Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH “PERAN KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM

MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN”


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam Mata Kuliah Komunikasi
Organisasi
Dosen : Dr. Dadan Mulyana Drs., M.Si.

DISUSUN OLEH :
IFA NURUL MAGHFIRA S. (10080016072)
KELAS B

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2017/2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.

Tugas Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Komunikasi Organisasi yang di bimbing oleh Bapak Dr. Dadan Mulyana Drs.,
M.Si. Dan harapan semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan baru bagi para pembaca mengenai penjelasan yang telah saya
paparkan.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Bandung, Januari 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI
BAB Halaman
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 2
1.3 Tujuan .................................................................................. 2

II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi ........................................................ 3
2.2 Pengertian Organisasi .......................................................... 3
2.3 Pengertian Komunikasi Organisasi ...................................... 4
2.4 Peran Komunikasi Organisasi .............................................. 5

III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan .......................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan
orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi.
Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk
dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di
dalam kelompok ataupun organisasi, selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang
merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari
atasan danbawahannya.
Di antara kedua belah pihak (atasan dan bawahan) harus ada komunikasi dua
arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang
diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok,
untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Kerjasama tersebut terdiri dari berbagai
maksud yang meliputi hubungan sosial maupun kebudayaan. Hubungan yang
terjadi merupakan suatu proses adanya suatu keinginan masing-masing individu,
untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk
kehidupan yang berkelanjutan.
Organisasi merupakan proses kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok
yang saling berinteraksi secara intensif. Interaksi dapat disusun atau digambarkan
dalam sebuah stuktur untuk membantu dalam usaha mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Tujuan suatu organisasi dapat dicapai apabila kegiatan yang ada di
dalam organisasi dikerjakan secara terarah sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Peran manusia dalam organisasi sangat penting terutama dalam kedudukannya
sebagai salah satu sumber daya. Manusia merupakan faktor utama dalam
meningkatkan produktifitas kerja. Keberadaan manusia dalam meningkatkan
produktifitas kerja tidak lepas dari elemen lain dalam sistem kerja.

1
1.2 Rumusan Masalah
 Apa pengertian Komunikasi Organisasi?
 Bagaimana peranan Komunikasi Organisasi dalam meningkatkan kinerja
karyawan?

1.3 Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana peranan Komunikasi
Organisasi dalam meningkatkan kinerja karyawan nya. Dan diharapkan pula
informasi ini dapat menjadi referensi dalam pembelajaran materi Komunikasi
Organisasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi


Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital
dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap masyarakat manusia,
baik yang primitif maupun yang modern, berkeinginan mempertahankan suatu
persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Dikatakan vital
karena setiap individu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan
individu–individu lainnya sehingga meningkatkan kesempatan individu itu untuk
tetap hidup (Rakhmat, 1998:1). Setiap saat semua orang selalu berbicara tentang
komunikasi. Kata komunikasi sangat dikenal, tetapi banyak di antara kita yang
kurang mengerti makna dari komunikasi walaupun kita selalu
memperbincangannya dan melakukannya. Kata komunikasi atau communication
dalam bahasa Inggris berasl dari bahasa Latin communis yang berarti “sama”,
communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to
make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering
sebagai asal usul komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya
yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau
suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2005 : 4).

2.2 Pengertian Organisasi


Organisasi dapat dikatakan sebagai alat untuk mencapai tujuan, oleh karna itu
organisasi dapat dikatakan wadah kegiatan dari pada orang-orang yang bekerjasama
dalam usahanya untuk mencapai tujuan. Di kegiatan itu orang-orang harus jelas
tugas, wewenang dan tanggung jawabnya, hubungan dan tata kerjanya.
Pengertian yang demikian disebut organisasi yang “statis”, karena sekedar
hanya melihat dari strukturnya. Di samping itu terdapat pengertian organisasi yang
bersifat “Dinamis". Pengertian ini organisasi dilihat dari pada sudut dinamikanya,
aktivitas atau tindakan dari pada tata hubungan yang terjadi di dalam organisasi itu,
baik yang bersifat formal maupun informal.

3
Waldo yang dikutip oleh Silalahi dalam bukunya “Studi tentang Ilmu Administrasi
Konsep, Teori, dan Dimensi” (2003:124) menyatakan definisi organisasi adalah :
“Organisasi adalah struktur hubungan-hubungan di antara orang-orang berdasarkan
wewenang dan bersifat tetap dalam suatu sistem administrasi”.

2.3 Pengertian Komunikasi Organisasi


Pace & Faules, (2001: 31-33) menjelaskan bahwa komunikasi organisasi
merupakan perilaku pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka yang
terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang terjadi.
Pengertian komunikasi organisasi yang lebih sederhana dikemukakan Arnold
& Feldman (1986: 154) bahwa komunikasi organisasi adalah pertukaran informasi
diantara orang-orang di dalam organisasi, dimana prosesnya secara umum meliputi
tahapan-tahapan: attention, comprehension, acceptance as true, dan retention.
Wiryanto juga mengungkapakan bahwa komunikasi organisasi adalah
pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal
maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi
yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan
organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai
pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan,
pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Komunikasi informal adalah
komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi
lebih kepada anggotanya secara individual.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi
organisasi adalah suatu perilaku yang dilakukan di dalam organisasi untuk
pertukaran informasi seperti pengiriman dan penerimaan pesan di antara orang-
orang yang berada di dalam organisasi.
Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu
sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di
dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan
dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-
surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara

4
sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara
individual.
Conrad (dalam Tubbs dan Moss, 2005) mengidentifikasikan tiga komunikasi
organisasi sebagai berikut: fungsi perintah; fungsi relasional; fungsi manajemen
ambigu.
1. Fungsi perintah berkenaan dengan angota-anggota organisasi mempunyai hak
dan kewajiban membicarakan, menerima, menafsirkan dan bertindak atas
suatu perintah. Tujuan dari fungsi perintah adalah koordinasi diantara
sejumlah anggota yang bergantung dalam organisasi tersebut.
2. Fungsi relasional berkenaan dengan komunikasi memperbolehkan anggota-
anggota menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif hubungan
personal dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam pekerjaan
mempengaruhi kenirja pekerjaan (job performance) dalam berbagai cara.
Misal: kepuasan kerja; aliran komunikasi ke bawah maupun ke atas dalam
hirarkhi organisasional, dan tingkat pelaksanaan perintah. Pentingnya dalam
hubungan antarpersona yang baik lebih terasa dalam pekerjaan ketika anda
merasa bahwa banyak hubungan yang perlu dlakukan tidak anda pilih, tetapi
diharuskan oleh lingkungan organisasi, sehingga hubungan menjadi kurang
stabil, lebih memacu konflik, kurang ditaati, dsb.
3. Fungsi manajemen ambigu berkenaan dengan pilihan dalam situasi organisasi
sering dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu. Misal: motivasi berganda
muncul karena pilihan yang diambil akan mempengaruhi rekan kerja dan
organisasi, demikian juga diri sendiri; tujuan organisasi tidak jelas dan
konteks yang mengharuskan adanya pilihan tersebut adanya pilihan tersebut
mungkin tidak jelas. Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi
ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat dalam organisasi. Anggota berbicara
satu dengan lainnya untuk membangun lingkungan dan memahami situasi
baru, yang membutuhkan perolehan informasi bersama.

2.4 Peran Komunikasi Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan


Peranan komunikasi organisasi sangat penting untuk menciptakan
keharmonisan dan kelancaran tugas maupun pekerjaan dari suatu organisasi, seperti

5
dalam suatu kantor atau pelaksanaan tugas-tugas yang dijalankan oleh aparatur
pemerintah. Komunikasi organisasi adalah merupakan suatu bentuk atau aplikasi
pemberian pesan komunikasi yang bersifat vertikal yang dapat difahami antara lain
melalui hubungan antara atasan dan bawahan; yang berupa perintah, instruksi,
nasehat dari pimpinan kepada bawahannya serta berkaitan dengan tugas pekerjaan
kantor maupun komunikasi organisasi yang bersifat horizontal yakni proses
komunikasi organisasi yang menciptakan hubungan antara pegawai dengan
pegawai lainnya.
Untuk dapat meningkatkan kinerja pegawai tentunya diperlukan suatu jalinan
komunikasi yang efektif antara pimpinan dan pegawainya, maupun antar pegawai
dengan pegawai dalam suatu organisasi yang sama. Hubungan yang terjalin antar
anggota organisasi agar harmonis, diperlukan proses komunikasi yang saling
pengertian dan mendukung proses tersebut. Proses komunikasi itu sendiri
merupakan proses penyampaian pesan berupa ide, informasi, opini (Lasswell,
1972). Dalam organisasi lebih pada petunjuk, perintah, teguran, keluhan, saran,
laporan dan kerjasama sesuai arah komunikasi. Proses komunikasi dapat
berlangsung ke berbagai arah, arah komunikasi atas ke bawah, komunikasi dari
bawah ke atas atau keduanya disebut arah vertical, arah horizontal yaitu hubungan
antar pegawai yang setingkat (Muhyadi, 1989).
Dalam pelaksanaan kerja kesalahpahaman dan salah pengertian dalam
memahami informasi masih terjadi. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang
disampaikan oleh Nitisemito (1999) yang menyatakan bahwa meskipun dalam
organisasi tersebut mempunyai pimpinan yang mempunyai kemampuan
berkomunikasi yang baik misalnya dalam menyampaikan instruksi, saran kepada
bawahannya dengan cepat dan didukung dengan fasilitas peralatan kantor yang
memadai, hal tersebut tidak menjamin terhindar dari kegagalan komunikasi
(miscommunikasi) dan ketidak pengertian (misunderstanding).

6
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Jadi kita bisa menyimpulkan bahwa Komunikasi Organisasi itu dapat
meningkatkan kinerja karyawan yang akan dicapainya dan dalam organisasi itu
harus bersama-sama dalam meningkatkannya. Kemudian peran Komunikasi
Pemimpin memiliki peran yang vital karena seorang pemimpin yang bertanggung
jawab serta memiliki jiwa kepeminan yang tinggi akan mampu menggiring para
pegawainya untuk bahu membahu untuk mencapai tujuan. Peran pemimpin pun
dapat meningkatkan komunikasi yang baik antar pegawai ke pemimpin itu maupun
pegawai dengan pegawai lainnya guna menciptakan komukasi yang harmonis dan
mengedepankan kekeluargaan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Arnold, Hugh J., dan Danield C. Feldman. 1986. Individual in Organizations. New
York: McGraw Hill, Series in Management
Lasswell, Harold 1972 Politics: Who Gets What, When, How, New York: The
World Publication Company.
Muhyadi. 1989. Organisasi, Teori, Struktur dan Proses. Jakarta: LPTK. Depdikbud.
Mulyana, Deddy. 2005. Metodologi Penelitian Komunikasi, Bandung: Remaja
Rosdakarya
Nitisemito, Alex S. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia dan Pengantar,
Jakarta: Ghalia Indonesia
Rakhmat, Jalaluddin 1998. Phsikologi Komunikasi, cetakan ke-12. Bandung,
Remaja Rosdakarya
R. Wayne Pace dan Don F. Faules. 2001. Komunikasi organisasi (terjemahan).
Bandung: Rosdakarya
Stewart, L. Tubbs dan Sylvia Moss. 2000. Human communication kontekskonteks
komunikasi (terjemahan). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Waldo, Dwight. 1955. The study of public administration. University of Virginia:
Doubleday
Wiryanto. 2006. Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: Grasindo

Anda mungkin juga menyukai