Anda di halaman 1dari 14

Sistem Pembiayaan Kesehatan

Health financing system

Febri Endra Budi Setyawan1

1Staf Pengajar, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Jl. Bendungan Sutami 188A (Kampus II)

Abstrak
Pembangunan kesehatan adalah sebagai bagian dari pembangunan nasional, dalam pembangunan
kesehatan tujuan yang ingin dicapai adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Kenyataan yang terjadi sampai saat ini derajat kesehatan masyarakat masih rendah khususnya masyarakat
miskin. Hal ini dapat digambarkan bahwa derajat kesehatan masyarakat miskin berdasarkan indikator
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, masih cukup tinggi, yaitu
AKB sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup dan AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu
penyebabnya adalah karena mahalnya biaya kesehatan sehingga akses ke pelayanan kesehatan pada
umumnya masih rendah. Asuransi kesehatan salah satu upaya untuk mengatasi masalah ketidakmampuan
terhadap pembiayaan pelayanan kesehatan.

Abstract

Health development is as part of national development, in health development goal to be achieved is to


improve the optimal public health status. The fact that until now the degree of public health is still low,
especially the poor. It can be illustrated that the health status of the poor based on the indicator of Infant
Mortality Rate (MMR) and Maternal Mortality Rate (AKI) in Indonesia is still high, namely IMR of 35 per
1000 live births and MMR of 307 per 100,000 live births. One reason is because of the high cost of health
so that access to health services in general is still low. Health insurance is an effort to overcome the
problem of inability to finance health services.

57
Sistem Pembiayaan Kesehatan 58

PENDAHULUAN penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Secara


Pelayanan kesehatan masyarakat pada umum dapat dibedakan 9 (sembilan) syarat
prinsipnya mengutamakan pelayanan kesehatan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang baik,
promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah yakni tersedia (available), menyeluruh (comprehensive),
upaya meningkatkan kesehatan masyarakat ke arah berkesinambungan (countinues), terpadu (integrated),
yang lebih baik lagi dan yang preventif mencegah wajar (appropiate), dapat diterima (acceptable),
agar masyarakat tidak jatuh sakit agar terhindar dari bermutu (quality), tercapai (accessible) serta
penyakit. Sebab itu pelayanan kesehatan terjangkau (affordable). (Azwar Azrul ,1999).
masyarakat itu tidak hanya tertuju pada Dampak krisis ekonomi di Indonesia
pengobatan individu yang sedang sakit saja, tetapi sampai saat ini meluas ke seluruh bidang
yang lebih penting adalah upaya-upaya pencegahan kehidupan, termasuk bidang pelayanan kesehatan.
(preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif). Dilema yang dihadapi pelayanan kesehatan, disatu
Sehingga, bentuk pelayanan kesehatan bukan pihak pelayanan kesehatan harus menjalankan
hanya puskesmas atau balkesmas saja, tetapi juga misi sosial, yakni merawat dan menolong yang
bentuk-bentuk kegiatan lain, baik yang langsung sedang menderita tanpa memandang sosial,
kepada peningkatan kesehatan dan pencegahan ekonomi, agama dan sebagainya. Namun dipihak
penyakit, maupun yang secara tidak langsung lain pelayanan kesehatan harus bertahan secara
berpengaruh kepada peningkatan kesehatan. ekonomi dalam menghadapi badai krisis tersebut.
(Juanita, 2002). Oleh sebab itu pelayanan kesehatan harus
Pelayanan kesehatan dibedakan dalam dua melakukan reformasi, reorientasi dan revitalisasi.
golongan, yaitu : (Juanita, 2002).
1. Pelayanan kesehatan primer (primary health Reformasi kebijakan pembangunan
care), atau pelayanan kesehatan masyarakat kesehatan telah selesai dilakukan sebagaimana
adalah pelayanan kesehatan yang paling depan, telah tertuang dalam Visi, Misi, Strategi dan
yang pertama kali diperlukan masyarakat pada Paradigma baru pembangunan kesehatan yang
saat mereka mengalami ganggunan kesehatan populer dengan sebutan Indonesia Sehat.
atau kecelakaan. Reformasi Sistem Kesehatan Nasional (SKN) telah
2. Pelayanan kesehatan sekunder dan tersier memberi arah baru pembangunan kesehatan di
(secondary and tertiary health care), adalah rumah Indonesia. Jika diperhatikan kebijakan dan sistem
sakit, tempat masyarakat memerlukan baru hasil reformasi tersebut tampak banyak
perawatan lebih lanjut atau rujukan. Di perubahan yang akan dilakukan, dua diantaranya
Indonesia terdapat berbagai tingkat rumah yang terpenting adalah perubahan pada subsistem
sakit, mulai dari rumah sakit tipe D sampai upaya kesehatan dan perubahan pada subsistem
dengan Rumah sakit kelas A. (Juanita, 2002). pembiayaan kesehatan. (Gotama I, Pardede D,
Untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan 2010).
masyarakat terhadap kesehatan banyak hal yang Penggalian, pengalokasian dan
harus dilakukan, salah satunya adalah pembelanjaan sumber daya keuangan dalam

Vol. 2 No.4 Februari 2018


59 Febri Endra Budi Setyawan

subsistem pembiayaan kesehatan dilakukan untuk masyarakat yang membutuhkannya. Besarnya


membiayai UKM dan UKP penduduk miskin dana bagi pemakai jasa pelayanan lebih
dengan mobilisasi dan dari masyarakat, menunjuk pada jumlah uang yang harus
pemerintah dan public-private mix. Sedangkan untuk dikeluarkan (out of pocket) untuk dapat
penduduk mampu, pembiayaan kesehatan memanfaatkan suatu upaya kesehatan. (Azwar,
masyarakat terutama dari masyarakat itu sendiri A. 1999).
dengan mekanisme jaminan kesehatan baik wajib Pembiayaan kesehatan yang kuat, stabil
maupun sukarela. (Gotama I, Pardede D, 2010). dan berkesinambungan memegang peranan yang
PEMBIAYAAN KESEHATAN amat vital untuk penyelenggaraan pelayanan
Proses pelayanan kesehatan tidak bisa kesehatan dalam rangka mencapai berbagai tujuan
dipisahkan dengan pembiayaan kesehatan. Biaya penting dari pembangunan kesehatan di suatu
kesehatan ialah besarnya dana yang harus negara diantaranya adalah pemerataan pelayanan
disediakan untuk menyelenggarakan dan atau kesehatan dan akses (equitable access to health care) dan
memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang pelayanan yang berkualitas (assured quality). Oleh
diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok karena itu reformasi kebijakan kesehatan di suatu
dan masyarakat. Berdasarkan pengertian ini, maka negara seyogyanya memberikan fokus penting
biaya kesehatan dapat ditinjau dari dua sudut yaitu kepada kebijakan pembiayaan kesehatan untuk
berdasarkan: menjamin terselenggaranya kecukupan (adequacy),
1. Penyedia Pelayanan Kesehatan (Health Provider), pemerataan (equity), efisiensi (efficiency) dan
adalah besarnya dana yang harus disediakan efektifitas (effectiveness) dari pembiayaan kesehatan
untuk dapat menyelenggarakan upaya itu sendiri. (Departemen Kesehatan RI, 2004).
kesehatan, maka dilihat pengertian ini bahwa Perencanaan dan pengaturan pembiayaan
biaya kesehatan dari sudut penyedia pelayanan kesehatan yang memadai (health care financing) akan
adalah persoalan utama pemerintah dan menolong pemerintah di suatu negara untuk dapat
ataupun pihak swasta, yakni pihak-pihak yang memobilisasi sumber-sumber pembiayaan
akan menyelenggarakan upaya kesehatan. kesehatan, mengalokasikannya secara rasional serta
Besarnya dana bagi penyedia pelayanan menggunakannya secara efisien dan efektif.
kesehatan lebih menunjuk kepada seluruh biaya Kebijakan pembiayaan kesehatan yang
investasi (investment cost) serta seluruh biaya mengutamakan pemerataan serta berpihak kepada
operasional (operational cost). masyarakat miskin (equitable and pro poor health policy)
2. Pemakai Jasa Pelayanan (Health consumer), adalah akan mendorong tercapainya akses yang universal.
besarnya dana yang harus disediakan untuk Pada aspek yang lebih luas diyakini bahwa
dapat memanfaatkan jasa pelayanan. Dalam hal pembiayaan kesehatan mempunyai kontribusi pada
ini biaya kesehatan menjadi persoalan utama perkembangan sosial dan ekonomi. Pelayanan
para pemakai jasa pelayanan, namun dalam kesehatan itu sendiri pada akhir-akhir ini menjadi
batas-batas tertentu pemerintah juga turut serta, amat mahal baik pada negara maju maupun pada
yakni dalam rangka terjaminnya pemenuhan negara berkembang. Penggunaan yang berlebihan
kebutuhan pelayanan kesehatan bagi dari pelayanan kesehatan dengan teknologi tinggi

Vol. 2 No.4 Februari 2018


Sistem Pembiayaan Kesehatan 60

adalah salah satu penyebab utamanya. Penyebab 1) Risk spreading, pembiayaan kesehatan harus
yang lain adalah dominasi pembiayaan pelayanan mampu meratakan besaran resiko biaya
kesehatan dengan mekanisme pembayaran tunai sepanjang waktu sehingga besaran tersebut
(fee for service) dan lemahnya kemampuan dalam dapat terjangkau oleh setiap rumah tangga.
penatalaksanaan sumber-sumber dan pelayanan itu Artinya sebuah sistem pembiayaan harus
sendiri (poor management of resources and services). mampu memprediksikan resiko kesakitan
(Departemen Kesehatan RI, 2004). individu dan besarnya pembiayaan dalam jangka
Pelayanan kesehatan memiliki beberapa ciri waktu tertentu (misalnya satu tahun). Kemudian
yang tidak memungkinkan setiap individu untuk besaran tersebut diratakan atau disebarkan
menanggung pembiayaan pelayanan kesehatan dalam tiap bulan sehingga menjadi premi (iuran,
pada saat diperlukan: tabungan) bulanan yang terjangkau.
1) Kebutuhan pelayanan kesehatan muncul secara 2) Risk pooling, beberapa jenis pelayanan kesehatan
sporadik dan tidak dapat diprediksikan, (meskipun resiko rendah dan tidak merata)
sehingga tidak mudah untuk memastikan dapat sangat mahal misalnya hemodialisis,
bahwa setiap individu mempunyai cukup uang operasi spesialis (jantung koroner) yang tidak
ketika memerlukan pelayanan kesehatan. dapat ditanggung oleh tabungan individu (risk
2) Biaya pelayanan kesehatan pada kondisi spreading). Sistem pembiayaan harus mampu
tertentu juga sangat mahal, misalnya pelayanan menghitung dengan mengakumulasikan resiko
di rumah sakit maupun pelayanan kesehatan suatu kesakitan dengan biaya yang mahal antar
canggih (operasi dan tindakan khusus lain), individu dalam suatu komunitas sehingga
kondisi emergensi dan keadaan sakit jangka kelompok masyarakat dengan tingkat
panjang yang tidak akan mampu ditanggung kebutuhan rendah (tidak terjangkit sakit, tidak
pembiayaannya oleh masyarakat umum. membutuhkan pelayanan kesehatan) dapat
3) Orang miskin tidak saja lebih sulit menjangkau mensubsidi kelompok masyarakat yang
pelayanan kesehatan, tetapi juga lebih membutuhkan pelayanan kesehatan. Secara
membutuhkan pelayanan kesehatan karena sederhana, suatu sistem pembiayaan akan
rentan terjangkit berbagai permasalahan menghitung resiko terjadinya masalah kesehatan
kesehatan karena buruknya kondisi gizi, dengan biaya mahal dalam satu komunitas, dan
perumahan. menghitung besaran biaya tersebut kemudian
4) Apabila individu menderita sakit dapat membaginya kepada setiap individu anggota
mempengaruhi kemampuan untuk berfungsi komunitas. Sehingga sesuai dengan prinsip
termasuk bekerja, sehingga mengurangi solidaritas, besaran biaya pelayanan kesehatan
kemampuan membiayai. (Departemen yang mahal tidak ditanggung dari tabungan
Kesehatan RI, 2004). individu tapi ditanggung bersama oleh
Berdasarkan karakteristik tersebut, sebuah masyarakat.
sistem pembiayaan pelayanan kesehatan haruslah 3) Connection between ill-health and poverty, karena
bertujuan untuk: adanya keterkaitan antara kemiskinan dan

Vol. 2 No.4 Februari 2018


61 Febri Endra Budi Setyawan

kesehatan, suatu sistem pembiayaan juga harus Implementasi strategi pembiayaan kesehatan
mampu memastikan bahwa orang miskin juga di suatu negara diarahkan kepada beberapa hal
mampu pelayanan kesehatan yang layak sesuai pokok yakni; kesinambungan pembiayaan program
standar dan kebutuhan sehingga tidak harus kesehatan prioritas, reduksi pembiayaan kesehatan
mengeluarkan pembiayaan yang besarnya tidak secara tunai perorangan (out of pocket funding),
proporsional dengan pendapatan. Pada menghilangkan hambatan biaya untuk
umumnya di negara miskin dan berkembang mendapatkan pelayanan kesehatan, pemerataan
hal ini sering terjadi. Orang miskin harus dalam akses pelayanan, peningkatan efisiensi dan
membayar biaya pelayanan kesehatan yang efektifitas alokasi sumber daya (resources) serta
tidak terjangkau oleh penghasilan mereka dan kualitas pelayanan yang memadai dan dapat
juga memperoleh pelayanan kesehatan di diterima pengguna jasa. Sumber dana biaya
bawah standar. kesehatan berbeda pada beberapa negara, namun
4) Fundamental importance of health, kesehatan secara garis besar berasal dari:
merupakan kebutuhan dasar dimana individu 1. Anggaran pemerintah.
tidak dapat menikmati kehidupan tanpa status 2. Anggaran masyarakat.
kesehatan yang baik 3. Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri.
4. Gabungan anggaran pemerintah dan
Organisasi kesehatan se-dunia (WHO) masyarakat.
sendiri memberi fokus strategi pembiayaan Tingginya biaya kesehatan disebabkan oleh
kesehatan yang memuat isu-isu pokok, tantangan, beberapa hal, beberapa yang terpenting diantaranya
tujuan utama kebijakan dan program aksi itu pada sebagai berikut:
umumnya adalah dalam area sebagai berikut: 1. Tingkat inflasi
1) Meningkatkan investasi dan pembelanjaan Apabila terjadi kenaikan harga di masyarakat,
publik dalam bidang kesehatan maka secara otomatis biaya investasi dan juga
2) Mengupayakan pencapaian kepesertaan semesta biaya operasional pelayanan kesehatan akan
dan penguatan permeliharaan kesehatan meningkat pula, yang tentu saja akan
masyarakat miskin dibebankan kepada pengguna jasa.
3) Pengembangan skema pembiayaan praupaya 2. Tingkat permintaan
termasuk didalamnya asuransi kesehatan sosial Pada bidang kesehatan, tingkat permintaan
4) Penggalian dukungan nasional dan dipengaruhi sedikitnya oleh dua faktor, yaitu
internasional meningkatnya kuantitas penduduk yang
5) Penguatan kerangka regulasi dan intervensi memerlukan pelayanan kesehatan, yang karena
fungsional jumlahnya lebih atau bertambah banyak, maka
6) Pengembangan kebijakan pembiayaan biaya yang harus disediakan meningkat pula.
kesehatan yang didasarkan pada data dan fakta Faktor kedua adalah meningkatnya kualitas
ilmiah penduduk. Dengan tingkat pendidikan dan
7) Pemantauan dan evaluasi. penghasilan yang lebih baik, mereka akan
menuntut penyediaan layanan kesehatan yang
Vol. 2 No.4 Februari 2018
Sistem Pembiayaan Kesehatan 62

baik pula dan hal ini membutuhkan biaya pengguna jasa layanan kesehatan ini. Selain itu,
pelayanan kesehatan yang lebih baik dan lebih dengan adanya pembagian spesialisasi dan
besar. subspesialisasi tenaga pelayanan kesehatan,
3. Kemajuan ilmu dan teknologi menyebabkan hari perawatan juga akan
Sejalan dengan adanya kemajuan ilmu dan meningkat.
teknologi dalam penyelenggaraan pelayanan 6. Perubahan Pola Hubungan Dokter-Pasien
kesehatan (penggunaan peralatan kedokteran Sistem kekeluargaan yang dulu mendasari
yang modern dan canggih) memberikan hubungan dokter-pasien seakan sirna. Dengan
konsekuensi tersendiri, yaitu tingginya biaya adanya perkembangan spesialisasi dan
yang harus dikeluarkan dalam berinvestasi. Hal subspesialisasi serta penggunaan berbagai
ini membawa akibat dibebankannya biaya peralatan yang ditunjang dengan kemajuan ilmu
investasi dan operasional tersebut pada dan teknologi, mengakibatkan meningkatnya
pemakai jasa pelayanan kesehatan. biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien, hal ini
4. Perubahan Pola Penyakit tentu saja membuat pasien menuntut adanya
Meningkatnya biaya kesehatan juga dipengaruhi kepastian pengobatan dan penyembuhan dari
adanya perubahan pola penyakit, yang bergeser penyakitnya. Hal ini diperberat dengan semakin
dari penyakit yang sifatnya akut menjadi tingginya tingkat pendidikan pasien selaku
penyakit yang bersifat kronis. Dibandingkan pengguna jasa layanan kesehatan, yang
dengan berbagai penyakit akut, perawatan mendorong semakin kritisnya pemikiran dan
berbagai penyakit kronis ternyata lebih lama. pengetahuan mereka tentang masalah
Akibatnya biaya yang dikeluarkan untuk kesehatan. Hal tersebut diatas mendorong para
perawatan dan penyembuhan penyakit ini akan dokter sering melakukan pemeriksaan yang
lebih besar. Hal ini akan sangat mempengaruhi berlebihan (over utilization), demi kepastian akan
tingginya biaya kesehatan. tindakan mereka dalam melakukan pengobatan
5. Perubahan pola pelayanan kesehatan dan perawatan, dan juga dengan tujuan
Perubahan pola pelayanan kesehatan ini terjadi mengurangi kemungkinan kesalahan yang
akibat perkembangan keilmuan dalam bidang dilakukan dalam mendiagnosa penyakit yang
kedokteran sehingga terbentuk spesialisasi dan diderita pasiennya. Konsekuensi yang terjadi
subspesialisasi yang menyebabkan pelayanan adalah semakin tingginya biaya yang dibutuhkan
kesehatan menjadi terkotak-kotak (fragmented oleh pasien untuk mendapatkan pelayanan
health service) dan satu sama lain seolah tidak kesehatan.
berhubungan. Akibatnya sering terjadi tumpang 7. Lemahnya mekanisme pengendalian biaya
tindih atau pengulangan metoda pemeriksaan Kurangnya peraturan perundang-undangan
yang sama dan pemberian obat-obatan yang yang ditetapkan untuk mengatur dan membatasi
dilakukan pada seorang pasien, yang tentu pemakaian biaya pelayanan kesehatan
berdampak pada semakin meningkatnya beban menyebabkan pemakaiannya sering tidak
biaya yang harus ditanggung oleh pasien selaku terkendali, yang akhirnya akan membebani

Vol. 2 No.4 Februari 2018


63 Febri Endra Budi Setyawan

penanggung (perusahaan) dan masyarakat dari sudut pemakai jasa pelayanan (health consumer).
secara keseluruhan.
8. Penyalahgunaan asuransi kesehatan MODEL SISTEM PEMBIAYAAN
Asuransi kesehatan (health insurance) sebenamya Pertanyaan yang mengemuka ialah model
merupakan salah satu mekanisme pengendalian kebijakan kesehatan seperti apa yang layak
biaya kesehatan, sesuai dengan anjuran yang diterapkan di Indonesia, sistem pembiayaan yang
diterapkan oleh pemerintah. Tetapi jika bagaimana yang cocok dengan kehidupan
diterapkan secara tidak tepat sebagaimana yang masyarakat kita. Terdapat beberapa model sistem
lazim ditemukan pada bentuk yang pembiayaan pelayanan kesehatan yang dijalankan
konvensional (third party sistem) dengan sistem oleh beberapa negara, berdasarkan sumber
mengganti biaya (reimbursement) justru akan pembiayaannya:
mendorong naiknya biaya kesehatan. (Medis 1. Direct Payments by Patients
Online, 2009). Ciri utama model direct payment adalah setiap
individu menanggung secara langsung besaran
Biaya kesehatan banyak macamnya, karena biaya pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat
kesemuanya tergantung dari jenis dan kompleksitas penggunaannya. Pada umumnya sistem ini akan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dan atau mendorong penggunaan pelayanan kesehatan
yang dimanfaatkan. Hanya saja disesuaikan dengan secara lebih hati-hati, serta adanya kompetisi
pembagian pelayanan kesehatan, maka biaya antara para provider pelayanan kesehatan untuk
kesehatan tersebut dapat dibedakan atas dua menarik konsumen atau free market. Meskipun
macam yaitu: tampaknya sehat, namun transaksi kesehatan
1) Biaya pelayanan kedokteran pada umumnya bersifat tidak seimbang dimana
Biaya yang dimaksudkan adalah yang pasien sebagai konsumen tidak mampu
dibutuhkan untuk menyelenggarakan dan atau mengenali permasalahan dan kebutuhannya,
memanfaatkan pelayanan kedokteran, yakni sehingga tingkat kebutuhan dan penggunaan
yang tujuan utamanya untuk mengobati jasa lebih banyak diarahkan oleh provider.
penyakit serta memulihkan kesehatan penderita. Sehingga free market dalam pelayanan kesehatan
2) Biaya pelayanan kesehatan masyarakat tidak selalu berakhir dengan peningkatan mutu
Biaya yang dimaksud adalah yang dibutuhkan dan efisiensi namun dapat mengarah pada
untuk menyelenggarakan dan atau penggunaan terapi yang berlebihan.
memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat 2. User payments
yaitu yang tujuan utamanya untuk memelihara Dalam model ini, pasien membayar secara
dan meningkatkan kesehatan serta untuk langsung biaya pelayanan kesehatan baik
mencegah penyakit. pelayanan kesehatan pemerintah maupun
Sama halnya dengan biaya kesehatan secara swasta. Perbedaannya dengan model informal
keseluruhan, maka masing-masing biaya kesehatan adalah besaran dan mekanisme pembayaran,
ini dapat pula ditinjau dari dua sudut yaitu dari juga kelompok yang menjadi pengecualian telah
sudut penyelenggara kesehatan (health provider) dan diatur secara formal oleh pemerintah dan

Vol. 2 No.4 Februari 2018


Sistem Pembiayaan Kesehatan 64

provider. Bentuk yang paling kompleks adalah biasanya muncul pada negara berkembang
besaran biaya yang bebeda setiap kunjungan dimana belum mempunyai sistem pelayanan
sesuai dengan jasa pelayanan kesehatan yang kesehatan dan pembiayaan yang mampu
diberikan (biasanya terjadi untuk fasilitas mencakup semua golongan masyarakat dan
pelayanan kesehatan swasta). Namun model jenis pelayanan.
yang umum digunakan adalah ’flat rate’, dimana
besaran biaya per-episode sakit bersifat tetap. 5. Insurance Based
3. Saving based Sistem pembiayaan dengan pendekatan asuransi
Model ini mempunyai karakteristik ‘risk spreding’ mempunyai perbedaan utama dimana individu
pada individu namun tidak terjadi risk pooling tidak menanggung biaya langsung pelayanan
antar individu. Artinya biaya kesehatan kesehatan. Konsep asuransi memiliki dua
langsung, akan ditanggung oleh individu sesuai karakteristik khusus yaitu pengalihan resiko
dengan tingkat penggunaannya, namun individu kesakitan pada satu individu pada satu
tersebut mendapatkan bantuan dalam kelompok serta adanya sharing looses secara adil.
mengelola pengumpulan dana (saving) dan Secara sederhana dapat digambarkan bahwa
penggunaannya bilamana membutuhkan satu kelompok individu mempunyai resiko
pelayanan kesehatan. Biasanya model ini hanya kesakitan yang telah diperhitungkan jenis,
mampu mencakup pelayanan kesehatan primer frekuensi dan besaran biayanya. Keseluruhan
dan akut, bukan pelayanan kesehatan yang besaran resiko tersebut diperhitungkan dan
bersifat kronis dan kompleks yang biasanya dibagi antar anggota kelompok sebagai premi
tidak bisa ditanggung oleh setiap individu yang harus dibayarkan. Apabila anggota
meskipun dengan mekanisme saving. Sehingga kelompok, maka keseluruhan biaya pelayanan
model ini tidak dapat dijadikan model tunggal kesehatan sesuai yang diperhitungkan akan
pada suatu negara, harus didukung model lain ditanggung dari dana yang telah dikumpulkan
yang menanggung biaya kesehatan lain dan bersama. Besaran premi dan jenis pelayanan
pada kelompok yang lebih luas. yang ditanggung serta mekanime pembayaran
4. Informal ditentukan oleh organisasi pengelola dana
Ciri utama model ini adalah bahwa pembayaran asuransi.
yang dilakukan oleh individu pada provider
kesehatan formal misalnya dokter, bidan tetapi ASURANSI KESEHATAN
juga pada provider kesehatan lain misalnya: Dalam kamus atau perbendaharaan kata
mantri, dan pengobatan tradisional; tidak bangsa Indonesia, tidak dikenal kata asuransi, yang
dilakukan secara formal atau tidak diatur dikenal adalah istilah “jaminan” atau “tanggungan”.
besaran, jenis dan mekanisme pembayarannya. Dalam konteks asuransi kesehatan, pengertian
Besaran biaya biasanya timbul dari kesepakatan asuransi adalah memastikan seseorang yang
atau banyak diatur oleh provider dan juga dapat menderita sakit akan mendapatkan pelayanan yang
berupa pembayaran dengan barang. Model ini dibutuhkannya tanpa harus mempertimbangkan

Vol. 2 No.4 Februari 2018


65 Febri Endra Budi Setyawan

keadaan ekonominya. Ada pihak yang menjamin Dalam dunia asuransi ada 6 (enam) macam
atau menanggung biaya pengobatan atau prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu:
perawatannya. Pihak yang menjamin ini dalam 1) Insurable interest
bahasa Inggris disebut insurer atau dalam UU Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari
Asuransi disebut asuradur. Asuransi merupakan suatu hubungan keuangan, antara tertanggung
jawaban atas sifat ketidak-pastian (uncertain) dari dengan yang diasuransikan dan diakui secara
kejadian sakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan. hukum.
Untuk memastikan bahwa kebutuhan pelayanan
kesehatan dapat dibiayai secara memadai, maka 2) Utmost good faith
seseorang atau kelompok kecil orang melakukan Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara
transfer risiko kepada pihak lain yang disebut akurat dan lengkap, semua fakta yang material
insurer/asuradur, ataupun badan penyelenggara (material fact) mengenai sesuatu yang akan
jaminan. (Thabrany H, 2001). diasuransikan baik diminta maupun tidak.
Menurut pasal 246 Kitab Undang-Undang Artinya adalah: penanggung harus dengan jujur
Hukum Dagang (KUHD), asuransi mempunyai menerangkan dengan jelas segala sesuatu
pengertian sebagai berikut: Asuransi atau tentang luasnya syarat/kondisi dari asuransi dan
pertanggungan adalah suatu persetujuan dimana tertanggung juga harus memberikan keterangan
penanggung kerugian diri kepada tertanggung, yang jelas dan benar atas obyek atau
dengan mendapat premi untuk mengganti kerugian kepentingan yang dipertanggungkan.
karena kehilangan kerugian atau tidak diperolehnya 3) Proximate cause
suatu keuntungan yang diharapkan, yang dapat Suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan
diderita karena peristiwa yang tidak diketahui lebih rantaian kejadian yang menimbulkan suatu
dahulu. (Andreas, 2009). Definisi asuransi menurut akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 dan secara aktif dari sumber yang baru dan
Tahun 1992 adalah Asuransi atau Pertanggungan independen.
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, 4) Indemnity
dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada Suatu mekanisme dimana penanggung
tertanggung dengan menerima premi asuransi, menyediakan kompensasi finansial dalam
untuk memberikan penggantian kepada upayanya menempatkan tertanggung dalam
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau posisi keuangan yang ia miliki sesaat sebelum
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan
tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga yang dipertegas dalam pasal 278).
mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul 5) Subrogation
dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan penanggung setelah klaim dibayar.
atas meninggal atau hidupnya seseorang yang 6) Contribution
dipertanggungkan. (Andreas, 2009). Adalah hak penanggung untuk mengajak
penanggung lainnya yang sama-sama

Vol. 2 No.4 Februari 2018


Sistem Pembiayaan Kesehatan 66

menanggung, tetapi tidak harus sama masyarakat (ekonomi negara) akan menurunkan
kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut nilai pajak, alokasi biaya pada pelayanan kesehatan
memberikan indemnity. sehingga mendorong rendahnya cakupan dan mutu
Pada umumnya model asuransi mendorong pelayanan sehingga pada akhirnya biaya pelayanan
munculnya apa yang disebut sebagai moral hazard: kesehatan akan kembali ditanggung langsung oleh
a. Di sisi tertanggung (pasien): adanya individu.
kecenderungan untuk memaksimalkan 2). Earmarked Payroll tax
pelayanan kesehatan karena semua biaya akan Sistem ini memiliki karakteristik yang hampir
ditanggung asuransi, dan kecenderungan untuk serupa dengan general taxation hanya saja penarikan
tidak melakukan tindakan preventif pajak dialokasikan langsung bagi pelayanan
b. Di sisi provider: mempunyai kecenderungan kesehatan sehingga lebih bersifat transparan dan
untuk memberikan terapi secara berlebihan dapat mendorong kesadaran pembayaran pajak
untuk memaksimalkan pendapatan. karena kejelasan penggunaan.
Sehingga beberapa skema asuransi diatur
sedemikian rupa untuk mengurangi terjadinya moral B. Asuransi bersifat khusus
hazard, misalnya dengan mengatur batasan paket Dibandingkan dengan sistem umum,
pelayanan, mengatur besaran kontribusi sesuai asuransi selektif mempunyai perbedaan dalam hal
dengan tingkat resiko tertanggung. Sistem ini dapat kontribusi dan tanggungan hanya ditujukan pada
dibedakan menjadi asuransi yang bersifat umum suatu kelompok tertentu dengan paket pelayanan
yaitu mencakup semua golongan dan asuransi yang yang telah ditetapkan.
bersifat khusus untuk kelompok masyarakat 1). Social insurance
tertentu. Sifat asuransi dapat dijelaskan sebagai Social insurance mempunyai karakteristik khusus
berikut: yang membedakan dengan private insurance, yaitu:
A. Asuransi bersifat umum a. Keanggotaan bersifat wajib
1). General taxation b. Kontribusi (premi) sesuai dengan besaran gaji
General taxation merupakan model dimana c. Cakupan pelayanan kesehatan yang
sumber pembiayaan diambil dari pajak pendapatan diasuransikan sesuai dengan besaran
secara proporsional dari seluruh populasi yang kontribusi
kemudian dialokasikan untuk berbagai sektor d. Pelayanan dirupakan dalam bentuk paket
(tidak terbatas pelayanan kesehatan). Alokasi pada e. Dikelola oleh organisasi yang bersifat otonom
sektor kesehatan biasanya berupa budget pada f. Biasanya merupakan bagian dari sistem
fasilitas kesehatan dan gaji staf kesehatan. jaminan sosial yang berskala luas
Meskipun mempunyai cakupan yang luas, g. Umumnya terjadi cross subsidi
keberhasilan sistem ini tergantung pada tingkat 2). Voluntary community
pendapatan masyarakat dan angkatan kerja, Perbedaan utama sistem ini dengan asuransi
besaran alokasi pada pelayanan kesehatan dan sosial adalah keanggotaan yang bersifat sukarela
sistem penarikan pajak. Rendahnya pendapatan serta skala cakupan tertanggung yang lebih sempit.

Vol. 2 No.4 Februari 2018


67 Febri Endra Budi Setyawan

Biasanya asuransi ini berkembang pada kelompok kesehatan. Model funding tidak ditujukan langsung
masyarakat yang tidak tertanggung oleh asuransi pada kelompok individu tetapi lebih pada program
sosial yaitu kelompok yang tidak memiliki kesehatan misalnya bantuan alat kesehatan,
pekerjaan formal, yang tidak memungkinkan untuk pelatihan atau perbaikan fasilitas pelayanan
dilakukan penarikan kontribusi rutin dari kesehatan. Permasalahan yang sering muncul
penghasilan. Contoh penerapan dari sistem ini adalah ketidaksesuaian program funding dengan
adalah kartu sehat/kartu gakin yang dikembangkan kebutuhan atau kesalahan pengelolaan oleh negara.
pemerintah daerah dan ditujukan pada kelompok Disamping itu sumber dana dari funding tentu saja
tertentu (masyarakat miskin). tidak dapat diandalkan keberlangsungannya.
Berdasarkan pengelolaan manajemennya, sistem
3). Private Insurance pembiayaan menggambarkan hubungan antara
Perbedaan utama private insurance dan social pasien sebagai konsumen dan atau sumber biaya,
insurance adalah tidak adanya risk pooling dan bersifat provider/penyelenggara atau pemberi pelayanan
voluntary. Disamping itu private insurance juga kesehatan (dokter, perawat atau institusi seperti
memperhitungkan resiko kesakitan individu rumah sakit), pemerintah sebagai pengatur,
dengan besaran premium dan cakupan pelayanan pengelola pelayanan kesehatan dan sumber biaya.
asuransi yang diberikan. Artinya individu yang
lebih beresiko sakit misalnya kelompok rentan Asuransi kesehatan yang paling mutakhir
(bayi, ibu hami, lansia), orang dengan perilaku adalah managed care, dimana sistem pembiayaan
tertentu misalnya perokok, dan orang dengan dikelola secara terintegrasi dengan sistem
pekerjaan yang beresiko akan dikenakan premi pelayanan. Asuransi kesehatan dengan model
yang lebih tinggi dibandingkan kelompok yang managed care ini mulai dikembangkan di Amerika.
dengan resiko rendah. Model ini tentunya Hal ini timbul oleh karena sistem pembiayaan
mempunyai mekanisme lebih rumit mengingat kesehatan yang lama, inflasi biaya kesehatan terus
harus memperhitungkan tingkat resiko meningkat jauh diatas inflasi rata-rata, sehingga
tertanggung. digali model lain untuk mengatasi peningkatan
Model private insurance mungkin bersifat profit biaya kesehatan. Managed care pada dasarnya sudah
yaitu mencari keuntungan untuk pengelolaan dan mulai diterapkan pada tahun 1983 yaitu oleh kaisar
pemilik, atau menggunakan keuntungan untuk Permanente Medical Care Program, tetapi secara
mengurangi besaran premi tertanggung. Bentuk meluas mulai diterapkan pada tahun 1973, yaitu
private insurance dapat berupa lembaga asuransi dengan diberlakukannya HMO Act, pada periode
swasta atau NGO bagi umum maupun asuransi pemerintahan Noxon. (Juanita, 2002).
kelompok khusus seperti asuransi pekerja Pada hakekatnya, managed care adalah suatu
4). Funding/Donation konsep yang masih terus berkembang, sehingga
Seluruh sistem pembiayaan yang telah belum ada suatu definisi yang satu dan universal
diuraikan diatas menganut keterkaitan antara tentang managed care. Namun demikian secara
pengguna jasa pelayanan kesehatan atau umum dapat didefinisikan bahwa managed care
tertanggung dan penggunaan jasa pelayanan adalah suatu sistem dimana pelayanan kesehatan

Vol. 2 No.4 Februari 2018


Sistem Pembiayaan Kesehatan 68

terlaksana secara terintegrasi dengan sistem turbulensi dalam berbagai hal pada saat ini, serta
pembiayaan kesehatan, yang mempunyai 5 elemen dengan keterbatasan resources yang ada, maka
sebagai berikut: sistem managed care merupakan pilihan yang tepat
1. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh dalam mengatasi masalah pembiayaan kesehatan.
provider tertentu (selecte provider). Managed care dianggap tepat untuk kondisi di
2. Ada kriteria khusus untuk penetapan provider. Indonesia, kemungkinan karena sistem
3. Mempunyai program pengawasan mutu dan pembiayaan managed care dikelola secara terintegrasi
managemen utilisasi. dengan sistem pembiayaan, dengan managed care
4. Penekanan pada upaya promotive dan preventive. berarti badan pengelola dana (perusahaan asuransi)
5. Ada financial insentive bagi peserta yang tidak hanya berperan sebagai juru bayar,
melaksanakan pelayanan sesuai prosedur. sebagaimana berlaku pada asuransi tradisional, tapi
(Juanita, 2002). ikut berperan dalam dua hal penting, yaitu
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pengawasan mutu pelayanan (quality control) dan
menyatakan alokasi anggaran untuk kesehatan pengendalian biaya (cost containment). Salah satu
yang ideal adalah sekurang-kurangnya 6% dari elemen managed care adalah bahwa pelayanan
anggaran belanja negara (APBN). Sementara itu di diberikan oleh provider tertentu, yaitu yang
negara-negara maju, alokasi anggaran untuk memenuhi kriteria yang ditetapkan meliputi aspek
kesehatan mencapai 6%-15%. Di Indonesia administrasi, fasilitas sarana, prasarana, prosedur
anggaran untuk Departemen Kesehatan kurang dan proses kerja atau dengan istilah lain meliputi
5% dari APBN. proses bisnis, proses produksi, sarana, produk dan
Melihat karanteristik tersebut diatas, maka pelayanan. Dengan cara ini, maka pengelola dana
biaya yang timbul akibat gangguan kesehatan (asuransi) ikut mengendalikan mutu pelayanan
(penyakit) merupakan obyek yang layak yang diberikan kepada pesertanya.
diasuransikan untuk meringankan beban yang
ditanggung oleh penderita serta meningkatkan SIMPULAN
akses pelayanan kesehatan yang merupakan Peningkatan biaya pelayanan kesehatan
kebutuhan hidup masyrakat. WHO didalam The yang makin tidak terkendali serta mengantisipasi
World Health Report 2000-Health Sistem: inproving ketidakmampuan masyarakat dalam mengakses
pervormance juga merekomendasikan untuk pelayanan kesehatan sehingga perkembangan
mengembangkan sistem pembayaran secara ”pre penyakit semakin tidak terkendali, maka pilihan
payment”, baik dalam bentuk asuransi, tax, maupun yang tepat untuk pembiayaan kesehatan adalah
social security. Sistem kesehatan haruslah dirancang asuransi kesehatan. Mengingat kondisi ekonomi
sedemikian rupa, sehingga bersifat terintegrasi negara dan masyarakat serta keterbatasan sumber
antara sistem pelayanan dan sistem pembiayaan, daya yang ada, maka perlu dikembangkan pilihan
mutu terjamin (quality assurance) dengan biaya asuransi kesehatan dengan suatu pendekatan yang
terkendali (cost containment). efisien, efektif dan berkualitas agar dapat
Indonesia dengan kondisi yang sangat menjangkau masyarakat luas.

Vol. 2 No.4 Februari 2018


69 Febri Endra Budi Setyawan

Untuk itu sudah saatnya dikembangkan Bank Dunia, 2007, Peningkatan Keadaan
Kesehatan Indonesia, Diakses tanggal 15
asuransi kesehatan nasional dengan managed care
Desember 2011,
sebagai bentuk operasionalnya. Dengan cakupan (http://peningkatan_keadaan_kesehatan_indo
nesia/health2.pdf)
asuransi yang semakin luas, maka diperlukan
jaringan pelayanan (Rumah Sakit) yang semakin Biro Hukum & Organisasi Departemen Kesehatan
R.I, 2010, Jaminan Kesehatan Masyarakat
luas pula. Tuntutan terhadap pelayanan yang
Salah Satu Cara Mensejahterakan Rakyat,
berkualitas baik terhadap penyelenggaraan asuransi Jakarta Selatan, Diakses tanggal 15 Februari
2012 (http://www.jamkesmas_biro
kesehatan maupun penyelenggaraan pelayanan
hukum.index.php.htm).
kesehatan akan semakin meningkat, upaya
Departemen Kesehatan RI, 2009, Sistem
peningkatan yang berkesinambungan tidak hanya
Kesehatan Nasional, Jakarta.
menjadi tanggungjawab pemberi pelayanan
Departemen Kesehatan RI, 2009, Rancangan Final:
kesehatan saja tetapi juga bagi penyelenggaraan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang
asuransi. Sebaiknya mengikuti program asuransi Bidang Kesehatan 2005-2025, Jakarta, Diakses
tanggal 10 Desember 2011,
kesehatan sejak umur yang masih dini. Hal ini
(http://www.depkes.go.id/downloads/newdo
untuk mengantisipasi terhadap penolakan wnloads/ rancangan_RPJPK_2005-2025.pdf).
keikutsertaan asuransi kesehatan. Oleh karena
Dural, 2008, Health Insurance Changes Highly
risiko yang harus ditanggung pada usia tua besar Irresponsible, Herald letter with Media Watch,
Diakses tanggal 11 Februari 2012,
sekali, berbeda dengan kalau masih berusia muda.
(http://www.heraldletters.com.au/?=97)

Efendy F, 2010, Definisi Unsur dan Jenis Asuransi


DAFTAR PUSTAKA
Kesehatan, Kumpulan Artikel Kesehatan
………….., 2004, Undang-Undang No. 40 tahun
Kedokteran, Keperawatan dan Kebidanan.
2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional,
FK Unhas, Makasar,
Sekertaris Negara Republik Indonesia,
(http://asuransi_kesehatan_definisi _unsur
Jakarta.
_dan_jenis_20101011839.htm)
Askes PT, 2009, Asuransi Kesehatan Indonesia,
Fernandez, B, 2005, Health Insurance: A Primer, CRS
Jakarta, Indonesia, Diakses tanggal 10
Report for Congress, The Library of
Desember 2011,
Congress, Diakses tanggal 5 Maret2012,
(http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Asuransi_Ke
(http://www.law-umaryland-
sehatan_Indonesia)
edu/marshall/crsreports/crsdocuments/RL3
223702032005.pdf).
Andreas, 2009, Defisi Asuransi, Jakarta, Diakses
tanggal 10 Desember 2011, (http://jurnal-
Gotama I, Pardede D. 2010. Reformasi Jaminan
sdm. blogspot.com/ 2009/08/ asuransi-
Sosial Kesehatan: Pembiayaan Kesehatan,
insurance-assurance-definisi.html)
Agenda dan Isu-Isu Jaminan Kesehatan,
Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan
Ahuja R, 2004, Health Insurance for the Poor in India,
Depkes R.I. Diakses tanggal 18 Januari 2012,
Working Paper No. 123, Indian council for
(http://www.litbang.depkes.go.id/
research on International Economic
download/ seminar/ desentralisasi6-80606/
Relations, New Delhi, India, D,iakses tanggal
makalahindra.pdf)
22 Februari 2012,
(http://www.icrier.org/pdf/wp123.pdf).
Henry, 2009, Reformasi Kesehatan, Washington,
USA.
Azwar, A, 1999, Pengantar Administrasi
Kesehatan, Edisi Ketiga, Binarupa Aksara.
Insurance Provider, 2011, How do Poor People get
Jakarta.
Health Insurance, Diakses tanggal 10
Desember 2011,
Vol. 2 No.4 Februari 2018
Sistem Pembiayaan Kesehatan 70

(http://www.insuranceproviders.com/how- Thabrany, H, 2001, Asuransi Kesehatan di


do-poor-people-get-health-insurance). Indonesia. Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan
International Labour Organization, 2008, FKMUI, Depok, Indonesia
Indonesia: Providing Health Insurance for The
Poor, Subregional Office for South East Asia,
Social Security Extension Initatives In South
East Asia, Diakses tanggal 25 Januari 2012,
(http://www.ilo.org/public/english/region/a
sro/bangkok/ events/sis/ download/
paper25.pdf).

Jimmy, 2010, Asuransi Kesehatan. PT Askes,


Wikipedia, Ensiklopedia bebas
http://id.wikipedia.org/wiki/Asuransi_keseh
atan

Juanita, 2002, Peran Asuransi Kesehatan dalam


Benchmarking Rumah Sakit dalam Menghadapi
Krisis Ekonomi, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Jurusan Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan, Universitas Sumatera
Utara, Diakses tanggal 12 Februari 2012,
(www. repository.usu.ac.id/ bitstream/
123456789/3747/1/ fkm-juanita5.pdf).

Martin S.F, 2007, The Welfare Loss of Excess Health


Insurance. The Journal of Political Economy, Vol.
81, No. 2, Part 1. (Mar. - Apr., 1973), pp. 251-
280. Harvard University. Diakses tanggal 20
Februari 2012,
(http://econ.duke.edu/~hf14/teaching/socia
linsurance/ readings/ Feldstein73(3.11). pdf).

Medis Online, 2009, Medical Information and Services:


Sistem Pembiayaan Kesehatan, Diakses
tanggal 10 Januari 2012 (www. medisonline
.net / article-journal / 41-article/70-
pembiayaan-kesehatan),

Mukti AG, A.G, 2010, Health Insurance. Wikipedia,


Jakarta, Ensiklopedia bebas, Diakses tanggal
10 desember 2011,
(http://www.asuransikesehatan.org).

Oecd, 2009, Health Insurance for The Rural Poor,


Diakses tanggal 10 Desember 2011,
(http://www.oecd.org/dataoecd/31/38/251
0517.pdf).

Richardson, C, 2009, Mandatory Health Insurance:


Lesson from Massachusetts, USA, Diakses tanggal
23 Desember 2011,
(http://www.cato.org/pubs/journal/cj29n2/
cj29n2-7.pdf)

Vol. 2 No.4 Februari 2018

Anda mungkin juga menyukai