Anda di halaman 1dari 4

Skenario Imunisasi

Dokter : Heti

Ibu : Devi

Anak : Salman/ 1 bulan

1. Dokter – Ibu : (Perkenalan diri)

2. Menanyakan apa yang membawa pasien ke dokter

3. menanyakan sebelumnya apakah anak diimunisasi lengkap sesuai usia?

4. Meminta buku KIA

5. Informed consent untuk dilakukan pengukuran antropometri ( Menjelaskan kepada

ibu bahwa pakaian anak harus dibuka agar hasilnya lebih tepat )

6. Melakukan pengukuran BB dilanjutkan pengukuran TB, LB dan LK

7. Plotkan pada kurva KMS  dijelaskan pada ibu pasien dan eddukasi untuk

pengisian selanjutnya diisi di pos yandu

8. Menginformasikan jadwal imunisasi yang tertera di buku KIA dan pengisiannya.

Lalu dipaparkan bahwa saat ini anak diprogramkan untuk mendapatkan imunisasi

BCG dan program vaksin selanjutnya saat anak usia 2 bulan (PENTABIO)

9. Menanyakan keadaan pasien (apakah demam? Batuk? Pilek? Rewel selama

beberapa hari terakhir?) jika tidak ada  informed consent terkait imunisasi BCG:

- Memberikan kekebalan secara aktif terhadap tuberculosis (TBC)


- Vaksin ini mengandung bakteri hidup yang dilemahkan, diberikan secara

intra cutan dengan dosis0,05 ml pada insertio muskulus deltoideus. Kontraindikasi

untuk vaksinasi BCG adalah penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya

penderita leukemia, penderita yang menjalani pengobatan steroid jangka panjang

penderita infeksi HIV.

Reaksi yang mungkin terjadi:

1. Reaksi lokal : 1-2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat penyuntikan

timbul kemerahan dan benjolan kecil yang teraba keras. Kemudian benjolan

ini berubah menjadi pustula (gelembung berisi nanah), lalu pecah dan

membentuk luka terbuka (ulkus). Luka ini akhirnya sembuh secara spontan

dalam waktu 8-12 minggu dengan meninggalkan jaringan parut.

2. Reaksi regional : pembesaran kelenjar getah bening ketiak atau leher, tanpa

disertai nyeri tekan maupun demam, yang akan menghilang dalam waktu 3-6

bulan.

Komplikasi yang mungkin timbul adalah:

1. Pembentukan abses (penimbunan nanah) di tempat penyuntikan karena

penyuntikan yang terlalu dalam. Abses ini akan menghilang secara spontan.

Untuk mempercepat penyembuhan, bila abses telah matang, sebaiknya

dilakukan aspirasi (pengisapan abses dengan menggunakan jarum) dan bukan

disayat.
2. Limfadenitis supurativa, terjadi jika penyuntikan dilakukan terlalu dalam atau

dosisnya terlalu tinggi. Keadaan ini akan membaik dalam waktu 2-6 bulan.

Prosedur imunisasi BCG

a. Mempersiapkan alat-alat vaksinasi

- spuit 1cc

- vaksin dan pelarut

- air hangat

- Memastikan vaksin : Nama vaksin, tanggal kadaluarsa, VVM, dan

tak ada endapan saat uji kocok.

- Menyiapkan epinefrin/adrenalin, kortikosteroid

b. Menentukan lokasi injeksi di regio deltoidea dan memastikan tidak ada

luka di daerah tersebut.

c. Lakukan desinfeksi pada daerah yang akan diinjeksi menggunakan air

hangat.

d. Bersihkan vial dengan kapas air hangat. Ambil vaksin (yang telah

dicampur dengan pelarutnya) sebanyak 0,05 cc dengan menggunakan

spuit 1 cc.

e. Yakinkan tidak ada udara di dalam spuit. Lakukan pembuangan udara

(bila ada) dengan cara menjentik-jentikkan jari pada spuit atau dengan

membuang sedikit cairan di bagian paling atas sampai gelembung udara

hilang.
f. Suntikan vaksin sebanyak 0,05 cc secara intrakutan dengan posisi

jarum sejajar kulit. Lubang jarum menghadap ke atas.

g. Pastikan vaksin masuk intrakutan dengan melihat ada benjolan kecil di

area suntikan.

h. Cabut spuit dari lengan tanpa dioles kapas. Kemudian tutup kembali

jarum dan buang ke tempat sampah medis.

10. Mengisi di buku KIA dan menjelaskan untuk program imunisasi selanjutnya

11. Mengisi pada halaman Catatan Penyakit dan daftar masalah

12. Skrining perkembangan usia 1 bulan (apakah bayi dapat menatap ke arah ibu,

apakah bayi dapat mengeluarkan suara, tersenyum, gerak tangan dan kaki).

Menjelaskan cara menstimulasi bayi di rumah yang dapat dilakukan oleh anggota

keluarga yang tinggal serumah.

Anda mungkin juga menyukai