Isi - Pedoman k3 2014
Isi - Pedoman k3 2014
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif bagi pekerja,
aman dan sehat bagi pasien, pengunjung, masyarakat dan lingkungan sekitar
RS Keluarga Sehat sehingga proses pelayanan berlangsung dengan baik.
B. Tujuan Khusus
1. Meningkatnya profesionalitas dalam hal K3 bagi manajemen, pelaksana
dan pendukung program di RS Keluarga Sehat.
2. Terpenuhi syarat-syarat K3 disetiap unit kerja RS Keluarga Sehat.
3. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya penyakit akibat kerja dan
kecelakaan akibat kerja.
4. Terselenggranya program K3 di RS Keluarga Sehat secara optimal dan
menyeluruh.
5. Peningkatan mutu, citra dan produktifitas RS Keluarga Sehat.
C. Sasaran
1. Pengelola Rumah Sakit.
2. Pekerja Rumah Sakit.
3. Pasien
4. Pengunjung atau pengantar pasien Rumah Sakit
5. Lingkungan sekitar Rumah Sakit
D. Ruang Lingkup
Pelaksanaan Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana di
Rumah Sakit (K3RS) Keluarga Sehat mencakup kebijakan K3RS, kesehatan
kerja, keselamatan kerja, kewaspadaan bencana, pengelolaan bahan
berbahaya dan beracun, pengelolaan sarana prasarana rumah sakit, pedidikan
dan pelatihan K3 bagi para pegawai, pengawasan, pencatatan dan pelaporan.
BAB II
KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN
KEWASPADAAN BENCANA
Rumah sakit merupakan suatu bentuk badan usaha dibidang jasa yang meliputi
komponen manusia, mesin, peralatan dan energi yang berpotensi menimbulkan bahaya
yang dapat menyebabkan terjadinya bencana kebakaran, kecelakaan kerja dan
timbulnya penyakit akibat kerja. Dengan demikian diperlukan upaya-upaya agar setiap
karyawan dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri maupun
karyawan lainnya dan lingkungan rumah sakit sehingga dapat meningkatkan
produktivitas kerja yang lebih baik. Upaya tersebut diatas meliputi peningkatan,
2.1. Pengertian.
Dalam Pedoman ini ada beberapa pengertian yang mesti diketahui antara lain :
A. Tempat kerja, adalah :
Tempat tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap
dimana karyawan atau yang sering dimasuki karyawan untuk melaksanakan
tugas.
B. Karyawan, adalah :
Tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik didalam maupun diluar
hubungan kerja, untuk menghasilkan jasa pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
C. Kesehatan & keselamatan kerja, adalah :
upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan menigkatkan derajat
kesehatan pekerja dengan cara pencegahan Penyakit Akibat Kerja, pengendalian
bahaya ditempat kerja untuk mencegah Kecelakaan Akibat Kerja, pengobatan
dan rehabilitasi.
D. Upaya kesehatan adalah :
Upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja
agar setiap kerja karyawan dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri
sendiri maupun masyarakat disekelilingnya.
E. Kecelakaan kerja, adalah :
Kejadian yang tidak terduga & tidak diharapkan, karena peristiwa tersebut tidak
terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan dan tidak
diharapkan karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian material maupun
penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat.
F. Penyakit akibat kerja adalah :
Penyakit yang ditimbulkan dari suatu pekerjaan yang mengandung paparan /
kontaminasi pada fasilitas penunjang pekerjaan.
G. Kapasitas Kerja adalah :
Status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik yang
prima setiap pekerja agar dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.Contoh
bila seorang pekerja kekurangan zat besi akan menyebabkan anemia.
H. Beban Kerja adalah :
2.2. Organisasi
A. Susunan Organisasi
Ketua : Dokter Unit Gawat Darurat
Sekretaris : Staf Pemeliharaan Sarana RS
Anggota terdiri 8 orang yang berasal dari :
1. Seksi Keselamatan dan Keamanan
2. Seksi Pencegahan Kebakaran
3. Seksi Disaster Plan (Emergency)
4. Seksi Pengelolaan B3
5. Seksi Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan
6. Seksi Utilitas
7. Seksi Peralatan Medis
8. Seksi Pendidikan dan Latihan
B. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI
SUB Direktur KOMITE K3RS. KELUARGA
SEHAT
Sekretaris
b. Dokter yang bertugas di Unit Gawat Darurat dan paling senior harus
bertindak sebagai ”Triage Officer” dengan tugas-tugas :
Melaporkan kepada Duty Manager dan untuk diteruskan kepada Direktur
Rumah Sakit tentang terjadinya bencana.
Mengosongkan ruangan UGD dari benda yang tak diperlukan, terutama
yang menghalangi pintu masuk.
Meminta petugas keamanan mengosongkan halaman rumah sakit dari
mobil-mobil yang diparkir terutama yang menuju UGD untuk
memudahkan lalu lintas transportasi pasien.
Mengkoordinasikan semua tenaga yang sedang bertugas di UGD untuk
penanggulangan bencana.
Memanfaatkan semua sarana dan prasarana yang ada di UGD secara
optimal.
-Label kuning
Pasien darurat tidak gawat, yang merupakan prioritas kedua
pertolongan harus diberikan tidak lebih dari 6 jam.
-Label hijau
Pasien tidak gawat tidak darurat, yang merupakan prioritas ketiga.
-Label hitam
Pasien yang sudah meninggal, yang merupakan prioritas terakhir.
Kebakaran adalah bencana api yang tidak dikehendaki yang dapat menimbulkan
kerugian baik kerugian harta, benda dan juga jiwa. Pencegahan kebakaran adalah segala
usaha secara berencana untuk memadamkan atau menghindarkan kemungkinan
timbulnya bahaya kebakaran.
Berdasarkan Keputusan Menaker No. Kep. 186/Men/1999 tentang Unit
Penanggulangan di tempat kerja dan buku Pedoman kesiapsiagaan Tanggap Darurat di
Gedung perkantoran yang dikeluarkan Direktorat Bina Kesehatan Kerja Kemenkes RI
tahun 2010 bahwa yang dimaksud dengan bidang pencegahan dan penanggulangan
kebakaran di rumah sakit adalah, penyelenggaraan kegiatan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran di rumah sakit yang meliputi kegiatan administrasi identifikasi
sumber-sumber bahaya, pemeriksaan pemeliharaan dan perbaikan sistem proteksi
B. Struktur Organisasi
Untuk memaksimalkan pengendalian bencana kebakaran maka dibentuk unit
atau tim pencegah dan pengendalian kebakaran di RS. Keluarga Sehat Pati. Team
tersebut terbagi dalam beberapa unit sehingga dalam pelaksanaannya dapat
terkoordinasi dengan baik. Struktur unit Pencegah dan Pengendalian Kebakaran (PPK) di
RS. Keluarga Sehat Pati tergambar sebagai berikut :
Minta bantuan dari luar seperti Dinas Pemadam Kebàkaran, Ambulans dan
tenaga medis dari rumah sakit terdekat, POLRI terdekat untuk pengamanan
area;
M e n an g k ap o r an g y an g j e l as - j e l as t e l ah melakukan
kejahatan dan membawanya ke POSKO;
Memberikan pertolongan kepada korban (sakit dan cidera) di dalam dan luar
gedung;
M e l a p o r k a n k e K o m a n d a n L a n t a i s e m u a dokumen telah
diamankan ke Posko.
Stand-by di depan Fire Lift dan bersiap untuk akan mengoperasikan Lift,
jika dibutuhkan untuk keperluan menolong korban dan operasi
pemadaman
d. Operator AC
Siaga untuk mengoperasikan ON atau OFF listrik pada lantai tertentu atau
seluruh gedung sesuai instruksi Koordinator Teknisi
Siaga melihat posisi ketinggian air pada kontrol panel dan melaporkan kondisi
air ke Koordinator Teknis.
3. Tindakan Pencegahan
Pencegahan terjadinya kebakaran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan
ditaati antara lain:
a. Meningkatkan disiplin dan tanggung jawab personil.
b. Meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan personil
c. Pengawasan dan penggantian alat-alat yang mengandung bahaya potensial
rawan bakar tinggi secara teratur.
d. Adanya petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis pada setiap peralatan secara
jelas.
e. Peningkatan kesadaran bahaya akan kebakaran merupakan tanggung jawab
setiap personil.
f. Dilarang membakar sampah disembarang tempat.
g. Dilarang mengisi minyak kompor yang sedang menyala.
h. Dilarang membiarkan kompor sumbunya longgar/kosong.
i. Dilarang memasak dengan kompor gas atau minyak tanah di tempat-tempat
yang tidak diperuntukkan untuk memasak.
j. Dilarang menyambung atau menambah instalasi listrik tanpa diperiksa
terlebih dahulu oleh IPSRS.
k. Dilarang membakar sampah atau sisa-sisa kayu di lingkungan RS
l. Dilarang rnembakar sampah yang berisikan bahan yang mudah meledak
atau menyebarkan percikan api.
m. Dilarang lengah bila menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar seperti
elpiji, bensin, alkohol dan lain-lain.
n. Dilarang membiarkan orang-orang yang tidak berkepentingan berada di
tempat peka terhadap bahaya kebakaran.
o. Dilarang merokok di lingkungan rumah sakit
p. Dilarang memperbaiki kendaraan di tempat parkir
q. Dilarang meninggalkan tugas pada waktu mesin-mesin dinyalakan bagi
petugas jaga diesel/generator.
4. Pasca Kebakaran
Untuk mengadakan evaluasi sampai sejauh mana akibat yang ditimbulkan
setelah kebakaran dapat dipadamkan. maka direktur rumah sakit segera
membentuk suatu Tim (Tim Pasca Kebakaran) yang terdiri dari unit-unit yang terkait
guna mengambil langkah-Iangkah sebagai berikut :
a. Pengamanan atas gedung/bangunan yang terbakar.
Untuk dapat menjaga mutu pelayanan kesehatan, banyak upaya yang dapat
dilakukan, salah satunya adalah menjaga keamanan pasien agar terhindar dari jatuh
dari tempat tidur, terpeleset, terkunci di dalam kamar mandi atau ruang awat inap,
tersengat listrik, kejadian lainnya yang tidak diinginkan. Pasien adalah seseorang
yang sedang menderita suatu penyakit yang karena penyakitnya kondisi fisiknya
menjadi lemah. Mengingat hal tersebut perlu diperhatikan bagaimana cara menjaga
pasien agar aman dan selamat.
Pegawai Rumah Sakit Keluarga Sehat yang selanjutnya disebut mitra adalah
sumber daya potensial yang harus dibina agar tetap produktif dan berkualitas. Dalam
melaksanakan tugasnya dirumah sakit para mitra ini selalu berhadapan dengan berbagai
faktor yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan dan keselamatannya, hal ini apabila
tidak diantisipasi secara baik dan benar akan menimbulkan dampak negatif terhadap
kesehatan dan keselamatannya yang pada akhirnya akan mempengaruhi produktifitas
kerja dan kualitas pelayanan.
Ada beberapa tahap yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut
pertama pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan kesehatan berkala dan
pemeriksaan kesehatan khusus serta penyediaan alat pelindung diri.
Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dilakukan pada saat calon pegawai
daiterima bekerja sebagai pegawai rumah sakit Keluarga Sehat. Pemeriksaan kesehatan
berkala dilakukan terhadap pegawai rumah sakit pada periode waktu yang telah
ditentukan sedangkan pemeriksaan kesehatan khusus adalah pemeriksaan kesehatan
terhadap pegawai yang bekerja pada unit tertentu.
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi pada saat pegawai tersebut
mulai melakukan aktivtas kerja sampai selesai kerja. Sedangkan penyakit akibat kerja
merupak penyakit yang timbul karena lingkungan kerja.
Sebelum pelaksanaan pemeriksaan kesehatan bagi para mitra rumah sakit, hal-
hal berikut perlu dipersiapkan dan di sosialisasikan :
1. Komite Medik menunjuk seorang dokter di RS. Keluarga Sehat yang ditugaskan
untuk pelaksanaan pemeriksaan kesehatan bagi para mitra rumah sakit dengan
Surat Keputusan Direktur.
2. Pemberitahuan dan undangan kepada para pegawai atau mitra rumah sakit
untuk dilakukan pemeriksaan kesehatannya.
3. Penjadwalan pelaksanaan kegiatan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
sehingga tidak mengganggu pelayanan di rumah sakit
4. Unit kerja kepegawaian PK3-RS menyusun dan mengajukan anggaran kepada
pimpinan rumah sakit/Direktur
5. Unit kerja kepegawaian PK3-RS membuat dan melaporkan hasil kegiatan ke
Ketua PK3-RS dan Direktur rumah sakit
A. Kategori B3
1. Memancarkan radiasi
Bahan yang memancarkan gelombang elektromagnetik atau partikel radioaktif
yang mampu mengionkan secara langsung atau tidak langsung bahan yang
dilalui seperti sinar X, simar alfa, sinar beta, sinar gamma.
2. Mudah meledak
D. Pencahayaan di Ruangan.
1. Mengupayakan agar pencahayaan alam atau buatan tidak menimbulkan
kesilauan dan memiliki intensitas yang sesuai untuk peruntukannya. Indeks
pencahayaan di sesuaikan dengan jenis ruangan atau unit menurut Keputusan
Menteri Kesehatan No.1204/MENKES/SK/IX/2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit adalah sebagai berikut :
Intensitas
NO Ruangan / Unit Keterangan
Cahaya (Lux)
Ruang pasien
Warna cahaya
1 - Saat tidak tidur 100 – 200
sedang
- Saat tidur Maksimal 50
2 R. Operasi umum 300 - 500
3 Meja operasi 10.000 – 20.000 Warna cahaya sejuk
4 Anestesi, pemulihan 300 – 500
5 Endoscopy, laborat 75 -100
6 Koridor Minimal 60
7 Tangga Minimal 100 Malam hari
8 Administrasi/kantor Minimal 100
9 Ruang alat/gudang Minimal 200
10 Farmasi Minimal 200
11 Dapur Minimal 200
E. Getaran di Ruangan.
1. Melengkapi ruangan dengan peralatan yang dapat menimbulkan getararan
(misal : mesin cuci di laundry, generator di IPSRS) dengan peredam getar misal
: dengan memberi bantalan pada sumber getar.
2. Perbaikan dan pemeliharaan system peredam getaran.
2. Limbah Cair.
a. Pengolahan limbah cair di RS. Keluarga Sehat adalah dengan
pengolahan limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan
kesehatan di rumah sakit dengan system pengolahan dengan biodetox di
instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
b. Sumber limbah cair berasal dari hasil limbah cair dari kegiatan pelayanan
kesehatan antara lain: ruang perawatan, OK, VK, IGD, laborat, rontgen,
laundry, dapur, kegiatan kebersihan, perkantoran dsb.
c. Limbah cair dialirkan melalui perpipaan secara gravitasi dari sumber
limbah ke IPAL.
d. Pemeriksaan kualitas air limbah dilaksanakan secara rutin 6 bulan sekali
H. Ergonomi
1. Sikap tubuh dalam bekerja.
Posisi atau sikap tubuh dan cara kerja untuk semua pekerjaan harus selalu
dilaksanakan dengan sikap kerja yang ergonomi. Misal : sikap kerja duduk,
tempat duduk, meja kerja, luas pandangan dsb.
2. Peningkatan efisiensi kerja.
Efisiensi kerja merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menciptakan
suatu gerakan tubuh yang baik dan maksimal agar dapat dicapai suatu hasil
kerja yang optimal dengan pemakaian energi dan menghindari kerja otot statis.
3. Pengorganisasian kerja dan dengan tempat kerja.
Permasalahan yang timbul bagi tenaga kerja atau organisasinya serta
pengaturan kerja (jam kerja) juga design tempat kerja akan menjadi faktor
penting dalam mewujudkan lingkungan kerja yang ergonomis
4. Faktor manusia dalam ergonomi
Dalam penerapan ergonomi faktor manusia adalah faktor yang sangat
menentukan, sebab tanpa adanya keinginan dan kemauan manusia untuk
menerapkan cara tanpa kerja yang ergonomis, maka tujuan ergonomi tidak
akan tercapai.
5. Pembebanan kerja fisik.
Kerja fisik/ kerja otot yang tidak berat atau tidak seimbang akan mempengaruhi
kerja secara ergonomi.
6. Faktor kelelahan
Kelelahan merupakan suatu pola yang timbul pada suatu keadaan yang secara
umum terjadi pada setiap individu yang telah tidak sanggup lagi untuk
melakukan aktivitasnya. Kelelahan pada tenaga kerja dapat mengakibatkan
menurunnya perhatian, perlambatan dan hambatan persepsi, lambat dan, sukar
berfikir, penurunan kemauan dan dorongan untuk bekerja dan kurangnya
efisiensi kegiatan fisik dan mental.
7. Pengendalian lingkungan kerja.
C. Pengolahan limbah.
1. Limbah padat / sampah.
Pengelolaan sampah medis.
Pengumpulan sampah medis di ruangan ditampung dalam tempat
sampah khusus untuk sampah medis yang dilapisi dengan kantong
plastik. Untuk sampah medis benda tajam (spuit,kaca, dll) ditampung
2. Limbah Cair.
a. Pengolahan limbah cair di RS. Keluarga Sehat adalah dengan
pengolahan limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan kesehatan di
rumah sakit dengan system pengolahan Rotating Biological Contactor (RBC)
di instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
b. Sumber limbah cair berasal dari hasil limbah cair dari kegiatan
pelayanan kesehatan antara lain: ruang perawatan, OK, VK, IGD, laborat,
rontgen, laundry, dapur, kegiatan kebersihan, perkantoran dsb.
c. Limbah cair dialirkan melalui perpipaan secara gravitasi dari sumber
limbah ke IPAL.
d. Pemeriksaan kualitas air limbah dilaksanakan secara rutin 6 bulan sekali
oleh PT Sucofindo Semarang.
3. Limbah Gas.
a. Sumber gas antara lain berasal dari hasil pembakaran sampah medis di
incenerator, hasil pembakaran dan generator, pengumpulan asap dapur, hasil
kegiatan anestesi di IBS.
b. Sistem pengolahan limbah gas tersebut adalah sbb :
F. Penanganan Sampah .
1. Pengelolaan sampah
a. Sampah medis
Pengumpulan/ penampungan sampah dimulai dari penghasil sampah
medis yaitu ruang perawatan, OK, VK, ICU, IGD, taborat, radiologi,
apotek, dll.
Sampah medis tersebut ditampung dalam tempat sampah khusus untuk
sampah medis yaitu berupa tempat sampah plastik yang berwarna
kuning dan bertuliskan sampah medis atau tempat sampah plastic
(tidak berwarna kuning) yang bertuliskan sampah medis. Tempat
sampah medis tersebut dilapisi kantong plastik (ada yang berwarna
2. Pengawasan Pengelolaan
Pengawasan pengelolaan sampah dilakukan oleh petugas sanitasi dengan
kegiatan pengawasan antara lain:
a. Pengawasan sarana dan prasarana pengelolaan sampah (tempat sampah,
TPS, TPS Medis, dll)
b. Pengawasan jumlah/volume sampah (sampoh medis dan non medis)
c. Pengawasan pengelolaan sampah (pengumpulan/penampungan sampah,
pengangkutan sampah dan pembuangan/pemusnahan sampah) .
d. Pengawasan perilaku petugas pengelola sampah (pemakaian APD, sikap
dalam menangani sampah tersebut).
Ruangan Bak
Septictank / Penampungan
penghasil Bak kontrol
limbah cair
d. Pengendalian Rayap.
Mengamati sumber-sumber perindukan rayap, biasanya bangunan
kamar dengan tanda-tanda ada kotoran/butiran kayu hasil eratan rayap,
kayu lapuk. dll.
Memusnahkan tempat perindukan rayap dengan menyiram dengan
minyak tanah atau menyemprot dengan solfac.
Mengganti kayu-kayu yang sudah lapuk.
Menjaga kebersihan lingkungan di Rumah Sakit.
2. Pengendalian Tikus.
a. Mengamati daerah/ruangan yang banyak terdapat tikus antara lain dengan
melihat run way (jalan lewat) tikus di dinding / tempat-tempat lain, adanya
kotoran tikus, adanya bekas gigitan tikus dan laporan dari petugas ruangan.
b. Melakukan penangkapan tikus dengan pemasangan perangkap tikus
dengan umpan dan pemasangan le tikus pada jalan tempat tikus
c. Membunuh tikus yang sudah tertangkap dan mencuci perangkap tikus agar
dapat digunakan lagi.
d. Menjaga kebersihan lingkungan di RS. Keluarga Sehat terutama di tempat
penampungan sampah / TPS, dapur, ruang perkantoran dan tempat-tempat
lain terutama tempat dengan terdapat banyak barang.
3. Pengendalian Binatang Pengganggu Lainnya.
a. Penangkapan kucing/anjing (anjing jarang sekali) yang berkeliaran di
lingkungan Rumah Sakit dengan penangkaran secara manual oleh petugas
sanitasi dan petugas lainnya.
Ruangan Septictank /
penghasil Bak
Bak kontrol
limbah cair Penampungan
C. Limbah Gas
Sumber gas antara lain berasal dari hasil pembakaran sampah medis di
incenerator, hasil pembakaran dan generator, pengumpulan asap dapur, hasil
kegiatan anestesi di IBS. Upaya yang dilaksanakan untuk pengelolaan limbah gas di
RS. Keluarga Sehat antara lain:
1. Hasil pembakaran/ pengoperasian generator.
Hasil limbah gasnya berupa asap dan pengelolaan nya dengan pemasangan
cerobong asap yang diarahkan ke area persawahan.
2. Asap dari proses pengolahan makanan didapur.
Pengelolaan limbah gas dengan pemasangan cerobong pengumpul asap/
exhouse hood.
3. Gas dari kegaiatan anestesi.
Pengelolaannya dengan pemasangan pipa pembuangan untuk CO2 sebagai
hasil kegiatan anestesi.