Anda di halaman 1dari 28

PERATURAN REKTOR

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG


NOMOR : 266/PER/I1.A/PP/2015
TENTANG
PERATURAN AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG,

Menimbang : a. bahwa Institut Teknologi Bandung adalah lembaga pendidikan tinggi dan pusat
kegiatan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang mengemban misi
menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;
b. bahwa telah terbit Surat Keputusan Rektor Institut Teknologi Bandung Nomor
175/SK/I1.A/PP/2014, tentang Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan Institut
Teknologi Bandung dan dipandang perlu diubah menjadi beberapa Peraturan
Rektor, yang diantaranya mengatur pengelolaan bidang akademik, mengatur
pengelolaan bidang kemahasiswaan, dan yang mengatur tentang penegakan
norma akademik ITB;
c. bahwa sesuai dengan perkembangan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku, dipandang perlu melakukan penyempurnaan terhadap Peraturan
Akademik ITB;
d. bahwa untuk memenuhi maksud sebagaimana disebut pada butir a, b, dan c di
atas perlu menetapkan Peraturan Rektor tentang Peraturan Akademik Institut
Teknologi Bandung Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;


2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2013 tentang Statuta Institut Teknologi
Bandung;
4. Peraturan Majelis Wali Amanat ITB Nomor 010/P/I1-MWA/2014 tentang Kode Etik
Mahasiswa Institut Teknologi Bandung;
5. Keputusan Majelis Wali Amanat ITB Nomor 014//SK/I1-MWA/2015 tentang
Pengangkatan Rektor ITB Periode 2015-2020;
6. Keputusan Senat Akademik ITB Nomor 032/SK/K01-SA/2002 tentang Nilai-Nilai
Inti Institut Teknologi Bandung;
7. Keputusan Senat Akademik ITB Nomor 10/SK/I1-SA/OT/2012 tentang Harkat
Pendidikan di Institut Teknologi Bandung;
8. Keputusan Rektor ITB Nomor 175/SK/I1.A/PP/2014 tentang Peraturan Akademik
dan Kemahasiswaan ITB;
9. Keputusan Rektor ITB Nomor 019/SK/I1.A/KU/2015 tentang Struktur Organisasi
ITB PTN Badan Hukum.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG PERATURAN AKADEMIK INSTITUT


TEKNOLOGI BANDUNG PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Rektor Institut Teknologi Bandung ini yang dimaksud dengan:
a. Institut Teknologi Bandung yang selanjutnya disebut ITB adalah Institut Teknologi Bandung
Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum.
b. Rektor adalah Rektor Institut Teknologi Bandung.
c. Wakil Rektor adalah Wakil Rektor ITB yang membidangi urusan Akademik dan Kemahasiswaan ITB
Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum.
d. Mahasiswa Institut Teknologi Bandung yang selanjutnya disebut mahasiswa adalah peserta didik
pada jenjang Pendidikan Tinggi di ITB.
e. Mahasiswa baru adalah mahasiswa yang diterima melalui penerimaan yang diselenggarakan oleh
ITB.
f. Mahasiswa baru Program Sarjana adalah mahasiswa yang diterima untuk mengikuti pendidikan
pada Program Sarjana di ITB.
g. Mahasiswa baru Program Pascasarjana meliputi mahasiswa baru Program Magister dan Program
Doktor.
h. Mahasiswa baru Program Magister adalah mahasiswa yang diterima untuk mengikuti pendidikan
pada Program Magister di ITB.
i. Mahasiswa baru Program Doktor adalah mahasiswa yang diterima untuk mengikuti pendidikan pada
Program Doktor di ITB.
j. Mahasiswa Asing adalah mahasiswa yang berkewarganegaraan asing.
k. Wali akademik adalah dosen ITB yang ditunjuk oleh Dekan berdasarkan usulan dari Ketua Program
Studi terkait.
l. Perwalian Akademik adalah kegiatan tatap muka antara wali akademik dengan mahasiswa dalam
mengatur strategi pengambilan mata kuliah berdasarkan kurikulum yang berlaku dengan
mempertimbangkan kemampuan dan prestasi akademik mahasiswa.
m. Pengawas ujian adalah seorang yang ditugaskan untuk melaksanakan pengawasan ujian di suatu
ruang ujian.
n. Kegiatan akademik adalah semua kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang mahasiswa untuk
memenuhi syarat kelulusan dari suatu program pendidikan.
o. Rapor adalah laporan lengkap seluruh rekaman nilai mata kuliah yang diperoleh seorang mahasiswa
selama kuliah di ITB yang disusun berdasarkan urutan pengambilan pada setiap semester.
p. Laporan Kemajuan Akademik adalah rekaman jumlah kredit dan nilai terakhir seluruh mata kuliah
yang diperoleh seorang mahasiswa selama kuliah di ITB.
q. Transkrip Akademik adalah rekaman lengkap jumlah kredit dan nilai terakhir seluruh mata kuliah
yang disyaratkan kurikulum masing-masing program studi yang diperoleh seorang mahasiswa
selama kuliah di ITB.
r. Semester pendek adalah semester tambahan yang tidak harus diikuti oleh seluruh mahasiswa.
BAB II
PROGRAM PENDIDIKAN

Bagian Kesatu
Jenis dan Tahapan Program Pendidikan

Pasal 2

(1) Pendidikan Akademik di ITB terdiri dari tiga jenjang atau strata, yaitu:
a. program 4 (empat) tahun untuk strata-1 (S1) yang memberikan gelar sarjana,
b. program 2 (dua) tahun untuk strata-2 (S2) yang memberikan gelar magister,
c. program 3 (tiga) tahun bagi lulusan Program Magister dan 4 (empat) tahun bagi lulusan Program
Sarjana untuk strata-3 (S3) yang memberikan gelar doktor.
(2) Pendidikan Sarjana suatu program studi mencakup dasar ilmu pengetahuan yang diberikan oleh
program studi tersebut, yang merupakan dasar untuk segera terjun ke dunia kerja selaku subjek
dalam kegiatan ekonomi dan masyarakat, atau pun untuk mengikuti pendidikan lanjut. Dengan bekal
dasar ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diberikan, lulusan pendidikan sarjana ini harus
mampu mengamati, mengenali, dan melakukan pendekatan pemecahan masalah di bidang ilmunya
secara ilmiah dan penuh prakarsa, mampu menerapkan ilmunya, serta siap menghadapi perubahan
dan mengikuti perkembangan. Pendidikan Sarjana terdiri atas dua tahap yang tidak terpisahkan,
yaitu:
a. Tahap Persiapan Bersama yang diselenggarakan pada tahun pertama merupakan awal
pendidikan Program Sarjana yang bertujuan untuk memperkokoh pengetahuan tentang materi
ilmu dasar, membentuk kemampuan umum yang menopang pendidikan selanjutnya, serta
membina sikap ilmiah dan kebiasaan belajar yang baik di perguruan tinggi.
b. Tahap Sarjana merupakan tahap pendidikan untuk meletakkan landasan keilmuan dan keahlian
yang disertai perluasan wawasan.
(3) Pendidikan Magister merupakan kelanjutan linear Program Sarjana, atau merupakan interaksi
beberapa disiplin ilmu yang terbentuk sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan atau tuntutan
kebutuhan. Lulusan Program Magister harus mempunyai kemampuan lebih dari lulusan Program
Sarjana, terutama dalam hal berdaya cipta dalam bidangnya, melakukan sintesis serta mengambil
kesimpulan dari suatu kegiatan penelitian, di samping kedalaman dan keluasan penguasaan
ilmunya. Program Magister dibedakan untuk 2 (dua) jenis program, yaitu Program Magister
berorientasi Keilmuan dan Program Magister berorientasi Terapan.
(4) Program Doktor 3 (tiga) tahun merupakan pendidikan sesudah Program Magister dan Program
Doktor 4 (empat) tahun merupakan pendidikan sesudah Program Sarjana. Lulusan pendidikan doktor
harus mampu melakukan penelitian secara mandiri, memahami etika dan moral dalam
pengembangan ilmu pengetahuan, serta menghasilkan karya ilmiah yang mencerminkan keahlian
khususnya dan memberikan sumbangan orisinil kepada bidang ilmunya. Di samping itu, seorang
lulusan Program Doktor harus mampu melaksanakan pengalihan ilmu kepada masyarakat ilmiah di
lingkungannya.
(5) Program-program Pendidikan Khusus yang belum termasuk dalam ayat (2) sampai dengan ayat (4)
pasal ini, persyaratan dan tata cara penyelenggaraannya diatur secara khusus.
(6) Program Pascasarjana mencakup Program Magister dan Program Doktor.
Bagian Kedua
Penyatuan Program Pendidikan

Pasal 3

(1) Mahasiswa berprestasi diberi kesempatan menempuh Program Sarjana dan Pascasarjana dengan
jadwal yang lebih singkat.
(2) Mahasiswa Program Sarjana yang menunjukkan prestasi akademik tinggi dapat memilih untuk
mengikuti pendidikan Program Magister sebagai bagian yang menyatu dengan Program Sarjana
(Program Fast-Track).
(3) Lulusan pendidikan Program Sarjana dengan prestasi akademik tinggi dapat memilih untuk
mengikuti Program Doktor secara langsung. Jika ada bagian atau persyaratan Program Magister
yang harus dipenuhi, maka bagian atau persyaratan tersebut menjadi bagian yang menyatu dengan
Program Doktor.
(4) Mahasiswa Program Magister yang menunjukkan Prestasi akademik tinggi dapat memilih untuk
mengikuti pendidikan Program Doktor sebagai bagian yang menyatu dengan Program Magister.
(5) Persyaratan yang mengatur penerimaan mahasiswa baru Program Pascasarjana menurut ayat (2)
dan ayat (3) pasal ini ditentukan oleh Sekolah Pascasarjana.

Bagian Ketiga
Kurikulum

Pasal 4

(1) Kurikulum program pendidikan di ITB disusun berdasarkan visi dan misi ITB guna menghasilkan
lulusan yang berkompetensi tinggi sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
(2) Kurikulum suatu program studi mencakup suatu kesatuan susunan mata kuliah untuk semua tingkat
dalam program studi yang disusun secara terintegrasi untuk memungkinkan mahasiswa memperoleh
capaian (outcome) lulusan yang ditetapkan untuk program studi tersebut.
(3) Susunan mata kuliah disesuaikan dengan perkembangan pemahaman mahasiswa dalam bidang
ilmu terkait. Masing-masing mata kuliah mempunyai silabus dan beban SKS (Satuan Kredit
Semester) tertentu serta memiliki portofolio proses pembelajarannya, untuk dapat dilaksanakan
menurut sistem semester.
(4) Kurikulum memberikan ciri spesifik suatu program studi dan memberikan gambaran yang lengkap
mengenai materi, persyaratan, dan panduan umum dalam melaksanakan proses pendidikan.

Bagian Keempat
Semester Reguler

Pasal 5

(1) Penyelenggaraan program pendidikan di ITB menganut sistem semester.


(2) Satu tahun akademik terdiri atas 2 (dua) semester reguler, yaitu 1 (satu) semester ganjil dan 1 (satu)
semester genap yang masing-masing terdiri atas kegiatan akademik selama 16 (enam belas)
minggu.
(3) Kegiatan 16 (enam belas) minggu waktu perkuliahan meliputi kegiatan kuliah minimal selama 14
(empat belas) minggu dan kegiatan ujian selama 2 (dua) minggu.
Bagian Kelima
Semester Pendek

Pasal 6

(1) Kegiatan akademik pada semester pendek ditentukan oleh program studi terkait atas dasar
kebijakan Fakultas/Sekolah, kesediaan dosen pengajar, dan ketersediaan fasilitas.
(2) Kegiatan perkuliahan untuk 1 (satu) semester pendek adalah kegiatan akademik yang setara dengan
kegiatan 1 (satu) semester reguler, tetapi dilaksanakan selama 8 (delapan) minggu, termasuk proses
perkuliahan, evaluasi, dan praktikum.

Bagian Keenam
Satuan Kredit Semester

Pasal 7

(1) Tolok ukur beban akademik mahasiswa adalah SKS (Satuan Kredit Semester).
(2) Satu SKS beban akademik Program Sarjana setara dengan upaya mahasiswa sebanyak 3 (tiga) jam
seminggu dalam satu semester reguler, yang meliputi:
a. 1 (satu) jam kegiatan interaksi akademik terjadwal dengan staf pengajar, berupa kegiatan tatap
muka di kelas,
b. 1 (satu) jam kegiatan terstruktur yang dilakukan dalam rangka kegiatan kuliah, seperti
menyelesaikan tugas, menyelesaikan soal, membuat makalah, menelusuri pustaka,
c. 1 (satu) jam kegiatan mandiri, merupakan kegiatan mahasiswa secara mandiri untuk mendalami
dan mempersiapkan tugas-tugas akademik, misalnya membaca buku referensi.
(3) Satu SKS beban akademik Program Sarjana untuk mata kuliah praktikum, tugas akhir, kerja
lapangan, dan kegiatan lain yang sejenis, setara dengan kerja akademik mahasiswa selama 3 (tiga)
sampai 5 (lima) jam seminggu dalam satu semester.
(4) Satu SKS beban akademik untuk Program Pascasarjana setara dengan upaya mahasiswa sebanyak
5 (lima) jam seminggu dalam satu semester, yang meliputi 1 (satu) jam kegiatan tatap muka dengan
staf pengajar di kelas, minimal 1 (satu) jam kegiatan terstruktur, dan minimal 2 (dua) jam kegiatan
mandiri.
(5) Ketentuan dan pelaksanaan kuliah yang dilengkapi dengan praktikum diatur oleh program studi
masing-masing.

Bagian Ketujuh
Beban SKS

Pasal 8

(1) Beban SKS setiap program pendidikan ditentukan dalam kurikulum yang berlaku. Jika tidak ada
ketentuan lain dalam kurikulum, maka beban SKS untuk setiap program pendidikan tercantum dalam
ayat (2) sampai dengan ayat (5) pasal ini.
(2) Pendidikan Program Sarjana di ITB mempunyai beban 144 (seratus empat puluh empat) SKS, yang
terbagi atas:
a. Tahap Persiapan Bersama dengan beban 36 (tiga puluh enam) SKS.
b. Tahap Sarjana dengan beban 108 (seratus delapan) SKS.
(3) Pendidikan Program Magister setelah Program Sarjana mempunyai beban 36 (tiga puluh enam)
SKS.
(4) Pendidikan Program Doktor setelah Program Magister sebidang mempunyai beban 40 (empat puluh)
SKS, sedangkan bagi peserta yang berpendidikan magister tidak sebidang sebesar 52 SKS.
(5) Pendidikan Program Doktor setelah Program Sarjana mempunyai beban sekurang-kurangnya 76
(tujuh puluh enam) SKS dan sebanyak-banyaknya 88 (delapan puluh delapan) SKS.
(6) Mata kuliah yang pernah diambil oleh mahasiswa di perguruan tinggi/universitas lain dapat diakui
menjadi bagian dari pemenuhan persyaratan kurikulum sebagaimana disebutkan dalam ayat (2)
hingga (5) pasal ini jika disetujui oleh Dekan Fakultas/Sekolah terkait dan ditetapkan dalam
keputusan Dekan tersebut.
(7) Beban perkuliahan tambahan sebagai bagian dari persyaratan khusus penerimaan (probation) pada
program Pascasarjana tidak diperhitungkan sebagai bagian dari beban SKS wajib.

Bagian Kedelapan
Pengambilan Kuliah

Pasal 9

(1) Semua mata kuliah wajib dan sejumlah mata kuliah pilihan dalam kurikulum harus diselesaikan oleh
mahasiswa secara berurutan sesuai dengan ketentuan kurikulum.
(2) Dalam merencanakan pengambilan kuliah di program studinya, mahasiswa diharuskan mengambil
semua mata kuliah wajib dan sejumlah mata kuliah pilihan sesuai dengan Pasal 26 Peraturan ini.
(3) Mahasiswa diizinkan untuk mengambil mata kuliah melebihi jumlah keseluruhan yang diwajibkan,
dan pelaksanaannya mengacu pada ketentuan dalam kurikulum program studinya.
(4) Pada setiap semester, mahasiswa diwajibkan untuk mengambil mata kuliah sesuai urutannya dalam
kurikulum, yaitu mendahulukan pengambilan mata kuliah pada tahap dan tahun yang lebih rendah.
(5) Mahasiswa Program Sarjana dapat mengambil mata kuliah Program Magister, baik untuk keperluan
penyatuan Program Pendidikan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 3 ayat (2) Peraturan ini, atau
untuk memenuhi persyaratan mata kuliah pilihan Program Sarjana.
(6) Persyaratan untuk mahasiswa Program Sarjana yang disebutkan dalam ayat (5) pasal ini adalah:
6.1. setidaknya berada pada tahun ketiga,
6.2. memiliki IP serendah-rendahnya 2,75.

BAB III
PENERIMAAN MAHASISWA BARU

Bagian Kesatu
Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana

Pasal 10

(1) Mahasiswa baru Program Sarjana ITB diterima atas dasar hasil ujian saringan masuk yang
ditentukan oleh ITB.
(2) ITB dapat menerima mahasiswa baru Program Sarjana, yang berprestasi tinggi di bidang akademik
atau nonakademik, sebagai penghargaan terhadap prestasi tinggi yang dicapai di tingkat Nasional
atau Internasional sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh ITB.
Bagian Kedua
Penerimaan Mahasiswa Baru Program Pascasarjana

Pasal 11

(1) Penerimaan mahasiswa baru Program Pascasarjana didasarkan atas hasil seleksi yang ditetapkan
oleh Direktorat Eksekutif Penerimaan Mahasiswa dan Kerja Sama Pendidikan dan/atau Sekolah
Pascasarjana, berdasarkan usulan dari Fakultas/Sekolah terkait.
(2) Kriteria kelulusan seleksi bagi mahasiswa baru Program Pascasarjana ditentukan oleh Direktorat
Eksekutif Penerimaan Mahasiswa dan Kerja Sama Pendidikan dan/atau Sekolah Pascasarjana.
(3) Mahasiswa Program Magister yang diterima harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan, terutama
mencakup latar belakang keilmuan. Calon mahasiswa yang diperkirakan berpotensi, tetapi belum
memenuhi persyaratan, dapat diterima setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan sebelum
memulai pendidikan formalnya.
(4) Terbuka peluang bagi calon mahasiswa Program Magister untuk memilih program studi yang
berbeda dari program studi yang diikutinya dalam pendidikan sarjana, sesuai dengan ketentuan pada
ayat (3) pasal ini.
(5) Mahasiswa Program Doktor yang diterima harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan, yang
terutama mencakup latar belakang keilmuan. Calon mahasiswa Program Doktor yang dinilai
berpotensi, tetapi belum memenuhi persyaratan, dapat diterima setelah memenuhi persyaratan yang
ditetapkan sebelum memulai pendidikan formalnya.
(6) Setiap mahasiswa Program Doktor yang diterima setelah Program Magister, dikenakan masa
percobaan selama satu tahun, yang diakhiri dengan ujian persiapan dan penyusunan proposal,
sebagai persiapan melaksanakan penelitian untuk disertasi. Penelitian untuk disertasi baru dapat
dimulai jika evaluasi selama masa percobaan memuaskan. Apabila hasil evaluasi belum memuaskan
dan ujian persiapan dinyatakan lulus, masa percobaan dapat diperpanjang paling lama dalam waktu
satu tahun lagi.
(7) Mahasiswa program Magister dan Doktor yang diterima dengan persyaratan khusus (probation)
diwajibkan mengikuti kuliah tambahan yang mengacu pada ketentuan dalam Pasal 8 ayat (7).

Bagian Ketiga
Mahasiswa Khusus Program Sarjana

Pasal 12

(1) Mahasiswa Khusus Program Sarjana adalah mahasiswa yang penerimaannya tidak mengikuti
peraturan penerimaan mahasiswa baru seperti yang tertuang pada Pasal 10.
(2) Penerimaan mahasiswa khusus ditentukan oleh Rektor ITB berdasarkan hasil ujian penempatan
(placement test).
(3) Mahasiswa Khusus Program Sarjana dapat berstatus sebagai:
a. Mahasiswa pindahan, yaitu mahasiswa yang berpindah dari universitas/perguruan tinggi lain di
luar negeri karena mahasiswa tersebut mengikuti orang tua yang berdinas di luar negeri dan
diberi tugas oleh pemerintah.
b. Mahasiswa tugas belajar, yaitu mahasiswa yang mendapat tugas belajar dari instansi/lembaga
negara/swasta yang mempunyai kerja sama dengan ITB.
c. Mahasiswa program kerja sama, yaitu mahasiswa dari perguruan tinggi yang mempunyai kerja
sama dengan ITB.
(4) Mahasiswa program kerja sama harus mengikuti aturan akademik ITB dan aturan lain berdasarkan
kesepakatan yang disetujui oleh ITB dan Perguruan Tinggi mitra.
Bagian Keempat
Mahasiswa Khusus Program Pascasarjana

Pasal 13

(1) Mahasiswa Khusus Program Pascasarjana adalah mahasiswa pada jenjang pendidikan magister
atau doktor yang telah lulus beberapa mata kuliah dari suatu program pendidikan magister/setingkat
magister atau program doktor dari suatu program studi di luar ITB, kemudian melanjutkan pendidikan
magister atau doktor di ITB.
(2) Seleksi penerimaan mahasiswa khusus Program Pascasarjana dilakukan oleh Direktorat Eksekutif
Penerimaan Mahasiswa dan Kerja Sama Pendidikan dan/atau Sekolah Pascasarjana ITB melalui
placement test yang dilaksanakan berdasarkan peraturan yang berlaku.
(3) Penyetaraan atau pengakuan mata kuliah yang telah lulus pada ayat (1) pasal ini ditetapkan oleh
Direktorat Eksekutif Penerimaan Mahasiswa dan Kerja Sama Pendidikan dan/atau Sekolah
Pascasarjana berdasarkan usulan dari Fakultas/Sekolah.
(4) Jumlah beban SKS mata kuliah yang dapat disetarakan atau diakui sebagaimana disebutkan dalam
ayat (3) pasal ini dibatasi sebanyak-banyaknya 12 SKS untuk Program Magister dan Program
Doktor.
(5) Mahasiswa Khusus Program Magister dikenai biaya pendidikan sekurang-kurangnya untuk 2 (dua)
semester atau 1 (satu) tahun, sedangkan untuk Mahasiswa Khusus Program Doktor dikenai biaya
pendidikan sekurang-kurangnya untuk 4 (empat) semester atau 2 (dua) tahun.

Bagian Kelima
Mahasiswa Asing

Pasal 14

(1) ITB dapat menerima mahasiswa warga negara asing, sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang
berlaku.
(2) Warga negara asing dapat menempuh pendidikan sejak tahun pertama di ITB maupun pindahan
dari perguruan tinggi di luar negeri sesuai persyaratan yang ditentukan oleh ITB.
(3) Warga negara asing dapat mengajukan permohonan kepada Rektor ITB untuk mengikuti pendidikan
di ITB dengan melengkapi persyaratan:
a. Daftar riwayat hidup dan riwayat pendidikan.
b. Fotokopi/salinan ijazah dan transkrip akademik pendidikan terakhir yang ditempuh.
c. Fotokopi paspor yang masih berlaku.
d. Bukti kemampuan bahasa Inggris yang terbaru.
e. Persyaratan lain yang ditentukan oleh Wakil Rektor.
(4) Penerimaan mahasiswa warga negara asing dilakukan melalui pola seleksi dan ujian masuk yang
berlaku, atau pola seleksi khusus yang dibuat oleh ITB. Jika dinyatakan diterima, Rektor ITB akan
mengirimkan surat penerimaan, langsung kepada yang bersangkutan.
(5) Mahasiswa asing yang telah diterima, wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Mendapatkan izin belajar dari Kementerian yang membidangi pendidikan tinggi.
b. Lulus tes kesehatan yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Bandung.
c. Memiliki asuransi kesehatan yang berlaku di Indonesia.
(6) Persyaratan seperti dimaksud pada ayat (5) pasal ini merupakan persyaratan untuk melakukan
pendaftaran akademik di ITB.
Bagian Keenam
Pembatalan Penerimaan Mahasiswa

Pasal 15

(1) Penerimaan seorang mahasiswa baru ITB akan dibatalkan jika yang bersangkutan:
a. Melakukan kecurangan pada saat pelaksanaan ujian saringan masuk.
b. Masih atau sedang mengikuti pendidikan di ITB.
c. Diterima di program sarjana namun pernah terdaftar sebagai mahasiswa program sarjana di ITB
dan mengundurkan diri atau tidak diperkenankan lagi untuk melanjutkan pendidikan pada
program studi tersebut.
d. Pernah terdaftar sebagai mahasiswa Program Pascasarjana di ITB pada strata yang sama dan
tidak diperkenankan lagi untuk melanjutkan pendidikan pada program studi tersebut.
e. Pernah terdaftar sebagai mahasiswa Program Pascasarjana di ITB pada program studi yang
sama dan mengundurkan diri dari program studi tersebut.
(2) Mahasiswa ITB yang pada suatu saat diketahui ternyata termasuk pada ayat (1) butir a, b, c, atau d
pasal ini, maka statusnya sebagai mahasiswa ITB akan dicabut.

Bagian Ketujuh
Keabsahan sebagai Mahasiswa

Pasal 16

(1) Mahasiswa ITB harus memenuhi semua persyaratan administratif yang ditentukan oleh unit yang
membidangi pendidikan di ITB.
(2) Mahasiswa yang tidak melengkapi persyaratan administratif seperti yang dimaksud pada ayat (1),
statusnya sebagai mahasiswa ITB tidak sah.
(3) Mahasiswa yang memberikan keterangan palsu atau keterangan yang tidak benar dapat dikenakan
sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
(4) Mahasiswa tetap wajib menyerahkan semua persyaratan pada waktunya walaupun ITB tidak
menagih salah satu atau lebih kelengkapan administratif seperti yang dimaksud pada ayat (1).
Kelalaian terhadap hal ini, mengakibatkan status yang bersangkutan sebagai mahasiswa ITB
menjadi tidak sah.
(5) Peresmian penerimaan mahasiswa baru ITB dilakukan dalam Sidang Terbuka ITB.

BAB IV
PENDAFTARAN ULANG

Bagian Kesatu
Pendaftaran Ulang

Pasal 17

(1) Setiap mahasiswa ITB wajib melakukan pendaftaran ulang ke Direktorat Pendidikan ITB sebelum
mengikuti kegiatan akademik pada semester terkait, sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam
Kalender Pendidikan ITB.
(2) Mahasiswa dinyatakan telah mendaftar ulang apabila memiliki KSM (Kartu Studi Mahasiswa) yang
telah disahkan untuk semester terkait.
(3) Apabila mahasiswa belum memiliki KSM yang telah disahkan pada akhir perioda pendaftaran ulang
sesuai Kalender Pendidikan, maka mahasiswa hanya diizinkan untuk mendaftar ulang dengan beban
0 (nol) sks.

Bagian Kedua
Persyaratan Pendaftaran Ulang

Pasal 18

Mahasiswa ITB yang diizinkan melakukan pendaftaran ulang adalah mahasiswa yang terdaftar pada
semester sebelumnya, dengan persyaratan:
a. Memiliki KSM (Kartu Studi Mahasiswa) semester sebelumnya yang sah dan KTM (Kartu Tanda
Mahasiswa).
b. Melunasi biaya pendidikan dan iuran sah lainnya untuk semester terkait.
c. Memiliki rencana studi untuk semester terkait yang telah disetujui oleh wali akademik.
d. Tidak memiliki kasus/tunggakan terkait layanan/fasilitas akademik yang disediakan oleh ITB.

Bagian Ketiga
Status Mahasiswa ITB

Pasal 19

Mahasiswa ITB meliputi semua mahasiswa yang mempunyai status:


a. Terdaftar di Direktorat Pendidikan sesuai Pasal 17 ayat (2) Peraturan ini.
b. Tidak terdaftar pada satu semester.

Bagian Keempat
Perubahan Rencana Studi

Pasal 20

(1) Mahasiswa diberi kesempatan untuk melakukan Perubahan Rencana Studi (PRS), yaitu menambah
atau membatalkan mata kuliah dalam rencana studi yang tercantum dalam KSM, dengan batas
maksimum beban SKS seperti pada Pasal 26 atau Pasal 27 Peraturan ini, sesuai dengan jadwal
yang ditentukan pada Kalender Pendidikan.
(2) Pengisian rencana studi oleh mahasiswa, persetujuan rencana studi oleh wali akademik, dan
pencetakan KSM hasil PRS harus dilaksanakan pada jadwal yang telah ditetapkan dalam Kalender
Pendidikan ITB.

Bagian Kelima
Keterlambatan Membayar Biaya Pendidikan

Pasal 21

(1) ITB memberikan perhatian khusus pada mahasiswa yang mempunyai kesulitan dalam
menyelesaikan biaya pendidikan.
(2) Mahasiswa yang belum dapat memenuhi biaya pendidikan pada saat jadwal pendaftaran ulang yang
telah ditetapkan oleh ITB, tetap diwajibkan memiliki rencana studi untuk semester terkait yang telah
disetujui oleh wali akademik pada jadwal tersebut dengan dokumen pendukung yang dibutuhkan.
(3) Mahasiswa yang termasuk pada ayat (2) pasal ini, diberi kesempatan untuk memenuhi kewajiban
membayar biaya pendidikan sampai batas waktu perubahan rencana studi.
(4) Mahasiswa yang belum dapat memenuhi biaya pendidikan dan mengalami kesulitan untuk
membayar biaya pendidikan wajib melapor kepada Lembaga Kemahasiswaan (untuk mahasiswa
Program Sarjana) atau Sekolah Pascasarjana (untuk mahasiswa Program Pascasarjana) untuk
dapat ditindaklanjuti sesuai peraturan yang berlaku.
(5) Mahasiswa yang belum membayar biaya pendidikan setelah jadwal perubahan rencana studi dan
tidak termasuk kategori pada ayat (4) pasal ini, diizinkan untuk mendaftar ulang dengan beban 0
(nol) SKS dan tetap membayar biaya pendidikan yang besar dan waktu pembayarannya ditentukan
oleh Direktur Keuangan.
(6) Mahasiswa yang tidak melakukan pembayaran pada waktu yang ditetapkan sesuai ayat (5) pasal ini,
dapat mendaftar di semester berikutnya setelah melakukan pembayaran yang ditetapkan sesuai
ayat (5) pasal ini.

Bagian Keenam
Mahasiswa yang Tidak Mendaftar

Pasal 22

(1) Mahasiswa yang tidak melakukan pendaftaran ulang selama 1 (satu) semester (berstatus tidak
mendaftar) kemudian akan melakukan pendaftaran ulang untuk semester berikutnya, harus
mengajukan permohonan tertulis untuk mendaftar ulang kepada Wakil Rektor bidang Akademik dan
Kemahasiswaan.
(2) Mahasiswa yang tidak melakukan pendaftaran ulang selama 2 (dua) semester berturut-turut
dinyatakan mengundurkan diri dari ITB.

Bagian Ketujuh
Prasyarat Mengikuti Kegiatan Akademik

Pasal 23

Mahasiswa berhak untuk mengikuti kegiatan akademik setelah terdaftar dan memperoleh KTM (Kartu
Tanda Mahasiswa) dan KSM (Kartu Studi Mahasiswa) yang sah untuk semester terkait.

BAB V
LAYANAN AKADEMIK

Bagian Kesatu
Perkuliahan dan Ujian

Pasal 24

(1) Semua mahasiswa ITB yang memenuhi syarat akademik dan syarat administratif serta berstatus
sebagai mahasiswa terdaftar, berhak mendapatkan pelayanan akademik secara penuh dari ITB,
sesuai dengan norma, aturan, dan ketentuan yang berlaku.
(2) Mahasiswa terikat untuk melaksanakan kewajiban akademik dengan mengikuti semua norma,
ketentuan, dan peraturan yang berlaku.
(3) Mahasiswa ITB dengan status 0 (nol) SKS tidak berhak untuk mengikuti kegiatan perkuliahan,
praktikum, dan ujian, namun masih diberi kesempatan untuk menggunakan fasilitas umum lainnya
yang tersedia di ITB, seperti perpustakaan, pelayanan kesehatan, akses internet, dan fasilitas olah
raga.
(4) Mahasiswa ITB yang berstatus tidak terdaftar, tidak berhak untuk mengikuti kegiatan perkuliahan,
praktikum, dan ujian, serta tidak berhak untuk menggunakan fasilitas lainnya yang hanya
diperuntukkan bagi mahasiswa ITB.
(5) Jika mahasiswa yang terdaftar dengan beban 0 (nol) SKS atau berstatus tidak terdaftar melakukan
kegiatan akademik pada semester terkait, maka hasil kegiatan akademik tersebut tidak dapat diakui
dan juga tidak dapat diperhitungkan untuk semester selanjutnya.

Bagian Kedua
Kalender Pendidikan

Pasal 25

(1) Semua kegiatan pendidikan mengacu pada Kalender Pendidikan yang ditetapkan oleh Wakil Rektor
bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB.
(2) Mahasiswa ITB wajib memahami dan mematuhi jadwal dalam Kalender Pendidikan.
(3) Kelalaian mahasiswa dalam memperhatikan Kalender Pendidikan tidak dapat digunakan sebagai
alasan untuk mengubah jadwal kegiatan pendidikan.
(4) Pelaksanaan semua kegiatan akademik oleh sivitas akademika ITB, baik yang bersifat kurikuler
maupun nonkurikuler, harus mengacu pada Kalender Pendidikan ITB.

Bagian Ketiga
Beban Kuliah per Semester

Pasal 26

(1) Mahasiswa berhak mengambil beban kuliah hingga batas maksimum yang ditentukan.
(2) Beban normal perkuliahan setiap semester reguler untuk mahasiswa Program Sarjana dibatasi
maksimum 20 (dua puluh) SKS.
(3) Beban normal perkuliahan Semester Pendek untuk mahasiswa Program Sarjana dibatasi maksimum
10 (sepuluh) SKS.
(4) Untuk mahasiswa Program Sarjana yang mengambil mata kuliah Program Magister sebagaimana
diatur dalam Pasal 9 ayat (5) Peraturan ini, beban akademik normal setiap semester tidak boleh
melebihi 60 jam seminggu, berdasarkan kesetaraan beban akademik setiap SKS yang diatur dalam
Pasal 7 ayat (2) dan Pasal 7 ayat (4) Peraturan ini.
(5) Beban normal perkuliahan setiap semester reguler untuk mahasiswa Program Magister dibatasi
maksimum 12 (dua belas) SKS.
(6) Beban normal perkuliahan Semester Pendek untuk mahasiswa Program Magister dibatasi
maksimum 6 (enam) SKS.
(7) Beban normal perkuliahan setiap semester reguler untuk mahasiswa Program Doktor dibatasi
maksimum 12 (dua belas) SKS.
(8) Beban normal perkuliahan setiap Semester Pendek untuk mahasiswa Program Doktor dibatasi
maksimum 6 (enam) SKS.
Bagian Keempat
Beban Lebih untuk Percepatan Studi

Pasal 27

(1) ITB mendorong mahasiswa berprestasi untuk mempercepat waktu studi secara sistematis.
(2) Percepatan waktu studi dapat dilakukan oleh mahasiswa berprestasi dengan persetujuan wali
akademik atau Ketua Program Studi, melalui pengambilan beban SKS kuliah melebihi batas normal
yang telah ditentukan untuk setiap semester.
(3) Ketentuan beban SKS maksimal yang diizinkan bagi mahasiswa Program Sarjana berprestasi adalah
sebagai berikut.
a. Mahasiswa dengan NR (Nilai rata-rata) semester sebelumnya (atau dua semester sebelumnya
jika nilai semester terakhir belum lengkap) ≥ 2,90 (dua koma sembilan nol) dapat diberi
kesempatan untuk mengambil beban maksimal 22 (dua puluh dua) SKS pada semester reguler
setelah mendapat persetujuan dari wali akademik atau Ketua Program Studi terkait.
b. Mahasiswa dengan NR semester sebelumnya (atau dua semester sebelumnya jika nilai
semester terakhir belum lengkap) ≥ 3,35 (tiga koma tiga lima) dapat diberi kesempatan untuk
mengambil beban maksimal 24 (dua puluh empat) SKS pada semester reguler setelah
mendapat persetujuan dari wali akademik atau Ketua Program Studi terkait.
(4) Untuk mahasiswa Program Sarjana yang memenuhi persyaratan pada ayat (3) pasal ini dan
mengambil mata kuliah Program Magister sebagaimana diatur dalam Pasal 9 ayat (5) Peraturan ini,
berlaku ketentuan tambahan sebagai berikut.
a. Beban akademik setiap semester mahasiswa yang memenuhi persyaratan pada ayat (3) butir a
pasal ini tidak boleh melebihi 70 jam seminggu, berdasarkan kesetaraan beban akademik setiap
SKS dan beban lebih bagi mahasiswa magister yang diatur dalam Pasal 7 ayat (2), Pasal 7
ayat (4), dan ayat (5) pada pasal ini.
b. Beban akademik setiap semester mahasiswa yang memenuhi persyaratan pada ayat (3) butir b
pasal ini tidak boleh melebihi 80 jam seminggu, berdasarkan kesetaraan beban akademik setiap
SKS dan beban lebih bagi mahasiswa magister yang diatur dalam Pasal 7 ayat (2), Pasal 7
ayat (4), dan ayat (5) pada pasal ini.
(5) Mahasiswa Program Magister yang berprestasi dapat diberi kesempatan untuk mengambil mata
kuliah dengan beban lebih dari 12 (dua belas) SKS per semester, tetapi tidak melebihi 16 (enam
belas) SKS pada semester reguler, dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Pada semester sebelumnya (atau dua semester sebelumnya jika nilai semester terakhir belum
lengkap) memiliki NR ≥ 3,00 (tiga koma nol).
b. Mendapat persetujuan dari wali akademik atau Ketua Program Studi terkait untuk mengambil
lebih dari 12 (dua belas) SKS pada semester reguler.
(6). Mahasiswa Program Doktor yang berprestasi dapat diberikan kesempatan untuk mengambil mata
kuliah dengan beban lebih dari 12 (dua belas) SKS per semester, tetapi tidak melebihi 15 (lima
belas) SKS pada semester reguler, dengan ketentuan mendapat persetujuan dari Sekolah
Pascasarjana berdasarkan rekomendasi dari Komisi Program Pascasarjana Sekolah/Fakultas.

Bagian Kelima
Perwalian Akademik

Pasal 28

(1) Pemanduan pengambilan mata kuliah setiap semester dilakukan melalui kegiatan Perwalian
Akademik.
(2) Perwalian Akademik wajib dilakukan minimal satu kali per semester.
(3) Wali akademik berkewajiban untuk:
a. Membantu mahasiswa dalam menyusun rencana studi untuk menunjang keberhasilan studi
mahasiswa.
b. Mendeteksi permasalahan akademik dan memberikan bimbingan kepada mahasiswa selama
masa pendidikannya.
c. Menumbuhkan kreativitas dan kebiasaan cara belajar yang efektif.
(4) Jadwal perwalian yang tercantum pada Kalender Pendidikan harus ditaati oleh semua mahasiswa
ITB. Jika mahasiswa mendapatkan kesulitan, agar melapor kepada Ketua Program Studi masing-
masing.
(5) Perwalian akademik mempertimbangkan antara lain:
a. Kurikulum program studi dan prasyarat setiap mata kuliah.
b. Keterkaitan antara satu mata kuliah dengan mata kuliah yang lain, meskipun tidak merupakan
prasyarat.
c. Kemampuan dan prestasi akademik mahasiswa.
(6) Setiap mahasiswa dapat mengambil sejumlah mata kuliah dengan beban SKS sesuai Pasal 26 atau
Pasal 27 Peraturan ini, atas persetujuan wali akademik yang bersangkutan, dan dituangkan dalam
bentuk rencana studi setiap semester.
(7) Mahasiswa wajib memperhatikan peringatan wali akademik mengenai masalah prestasi akademik
dan batas waktu studi pada setiap tahap pendidikan.

Bagian Keenam
Pelaksanaan Ujian

Pasal 29

(1) Mahasiswa mengikuti ujian sesuai dengan jadwal dan tempat yang ditentukan oleh Direktorat
Pendidikan.
(2) Masa ujian pada setiap semester tertera pada Kalender Pendidikan ITB.
(3) Jadwal ujian secara rinci disusun dan diterbitkan oleh Direktorat Pendidikan.
(4) Kesalahan membaca jadwal atau tempat ujian tidak dapat digunakan sebagai alasan sah untuk
meminta tambahan pelayanan akademik, termasuk ujian khusus.

Bagian Ketujuh
Peserta Ujian

Pasal 30

(1) Mahasiswa dinyatakan sah dan diperkenankan mengikuti ujian suatu mata kuliah tertentu apabila:
a. Membawa KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) dan KSM (Kartu Studi Mahasiswa) yang sah sebagai
bukti diri.
b. Terdaftar dalam mata kuliah yang diujikan.
c. Tidak sedang dikenakan sanksi akademik.
d. Memenuhi semua persyaratan untuk menempuh ujian tersebut.
(2) Selama ujian berlangsung, peserta ujian diwajibkan:
a. Menaati semua peraturan dan ketentuan ujian yang berlaku.
b. Menaati semua petunjuk teknis tentang penyelenggaraan ujian yang diberikan oleh pengawas
ujian kepadanya.
c. Meminta persetujuan pengawas terlebih dahulu, sebelum meninggalkan tempat duduk atau
ruang ujian.
d. Menyerahkan lembar jawaban ujian kepada pengawas yang bertugas sebelum meninggalkan
ruang ujian.
(3) Selama ujian berlangsung, peserta ujian tidak dibenarkan untuk:
a. Berperilaku yang mengganggu tata tertib penyelenggaraan ujian.
b. Berkomunikasi dalam bentuk apa pun dengan sesama peserta ujian lain maupun dengan orang
lain di luar ruang ujian.
c. Bekerjasama, berusaha untuk bekerjasama, atau mendukung kerjasama dengan peserta ujian
lain dalam menyelesaikan ujian.
d. Menyalin atau berusaha menyalin jawaban ujian peserta lain, atau memberi kesempatan kepada
peserta lain untuk menyalin jawaban ujiannya.
e. Menggunakan catatan, buku, dan/atau sumber informasi lainnya selama ujian berlangsung.
(4) Hasil ujian yang dibuat oleh seseorang yang bukan peserta ujian yang sah, dinyatakan tidak berlaku.
(5) Mahasiswa yang melanggar ketentuan pada ayat (3) pasal ini dapat dikenai sanksi sesuai dengan
Peraturan Penegakan Norma Akademik dan Kemahasiswaan ITB.
(6) Pengecualian terhadap ketentuan pada ayat (3) pasal ini hanya dapat diberikan oleh dosen yang
bertanggung jawab.

Bagian Kedelapan
Pengawas Ujian

Pasal 31

(1) Pengawas ujian mempunyai wewenang untuk:


a. memeriksa keabsahan peserta ujian seperti tercantum pada Pasal 30 Peraturan ini,
b. mengatur dan menentukan tempat duduk setiap peserta ujian,
c. menetapkan benda-benda atau barang yang dapat dibawa oleh peserta ujian ke tempat duduk,
d. menolak kehadiran seseorang yang tidak bertugas sebagai pengawas atau yang tidak
berkepentingan sebagai peserta ujian, dalam ruang ujian.
(2) Pengawas ujian mempunyai kewajiban untuk melaporkan tindak kecurangan peserta ujian dalam
Berita Acara Pelaksanaan Ujian.
(3) Penolakan kesertaan yang dimaksud dalam ayat (1) butir d pasal ini dilakukan oleh pengawas,
dengan menginstruksikan kepada yang bersangkutan untuk meninggalkan ruang ujian dan mengisi
Berita Acara Pelaksanaan Ujian.

BAB VI
PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA DAN
PENYELESAIAN TAHAP PENDIDIKAN

Bagian Kesatu
Evaluasi Pembelajaran

Pasal 32

(1) Evaluasi hasil belajar mahasiswa merupakan bagian dalam proses penentuan prestasi akademik
mahasiswa.
(2) Evaluasi hasil belajar mahasiswa harus dilakukan sekurang-kurangnya dua kali dalam satu
semester, yaitu satu kali pada saat semester sedang berjalan dan satu kali pada akhir semester.
(3) Jenis dan cara evaluasi (ujian, kuis, atau cara lainnya) disesuaikan dengan sifat bidang ilmu dan
karakteristik setiap mata kuliah.
(4) Jika digunakan lebih dari satu jenis evaluasi, maka bobot tiap jenis evaluasi harus diwujudkan secara
keseluruhan dalam bentuk data pembobotan evaluasi yang mencerminkan ciri mata kuliah
termaksud.
(5) Keseluruhan pembobotan hasil evaluasi direkapitulasi menjadi satu nilai akhir bagi seorang
mahasiswa dalam mengikuti satu mata kuliah tertentu.
(6) Mahasiswa berhak mendapatkan informasi penilaian evaluasi hasil belajarnya, termasuk mengetahui
berkas pekerjaannya.

Bagian Kedua
Penilaian Prestasi Mahasiswa

Pasal 33

(1) Penilaian hasil belajar mahasiswa dilakukan pada setiap semester dan diumumkan pada waktu yang
telah ditentukan.
(2) Penilaian prestasi akademik mahasiswa untuk suatu mata kuliah dilakukan untuk setiap mahasiswa
yang terdaftar dan mendaftarkan mata kuliah tersebut secara sah di Direktorat Pendidikan ITB.
(3) Penilaian prestasi akademik mahasiswa dilakukan melalui evaluasi dengan menganut prinsip
keadilan, relevansi, dan akuntabilitas.
(4) Atas dasar data evaluasi keseluruhan tersebut pada ayat (2) dan ayat (3) pasal ini, maka dosen mata
kuliah harus menentukan nilai akhir keberhasilan mahasiswa dalam bentuk huruf dan angka sebagai
berikut.
A (nilai 4,0) berarti sangat baik
AB (nilai 3,5) berarti nilai antara baik dengan sangat baik
B (nilai 3,0) berarti baik
BC (nilai 2,5) berarti nilai antara cukup dan baik
C (nilai 2,0) berarti cukup
D (nilai 1,0) berarti hampir cukup
E (nilai 0,0) berarti kurang atau gagal
(5) Hasil penilaian akhir diberikan oleh dosen penanggung jawab mata kuliah dengan mengisi Daftar
Nilai Akhir (DNA) yang dikeluarkan oleh Direktorat Pendidikan ITB, dan tidak ada penambahan nama
mahasiswa selain dari yang sudah tercantum.
(6) Beberapa mata kuliah di tingkat Program Doktor dapat diberikan dengan nilai akhir dalam bentuk
penilaian Lulus (P) atau Tidak Lulus (F). Rincian jenis mata kuliah yang dijelaskan dalam ayat ini
ditetapkan oleh Sekolah Pascasarjana.

Bagian Ketiga
Nilai yang Bermasalah

Pasal 34

(1) Mahasiswa harus memeriksa status dan nilai mata kuliah yang diambil.
(2) Jika karena suatu hal, nilai akhir keberhasilan seorang mahasiswa dalam mengikuti suatu mata
kuliah yang sistem penilaiannya mengikuti ketentuan ayat (4) dan ayat (6) dalam Pasal 33 Peraturan
ini belum dapat ditentukan, maka kepadanya diberikan nilai T yang berarti belum lengkap.
(3) Selambat-lambatnya, sesuai dengan jadwal yang ditentukan dalam Kalender Pendidikan, dosen
yang bersangkutan, berdasarkan kelengkapan untuk menilai mata kuliah, harus mengubah nilai T
tersebut dengan nilai huruf seperti yang tercantum pada Pasal 33 ayat (4) Peraturan ini dengan
menggunakan FPN (Formulir Perubahan Nilai).
(4) Bila penggantian nilai T tidak dilakukan sampai batas akhir yang ditentukan sesuai ayat (3) pasal ini,
maka sistem pengolahan data akademik ITB akan mengubah nilai T menjadi nilai E, dan nilai ini
merupakan nilai akhir bagi mahasiswa yang bersangkutan untuk mata kuliah tersebut.
(5) Mahasiswa yang belum dinyatakan lulus untuk suatu mata kuliah hingga melewati batas waktu
tersebut di atas harus mendaftarkan kembali mata kuliah tersebut pada semester berikutnya, sesuai
ketentuan Pasal 9 ayat (4), Pasal 24 ayat (4), dan Pasal 33 ayat (2) Peraturan ini. Jika hal ini terjadi
bukan akibat kesalahan mahasiswa, maka penanganan kasus ini akan dilakukan secara khusus
sesuai norma yang berlaku.
(6) Untuk mencegah kejadian tidak tercantumnya nama mahasiswa sebagai peserta dari suatu mata
kuliah yang diambilnya atau sebaliknya yaitu tercantumnya nama mahasiswa sebagai peserta pada
suatu mata kuliah yang tidak diambilnya, mahasiswa wajib memeriksa jumlah, nama, dan nomor
mata kuliah yang diambil pada KSM (Kartu Studi Mahasiswa), daftar hadir kelas, dan dokumen
lainnya sebelum DNA diterbitkan secara resmi.
(7) DNA yang sudah diterbitkan tidak dapat diganti kecuali jika bukan diakibatkan oleh tidak dipenuhinya
ketentuan pada ayat (6) pasal ini.

Bagian Keempat
Nilai Rata-Rata, Indeks Prestasi, dan Indeks Prestasi Kumulatif

Pasal 35

(1) ITB menentukan prestasi akademik mahasiswa melalui Nilai Rata-rata (NR), Indeks Prestasi (IP),
dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
(2) Nilai Rata-rata merupakan prestasi akademik mahasiswa yang dicapai pada setiap semester atas
dasar perhitungan perolehan nilai akhir untuk sejumlah mata kuliah yang terdaftar pada semester
tersebut.
(3) Indeks Prestasi merupakan prestasi akademik mahasiswa yang dicapai dalam kurun waktu tertentu
atas dasar perhitungan perolehan nilai akhir sejumlah mata kuliah, dimana jika ada mata kuliah yang
diulang, nilai yang diperhitungkan adalah nilai terakhir mata kuliah tersebut saja, tanpa
memperhitungkan nilai mata kuliah tersebut pada pengambilan sebelumnya. Ketentuan ini juga
berlaku untuk suatu mata kuliah yang menggantikan mata kuliah lain yang diambil sebelumnya.
(4) Indeks Prestasi Kumulatif merupakan prestasi akademik mahasiswa yang dicapai dalam kurun waktu
tertentu atas dasar perhitungan semua nilai mata kuliah yang pernah diambil, termasuk nilai suatu
mata kuliah yang diambil kembali atau digantikan oleh mata kuliah lain pada semester-semester
berikutnya.

Bagian Kelima
Derajat Keberhasilan

Pasal 36

(1) Kelulusan mahasiswa Program Sarjana dalam satu tahap pendidikan, yakni Tahap Persiapan
Bersama dan Tahap Sarjana, serta kelulusan mahasiswa Program Pascasarjana, ditentukan oleh
Indeks Prestasi (IP).
(2) Derajat keberhasilan akademik mahasiswa untuk menentukan urutan prestasi (ranking) dan predikat
kelulusan ditentukan oleh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
(3) Penentuan beban SKS maksimum yang dapat diambil oleh seorang mahasiswa pada suatu
semester ditentukan oleh Nilai Rata-Rata (NR).
(4) Perhitungan NR, IP, dan IPK setiap mahasiswa dilakukan menggunakan aturan berikut.
n1k1 +n2 k 2 +... +nm k m
NR, IP, IPK =
k1 +k 2 +... +k m
dengan:
k1, k2, …, km adalah besarnya SKS mata kuliah yang diambil
subskrip 1, 2, ….., m adalah mata kuliah yang diambil
n1, n2, …, nm adalah nilai angka mata kuliah termaksud.
(5) Perhitungan NR, IP, dan IPK mengacu pada ketentuan Pasal 35 Peraturan ini tanpa
memperhitungkan nilai mata kuliah yang diambil di universitas/perguruan tinggi lain, mata kuliah
yang akan digunakan pada jenjang yang lebih tinggi oleh mahasiswa yang mengikuti penyatuan
program pendidikan sesuai ketentuan pada Pasal 3 Peraturan ini, mata kuliah bernilai T yang
sifatnya belum lengkap, dan/atau mata kuliah yang sistem penilaiannya tidak menggunakan
ketentuan ayat (4) dalam Pasal 33 Peraturan ini.

Bagian Keenam
Penyelesaian Program Sarjana

Pasal 37

Untuk menyelesaikan pendidikan Program Sarjana, setiap mahasiswa dapat dinyatakan lulus jika:
a. Telah mengambil semua mata kuliah yang disyaratkan oleh kurikulum Program Sarjana dan
dinyatakan lulus yaitu tanpa nilai E atau T dan IP ≥ 2,00 (dua koma nol) pada Tahap Persiapan
Bersama, dan tanpa nilai D, E, atau T pada Tahap Sarjana.
b. Telah memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan program studi seperti penyelesaian
Laporan Tugas Akhir yang disetujui pembimbing, kerja praktek, dan tugas-tugas lainnya.
c. Telah dilaporkan kelulusannya oleh Fakultas/Sekolah secara resmi dan tertulis kepada Direktur
Pendidikan ITB.

Bagian Ketujuh
Penyelesaian Program Magister

Pasal 38

Untuk menyelesaikan pendidikan Program Magister, setiap mahasiswa dapat dinyatakan lulus jika:
a. Telah mengambil semua mata kuliah yang disyaratkan untuk Program Magister dan dinyatakan
lulus tanpa nilai D, E, atau T.
b. Mencapai IP ≥ 2,75 (dua koma tujuh lima).
c. Telah menyerahkan tesis magister yang disetujui oleh pembimbing dan persyaratan lainnya
kepada Fakultas/Sekolah masing-masing dan telah dilaporkan kepada Sekolah Pascasarjana.
d. Memenuhi semua persyaratan lain yang ditetapkan oleh Sekolah Pascasarjana.
e. Telah dilaporkan kelulusannya oleh Fakultas/Sekolah Pelaksana Program secara resmi dan
tertulis kepada Dekan Sekolah Pascasarjana ITB dan Direktur Pendidikan ITB.
Bagian Kedelapan
Penyelesaian Program Doktor

Pasal 39

Untuk menyelesaikan pendidikan Program Doktor, setiap mahasiswa dapat dinyatakan lulus jika:
a. Telah mengambil semua mata kuliah yang disyaratkan untuk Program Doktor, serta telah
dinyatakan lulus tanpa nilai C, D, E, F, atau T.
b. Telah menyerahkan disertasi doktor yang disetujui pembimbing kepada Sekolah Pascasarjana.
c. Telah lulus ujian promosi terbuka yang diatur oleh Sekolah Pascasarjana dan dilaporkan ke
Direktorat Pendidikan ITB.
d. Memenuhi semua persyaratan lain yang ditetapkan oleh Sekolah Pascasarjana.
e. Telah dilaporkan kelulusannya oleh Fakultas/Sekolah Penyelenggara Program secara resmi dan
tertulis kepada Dekan Sekolah Pascasarjana ITB dan Direktur Pendidikan ITB.

Bagian Kesembilan
Predikat Kelulusan

Pasal 40

(1) Setiap lulusan Program Pendidikan ITB diberi predikat kelulusan sesuai dengan IPK yang dicapai
dan kriteria lainnya yang ditetapkan oleh Rektor ITB.
(2) Jenis predikat kelulusan yang diberikan, batasan IPK, dan/atau kriteria yang harus dipenuhi untuk
mendapatkan masing-masing predikat kelulusan Program Sarjana dan Pascasarjana ditentukan
melalui keputusan Rektor ITB.
(3) Yudisium untuk menentukan predikat kelulusan diberikan oleh Rektor ITB berdasarkan ketentuan
pada ayat (2) pasal ini.

Bagain Kesepuluh
Surat Keterangan Selesai Pentahapan Program Sarjana

Pasal 41

(1) Untuk keperluan administrasi pendidikan, maka kepada mahasiswa yang memenuhi segala
ketentuan dan persyaratan akademik penyelesaian Tahap Persiapan Bersama diberikan surat
keterangan selesai tahap pendidikan termaksud.
(2) Surat Keterangan Selesai Tahap Persiapan Bersama diterbitkan oleh pejabat yang ditugaskan oleh
Rektor setelah mahasiswa memenuhi persyaratan kelulusan Tahap Persiapan Bersama.
(3) Dengan terbitnya Surat Keterangan Selesai Tahap Persiapan Bersama, maka mahasiswa yang
bersangkutan sudah tidak diperkenankan lagi untuk mengambil mata kuliah atau memperbaiki
perolehan nilai pada Tahap Persiapan Bersama.

Bagian Kesebelas
Rapor, Laporan Kemajuan Akademik, Transkrip Akademik, dan Ijazah

Pasal 42

(1) Nilai rata-rata dari seluruh mata kuliah yang tertera dalam Rapor yang diperoleh dengan cara seperti
ditentukan pada Pasal 36 Peraturan ini akan menghasilkan IPK.
(2) Nilai Rata-rata yang dihitung hanya dari catatan suatu semester pada rapor tersebut menghasilkan
NR semester terkait.
(3) Nilai rata-rata dari seluruh mata kuliah yang tertera dalam Laporan Kemajuan Akademik yang
diperoleh dengan cara seperti ditentukan pada Pasal 36 Peraturan ini akan menghasilkan IP.
(4) Rapor dan Laporan Kemajuan Akademik dapat diberikan kepada mahasiswa dengan tata cara dan
waktu pemberian yang ditentukan oleh Fakultas/Sekolah yang terkait.
(5) Transkrip Akademik pada setiap jenjang pendidikan sesuai jumlah beban SKS yang disyaratkan
pada Pasal 8 Peraturan ini.
(6) Nilai rata-rata yang diperoleh dengan cara seperti ditentukan pada Pasal 36 Peraturan ini dari
seluruh mata kuliah yang tertera dalam Transkrip Akademik menghasilkan IP.
(7) Transkrip Akademik dan Ijazah Sarjana, Magister, atau Doktor diberikan kepada mahasiswa yang
telah memenuhi segala ketentuan persyaratan akademik dan administrasi akademik penyelesaian
pendidikan Program Sarjana, Magister, atau Doktor.

BAB VII
WAKTU STUDI

Bagian Kesatu
Waktu Studi Program Sarjana

Pasal 43

Waktu studi normal untuk pendidikan Program Sarjana terdiri dari:


a. Tahap Persiapan Bersama dijadwalkan dalam 2 (dua) semester atau 1 (satu) tahun.
b. Tahap Sarjana dijadwalkan dalam 6 (enam) semester atau 3 (tiga) tahun, setelah Tahap
Persiapan Bersama.

Bagian Kedua
Waktu Studi Program Magister

Pasal 44

Waktu studi normal untuk pendidikan Program Magister setelah Program Sarjana dijadwalkan dalam 4
(empat) semester atau 2 (dua) tahun.

Bagian Ketiga
Waktu Studi Program Doktor

Pasal 45

(1) Waktu studi normal untuk pendidikan Program Doktor setelah Program Magister dijadwalkan dalam
6 (enam) semester atau 3 (tiga) tahun yang terdiri dari:
a. Tahap I (Persiapan) dijadwalkan dalam 1 (satu) semester atau 6 (enam) bulan.
b. Tahap II (Penyusunan Proposal) dijadwalkan dalam waktu 1 (satu) semester atau 6 (enam)
bulan.
c. Tahap III (Penelitian/Penulisan Disertasi), dijadwalkan dalam 4 (empat) semester atau 2 (dua)
tahun.
d. Tahap IV (Ujian Promosi), yang dilakukan setelah tahap III dinyatakan selesai.
(2) Waktu studi normal untuk pendidikan Program Doktor setelah Program Sarjana dijadwalkan dalam 8
(delapan) semester atau 4 (empat) tahun yang terdiri dari:
a. Tahap I (Persiapan) dijadwal dalam 2 (dua) semester atau 1 (satu) tahun.
b. Tahap II (Penyusunan Proposal) dijadwalkan dalam waktu 1 (satu) semester atau 6 (enam)
bulan.
c. Tahap III (Penelitian /Penulisan Disertasi), dijadwalkan dalam 5 (lima) semester atau 2,5 (dua
koma lima) tahun.
d. Tahap IV (Ujian Promosi), yang dilakukan setelah tahap III dinyatakan selesai.

Bagian Keempat
Waktu Studi Program yang Disatukan

Pasal 46

Waktu studi normal untuk program yang disatukan sebagaimana disebutkan pada Pasal 3 Peraturan ini
ditetapkan dalam keputusan Rektor.

Bagian Kelima
Perpanjangan Waktu Studi

Pasal 47

(1) Hanya mahasiswa yang mempunyai alasan kuat dan memenuhi syarat tertentu saja yang diizinkan
memperoleh Perpanjangan Waktu Studi.
(2) Perpanjangan Waktu Studi terdiri dari Perpanjangan Waktu Studi Program Sarjana, Magister, dan
Doktor.
2.1. Perpanjangan Waktu Studi Program Sarjana
2.1.1. Perpanjangan waktu studi bagi yang diizinkan/memenuhi syarat, tidak akan
mengakibatkan keseluruhan masa studi melebihi batas maksimal berikut:
a. 4 (empat) semester atau 2 (dua) tahun untuk Tahap Persiapan Bersama.
b. 12 (dua belas) semester atau 6 (enam) tahun untuk Tahap Persiapan Bersama dan
Tahap Sarjana.
2.1.2. Mereka yang dari segi waktu tidak memungkinkan untuk dapat menyelesaikan studinya
seperti ditentukan butir 2.1.1.pasal ini, disarankan untuk mengundurkan diri, walaupun
masa studinya belum habis.
2.2. Perpanjangan Waktu Studi Program Magister
2.2.1. Perpanjangan waktu studi yang diberikan untuk mahasiswa Program Magister tidak akan
mengakibatkan keseluruhan masa studi menjadi lebih dari 6 (enam) semester atau 3 (tiga)
tahun.
2.2.2. Ketentuan mengenai syarat perpanjangan waktu studi Program Magister dan pejabat yang
berwenang untuk mengizinkan perpanjangan waktu studi ditentukan oleh Rektor.
2.3. Perpanjangan Waktu Studi Program Doktor
2.3.1. Perpanjangan waktu studi yang diberikan bagi mahasiswa Program Doktor setelah
Program Magister tidak mengakibatkan keseluruhan waktu studi melebihi batas waktu
maksimal sebagai berikut:
a. 4 (empat) semester atau 2 (dua) tahun untuk Tahap I (Persiapan) dan Tahap II
(Penyusunan Proposal).
b. 10 (sepuluh) semester atau 5 (lima) tahun untuk seluruh Tahap I (Persiapan), Tahap II
(Penyusunan Proposal), Tahap III (Penelitian/Disertasi), dan Tahap IV
(Ujian/Promosi).
2.3.2. Perpanjangan waktu studi yang diberikan bagi mahasiswa Program Doktor setelah
Program Sarjana tidak mengakibatkan keseluruhan waktu studi melebihi batas waktu
maksimal sebagai berikut:
a. 4 (empat) semester atau 2 (dua) tahun untuk Tahap I (Persiapan) dan Tahap II
(Penyusunan Proposal).
b. 12 (dua belas) semester atau 6 (enam) tahun untuk seluruh Tahap I (Persiapan),
Tahap II (Penyusunan Proposal), Tahap III (Penelitian/Disertasi), dan Tahap IV
(Ujian/Promosi).
2.3.3. Ketentuan mengenai syarat perpanjangan waktu studi Program Doktor dan pejabat yang
berwenang untuk mengizinkan perpanjangan waktu studi ditentukan oleh Rektor.

Bagian Keenam
Masa Percobaan dan Waktu Studi Mahasiswa Khusus Program Sarjana

Pasal 48

(1) Mahasiswa khusus Program Sarjana sebagaimana disebutkan pada Pasal 12 Peraturan ini harus
mengikuti ketentuan sebagai berikut.
a. Masa percobaan selama 2 (dua) semester dengan beban 18 (delapan belas) SKS untuk setiap
semesternya, dengan hasil NR (Nilai Rata-rata) setiap semester tidak kurang dari 2,50 (dua
koma lima nol) serta tidak mempunyai nilai E.
b. Bila NR seperti tersebut pada ayat (1) butir a pasal ini tidak terpenuhi, maka mahasiswa tersebut
tidak diperkenankan lagi untuk melanjutkan studi Program Sarjana di ITB.
c. Setelah lulus masa percobaan 2 (dua) semester tanpa perpanjangan waktu masa percobaan,
maka status kemahasiswaannya berubah menjadi sama seperti mahasiswa Program Sarjana
lainnya.
d. Dengan status seperti mahasiswa Program Sarjana lainnya, maka mahasiswa tersebut akan
dikenai peraturan akademik yang sama dan berhak mendapatkan ijazah Sarjana dari ITB setelah
semua persyaratan untuk penyelesaian Program Sarjana dipenuhi dengan baik.
(2) Waktu studi (termasuk masa percobaan) bagi mahasiswa khusus Program Sarjana dihitung
menggunakan persamaan sebagai berikut (bila hasil berupa pecahan, maka dibulatkan setingkat
lebih tinggi).

�ℎ �� � ℎ� � � ℎ � �
�� �= +2
20

Bagian Ketujuh
Waktu Studi Mahasiswa Asing Pindahan Program Sarjana

Pasal 49

Waktu studi bagi mahasiswa asing pindahan Program Sarjana sebagaimana disebutkan pada Pasal 14
Peraturan ini dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut (bila hasil berupa pecahan, maka
dibulatkan setingkat lebih tinggi):

�ℎ �� � ℎ� � � ℎ � �
�� �= +2
20
Bagian Kedelapan
Penghentian Studi Sementara

Pasal 50

(1) Penghentian studi sementara bagi mahasiswa Program Sarjana tidak mengubah batas waktu studi
yang telah ditetapkan.
(2) Mahasiswa Program Sarjana dengan alasan yang kuat, yang ditunjukkan dengan bukti-bukti tertulis,
dapat mengajukan penghentian studi sementara, maksimum 2 (dua) semester.
(3) Mahasiswa Program Sarjana yang ingin menghentikan studi untuk sementara pada suatu semester
tertentu, karena suatu alasan yang kuat, harus tetap berstatus sebagai mahasiswa dengan
mengambil beban 0 (nol) SKS, serta harus memenuhi persyaratan berikut.
a. Mengajukan permohonan tertulis kepada Wakil Rektor dengan persetujuan Dekan/Wakil Dekan
Fakultas/Sekolah terkait.
b. Mendapatkan izin tertulis dari Wakil Rektor.
c. Tetap harus mendaftarkan diri pada setiap awal semester dengan beban 0 (nol) SKS dan tetap
membayar biaya pendidikan sesuai dengan aturan yang berlaku.
(4) Setiap mahasiswa yang akan mendaftar dengan beban 0 (nol) SKS harus menempuh prosedur
penghentian studi sementara.
(5) Ketentuan dalam ayat (4) pasal ini tidak berlaku bagi mahasiswa yang terlambat melakukan
pendaftaran ulang dan mahasiswa yang telah memenuhi seluruh kewajiban SKS sesuai kurikulum.

Bagian Kesembilan
Penghentian Studi

Pasal 51

Penghentian Studi terdiri dari Penghentian Studi Program Sarjana, Magister, dan Doktor.
1. Penghentian Studi Program Sarjana
1.1. Mahasiswa yang pada tahun pertama masa studinya berprestasi akademik rendah, yaitu
mempunyai IP < 1,00 (satu koma nol), tidak diperkenankan untuk melanjutkan
pendidikannya di ITB.
1.2. Mahasiswa Tahap Persiapan Bersama dan Tahap Sarjana yang tidak dapat
menyelesaikan studinya pada batas waktu perpanjangan masa studi seperti ditentukan
Pasal 47 ayat (2) butir 2.1. Peraturan ini, tidak diperkenankan untuk melanjutkan
pendidikannya di ITB.
2. Penghentian Studi Program Magister
2.1. Mahasiswa yang pada tahun pertama masa studinya berprestasi akademik rendah, yaitu
mempunyai IP < 1,50 (satu koma lima nol), tidak diperkenankan untuk melanjutkan
pendidikannya di ITB. Setelah mahasiswa masuk semester 3, mahasiswa tidak
diperkenankan lagi melanjutkan studinya di ITB, apabila pada suatu semester memperoleh
NR < 1,50 (satu koma lima nol) dan diperkirakan tidak dapat menyelesaikan studinya
dengan IP ≥ 2,75 (dua koma tujuh lima).
2.2. Jika persyaratan dalam Pasal 38 Peraturan ini belum dipenuhi pada akhir pendidikan
Program Magister sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam Pasal 47 ayat (2) butir 2.2.
Peraturan ini, maka yang bersangkutan diharuskan mengundurkan diri atau diberhentikan
sebagai mahasiswa Program Magister ITB.
3. Penghentian Studi Program Doktor
3.1. Jika dalam masa studinya mahasiswa Program Doktor dianggap tidak dapat memenuhi
rambu-rambu kelulusan yang ditetapkan oleh Sekolah Pascasarjana, maka yang
bersangkutan tidak diperkenankan lagi melanjutkan pendidikannya di ITB.
3.2. Jika persyaratan dalam Pasal 39 Peraturan ini belum dipenuhi pada akhir masa studi
Program Doktor sesuai waktu yang ditentukan dalam Pasal 47 ayat (2) butir 2.3. Peraturan
ini, maka yang bersangkutan diharuskan mengundurkan diri atau diberhentikan sebagai
mahasiswa Program Doktor ITB.

Bagian Kesepuluh
Peringatan Dini dan Peringatan Batas Waktu Studi

Pasal 52

(1) Untuk memperlancar program pendidikan yang diikuti mahasiswa, baik Program Sarjana dan
Pascasarjana, maka ITB akan mengirimkan surat peringatan kepada mahasiswa berkaitan dengan
prestasi akademik yang dicapai mahasiswa.
(2) Mahasiswa Program Sarjana akan diberi peringatan selambat-lambatnya satu tahun sebelum habis
masa perpanjangan waktu studi yang tercantum dalam Pasal 47 ayat (2) butir 2.1. angka 2.1.1
Peraturan ini.
(3) Sekolah Pascasarjana akan mengingatkan mahasiswa serta para pembimbing/promotornya tentang
kemungkinan dilampauinya batas studi apabila:
a. Mahasiswa Program Magister pada akhir suatu semester memperoleh NR antara 1,50 (satu
koma lima nol) dan 2,0 (dua koma nol).
b. Mahasiswa Program Doktor pada akhir semester pertama tidak lulus ujian Persiapan (Tahap I).
c. Mahasiswa Program Doktor pada akhir semester kedua tidak lulus mata kuliah Penyusunan
Proposal (Tahap II).
d. Mahasiswa Program Doktor pada dua semester berturut-turut belum lulus mata kuliah Penelitian
dan Seminar Kemajuan.

Bagian Kesebelas
Pengunduran Diri

Pasal 53

(1) Dengan kesadaran sendiri, seorang mahasiswa diizinkan untuk mengajukan pengunduran diri
sebagai mahasiswa ITB.
(1) Mahasiswa mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis kepada Wakil Rektor dengan
persetujuan Dekan/Wakil Dekan Fakultas/Sekolah terkait.
(2) Apabila permohonan pengunduran diri mahasiswa disetujui oleh Rektor, maka diterbitkan Surat
Keputusan pemberhentian dari status kemahasiswaannya.

Bagian Keduabelas
Pejabat yang Berhak Memutuskan Status Mahasiswa

Pasal 54

Pejabat yang berhak memutuskan status seorang mahasiswa di ITB adalah Rektor atau pejabat yang
diberi wewenang untuk itu.
BAB VIII
MAHASISWA PINDAH PROGRAM STUDI

Bagian Kesatu
Mahasiswa Pindah Program Studi

Pasal 55

Pada dasarnya ITB tidak memperkenankan seorang mahasiswa yang telah terdaftar pada satu program
studi untuk pindah ke program studi lainnya pada strata yang sama. Perpindahan program studi tersebut
hanya dapat dilakukan jika dapat dibuktikan bahwa mahasiswa yang bersangkutan tidak sesuai untuk
program studi yang sedang ditempuhnya. Pelaksanaannya dilakukan dengan mempertimbangkan hasil
prestasi akademik pada program studi yang sedang ditempuhnya, serta ketersediaan fasilitas
pembelajaran secara keseluruhan dari program studi yang akan dituju.

Bagian Kedua
Peraturan Umum Pindah Program Studi

Pasal 56

(1) Pindah program studi tidak mengubah batas waktu studi.


(2) Mahasiswa yang pernah pindah program studi, tidak diperkenankan untuk pindah program studi lagi,
baik ke program studi semula maupun ke program studi yang lain dalam strata yang sama.
(3) Mahasiswa program sarjana yang diterima melalui jalur peminatan program studi atau yang sejenis
dengan itu, tidak diperbolehkan pindah program studi.
(4) Peraturan pindah program studi dalam satu bidang ilmu, yaitu sains, teknologi, seni, atau sosial,
untuk mahasiswa Program Sarjana.
a. Mahasiswa Program Sarjana yang berniat untuk pindah program studi dapat mengajukan
permohonan pindah program studi apabila:
i. sekurang-kurangnya telah lulus Tahap Persiapan Bersama dan mengambil seluruh mata
kuliah semester tiga dan empat sesuai kurikulum program studi yang akan ditinggalkan, dan
ii. memiliki IP untuk empat semester (semester satu sampai dengan semester empat) sesuai
kurikulum di program studi yang akan ditinggalkan tidak kurang dari 3,00 (tiga koma nol).
b. Persetujuan pindah program studi diberikan atas pertimbangan yang menyangkut kapasitas
program studi dan alasan yang diajukan untuk pindah program studi.
c. Disetujui oleh Dekan Fakultas/Sekolah terkait, baik oleh Fakultas/Sekolah yang akan
ditinggalkan maupun Fakultas/Sekolah yang dituju, serta mendapatkan rekomendasi dari
Direktur Pendidikan dan/atau Direktur Eksekutif Penerimaan Mahasiswa dan Kerja Sama
Pendidikan.
(5) Peraturan pindah program studi dalam satu bidang ilmu, yaitu sains, teknologi, seni, atau sosial,
untuk mahasiswa Program Magister.
a. Mahasiswa Program Magister yang berminat untuk pindah program studi dapat mengajukan
permohonan pindah program studi tersebut paling lambat satu bulan sebelum pendaftaran ulang
semester ketiga sejak yang bersangkutan dinyatakan sebagai mahasiswa magister. Surat
pengajuan pindah program studi perlu mengandung penjelasan diajukannya permohonan.
b. Persetujuan dikabulkannya permohonan pindah program studi berdasarkan atas pertimbangan
yang menyangkut kapasitas program studi dan alasan yang diajukan untuk pindah program
studi.
c. Disetujui oleh Dekan Fakultas/Sekolah terkait, baik oleh Fakultas/Sekolah yang akan
ditinggalkan maupun Fakultas/Sekolah yang dituju, serta mendapatkan rekomendasi dari Dekan
Sekolah Pascasarjana dan Direktur Eksekutif Penerimaan Mahasiswa dan Kerja Sama
Pendidikan.
(6) Peraturan pindah program studi dalam satu bidang ilmu, yaitu sains, teknologi, seni, atau sosial,
untuk mahasiswa Program Doktor.
a. Mahasiswa Program Doktor yang berminat untuk pindah program studi dapat mengajukan
permohonan pindah program studi paling lambat satu bulan sebelum pendaftaran ulang
semester kelima sejak yang bersangkutan dinyatakan sebagai mahasiswa doktor. Surat
pengajuan pindah program studi perlu mengandung penjelasan diajukannya permohonan
tersebut.
b. Persetujuan dikabulkannya permohonan pindah program studi berdasarkan atas pertimbangan
yang menyangkut kapasitas program studi dan alasan yang diajukan untuk pindah program
studi.
c. Disetujui oleh Dekan Fakultas/Sekolah terkait, baik oleh Fakultas/Sekolah yang akan
ditinggalkan maupun Fakultas/Sekolah yang dituju, serta mendapatkan rekomendasi dari Dekan
Sekolah Pascasarjana dan Direktur Eksekutif Penerimaan Mahasiswa dan Kerja Sama
Pendidikan. Surat persetujuan dari Dekan perlu dilampiri dengan persetujuan KPPs dan tim
pembimbing untuk Fakultas/Sekolah yang akan ditinggalkan, atau calon tim pembimbing untuk
Fakultas/Sekolah yang akan dituju.
(7) Pindah program studi untuk mahasiswa Program Pascasarjana ke kelompok bidang ilmu yang
berbeda diatur tersendiri berdasarkan keputusan Rektor ITB.
(8) Mahasiswa pindah program studi harus mengikuti ketentuan seperti pada Pasal 48 ayat (1)
Peraturan ini.

Bagian Ketiga
Prosedur Pindah Program Studi

Pasal 57

(1) Mahasiswa mengajukan surat permohonan yang berisikan alasan pindah program studi kepada
Wakil Rektor, dengan tembusan kepada Dekan dan Ketua Program Studi, baik yang akan dituju
maupun yang akan ditinggalkan, dengan melampirkan laporan kemajuan akademik selama
menempuh pendidikan di program studi yang akan ditinggalkan.
(2) Bilamana persyaratan akademik dipenuhi, maka Wakil Rektor meminta pendapat dari kedua Dekan,
yaitu Dekan Fakultas/Sekolah dari program studi yang ditinggalkan, serta Dekan Fakultas/Sekolah
dari program studi yang dituju.
(3) Keputusan perpindahan studi akan diberikan oleh Rektor atau pejabat yang ditugaskan.
(4) Pengajuan surat permohonan pindah program studi dilakukan selambat-lambatnya satu bulan
sebelum masa pendaftaran ulang.
BAB IX
LAIN-LAIN

Bagian Kesatu
Kartu Tanda Mahasiswa Hilang

Pasal 58

(1) Jika KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) hilang, mahasiswa ITB wajib meminta penggantian KTM.
(2) Mahasiswa yang kehilangan KTM melapor kepada Kepolisian atau petugas keamanan kampus ITB
(apabila kehilangan KTM terjadi di dalam kampus ITB) untuk mendapatkan surat keterangan
kehilangan KTM.
(3) Prosedur selanjutnya untuk pengajuan KTM pengganti ditetapkan oleh Direktorat Pendidikan ITB.
(4) Kelalaian untuk mengganti KTM tidak dapat dijadikan alasan untuk tidak memenuhi syarat-syarat
administratif dalam mendapatkan pelayanan akademik.

Bagian Kedua
Kartu Studi Mahasiswa Hilang

Pasal 59

Mahasiswa ITB wajib meminta penggantian KSM (Kartu Studi Mahasiswa) yang hilang dengan prosedur
yang ditetapkan oleh Direktorat Pendidikan.

Bagian Ketiga
Surat Keterangan Pengganti Ijazah

Pasal 60

(1) Surat Keterangan Pengganti Ijazah dapat diberikan kepada lulusan yang ijazahnya hilang atau rusak.
(2) Prosedur pembuatan Surat Keterangan Pengganti Ijazah adalah sebagai berikut.
a. Lulusan tersebut mengajukan permohonan kepada Rektor ITB dengan tembusan kepada Dekan
Fakultas/Sekolah yang bersangkutan dengan ketentuan:
i. bagi lulusan yang ijazahnya hilang, melampirkan fotokopi surat keterangan kehilangan ijazah
dari Kepolisian,
ii. bagi lulusan yang ijazahnya rusak, melampirkan bukti dokumen ijazah asli yang rusak.
b. Sesuai dengan hasil verifikasi yang dilakukan, Wakil Rektor, atas nama Rektor ITB, menerbitkan
Surat Keterangan Pengganti Ijazah.

Bagian Keempat
Keberadaan Mahasiswa di Kampus

Pasal 61

(1) Semua fasilitas yang tersedia di kampus ITB, dapat digunakan untuk melaksanakan berbagai
kegiatan akademik oleh seluruh sivitas akademika ITB, sesuai dengan aturan dan norma yang
berlaku.
(2) Kampus Institut Teknologi Bandung berikut sarananya pada dasarnya dapat digunakan untuk
melaksanakan program pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat oleh seluruh
sivitas akademika ITB.
(3) Fasililas pendidikan hanya disediakan bagi mahasiswa ITB yang terdaftar secara sah.

(4) Bagi mahasiswa yang sudah tidak diperkenankan untuk melanjutkan studl atau mahasiswa yang
tidak dlperkenankan uniuk mengikuti berbagaj kegjatan akademlk di ITB karena melanggar peraturan
lTB, berlaku ketentuan sebagai berikut
a. l\,4ereka lidak dibenarkan uniuk dilayani dalam seluruh kegiatan akademik termasuk kegiatan
kurlkuler ataupun nonkurikuler.
b. Kebe€daan mereka di daam kampus lnstitut Teknologi Bandung, dikenakan peraturan yang
berlaku bag nonsiviias akademika ITB khususnya, dan peraluran perundang-undangan yang
beraku di lndonesia pada umumnya.

BAB X
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 62

(1) Ketenluan-ketentuan yang tercanlum dalam Peraturan inl merupakan kesatuan yang tidak
terpisahkan dari Staiuta lnstitul Teknologl Bandung sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 65 Tahun 2013.
(2) Sega a biaya yang diperlukan sehubungan dengan diterbitkannya Peraturan ini dibebankan kepada
anggaran lnstitut Teknologi Bandung atau sumber laln yang sah.
(3) Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan akan
diperbaiki sebagaimana rireslinya.

Ditetapkan di Bandung
pada tangga 15 Ju i 2015

REKTOR,

PROF,DR, R, MDARSAH SURYAD], DEA


NtP 19620222 198703 1 002

Anda mungkin juga menyukai