Anda di halaman 1dari 3

Inisiasi 1

A. Hakikat Manusia dan Pendidikan (Modul 1)


1. Pengertian dan Aspek-Aspek Hakikat Manusia.
Adapun yang dimaksud dengan pengertian hakikat manusia yaitu seperangkat gagasan
atau konsep yang mendasar tentang manusia dan makna eksistensi manusia didunia. Artinya
berbagai kesamaan yang menjadi karakateristik esensial setiap manusia disebut sebagai
hakikat manusia, karena dengan keanekaragaman itu terdapat satu hal yang menunjukan
kesamaan di antara semua manusia, yaitu bahwa semua manusia adalah manusia. Contoh:
manusia memiliki perbedaan bentuk fisik seperti warna kulit, tinggi badan, jenis rambut,
perbedaan pengetahuan ada yang pandai dan bodoh, perbedaan adat istiadat, perbedaan suku
dsb. Namun demikian semua manusia di dunia ini memiliki kesamaan yaitu akal, mampu
berbicara dengan bahasa yang diucapkan oleh lidah, tidak dapat hidup tanpa manusia yang
lainnya, dan memiliki perasaan terutama rasa takut kepada Tuhan YME. Hal inilah yang
membedakan manusia dengan mahluk yang lainya.
Tujuh aspek hakikat manusia yaitu. Pertama manusia sebagai makhluk Tuhan, yaitu
menurut Kreasionisme menyatakan bahwa beradanya manusia di alam semesta sebagai
makhluk ciptaan Tuhan. Untuk meyakini hal ini tidak dapat dibuktikan dengan akal tetapi
berdasarkan keyakinan agama. Contoh: bila tidak melakukan ibadah takut siksaan dari
Tuhan YME dsb. Kedua aspek manusia sebagai kesatuan badan-roh, ada 4 paham mengenai
esensi dari badan-roh yaitu materialisme, idealisme, dualisme dan paham yang belum ada
aliranya yaitu kesatuan-roh, yaitu “meski manusia merupakan perpaduan dua unsur yang
berbeda, roh dan badan, namun ini merupakan pribadi yang integral atau manusia itu
merupakan kesatuan badani-rohani artinya tidak dapat dipisahkan dari kedua hal tersebut
Ketiga, manusia sebagai makhluk individu, yaitu kesatuan yang tidak dapat dibagi antara
badan dan roh, memiliki perbedaan dengan manusia yang lainnya sehingga bersifat unik
seperti perbedaan postur tubuh pengetahuan warna kulit dsb, dan merupakan subjek yang
otonom (bebas untuk menentukan sendiri atas tanggung jawab sendiri. Keempat, manusia
sebagai makhluk social, melalui hidup dengan sesamanyalah manusia akan dapat
mengukuhkan eksistensinya (manusia tanpa orang lain tidak dapat hidup atau tidak ada yang
akan mengakui sebagai manusia. Kelima, manusia sebagai makhluk budaya, yaitu meliputi
perbuatan manusia itu sendiri. (semua perbuatan manusia untuk menjaga kelangsungan
hidupnya) Keenam, manusia sebagai makhluk Susila, manusia memiliki potensi berbuat
baik. Ketujuh, manusia sebagai makhluk Beragama, yaitu adanya bentuk pengakuan atau
keyakinan akan kebenaran suatu agama yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku.

2. Hubungan Hakikat Manusia dengan Pendidikan


1) Asas Keharusan atau perlunya Pendidikan bagi Manusia yang meliputi 3 asas yaitu.
Pertama, manusia sebagai makhluk yang belum selesai artinya manusia harus
merencanakan, berbuat, dan menjadi sehingga dengan demikian setiap saat manusia
dapat menjadi lebih atau kurang dari keadaanya. Contoh manusia blm selesai: manusia
lahir dalam keadaaan tidak berdaya sehingga memerlukan bantuan orang tuanya atau
orang lain dan selain itu manusia harus mengejar masa depan untuk mencapai
tujuannya. Kedua, tugas dan tujuan manusia adalah menjadi manusia, yaitu aspek
potensi untuk menjadi apa dan siapa, merupakan tugas yang harus diwujudkan oleh
setiap orang. Ketiga, perkembangan manusia bersifat terbuka, yaitu manusia mungkin
berkembang sesuai dengan kodratnya dan martabat kemanusiaanya, sebaliknya
mungkin pula berkembang kearah yang kurang sesuai. Contoh: manusia memiliki
kesempatan memperoleh kepandaian, sehat jasmani rohani, tata krama yang baik,
tujuan hidupnya.
2) Asas-asas Kemungkinan Pendidikan.
Ada lima asas antropologi yang mendasari kesimpulan bahwa manusia mungkin
dididik atau dapat dididik yaitu manusia memiliki potensi untuk menjadi manusia,
selalu menginginkan dan mengejar segala yang lebih dari apa yang telah dicapai
(dinamika), sebagai mahluk individu tidak akan pasif, melainkan bebas dan aktif
berupaya untuk mewujudkan dirinya, manusia butuh bergaul dengan orang lain
(sosialitas) dan manusia memiliki kemampuan untuk membedakan yang baik dan tidak
baik, dan pada dasarnya ia berpotensi untk berperilaku baik atas dasar kebebasan dan
tanggung jawabnya.
3) Pendidikan, Martabat dan Hak Asasi Manusia.
a. Pendidikan sebagai humanisasi yaitu suatu upaya dalam rangka peserta didik agar
mampu hidup sesuai dengan martabat kemanusiannya. Contoh pendidikan berupaya
agar manusia bertaqwa kepada Tuhan YME, berperilaku baik, hidup sehat, mampu
berbudaya dsb.
b. Pendidikan dan Hak Asasi Manusia
Pendidikan dan hak asasi manusia, yaitu bahwa kesempatan pendidikan yang
memadai harus menjadi hak bawaan setiap anak. Misalnya dalam peraturan
pemerintah bahwa anak diwajibkan belajar 9 tahun, hal ini merupakan perwujudan
dari hak asasi manusia.

Manusia merupakan kesatuan badani dan rohani dalam ruang dan waktu sadar akan diri
dan lingkungannya, yang mempunyai berbagai kebutuhan, insting, nafsu dan tujuan hidup.
Dalam eksitensinya manusia memiliki aspek kehidupan individualitas, sosialitas, kultural,
moralitas, dan religius.
Hakikat manusia adalah mahluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakan
hidupnya untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhanya.
Mari kita lanjutkan pembahasan selanjutnya yaitu tentang hubungan hakikat manusia
dengan pendidikan.

A. Asas-asas Keharusan atau Perlunya Pendidikan bagi Manusia.


1. Manusia sebagai mahluk yang belum selesai. Manusia sering disebut “Homo
Sapiens” yang berarti mahluk yang mempunyai kemampuan untuk berlimu
pengetahuan.
2. Tugas dan Tujuan manusia adalah menjadi manusia, dari lahir manusia memang
manusia tetapi tidak secara otomatis menjadi manusia dalam arti harus dapat
memenuhi berbagai aspek hakikat manusia, baik sebagai individu maupun pribadi
manusia bersifat otonomi, bebas memilih mau menjadi apadi masa depanya.
3. Perkembangan manusia bersifat terbuka, manusia dilahirkan ke dunia untuk menjadi
manusia, karena diciptakan dalam tingkatan yang terbaik, dan dibekali sebagai
potensi untuk menjadi manusia. Manusia berkembang sesuai kodrat dan martabat
kemanusianya untuk mampu menjadi manusia.

B. Asas-asas Kemungkinan Pendidikan. Dalam hal ini timbul pertanyaan “Apakah


manusia dapat dididik”? dan mendidik diri makna bahwa manusia dapat dididik,
terdapat pendapat M.J. Langevedeldmenyebutnya sebagai Animal educable yaitu ada
5 azas antropologis yang mengimplikasikan bahwa manusia dapat dididik yaitu (1) asas
potensialitas, (2) asas sosialitas, (3) asas individualitas, (4) asas moralitas, (5) asas
dinamika.

Anda mungkin juga menyukai