Tidak sedikit dari para mahasiswa (hukum) yang heran dan masygul ketika melihat bahwa dengan hukum yang akan datang.
hukum ternyata tidak seperti yang dipahami dan dibayangkan ketika di bangku kuliah. Menurut Moh. Mahfud MD, politik hukum adalah legal policy atau garis (kebijakan) resmi
Mereka heran ketika melihat bahwa hukum tidak selalu dapat dilihat sebagai penjamin tentang hukum yang akan diberlakukan, baik dalam pembuatan hukum baru maupun
kepastian hukum, penegak hak-hak masyarakat, atau penjamin keadilan. dengan penggantian hukum lama dalam rangka mencapai tujuan negara. Politik Hukum
Banyak sekali peraturan hukum yang tumpul, tidak mempan memotong kesewenang- merupakan pilihan tentang hukum-hukum yang akan diberlakukan sekaligus pilihan tentang
wenangan, tidak mampu menegakkan keadilan dan tidak dapat menampilkan dirinya hukum-hukum yang akan dicabut atau tidak diberlakukan, yang kesemuanya dimaksudkan
sebagai pedoman yang harus diikuti dalam menyelesaikan berbagai kasus yang seharusnya untuk mencapai tujuan negara seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
bisa dijawab oleh hukum. Bahkan banyak produk hukum yang lebih banyak diwarnai oleh Selanjutnya menurut Sudarto, Politik Hukum sebagai kebijakan dari negara melalui badan-
kepentingan-kepentingan politik pemegang kekuasaan dominan. badan negara yang berwenang untuk menetapkan peraturan yang dikehendaki, yang
Mereka lantas bertanya : Mengapa hal itu terjadi? diperkirakan akan digunakan untuk mengekspresikan apa yang dikandung dalam
Ternyata hukum tidak steril dari sub sistem kemasyarakatan lainnya. Politik kerapkali masyarakat dan mencapainya apa-apa yang dicita-citakan.
melakukan intervensi atas pembuatan dan pelaksanaan hukum, sehingga muncul juga Satjipto Rahardjo, menjelaskan bahwa politik hukum adalah aktivitas memilih dan cara yang
pertanyaan berikutnya tentang sub sistem mana antara hukum dan politik yang dalam hendak dipakai untuk mencapai suatu tujuan sosial dan hukum tertentu dalam masyarakat
kenyataannya lebih subrematif. Dan pertanyaan-pertanyaan lain yang lebih spesifik pun (lebih menitikberatkan pada pendekatan sosiologis)
dapat mengemuka seperti, bagaimanakah pengaruh politik terhadap hukum, mengapa Terhadap pengertian ini terdapat beberapa pandangan yang sangat mendasar dalam studi
politik banyak mengintervensi hukum, jenis sistem politik yang bagaimana yang dapat politik hukum, yaitu :
melahirkan produk hukum yang berkarakter seperti apa. 1. Apa yang ingin dicapai dengan sistem hukum yang ada;
Upaya untuk memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas, merupakan upaya yang 2. Cara-cara apa dan yang mana yang dirasa paling baik untuk bisa dipakai mencapai
sudah memasuki wilayah politik hukum. tujuan tersebut;
Menurut Abdul Manan (2016:8), latar belakang ilmiah yang menjadi raison d’entre 3. Kapan waktunya hukum itu perlu diubah dan melalui cara-cara bagaimana
kehadiran disiplin politik hukum adalah rasa ketidakpuasan para teoritisi hukum terhadap perubahan itu sebaiknya dilakukan;
model pembentukan hukum dan pengembangannya selama ini. Adanya pasang surut 4. Dapatkan dirumuskan suatu pola yang baku dan mapan, yang bisa membantu
perkembangan dan pergeseran studi hukum ini disebabkan karena terjadinya perubahan memutuskan suatu proses pemilihan tujuan serta cara-cara untuk mencapai tujuan
struktur sosial akibat modernisasi dan industrialisasi politik, ekonomi dan pertumbuhan tersebut secara baik.
piranti lunak ilmu pengetahuan. Menurut Abdul Manan (2016:10) wilayah kerja dan kegiatan politik hukum meliputi hal-hal
Selanjutnya Abdul Manan (2016:8) menyebutkan bahwa tidak dapat dipastikan kapan sebagai berikut :
disiplin politik hukum ini muncul dan siapa penggagasnya. Menurut Bambang Purnomo, 1. Proses penggalian nilai-nilai dan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat oleh
Apeldorn dalam bukunya Ing Eiding Tot De Studie Van Het Nederlandse Recht secara samar- penyelenggara negara yang berwenang meneruskan politik hukum;
samar sudah menyebut istilah politik hukum. Tetapi belum dijelaskan secara terperinci 2. Proses pendekatan dan perumusan nilai-nilai dan aspirasi yang tersebut dalam poin
tentang arti dari politik hukum itu. pertama di atas ke dalam bentuk sebuah rancangan peraturan perundang-undangan
Secara etimologis, politik hukum merupakan terjemahan dari Bahasa Belanda, rechtpolitiek, oleh penyelenggara negara yang berwenang merumuskan dan menetapkan hukum;
yang berarti politik hukum. Politik berarti beleid atau dalam Bahasa Indonesia berarti 3. Fakta-fakta yang mempengaruhi dan menentukan suatu politik hukum, baik yang
kebijakan, sedangkan kata kebijakan menurut para ahli hukum merupakan serangkaian akan datang maupun yang sudah ditetapkan;
tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan 4. Pelaksanaan dari peraturan yang merupakan implementasi dari politik hukum suatu
tertentu dengan menunjukkan hambatan dan kesempatan terhadap pelaksana usulan negara.
kebijakan tersebut dalam rangka mencapai tujuan. Selanjutnya Abdul Manan (2016:10), tugas politik hukum adalah :
Menurut Padmo Wahyono, politik hukum adalah kebijakan penyelenggaraan negara yang 1. Menerima masukan mengenai nilai-nilai atas tujuan-hasil yang didapat dari hasil
bersifat mendasar dalam menentukan arah, bentuk, maupun isi dari hukum yang akan olahan filsafat hukum dan memilih nilai-nilai atau tindakan terbaik yang hendak
dicapai dari nilai-nilai yang telah dipilih tersebut yang selanjutnya dirumuskan
menjadi alat untuk mencapai tujuan nasional, yang kemudian dijabarkan lagi dalam pajak, atau pula hukum perkawinan dan seterusnya. Maka politik hukum mengandung 2
bidang-bidang lain seperti bidang ekonomi, sosial, pendidikan, politik dan (dua) pengertian, yaitu politik dan hukum.
hamkamnas; Selanjutnya Bachsan Mustafa (2003:53), menegaskan bahwa “yang dimaksud dengan sarana
2. Dirumuskan pula tentang cara-cara untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dari kebijakan pemerintah itu adalah norma-norma hukum.”
itu dengan menerangkannya dalam peraturan perundang-undangan sebagai hukum Pertanyaannya, pertama bagaimana hubungan antara politik dan kebijakan, dan kedua,
positif. hubungan antara politik dan hukum?
Politik hukum secara sederhana dapat dirumuskan sebagai kebijaksanaan (legal policy) yang Pertama, hubungan antara politik dengan kebijakan, bahwa kebijakan itu bagian dari politik.
akan atau telah dilaksanakan secara nasional oleh pemerintah, mencakup pula pengertian Kedua, hubungan antara politik dengan hukum, bahwa hakikat hukum itu adalah
tentang bagaimana politik mempengaruhi hukum dengan cara melihat konfigurasi kekuatan pernyataan politik dari pemerintah, seperti Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun
yang ada di belakang pembuatan dan penegakkan hukum itu. Di sini hukum tidak dapat 1960 adalah pernyataan politik pemerintah di bidang agraria
hanya dipandang sebagai pasal-pasal yang bersifat imperatif atau keharusan-keharusan Jadi norma hukum itu merupakan salah satu sarana politik. Kesimpulan mengenai hubungan
yang bersifat das sollen, melainkan harus dipandang sebagai sub sistem yang dalam antara politik dan hukum adalah bahwa hukum itu merupakan pernyataan politik
kenyataan (das sein) bukan tidak mungkin sangat ditentukan oleh politik, baik dalam pemerintah, yang dinyatakan dalam bentuk undang-undang peraturan tertulis yang dibuat
perumusan materi dan pasal-pasal maupun dalam implementasi dan penegakkannya. pemerintah.
Hubungan kausalitas antara hukum dan politik atau pertanyaan tentang apakah hukum yang Menurut C. F. G Sunaryati Hartono (1991 : 1), politik hukum itu tidak terlepas daripada
mempengaruhi politik ataukah politik yang mempengaruhi hukum, maka paling tidak ada realita sosial dan tradisional yang terdapat di negara kita, dan di lain fihak, sebagai salah
tiga macam jawaban dalam menjelaskannya satu anggota masyarakat dunia, politik hukum Indonesia tidak terlepas pula dari realita dan
Pertama, hukum determinan atas politik dalam arti bahwa kegiatan-kegiatan politik diatur politik hukum internasional.
oleh dan harus tunduk pada aturan-aturan hukum. Hukum Agraria
Kedua, politik determinan atas hukum, karena hukum merupakan hasil atau kristalisasi dari Menurut A. Siti Sutami, SH (1995:116), Hukum Agraria ialah keseluruhan kaidah-kaidah
kehendak-kehendak politik yang saling berinteraksi dan (bahkan) saling bersaingan. hukum, baik yang tertulis ataupun tidak tertulis yang mengatur agraria. Pengertian agraria
Ketiga, politik dan hukum sebagai sub sistem kemasyarakatan berada pada posisi yang meliputi bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
derajat determinasinya seimbang antara yang satu dengan yang lain, karena meskipun Menurut Boedi Harsono (2008 : 4), sebutan agraria tidak selalu dipakai dalam arti yang
hukum merupakan produk keputusan politik, tetapi begitu hukum ada, maka semua sama. Dalam bahasa latin “ager” berarti tanah atau sebidang tanah. Agrarius berarti
kegiatan politik harus tunduk pada aturan-aturan hukum. perladangan, persawahan, pertanian.
Jawaban tentang hubungan kausalitas antara hukum dan politik dapat berbeda, tergantung Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, agraria berarti urusan pertanian atau tanah
dari perspektif yang dipakai untuk memberikan jawaban tersebut. pertanian, juga urusan pemilikan tanah.
Politik Hukum adalah legal policy yang akan atau telah dilaksanakan secara nasional oleh Di Indonesia, sebutan agraria di lingkungan administrasi pemerintahan dipakai dalam arti
Pemerintah Indonesia yang meliputi, pertama pembangunan hukum yang berintikan tanah, baik tanah pertanian maupun non pertanian.
pembuatan dan pembaruan terhadap materi-materi hukum agar dapat sesuai dengan Tetapi Agrarisch Recht atau Hukum Agraria di lingkungan administrasi pemerintahan
kebutuhan; kedua, pelaksanaan ketentuan hukum yang telah ada termasuk penegasan dibatasi pada perangkat peraturan perundang-undangan yang memberikan landasan hukum
fungsi lembaga dan pembinaan para penegak hukum. bagi penguasa dalam melaksanakan kebijakannya di bidang pertanahan. Maka perangkat
Politik hukum mencakup proses pembuatan dan pelaksanaan hukum yang dapat hukum tersebut merupakan bagian Hukum Administrasi Negara.
menunjukkan sifat dan ke arah mana hukum akan dibangun dan ditegakkan. Setelah kita merdeka, bidang agraria masih diatur oleh peraturan-peraturan yang berasal
Pembaruan hukum harus pula diartikan sebagai seleksi terhadap produk hukum yang lama dari zaman kolonial Belanda melalui pasal II Aturan Peralihan UUD 1945. Namun sejak
untuk tetap mengambil nilai-nilai yang sesuai dengan idealita dan realita negara Indonesia tanggal 24 September 1960 telah diundangkan di Jakarta, Undang-Undang Nomor 5 Tahun
atau karena sifatnya yang universal. 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, yang diundangkan melalui Lembaran
Menurut Bachsan Mustafa, SH (2003 : 52), Politik Hukum mempunyai arti abstrak, sebab Negara Nomor 104 Tahun 1960.
tidak menyebut hukum apanya, apakah hukum agraria, hukum perburuhan, atau hukum Asas-Asas yang terkandung di dalam UUPA Nomor 5 Tahun 1960 :
- Hak menguasai ada pada negara;
- Dasarnya adalah hukum adat;
- Pengakuan terhadap hak ulayat;
- Adanya fungsi sosial hak atas tanah;
- Tidak membedakan sesama warga negara Indonesia, juga tidak membedakan laki-
laki dengan perempuan, dalam hal pemilikan tanah;
- Tanah pada dasarnya harus dikerjakan secara aktif;
- Pemegang hak wajib memelihara tanah.
Menurut A. P. Parlindungan dalam SF Marbun dan Moh. Mahfud MD (1987:154), perlu
ditekankan di sini bahwa masalah agraria menurut UUPA bukan masalah tanah semata-mata
tetapi mencakup masalah bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan yang ada di dalamnya.
Tangkapan kita tentang hukum tanah sebagai hukum agraria, dengan demikian tidak
sepenuhnya benar sebab hukum agraria yang hanya dikaitkan dengan tanah adalah hukum
agraria dalam arti sempit.
Ini berarti kita mengenal hukum agraria dalam pengertian luas dan pengertian sempit.
Dalam arti sempit hukum agraria adalah hukum pertanahan seperti banyak diatur dalam
UUPA Pasal 19 dan seterusnya; sedangkan dalam artinya yang luas hukum agraria kita itu
mencakup tanah, bumi, air dan ruang angkasa serta kekayaan alam yang ada di dalamnya.
Pengertian yang demikian didasarkan pada rumusan Pasal 2 ayat (1) UUPA yang berbunyi :
“Atas dasar ketentuan dalam pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar dan hal-hal sebagai
yang dimaksud dalam pasal 1, bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya itu pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh negara, sebagai organisasi
seluruh rakyat.”
Rumusan Pasal 2 tersebut sangat relevan dengan (bahkan menurut Prof. Dr. A. P.
Parlindungan merupakan tafsiran yang tepat sekali dari berbagai istilah yang terdapat dalam
Pasal 33 ayat ayat (3) UUD 1945 yang menegaskan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara.
Rumusan Pasal 2 tersebut sangat relevan dengan (bahkan menurut Prof. Dr. A. P.
Parlindungan merupakan tafsiran yang tepat sekali dari berbagai istilah yang terdapat dalam
Pasal 33 ayat ayat (3) UUD 1945 yang menegaskan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara.