Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
kehadirat-Nya yang telah dilimpahkan keapada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas KOMUNIKASI DALAM
KEPERAWATAN II tentang “Karakteristik Perawat Dalam Memfasilitasi
Hubungan Terapeutik”.
Dalam proses penyusunan makalah ini tentunya kami kelompok 5
mengalami berbagai masalah. Namun berkat arahan dan dukungan dari beberapa
pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini, kami kelompok 5 mengucapkan terima kasih kepada
dosen mata perkuliahan, yaitu Ibu Yunita Kristina, S.Kep.,Kes, yang telah
membimbing kami dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami sebagai penyusun menyadari makalah ini masih belum sempurna,
baik dari isi maupun penjelasan dari makalah ini, maka dari itu kami kelompok 5
meminta maaf jika makalah kami masih banyak kekurangannya apabila ada kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini kami mengucapkan
terima kasih.
Penulis
1
Daftar Isi
Kata Pengantar.................................................................................................................... 1
Daftar Isi .............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik ........................................................................... 5
2.2 Prinsip Dasar Komunikasi Terapeutik ....................................................................... 6
2.3 Sikap Komunikasi Terapeutik .................................................................................... 6
2.4 Teknik-Teknik dalam Komunikasi Terapeutik ........................................................... 7
2.5 Karakteristik Perawat yang Memfasilitasi Hubungan Terapeutik ........................... 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 12
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2.4 Apa saja teknik-teknik komunikasi terapeutik?
1.2.5 Bagaimana karakteristik perawat yang memfasilitasi tumbuhnya
hubungan terapeutik?
1.3 Tujuan
1.1.1 Untuk mengetahui pengertian komunikasi terapeutik
1.1.2 Untuk mengetahui prinsip dasar komunikasi terapeutik
1.1.3 Untuk mengetahui sikap komunikasi terapeutik
1.1.4 Untuk mengetahui teknik-teknik dalam komunikasi terapeutik
1.1.5 Untuk mengetahui karakteristik perawat yang memfasilitasi
tumbuhnya hubungan terapeutik
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.2 Prinsip Dasar Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik meningkatkan pemahaman dan membantu
terbentuknya hubungan yang konstruktif diantara perawat-klien. Tidak seperti
komunikasi sosial, komunikasi terapeutik mempunyai tujuan untuk membantu
klien mencapai suatu tujuan dalam asuhan keperawatan. Oleh karenanya sangat
penting bagi perawat untuk memahami prinsip dasar komunikasi terapeutik
berikut ini;
6
3. Membungkuk ke arah klien
Posisi ini menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengar sesuatu.
4. Mempertahankan sikap terbuka
Tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi.
5. Tetap rileks
Tetap dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam
memberi respon kepada klien.
2. Mendengarkan
Mendengarkan (listening) merupakan dasar utama dalam komunikasi terapeutik
(Keliat, Budi, Anna, 1992). Mendengarkan adalah proses aktif (Gerald, D dalam
Suryani, 2005) dan penerimaan informasi serta penelaahan reaksi seseorang
terhadap pesan yang diterima (Hubson, S dalam Suryani, 2005).
3. Mengulang
Mengulang (restarting) yaitu mengulang pokok pikiran yang diungkapkan klien.
Gunanya untuk menguatkan ungkapan klien dan memberi indikasi perawat
mengikuti pembicaraan klien (Keliat, Budi, Anna, 1992). Restarting
(pengulangan) merupakan suatu strategi yang mendukung listening (Suryani,
2005).
4. Klarifikasi
Klarifikasi (clarification) adalah menjelaskan kembali ide atau pikiran klien yang
tidak jelas atau meminta klien untuk menjelaskan arti dari ungkapannya (Gerald,
D dalam Suryani, 2005).
7
5. Refleksi
Refleksi (reflection) adalah mengarahkan kembali ide, perasaan, pertanyaan, dan
isi pembicaraan kepada klien. Hal ini digunakan untuk memvalidasi pengertian
perawat tentang apa yang diucapkan klien dan menekankan empati, minat, dan
penghargaan
terhadap klien (Antai-Otong dalam Suryani, 2005).
6. Memfokuskan
Memfokuskan (focusing) bertujuan memberi kesempatan kepada klien untuk
membahas masalah inti dan mengarahkan komunikasi klien pada pencapaian
tujuan (Stuart, G.W dalam Suryani, 2005).
7. Diam
Tehnik diam (silence) digunakan untuk memberikan kesempatan pada klien
sebelum menjawab pertanyaan perawat. Diam akan memberikan kesempatan
kepada perawat dan klien untuk mengorganisasi pikiran masing-masing (Stuart&
Sundeen dalam Suryani, 2005).
8. Memberi informasi
Memberikan tambahan informasi (informing) merupakan tindakan penyuluhan
kesehatan klien. Tehnik ini sangat membantu dalam mengajarkan kesehatan atau
pendidikan pada klien tentang aspek-aspek yang relevan dengan perawatan diri
dan penyembuhan.
9. Menyimpulkan
Menyimpulkan (summerizing) adalah tehnik komunikasi yang membantu klien
mengeksplorasi poin penting dari interaksi perawatklien. Tekhnik ini membantu
perawat dan klien untuk memiliki pikiran dan ide yang sama saat mengakhiri
pertemuan. Poin utama dari menyimpulkan yaitu peninjauan kembali komunikasi
yang telah dilakukan (Murray, B & Judith dalam Suryani, 2005).
8
10. Mengubah cara pandang
Tekhnik mengubah cara pandang (refarming) ini digunakan untuk memberikan
cara pandang lain sehingga klien tidak melihat sesuatu atau masalah dari aspek
negatifnya saja (Gerald, D dalam Suryani, 2005). Tehnik ini sangat bermanfaat
terutama ketika klien berfikiran negatif terhadap sesuatu, atau memandang sesuatu
dari sisi negatifnya. Jadi dengan begitu klien bisa menerima dan meningkatkan
harga dirinya.
11. Eksplorasi
Eksplorasi bertujuan untuk mencari atau menggali lebih jauh atau lebih dalam
masalah yang dialami klien (Antai-Otong dalam Suryani, 2005) supaya masalah
tersebut bisa diatasi. Tehnik ini bermanfaat pada tahap kerja untuk mendapatkan
gambaran yang detail tentang masalah yang dialami klien.
14. Humor
Humor bisa mempunyai beberapa fungsi dalam hubungan terapeutik. Menurut
Nightingale, F dalam Anonymous : 1999 dalam Suryani : 2005, mengatakan suatu
pengalaman pahit sangat baik ditangani dengan humor. Humor dapat
9
meningkatkan kesadaran mental dan kreativitas, serta menurunkan tekanan darah
dan nadi. Humor juga bisa membuat suasana menjadi lebih santai dan rileks.
Humor juga bisa melepaskan ketegangan yang terjadi pada proses komunikasi.
1.Kejujuran
Tanpa kejujuran mustahil akan terbina hubungan saling percaya, sesorang akan
menaruh kepercayaan kepada lawan bicara yang terbuka dan mempunyai respon
yang tidak dibuat-buat, sebaliknya dia akan berhati-hati pada lawan bicara yang
terlalu halus sehingga sering menyembunyikan isi hati yang sebenarnya dengan
kata-kata atau sikapnya yang tidak jujur. (Rahmat, J, 1996)
3.Bersikap positif
Sikap yang positif terhadap klien ditunjukkan dengan sikap hangat, penuh
perhatian dan penghargaan terhdap klien
10
4.Empati bukan simpati
Dengan sikap empati, perawat akan mampu merasakan dan memikirkan
permasalahan dan yang dipikirkan klien. Sikap simpati tidak mampu melihat
permasalahan secara obyektif karena perawat terlibat secara emosional terhadap
permasalahan yang dihadapi klien.
8.Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri perawat sendiri
Seorang perawat harus mampu melupakan kejadian yang menyakitkan di masa
lalu dan menguatkan koping klien dalam menghadapi masalah yang dihadapi saat
ini.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam keperawatan, komunikasi merupakan bagian integral dari asuhan
keperawatan. Seorang perawat yang berkomunikasi secara efektif akan lebih
mampu dalam mengumpulkan data, melakukan tindakan keperawatan
(intervensi), mengevaluasi pelaksanaan dari intervensi yang telah dilakukan,
melakukan perubahan untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah terjadinya
masalah- masalah legal yang berkaitan dengan proses keperawatan.
12