Anda di halaman 1dari 10

I.

KASUS

Dua bulan yang lalu Ny. BA (70tahun) dirawat di ICCU karena menderita aritmia. Kini
Ny. BA konsultasi ke dokter, sekaligus ingin meminta obat penambah nafsu makan, karena
setiap akan makan Ny BA ingin muntah.
Diketahui:
BB: 70 kg
TB: 160 cm
TD: 130/90 mmHg
HR: 65x per menit
Gula darah: 90 mg/dL
Kolesterol: 140 mg/dL
Riwayat: maag
Dokter memberikan resep sebagai berikut:

Dr. Budi
Praktek: Jl. Lasoso 123 Palu
SIK. 123/1/2000
Palu, 3 Nov 2017
R/ Lasix No. XXI
S 1 dd 1
R/ Aspar K No. XXI
S 1 dd 1
R/ Concor 5 mg No. XI
S 1 dd ½
R/ Q 10 DS No. XXI
S 1 dd 1
R/ Celebrex 200 mg No. X
S 1 dd 1

Pro : Ny. BA
Umur : 70 th
Alamat :-
ANALISIS KASUS
1. Tekanan darah Ny. BA 130/90 mmHg, termasuk kategori pre hipertensi menurut JNC
VII. Pada resep terdapat 2 obat yang dapat menurunkan tekanan darah yaitu lasix
(furosemida) dan Concor (Bisoprolol hemifumarate) yang diindikasikan untuk
menurunkan tekanan darah pasien, sedangkan 2 bulan yang lalu pasien didiagnosis
aritmia. Pada pasien tidak dikeluhkan terjadinya udema, sehingga penggunaan lasix
(furosemida) tidak diperlukan, maka pasien hanya membutuhkan terapi obat concor
(bisoprolol fumarat) untuk mengobati aritmia dan mengontrol tekanan darah.
2. Karena pada pasien tidak menggunakan furosemida sehingga pasien tidak mengalami
hipokalemia, sehingga tidak diperlukan penambahan suplemen kalium berupa Aspar K.
3. Pasien tidak mengeluh nyeri, sehingga tidak diperlukan Celebrex (Celecoxib)
4. Pasien memiliki riwayat penyakit maag dan mengeluh mual setiap kali ingin makan,
sehingga nafsu makan menurun. Diperlukan obat untuk mengatasi penyakit maag, yaitu
diberikan antasida.

II. URAIAN OBAT


1. LASIX
Isi : Furosemid
Indikasi : Edema karena gangguan jantung, hati atau ginjal. Perifer akibat
obstruksi mekanis atau insufisiensi vena & edema HTN. Penyesuian
terapi pada edema paru & otak. Digunakan pada saat terjadi
peningkatan onset diuresis yang diinginkan atau pemberian oral yang
tidak dimungkinkan.
Mekanisme aksi : Menghambat reabsorpsi elektrolit Na/K.Cl di lengkung henle asendens
sehingga meingkatkan kecepatan pembentukan urin
Dosis : Dewasa pemberian awalnya untuk Edema 20-80 mg sebagai dosis
harian tunggal. Dosis dapat dititrasi dengan hati-hati hingga 600 mg /
hari (kecuali pada gagal ginjal lanjut). Anak-anak 1-2 mg / kg berat
badan dosis tunggal. Max: 40 mg. Ampul 20-40 mg untuk dewasa
pemberian awalnya sebagai dosis tunggal IV / IM. Pemberian awal
edema akut pumonary 40 mg IV dosis tunggal. Max: 80 mg. Edema
serebral 20-40 mg 3 kali sehari IV. Diuresis 20-40 mg selain infus
elektrolit soln. anak-anak 1 mg / kg berat badan IM / IV. Max: 20 mg.
Pemakaian : Dapat diberikan dengan atau tanpa makanan (mungkin diberikan
dengan makanan untuk mengurangi ketidaknyamanan Gastrointestinal).
Kontraindikasi : Gagal ginjal akut dengan anuria, koma hepatik, hipokalemia,
hiponatremia, hipovolemia dengan atau tanpa hipotensi. Gangguan
fungsi ginjal atau hati. Kehamilan & menyusui.
Peringatan : Kehamilan & laktasi; elektrolit & ketidakseimbangan cairan; berkemih
Gangguan. Diabetes, asam urat. Hipotensi.
Efek Samping : GI meningkat, Ca, K & deplesi Na, nefrokalsinosis pada bayi prematur;
mengakibatkan alkalosis metabolik, diabetes. Jarang terjadi syok
anafilaktik, reaksi alergi, depresi sumsum tulang, pankreatitis akut,
gangguan pendengaran.
Interaksi Obat : Peningkatan risiko ototoksisitas dengan aminoglikosida, cisplatin &
nefrotoksisitas dengan aminoglikosida, cefaloridine. ACE inhibitor
dapat menyebabkan penurunan tekanan darah. Antagonisme dengan
indometasin. Potensiasi dengan salisilat, teofilin, lithium & jenis racun
pada relaksan otot. Sucralfate mengurangi penyerapan. Hipokalemia
dapat menimbulkan toksisitas digitalis. Fenitoin.

2. ASPAR-K
Isi : K L-aspartat
Indikasi : Suplemen kalium dalam penyakit jantung & hati, tetraplegia periodik
karena hipokalemia, hipokalemia karena administrasi berkepanjangan
diuretik antihipertensi, steroid adrenokortikal, digitalis & insulin,
gangguan lain metabolisme Kalium (pra-& post-op saja, diare, muntah).
Mekanisme aksi : Meningkatkan kadar kalium plasma
Dosis : 300 mg sehari
Pemakaian : Harus diberikan bersama makanan .
Kontraindikasi : Gangguan ginjal berat, penyakit Addison yang tidak terobati, dehidrasi
akut, hiperkalemia pada pasien yang menerima diuretik hemat kalium,
pasien yang hipersensitif terhadap komponen obat.
Perhatian : Asidosis sistemik, dehidrasi akut, disfungsi ginjal kronis. Jangan
diberikan jika pengosongan lambung lambat pada kejadian ulserasi
lambung & usus.
Efek samping : Gangguan gastrointestinal, hiperkalemia.

3. CONCOR 5 mg
Isi : Bisoprolol hemifumarate 5 mg
Indikasi : Pengobatan gagal jantung kronik sedang yang stabil hingga gagal
jantung parah dengan fungsi sistolik ventrikel berkurang akibat
pemakaian ACE inhibitor, diuretik & glikosida jantung (opsional).
Pengobatan HTN & angina.
Mekanisme aksi : menghambat reseptor adrenergik (kardioselektif) tanpa stimulasi beta.
Dosis : 1 tablet (Concor 5) setiap hari pada pagi hari. Kisaran dosis lazim: 5-10
mg sehari, beberapa pasien mungkin memerlukan hingga 20 mg sehari.
Gagal jantung kronis stabil, pemberian awal 1,25 mg sekali sehari
dalam 1 minggu & dosis titrasi secara bertahap. Pemeliharaan: 10 mg
sekali sehari.
Pemakaian : Dapat diberikan dengan atau tanpa makanan (dihisap perlahan, tidak
dikunyah/dihancurkan.).
Kontraindikasi : Gagal jantung akut atau selama episode dekompensasi memerlukan
terapi gagal jantung inotropik IV, syok kardiogenik, 2 atau 3 blok AV
derajat, sindrom sinus sakit, blok sinoatrial, bradikardia (<60 denyut /
menit), hipotensi (tekanan darah sistolik <100 mmHg) , asma bronkial
berat atau PPOK berat, tahap akhir dari penyakit oklusi arteri perifer &
sindrom Raynaud, feokromositoma yang tidak diobati, asidosis
metabolik.
Perhatian : Spasme bronkus, pengobatan bersamaan dengan anastesi inhalasi , DM
dengan fluktuasi besar dalam nilai-nilai glukosa darah, puasa yang
ketat, terapi desensitisasi berkelanjutan, 1 blok AV derajat, angina
Prinzmetal, penyakit oklusi arteri perifer, psoriasis. Dapat menutupi
gejala tirotoksikosis.
Efek Samping : Gagal jantung, dispnea, pusing, kardiomiopati, bradikardia, kelelahan,
infeksivirus, pneumonia. Merasa dingin atau mati rasa di kaki, mual,
muntah, diare, konstipasi. Kelelahan, kelelahan, pusing, sakit kepala
(terjadi pada awal pengobatan tetapi biasanya menghilang setelah 1-2
minggu).
Interaksi Obat : Antagonis Ca, clonidine, MAOIs (kecuali MAO-B inhibitor), obat
antiaritmia kelas I & III , obat Parasympathomimetic, β-bloker lainnya
(termasuk tetes mata), insulin & obat antidiabetik oral, agen anastesi,
glikosida digitalis, prostaglandin menghambat sintetase obat, derivatif
ergotamine, agen simpatomimetik, antidepresan trisiklik, barbiturat,
fenotiazin, agen antihipertensi lainnya, rifampisin.
4. Co-en Q 10
Isi : Koenzim Q10
Indikasi : Memelihara produksi energi seluler
Mekanisme aksi : Mengubah karbohidrat dan lemak dari makanan menjadi ATP (energi
yang digunakan oleh sel)
Dosis : Sebagai suplemen 30-100 mg per hari. Dosis terapeutik 100-300 mg per
hari.
Pemakaian : Harus diberikan dengan makanan (diberikan setelah makan.).
Kontraindikasi : Kehamilan atau laktasi.
Interaksi Obat : Warfarin, Vitamin E

5. CELEBREX
Isi : Celecoxib
Indikasi : Analgetik antiinflamasi, pengobatan tanda & gejala osteoartritis & RA
pada orang dewasa.
Mekanisme aksi : Secara selektif menghambat siklooksigenase II sehingga tidak
menghasilkan prostaglandin dan tidak terjadi inflamasi serta nyeri
Dosis : 200 mg per hari dalam dua dosis bagi
Pemakaian : Dapat diberikan dengan atau tanpa makanan
Kontraindikasi : Alergi tipe reaksi sulfonamid, NSAID aspirin atau lainnya, asma &
urtikaria. Pengobatan nyeri peri-op dalam pengaturan operasi graft
bypass arteri koroner (CABG).
Perhatian : Penggunaan pada penyakit kronis dapat menyebabkan peningkatan
serius risiko kejadian CV trombotik samping, MI & stroke yang bisa
berakibat fatal. Pasien dengan retensi cairan, HTN, gagal jantung,
aspirin sensitif asma, disfungsi hati, gangguan fungsi ginjal, pasien
diuretik, ACE inhibitor, tua, hamil & menyusui. Risiko GI, pendarahan
ulserasi & perforasi.
Efek samping : Nyeri perut, diare, dispepsia, perut kembung, mual, nyeri punggung,
edema perifer, luka karena kecelakaan, pusing, sakit kepala, insomnia,
faringitis, rhinitis, sinusitis, ruam kulit, HTN diperburuk, angina
pektoris. Dapat menyebabkan ulkus GI & pendarahan.
Interaksi Obat : ACE inhibitor, furosemid, tiazid, aspirin, flukonazol, lithium, warfarin.

III. PERMASALAHAN dan PENGATASAN MASALAH


1. Ny BA didiagnosis aritmia dua bulan yang lalu dan sekarang sedang periksa rutin ke
dokter setelah keluar dari rumah sakit. Terapi maintenance yang diberikan untuk
Ny. BA adalah:
Concor
 Komposisi :
Bisoprolol hemifumarate 5 mg
 Mekanisme kerja :
 bloker diklasifikasikan untuk obat antiaritmia tipe 2.  bloker bermanfaat untuk
takikardi pada jaringan nodus yang tidak normal.  bloker juga membantu dalam
memperlambat respon ventrikel pada takikardi atrium (misalnya, AF) pada AV node.
Selain itu, ),  bloker dapat berguna untuk menurunkan takikardia yang berhubungan
dengan latihan atau dipicu oleh keadaan tonus simpatis tinggi.  adrenergik hasil
stimulasi pada kecepatan konduksi meningkat, refraksi dipersingkat, dan
meningkatkan otomatisasi dalam jaringan nodal ;  bloker akan melawan efek ini
(antagonis). Dalam sebuah jaringan nodal,  bloker mengganggu masuknya kalsium
ke dalam sel dengan mengubah integritas catecholaminedependent dan kinetika
saluran kanal ion. Natrium bergantung pada jaringan atrial dan ventrikel,  bloker
memperpendek repolarisasi, tetapi sebaliknya memiliki efek langsung sedikit. 
bloker mengurangi kemungkinan SCD (presumably arrhythmic death atau
kemungkinan kematian arrhythmic) setelah infark miokard (MI), mekanisme untuk
manfaat ini tetap tidak jelas tetapi mungkin berhubungan dengan interaksi kompleks
dari perubahan dalam nada simpatik, rusaknya miokardium, dan konduksi ventrikel.
Jadi  bloker ini merupakan obat anti simpatik, menurunkan otomatisasi nodus SA,
memperpanjang refrakter nodus AV, menurunkan kecepatan konduksi nodus AV.

Co-en Q 10
 Komposisi : Koenzim Q10
 Mekanisme kerja : Mengubah karbohidrat dan lemak dari makanan menjadi ATP
(energi yang digunakan oleh sel). Pada penyakit kardiovaskular dan usia lanjut, kadar
koenzim Q10 plasma menurun, sehingga perlu tambahan dari luar. Koenzim Q10
juga dapat menurunkan tekanan darah, sehingga bermanfaat pada hipertensi.

2. Ny. BA merasakan mual setiap kali hendak makan dan memiliki riwayat penyakit maag,
sehingga diberikan antasida untuk menetralkan asam lambung. Obat yang digunakan
adalah:
Antasida DOEN
 Komposisi:
Gel Aluminium Hidroksida kering 258,7 mg (setara dengan Aluminium Hidroksida)
200 mg - Magnesium Hidroksida 200 mg.
 Mekanisme Kerja:
Mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung,
gastritis, tukak lambung, tukak pada duodenum dengan gejala-gejala seperti mual,
nyeri lambung, nyeri ulu hati, kembung dan perasaan penuh pada lambung.

IV. PERHITUNGAN DOSIS OBAT


1. Concor ( Bisoprolol hemifumarate)
Dosis : 2,5 mg sehari (dosis lansia)
Frekuensi : 1 kali sehari (½ tablet 5 mg) pada pagi hari setelah sarapan
Durasi : 2 minggu (7 tablet)

2. Q 10 DS
Dosis : 100 mg sehari
Frekuensi : 1 kali sehari (1tablet 100 mg) pada pagi hari setelah sarapan
Durasi : 2 minggu (14 tablet)

3. Antasida Doen Suspensi


Dosis : Gel Aluminium Hidroksida kering 258,7 mg & Magnesium
Hidroksida 200 mg dalam setiap 5 mL suspensi
Frekuensi : 3-4 kali sehari 5 mL, 1 jam sebelum makan
Durasi : 4 hari (60 mL)

IX. MONITORING DAN FOLLOW UP


1. Cek tekanan darah setiap minggu agar terkontrol dengan target 120/80 mmHg.
2. Jika merasa nyeri di bagian dada atau merasa sesak nafas segera hubungi dokter.
3. Rasa mual setiap kali hendak makan hilang atau masih dirasakan. Jika sudah hilang,
antasida tidak perlu diminum lagi.
4. Kontrol kembali ke dokter setelah 2 minggu (sebelum obat habis)

X. KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI


 Untuk memperbaiki nafsu makan pasien dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi
temulawak yang bisa dibuat dengan cara ambil temulawak kira-kira yang berukuran 1/2
jari, lalu cuci bersih. Setelah itu parut, dan beri air masak dua sendok makan. Hasil
parutan diperas dan disaring, Tambahkan madu satu sendok makan. Diminum satu
kali sehari.
 Menambah asupan kalium seperti sayuran dan buah – buahan ( Contoh : daun pepaya,
apel merah, pisang, bayam, kapri, kembang kol )
 Kurangi stress
 Menurunkan berat badan bila terjadi over weight
 Mengurangi asupan garam
Diet rendah garam (sodium), bermanfaat membantu mengendalikan tekanan darah dan
mencegah tertimbunnya kelebihan cairan tubuh.
 Cukup istirahat dan tidur juga mengurangi stress dan latihan relaksasi mental (yoga,
meditasi transendental, chi kung, biofeedback).
 Membatasi minum kopi
Membatasi minum kopi sampai maksimal 3 cangkir sehari. Kafein dalam kopi berkhasit
menciutkan pembuluh darah yang secara akut dapat meningkatkan tekanan darah
dengan terjadinya gangguan ritme.
 Olahraga ringan yang sesuai seperti jalan-jalan ±30menit/hari jika memungkinkan.

Anda mungkin juga menyukai