“KEPUTIHAN”
Oleh :
RISMA AGUSMAYANTI
NPM. 18340073P
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keputihan atau yang dikenal dengan istilah medisnya Flour Albus adalah
adalah cairan yang berlebihan yang keluar dari vagina. Vagina memproduksi
cairan untuk menjaga kelembapan, membersihkan dari dalam, dan menjaga
keasaman vagina karena banyak mengandung bakteri menguntungkan.
Cairan keputihan yang normal itu berwarna putih jernih, bila menempel pada
pakaian dalam akan berwarna kuning terang, konsistensi seperti lendir, encer
atau kental (Koes Irianto, 2015).
yang menyebabkan wanita di Eropa tidak dapat mudah terkena infeksi jamur
(Pratiwi, 2017).
Vagina merupakan organ tubuh yang paling sensitif dan pada dasarnya organ
ini memiliki kemampuan untuk membersihkan daerah tersebut karena ada
bakteri menguntungkan di dalamnya yang akan melindungi daerah tersebut
dari berbagai kotoran, bakteri jahat, dan kuman yang masuk. Vagina
memiliki Ph 4,5, apabila Ph cairan vagina naik diatas 5, maka insiden infeksi
vagina meningkat (Suyandari, 2013).
Keputihan yang terjadi pada wanita dapat bersifat fisiologis dan patologis.
Keputihan fisiologis terjadi sesuai dengan proses menstruasi. Gejala
keputihan yang fisiologis tidak berbau, jernih tidak gatal, dan tidak perih.
Sedangkan keputihan patologis terjadi akibat infeksi dari mikroorganisme,
antara lain bakteri, jamur dan parasit. Keputihan yang patologis ditandai
dengan jumlah yang keluar banyak, berwarna putih seperti susu basi, kuning
kehijauan, gatal, perih dan disertai bau amis atau busuk (Koes Irianto, 2015).
B. Prioritas Masalah
Pada kegiatan surveilens dan screening di SMA 2 Tulang bawang,
advokasi dilakukan terhadap siswa di sma 2 tulang bawan. Hal ini
disampaikan meliputi lama kegiatan, macam dan ragam kegiatan serta
dukungan yang diperlukan. Berkaitan dengan kegiatan surveilens berupa
pengumpulan data sekunder di sekolah. Karenanya izin kepala sekolah selaku
pimpinan institusi sangatlah penting seraya menjelaskan bahwa dari
rangkaian data tersebut dapat diketahui persoalan yang berpotensi muncul
bagi kesehatan remaja putri.
Kegiatan screening lebih menfokuskan kegiatan outdoor antara lain
berpartisipasi dalam kegiatan disekolah dimaksudkan untuk pengumpulan
data siswa yang mengalami keputihan.
Jika dalam interpretasi data pada kegiatan surveilans dan screening
penyuluhan terdapat masalah, maka tindak lanjut dalam mengatasi hal ini
yaitu membuat pendidikan dan penyuluhan sesuai dengan masalah yang
terdapat di SMA 2 Tulang bawang.
6
C. Rencana Persiapan
a. Bahan dan Alat Penyuluhan
- Materi keputihan pada remaja
- LCD
- Spidol
- Kertas
b. Data
- Prevalensi keputihan di Indonesia
- Prevalensi keputihan di SMA 2 Tulang bawang
c. Tenaga
Narasumber tenaga kesehatan.
d. Biaya
Biaya akan di ambil dari biaya program sekolah.
e. Surveilen kesehatan remaja putri
Pelaksanaan pemantauan di SMA 2 Tulang Bawang.
f. Advokasi dan sosialisasi penanggulangan keputihan.
g. Manajemen program dan pelatihan petugas.
7
BAB II
TUJUAN ADVOKASI
A. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan advokasi pada pimpinan institusi.
terhadap rencana praktek kegizian yang akan dilakukan, dapat menambah
pengalaman untuk melakukan advokasi selanjutnya, serta dapat menurunkan
angka prevalensi keputihan di SMA 2 Tulang Bawang.
B. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan cakupan penyuluhan melalui metode ceramah.
2. Meningkatkan cakupan dan kualitas tatalaksana pencegahan keputihan di
SMA 2 Tulang bawang
3. Meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene yang
baik dan benar.
8
BAB III
MANFAAT HASIL YANG AKAN DICAPAI
BAB IV
PELAKSANAAN ADVOKASI
A. Tinjauan Program
Seluruh rangkaian praktek kerja lapangan di advokasi kepada
preseptor secara sistematis. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan sampaikan
antara lain yang berbentuk mengarah kepada dukungan perbaikan
penaggulangan masalah kesehatan masyarakat. Karenanya peran supervisor
dari akademik menjadi hal yang sangat penting.
Pelaksanaan Program yang menjadi prioritas meliputi :
1. Pelaksanaan Surveilans kesehatan, yaitu melihat data sekunder yang ada
di arsip sekolah. Kemudian di peresentasekan untuk medapatkan hasil
interpretasi data.
2. Pelaksanaan screening penyuluhan dengan sasaran pada remaja putri
tentang keputihan.
3. Pelaksanaan penanggulangan kepada remaja putri yang mengalami
kejadian keputihan.
4. Pelaksanaan pendidikan dan penyuluhan keputihan di SMA 2 Tulang
Bawang.
B. Pelaksanaan Program
Langkah-langkah kegiatan pelaksanaan program di Puskesmas Biha
Pesisir yaitu sebagai berikut :
1. Melakukan advokasi tentang program penanggulangan kasus penderita
hipertensi pada penderita hipertensi yang akan dilaksanakan di wilayah
kerja Puskesmas Biha Pesisir .
2. Melaksanakan surveilans dengan acuan data sekunder dari arsip
puskesmas.
3. Melakukan screening gizi terhadap penderita hipertensi dengan
melakukan pemerikaan status penderita hipertensi penderita hipertensi
setiap bulan di posyandu.
10
BAB V
ASUMSI ADVOKASI
A. Asumsi Positif
- Mahasiswa bisa melakukan advokasi kepada Kepala sekolah dan
mempersiapkan laporan advokasi serta intervensi.
- Terjalinnya kerja sama yang baik dengan semua mitra terkait sehingga
diperoleh komitmen yang baik yang dapat menujang kegiatan.
B. Asumsi Negatif
- Adanya kesalahan dan perbedaan persepsi terhadap permasalahan yang
timbul.
- Belum terciptanya kerja sama yang baik antara mahasiswa dengan siswa
di SMA 2 Tulang bawang dikarenakan kurangnya komunikasi awal
sebelum advokasi dilaksanakan.
- Terbatasnya waktu pelaksanaan advokasi dikarenakan minimnya waktu
pembimbing, CI dan peserta advokasi.
12
BAB VI
ORGANISASI
A. Struktur
- Ketua panitia :
- Anggotta :
B. Tugas panitia
No Tugas Nama
1. Moderator
2. Presentator
3. Seksi persiapan
13
BAB VII
JADWAL KEGIATAN
BAB VIII
PLAN OF ACTION
A. Urutan Kegiatan
B. Rangkaian Kegiatan
No Kegiatan I II III IV V VI
1. Pembukaan
2. Advokasi I
3. Sceening Gizi
4. Advokasi II
5. Surveilans penyuluhan
6. Advokasi III
7. Rencana penyuluhan
8. Advokasi IV
9. Advokasi V
11. Penanggulangan
keputihan
12. Penutupan
15
C. Rincian Kegiatan
No Kegiatan Lokasi Sasaran target Waktu Penanggung
pelaksanaan jawab
1 Melakukan SMA 2 Kepala 100% Minggu Mahasiswi
Advokasi Tuang sekolah tercapai pertama
dengan Kepala bawang sampai
sekolah minggu
terakhir
2 Pengumpulan SMA 2 Remaja 100% Minggu Mahasiswi
data screening Tuang putri tercapai pertama dan
keputihan bawang minggu kedua
Pengumpulan
data surveilans
3 Mengolah data SMA 2 Remaja 100% Minggu Mahasiswi
screening dan Tuang putri tercapai pertama dan
surveilans bawang minggu kedua
4 Melakukan SMA 2 Remaja 100% Minggu kedua Mahasiswi
penanggulangan Tuang putri tercapai sampai
keputihan bawang dengan
minggu ketiga
5 Melakukan SMA 2 Remaja 100% Minggu kedua Mahasiswi
penyuluhan Tuang putri tercapai sampai
bawang minggu tiga
6 Membuat - Peserta/ 100% Minggu Mahasiswi
laporan Mahasiswa tercapai pertama
sampai
minggu ketiga
16
BAB IX
NETWORK PLANNING
BAB X
RENCANA PENILAIAN
BAB XI
RENCANA TINDAK LANJUT
LAMPIRAN MATERI
1. Definisi Keputihan
Keputihan adalah semua pengeluaran cairan alat genitalia yang bukan
darah. Keputihan bukan penyakit tersendiri, tetapi merupakan menisfestasi
gejala dari hampir semua penyakit kandungan (Winkjosastro,2008).
2. Tanda –tanda keputihan
a. Keluarnya cairan berwarna putih kekuningan atau putih kelabu dari
saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau kental, dan kadang-kadang
berbusa. Mungkin gejala ini merupakan proses normal sebelum atau
sesudah haid pada perempuan tertentu.
3. Klasifikasi keputihan
Menurut Wijayanti (2009), keputihan dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Keputihan Fisiologis
Dalam keadaan normal ada sejumlah sekret yang mempertahankan
kelembaban vagina yang mengandung banyak epitel dan sedikit leukosit
dengan warna jernih. Tanda – tanda keputihan normal adalah jika cairan
yang keluar tidak terlalu kental, jernih, berwarna putih atau kekuningan
jika terkontaminasi oleh udara, tidak disertai rasa nyeri, dan tidak timbul
rasa gatal yang berlebih.
Hal-hal yang menyebabkan terjadinya keputihan fisiologis antara lain
yang disebabkan
1. Masa sekitar menarche atau pertama kalinya haid datang
2. Seorang wanita yang mengalami gairah seksual
3. Masa sekitar ovulasi karena adanya produksi kelenjar-kelenjar pada
mulut rahim
4. Pada wanita hamil disebabkan karena meningkatnya suplai darah ke
vagina dan mulut rahim sehingga terjadi penebalan dan melunaknya
selaput lendir vagina,akseptor kontrasepsi pil dan IUD, serta seorang
wanita yang menderita penyakit kronik atau pada wanita yang
mengalami stress.
20
b. Keputihan Patologis
Menurut Manuaba (1998), pada keputihan patologis cairan yang keluar
mengandung banyak leukosit. Tanda-tanda keputihan patologis antara lain
cairan yang keluar sangat kental dan berubah warna, bau yang
menyengat,jumlahnya yang berlebih dan menyebabkan rasa gatal,nyeri
serta rasa sakit dan panas saat berkemih. Faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya keputihan patologis antara lain benda asing dalam vagina,
infeksi vaginal yang disebabkan oleh kuman, jamur,virus dan parasit serta
tumor, kanker dan keganasan alat kelamin juga dapat menyebabkan
terjadinya keputihan.
4. Gejala keputihan
Gejala yang timbul pada keputihan bisa bermacam-macam tergantung
penyebabnya. Cairan yang, keluar bisa sedikit atau sedemikian banyaknya
sehingga memerlukan ganti celana dalam berulang kali atau bahkan
memerlukan pembalut. Warna cairan bisa kehijauan, kekuningan, keabu-
abuan atau jernih tanpa warna. Kekentalannya pun bervariasi, bisa encer,
kental, berbuih atau bergumpal kecil menyerupai susu (Dalimartha, 2002).
5. Penyebab keputihan
Dengan memperhatikan cairan yang keluar, terkadang dapat diketahui
penyebab keputihan. Penyebab keputihan tersebut antara lain
(Wijayanti,2009):
a. Infeksi Gonore menghasilkan cairan kental, bernanah dan berwarna
kuning kehijauan.
b. Parasit Trichomonas Vaginalis menghasilkan banyak cairan, berupa
cairan encer berwarna kuning kelabu.
c. Keputihan yang disertai bau busuk dapat disebabkan oleh kanker.
d. Kelelahan yang sangat.
Menurut Maulana (2008), keputihan yang keluar dari mulut rahim dikenal
dengan serviks sensitis atau radang mulut rahim. Hal ini sering menyerang
wanita usia reproduksi dan biasanya akibat jamur (kandidiosis), bakteri
(vaginosis), parasit (trikomoniasis), atau bakteri lain seperti berbagai
21
mematikan bakteri alamiah dalam vagina dengan cara yang mirip dengan
antibiotika.
d. Asupan gizi
Diet memegang peranan penting untuk mengendalikan infeksi
jamur.Dengan makan makanan yang cukup gizi kita bias membantu tubuh
kita memerangi infeksi dan mencegah keputihan vagina yang berulang.
Hindari makanan yang banyak mengandung karbohidrat dengan kadar gula
tinggi seperti, tepung, sereal dan roti. Makanan dengan jumlah gula yang
berlebihan dapat menimbulkan efek negatif pada bakteri yang bermanfaat
yangtinggal di dalam vagina.Selaput lendir dinding vagina mengeluarkan
glikogen, suatu senyawa gula.Bakteri yang hidupdi vagina disebut
lactobacillus (bakteri baik) meragikan gula ini menjadi asam laktat. Proses
ini menghambat pertumbuhan jamur dan menahan perkembangan infeksi
vagina. Gula yang dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan bakteri
lactobacillus tidak dapat meragikan semua gula ke dalam asam laktat dan
tidak dapat menahan pertumbuhan penyakit, maka jumlah gula menjadi
meningkat dan jamur atau bakteri perusak akan bertambah banyak.
Keputihan tetap terkendali bila makanan yang dikonsumsi adalah
karbohidrat dengan kadar gula yang rendah misalnya kol,wortel, ketimun,
kangkung, bayam, kacang panjang, tomat danseledri. Makanan ini rendah
dalam kalori dan banyak mengandung vitamin dan mineral.
c. Menjaga organ intim agar tidak lembab setelah buang air kecil atau air
besar, bilas sampai bersih, kemudian keringkan sebelum memakai
celana dalam.
d. Saat membersihkan vagina, membilas dilakukan dari arah depan ke
belakang untuk menghindari kuman dari anus ke vagina.
e. Menghindari pakaian dalam yang ketat.
f. Saat menstruasi mengganti pembalut beberapa kali dalam sehari.
g. Jika diperlukan menggunakan cairan pembersih vagina.
h. Pola hidup sehat yaitu diet seimbang, olah raga rutin, istirahat cukup,
hindari rokok dan alcohol serta hindari stress berkepanjangan.