Anda di halaman 1dari 7

Tugas Mata Kuliah

HUKUM PERDATA
Guna Memenuhi Nilai Tugas Terstruktur

Oleh :
OKTAVIA MARTHA SARY

UNIVERSITAS NEGERI JENDERAL SOEDIRMAN


Fakultas Hukum
2018

LEGAL MEMORANDUM

A. KEPALA LEGAL MEMORANDUM (HEADING)

Kepada : AMIDI VS BINTORO KISWANDONO, dkk.

Dari : OKTAVIA MARTHA SARY

Pokok Masalah : Kasus Perbuatan ingkar janji

Para Pihak : AMIDI VS BINTORO KISWANDONO, dkk.

Tanggal : 19 Desember 2006

Perihal : Tinjauan Yuridis Kasus Penggunaan Kartu Kredit Palsu – Pemalsuan surat

yang diperberat

B. PERMASALAHAN HUKUM (LEGAL ISSUES)

Dari kasus Penggunaan Kartu Kredit palsu oleh Tersangka, permasalahan hukum yang muncul

adalah:
Apakah tersangka dapat dituntut dengan pasal 263 KUHP tentang Pemalsuan surat pada umumnya,

ataukah dituntut dengan pasal 264 KUHP tentang Pemalsuan surat yang diperberat?

C. JAWABAN SINGKAT (BRIEF ANSWER):

Dari kronologis peristiwa yang telah terjadi, Tersangka berfoya – foya menghabiskan 25 juta rupiah untuk

berbelanja di Mall Vinco Tanggerang dan toko buah di Serpong dengan menggunakan kartu kredit palsu

BCA, HSBC, ANZ, dan Lippo Bank yang dibeli dari seseorang, maka tersangka dapat dituntut dengan

pasal 264 KUHP tentang Pemalsuan surat yang diperberat.

D. PERNYATAAN FAKTA-FAKTA (STETEMENT OF FACTS)

 Telah terjadi Pembelanjaan senilai 25 juta rupiah di Mall Vinco Tanggerang dan Toko Buah Serpong
yang dilakukan oleh Gudit Hartono dan Pandansari istrinya.
 Tersangka (Gudit Hartono dan Istrinya) berbelanja di Mall Vinco Tanggerang dan Toko Buah Serpong
dengan menggunakan kartu kredit palsu.
 Dari keterangan saksi yang diperoleh, yaitu Kasir pada supermarket SuperIndo, bahwa kartu kredit
yang dipergunakan oleh tersangka berkali-kali ditolak approvalnya, karena curiga, kasir tersebut
kemudian melapor pada manajernya, selanjutnya manajer menelepon Pihak Kepolisian dan bank
HSBC sebagai issuer kartu kredit..
 Dari tersangka polisi menyita 10 lembar kartu kredit palsu dari BCA, HSBC, ANZ dan Lippo Bank.
 Dari keterangan tersangka kepada pihak Kepolisian, tersangka mengaku membeli kartu kredit tersebut
dari seseorang seharga 3 juta rupiah per lembar.
 Tersangka mengakui seluruh perbuatan yang dilakukannya.

E. ANALISA (ANALYSIS)

Apakah tersangka dapat dituntut dengan pasal 263 KUHP tentang Pemalsuan surat pada umumnya,

ataukah dituntut dengan pasal 264 KUHP tentang Pemalsuan surat yang diperberat?

Bunyi pasal 263 KUHP adalah:

“ (1) Barang siapa membuat secara tidak benar atau memalsu surat yang dapat menimbulkan

sesuatu hak, perikatan ataupembebasan hutang, atau yang diperuntukkan sebagai bukti dari

sesuatu hal, dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain pakai surat tersebut

seolah-olah isinya benar dan tidak dipalsu, diancam, jika pemakaian tersebut telah menimbulkan

kerugian, karena pemalsuan surat, dengan pidana penjara paling lama enam tahun.

(2) Dipidana dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja memakai surat palsu atau

yang dipalsukan seolah-olah asli, jika pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian“.

Dari rumusan pasal tersebut, unsur-unsur pasal 263 KUHP adalah:


Ayat ke -1:

1. Unsur objektif :

a. Perbuatan : a. membuat palsu;

b. memalsu;

b. Objeknya : yakni surat :

a. Yang dapat menimbulkan suatu hak

b. Yang dapat menimbulkan suatu perikatan

c. Yang dapat menimbulkan suatu pembebasan hutang

d. Yang diperuntukkan sebagai bukti daripada sesuatu hal

c. dapat menimbulkan akibat kerugian dari pemakaian surat tersebut

2. Unsur Subyektif : dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai seolah – olah

isinya benar atau tidak dipalsu.

Ayat ke -2 :

1. Unsur objektif :

a. Perbuatan : memakai;

b. Objeknya : a. surat palsu;

b. surat yang dipalsukan

c. pemakaian surat tersebut dapat menimbulkan kerugian;

2. Unsur Subyektif : dengan sengaja.

Surat (geschrift) adalah suatu lembaran kertas yang diatasnya terdapat tulisan yang terdiri dari kalimat

dan huruf termasuk angka yang mengandung/berisi buah pikiran atau makna tertentu, yang dapat berupa tulisan

dengan tangan, mesin ketik, printer computer, dengan mesin cetakan dan dengan alat dan cara apapun.

Sedangkan bunyi dari pasal 264 KUHP adalah:

“(1) Pemalsuan surat diancam dengan pidana penjara paling lama delapan tahun, jika dilakukan

terhadap:

1. akta-akta otentik;

2. surat hutang atau sertifikat hutang dari suatu negara atau bagiannya ataupun dari

suatu lembaga umum;


3. surat sero atau surat hutang atau sertifikat sero atau hutang dari suatu perkumpulan,

yayasan, perseroan atau maskapai;

4. talon, tanda bukti deviden atau bunga dari salah satu surat yang diterangkan dalam 2

dan 3, atau tanda bukti yang dikeluarkan sebagai pengganti surat – surat itu;

5. surat kredit atau surat dagang yang diperuntukkan untuk diedarkan;

(2) Dipidana dengan pidana yang sama barangsiapa dengan sengaja memakai surat tersebut

dalam ayat pertama, yang isinya tidak asli atau dipalsukan seolah-olah benar dan tidak dipalsu,

jika pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian”.

Dari rumusan pasal tersebut, unsur-unsur pasal 264 KUHP adalah:

Ayat ke -2:

1. Semua Unsur baik obyektif maupun Subyektif pasal 263

2. Unsur – unsur khusus pemberatnya ( bersifat alternative ) beerupa obyek surat – surat tertentu, ialah :

a. Akta – akta otentik

b. surat hutang atau sertifikat hutang dari:

1) suatu negara

2) bagian negara

3) suatu lembaga umum

c. 1) surat sero

2) surat hutang dari suatu perkumpulan

3) surat hutang dari suatu yayasan

4) surat hutang dari suatu perseroan

5) surat hutang dari suatu maskapai

d. 1) talon, tanda bukti deviden atau tanda bukti bunga dari surat – surat pada butir b dan c diatas

2) tanda bukti yang dikeluarkan sebagai pengganti surat – surat itu

e. 1) surat – surat kredit

2) surat dagang yang diperuntukkan untuk diedarkan

Dari rumusan pasal tersebut, unsur-unsur pasal 264 KUHP adalah:

Ayat ke -2:

1. Unsur objektif :

a. Perbuatan : memakai;
b. Objeknya : surat – surat tersebut pada ayat 1;

c. pemakaian itu seolah – olah isinya benar dan tidak dipalsu

2. Unsur Subyektif : dengan sengaja

Pemalsuan surat yang diperberat mengandung Pemalsuan surat pada umumnya, sehingga semua

unsur dalam pasal 263 KUHP, terdapat juga pada pasal 264 KUHP. Yang membedakan kedua pasal ini

hanya terletak pada adanya rumusan “macam surat dan surat yang mengandung kepercayaan yang lebih

besar akan kebenaran isinya” pada pasal 264 KUHP. Kartu kredit yang digunakan tersangka untuk berfoya

– foya dan berbelanja telah memenuhi unsur – unsur Pemalsuan surat yang diperberat, karena kartu kredit

sebagaimana diatur oleh pasal 264 KUHP termasuk di dalam surat – surat kredit yang dikeluarkan oleh

Bank, yang dibuat dalam bentuk kartu sehingga memudahkan nasabah dalam bertransaksi.

Perbuatan tersangka memenuhi unsur kesalahan yang terdapat dalam pasal 263 KUHP ‘seolah-olah

isinya benar dan tidak dipalsu’ yang mengandung makna :

1) Adanya orang – orang yang terpedaya dengan digunakannya surat – surat yang demikian,

2) Surat itu berupa alat yang digunakan untuk memperdaya orang

Yakni memperdaya Para Pelaku Usaha di Mall Vinco Tanggerang, Toko Buah di Serpong, dan Pihak

Bank dengan menggunakan kartu kredit palsu

Unsur lainnya yang terpenuhi adalah ‘jika pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian’, yaitu

kerugian Para Pelaku Usaha di Mall Vinco Tanggerang, Toko Buah di Serpong, dan pihak Bank yang mendapat

kerugian karena Transaksi dari Tersangka sebesar 25 juta rupiah

Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tersangka dapat dituntut dengan pasal 364

KUHP tentang Pemalsuan surat yang diperberat.

F. KESIMPULAN (CONCLUSION)

Dari seluruh uraian teori dan analisa di atas kasus ini telah memenuhi semua unsur pada pasal 364
KUHP, yaitu:

2. Semua Unsur baik obyektif maupun Subyektif pasal 263

2. Unsur – unsur khusus pemberatnya ( bersifat alternative ) beerupa obyek surat – surat tertentu, ialah :

a. Akta – akta otentik

b. surat hutang atau sertifikat hutang

c. 1) surat sero

2) surat hutang dari suatu perkumpulan


3) surat hutang dari suatu yayasan

4) surat hutang dari suatu perseroan

5) surat hutang dari suatu maskapai

d. 1) talon, tanda bukti deviden atau tanda bukti bunga dari surat – surat pada butir b dan c diatas

2) tanda bukti yang dikeluarkan sebagai pengganti surat – surat itu

e. 1) surat – surat kredit

2) surat dagang yang diperuntukkan untuk diedarkan

Dari rumusan pasal tersebut, unsur-unsur pasal 264 KUHP adalah:

Ayat ke -2:

1. Unsur objektif :

c. Perbuatan : memakai; yaitu memakai kartu kredit palsu untuk berbelanja

d. Objeknya : surat – surat tersebut pada ayat 1; yaitu surat – surat kredit yang dikeluarkan oleh

Bank

c. pemakaian itu seolah – olah isinya benar dan tidak dipalsu

2. Unsur Subyektif : dengan sengaja; memakai kartu kredit palsu yang sebelumnya sudah diketahui oleh

tersangka

G. SARAN (RECOMMENDATION)

Setelah mengetahui kronologis peristiwa yang diungkapkan dari keterangan saksi maupun dari

keterangan tersangka kepada pihak kepolisian maka Jaksa Penuntut umum pada kasus ini diharapkan

menuntut tersangka dengan pasal 264 KUHP dengan ancaman hukuman pidana penjara paling lama

delapan tahun.
SISTEMATIKA MEMORANDUM HUKUM / LEGAL MEMO

I. Judul
Berisi keterangan kepada siapa, dari siapa dan mengenai kasus hukum apa serta berisikan
tanggal memorandum hukum
Contoh :
Memorandum Hukum
Kepada :
Dari :
Perihal :
Tanggal :

II. Kasus Posisi


Uraian sekelompok fakta yang membentuk satu atau beberapa peristiwa permasalahan hukum
yang dihadapi oleh penyusun legal memo. Fakta yang di peroleh harus di tata, di seleksi yaitu
yang memang diperlukan untuk memahami dan menyelesaikan masalah hukum. Bagian ini di
akhiri oleh legal question / rumusan pertanyaan dari ringkasan kasus diatas.

III. Legal Audit


Yaitu penelusuran sumber hukum positif yang dianggap relevan dengan objek legal
memorandum dan di gunakan untuk menjawab legal question tadi.

IV. Legal Opiniom


Merupakan inti dari legal memo, bagian ini harus di bagi ke dalam segmen-segmen dengan
masalah dan sub-sub masalah yang harus di kemukakan, setiap bagian atau perumusan
masalah harus dianalisis secara terpisah dan di beri judul sesuai dengan masalah yang
dikemukakan. Di dalam bagian ini memuat argumentasi dan konkulsi dari setiap pertanyaan

V. Kesimpulan

Mendeskripsikan dan menjelaskan dengan ringkas bagaimana jalan penulis legal memo
dalam menjawab, menyelesaikan atau merekomendasikan penyelesaian masalah hukum daru
perumusan masalah / legal question di atas

Anda mungkin juga menyukai