Anda di halaman 1dari 2

"Maxie! Kemarilah sebentar!

" Dora, nenek Max, bersorak dari balik pintu ruang tamu sementara
wanita tua itu sibuk merajut syal seperti kebiasaannya setiap tahun menjelang Tahun Baru. Ceres, kakek
Max, menghabiskan musim dinginnya dengan bermain mahjong bersama teman Cina-nya, Zhao Tsu Yi,
yang rumahnya hanya bersebelahan dinding dengan kediaman Max. Kedua pria tua itu selalu meributkan
siapa yang berhak memakan panekuk buatan Dora. (Nenek Max sangat mahir membuat panekuk tapi ia
bahkan tidak bersedia memberikan resep pada keluarga besarnya yang selalu saja mendesak bahkan
menyogok nenek tua pelit itu).

Max, tangannya cekatan memilah-milah barang yang pagi ini akan ia jual kepada Robin, kenalannya di
kampus sekaligus penjual barang bekas di pusat kota London. Sekarang ini Max sangat memerlukan biaya
untuk kuliahnya, dan uang yang ia dapat dari pekerjaannya sebagai pelayan restoran masih tidak
mencukupi. Ia merasa sia-sia saja jika ia membiarkan nenek dan kakeknya ikut memikirkan masalah biaya
kuliahnya. Mereka sudah terlalu tua hanya untuk menyibukkan diri dengan masa depan cucu kesayangan
mereka.

"Apa kau mengabaikanku, Max? Kau tidak sopan!" Dora sekali lagi bersorak, membuat Max gelagapan
dan segera berlari menuju neneknya.

"Ya, Dora. Ada apa?"

"Apa kau bisa memberikan kue buatanku pada pacarmu, Lylac? Terakhir kali ia datang kemari, ia melahap
habis kue panekuk buatanku. Penggemarku bertambah lagi, haha." Dora berujar, mematut syal yang
baru saja diselesaikannya semenit lalu.

"Ya, tentu saja. Apa kau juga membuat panekuk untuk cucu kesayanganmu, Dora? Kurasa jika hanya
'pacarku' saja yang mendapatkan panekuk istimewa buatanmu, aku akan mogok makan!"

"Itu sebabnya aku membuat tiga loyang panekuk, bodoh! Sekarang berikan kue ini dan katakan 'Nenekku
sangat berterimakasih padamu dengan menghabiskan seluruh panekuk buatannya. Kebetulan ia
membuat kue ini, jadi terimalah.' "

"Dora, kurasa kau benar-benar dramatis! Sejak kapan kau begitu pemurah pada seorang gadis? Cucumu
saja tidak kau buatkan panekuk sampai tiga loyang. Dan parahnya, aku hanya mendapatkan sepotong
sisa gigitan Maxie!" Ceres berteriak protes, kaget dengan sikap luar biasa dari istri kikirnya itu.

"Sejak kau mencoba menggoda wanita penjual bunga itu, kakek. Dora tahu kalau kau mengajak nyonya
Pearl kencan. Dan aku sangat malu denganmu, kau tahu? Semua orang di kampus mengatakan kalau
kakekku itu sudah tua tapi masih suka selingkuh!" Max membela neneknya dan bersiap-siap pergi ketika
bel rumahnya tiba-tiba saja berbunyi.

"Buka pintunya, Maxie! Tidak baik jika tamu kita dibiarkan menunggu di luar terlalu lama. Apa nanti kata
tetangga jika aku terlambat membuka pintu?"

"Ya, Dora! Aku akan buka sekarang." Max beralih menuju pintu, masih memegang toples berisi panekuk
buatan Dora.
"Halo, Maxie! Apa kau sibuk hari ini? Jika tidak, bisakah kau pergi ke perpustakaan denganku? Kurasa aku
perlu meminjam buku di sana. Tugasku menumpuk Minggu ini." Lylac, dengan nafas tersengal-sengal,
memegangi gagang pintu dan terduduk satu detik setelahnya.

"Hei, kenapa kau terlibat sangat kacau, Lyl? Adakah sesuatu yang salah denganmu?" Max heran, sangat
langka mendapati Lylac dalam keadaan terengah-engah dan seperti dikejar oleh sesuatu.

"Ya. Dan jangan bertanya kepadaku sekarang. Kita harus pergi ke perpustakaan sekarang, Maxie! Atau dia
akan membunuhku sekarang!"

Anda mungkin juga menyukai