Anda di halaman 1dari 3

Mengapa penyimpanan garam menjadi penting?

Garam merupakan bumbu harian yang umum digunakan. Disamping sebagai bumbu, garam juga
merupakan salah satu bahan makanan yang mampu mengatasi masalah gizi terbesar di Indonesia, yaitu
GAKI atau gangguan akibat kekurangan iodium.

GAKI dapat menyebabkan beberapa kondisi yaitu:

Gangguan kehamilan, baik pada kondisi kesehatan ibu hamil maupun tumbuh kembang janin

Kelainan hipo atau hipertiroid, hingga

Gangguan tumbuh kembang pada balita

Disini, garam tidak lagi hanya berperan sebagai pemberi rasa asin atau gurih saja, namun kandungan
iodium merupakan zat yang paling penting pada garam.

Sayangnya, iodium yang sudah difortifikasi, atau ditambahkan, pada garam, sangat mudah rusak ataupun
hilang karena penyimpanan garam yang tidak tepat.

Beberapa kesalahan menyimpan garam yang sering dilakukan

Doktersehat - Garam

Photo Credit: Flickr.com/Myklebost

Kandungan iodium pada garam mudah rusak atau hilang karena adanya paparan dengan panas, baik dari
api, sinar matahari, maupun udara.

Beberapa kesalahan menyimpan garam yang sering dilakukan namun tidak disadari adalah:

Tidak memindahkan garam dari bungkus/kemasan penjualan dan hanya disimpan terbuka pada
bungkusnya saja

Menyimpan garam di wadah penyimpanan tanpa tutup

Meletakkan garam di tempat yang terpapar sinar matahari


Menaruh wadah penyimpanan garam dekat kompor

Menyimpan garam di wadah bening atau transparan

Kelima hal tersebut telah terbukti menghilangkan kandungan iodum pada garam karena membuat garam
terpapar dengan udara, sinar dan atau panas.

Biasanya, garam yang telah rusak atau hilang kandungan iodumnya ditunjukkan dengan garam yang
menjadi berair.

Lantas, bagaimana cara menyimpan garam yang benar?

air-garam-untuk-bau-badan-doktersehat-1

Photo Credit: Pexels.com

Berikut, beberapa aturan dalam menyimpan garam berdasarkan Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan atau Litbangkes:

1. Selalu simpan garam pada wadah khusus

Hindari langsung menggunakan garam pada plastik atau bungkus kemasan penjualannya. Bungkus
kemasan penjualan garam belum tentu mampu menjaga kualitas dan kandungan iodium garam dengan
baik.

2. Wadah penyimpan garam boleh terbuat dari kaca, keramik, atau plastik, diutamakan yang tidak
tranparan atau tembus cahaya.

Dalam menentukan wadah untuk menyimpan garam, pastikan Anda menggunakan wadah yang terbuat
dari bahan yang kokoh. Kaca, keramik, atau plastik tebal yang tidak tembus cahaya, merupakan pilihan
yang tepat.

3. Pastikan wadah bisa tertutup dengan rapat, dan biasakan menutup garam dengan rapat setelah
menggunakannya.

Perhatikan tutup pada wadah garam. Pastikan bisa dengan mudah dibuka dan ditutup namun tetap rapat
atau kedap udara, sehingga garam tidak terpapar udara iodiumnya terjaga.
4. Pastikan wadah kering dan ambil garam dengan sendok khusus

Sebelum menyimpan atau mengisi ulang garam, pastikan wadah sudah benar-benar kering. Sediakan
sendok khusus untuk mengambil garam.

Hal ini untuk menghindari Anda menggunakan sendok yang berair atau panas saat memasak untuk
mengambil garam. Kandungan mikroba pada air juga bisa menganggu kebersihan dan merusak iodium
garam.

5. Menyimpan wadah garam pada tempat bersuhu ruang yang tidak terpapar sinar matahari ataupun
terlalu dekat dengan kompor.

Pastikan Anda menyimpan garam pada tempat yang tidak terkena paparan sinar matahari, tempat atau
rak yang sedikit tertutup bisa jadi pilihan.

Hindari juga meletakkan garam di rak sekitar kompor, baik atas maupun samping, karena panas dari
kompor lebih cepat merusak kandungan iodium dan membuat garam cepat mencair.

Anda mungkin juga menyukai