HUKUM PERDATA
Guna Memenuhi Nilai Tugas Terstruktur
Oleh :
OKTAVIA MARTHA SARY
LEGAL MEMORANDUM
Perihal : Tinjauan Yuridis Kasus Penggunaan Kartu Kredit Palsu – Pemalsuan surat
yang diperberat
Dari kasus Penggunaan Kartu Kredit palsu oleh Tersangka, permasalahan hukum yang muncul
adalah:
Apakah tersangka dapat dituntut dengan pasal 263 KUHP tentang Pemalsuan surat pada umumnya,
ataukah dituntut dengan pasal 264 KUHP tentang Pemalsuan surat yang diperberat?
Dari kronologis peristiwa yang telah terjadi, Tersangka berfoya – foya menghabiskan 25 juta rupiah untuk
berbelanja di Mall Vinco Tanggerang dan toko buah di Serpong dengan menggunakan kartu kredit palsu
BCA, HSBC, ANZ, dan Lippo Bank yang dibeli dari seseorang, maka tersangka dapat dituntut dengan
Telah terjadi Pembelanjaan senilai 25 juta rupiah di Mall Vinco Tanggerang dan Toko Buah Serpong
yang dilakukan oleh Gudit Hartono dan Pandansari istrinya.
Tersangka (Gudit Hartono dan Istrinya) berbelanja di Mall Vinco Tanggerang dan Toko Buah Serpong
dengan menggunakan kartu kredit palsu.
Dari keterangan saksi yang diperoleh, yaitu Kasir pada supermarket SuperIndo, bahwa kartu kredit
yang dipergunakan oleh tersangka berkali-kali ditolak approvalnya, karena curiga, kasir tersebut
kemudian melapor pada manajernya, selanjutnya manajer menelepon Pihak Kepolisian dan bank
HSBC sebagai issuer kartu kredit..
Dari tersangka polisi menyita 10 lembar kartu kredit palsu dari BCA, HSBC, ANZ dan Lippo Bank.
Dari keterangan tersangka kepada pihak Kepolisian, tersangka mengaku membeli kartu kredit tersebut
dari seseorang seharga 3 juta rupiah per lembar.
Tersangka mengakui seluruh perbuatan yang dilakukannya.
E. ANALISA (ANALYSIS)
Apakah tersangka dapat dituntut dengan pasal 263 KUHP tentang Pemalsuan surat pada umumnya,
ataukah dituntut dengan pasal 264 KUHP tentang Pemalsuan surat yang diperberat?
“ (1) Barang siapa membuat secara tidak benar atau memalsu surat yang dapat menimbulkan
sesuatu hak, perikatan ataupembebasan hutang, atau yang diperuntukkan sebagai bukti dari
sesuatu hal, dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain pakai surat tersebut
seolah-olah isinya benar dan tidak dipalsu, diancam, jika pemakaian tersebut telah menimbulkan
kerugian, karena pemalsuan surat, dengan pidana penjara paling lama enam tahun.
(2) Dipidana dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja memakai surat palsu atau
yang dipalsukan seolah-olah asli, jika pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian“.
1. Unsur objektif :
b. memalsu;
2. Unsur Subyektif : dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai seolah – olah
Ayat ke -2 :
1. Unsur objektif :
a. Perbuatan : memakai;
Surat (geschrift) adalah suatu lembaran kertas yang diatasnya terdapat tulisan yang terdiri dari kalimat
dan huruf termasuk angka yang mengandung/berisi buah pikiran atau makna tertentu, yang dapat berupa tulisan
dengan tangan, mesin ketik, printer computer, dengan mesin cetakan dan dengan alat dan cara apapun.
“(1) Pemalsuan surat diancam dengan pidana penjara paling lama delapan tahun, jika dilakukan
terhadap:
1. akta-akta otentik;
2. surat hutang atau sertifikat hutang dari suatu negara atau bagiannya ataupun dari
4. talon, tanda bukti deviden atau bunga dari salah satu surat yang diterangkan dalam 2
dan 3, atau tanda bukti yang dikeluarkan sebagai pengganti surat – surat itu;
(2) Dipidana dengan pidana yang sama barangsiapa dengan sengaja memakai surat tersebut
dalam ayat pertama, yang isinya tidak asli atau dipalsukan seolah-olah benar dan tidak dipalsu,
Ayat ke -2:
2. Unsur – unsur khusus pemberatnya ( bersifat alternative ) beerupa obyek surat – surat tertentu, ialah :
1) suatu negara
2) bagian negara
c. 1) surat sero
d. 1) talon, tanda bukti deviden atau tanda bukti bunga dari surat – surat pada butir b dan c diatas
Ayat ke -2:
1. Unsur objektif :
a. Perbuatan : memakai;
b. Objeknya : surat – surat tersebut pada ayat 1;
Pemalsuan surat yang diperberat mengandung Pemalsuan surat pada umumnya, sehingga semua
unsur dalam pasal 263 KUHP, terdapat juga pada pasal 264 KUHP. Yang membedakan kedua pasal ini
hanya terletak pada adanya rumusan “macam surat dan surat yang mengandung kepercayaan yang lebih
besar akan kebenaran isinya” pada pasal 264 KUHP. Kartu kredit yang digunakan tersangka untuk berfoya
– foya dan berbelanja telah memenuhi unsur – unsur Pemalsuan surat yang diperberat, karena kartu kredit
sebagaimana diatur oleh pasal 264 KUHP termasuk di dalam surat – surat kredit yang dikeluarkan oleh
Bank, yang dibuat dalam bentuk kartu sehingga memudahkan nasabah dalam bertransaksi.
Perbuatan tersangka memenuhi unsur kesalahan yang terdapat dalam pasal 263 KUHP ‘seolah-olah
1) Adanya orang – orang yang terpedaya dengan digunakannya surat – surat yang demikian,
Yakni memperdaya Para Pelaku Usaha di Mall Vinco Tanggerang, Toko Buah di Serpong, dan Pihak
Unsur lainnya yang terpenuhi adalah ‘jika pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian’, yaitu
kerugian Para Pelaku Usaha di Mall Vinco Tanggerang, Toko Buah di Serpong, dan pihak Bank yang mendapat
Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tersangka dapat dituntut dengan pasal 364
F. KESIMPULAN (CONCLUSION)
Dari seluruh uraian teori dan analisa di atas kasus ini telah memenuhi semua unsur pada pasal 364
KUHP, yaitu:
2. Unsur – unsur khusus pemberatnya ( bersifat alternative ) beerupa obyek surat – surat tertentu, ialah :
c. 1) surat sero
d. 1) talon, tanda bukti deviden atau tanda bukti bunga dari surat – surat pada butir b dan c diatas
Ayat ke -2:
1. Unsur objektif :
d. Objeknya : surat – surat tersebut pada ayat 1; yaitu surat – surat kredit yang dikeluarkan oleh
Bank
2. Unsur Subyektif : dengan sengaja; memakai kartu kredit palsu yang sebelumnya sudah diketahui oleh
tersangka
G. SARAN (RECOMMENDATION)
Setelah mengetahui kronologis peristiwa yang diungkapkan dari keterangan saksi maupun dari
keterangan tersangka kepada pihak kepolisian maka Jaksa Penuntut umum pada kasus ini diharapkan
menuntut tersangka dengan pasal 264 KUHP dengan ancaman hukuman pidana penjara paling lama
delapan tahun.
SISTEMATIKA MEMORANDUM HUKUM / LEGAL MEMO
I. Judul
Berisi keterangan kepada siapa, dari siapa dan mengenai kasus hukum apa serta berisikan
tanggal memorandum hukum
Contoh :
Memorandum Hukum
Kepada :
Dari :
Perihal :
Tanggal :
V. Kesimpulan
Mendeskripsikan dan menjelaskan dengan ringkas bagaimana jalan penulis legal memo
dalam menjawab, menyelesaikan atau merekomendasikan penyelesaian masalah hukum daru
perumusan masalah / legal question di atas