Anda di halaman 1dari 8

ELEKTROKARDIOGRAM

Mesin EKG merekam aktivitas jantung dari beberapa “sudut pandang” yang disebut dengan
“lead”. Untuk mendukung interpretasi EKG, diperlukan pencatatan data umur pasien, jenis
kelamin, tekanan darah (TD), BB, TB, gejala dan obat-obatan (khususnya digitalis dan
antiaritmia).
 Dalam mesin EKG yang banyak digunakan di Indonesia, terdapat 12 lead: I, II, III,
aVR,aVL, aVF, V1, V2, V3, V4, V5, V6. Artinya jantung dilihat dari 12 sudut pandang,
 Lead I, II, III adalah lead bipolar. Maksudnya, ia terdiri dari dua elektroda yang memiliki
potensi muatan yang berbeda (positif dan negatif).
 Lead aVR, aVL, aVF adalah lead unipolar, yang terdiri dari satu elektroda positif dan satu
titik referensi (yang bermuatan nol) yang terletak di pusat medan jantung
 Lead V1-V6 adalah lead unipolar, terdiri dari sebuah elektroda positif dan sebuah titik
referensi yang terletak di pusat listrik jantung

A. Pengenalan Gelombang
1. Gelombang P
Ialah defleksi pertama siklus jantung yang menunjukkan aktivasi atrium
(menggambarkan depolarisasi atrium). Gelombang P dari sinus normal durasinya 0,8-
0,12 detik dan amplitudonya kurang dari 2,5 mV.
2. Gelombang Q
Merupakan defleksi negatif pertama setelah gelombang P, normalnya berdurasi < 0,04
detik, dan amplitudonya kurang dari 25% gelombang R.
3. Segmen PR
Segmen ini merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan gelombang P dan
gelombang QRS (diukur mulai dari permulaan gelombang P sampai permulaan
gelombang Q atau R dan menggambarkan waktu yang diperlukan untuk depolarisasi
atrium dan perlambatan impuls di nodus AV sebelum depolarisasi ventrikel). Interval
normalnya bernilai 0,12-0,22 detik.
4. Gelombang kompleks QRS
Ialah suatu kompleks gelombang yang merupakan hasil dari depolarisasi ventrikel kanan
dan kiri. Bagian-bagian gelombang QRS antara lain: 1) Gelombang Q yaitu defleksi
negatif pertama; 2) Gelombang R yaitu defleksi positif pertama. Defeleksi berikutnya
disebut gelombang R’, R”; dst; 3) Gelombang S yaitu defleksi negatif pertama setelah R.
Gelombang S berikutnya disebut S’, S”, dst. Komplek QRS mempunyai durasi 0,06-0,10
detik (<0,12).
5. Segmen ST
Segmen ini merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan kompleks QRS dan
gelombang T.
Gelombang T
Merupakan potensial repolarisasi ventrikel kanan dan kiri. Pada orang dewasa,
gelombang T tegak di semua sadapan kecuali di aVR dan V1. Durasi normalnya 0,12 –
0,18 detik, dan amplitudonya kurang dari 10 mV di chest lead dan kurang dari 5 mV di
limb lead.
6. Gelombang U
Adalah gelombang kecil yang mengikuti gelombang T yang asalnya tidak jelas.
7. Interval QT
Menggambarkan waktu total repolarisasi dan depolarisasi ventrikel. Durasi normalnya
0,3-0,4 detik.
B. Pembacaan Dasar (Interpretasi Dasar) Terdiri Atas:
1. Rate
Frekuensi jantung normal adalah 60-100 x/menit.
Bila lebih dari 100 x/menit: (sinus) takikardi
kurang dari 60 x/menit: (sinus) bradikardi
Antara 140 – 250 x/menit: abnormal takikardi
Antara 250 – 350 x/menit: flutter
Lebih besar dari 350 x/menit: fibrilasi
Frekuensi jantung dapat dihitung dengan ; 300 dibagi jarak puncak gelombang R ke R
berikutnya. Contohnya, bila jarak R-R adalah 4 kotak sedang, berarti 300/4 = 75 x/menit.
Atau dengan cara menghitung interval R-R dalam 30 kotak besar (30 kotak besar = 6 detik),
kemudian hasilnya dikalikan 10.
2. Irama
Irama jantung yang normal ialah irama yang ditentukan oleh SA node atau disebut irama
sinus (= reguler sinus rhytm = normal sinus rhytm), dan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Frekuensi antara 60-100 x/menit
b. Teratur
c. Gelombang P negatif di aVR dan positif di lead II
d. Tiap gelombang P diikuti oleh kompleks QRS-T
Penyimpangan ciri-ciri di atas disebut aritmia (arrhythmia). Secara garis besar, aritmia dapat
disebabkan oleh:
Gangguan pembentukan impuls yang meliputi:
 ekstrasistole (premature contraction)
 abnormal takikardi
 flutter
 fibrillasi
 escaped beat
 arrest
 wandering pace-maker
Gangguan penghantaran impuls, yang meliputi:
 Blok, yaitu: SA blok, AV blok, dan Intra ventrikular blok/ BBB
 Accelerated conduction, misalnya sindroma WPW (Wolf Parkinson White)
 Posisi
Untuk menentukan posisi, silakan sudara lihat pada lead aVL dan aVF, kemudian
cocokkan dengan tabel di bawah ini.
aVL aVF Posisi

+ + Intermediate

0 + Semi vertikal

+ 0 Semi horizontal

+ - Horisontal

- + Vertikal

3. Axis
Aksis listrik jantung adalah sudut yang dibentuk oleh vector listrik.
aVL aVF Posisi Lihat Lead Axis
(derajat)

+ + Intermediet sama tinggi 30

lebih tinggi 40
aVF

lebih tinggi 20
aVL

- + Vertikal Lead I = 0 90

Lead I = + 80

Lead I = - 100

+ - Horizontal Lead II = 0 -30

Lead II = + -20

Lead II = - -40

0 + Semi vertikal 60

+ 0 Semi 0
horisontal
4. Zona Transisi
Zona transisi normalnya ada di V3-V4, yaitu pergeseran gambaran gelombang/kompleks QRS
dari negatif ke positif.
6. Interval PR dan QT
dapat dilihat pada kertas grafik EKG dan dicocokkan dengan nilai normalnya.

C. INDIKASI PENGGUNAAN EKG


EKG terutama sangat berguna untuk mengevaluasi kondisi berbeda dibanding fungsi
normal :
 Gangguan kecepatan dan irama
 Gangguan hantaran
 Pembesaran kamar-kamar pada jantung
 Infrak miokard
 Ketidakseimbangan elektrolit.
D. PROSEDUR
Pemeriksaan EKG
a. Persiapan alat-alat yang di butuhkan
1) Elektrokardiografi dengan perlengkapannya :
2) Elektroda untuk pergelangan tangan dan kaki
3) Elektroda isap prekordial
4) Sumber listrik
5) Kapas dan alcohol
6) Tempat tidur pasien. Perhatikan bahwa tempat tidur tidak dersentuhan dengan
dinding yang mengandung kabel aliran listrik.
7) Jeli atau pasta elektrolit.
b. Persiapan pasien
1) Pasien berbaring terlentang di atas tempat tidur
2) Kulit di kedua pergelangan tangan dan kaki dibersihkan dengan kapas alkohol.
3) Pasien dalam kondisi relaks dan kedua tungkai bawah tidak saling menempel.
c. Persiapan ruangan
Suasana tempat pemeriksaan sebaiknya sejuk, tenang dan nyaman.
Alat-alat listrik yang ada dalam ruangan dapat menggangu pemeriksaan.
d. Oleskan keempat elektroda pergelangan anggota gerak dan elektroda prekordial dengan
jeli yang mengandung elektrolit secara merata dan pasanglah elektroda sesuai ketentuan
yang berlaku.
e. Hubungkan kabel penghubung ke pasien dengan elekroda sebagai berikut
1) Kabel warna merah (RA, right arm) dihubungkan dengan elektroda pergelangan
tangan kanan.
2) Kabel warna kuning (LA, left arm) dihubungkan dengan elektroda pergelangan
tangan kiri
3) Kabel warna hijau (LL, left leg) dihubungkan dengan elektroda pergelangan kaki kiri
4) Kabel warna hitam (RL, right leg) dihubungkan dengan elektroda pergelangan kaki
kanan
5) Kabel C1-C6 dihubungkan dengan V1-V6
Posisi standar untuk sadapan dada adalah sebagai berikut:
1) V1 ruang intercostal IV, tepikanan sternum
2) V2 ruang intercostal IV, tepi sternum kiri
3) V4 (Jangan khawatir, bukan kesalahan, tempatkan elektrode keempat sebelum ketiga)
Ruang intercostal kelima di garis midclavicula
4) V3 di pertengahan antara elektrode kedua dan keempat
5) V5 terletak pada iga ke lima di garis aksilaris anterior
6) V6 pada suatu garis horisontal dengan V5 di garis aksilaris media
f. Sebelum merekam lead, buatlah rekaman kalibrasi.
g. Setelah selesai merekam, bersihkan lead dan tubuh pasien yang terkena pasta.
h. Tulis tanggal dan jam pembuatan, nama dan umur pasien.
i. Kembalikan elektrode dan alat perkam EKG pada tempatnya.

E. Teknik Pemasangan EKG


Hal yang perlu diperhatikan
1) Kecepatan laju kertas EKG 25 mm/detik atau 50 mm/detik.
2) Ukuran galvanometer 0,5 mv, 1 mv, dan 2 mv.
3) Kalibrasi dilakukan dua kali saat sebelum dan sesudah
4) Dibuat minimal 3 gelombang
Sadapan bipolar
Sadapan ini akan ditandai dengan angka romawi I,II, dan III dimana:
Lead I: Elektrode yang positif dihubungkan dengan lengan kiri dan electrode negatif dengan
lengan kanan.
Lead II: Elektrode yang positif dihubungkan dengan kaki kiri dan yang negatif dengan lengan
kanan.
Lead III: Elektrode yang positif dihubungkan dengan kaki kiri dan yang negatif dengan lengan
kiri.
Sadapan unipolar ekstrimitas
Sadapan ini ditandai dengan aVR, aVL dan aVF
Sadapan aVR memiliki elektrode positif di lengan kanan. Elektrode negatif merupakan gabungan
elektrode lengan kiri dan elektrode kaki kiri.
Sadapan aVL mempunyai elektrode positif hitam di lengan kiri. Elektrode negatif adalah
gabungan elektrode lengan kanan dan elektrode kaki kiri.
Sadapan aVF mempunyai elektrode positif di kaki kiri. Elektrode negatif adalah gabungan
elektrode lengan kanan dan elektrode lengan kiri

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & suddarth. 2002. Buku ajar keperawatan medical bedah, volume 2. EGC: Jakarta
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius
Ruhyanudin, F. 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler. Malang: UMM Press
Thaler. 2000. Satu-Satunya Buku EKG Yang Anda Perlukan, edisi 2. Jakarta: Hipokrates

Udjianti, WJ. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai