Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gagal ginjal kronis (Cronic Kidney Disease- CKD) merupakan kegagalan fungsi
ginjal (unit nefron) yang berlangsung perlahan-lahan, karena penyebab yang
berlangsung lama dan menetap, yang mengakibatkan penumpukan sisa metabolik
(tosik Ureum) sehingga ginjal tidak dapat memenuhi kebutuhan biasa lagi dan
menimbulkan gejala sakit ( Tjokroprawiro, 2007 dalam Iqbal Wahit Mubarok 2015.
Hal: 17)

Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia WHO,2007) dan Burden Of disease,
Gagal Ginjal Kronik telah menjadi masalah kesehatan serius di dunia. Penyakit ginjal
dan saluran kemih telah menyebabkan kematian sebesar 850.000 orang setiap
tahunnya. Hal ini menunjukan bahwa penyakit ini menduduki peringkat ke-12
tertinggi angka kematian. Prevelensi gagal ginjal kronik telah mengalami peningkatan
cukup tinggi. Di Amerika serikat angka kejadian penyakit ginjal meningkat tajam
dalam 10 tahun, dari data tahun 2002 terjadi 34.500 kasus, tahun 2007 menjadi 80.000
kasus, dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan yaitu 2 juta orang yang menderita
penyakit ginjal. Dari data tersebut pravelensi penyakit ginjal kronik meningkat hingga
43% selama decade tersebut (Lukman et al.,2011).

Penyakit Gagal Ginjal di Indonesia menempati urutan ke 10 dalam penyakit tidak


menular (Kemenkes RI, 2013). Prevelensi gagal ginjal di Indonesi amencapai 400.000
juta orang tetapi belum semua tertangani oleh medis, baru sekitar 25.000 orang pasien
yang dapat ditangani, artinya ada 80% pasien yang tidak mendapatkan pengobatan
dengan baik. Pada nulan November 2011 dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum pusat dr. Kariardi Semarang melakukan
penelitian dengan hasil penderita Gagal Ginjal Kronik terbesar adalah kabupaten
Surakarta dengan 54,2% dari jumlah total 56 ribu penderita. Diperkirakan setiap tahun
ada 2000 pasien baru. Berdasarkan data tersebut sekitar 60%-70% dari pasien tersebut
terobati dalam kondisi sudah masuk tahap gagal ginjal terminal. Sedangkan untuk
kabupaten kebumen preverensinya mencapai 3% atau sekitar 465 penderita (Dinkes
Jateng,2011).
Sedangkan data kejadian dari kasus Gagal Ginjal Kronis yang terdapat di Jakarta,
penulis mendapatkan data dari kasus Gagal Ginjal Kronik di salah satu Rumah Sakit
di Jakarta Utara yaitu Rumah Sakit Umum Daerah koja. Berdasrkan data yang
didapatkan dari catatan medical record dari bulan.... sampai dengan...

Masalah yang dapat muncul pada pasien Gagal Ginjal Kronik yaitu dapat mengalami
gangguan dalam fungsi kognitif, adaptif, atau Sosialisasi dibandingkan dengan orang
normal lainnya. Permasalahan psikologis yang dialami pasien Hemodialisa
sebenernya sudah ditunjukan dari sejak pertama kali pasien divonis mengalami Gagal
Ginjal Kronik. Penanganan optimal pasien dewasa dengan penyakit kronik tidak
hanya terbatas pada masalah medis, tetapi harus memperhatikan faktor
perkembangan, psikososial, dan keluarga sebab penyakit kronik berdampak terhadap
tahap perkembangan selanjutnya yang menimbulkan berbagai masalah dan
menurunkan kualitas hidupnya (Rusmail,2009).

Penatalaksanaan Gagal Ginjal Kronik dapat dilakukan dua tahap yaitu dengan terapi
konservatif dan terapi pengganti ginjal. Tujuan dari terapi konservatif adalah
mencegah memburuknya faal ginjal secara progresif, meringankan keluhan-keluhan
akibat akumulasi toksin azotemia, memperbaiki metabolisme secara optimal, dan
memelihara keseimbangan cairan elektrolit. Beberapa tindakan konservatif yang dapat
dilakukan dengan pengaturan diet pada pasein Gagal Ginjal Kronik.

Tujuan dari terapi hemodialisa adalah untuk mengambil zat-zat nitrogen yang toksik
dari dalam darah pasien ke dialyzer tempat darah tersebut dibersihkan dan kemudian
dikembalikan ke tubuh pasien. Ada tiga prinsip mendasari kerja hemodialisa yaitu
difusi, osmosis dan ultrafiltrasi. Bagi penderita Gagal Ginjal Kronik hemodialisa akan
mencegah kematian. Namun demikian, hemodialisa tidak menyebabkan
penyembuhan atau pemulihan penyakit ginjal dan tidak mampu menyeimbangi
hilangnya aktivitas metabolic atau endokrin yang dilaksanakan ginja dan tampak dari
ginjal serta terapinya terhadap kualitas hidup pasien (Cahyaningsih, 2009).

Kronologi Gagal Ginjal Kronik dimulai pada fase awal gangguan, keseimbangan
cairan, penanganan garam, serta penimbunan zat-zat sisa sisa masih bervariasi dan
bergantung pada bagian ginjal yang sakit. Sampai fungsi ginjal turun kurang dari 25%
dari batas normal, manifestasi klinis Gagal Ginjal Kronis mungkin minimal karena
nefron-nefron sisa yang sehat mengambil alih alih fungsi nefron yang rusak. Nefron
yang tersisa meningkatkan kecepatan filtrasi, reabsorpsi, dan sekresinya, serta
mengalami hipertrofi. Seiring dengan makin banyaknya nefron yang mati, maka
nefron yang tersisa menghadapi tugas yang semakin berat sehingga nefron-nefron
tersebut ikut rusak dan akhirnya mati. Sebagian dari siklus kematian ini tampaknya
berkaitan dengan tuntutan pada nefron-nefron yang ada untuk meningkatkan
reabsorpsi protein. Pada saat penyusutan progresif nefron-nefron, terjadi pembentukan
jaringan perut dan aliran darah pada ginjal akan berkurang ( Muttaqin, 2011).

Jika jumlah nefron yang tidak berfungsi semakin meningkat maka ginjal tidak mampu
untuk menyaring urine (isothenuria). Pada tahap ini glomerulus menjadi kaku dan
plasma tidak dapat difelter dengan mudah melalui tubulus. Maka akan terjadi
kelebihan volume cairan dengan retensi air dan natrium (Aspiani, 2015). Pada
dampak yang signifikan dari proses filtrasi glomerulus yang sangat rendah dan
oliguria ini adalah menurunya pengeluaran cairan dalam tubuh. Jika penderita terus
minum seperti biasa maka jumlah total cairan dalam tubuh penderita akan meningkat
dengan cepat. Secara ototmatis volume cairan ekstraseluler juga akan meningkat
sehingga terjadilah edema umum yang lembut dan dapat meninggalkan bekas
cekungan apabila ditakan. Pada pasien dengan Gagal Ginjal Kronis dapat terjadi
gangguan edema ekstremitas di sekitar tubuh seperti tangan atau kaki. Edema ini
apabila tidak segera ditangani juga akan menyebabkan komplikasi edema paru dan
edema pada jantung (Naga, 2014).

Kelebihan volume cairan adalah kondisi dimana ketika individu mengalami atau
beresiko mengalami kelebihan beban cairan intraseluler atau interstisial, adapun
batasan karakteristiknya mayor terdapat edema, kulit tegang dan mengkilap, minor
yang mungkin ada asupan cairan lebih banyak daripada haluaran, sesak nafas,
penambahan berat badan. Sedangkan kekeurangan volume cairan adalah kondisi
ketika individu tidak mampu meminum cairan dan mengalamiatau beresiko
mengalami dehidrasi vaskuler, interstesiel atau intraseluler (Capernito, 2009).

Pembatasan asupan cairan pada pasien Gagal Ginjal Kronik, sangat perlu dilakukan.
Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya edema dan komplikasi kardiovaskuler.
Air yang masuk kedalam tubuh dibuat seimbang dengan air yang keluar, baik melalui
urine maupun IWL. Dalam melakukan pembatasan asupan cairan, bergantung dengan
haluaran urine dalam 24 jam dan ditambahkan dengan IWL, ini merupakan jumlah
yang diperoleh untuk pasien dengan Gagal Ginjal Kronik yang mendapatkan diaysis
(Smeltzer & Bare, 2013).

Apabila pasien tidak mambatasi jumlah cairan yang terdapat dalam minuman maupun
makanan, maka cairan akan menumpuk di dalam tubu dan akan menimbulkan edema
di sekitar tubuh. Kondisi ini akan membuat tekanan darah meningkat dan
memperberat kerja jantung. Penumpukan cairan juga akan masuk ke paru-paru
sehingga membuat pasien mengalami sesak nafas, karena itu pasien perlu mengontrol
dan membatasi jumlah asupan ciaran yang masuk kedalam tubuh. Pembatasan
tersebut penting agar pasien tetap merasa nyaman pada saat sebelum, selama, dan
sesudah terapi hemodialisis (Smeltzer & Bare, 2013).

Pelaksanaan konseling makanan, pembatasan ciaran, modifikasi gaya hidup, penyakit


dan pengobata pada pasien gagal ginjal pada kelompok intervensi menunjukan
peningkatan kualitas hidup 2%, sedangkan pada kelompok kontrol mengalami
penurunan kualitas hidup. Jadi konseling valid dapat memperbaiki kualitas hidup pada
pasein Gagal Ginjal Kronik sehingga dapat sebagai model di dalam merawat pasien
Gagal Ginjal Kronik ( Thomas, 2009). Manajemen diri merupakan kepatuhan dan
mitra pendukung individu dalam pengobatan mereka, pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki untuk merawat diri mereka, membuat keputusan tentang perawatan
mereka sendiri, mengidentifikasi masalah, menetapkan tujuan, monotoring dan
mengelola gejala.

Dari latar belakang diatas penulis menyimpulkan bahwa diakibatkan tingginya angka
kejadian Gagal Ginjal Kronik setiap tahunnya, maka ini menjadi hal penting untuk
diketahui pembaca dan perawat untuk dapat mengetahui tanda, gejala, penyebab dan
hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang mungkin muncul oleh
Gagal Ginjal Kronik khususnya pada penyakit Gagal Ginjal Kronik dalam pemenuhan
kebutuhan cairan yaitu kelebihan volume cairan dan akibat jika peran perawat tidak
mengetahui cara mengatasi maka angka kematian penderita Gagal Ginjal Kronik akan
semakin tinggi dan menurunkan kesejahteraan hidup penderita. Oleh karena itu
dilakukan asuhan keperawatan agar dapat diberikan solusi untuk mengatasi masalah
tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut, maka penulis merumuskan
“Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Klien yang Mengalami Gagal Ginjak Kronik
dengan Kelebihan Volume Cairan di Rumah Sakit Umum Daerah Koja Jakarta
Utara”.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran secara nyata dalam memberikan Asuhan
Kkeperawatan pada Klien yang Mengalami Gagal Ginjal Kronik dengan
Kelebihan Volume Cairan di Rumah Sakit Umum Daerah Koja Jakarta Utara”.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khususnya adalah penulis dapat:
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Klien yang Mengalami
Gagal Ginjal Kronik dengan Kelebihan Volume Cairan di Rumah Sakit Umum
Daerah Koja Jakarta Utara
b. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada Klien yang Mengalami Gagal
Ginjal Kronik dengan Kelebihan Volume Cairan di Rumah Sakit Umum
Daerah Koja Jakarta Utara
c. Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada Klien yang Mengalami
Gagal Ginjal Kronik dengan Kelebihan Volume Cairan di Rumah Sakit Umum
Daerah Koja Jakarta Utara
d. Mampu melaksanakan tindakan asuhan keperawatan pada Klien yang
Mengalami Gagal Ginjal Kronik dengan Kelebihan Volume Cairan di Rumah
Sakit Umum Daerah Koja Jakarta Utara
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada Klien yang Mengalami Gagal
Ginjal Kronik dengan Kelebihan Volume Cairan di Rumah Sakit Umum
Daerah Koja Jakarta Utara
f. Mampu mengidentifikasikan kesenjangan yang terdapat antara teori dan kasus
nyata pada Klien yang Mengalami Gagal Ginjal Kronik dengan Kelebihan
Volume Cairan di Rumah Sakit Koja Jakarta Utara
g. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat, serta mencari
solusi dalam memecahkan masalah pada Klien yang Mengalami Gagal Ginjal
Kronik dengan Kelebihan Volume Cairan di Rumah Sakit Koja Jakarta Utara
h. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada Klien yang Mengalami
Gagal Ginjal Kronik dengan Kelebihan Volume Cairan di Rumah Sakit Koja
Jakarta Utara
D. Manfaat
1. Manfaat secara teoritis
Menambah wawasan dalam ilmu Keperawatan mengenai peran perawat dalam
upaya memberikan asuhan keperawatan pada Klien yang Mengalami Gagal Ginjal
Kronik
2. Manfaat secara praktis
a. Bagi Rumah Sakit (RSUD Koja Jakarta Utara)
Dapat memberikan masukan bagi rumah sakit untuk langkah-langkah
kebijakan dalam rangka peningkatan mutu keperawatan terutama berkaitan
dengan asuhan keperawatan pada Klien yang Mengalami Gagal Ginjal Kronik
dengan Kelebihan Volume Cairan
b. Bagi Instusi
Dapat memberikan masukan sebagai sumber informasi bagi Mahasiswa/i
lainnya
c. Bagi Klien dan Keluarga
Agar dapat digunakan sebagai sumber informasi dan pengertahuan tentang
kualitas asuhan keperawatan, khususnya pada Klien yang Mengalami Gagal
Ginjal Kronik dengan Kelebihan Volume Cairan
d. Bagi Perawat
Dapat menjadi masukan bagi perawat dalam meningkatkan asuhan
keperawatan pada Klien yang Mengalami Gagal Ginjal Kronik dengan
Kelebihan Volume Cairan

E. Ruang Lingkup
Dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini, penulis hanya membatasi ruang
lingkup bahasannya pada kasus yaitu Asuhan Keperawatan pada Klien yang
Mengalami Gagal Ginjal Kronik dengan Kelebihan Volume Cairan di Rumah Sakit
Koja Jakarta Utara
F. Keaslian Penelitian
Berdasarkan jurnal Keperawatan yang penulis dapatkan, terkait dengan judul yang
penulis buat. Penelitian yang telah diteliti oleh Fany Angraini, Arcellia Farosyah
Putri dengan judul penelitian “Pemantauan Intake Output Pada Pasien Gagal
Ginjal Kronik Dapat Mencegah Overload Cairan” metode penelitian yang
digunakan adalah metode kasus, yaitu pasien dengan gagal ginjal kronik. Adapun
teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara, observasi partisipan,
catatan individu atau rekam medik dan perawatan.

Berdasarkan jurnal Keperawatan yang penulis dapatkan, terkait dengan judul yang
penulis buat. Penelitian yang telah diteliti oleh Sri Wahyuni Sahang, Rahmawati
dengan judul penelitian “Penerapan Keperawatan Pada Pasien Tn. H dengan
GGK dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit” metode penelitian
yang digunakan adalah metode kasus, yaitu pasien dengan gagal ginjal kronik.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara, observasi
partisipan, catatan individu atau rekam medik dan perawatan. Metode penelitian yang
metode deskritif dengan pendekatan studi kasus untuk mendeskripsikan asuhan
keperawatan.

Berdasarkan jurnal Keperawatan yang penulis dapatkan, terait dengan judul yang
penulis buat. Penelitian yang telah diteliti oleh Puji Astuti, Abdul Ghofar, Edi
Wibowo Suwandi dengan judul penelitian Dukungan Keluarga Dengan
Kepatuhan Pembatasan Cairan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik dengan
Hemodialisa” metode penelitian yang digunakan adalah metode cross sectional.
Populasi dalam penelitaian ini semua pasien Gagal Ginjal Kronik dengan Terapi
Hemodialisa rata-rata perbulan di RSUD Jombang sejumalah 51 orang. Sampel ini
pada penelitian ini adalah sejumlah pasien 45 orang, dalam penelitian, peneliti
menggunakan consecutive sampling. Variable dalam penelitian adalah variable
independen yaitu dukungan keluarga dan dependent kepatuhan pembatasan Cairan
pada Pasien Gagal Ginjal Kronik dengan Terapi Hemodialisa.

Dari ketiga penelitian Jurnal Keperawatan yang sudah ada terkait dengan judul yang
penulis buat. Tidak ada kemiripan judul dengan penulis. Sebab, penulis menetapkan
judul tentang kasus “Asuhan Keperawatan pada Klien yang Mengalami Gagal Ginjal
Kronik Dengan Kelebihan Volume Cairan di Rumah Sakit Koja Jakarta Utara” dan
hasil dari Karya Tulis Ilmiah bersifat data kuratif.

Anda mungkin juga menyukai