Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

PEMUDA SEBAGAI PEMBANGUN


BANGSA

Disusun Oleh :
Nama : Aprianto
NIM : 2016140037
Kelas : 04TPLE011

TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Surya Kencana No. 1 Pamulang Telp (021)7412566, Fax. (021)7412566

Tangerang Selatan - Banten


Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas pendidikan kewarganegaraan. Tugas ini dibuat dalam rangka memenuhi
tugas dari pendidikan kewarganegaraan. Selain itu juga penulis ingin memberikan pengetahuan
kepada pembaca mengenai Peranan Pemuda Dalam Pembangunan Bangsa Indonesia.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
mata kuliah pendidikan kewarganegaraan yang telah banyak memberikan pengetahuan kepada penulis
dalam menyusun tugas ini serta kepada semua pihak yang telah membantu .

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis
mengaharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca, khususnya dari teman-
teman mahasiswa dan dosen pembimbing.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................................ i

Dafar Isi ...................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................................. 1

1.2 Tujuan ........................................................................................................................ 2

1.3 Metode Penulisan ....................................................................................................... 2

BAB II PERMASALAHAN ....................................................................................................... 3

2.1 Bagaimana Pemuda Berperan Dalam Pembangunan Bangsa Indonesia? .................. 3

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................... 4

3.1 Pengertian pembangunan bangsa indonesia ............................................................... 4

3.2 Pokok-Pokok Pikiran ................................................................................................. 5

3.2.1 Manusia Berbudaya........................................................................................... 5


3.2.2 Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan ..................................................... 6
3.2.3 Makna Pembangunan Nasional ......................................................................... 6
3.2.4 Hakekat Pembangunan Nasional....................................................................... 6
3.2.5 Tujuan Pembangunan Nasional ......................................................................... 6

3.3 Peran Pemuda Dalam Pembangunan Bangsa Indonesia ............................................ 7

3.3.1 Peran Pemuda dan Urgensi Keberadaan Pemuda................................................ 7


3.3.2 Peranan Pemuda Dalam Pembangunan Bangsa Indonesia ................................. 8
3.3.3 Sikap Pemuda terhadap Persoalan Bangsa.......................................................... 9
3.3.4 Strategi Pemuda Untuk Memujudkan Wawasan Kebangsaan ............................ 10

BAB III KESIMPULAN dan SARAN ....................................................................................... 11

4.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 11

4.2 Saran .......................................................................................................................... 11

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemuda merupakan penerus perjuangan generasi terdahulu untuk mewujukan cita-cita


bangsa. Pemuda menjadi harapan dalam setiap kemajuan di dalam suatu bangsa, Pemuda lah
yang dapat merubah pandangan orang terhadap suatu bangsa dan menjadi tumpuan para
generasi terdahulu untuk mengembangkan suatu bangsa dengan ide-ide ataupun gagasan
yang berilmu, wawasan yang luas, serta berdasarkan kepada nilai-nilai dan norma yang
berlaku di dalam masyarakat.

Pemuda-pemudi generasi sekarang sangat berbeda dengan generasi terdahulu dari segi
pergaulan atau sosialisasi, cara berpikir, dan cara menyelesaikan masalah. Pemuda-pemuda
zaman dahulu lebih berpikir secara rasional dan jauh ke depan. Dalam arti, mereka tidak asal
dalam berpikir maupun bertindak, tetapi mereka merumuskannya secara matang dan
mengkajinya kembali dengan melihat dampak-dampak yang akan muncul dari berbagai aspek.
Pemuda zaman dahulu juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Contohnya saja, sejarah
telah mencatat kiprah-kiprah pemuda Indonesia dalam memerdekakan Negara ini. Bung
Tomo, Bung Hatta, Ir. Soekarno, Sutan Syahrir, dan lain-lain rela mengorbankan harta,
bahkan mempertaruhkan nyawa mereka untuk kepentingan bersama, yaitu kemerdekaan
Indonesia.

Sedangkan pemuda zaman sekarang, masih terkesan acuh terhadap masalah-masalah


sosial di lingkungannya. Pemuda-pemuda saat ini telah terpengaruh dalam hal pergaulan
bebas, penyalahgunaan narkotika, kenakalan remaja, bahkan kemajuan teknologi pun yang
seharusnya membuat mereka lebih terfasilitasi untuk menambah wawasan ataupun bertukar
informasi justru malah disalahgunakan. Tidak jarang kaum-kaum muda saat ini yang
menggunakan internet untuk hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan seorang pemuda, seperti
membuka situs-situs porno dan sebagainya.

Peranan pemuda saat ini dalam sosialisasi bermasyarakat menurun drastis. Mereka
lebih mengutamakan kesenangan untuk dirinya sendiri dan lebih sering bermain-main dengan
kelompoknya. Padahal, dulu biasanya pemuda lah yang berperan aktif dalam menyukseskan
kegiatan-kegiatan di masyarakat seperti acara keagamaan, peringatan Hari Kemerdekaan,
kerja bakti dan lain-lain. Seandainya saja pemuda-pemuda zaman dahulu seperti Ir. Soekarno,
Bung Hatta, Bung Tomo dan lain-lain masih hidup pasti mereka sedih melihat pemuda-
pemuda sekarang ini yang lebih mementingkan kesenangan pribadi. Generasi yang menjadi
harapan mereka melanjutkan perjuangan mereka, tidak punya lagi semangat nasionalisme.

Masa depan bangsa ada di tangan pemuda. Ungkapan ini memiliki semangat
konstruktif bagi pembangunan dan perubahan. Pemuda tidak selalu identik dengan kekerasan
dan anarkisme tetapi daya pikir revolusionernya yang menjadi kekuatan utama. Sebab, dalam
mengubah tatanan lama budaya bangsa dibutuhkan pola pikir terbaru, muda dan segar.

1
1.2 Tujuan
Makalah ini di buat dengan tujuan agar para pembaca terutama mahasiswa dapat mangetahui
dan memahami peran pemuda-pemudi dalam pembangunan bangsa indonesia.

Adapun tujuan dari makalah ini adalah :


1.2.1 Untuk mengetahui pengertian pembangunan bangsa indonesia.
1.2.2 Untuk mengetahui pokok-pokok pikiran pembangunan bangsa indonesia.
1.2.3 Untuk mengetahui peran pemuda-pemudi dalam pembangunan bangsa indonesia.

1.3 Metode Penulisan


Agar makalah ini dapat dipahami pembaca, maka penulis membuat sistematika penulisan
makalah sebagai berikut :

1. BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan berisikan latar belakang mengenai pengertian pemuda dalam pembangunan
bangsa indonesia, tujuan dibuatnya makalah, dan sistematika penulisan.

2. BAB II PERMASALAHAN
Berisi tentang masalah yang akan dibahas, berupa garis besar dari judul dalam makalah ini.

3. BAB III PEMBAHASAN


Peran pemuda-pemudi dalam pembangunan bangsa indonesia berisikan pengertian
pembangunan bangsa indonesia, pokok-pokok pikiran pembangunan bangsa indonesia, peran
pemuda-pemudi dalam pembangunan bangsa indonesai.

4. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


Berisi tentang kesimpulan dari penulis dalam makalah dan masukan untuk judul yang diambil.

2
BAB II

PERMASALAHAN

2.1 Bagaimana Pemuda Berperan Dalam Pembangunan Bangsa Indonesia?

Masa depan bangsa ada di tangan pemuda. Ungkapan ini memiliki semangat
konstruktif bagi pembangunan dan perubahan. Pemuda tidak selalu identik dengan kekerasan
dan anarkisme tetapi daya pikir revolusionernya yang menjadi kekuatan utama. Sebab, dalam
mengubah tatanan lama budaya bangsa dibutuhkan pola pikir terbaru, muda dan segar.

Perkembangan pemikiran pemuda Indonesia mulai terekam jejaknya sejak tahun 1908 dan
berlangsung hingga sekarang. Periodisasinya dibagi menjadi 6 (enam) periode mulai dari
periode Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi 1945, Aksi Tritura
1966, periode 1967-1998 (Orde Baru).

Periode awal yaitu Kebangkitan Nasional tahun 1908, ditandai dengan berdirinya
Budi Utomo yang merupakan organisasi priyayi Jawa pada 20 mei 1908. Pada periode ini,
pemuda Indonesia mulai mengadopsi pemikiran-pemikiran Barat yang sedang booming pada
saat itu. Pemikiran-pemikiran tersebut antara lain adalah Sosialisme, Marxisme, Liberalisme,
dll. Pengaruh pemikiran ini terhadap pemikiran pemuda saat itu tergambar jelas pada ideologi
dari sebagian besar organisasi pergerakan yang mengadopsi pemikiran Barat serta model
gerakan yang mereka pakai. Dari beberapa gerakan yang terekam dalam sejarah Indonesia,
salah satu yang paling diminati adalah model gerakan radikal. Salah satu gerakan radikal yang
terbesar pada saat itu adalah Pemberontakan PKI tahun 1926. Pemberontakan ini merupakan
percobaan revolusi pertama di Hindia antara 1925-1926. Selain mengadopsi pemikiran Barat,
para pemuda di masa itu juga menerapkan esensi dari kebudayaan Jawa, Islam, dan konsep
kedaerahan lainnya sebagai pegangan (ideologi).

Periode berikutnya, Sumpah Pemuda 1928, ditandai dengan Kongres Pemuda pada
bulan Oktober 1928. Peristiwa ini merupakan pernyataan pengakuan atas 3 hal yaitu, satu
tanah air; Indonesia, satu bangsa; Indonesia, dan satu bahasa; Indonesia. Dari peristiwa ini
dapat kita gambarkan bahwa pemikiran pemuda Indonesia pada masa ini mencerminkan
keyakinan di dalam diri mereka bahwa mereka adalah orang Indonesia dan semangat
perjuangan mereka dilandasi oleh semangat persatuan.

Dengan melihat perkembangan pemikiran pemuda dari tahun 1908-1998, kita dapat
merefleksi sekaligus bercermin dari semangat perubahan yang mereka lakukan. Semangat
pembaruan yang lahir dari pemikiran mereka merupakan buah dari kerja keras dan disiplin.
Sebagai penerus tongkat estafet perjuangan yang menjadi simbol kemajuan suatu bangsa, kita
wajib meneladani semangat dan idealisme mereka agar kelak lahir Soekarno-Soekarno baru,
Soe Hok Gie-Soe Hok Gie baru, serta pemikir-pemikir baru yang memiliki pola pikir baru,
kreatif dan segar.

3
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Pembangunan Bangsa Indonesia

Pembangunan Menurut Para ahli

Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu usaha


atau rangkaian usaha pertumbuhan dan per-ubahan yang berencana dan dilakukan secara
sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan
bangsa (nation building)”. Sedangkan Ginanjar Kartasas-mita (1994) memberikan pengertian
yang lebih sederhana, yaitu sebagai “suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui
upaya yang dilakukan secara terencana.

Menurut Deddy T. Tikson (2005) bahwa pembangunan nasional dapat pula diartikan
sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan
strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur ekonomi, misalnya, dapat
dilihat melalui peningkatan atau pertumbuhan produksi yang cepat di sektor industri dan jasa,
sehingga kontribusinya terhadap pendapatan nasional semakin besar. Sebaliknya, kontribusi
sektor pertanian akan menjadi semakin kecil dan berbanding terbalik dengan pertumbuhan
industrialisasi dan modernisasi ekonomi.

Transformasi sosial dapat dilihat melalui pendistribusian kemakmuran melalui


pemerataan memperoleh akses terhadap sumber daya sosial-ekonomi, seperti pendidikan,
kesehatan, perumahan, air bersih,fasilitas rekreasi, dan partisipasi dalam proses pembuatan
keputusan politik. Sedangkan transformasi budaya sering dikaitkan, antara lain, dengan
bangkitnya semangat kebangsaan dan nasionalisme, disamping adanya perubahan nilai dan
norma yang dianut masyarakat, seperti perubahan dan spiritualisme ke
materialisme/sekularisme. Pergeseran dari penilaian yang tinggi kepada penguasaan materi,
dari kelembagaan tradisional menjadi organisasi modern dan rasional.

Sebagaimana dikemukakan oleh para para ahli di atas, pembangunan adalah sumua
proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana. Sedangkan
perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak dari adanya
pem-bangunan.

Dengan semakin meningkatnya kompleksitas kehidupan ma-syarakat yang


menyangkut berbagai aspek, pemikiran tentang modernisasi pun tidak lagi hanya mencakup
bidang ekonomi dan industri, melainkan telah merambah ke seluruh aspek yang dapat
mempengaruhi kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, moderni-sasi diartikan sebagai proses
trasformasi dan perubahan dalam masya-rakat yang meliputi segala aspeknya, baik ekonomi,
industri, sosial, budaya, dan sebagainya.

Oleh karena dalam proses modernisasi itu terjadi suatu proses perubahan yang
mengarah pada perbaikan, para ahli manajemen pembangunan menganggapnya sebagai suatu
proses pembangunan di mana terjadi proses perubahan dari kehidupan tradisional menjadi
modern, yang pada awal mulanya ditandai dengan adanya penggunaan alat-alat modern,
menggantikan alat-alat yang tradisional.

4
3.2 Pokok-Pokok Pikiran

Upaya pencapaian pembangunan bangsa indonesia sebagai pijakan tujuan


nasional yang disepakati bersama didasarkan pada pokok-pokok pikiran berikut :

3.2.1 Manusia Berbudaya


Manusia adalah mahluk Tuhan yang pertama-tama berusaha menjaga,
mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, manusia
berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dari yang paling pokok sampai yang paling
mutakhir baik yang bersifat materi maupun kejiwaan.

Manusia dikatakan mahluk Tuhan yang sempurna karena memiliki naluri,


kemampuan berpikir, akal dan berbagai ketrampilan, senantiasa berjuang. Untuk
keperluan itu maka manusia hidup berkelompok (homo socius) dan menghuni suatu
wilayah tertentu yang dibinanya dengan kemampuan dan kekuasaannya (zoon politicon).
Oleh karena itu, manusia berbudaya senantiasa selalu mengadakan hubungan-hubungan
sebagai berikut :

a) Manusia dengan Tuhan dinamakan Agama/Kepercayaan


b) Manusia dengan cita-cita dinamakan Ideologi
c) Manusia dengan kekuatan/kekuasaan dinamakan Politik
d) Manusia dengan pemenuhan kebutuhan dinamakan Ekonomi
e) Manusia dengan penguasaan/pemanfaatan alam dinamakan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
f) Manusia dengan manusia dinamakan Sosial
g) Manusia dengan rasa Keindahan dinamakan Seni/Budaya
h) Manusia dengan rasa aman dinamakan Pertahanan dan Keamanan

Dari uraian tersebut di atas diperoleh suatu kesimpulan bahwa manusia bermasyarakat
untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya yaitu kesejahteraan, keselamatan dan keamanan.
Ketiga hal itu adalah hakekat dari ketahanan nasional yang mencakup dan meliputi
kehidupan nasional yaitu aspek alamiah dan aspek sosial/kemasyarakatan sebagai
berikut:

Aspek alamiah adalah :


a) Posisi dan lokasi geografi Negara
b) Keadaan dan kekayaan alam
c) Keadaan dan kemampuan penduduk

Aspek sosial/kemasyarakatan adalah :


a) Ideologi
b) Politik
c) Sosial
d) Budaya
e) Pertahanan dan Keamanan.

Aspek alamiah bersifat statis dan sering disebut dengan istilah Trigatra, sedangkan aspek
sosial/kemasyarakatan bersifat dinamis disebut juga dengan istilah Pancagatra. Kedua
aspek itu biasanya disebut dengan Astagatra. Aspek-aspek di atas mempunyai hubungan

5
timbal balik antargatra yang sangat erat yang disebut dengan istilah keterhubungan
(korelasi) dan ketergantungan (interdependensi).

3.2.2 Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan


Pancasila sebagai paradigma pembangunan, artinya pancasila berisi anggapan-
anggapan dasar yang merupakan kerangka keyakinan yang berfungsi sebagai acuan,
pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pemamfaatan hasil-hasil
pembangunan nasional. Misalnya :

a. Pembangunan tidak boleh bersifat pragmatis, yaitu pembangunan itu tidak hanya
mementingkan tindakan nyata dan mengabaikan pertimbangan etis.
b. Pembangunan tidak boleh bersifat ideologis, yaitu secara mutlak melayani
Ideologi tertentu dan mengabaikan manusia nyata.
c. Pembangunan harus menghormati HAM, yaitu pembangunan tidak boleh
mengorbankan manusia nyata melainkan menghormati harkat dan martabat
bangsa.
d. Pembangunan dilaksanakan secara demokratis, artinya melibatkan masyarakat
sebagai tujuan pembangunan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut
kebutuhan mereka.
e. Pembangunan diperioritaskan pada penciptaan taraf minimum keadilan sosial,
yaitu mengutamakan mereka yang paling lemah untuk menghapuskan kemiskinan
struktural. Kemiskinan struktural, adalah kemiskinan yang timbul bukan akibat
malasnya individu atau warga Negara, melainkan diakibatkan dengan adanya
struktur-struktur sosial yang tidak adil.

3.2.3 Makna Pembangunan Nasional.


Adalah rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang
meliputi aspek politik, ekonomi, sosial dan budaya, dan Hankam untuk mencapai
tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam aline IV Pembukaan UUD 1945.

3.2.4 Hakekat Pembangunan Nasional

Adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan


masyarakat Indonesia pada umumnya. Wujud manusia Indonesia seutuhnya adalah
manusia Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas dan trampil,
berbudi luhur, berakhlak mulia, desiplin, sehat jasmani dan rohani, bertanggung
jawab, dan mampu membangun diri dalam rangka membangun bangsanya.

3.2.5 Tujuan Pembangunan Nasional


Untuk mencapai tujuan nasional sebagaimnana yang termaktub dalam alinea ke
empat pembukaan UUD 1945 dalam rangka mencapai masyarakat Indonesia yang
adil dan makmur lahir dan batin berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam wadah
Negara kesatuan RI dan lingkup pergaulan internasional yang merdeka dan berdaulat.

Catatan :
Tujuan nasional dalam Pembukaan UUD 1945, adalah :
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.

6
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan, kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

3.3 Peran Pemuda Dalam Pembangunan Bangsa Indonesia

3.3.1 Peran Pemuda dan Urgensi Keberadaan Pemuda


Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi
muda dan kaum muda yang memiliki terminologi beragam. Untuk menyebut pemuda,
digunakan istilah young human resources sebagai salah satu sumber pembangunan.
Mereka adalah generasi yang ditempatkan sebagai subjek pemberdayaan yang
memiliki kualifikasi efektif dengan kemampuan dan keterampilan yang didukung
penguasaan iptek untuk dapat maju dan berdiri dalam keterlibatannya secara aktif
bersama kekuatan efektif lainnya guna penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi
bangsa. Meskipun tidak pula dipungkiri bahwa pemuda sebagai objek pemberdayaan,
yaitu mereka yang masih memerlukan bantuan, dukungan dan pengembangan ke arah
pertumbuhan potensi dan kemampuan efektif ke tingkat yang optimal untuk dapat
bersikap mandiri dan melibatkan secara fungsional .

Dalam pendekatan ekosferis, generasi muda atau pemuda berada dalam status
yang sama dalam menghadapi dinamika kehidupan seperti halnya orang tua. Generasi
tua sebagai ‘generasi yang berlalu’ (passsing generation) berkewajiban membimbing
generasi muda sebagai generasi penerus, mempersiapkan generasi muda untuk
memikul tanggung jawabnya yang semakin kompleks. Di pihak lain, generasi muda
yang penuh dinamika, berkewajiban mengisi akumulator generasi tua yang makin
melemah, di samping memetik buah pengalaman generasi tua. Dalam hubungan ini,
generasi tua tidak dapat mengklaim bahwa merekalah satu-satunya penyelamat
masyarakat dan negara.

Sebaliknya generasi muda tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk
memelihara dan membangun masyarakat dan negara. Pemuda memiliki peran yang
lebih berat karena merekalah yang akan hidup dan menikmati masa depan. Sejarah
memperlihatkan kiprah kaum muda selalu mengikuti setiap tapak-tapak penting
sejarah. Pemuda sering tampil sebagai kekuatan utama dalam proses modernisasi dan
perubahan. Dan biasanya pula pemuda jenis ini adalah para pemuda yang terdidik
yang mempunyai kelebihan dalam pemikiran ilmiah, selain semangat mudanya, sifat
kritisnya, kematangan logikanya dan ‘kebersihan’-nya dari noda orde masanya.

Angkatan 1908 mendapat inspirasi dari asiatic reveil (kebangkitan bangsa-


bangsa Asia) akibat kemenangan Jepang terhadap Rusia pada tahun 1904-1905,
sehingga mulai tumbuh kesadaran sebagai bangsa. Melalui Sumpah Pemuda tanggal
28 Oktober 1928, para pemuda berikrar untuk mengakui satu bangsa Indonesia.
Angkatan 1945 menjadi angkatan yang mendorong lahirnya negara baru bernama
Indonesia melalui proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Angkatan 1966
melakukan koreksi terhadap kepemimpinan nasional yang dipicu oleh pemberontakan
PKI. Angkatan 1966 juga dianggap sebagai penyelamat atas keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Angkatan 1974 menjadi angkatan yang mengoreksi
kebijakan pemerintah Orde Baru hingga Angkatan 1998 sebagai pendobrak otokrasi
yang dilakukan oleh Presiden Soeharto. Lewat gerakan Reformasi, kembali peran
pemuda diharapkan muncul sebagai ‘penyelamat krisis’ bangsa.

7
Melihat peran pemuda tersebut, posisi pemuda sebagai salah satu elemen bangsa
adalah sangat urgen. Krisis ekonomi yang merembet ke krisis multidimensi ini belum
berakhir. Pemuda yang menjadi penggerak pada setiap zamannya, kembali dituntut
untuk tampil, meski tantangan yang dihadapi selalu berbeda.

3.3.2 Peranan Pemuda Dalam Pembangunan Bangsa Indonesia


Pemuda merupakan penerus perjuangan generasi terdahulu untuk mewujukan
cita-cita bangsa. Pemuda menjadi harapan dalam setiap kemajuan di dalam suatu
bangsa, Pemuda lah yang dapat merubah pandangan orang terhadap suatu bangsa dan
menjadi tumpuan para generasi terdahulu untuk mengembangkan suatu bangsa
dengan ide-ide ataupun gagasan yang berilmu, wawasan yang luas, serta berdasarkan
kepada nilai-nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.

Pemuda tidak selalu identik dengan kekerasan dan anarkisme tetapi daya
pikir revolusionernya yang menjadi kekuatan utama. Sebab, dalam mengubah
tatanan lama budaya bangsa dibutuhkan pola pikir terbaru, muda dan segar.

Perkembangan pemikiran pemuda Indonesia mulai terekam jejaknya sejak


tahun 1908 dan berlangsung hingga sekarang. Periodisasinya dibagi menjadi 6 (enam)
periode mulai dari periode Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928,
Proklamasi 1945, Aksi Tritura 1966, periode 1967-1998 (Orde Baru).

Periode awal yaitu Kebangkitan Nasional tahun 1908, ditandai dengan


berdirinya Budi Utomo yang merupakan organisasi priyayi Jawa pada 20 mei 1908.
Pada periode ini, pemuda Indonesia mulai mengadopsi pemikiran- pemikiran Barat
yang sedang booming pada saat itu. Pemikiran-pemikiran tersebut antara lain adalah
Sosialisme, Marxisme, Liberalisme, dll. Pengaruh pemikiran ini terhadap pemikiran
pemuda saat itu tergambar jelas pada ideologi dari sebagian besar organisasi
pergerakan yang mengadopsi pemikiran Barat serta model gerakan yang mereka
pakai. Dari beberapa gerakan yang terekam dalam sejarah Indonesia, salah satu yang
paling diminati adalah model gerakan radikal. Salah satu gerakan radikal yang
terbesar pada saat itu adalah Pemberontakan PKI tahun 1926. Pemberontakan ini
merupakan percobaan revolusi pertama di Hindia antara 1925-1926. Selain
mengadopsi pemikiran Barat, para pemuda di masa itu juga menerapkan esensi dari
kebudayaan Jawa, Islam, dan konsep kedaerahan lainnya sebagai pegangan
(ideologi).

Periode berikutnya, Sumpah Pemuda 1928, ditandai dengan Kongres Pemuda


pada bulan Oktober 1928. Peristiwa ini merupakan pernyataan pengakuan atas 3 hal
yaitu, satu tanah air; Indonesia, satu bangsa; Indonesia, dan satu bahasa; Indonesia.
Dari peristiwa ini dapat kita gambarkan bahwa pemikiran pemuda Indonesia pada
masa ini mencerminkan keyakinan di dalam diri mereka bahwa mereka adalah orang
Indonesia dan semangat perjuangan mereka dilandasi oleh semangat persatuan.

Dengan melihat perkembangan pemikiran pemuda dari tahun 1908-1998, kita


dapat merefleksi sekaligus bercermin dari semangat perubahan yang mereka lakukan.
Semangat pembaruan yang lahir dari pemikiran mereka merupakan buah dari kerja
keras dan disiplin. Sebagai penerus tongkat estafet perjuangan yang menjadi simbol
kemajuan suatu bangsa, kita wajib meneladani semangat dan idealisme mereka agar

8
kelak lahir Soekarno-Soekarno baru, Soe Hok Gie-Soe Hok Gie baru, serta pemikir-
pemikir baru yang memiliki pola pikir baru, kreatif dan segar.

3.3.3 Sikap Pemuda terhadap Persoalan Bangsa


Potensi yang dimiliki oleh generasi muda diharapkan mampu meningkatkan
peran dan memberikan kontribusi dalam mengatasi persoalan bangsa. Persoalan
bangsa, bahkan menuju pada makin memudarnya atau tereliminasinya jiwa dan
semangat bangsa. Berbagai gejala sosial dengan mudah dapat dilihat, mulai dari
rapuhnya sendi-sendi kehidupan masyarakat, rendahnya sensitivitas sosial,
memudarnya etika, lemahnya penghargaan nilai-nilai kemanusiaan, kedudukan dan
jabatan bukan lagi sebagai amanah penederitaan rakyat, tak ada lagi jaminan rasa
aman, mahalnya menegakan keadilan dan masih banyak lagi problem sosial yang kita
harus selesaikan.

Hal ini harus menjadi catatan agar pemuda lebih memiliki daya sensitivitas,
karena bangsa ini sesungguhnya sedang menghadapi problem multidimensi yang
serius, dan harus dituntaskan secara simultan tidak fragmentasi. Oleh karena itu,
rekonstruksi nilai-nilai dasar bangsa ke depan perlu bberapa langkah strategis dalam
mengatasi persoalan bangsa ;

1. Komitmen untuk meningkatkan kemandirian dan martabat bangsa.


Kemandirian dan martabat bangsa Indonesia di mata dunia adalah
terpompanya harga diri bangsa. Seluruh aktivitas pembangunan sejauh
mungkin dijalankan berdasar kemampuan sendiri, misalnya dengan
menegakkan semangat berdikari.
2. Harmonisasi kehidupan sosial dan meningkatkan ekspektasi masyarakat
sehingga berkembang mutual social trust yang berawal dari komitmen seluruh
komponen bangsa. Pelaksanaan hukum, sebagai benteng formal untuk
mengatasi korupsi, tidak boleh dipaksa tunduk pada kemauan pribadi pucuk
pimpinan negara.
3. Penyelenggara negara dan segenap elemen bangsa harus terjalin dalam satu
kesatuan jiwa Kata kucinya adalah segera terwujudnya sistem kepemimpinan
nasional yang kuat dan berwibawa di mata rakyat yang memiliki integritas
tinggi (terpercaya, jujur dan adil), adanya kejelasan visi (ke depan) pemimpin
yang jelas dan implementatif, pemimpin yang mampu memberi inspirasi
(inspiring) dan mengarahkan (directing) semangat rakyat secara kolektif,
memiliki semangat jihad, komunikatif terhadap rakyat, mampu
membangkitkan semangat solidaritas (solidarity maker) atau conflict
resolutor. Dan untuk pemuda, mereka harus mempu memperjuangkan sistem
nilai-nilai yang merepresentasikan aspirasi, sensitivitas dan integritas para
generasi muda terhadap gejala ketidakadilan yang terjadi di masyarakat.

9
3.3.4 Strategi Pemuda Untuk Memujudkan Wawasan Kebangsaan

Strategi yang perlu dilakukan untuk mewujudkan pemuda Indonesia yang


berwawasan kebangsaan, cerdas, terampil, kreatif, memiliki daya saing dan berakhlak
mulia adalah :
1. pemberdayaan generasi muda yang dilaksanakan harus terencana,
menyeluruh, terpadu, terarah, bertahap dan berlanjut untuk memacu tumbuh
kembangnya wawasan generasi muda dalam mewujudkan kehidupan yang
sejajar dengan generasi muda bangsa-bangsa lain. Usaha pengembangan ini
merupakan pemerataan serta perluasan dari tahap sebelumnya dan merupakan
rangkaian yang berkelanjutan.
2. pemberdayaan generasi muda merupakan program pembangunan yang
bersifat lintas bidang dan lintas sektoral, harus dikoordinasikan sedini
mungkin dari perumusan kebijaksanaan, perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan pengawasanserta melibatkan peran serta masyarakat.
3. menempatkan posisi generasi muda lebih sebagai subjek dibanding sebagai
objek dan pada tingkat tertentu diharapkan agar generasi muda dapat berperan
secara lebih aktif, produktif dalam membangun jati diri secara bertanggung
jawab dan efektif.

Dalam pelaksanaan strtategi ini, perlu dirancang rumusan hak dan kewajiban
yang merupakan proses gradual semenjak kanak-kanak hingga mencapai usia dewasa.
Proses gradual ini secara sosiologis meru¬pakan proses sosialisasi (penanaman) nilai
dan norma masyarakat sesuai dengan tahapan usianya. Proses ini dapat
dikelompokkan sesuai usia; 0-6 tahun, 6-18 tahun, 18-21 tahun dan 21-35 tahun.
Kelompok 6-18 tahun harus mulai melakukan interaksi sosial dalam rangka
memperoleh keterampilan sosial sebagai bekal untuk menjadi orang dewasa sehingga
ketika mereka mencapai usia kelompok berikutnya (usia 21-35 tahun), diharapkan
mampu mencapai tingkat kematangan pemikiran sekaligus mampu menerapkannya
dalam lingkungannya.

Pemuda dan masyarakat umumnya, memerlukan fasilitas untuk mencapai


kemandirian. Pertama, harus diciptakan iklim yang kondusif agar para generasi muda
dapat mengaktualisasikan segenap potensi, bakat, dan minat yang dimilikinya.
Dengan pernyataan ini maka berarti kita memiliki pandangan yang positif dan optimis
tentang para generasi muda, yaitu bahwa setiap generasi muda memiliki potensi,
bakat, dan minat masing-masing.

Kedua, pemberdayaan generasi muda membutuhkan suatu strategi


kebudayaan, bukan strategi kekuasaan. Dengan strategi kebudayaan berarti kita harus
menempatkan generasi muda bukan lagi sebagai obyek, melainkan sebagai subyek.
Para generasi muda harus diberikan otoritas untuk melakukan proses pembelajaran
sendiri agar mereka menjadi lebih berdaya dan diberdayakan.

Ketiga, memberikan kesempatan dan kebebasan kepada para generasi muda


untuk mengorganisasikan dirinya secara bebas dan merdeka. Ini dimaksudkan agar
etos kompetisi tumbuh dan berkembang dengan baik. Kecenderungan untuk
menyeragamkan mereka dalam suatu wadah tunggal seperti kebiasaan lama ternyata
justru menumbuhkan semangat berkompetisi.

10
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Pemuda adalah agen perubahan, baik buruknya bangsa indonesia itu tergantung
dengan generasi penerusnya. Apabila generasi muda Indonesia memiliki mental, edukatif,
inovatif, dan religious insyaallah Indonesia dipimpin generasi yang terdidik, inovatif dan
berketuhanan dan dapat tercapai keinginan bangsa indonesia di tahun mendatang untuk
menjadi negara maju.

4.2 Saran

Jadilah pemuda yang berguna untuk diri sendiri, orang tua, orang lain, dan nagara
NKRI. Dimulai dari hal kecil kita jadikan bangsa indonesia menjadi negara maju.

11

Anda mungkin juga menyukai