ASAM SULFAT
Oleh :
Kelompok 7A
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
I. TUJUAN PERCOBAAN
1.2 Memahami sifat asam sulfat pekat sebagai oksidator dan dehidrator.
1.3 Mengetahui perbedaan reaksi asam sulfat pekat dengan logam Fe,Zn
maupun Cu.
Pengertian Asam
Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum
merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan
larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu
zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau
dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi
dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam
adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam
baterai atau aki mobil). Asam umumnya berasa masam, tapi cairan asam pekat
sangat berbahaya dapat merusak kulit dan hati-hati dengan mata, jika terpercik
asam pekat bisa berakibat kebutaan. Jika kena asam pekat harus langsung dicuci
dengan air mengalir sampai benar-benar bersih.
Istilah “asam” merupakan terjemahan dari istilah yang digunakan untuk
hal yang sama dalam bahasa-bahasa Eropa seperti acid (bahasa
Inggris), zuur (bahasa Belanda), atau Säure (bahasa Jerman) yang secara harfiah
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+,
sedangkan basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH-. Jadi pembawa
sifat asam adalah ion H+, sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH-. Asam
Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ, yang dalam air mengalami ionisasi sebagai
berikut :
Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam,
sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+
disebut ion sisa asam.
Basa Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x, yang dalam air terurai
sebagai berikut :
M(OH)x –> Mx+ + xOH-
Jumlah ion OH– yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi
basa.
Basa konjugat adalah ion atau molekul yang dihasilkan setelah asam
kehilangan protonnya, sedangkan asam konjugat adalah spesi yang dihasilkan
ketika basa menerima proton. Reaksi ini bersifat reversibel dan dapat berjalan
terbalik maupun ke depan.
Air bersifat amfoterik dan berperilaku sebagai asam maupun basa. Dalam
reaksi asam asetat (CH3CO2H) dengan air (H2O), air berperan sebagai basa.
Ion asetat, CH3CO2-, adalah basa konjugat dari asam asetat, dan ion hidronium,
H3O+, adalah asam konjugat dari air.
Air juga dapat berperan sebagai asam. Ketika bereaksi dengan amonia:
H2O mendonorkan proton kepada NH3. Ion hidroksida adalah basa konjugat dari
air yang berperan sebagai asam, sedangkan ion amonium adalah asam konjugat
dari basa amonia.
Asam sulfat H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat
ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat merupakan senyawa
kimia yang paling banyak diproduksi dibandingkan dengan senyawa kimia lain.
Kegunaan utamanya antara lain : pemrosesan bijih mineral,sintesis kimia,
pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak. Asam sulfat juga biasa
dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk, bahan peledak, detergen, zat
warna, insektisida, obat-obatan, plastik, baja, dan baterai.
Asam sulfat murni yang tidak diencerkan, tidak dapat ditemukan secara
alami di bumi oleh karena sifatnya yang higroskopis (kemampuan zat menyerap
molekul air). Asam sulfat terbentuk secara alami melalui oksidasi mineral sulfida,
misalnya besi sulfida. Air yang dihasilkan dari oksidasi ini sangat asam dan
disebut sebagai air asam tambang. Air asam ini mampu melarutkan logam-logam
yang ada dalam bijih sulfida, yang akan menghasilkan uap berwarna cerah yang
beracun. Oksidasi besi sulfida pirit oleh oksigen molekuler menghasilkan besi(II),
atau Fe2+:
Besi(III) atau ion feri juga dapat mengoksidasi pirit. Ketika oksidasi pirit besi(III)
terjadi, proses ini akan berjalan dengan cepat. Nilai pHyang lebih rendah dari nol
telah terukur pada air asam tambang yang dihasilkan oleh proses ini.
Sulfur trioksida diserap ke dalam 97-98% H2SO4 menjadi oleum (H2S2O7), oleum
juga dikenal sebagai asam sulfat berasap. Oleum kemudian diencerkan ke dalam
air menjadi asam sulfat pekat.
Perhatikan bahwa pelarutan langsung SO3 ke dalam air tidaklah praktis karena
reaksi sulfur trioksida dengan air yang bersifat eksotermik. Reaksi ini akan
membentuk aerosol korosif yang akan sulit dipisahkan.
Sebelum tahun 1900, kebanyakan asam sulfat diproduksi dengan proses bilik.
Reaksi antara asam sulfat dengan air sangat eksotermis sekali. Karena
afinitasnya terhadap air ini, asam sulfat pekat dapat digunakan untuk
menghilangkan air dari zat lain.2A.Hadyana Pudjaatmaka,loc.cit,282.
3.1 Alat
1. Gelas ukur
2. Gelas beker
3. Tabung reaksi
4. Batang pengaduk
5. Pipet tetes
6. Penjepit tabung reaksi
7. Pemanas
8. Botol semprot
9. Tempat tabung reaksi
3.2 Bahan
1. Aquades
2. H2SO4 Pekat
3. CuSO4.5H2O
4. Gula pasir
5. Batang kayu korek api
6. Bubuk Logam Fe
7. Logam Zn
8. Logam Cu
- Dituangkan larutan H2SO4 pada gelas beker yang berisi 25 mL aquades sambil
diaduk perlahan-lahan.
- Dalam tabung reaksi II berisi H2SO4 pekat dimasukan 1 gram gula pasir.Diamati
perubahan apa yang terjadi.
- Dalam tabung reaksi III berisi H2SO4 pekat dimasukan kayu (batang korek api).
Diamati perubahan apa yang terjadi.
- Diambil tabung reaksi I dan III yang berisi garam CuSO4 dan berisi kayu.
Dituang larutan asam sulfat dalam wadah untuk memisahkan garam CuSO4 dan
kayunya. Kemudian masukan garam CuSO4 dan kayu ke dalam 50 mL aquades.
Diamati perubahan apa yang terjadi pada garam CuSO4 dan kayu.
- Disiapkan 6 buah tabung reaksi, 3 buah tabung reaksi pertama diisi masing-
masing 1 mL H2SO4 pekat kemudian 3 buah tabung reaksi sisanya diisi 2 mL
H2SO4 encer.
- Dalam tabung yang berisi 1 mL H2SO4 pekat dimasukan serbuk Fe untuk
tabung I,sepotong logam Zn untuk tabung II dan sepotong logam Cu untuk
tabung III.
- Dipanaskan ke-3 tabung reaksi tersebut hingga terjadi perubahan.
- 3 tabung reaksi yang berisi H2SO4 encer dimasukan serbuk Fe untuk tabung I,
sepotong logam Zn untuk tabung II, sepotong logam Cu untuk tabung III.
- Diamati perubahan apa saja yang terjadi pada ke-6 tabung reaksi.
- Dibedakan reaksi antara logam Cu dan logam Zn yang ditambah H2SO4 pekat
dibandingkan dengan logam Cu dan Zn yang ditambahkan H2SO4 encer.
VI. PEMBAHASAN
Dalam percobaan Asam sulfat kali ini kami menggunakan Asam sulfat
pekat dan Asam sulfat encer. Masing-masing bahan kimia memiliki peran penting
dalam percobaan pengenceran, reaksi dehidrasi, dan reaksi oksidasi.
Reaksi ini sangat eksotermis sekali. karena asam sulfat memiliki afinitas
yang tinggi terhadap air, asam sulfat pekat juga digunakan untuk menghilangkan
air dari zat lain, dan bahkan untuk menghilangkan atom-atom hidrogen dan
oksigen dari molekul yang tak mengandung H2O.
VII. KESIMPULAN
7.1 Asam sulfat pekat mampu diencerkan, dengan cara asam sulfat pekat
ditamkan ke dalam sebuah wadah yang berisi aquades dingin
7.2 Asam sulfat pekat dapat melakukan reaksi oksidasi karena mempunyai ion
SO42- sebagai pengoksid. Sedangkan asam sulfat pekat dapat melakukan reaksi
dehidrasi dikarenakan sifatnya yang higroskopis (menyerap air).
7.3 Reaksi antara asam sulfat pekat dengan logam umumnya menghasilkan garam
dam gas hidrogen, namun pada timah dan tembaga reaksinya akan mengasilkan
garam, air dan gas belerang dioksida
7.4 Umumnya logam yang direaksikan dengan asam sulfat pekat akan
menghasilkan garam dan gas hidrogen, sedangkan pada logam yang direaksikan
dengan asam sulfat encer akan menghasilkan garam, air dan gas belerang
dioksida.
7.5 Asam sulfat dihasilkan dari proses kontak dan pada akhirnya gas belerang
trioksida dialirkan dengan asam sulfat pekat kemudian menghasilkan asam