Anda di halaman 1dari 59

PANDUAN UMUM

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER


SPESIALIS (PPDS)
ANASTESI DAN REANIMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA


YOGYAKARTA 2014
iii
iv
Tim Penyusun

I. Tim Penyusun
1. dr. Muhdar Abubakar, SpAn, KAP
2. dr. Pandit Sarosa H., SpAn
3. dr. Bambang Suryono S., SpAn, KAO
4. dr. I Gusti Ngurah Rai Artik, SpAn, KAKV
5. DR. dr. Sri Rahardjo, SpAn, KNA, KAO
6. Dr. Yusmein Uyun, SpAn, KAO
7. DR. Med, dr. Untung Widodo, SpAn, KIC
8. Dr. Calcarina Fitriani Retno W., SpAn, KIC
9. Dr. Bhirowo Yudo Pratomo, SpAn, KAKV
10. DR. dr. Sudadi, SpAN, KNA, KAR
11. Dr. Djayanti Sari, SpAN, KAP
12. Dr. Yunita Widyastuti, SpAn, KAP
13. Dr. Akhmad Yun Jufan, SpAn
14. Dr. Mahmud SpAn, MSc, KMN
15. Dr. Juni Kurniawaty, SpAn
16. Dr. Ratih Kumalasari Fajar Apsari, SpAn

II. Editor
1. DR. dr. Sudadi, SpAn, KNA, Kar
2. Dr. Yunita Widyastuti SpAn, Msc, KAP, PhD
3. DR. Dr. Djayanti Sari, SpAn, MSc, KAP
4. Dr. Juni Kurniawaty

v
KATA PENGANTAR

Para sejawat yang kami hormati


Dengan ini kami seluruh keluarga besar Anastesiologi dan Reanimasi
mengucapkan Selamat Datang kepada saudara.
Dalam lingkungan baru dan asing, Saudara mungkin akan merasa
canggung Memang : sebab sebagai pendatang tentunya saudara harus
menyesuaikan diri dengan situasi baru, yang tidak pernah saudara
dapati ditempat saudara semula, lebih-lebih di bagian Anestesiologi,
yang merupakan titik persilangan dari bagian-bagian lain, yaitu antara
bagian pembedahan (Surgical Science) dengan bagian non pembedahan
(Medical Science). Juga antara berbagai bagian pembedahan itu sendiri.
Saudara harus bisa menempatkan diri dipersilangan tersebut,
dan mampu menjadi penengah bila suatu saat ada kekurang serasian
pendapat diantar bagian-bagian tersebut.
Mengingat hal tersebut, maka sebagaio calon dokter Spesialis
Anestesiologi saudara dituntut untuk dapat berkomunikasi dengan baik
dan efektif dengan sejawat dari bagian- bagian lain baik komunikasi
dibidang ilmiah maupun komunikasi manusiawi karena saudara akan
berhubungan dengan sejawat lain dengan bermacam-macam keahlian
dan kebiasaan.
Dan hubungan ini terjadi setiap saat selama saudara dalam
pendidikan maupun setelah menjadi seorang dokter Spesialis
Anestesiologi.
Belajar berkomunikasi secara manusiawi ini tentu tidak dapat
saudara pelajari dari buku - buku, menjalankan dengan pengalaman
sehari-hari dan dari pengalaman orang lain.
Bagian Anestesiologi dan reanimasi mempunyai 2 (dua) fungsi yaitu :
1. Sebagai pemberi pelayanan anestesi di kamar operasi, di bagian
diagnostik dan bagian terapi.
2. Sebagai pemberi pelayanan emergensi dan critical care
3. Sebagai pelayanan pain management

vii
Sebagai anggota dari tim, Saudara diharapkan untuk memberikan
pelayanan yang sebaik mungkin dengan mengutamakan kesehatan dan
keselamatan penderita dimanapun Saudara bekerja.
Ilmu dasar bagi ilmu Anestesiologi adalah Farmakologi (Applied
Pharmacology), Fisiologi (applied physiology) dan anatomi (applied
anatomy). Setiap ilmu tersbut menjadi landasan dalam menjalankan
fungsi sebagai ahli anestesi. Anda bekerja dengan obat- obatan yang
sangat berpengaruh terhadap fisiologi manusia, baik pasien sehat
maupun pasien dengan penyakit penyerta.
Dalam anestesi, anda juga akan bekerja dalam kondisi emergensi
yang penuh dengan keterbatasan (waktu, sarana dan prasarana). Dalam
kondisi tersebut, anda dituntut untuk bekerja secara cepat, tepat, cermat
serta do no harm karena bila saudara kerja di ICU saudara dituntut untuk
membuat instant diagnosis dan melakukan instant treatment. Waktu
disini sangat berharga Saudara akan “ bergulat “ dengan penderita -
penderita yang dapat berubah keadaannya dari waktu kewaktu bukan
dalam ukuran dari hari atau jam, tetapi ukuran dalam detik atau menit.
Oleh karena itu kami anjurkan bagi saudara. Untuk kembali membuka
buku-buku ilmu Faal, Ilmu Farmakologi, Ilmu Anatomi, Ilmu Penyakit
Dalam yang telah lama Saudara pelajari.
Tugas kami para staf adalah untuk mengantar saudara dalam
memasuki gerbang ilmu Anestesiologi, serta menunjukkan titik-titik
yang nantinya perlu saudara gali sendiri isinya.
Sebagai namanya yaitu “ Pasca Sarjana” tentu saudara tidak dapat
meminta bimbingan dari “A” sampai “Z” semua tergantung dari aktivitas
saudara.
Tentunya bimbingan dalam Skill akan selalu saudara peroleh dari
para Staf Pengajar, saudara bebas untuk mengutarakan pendapat
saudara dalam pengelolaan penderita tentu seyogyanya hal tersebut
didukung oleh dasar ilmiah yang betul. Diskusi secara terbuka sangat
kami harapkan.

viii
Fasilitas berupa buku-buku standar, komputer dengan koneksi
internet, yang terhubung dengan Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan
Perpustakaan UGM yang menyediakan jurnal-jurnal kedokteran yang
diperlukan, kami sediakan. Para staf selalu terbuka untuk berdiskusi
ilmiah dengan saudara setiap saat, baik secara perorangan maupun
dalam forum resmi yang telah ditentukan. Keterbukaan saudara sangat
kami harapkan untuk mengutarakan hal-hal yang tidak dimengerti.

Semoga saudara dapat menjadi salah seorang Anestesiologis ideal


atau mendekati ideal, Amiien

KPS Anestesiologi
Fakultas Kedokteran UGM

DR. Dr. Sudadi, SpAn,KNA, KAR

ix
DAFTAR ISI

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

GADJAH MADA...........................................................................................................................iii

TIM PENYUSUN...........................................................................................................v
KATA PENGANTAR ...................................................................................................vii
DAFTAR ISI....................................................................................................................xi

BAB I Pendahuluan...............................................................................................1
BAB II Organisasi Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesi
dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran UGM..............................3
BAB III Proses Penerimaan PPDS.................................................................... 11
BAB IV Pembekalan Program Pendidikan Dokter Spesialis.................. 13
BAB 5 Visi, Misi dan Tujuan Program Pendidikan
Dokter Spesialis Anastesi dan Reanimasi FK UGM .................. 19
BAB VI Tahap Pendidikan Dan Pemetaan Kurikulum.............................. 23
BAB VII Evaluasi Dan Pemantauan PPDS...................................................... 35
BAB IX Kompetensi.............................................................................................. 41
BAB X Wisuda....................................................................................................... 43

xi
BAB I
Pendahuluan

Proses pendirian Laboratorium Anestesiologi tidak terlepas dari


perkembangan Laboratorium Bedah. Sebelum tahun 1980 Anestesiologi
masih merupakan Unit dari Laboratorium Bedah FK UGM, dimana
pendidikan dokter (S1) kuliah anestesi untuk mahasiswa masih bersama-
sama dengan Ilmu Bedah, namun persiapan untuk menjadi Bagian Unit
tersendiri sudah mulai dirintis oleh alm dr.Ismail Sujud,SpAn, dr,Bambang
Suryono S,SpAn, dr.Pandit Sarosa H,SpAn dr.Muhdar Abubakar,SpAn.
Kepala Laboratorium Bedah pada saat itu dr. Soedibyo (alm) sangat
mendorong serta mendukung proses terbentuknya Laboratorium
Anestesiologi FK UGM. Unit anestesi di RS Mangkuwilayan adalah
tempat awal mempersiapkan Laboratorium Anestesiologi FK UGM.
Tahun 1980 sudah ikut dalam lokakarya pendidikan S1 dan pada tahun
1981 proses pembentukan Bagian Anestesiologi FK UGM berjalan
terus dengan keikut sertaan dalam menyusun kurikulum inti Fakultas
Kedokteran.
Sebagai Kepala Laboratorium Anestesiologi dan Perawat Intensif
FK UGM yang pertama adalah dr.Muhdar Abubakar,SpAn dan Kepala
Unit Pelaksana Fungsional (UPF) adalah dr.Pandit Sarosa H,SpAn. Tahun
1982 secara resmi di FK UGM telah berdiri Laboratorium Anestesiologi
dan Perawatan Intensif (sekarang Bagian Anestesiologi dan Reanimasi)
dan sekaligus sebagai Unit Pelaksana Fungsional (UPF), sekarang SMF
(Satuan Medik Fungsional) Anestesiologi dan Perawatan Intensif RSUP
Dr.Sardjito (sekarang RS Dr.Sardjito). Dengan demikian Bagian / Unit
Anestesiologi dan Perawatan Intensif merupakan termuda dilingkungan
FK UGM/RSUP Dr.Sardjito.
Pada tahun 1985 Bagian Anestesiologi FK UNDIP Semarang (sebagai
Bapak Angkat) dapat menyetujui Bagian Anestesiologi dan Perawatan
Intensif FK UGM / RSUP Dr.Sardjito sebagai pembimbing / pembina

1
PPDS I Anestesiologi FK UGM dengan jumlah staf 5 orang (lima) orang
yaitu dr.Ismail Sujud,SpAn (alm), dr.Bambang Suryono S,SpAn, dr.Muhdar
Abubakar,SpAn, dr.Pandit Sarosa H,SpAn dan dr.Tantani Sugiman ( dokter
umum) serta mendapat 3 orang residen (dr.Urip Suroyo, dr.Sudarto dan
dr. FX Suwandi) dari Bagian Anestesiologi FK UNDIP untuk melaksanakan
pendidikan selama 1 semester di Laboratorium Anestesiologi dan
Perawatan Intensif FK UGM / RSUP Dr.Sardjito.
Pada 1 Januari 1989 mulai mendidik residen sendiri (dr.I Gusti
Ngurah Artika sebagai residen pertama) sekarang Staf/Konsulen Anestesi
Bedah Jantung. Dan secara resmi diakui oleh Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan (DEP.P dan K) sebagai pusat pendirian PPDS I dalam
bidang studi Anestesiologi dan Perawatan Intensif. Pengembangan
pendidikan ditujukan untuk mengembangkan pendidikan pelayanan,
kesehatan dan penelitian. Arah pengembangan disesuaikan dengan
pengembangan RS Dr.Sardjito dan FK UGM. Subspesialis dikembangkan
untuk bidang-bidang : Perawatan Intensif (ICU), anestesi bedah jantung,
torax dan kardiovaskuler, klinik nyeri, regional analgesi, anestesi bedah
syaraf, anestesi pediatrik, anestesi bedah umum dan poli anestesi serta
anestesi obstetrik.

2
BAB II
Organisasi Program Pendidikan
Dokter Spesialis Anastesi dan Reanimasi
Fakultas Kedokteran UGM

1. Penyelenggara Program Pendidikan Dokter Spesialis adalah Fakultas


Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
2. Rumah Sakit Pendidikan terdiri atas Rumah Sakit Pendidikan Utama,
Rumah Sakit Pendidikan Afiliasi dan Rumah Sakit Pendidikan Satelit.
(lihat BAB 6)
3. Program Studi Dokter Spesialis Anastesi dan Reanimasi dilaksanakan
oleh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di Departemen
Anastesi dan Reanimasi dengan koordinasi oleh Ketua Program
Studi dan Sekretaris Program Studi.
4. Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi ditetapkan oleh
Kepala Departemen melalui mekanisme pemilihan dan bertanggung
jawab kepada Kepala Departemen.
5. Ketua Program Studi membentuk Tim Koordinasi Semester (TKS)
Program Pendidikan Dokter Spesialis disingkat TKS PPDS dan
menetapkan Ketua yang bertanggung jawab kepada Ketua Program
Studi
6. TKS PPDS ditetapkan KPS dengan susunan Ketua, Sekretaris dan
Anggota.
7. Masa kerja TKS PPDS adalah 5 (lima) tahun untuk maksimum 2 (dua)
kali masa jabatan.

KEPALA DEPARTEMEN
Ditetapkan dengan SK Rektor atas usulan Pimpinan Fakultas. Kepala
Departemen diajukan atas usulan dari anggota melalui pemilihan.
Syarat-syarat sebagai Kepala Departemen ditentukan melalui Keputusan
Rektor.

3
4
Kepala Bagian bertugas :
1. Mempersiapkan semua perangkat akademik yang diperlukan sesuai
dengan Buku Panduan serta menyusun dan mengkoordinasikan
jadwal kegiatan anestesi di Bagian.
2. Menyelenggarakan semua jenis kegiatan yang ditetapkan dalam
buku panduan pendidikan termasuk penyelenggaraan ujian thesis
dan ujian lain.
3. Memantau dan menangani permasalahan dalam pelaksanaan
kegiatan pendidikan di Bagian.

Menetapkan staf pengajar dengan jenjang penilai, Pendidik dan


pembimbing
1. Pembimbing :
Adalah tenaga pengajar yang melaksanakan pengawasan dan
bimbingan terutama dalam ketrampilan tetapi tidak diberi tanggung
jawab atas bimbingan peningkatan bidang ilmiah (kognitif)

Kualifikasi :
Dokter Spesialis dan selama pendidikannya berminat dan
berpengalaman dalam pendidikan dan diangkat atas usul KPS
yang diputuskan dalam rapat bersama staf penilai.

2. Pendidik
Adalah tenaga pengajar yang berkemampuan dalam tugasnya
sebagai pembimbing
yang selalu mempunyai tugas sebagai pembimbing, bertanggung
jawab atas
peningkatan bidang ilmiah (kognitif)

Kualifikasi :
Dokter Spesialis dalam bidangnya dengan pengalaman kerja
sebagai pembimbing minimal 3(tiga) tahun dan diangkat atas usul
KPS yang diputuskan dalam rapat bersama staf penilai

5
3. Penguji
Adalah staf pengajar yang selain mempunyai tugas sebagai
pendidik, diberi wewenang untuk menilai peserta didik

Kualifikasi :
Dokter Spesialis dalam bidangnya dengan pengalaman kerja
sebagai pendidik minimal 3(tiga) tahun dan diangkat atas usul KPS
yang diputuskan dalam rapat bersama staf penilai.

Sekretaris Departemen
Membantu menjalankan tugas-tugas kepala Departemen
Mewakili tugas Kepala Departemen bila Kepala Departemen
berhalangan

6
KETUA PROGRAM STUDI (KPS) DAN SEKRETARIS
Ketua Program Studi adalah
Staf pengajar dokter Spesialis Anastesiologi dan Reanimasi.
KPS tidak merangkap sebagai Ketua Jurusan atau Kepala Bagian
KPS diusulkan oleh staf pengajar ke Dekan Fakultas Kedokteran melalui
Kepala
Departemen Pengangkatannya ditetapkan dengan SK Rektor atas
usulan Dekan.
Tugas KPS penyelenggaraan pendidikan dan secara administratif
bertanggung jawab kepada Pimpinan Fakultas melalui Kepala Bagian.

Sekretaris Program Studi adalah


Seorang spesialis anestesiologi berpangkat sekurang-kurangnya lektor,
bertugas membantu KPS dalam mengelola penyelenggaraan pendidikan
PPDS.
Diusulkan oleh staf pengajar ke Dekan Fakultas Kedokteran, melalui
Kepala Departemen dan dikukuhkan serta diangkat dengan SK Rektor.

Masa jabatan KPS/SPS diatur dengan SK Rektor selama 5 tahun


maksimal dua kali masa jabatan.

Menghentikan jabatan KPS/SPS diatur atas keputusan hasil rapat staf


bagian.

TKS : Tim Koordinasi Semester


Satu atau dua orang staf, untuk mengkoordinasikan kelancaran
pembelajaran tiap
semester

7
Ruang Lingkup Kerja KPS , SPS dan TKS
KPS dan SPS bertanggung jawab atas pengelolaan penyelenggaraan
program studi
bidang ilmu anestesiologi dengan :
1. Merencanakan pelaksanaan program pendidikan sesuai Katalog
Pendidikan, yang dijabarkan dalam buku panduan.
2. Menyelenggarakan seleksi akademik calon peserta program studi
dengan melibatkan staf pengajar terkait.
3. Melaporkan hasil seleksi dengan mengembalikan peserta yang
ditolak kepada Panbang PPDS dan melaksanakan pemanggilan
calon peserta yang diterima dengan tembusan Panbang PPDS dan
Dekan FK UGM
4. Mempersiapkan semua perangkat akademik yang diperlukan dalam
penyelenggaraan proses belajar-mengajar bekerja sama dengan
Kepala Bagian Departemen ataupun Kodik S2 lain yang terkait.
5. Menyelenggarakan penilaian terhadap peserta didik terus menerus
seobyektif mungkin sesuai ketentuan kurikulum dengan melibatkan
semua staf pengajar, serta melaksanakan teguran, peringatan atau
sanksi kepada peserta yang bermasalah.
6. Membuat laporan berkala tentang dinamika peserta didik setiap
semester kepada
a. Calon peserta yang diterima dari seluruh pelamar.
b. Kemajuan tahap pendidikan termasuk kegagalan / penundaan
c. Penghentian pendidikan
d. Penyelesaian pendidikan (calon wisuda)
e. Daftar semua staf pengajar resmi
f. Daftar unit-unit kerja yang dipergunakan di RS pendidikan,
lengkap dengan staf pengajar yang dipilih.

Tugas-tugas administrasi :
Menyusun rencana anggaran serta pertanggungjawaban pelaksanaan
anggaran pada pinpinan FK UGM

8
Susunan Tim Koordinasi Semester (TKS)
Program Pendidikan Dokter Spesialis Anastesi dan Reanimasi Fakultas
Kedokteran UGM
Periode 2010 – 2013
Penanggung Jawab
KPS
Ketua
Dr. Dr. Sudadi, SpAn, KNA, KAR
Sekretaris
Dr. Yunita W, SpAn, KAP, PhD
Anggota
Dr. Bhirowo Yudo Pratomo, SpAn, KAKV
Dr. Djayanti Sari, SpAN, KAP
Dr. Juni Kurniawaty SpAn

Tugas dan Tanggung Jawab


Tim Koordinasi Semester
1. Melaksanakan koordinasi, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
kurikulum pendidikan .
2. Melaksanakan koordinasi penggunaan dan peningkatan fasilitas
pendidikan yang digunakan Program Studi.
3. Melaksanakan koordinasi kegiatan pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat.
4. Menyusun pedoman penerimaan peserta pendidikan dan
pelaksanaan kegiatan pendidikan melalui rapat pleno TKS.
5. Menyusun program kerja melalui rapat kerja tahunan.
6. Menyusun pedoman pengelolaan PPDS i.
7. Melaksanakan inovasi pembelajaran PPDS.
8. Melaksanakan training dalam rangka peningkatan kompetensi .
9. Merancang dan melaksanakan peningkatan professional behavior
bagi PPDS.
10. Membuat laporan pertanggung-jawaban pelaksanaan kegiatan
sekali dalam 1 tahu

9
BAB III
BAB III
PROSES PENERIMAAN PPDS
PROSES PENERIMAAN PPDS

Mulai tahun akademik 2010 penerimaan peserta PPDS dipusatkan di Direktorat


Mulai tahun akademik 2010 penerimaan peserta PPDS dipusatkan
Administrasi Akademik UGM bersama dengan Program Pascasarjana yang lain.
di Direktorat Administrasi Akademik UGM bersama dengan Program
Adapun alur penerimaan dapat dilihat pada diagam alir berikut :
Pascasarjana yang lain. Adapun alur penerimaan dapat dilihat pada
diagam alir berikut :

PENDAFTARAN DAN SELEKSI AWAL OLEH


UNIVERSITAS GADJAH MADA
(Administratif ; TOEFL)
http://um.ugm.ac.id

FAKULTAS
Administrasi, Psikotest, Kesehatan

BAGIAN ANESTESI DAN TERAPI INTENSIF


Test Akademik, Riwayat Pendidikan,
Keminatan, Asal Institusi, Penempatan,
Keluarga, Kemampuan Ekonomi, Rapat
Penentuan Calon yang Diterima

CALON YANG AKAN DITERIMA


DISAMPAIKAN KE FAKULTAS /
UNIVERSITAS

PENENTUAN AKHIR DAN PENGUMUMAN


OLEH UNIVERSITAS

11
Keterangan Diagram Alur :
Setelah memperoleh surat keputusan diterima oleh UGM, maka
peserta didik telah diterima secara resmi dan didaftarkan ke Kolegium
oleh Program Studi Anastesi dan Reanimasi. Residen yang lulus
mendapatkan ijasah kelulusan dari Universitas sesuai dengan Program
yang diikuti.

12
BAB IV
Pembekalan Program
Pendidikan Dokter Spesialis

Peserta didik yang telah diterima wajib mengikuti orientasi :


1. Orientasi di Bagian Anastesi dan Reanimasi.
2. Orientasi yang diselenggarakan bersama oleh Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada dan RSUP Dr. Sardjito.

Dasar pelaksanaan
1. SKB Tiga Menteri (Menkes, Mendikbud dan Mendagri 1987).
2. Piagam Kerjasama Fakultas Kedokteran UGM dan Rumah Sakit
Pendidikan.

I. ORIENTASI DI BAGIAN Anastesi dan Reanimasi


Tujuan
A. Umum
• Peserta didik memahami kebijakan di Bagian Anastesi dan
Reanimasi.

B. Khusus
Setelah selesai menjalani orientasi pra pendidikan, peserta
didik diharapkan mengetahui :
1. System Pendidikan dan Pelayanan Anestesi.
2. System Pendidikan dan Kurikulum PPDS.
3. Pelayanan ICU
4. Pelayanan Gawat Darurat.
5. Instalasi Anestesi.
6. Perpustakaan dan System Informasi.
7. Etika dan Tata Kerja yang Baik.
8. Pelayanan Gedung Bedah Sentral Terpadu (GBST).
9. Tata Penulisan Karya Ilmiah.

13
10. Reference Management
11. Tata Tertib PPDS
12. Post Anesthetic Care Unit (PACU).
13. Airway Management.
14. Basic Life Support.
15. Advance Life Support.
16. Prolong Life Support.
17. Terapi Cairan dan Elektrolit.
18. Pengelolaan Nyeri.
19. Monitoring in Anestesia.
20. Farmakologi Dasar.
21. Obat-obat Induksi.
22. Obat-obat Inhalasi.
23. Opioid.
24. Lolak Anestesi.
25. Pelumpuh Otot.
26. Anatomi dan Fisiologi Respirasi.
27. Anatomi dan Fisiologi Kardiovaskuler.
28. Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf Pusat.
29. Anatomi dan Fisiologi Medulla Spinalis dan Saraf Tepi.
30. Anatomi dan Fisiologi Sistem Gastro Intestinal.
31. Anatomi dan Fisiologi system Urinaria.
32. Obat-obat Kardiovaskuler.

II. ORIENTASI OLEH FK DAN RSS


A. Umum
1. Peserta didik memahami kebijakan Fakultas Kedokteran
UGM dan Rumah Sakit Sardjito (sebagai RS Pendidikan)
tentang PPDS.
2. Peserta didik melaksanakan kebijakan dan program yang
ada di Rumah Sakit Sardjito dalam hal pendidikan, penelitian
dan pengabdian masyarakat.
3. Peserta didik memahami dan menerapkan hukum kesehatan.

14
B. Khusus
Setelah selesai menjalani orientasi pra pendidikan, peserta
PPDS diharapkan :
1. Melaksanakan Kode Etik Kedokteran Indonesia sesuai
dengan Sumpah Dokter dan Hukum Kesehatan.
2. Menjalankan segala kebijakan Fakultas Kedokteran UGM
dan Rumah Sakit Pendidikan tentang Pendidikan, Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat secara profesional.

Materi Orientasi terdiri atas:


a. Kebijakan terkait dengan pendidikan klinik (tata tertib) ; nilai-
nilai UGM, sejarah UGM, FK dan Rumah Sakit.
b. Manajemen Rumah Sakit, terdiri atas :
• Manajemen pelayanan medis dan keperawatan
• Program jaga mutu, clinical governance, INA DRG dan
clinical pathways
• Manajemen risiko dan patient safety INOS, K3 Rumah Sakit
• Medical Record
• Leadership dalam pelayanan klinik
c. Residen sebagai pelayan klinik , terdiri atas :
• Sistim pelayanan di rawat jalan, rawat inap-SPM
• Peran residen dalam rawat darurat
• IBS (Instalasi Bedah Sentral) dan anestesi
• Pelayanan medis penunjang
• Peresepan, kebijakan asuransi
• Etika (pelayanan klinis, nilai budaya rumah sakit)
• mediko legal
• Komunikasi dalam pelayanan
d. Topik Residen sebagai peneliti, terdiri atas :
• Etika penelitian
• Penelitian klinik-good clinical practice, translational research
• Sumber dana dan fasilitas penunjang penelitian
• Keterampilan searching

15
e. Topik Residen sebagai Pendidik yaitu
• supervisi klinik,
• pemberian feedback dan penilaian • etika pendidikan.

Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah cara belajar dokter aktif dan
pemecahan masalah yang berupa narasi, diskusi kelompok dan
latihan keterampilan.

Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan orientasi pra-pendidikan sebelum program
pendidikan spesialisasi dimulai.

Evaluasi
Evaluasi selama orientasi meliputi:
1. Pre-tes dan post-tes
2. Kehadiran:
a. Peserta didik diwajibkan mengikuti keseluruhan kegiatan
orientasi prapendidikan.
b. Bila berhalangan diharuskan mempunyai keterangan dari
Ketua Program Studi yang bersangkutan.
c. Ketidakhadiran sampai pukul 10.00 WIB tanpa
pemberitahuan dianggap tidak hadir satu hari penuh.
d. Peserta dianggap gugur dan harus mengulang pra-
pendidikan pada kesempatan yang akan datang apabila:
• Tidak hadir selama dua hari atau lebih
• Meninggalkan kegiatan prapendidikan tanpa ijin Ketua
Panitia/ Penanggung jawab harian yang bertugas
• Tidak lulus post - tes (ujian ulang maksimal 3x (tiga
kali)) sesuai nilai batas lulus.
e. Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito akan memberikan
(menentukan) Surat Ijin Bekerja bagi peserta yang lulus
pada pra-pendidikan dan memberikan tembusan SIB ke
Ketua Program Studi masing-masing.

16
Pelaporan lulusan
1. Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah dinyatakan lulus dari
pendidikan, Ketua Program Studi segera melaporkan kepada Dekan
melalui Kepala Bagian.
2. TKP PPDS menyiapkan kelengkapan ijazah PPDS yang ditandatangani
oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dan
Rektor UGM.
3. Atas nama Dekan Fakultas Kedokteran, Ketua TKP PPDS mengirimkan
berkas-berkas lulusan kepada Kolegium Program Studi masing-
masing.
4. Sesuai dengan surat perjanjian yang telah ditandatangani peserta
maka setelah lulus, yang bersangkutan dikembalikan ke instansi
asal.

17
BAB 5
Visi, Misi dan Tujuan Program Pendidikan
Dokter Spesialis Anastesi dan Reanimasi
FK UGM

A. Visi
Menjadi pusat pendidikan anestesi, melaksanakan penelitian dan
pengabdian masyarakat dibidang ilmu anestesi , menghasilkan spesialis
anestesi yang mandiri, berjiwa Pancasila, untuk mencapai kesejahteraan
yang berbasis profesionalitas.

B. Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan inovatif PPDS Anestesi dan


pembinaan profesi bagispecialis anestesi sehingga menghasilkan
SDM berkualitas.
2. Menjaga mutu luaran pendidikan spesialis Anestesi,menetapkan
proses pendidikan agar sesuai dengan standar kurikulum
nasonal.
3. Mengupayakan poengabdian masyarakat beru[a pendidikan
(pelatihan),konsultasi (pelayanan kesehatan dalam rangka
memenuhi kebutuhan masyarakat
4. Mengembangkan kurikulim bersama-sama denag seluruh
IPDS di Indonesia sesuai dengan perkembangan ilmun dang
teknologi
5. Pengembangan penelitian dibidang anestsesi dan terapi intensif.

C. Tujuan Umum

1. Menyelenggarakan pendidikan dokter spesialis Anastesi dan


Reanimasi klinik berbasis kompetensi di Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada untuk memenuhi kebutuhan

19
masyarakat nasional dan internasional dalam pelayanan
kesehatan spesialistik.
2. Menghasilkan dokter spesialis profesional dengan ciri berilmu,
terampil dan beretika.

D. Tujuan Khusus

1. Melaksanakan isi program pendidikan sesuai Katalog Program


Studi Anestesi dan Terapi
2. Intensif seperti yang disusun oleh Kolegium secara konsisten
dan konsekuen yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan
3. Melaksanakan program khusus (muatan lokal) yang ditetapkan
oleh Fakultas Kedokteran UGM.
4. Menghasilkan dokter spesialis anestesi dengan integritas ilmu
yang tinggi dan mampu ber inovasi untuk menjawab tantangan
aktual dan masa depan Menghasilkan Dokter spesialis anestesi
yang beriman dan bertakwa, bersusila, berbudi luhur, dan
Pancasilais serta mengamalkan etika kedokteran dengan
mengutamakan kesehatan pasien, otonomi, rahasia jabatan
(confidentiality), berkeadilan ( justice), jujur (veracity), berbuat
terbaik untuk pasien (beneficence/doing good) dan tidak
mencederai pasien (non- maleficence/do no harm) dan manajer
klinik yang baik, serta taat hukum.

TUJUAN UMUM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS.

1. Mempunyai rasa tanggung jawab dalam pengalaman ilmu kesehatan


sesuai dengan ketentuan pemerintah
2. Mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidangnya serta
mempunyai ketrampilan dan sikap yang baik sehingga sanggup
memahami dan memecahkan masalah kesehatan secara ilmiah
dan dapat mengamalkan ilmu kesehatan kepada masyarakat yang
sesuai dengan bidang keahlianya secara optimal.

20
3. Mampu menentukan, merencanakan dan melaksanakan pendidikan
dan penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmu ke tingkat
akademik yang lebih tinggi. 4. Mampu mengembangkan sikap
pribadi sesuai dengan etik ilmu dan etika profesi.

TUJUAN UMUM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ANESTESIOLOGI

Sadar akan tanggung jawab sebagai WNI yang mengabdi dalam


bidang pelayanan kesehatan,mengerti dan merasakan tuntutan
masyarakat dan program pemerintah untuk meningkatkan taraf
kesehatan masyarakat, maka seorang dokter spesialis anestesiologi
wajib:
1. Mempunyai kemampuan untuk melakukan komunikasi dengan baik
dengan para sejawat dokter dan anggota tim kesehatan yang lain
serta anggota masyarakat.
2. Mempunyai kemampuan untuk mengelola kegiatan pelayanan
anestesiologi secara bertanggung jawab sebagai anggota tim
pelayanan kesehatan didalam maupun di luar Rumah Sakit
3. Mempunyai cukup pemahaman ilmu-ilmu dasarr terkait (fisologi,
farmakologi fisika, anatomi, kimia) dan pengetahuan serta
kemampuan ketrampilan untuk :.
a. Menghilangkan rasa nyeri, takut, cemas pada pembedahan,
persalinan dan tindakan medik lain, baik sebelum selama dan
sesudahnya.
b. Mengawasi dan menunjang fungsi-fungsi vital penderita yang
mengalami stress pembedahan dan pemberian anestesia.
c. Mengelola penderita tidak sadar apapun sebabnya.
d. Mengelola penderita yang mengidap masalah nyeri apapun
penyebabnya (management of pain problems) , termasuk nyeri
kronik dan paliatif.
e. Mengelola masalah resusitasi jantung paru dan otak (Basic Life
Support / BLS, Advanced Life Support/ALS dan prolonged Life
Support /PLS)

21
f. Mengelola masalah gangguan nafas dan pernafasan buatan
jangka panjang
g. Mengelola berbagai gangguan cairan, elektrolit dan
metabolisme.

4. Mempunyai kemampuan untuk mengelola kedokteran gawat


darurat (Critical Care Medicine) yang meliputi trias : resusitasi :
pengelolaan pasien gawat (emergency care) untuk keadaan yang
mengancam kehidupan dan pengelolaan terapi intensif (intensive
care therapy)
5. Mempunyai kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan dan
ketrampilan sebagai dokter spesialis anestesioogi sesua dengan
tuntutan masyarakat dan kemampuan ilmu pengetahuan.

22
BAB VI
TAHAP PENDIDIKAN DAN PEMETAAN
KURIKULUM

Peta Kurikulum Pendidikan Spsialis Anestesiologi

Catatan : Waktu dan semester di atas tidak mengikat. Hasil pembelajaran


(learning outcome) bergantung pada pencapaian kompetensi. Bila
sudah dianggap kompeten bisa naik semester (penilaian meliputi segi
kognitif, afektif, psikomotor. Kognitif : lulus ujian, menyelesaikan tugas
ilmiah. Psikomotor: mencapai jumlah kasus sesuai tabel di bawah.

23
Afektif: penilaian tingkah laku/kepribadian)

MODUL PENDIDIKAN Anastesi dan Reanimasi


Semester
No Modul SKS
I II III IV V VI VII
1 Modul Keterampilan Dasar
Anestesiologi I
2 Modul Keterampilan Dasar
Anestesiologi II
3 Modul Keterampilan Dasar
Anestesiologi III
4 Modul Kedokteran Perioperatif I
5 Modul Kedokteran Perioperatif II
6 Modul Persiapan Obat dan Alat
Anestesia
7 Modul Traumatologi I
8 Modul Anestesia Umum
9 Modul Analgesia regional I (Bier’s
block, spinal)
10 Modul Analgesia regional II
(epidural, kaudal, blok saraf)
11 Modul Anestesia Bedah Ortopedi I
12 Modul Anestesia Bedah Ortopedi II
13 Modul Anestesia Bedah Onkologi
dan Bedah Plastik
14 Modul Anestesia Bedah Urologi
15 Modul Anestesia Obstetri I
16 Modul Anestesia Obstetri II
17 Modul Anestesia Bedah THT I
18 Modul Anestesia Bedah THT II
19 Modul Anestesia Bedah Mata
20 Modul Anestesia Bedah Pediatrik I
(prosedur sederhana)
21 Modul Anestesia Bedah Pediatrik
II (lanjutan)
22 Modul Anestesia Bedah Saraf I
23 Modul Anestesia Bedah Saraf II
24 Modul Anestesia Bedah Rawat
Jalan
25 Modul Anestesia Kardiotorasik I

24
Semester
No Modul SKS
I II III IV V VI VII
26 Modul Anestesia Kardiotorasik II
27 Modul Anestesia Bedah Darurat
28 Modul Anestesia Bedah Invasif
Minimal
29 M odul Anestesia Di luar Kamar
Bedah
30 Modul Anestesia dan Penyakit
Khusus
31 Modul Anestesia dan Penyakit
Langka
32 Modul Traumatologi II
33 Modul Post Anesthesia Care Unit
(PACU)
34 Modul Penatalaksanaan Nyeri
35 Modul Intensive Care I
36 Modul Intensive Care II
37 Modul Penelitian
38 Modul Kemampuan Komunikasi
dan Profesionalisme
Jumlah Modul 7 10 9 7 4 7 2
SKS 11 15 15 15 12 12 14 94

25
26
Modul selengkapnya tercantum di BUKU MODUL ANESTESI TAHAP -
TAHAP PENDIDIKAN
1. Tahap Pertama (Orientasi dan Pembekalan)
Setelah menyelesaikan tahap ini, meliputi semester ke 1 dan 2,
peserta didik diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut :
Kognitif atau Pengetahuan
1. Mengetahui dasar-dasar metodologi penelitian, filsafat ilmu,
statistik, biologi sel, etika dan medikolegal serta komunikasi
atau hubungan antara dokter dengan pasien/keluarga pasien.
2. Mengetahui fisiologi fungsi-fungsi tubuh dalam keadaan
normal, hubungan antara fungsi tersebut dengan perubahan
fungsi yang dapat timbul dalam prakte anestesia. Utamanya
adalah fisiologi nyeri, respirasi, sirkulasi, susunan syaraf pusat
dan perifer, ginjal, neuromuscular junction, metabolik dan
endokrin.
3. Mengetahui farmakologi, meliputi prinsip-prinsip farmakologi
umum,farmakologi obat yang lazim dipakai dalam praktek
anestesi, utamanya farmakokinetika dan farmakodinamik.
4. Mengetahui prinsip sifat-sifat dan kimia dalam klinik
anestesiologi.
5. Mengetahui prinsip kerja alat atau mesin anestesi, demikian
pula alat-alat monitor EKG, pulse oksimeter. Kapnografi, nerve-
stimulator.
6. Mengetahui secara dini dalam keadaan emergensi yang
mengancam nyawa, baik pada waktu induksi, selama maupun
pasca anestesia, serta mengetahui cara mengatasi keadaan
tersebut.
7. Mengetahui teori premedikasi, induksi, pemeliharaan anestesia
dan pengelolaan pasca anestesia/pasca bedah pasien-pasien
status fisik ASA 1-2 untuk pasien berumur 5-60 tahun, pada
kasus-kasus bedah umum tertentu, bedah THT, bedah mata
dan bedah obsgin.

27
8. Mengetahui teori anestesia subarakhnoid dan epidural
9. Mengetahui teori tindakan resusitasi jantung paru otak
10. Mengetahui teori dasar keseimbangan cairan, asam-basa dan
elektrolit.
11. Mengetahui teori nyeri akut dan penanggulangannya
12. Mengetahui cara mengatur posisi pasien yang aman selama
operasi dan mengetahui akibat buruknya.
13. Mengetahui pengelolaan pasien trauma dalam kegawatan yang
mengancam nyawa dan atau cacat.

Psikomotor atau Ketrampilan


Mampu melakukan anestesia umum dan anestesia subarakhnoid
pasien dengan ASA 1-2 pada umur 5-60 tahun
1. Mampu melakukan penilaian kondisi pasien pre-operatif.
2. Mampu mengoptimalkan kondisi pasien sebelum operasi
3. Mampu melakukan tehnik dan interprestasi pemantauan fungsi-
fungsi vital, tekanan darah, EKG, pulse-oksimetri, kapnografi,
monitor neuro-muskular.
4. Mampu mengatur meja operasi.
5. Mampu melakukan beberapa tehnik induksi anestesia inhalasi,
intravena, intravena perektal
6. Mampu menggunakan dengan benar sungkup muka, sungkup
laring, intubasi trakeal serta melakukan pemeliharaan anestesia
dengan aman.
7. Mampu mengelola jalan nafas dengan baik dengan cara - cara
butir 6
8. Mampu melakukan nafas bantu, nafas kendali manual secara
terlatih dan benar.
9. Mampu mengenal dengan cepat dan tanggap terhadap
keadaan emergency yang mengancam nyawa pasien serta
mampu melakukan penanganannya.

28
10. Trampil melakukan ekstubasi dan pengawasan masalah-masalah
dan komplikasi paska ekstubasi dan paska bedah seperti
muntah, obstruksi jalan nafas, spasme laring, spasme bronkus,
syok, delirium dan lain-lain.
11. Mampu melakukan anestesi subarakhnoid dan telah melakukan
anestesi epidural serta mampu mengatasi komplikasi akut yang
mungkin terjadi.
12. Mampu melakukan resusitasi jantung paru (RJP), bantuan hidup
dasar dan bantuan hidup lanjut.
13. Mampu mengelola pasien dalam keadaan kedaruratan yang
mengancam nyawa- nyawa dan atau cacat.

Afektif atau Sikap


1. Menyadari bahwa tugas anestesi adalah bagian dari tugas tim
yang menangani pasien yang memerlukan tindakan operasi dan
atau tindakan medik lain, sehingga harus mampu berkomunikasi
dan adaptasi dengan baik terhadap anggota tim yang lain.
2. Bersikap etis pada pasien dan selalu menjunjung tinggi etika
kedokteran.
3. Memiliki rasa tanggung jawab pada setiap tugas
4. Tanggap terhadap kesulitan yang dihadapi sejawat anestesi pada
waktu tugas bersama dan siap untuk memberikan pertolongan,
sebaliknya tanggap terhadap keterbatasan kemampuan sendiri,
sehingga tidak segan - segan untuk meminta bantuan sejawat
lain, demi keselamatan pasien.
5. Bekerja secara sistematik, cekatan, teliti dalam masalah-masalah
detil
6. Bersikap proaktif untuk meningkatkan kemampuan diri dengan
selalu berupaya mendapat dan belajar lebih banyak jumlah dan
variasi kasus.
7. Mengikuti acara-acara ilmiah didalam dan di luar pendidikan
resmi.

29
8. Menyelesaikan dua makalah tepat sesuai jadwal.
9. Ikut berperan dan membantu pendidikan mahasiswa kedokteran
dan atau perawat.
10. Mematuhi peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh
pengelola pendidikan.

Prasyarat untuk mencapai Kompetensi


1. Telah melakukan tindakan anestesi umum sejak persiapan,
optimalisasi, premedikasi, induksi, pemeliharaan anestesi,
pengelolaan pasca bedah pada kasus status fisik ASA 1-2 umur
5-60 tahun, pada bedah umum, bedah THT, bedah mata, bedah
obsgin sebanyak minimal 200 kasus
2. Melakukan anestesi subarakhnoid sebanyak 50 kali
3. Trampil dalam menyampaikan pendapat scara sistematis serta
logis dan benar.
4. Telah mempresentasikan 2 makalah.

2. Tahap Kedua (Magang)


Setelah menyelesaiakan tahap ini, meliputi semester ke 3 dan 4
peserta didik diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut :

Kognitif atau Pengetahuan


1. Memahami akan aplikasi ilmu dasar anestesiologi pada praktek
anestesia
2. Memahami farmakokinetika dan farmakodinamika obat-obat
anestesi dan obat- obat pendukung yang lain
3. Memahami tanda-tanda abnormal atau komlikasi-komplkasi
yang timbul akibat teknik dan pemberian anestesi yang
dilakukan tidak benar serta mampu dengan cepat mengenal
dan mengatasi masallah tersebut.
4. Memahami masalah kekhususan anestesi pada bedah umum,
bedah kepala leher, THT, bedah mata , bedah caesar.

30
5. Mengetahui teori anestesi pada bedah pediatri.
6. Mengetahui teori dasar-dasar critical care pada kasus di
intensive care unit

Psikomotor atau Ketrampilan


1. Mampu mengelola pasien pasca bedah, baik diruang pulih
maupun di ICU.
2. Trampil melakukan anestesi subarakhnoid dan epidural
3. Trampil melakukan anestesi bedah emergency sesuai tahapan
4. Mampu melakukan anestesi bedah pediatri
5. Mampu melakukan anestesi pada bedah cesar
6. Mampu melakukan anestesi pada pasien status fisik ASA 3-4
sesuai tahapan
7. Mampu menilai pasien ICU, baik paska bedah atau bukan pasca
bedah, serta mampu mengenal dan melakukan tindakan awal
terhadap keadaan-keadaan yang mengancam nyawa pasien.
8. Mampu mengelola masalah nyeri akut.

Afektif atau Sikap


1. Bersikap dewasa tenang dan lebih percaya diri walaupun dalam
situasi yang paling sulit sekalipun
2. Lebih tanggap terhadap tanda-tanda kegawatan yang
mengancam keadaan atau nyawa pasien dan bersikap cepat
dan tepat melakukan antisipasi.
3. Selalu siap mempertimbangkan pendapat senior maupun
yunior
4. Bersedia memberikan pengetahuan dan pengalaman teori dan
praktek anestesia kepada residen lebih yunior
5. Berperan serta dalam mendidik dan mengajar mahasiswa
kedokteran dan perawat.

31
Prasayarat untuk mencapai Kompetensi
1. Telah melakukan anestesia epidural sebanyak minimal 30 kasus
2. Telah melakukan anestesia bedah efektif dan emergency
bedah pediatri termasuk neonatus minimal 50 elektif dan 20
emergency.
3. Telah melakukan anestesi bedah elektif dan emergency pasien
status fisik ASA 3- dewasa dan pediatri 100 kasus
4. Telah melakukan anestesia bedah cesar minimal 20 kasus
5. Telah mempresentasikan 6 makalah wajib sesuai jadwal
6. Trampil dalam menjelaskan secara sistematik dan logis
serta benar terhadap kasus-kasus anestesi bermasalah atau
komplikasi - komplikasi yang timbul, maupun kasus-kasus ICU.
7. Telah melakukan anestesi umum, anestesia regional bedah
elektif dan emergency sebanyak 1000 kasus
8. Telah mempersiapkan proposal penelitian.

3. Tahap Ketiga (Mandiri)


Setelah menyelesaikan tahap ini, meliputi semester ke 5, 6 dan 7
peserta didik diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut :

Kognitif atau Pengetahuan


1. Memahami patofisiologi penyakit yang menyertai kondisi pasien
dihubungkan dengan tindakan anestesi
2. Memahami patofisologi penyakit pasien pediatri dan neonatus.
3. Menguasai prinsip-prinsip penting tentang Intensive Care
Medicine
4. Menguasai penanggulangan nyeri akut
5. Mengetahui masalah-masalah dan tehnik anestesia bedah
kraniotomi, bedah jantung dan bedah paru.
6. Mengetahui cara nelakukan prosedur klinik serta penggunaannya
tindakan invasif, seperti pemasangan kateter vena sentral,
krikotirotomi, kateter intra arterial, kateter Swan Ganz dan lain-
lain.

32
7. menguasai pengelolaan anestesi untuk prosedur diagnostik,
radiotherapi, anestesi pada pasien dengan status fisik ASA 3-5
8. Mengetahui cara bertindak selaku leader atau chief resident, alih
ilmu pada residen lebih muda, mahasiswa kedokteran maupun
perawat.
9. Mengetahui cara mengelola ICU
10. Mengetahui pengelolaan nyeri kronik.

Psikomotor atau ketrampilan Afektif dan Sikap


1. Sebagai chief atau pimpinan residen, bertanggung jawab atas
kelancaran pelayanan anestesi bedah elektif dan emergency
maupun prosedur lain yang memerlukan kehadiran dokter
anestesi.
2. Bertanggung jawab atas koordinasi tugas pelayanan anestesi
serta penanggulangan masalah anestesi yang dihadapi, sendiri
atau secara bersama.
3. Memiliki motivasi besar untuk alih ilmu dan pengalaman pada
residen yunior, mahasiswa kedokteran maupun perawat.
4. Bersikap tenang atau kepala dingin dan dapat menguasai diri
terhadap kritik yang bertujuan demi kebaikan pasien.
5. menjunjung tinggi etik dan kode etik kedokteran terhadap
pasien sebagai subyek penelitian.
6. Sikap saling menghargai terhadap sesama sejawat anestesi
maupun sejawat disiplin lain, baik didalam tugas sebagai suatu
tim maupun diluar tugas.
7. Sikap disiplin dan bijaksana terhadap teman-teman sekerja
suatu tim baik senior, satu angkatan maupun yunior.

Prasyarat untuk mencapai Kompetensi


1. Telah melakukan anestesi umum dan regional pada bedah
elektif dan emergency serta pada semua status fisik ASA antara
1500 sampai 1750 kasus, termasuk diantara minimal 300 operasi
emergency dan diantaranya termasuk butir 2,3,4 dan 5

33
2. Telah melakukan anestesi bedah kraniotomi sebanyak minimal
50 kasus
3. Telah melakukan asistensi anestesi bedah jantung minimal 10
kasus
4. Telah melakukan asistensi anestesi bedah paru minimal 10 kasus
5. Telah berhasil melakukan anestesi blok lain , (selain subarakhnoid
dan epidural), sebanyak minimal 10 kali
6. Telah melakukan pengelolaan ICU minimal 10 jenis kasus
7. Telah berhasil melakukan pemasangan kateter- vena sentral
minimal 10 kali
8. Telah bertindak sebagai chief residen selama minimal 2 kali
9. Telah bertindak sebagai pimpinan sidang laporan pagi/parade
minimal sebanyak 20 kali
10. Telah memimpin sidang ilmiah referat dan lain-lain minimal 2
kali
11. Telah mempresentasikan semua makalah wajib dan telah
menyelesaikan tulisan penelitian akhir.

34
BAB VII
EVALUASI DAN PEMANTAUAN PPDS

Evaluasi
Evaluasi peserta didik dalam pendidikan Anastesi dan Reanimasi,
bertujuan untuk memastikan keselamatan pasien sebagai tanggung
jawab program studi kepada masyarakat. Evaluasi juga digunakan
untuk mengukur pencapaian standar kompetensi minimum yang
merupakan tanggung jawab program studi terhadap peserta didik.
Evaluasi merupakan parameter keefektifan program studi (kurikulum
dan sistem pendidikannya) serta menyiapkan kemampuan peserta didik
untuk menjalankan tugas profesinya setelah menyelesaikan pendidikan.
Pemantauan PPDS juga diperlukan untuk memastikan proses
pendidikan sesuai dengan Kalender Pendidikan yang sudah ditetapkan

Metode Evaluasi
Metoda dan instrument penilaian serta kriteria kelulusan disusun
dan ditetapkan oleh pengelola program studi berdasarkan kurikulum
yang ditetapkan kolegium. Penilaian mencakup seluruh kegiatan
pendidikan baik pengetahuan, keterampilan dan prilaku.
Selama proses pendidikan, penilaian dilakukan secara terstruktur
pada tiap tahap pendidikan yang dilaksanakan oleh KPS berkoordinasi
dengan Kolegium terkait, dengan memperhatikan kompetensi yang
harus dicapai sesuai tahapan pendidikan

Tahapan
1. Evaluasi Semester.
2. Ujian Board Nasional
3. Evaluasi Kualifikasi
4. Evaluasi Lanjutan
5. Evaluasi Akhir :

35
Ujian Komprehensif Lokal
Ujian Komprehensif Nasional
Ujian OSCE Nasional
EVALUASI SEMESTER
Program Studi Anastesi dan Reanimasi FK UGM menerapkan
kombinasi sistem modul dan evaluasi persemester. Peserta didik yang
telah mengikuti modul dalam satu semester untuk naik ke tingkat
lebih tinggi setelah melalui tahapan evaluasi meliputi kemampuan
kognitif dan afektif. Syarat mengikuti evaluasi setelah peserta didik
menyelesaikan tugas akademik dan pencapaian ketrampilan klinik
yang telah ditetapkan. Apabila peserta didik tidak memenuhi syarat
evaluasi yang bersangkutan akan ditunda evaluasinya pada semester
berikutnya. Jika dalam evaluasi ini peserta didik dinyatakan cakap akan
naik ke jenjang berikutnya.

UJIAN BOARD NASIONAL


Sesuai dengan ketentuan Kolegium Anastesi dan Reanimasi PPDS
1 anestesi yang telah menyelesaikan semester 3 diwajibkan mengikuti
Ujian Nasional Ilmu Anestesi Dasar. Ujian ini diatur oleh Komisi Ujian
Nasional dan diselenggarakan setahun dua kali. Peserta didik yang tidak
lulus dapat mengulang pada semester berikutnya.

EVALUASI KUALIFIKASI

Tujuan
Untuk menentukan apakah seorang peserta didik dapat meneruskan
pendidikan ke tahap selanjutnya atau dianjurkan untuk mengundurkan
diri.

Masa evaluasi
Pemantauan dan penilaian dilakukan secara berkesinambungan
dan evaluasi dilakukan pada tahap awal pendidikan. Bila peserta didik
gagal melampaui tahap kualifikasi peserta diminta mengundurkan diri.

36
EVALUASI LANJUTAN

Tujuan
Evaluasi pada tahap lanjutan, bertujuan untuk menentukan apakah
seorang peserta PPDS dapat meneruskan pendidikannya ke tahap selanjutnya.

Masa Evaluasi
Pemantauan dan penilaian dilaksanakan setiap tahap pendidikan sesuai
program studi masing-masing. Evaluasi dilakukan pada akhir semester.

Keputusan
1. Dapat meneruskan pendidikan ke tahap berikutnya.
2. Dapat meneruskan pendidikan dengan syarat.
3. Mengulang pendidikan pada semester yang sama sesuai dengan
program studi masing-masing. Dalam satu semester peserta didik
hanya diberi kesempatan mengulang satu kali.

3. EVALUASI AKHIR

Tujuan
Untuk menentukan apakah seorang peserta didik dapat memenuhi
syarat sebagai dokter spesialis Anestesi. Pada akhir pendidikan, metode
penilaian dan uji kompetensi dilakukan oleh Kolegium Anastesi dan
Reanimasi melalui Badan Penguji Nasional.

Masa Evaluasi
Pemantauan dan penilaian dilaksanakan selama masa pendidikan dan
evaluasi akhir dilaksanakan pada akhir pendidikan.

Syarat-syarat
1. Telah menyelesaikan semua tugas yang diwajibkan dalam masa
pendidikan
2. Telah menyelesaikan syarat administrasi.

37
Evaluasi akhir terdiri dari dua tahap yaitu :
1. Ujian komprehensif lokal. Diselenggarakan setelah peserta didik
menyelesaikan semua stase dan telah lulus ujian karya ilmiah akhir.
2. Ujian komprehensif nasional. Diselenggarakan oleh kolegium,
penguji terdiri dari penguji lokal dan penguji nasional dari pusat
pendidikan lain yang ditunjuk oleh Komisi Ujian Nasional. Ujian
komprehensif nasional diselenggarakan secepatnya satu bulan
setelah ujian komprehensif lokal.
3. Ujian OSCE Nasional

Keputusan
1. Lulus Dokter Spesialis Anestesi.
2. Mengulang ujian yang waktunya ditentukan oleh masing-masing
kolegium.

PUTUS PENDIDIKAN (Drop out)


A. Prosedur
1. Dilakukan penilaian atas unsur-unsur kognitif, afektif, dan
psikomotor.
2. Setelah mendapat peringatan pertama (lisan), peringatan kedua
(tertulis) dan peringatan ketiga (tertulis), peserta didik dapat
diberhentikan proses pendidikannya.
3. Dalam kasus pelanggaran etika dan susila, peringatan lisan dan
tertulis tidak diperlukan (diserahkan ke FK untuk membahas
secara spesifik tentang kriteria pelanggaran).
4. Hasil penilaian dan sangsi dirapatkan dalam rapat khusus
Bagian.

B. Kriteria putus pendidikan


1. Kegagalan evaluasi kualifikasi pada tahap awal pendidikan.
2. Kegagalan pada akhir semester II dan seterusnya, setelah diberi
kesempatan

38
3. mengulang sesuai ketentuan masing-masing program studi.
4. Meskipun dengan bimbingan khusus, ternyata tidak mampu
belajar, sehingga diperkirakan tidak dapat menyelesaikan
pendidikannya.
5. Kurangnya rasa tanggung jawab profesional yang dapat
membahayakan pasien dan lembaga pendidikan.
6. Pelanggaran etik kedokteran yang berat dan/atau tindak asusila.
Ketidakmampuan menyelesaikan tahapan pendidikan (2n-1)
tahun, diluar cuti dan sakit.
7. Dicabutnya Surat Ijin Bekerja atau diberhentikan bekerja dari RS
DR. Sardjito setelah mendengarkan pertimbangan dari berbagai
pihak yang terkait.
8. Menderita gangguan fisik atau mental yang diketahui setelah
menjalani masa pendidikan yang membahayakan diri sendiri,
lingkungan dan pasien berdasarkan keterangan medis dari
dokter yang berkompeten.

C. Kewenangan Pada Proses Putus Pendidikan


1. Bagian mempunyai kewenangan mengusulkan putus pendidikan
peserta didik ke Fakultas atas dasar alasan akademik maupun
non akademik.
2. Putus pendidikan peserta didik atas dasar alasan akademik
diputuskan oleh Rektor UGM atas usulan Dekan.
3. Putus pendidikan peserta didik atas dasar alasan non-akademik
harus diputuskan bersama oleh Dekan Fakultas Kedokteran,
Direktur RS. DR. Sardjito, Ketua TKP-PPDS dan Kepala Bagian
yang terkait, setelah mendengarkan pendapat Panitia Etik
Rumah Sakit Wahana Pendidikan dan diputuskan oleh Rektor
UGM.
4. Direktur RS DR. Sardjito dapat mencabut Surat Ijin Bekerja (SIB)
setelah mendengarkan pertimbangan dari berbagai pihak yang
terkait.

39
D. Proses Putus Pendidikan
1. Peserta didik dipanggil oleh Program Studi/Bagian untuk
diberitahu tentang pelanggaran yang diduga telah dilakukan.
Peserta didik diberikan kesempatan untuk memberikan jawaban,
klarifikasi atau pembelaan terkait dugaan pelanggaran.
2. Program studi/Bagian mengadakan rapat terkait dugaan
pelanggaran peserta didik dan mengambil sikap dan keputusan
setelah mendengarkan pertimbangan dari berbagai pihak
terkait.
3. Apabila terbukti bersalah, Bagian mengajukan surat
pemberhentian kepada Dekan berdasarkan hasil rapat.
4. Tim yang terdiri dari Dekan, TKP PPDS dan Kepala Bagian
akan mengadakan pertemuan. Apabila terbukti bersalah,
Dekan membuat surat keputusan putus pendidikan yang akan
diserahkan ke Rektor UGM.
5. Peserta didik dipanggil oleh Tim yang terdiri dari Kepala Bagian,
TK PPDS dan Dekan untuk diberitahu tentang keputusan Putus
Pendidikan dan alasan-alasannya.
6. Peserta didik ikut menandatangani Berita Acara yang berisi
pelanggaran yang dilakukan oleh yang bersangkutan.
7. Pemberitahuan putus pendidikan dilakukan secara tertulis oleh
Rektor.

40
BAB IX
KOMPETENSI

Selama menjalani pendidikan residen akan mendapatkan kompetensi


sesuai dengan jenjang pendidikan yang telah dilalui, setelah dilakukan
tahap evaluasi semester. Berikut kompetensi sesuai dengan tingkat
pencapaian semester :

NO KELAS KOMPETENSI KETERANGAN

Ketrampilan Dasar Anestesiologi I Mengerjakan kompetensi kelas


Kedokteran Perioperatif I IA dengan pendampingan
Pe r s i a pa n O ba t d a n A l a t
1 IA
Anestesi
Anestesi Umum I
Penatalaksanaan Nyeri
Ketrampilan Dasar Anestesiologi II Mengerjakan kompetensi IA
Kedokteran Perioperatif II Mengerjakan kompetensi kelas
Traumatologi I IB dengan pendampingan
2 IB Anestesi Umum II
Anelgesia Regional I (Spinal)
Anestesi Bedah Ortopedi I
Anestesi Bedah Darurat
Ketrampilan Dasar Anestesiologi III Mengerjakan kompetensi IA
Anestesi Bedah Ortopedi II dan IB
Bedah Onkologi dan Bedah Plastik Mengerjakan kompetensi kelas
Anestesi Bedah Urologi IIA dengan pendampingan
Anestesi Bedah THT I
3 IIA Anestesi Bedah Mata
Anelgesia Regional II (kaudal)
Anestesi Bedah Pediatrik I
(Prosedur Sederhana)
Traumatologi II
Anestesi Obstetri I

41
NO KELAS KOMPETENSI KETERANGAN

Anestesi Obstetrik II Mengerjakan kompetensi IA, IB


Anestesi Bedah THT II dan IIA
Mengerjakan kompetensi kelas
Anestesi dan Penyakit Khusus
Post Anesthesia Care Unit IIB dengan pendampingan
4 IIB (PACU)
Anelgesia Regional III (epidural)
Anestesi di Luar Kamar Bedah
Anestesi Bedah Pediatrik II
(lanjutan)
Anestesi Bedah Rawat Jalan Mengerjakan kompetensi IA, IB,
Anelgesia Regional IV (blok saraf, IIA, dan IIB
bier block) Mengerjakan kompetensi kelas
Anestesi Kardiotoraksik I IIC dengan pendampingan
5 IIC Anestesi Bedah Bedah Rawat Invasif
Minimal
Intensive Care I
Anestesi Bedah Saraf I
Modul Penelitian
Anestesi Bedah Saraf II Mengerjakan kompetensi IA,
Anestesi Kardiotoraksik II IB, IIA, IIB dan IIC
6 IIIA Anestesi dan Penyakit Langka Mengerjakan kompetensi
Intensive Care II kelas IIIA dengan
pendampingan
Penelitian
Penelitian Mengerjakan Kompetensi IA,
7 IIIB Kemampuan Komunikasi dan IB, IIA, IIB, IIC, IIIA dan IIIB
Profesionalisme dengan Pendampingan
8 IIIC Chief Mengerjakan Kompetensi IA, IB,
IIA, IIB, IIC, IIIA dan IIIB

42
BAB X
WISUDA

Sejak tahun 1992 Universitas Gadjah Mada mengadakan wisuda


bagi semua DokterSpesialis yang lulus bersama dengan lulusan Program
S2. Setelah wisuda universitas, di Fakultas Kedokteran diselenggarakan
upacara pelepasan oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Mada.

A. Jadwal
Wisuda dan pelepasan diadakan pada bulan: Januari, April, Juli, dan
Oktober setiap tahun.

B. Pelaksanaan
Penyelenggaraan Wisuda adalah Rektor Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, sedangkan sebagai Penyelenggara Upacara Pelepasan
adalah Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

C. Pembiayaasialis Fakultas Kedokteran UGM.

D. Wajib Tetap Bekerja di RSUP DR. Sardjito


1. Calon Dokter Spesialis baru yang sudah lulus tetapi belum
wisuda diwajibkan tetap bekerja di RSUP. Sardjito
2. Semua Dokter Spesialis baru yang dari Departemen Kesehatan
dengan status kepegawaian di RS DR. Sardjito Yogyakarta,
berdasarkan Surat Edaran Sekjen Depkes RI No. KP.01.01.1-
422953 tanggal 2 Oktober 1992 dan Keputusan Direktur RS
Dr. Sardjito No. 800/398/350/S K/1993 sementara menunggu
penempatannya oleh Departemen Kesehatan, para dokter
spesialis tersebut tetap melaksanakan tugasnya sebagai staf
medik di Staf Medik Fungsional di RS Dr. Sardjito. Bilamana
tidak dijalankan sesuai ketentuan di atas, akan mendapatkan
sanksi administratif (penghentian gaji dan lain-lain).

43

Anda mungkin juga menyukai