Makalah Kewarganegaraan
Makalah Kewarganegaraan
Disusun Oleh :
Nama : Aprianto
NIM : 2016140037
Kelas : 04TPLE011
TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Surya Kencana No. 1 Pamulang Telp (021)7412566, Fax. (021)7412566
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas pendidikan kewarganegaraan. Tugas ini dibuat dalam rangka memenuhi
tugas dari pendidikan kewarganegaraan. Selain itu juga penulis ingin memberikan pengetahuan
kepada pembaca mengenai Peranan Pemuda Dalam Pembangunan Bangsa Indonesia.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
mata kuliah pendidikan kewarganegaraan yang telah banyak memberikan pengetahuan kepada penulis
dalam menyusun tugas ini serta kepada semua pihak yang telah membantu .
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis
mengaharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca, khususnya dari teman-
teman mahasiswa dan dosen pembimbing.
i
DAFTAR ISI
i
BAB I
PENDAHULUAN
Pemuda-pemudi generasi sekarang sangat berbeda dengan generasi terdahulu dari segi
pergaulan atau sosialisasi, cara berpikir, dan cara menyelesaikan masalah. Pemuda-pemuda
zaman dahulu lebih berpikir secara rasional dan jauh ke depan. Dalam arti, mereka tidak asal
dalam berpikir maupun bertindak, tetapi mereka merumuskannya secara matang dan
mengkajinya kembali dengan melihat dampak-dampak yang akan muncul dari berbagai aspek.
Pemuda zaman dahulu juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Contohnya saja, sejarah
telah mencatat kiprah-kiprah pemuda Indonesia dalam memerdekakan Negara ini. Bung
Tomo, Bung Hatta, Ir. Soekarno, Sutan Syahrir, dan lain-lain rela mengorbankan harta,
bahkan mempertaruhkan nyawa mereka untuk kepentingan bersama, yaitu kemerdekaan
Indonesia.
Peranan pemuda saat ini dalam sosialisasi bermasyarakat menurun drastis. Mereka
lebih mengutamakan kesenangan untuk dirinya sendiri dan lebih sering bermain-main dengan
kelompoknya. Padahal, dulu biasanya pemuda lah yang berperan aktif dalam menyukseskan
kegiatan-kegiatan di masyarakat seperti acara keagamaan, peringatan Hari Kemerdekaan,
kerja bakti dan lain-lain. Seandainya saja pemuda-pemuda zaman dahulu seperti Ir. Soekarno,
Bung Hatta, Bung Tomo dan lain-lain masih hidup pasti mereka sedih melihat pemuda-
pemuda sekarang ini yang lebih mementingkan kesenangan pribadi. Generasi yang menjadi
harapan mereka melanjutkan perjuangan mereka, tidak punya lagi semangat nasionalisme.
Masa depan bangsa ada di tangan pemuda. Ungkapan ini memiliki semangat
konstruktif bagi pembangunan dan perubahan. Pemuda tidak selalu identik dengan kekerasan
dan anarkisme tetapi daya pikir revolusionernya yang menjadi kekuatan utama. Sebab, dalam
mengubah tatanan lama budaya bangsa dibutuhkan pola pikir terbaru, muda dan segar.
1
1.2 Tujuan
Makalah ini di buat dengan tujuan agar para pembaca terutama mahasiswa dapat mangetahui
dan memahami peran pemuda-pemudi dalam pembangunan bangsa indonesia.
1. BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan berisikan latar belakang mengenai pengertian pemuda dalam pembangunan
bangsa indonesia, tujuan dibuatnya makalah, dan sistematika penulisan.
2. BAB II PERMASALAHAN
Berisi tentang masalah yang akan dibahas, berupa garis besar dari judul dalam makalah ini.
2
BAB II
PERMASALAHAN
Masa depan bangsa ada di tangan pemuda. Ungkapan ini memiliki semangat
konstruktif bagi pembangunan dan perubahan. Pemuda tidak selalu identik dengan kekerasan
dan anarkisme tetapi daya pikir revolusionernya yang menjadi kekuatan utama. Sebab, dalam
mengubah tatanan lama budaya bangsa dibutuhkan pola pikir terbaru, muda dan segar.
Perkembangan pemikiran pemuda Indonesia mulai terekam jejaknya sejak tahun 1908 dan
berlangsung hingga sekarang. Periodisasinya dibagi menjadi 6 (enam) periode mulai dari
periode Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi 1945, Aksi Tritura
1966, periode 1967-1998 (Orde Baru).
Periode awal yaitu Kebangkitan Nasional tahun 1908, ditandai dengan berdirinya
Budi Utomo yang merupakan organisasi priyayi Jawa pada 20 mei 1908. Pada periode ini,
pemuda Indonesia mulai mengadopsi pemikiran-pemikiran Barat yang sedang booming pada
saat itu. Pemikiran-pemikiran tersebut antara lain adalah Sosialisme, Marxisme, Liberalisme,
dll. Pengaruh pemikiran ini terhadap pemikiran pemuda saat itu tergambar jelas pada ideologi
dari sebagian besar organisasi pergerakan yang mengadopsi pemikiran Barat serta model
gerakan yang mereka pakai. Dari beberapa gerakan yang terekam dalam sejarah Indonesia,
salah satu yang paling diminati adalah model gerakan radikal. Salah satu gerakan radikal yang
terbesar pada saat itu adalah Pemberontakan PKI tahun 1926. Pemberontakan ini merupakan
percobaan revolusi pertama di Hindia antara 1925-1926. Selain mengadopsi pemikiran Barat,
para pemuda di masa itu juga menerapkan esensi dari kebudayaan Jawa, Islam, dan konsep
kedaerahan lainnya sebagai pegangan (ideologi).
Periode berikutnya, Sumpah Pemuda 1928, ditandai dengan Kongres Pemuda pada
bulan Oktober 1928. Peristiwa ini merupakan pernyataan pengakuan atas 3 hal yaitu, satu
tanah air; Indonesia, satu bangsa; Indonesia, dan satu bahasa; Indonesia. Dari peristiwa ini
dapat kita gambarkan bahwa pemikiran pemuda Indonesia pada masa ini mencerminkan
keyakinan di dalam diri mereka bahwa mereka adalah orang Indonesia dan semangat
perjuangan mereka dilandasi oleh semangat persatuan.
Dengan melihat perkembangan pemikiran pemuda dari tahun 1908-1998, kita dapat
merefleksi sekaligus bercermin dari semangat perubahan yang mereka lakukan. Semangat
pembaruan yang lahir dari pemikiran mereka merupakan buah dari kerja keras dan disiplin.
Sebagai penerus tongkat estafet perjuangan yang menjadi simbol kemajuan suatu bangsa, kita
wajib meneladani semangat dan idealisme mereka agar kelak lahir Soekarno-Soekarno baru,
Soe Hok Gie-Soe Hok Gie baru, serta pemikir-pemikir baru yang memiliki pola pikir baru,
kreatif dan segar.
3
BAB III
PEMBAHASAN
Menurut Deddy T. Tikson (2005) bahwa pembangunan nasional dapat pula diartikan
sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan
strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur ekonomi, misalnya, dapat
dilihat melalui peningkatan atau pertumbuhan produksi yang cepat di sektor industri dan jasa,
sehingga kontribusinya terhadap pendapatan nasional semakin besar. Sebaliknya, kontribusi
sektor pertanian akan menjadi semakin kecil dan berbanding terbalik dengan pertumbuhan
industrialisasi dan modernisasi ekonomi.
Sebagaimana dikemukakan oleh para para ahli di atas, pembangunan adalah sumua
proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana. Sedangkan
perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak dari adanya
pem-bangunan.
Oleh karena dalam proses modernisasi itu terjadi suatu proses perubahan yang
mengarah pada perbaikan, para ahli manajemen pembangunan menganggapnya sebagai suatu
proses pembangunan di mana terjadi proses perubahan dari kehidupan tradisional menjadi
modern, yang pada awal mulanya ditandai dengan adanya penggunaan alat-alat modern,
menggantikan alat-alat yang tradisional.
4
3.2 Pokok-Pokok Pikiran
Dari uraian tersebut di atas diperoleh suatu kesimpulan bahwa manusia bermasyarakat
untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya yaitu kesejahteraan, keselamatan dan keamanan.
Ketiga hal itu adalah hakekat dari ketahanan nasional yang mencakup dan meliputi
kehidupan nasional yaitu aspek alamiah dan aspek sosial/kemasyarakatan sebagai
berikut:
Aspek alamiah bersifat statis dan sering disebut dengan istilah Trigatra, sedangkan aspek
sosial/kemasyarakatan bersifat dinamis disebut juga dengan istilah Pancagatra. Kedua
aspek itu biasanya disebut dengan Astagatra. Aspek-aspek di atas mempunyai hubungan
5
timbal balik antargatra yang sangat erat yang disebut dengan istilah keterhubungan
(korelasi) dan ketergantungan (interdependensi).
a. Pembangunan tidak boleh bersifat pragmatis, yaitu pembangunan itu tidak hanya
mementingkan tindakan nyata dan mengabaikan pertimbangan etis.
b. Pembangunan tidak boleh bersifat ideologis, yaitu secara mutlak melayani
Ideologi tertentu dan mengabaikan manusia nyata.
c. Pembangunan harus menghormati HAM, yaitu pembangunan tidak boleh
mengorbankan manusia nyata melainkan menghormati harkat dan martabat
bangsa.
d. Pembangunan dilaksanakan secara demokratis, artinya melibatkan masyarakat
sebagai tujuan pembangunan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut
kebutuhan mereka.
e. Pembangunan diperioritaskan pada penciptaan taraf minimum keadilan sosial,
yaitu mengutamakan mereka yang paling lemah untuk menghapuskan kemiskinan
struktural. Kemiskinan struktural, adalah kemiskinan yang timbul bukan akibat
malasnya individu atau warga Negara, melainkan diakibatkan dengan adanya
struktur-struktur sosial yang tidak adil.
Catatan :
Tujuan nasional dalam Pembukaan UUD 1945, adalah :
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
6
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan, kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Dalam pendekatan ekosferis, generasi muda atau pemuda berada dalam status
yang sama dalam menghadapi dinamika kehidupan seperti halnya orang tua. Generasi
tua sebagai ‘generasi yang berlalu’ (passsing generation) berkewajiban membimbing
generasi muda sebagai generasi penerus, mempersiapkan generasi muda untuk
memikul tanggung jawabnya yang semakin kompleks. Di pihak lain, generasi muda
yang penuh dinamika, berkewajiban mengisi akumulator generasi tua yang makin
melemah, di samping memetik buah pengalaman generasi tua. Dalam hubungan ini,
generasi tua tidak dapat mengklaim bahwa merekalah satu-satunya penyelamat
masyarakat dan negara.
Sebaliknya generasi muda tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk
memelihara dan membangun masyarakat dan negara. Pemuda memiliki peran yang
lebih berat karena merekalah yang akan hidup dan menikmati masa depan. Sejarah
memperlihatkan kiprah kaum muda selalu mengikuti setiap tapak-tapak penting
sejarah. Pemuda sering tampil sebagai kekuatan utama dalam proses modernisasi dan
perubahan. Dan biasanya pula pemuda jenis ini adalah para pemuda yang terdidik
yang mempunyai kelebihan dalam pemikiran ilmiah, selain semangat mudanya, sifat
kritisnya, kematangan logikanya dan ‘kebersihan’-nya dari noda orde masanya.
7
Melihat peran pemuda tersebut, posisi pemuda sebagai salah satu elemen bangsa
adalah sangat urgen. Krisis ekonomi yang merembet ke krisis multidimensi ini belum
berakhir. Pemuda yang menjadi penggerak pada setiap zamannya, kembali dituntut
untuk tampil, meski tantangan yang dihadapi selalu berbeda.
Pemuda tidak selalu identik dengan kekerasan dan anarkisme tetapi daya
pikir revolusionernya yang menjadi kekuatan utama. Sebab, dalam mengubah
tatanan lama budaya bangsa dibutuhkan pola pikir terbaru, muda dan segar.
8
kelak lahir Soekarno-Soekarno baru, Soe Hok Gie-Soe Hok Gie baru, serta pemikir-
pemikir baru yang memiliki pola pikir baru, kreatif dan segar.
Hal ini harus menjadi catatan agar pemuda lebih memiliki daya sensitivitas,
karena bangsa ini sesungguhnya sedang menghadapi problem multidimensi yang
serius, dan harus dituntaskan secara simultan tidak fragmentasi. Oleh karena itu,
rekonstruksi nilai-nilai dasar bangsa ke depan perlu bberapa langkah strategis dalam
mengatasi persoalan bangsa ;
9
3.3.4 Strategi Pemuda Untuk Memujudkan Wawasan Kebangsaan
Dalam pelaksanaan strtategi ini, perlu dirancang rumusan hak dan kewajiban
yang merupakan proses gradual semenjak kanak-kanak hingga mencapai usia dewasa.
Proses gradual ini secara sosiologis meru¬pakan proses sosialisasi (penanaman) nilai
dan norma masyarakat sesuai dengan tahapan usianya. Proses ini dapat
dikelompokkan sesuai usia; 0-6 tahun, 6-18 tahun, 18-21 tahun dan 21-35 tahun.
Kelompok 6-18 tahun harus mulai melakukan interaksi sosial dalam rangka
memperoleh keterampilan sosial sebagai bekal untuk menjadi orang dewasa sehingga
ketika mereka mencapai usia kelompok berikutnya (usia 21-35 tahun), diharapkan
mampu mencapai tingkat kematangan pemikiran sekaligus mampu menerapkannya
dalam lingkungannya.
10
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Pemuda adalah agen perubahan, baik buruknya bangsa indonesia itu tergantung
dengan generasi penerusnya. Apabila generasi muda Indonesia memiliki mental, edukatif,
inovatif, dan religious insyaallah Indonesia dipimpin generasi yang terdidik, inovatif dan
berketuhanan dan dapat tercapai keinginan bangsa indonesia di tahun mendatang untuk
menjadi negara maju.
4.2 Saran
Jadilah pemuda yang berguna untuk diri sendiri, orang tua, orang lain, dan nagara
NKRI. Dimulai dari hal kecil kita jadikan bangsa indonesia menjadi negara maju.
11