, biokimia, mikrobiologi dan dermatologi. Tidak setiap orang mampu
aman. Oleh karena itu Pemerintah melalui Departemen Kesehatan RI telah menyusun
Persyaratan Mutu Bahan Kosmetika. Dengan demikian dapat dilihat bahwa seseorang
yang ingin membuat kosmetika harus mempunyai izin produksi dari Departemen
Perindustrian RI, membuat kosmetikanya dengan baik dan aman ( memenuhi Kode
Etik Kosmetika Indonesia, tidak menggunakan zat yang dilarang atau melebihi batas
maksimum), mendaftarkan produk kosmetikanya untuk diteliti, dan bila lulus akan
diberi nomor registrasi. Distribusi kosmetikanya pun harus memenuhi ketentuan yang
berlaku. Tanggung jawab dan kewajiban sebagai insan Negara hukum adalah
mematuhi hukum yang berlaku di Negara tersebut, dalam hal ini Indonesia. Seiring
bahan aktif (active ingredients). Dimana bahan aktif (active ingredients) merupakan
bahan kosmetika terpenting dan mempunyai daya kerja diunggulkan dalam kosmetika
tersebut sehingga memberikan nama daya kerjanya pada seluruh campuran bahan
tersebut. Konsentrasi bahan aktif kosmetika pada umumnya kecil, namun dapat pula
tinggi apabila bahan aktif kosmetika tersebut sekaligus berperan sebagai bahan
dasarnya, misalnya bahan aktif dalam preparat pembersih muka ( cleansing cream ).
Contoh bahan aktif: PABA, sulful, PPDA, hydrogen peroksida, dan aluminium
klorida.(Wasitaatmadja , 1997).
timbul reaksi yang tidak dikehendaki seperti reaksi alergi, iritasi, dan fotosensitisasi,
Maka dari itu, penggunaan serta komposisi zat yang terkandung didalam sediaan suatu
kesehatan. Dengan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk membahas masalah
penggunaan bahan-bahan kimia maupun bahan aktif dalam kosmetika serta efeknya
terhadap kesehatan tubuh manusia khususnya pada senyawa kimia asam salisilat yang
terdapat dalam produk kosmetik meco acne lotion yang dikembangkan dan tertuang
menjadi karya ilmiah dengan judul: “ Analisis Kadar Asam Salisilat dalam Produk
1.2. Permasalahan
1. Apakah kadar asam salisilat yang terkandung didalam produk kosmetik meco
acne lotion tersebut sudah memenuhi standart (kadar asam salisilat sebagai zat
aktif dalam sediaan lainnya adalah = 2,0 %) yang telah ditetapkan oleh MA
2. Bagaimana metode yang digunakan dalam analisis kadar asam salisilat dalam
- Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam analisis kadar asam salisilat
- Untuk mengetahui kadar asam salisilat dalam sampel produk kosmetik meco
acne lotion
- Untuk mengetahui apakah kadar asam salisilat dalam sampel produk kosmetik
meco acne lotion sudah memenuhi standart (kadar asam salisilat sebagai zat
aktif dalam sediaan lainnya adalah 2,0 %) yang telah ditetapkan oleh MA
1.4. Manfaat
kosmetik meco acne lotion sudah memenuhi standart yang telah ditetapkan