Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

PROSES KEHAMILAN DAN PERKEMBANGAN JANIN

NAMA : WIDYA AGUSTIANI


PRODI : S1 KEPERAWATAN
NIM : P1337420616004

PRODI S1 KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLTEKKES SEMARANG
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Alah SWT, yang telah memberikan rahmat bagi kita

semua dan alam semesta ini. Selanjutnya, shalawat dan salam kami doakan kepada junjungan

kami Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita semua ke jalan yang benar. Kami

bersyukur kepada Allah, karena limpahan rahmatNya kami telah dapat menyelesaikan tugas

ini. Dalam penyelesaian makalah ini, kami mencoba menyusunnya dengan referensi dari

berbagai sumber, dan pihak-pihak yang membimbing yang dapat mendukung materi makalah

ini, dengan harapan makalah in memberi manfaat kepada penulis dan bagi orang-orang yang

membutuhkannya. Semoga makalah ini menambah ilmu teman-teman sekalian. Amin……..

Akhir kata, penulis menerima dengan kerendahan hati apabila ada kritikan dan saran

dari berbagai pihak yang bersifat membangun, karena hal tersebut berguna bagi kami dalam

proses penyempurnaan makalah ini. Dan penulis ucapkan terima kasih.

Semarang, 06 Januari 2018

PENULIS

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian kehamilan......................................................................2
B. Pengertian janin...............................................................................2
C. Proses terjadinya kehamilan............................................................2
D. Proses berkembang nya janin..........................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................13
B. Saran................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang wanita disebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma.
Hasil pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu berkembang (dengan cara
pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio. Pembuahan itu sendiri
berlangsung setelah terjadinya hubungan seksual (persetubuhan) antar lawan jenis,
meskipun tidak semua hubungan seksual akan menghasilkan pembuahan.
Pembuahan hanya dapat terjadi ketika wanita sedang berada dalam masa subur. Pada
masa itu, seorang wanita akan melepaskan sel telur yang sudah matang dan siap untuk
dibuahi. (Nugroho dan Utama, 2014)
Dalam keadaan normal, seorang pria akan mengeluarkan jutaan sperma saat
melakukan persetubuhan. Dari berjuta-juta sel sperma tersebut, hanya satu yang akan
berhasil membenamkan diri dalam dinding sel telur yang sudah masak, dan menyatukan
dua inti sel.

Pertumbuhan dan perkembangan janin dimulai sejak terjadinya konsepsi.


Kehamilan akan berlangsung selama 280 hari atau 10 bulan atau 40 minggu terhitung
dari hari pertama haid terakhir. Perubahan-perubahan dan organogenesis terjadi pada
berbagaiperiode kehamilan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kehamilan?


2. Apa pengertian janin?
3. Bagaimana proses terjadinya kehamilan?
4. Bagaimana proses pertumbuhan janin ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian kehamilan


2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian janin
3. Untuk mengetahui dan memahami proses terjadinya kehamilan
4. Untuk mengetahui dan memahami proses pertumbuhan janin

1
BAB II
PEMBAHASAN

I. Pengertian

A. Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologik yang hampir selalu terjadi pada setiap
wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum, tumbuh dan
berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau sampai 42 minggu
(Nugroho dan Utama, 2014).
Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi
sampai 3 bulan,triwulan kedua dari bulan keempat sampai keenam dan triwulan ketiga
dari bulan ketujuh sampai kesembilan.

B. Janin

Janin (fetus) adalah mamalia yang berkembang setelah fase embrio dan
sebelum kelahiran. Dalambahasa Latin, fetus secara harfiah dapat diartikan "berisi bibit
muda, mengandung". Pada manusia, janin berkembang pada akhir minggu
kedelapan kehamilan, sewaktu struktur utama dan sistem organ terbentuk, hingga
kelahiran. Janin disebut juga Calon Bayi. (Nugroho dan Utama, 2014).

II. Proses Kehamilan

Kehamilan (alamiah) terjadi akibat adanya pembuahan sel telur di dalam indung
telur wanita oleh sperma. Dalam proses alamiah, ini terjadi karena sperma masuk ke
indung telur melalui saluran rahim pada saat melakukan berhubungan badan.
Normalnya, wanita hanya memproduksi satu sel telur setiap bulannya. Dilain
tubuh pria bisa memproduksi sperma terus menerus dalam jumlah besar. Rata-rata
setiap semprotan air mani mengandung 100-200 juta sperma. Namun dari jumlah
tersebut hanya satu yang berhasil menembus indung telur dan membuahi sel telur. Ini
merupakan salah satu bentuk seleksi alam untuk memilih bibit yang terbaik. Apabila
pembuahan ini berhasil, dari satu sel telur yang telah dibuahi dan berukuran 0.2 mm
akan terus berkembang biak dan berpindah ke dalam rahim. (Salmah 2006)

2
Kurang lebih sekitar 7-10 hari setelah pembuahan, sel telur yang telah dibuahi
akan masuk dan menempel di selaput dalam rahim. Dianalogikan dengan kasur, selaput
dalam rahim ini tebal dan lunak sehingga bisa melindungi sel telur yang telah dibuahi.
Pada tahap ini kehamilan sudah dimulai.

Proses kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan sel sperma
hingga terjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu
atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri
adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya
sperma dengan telur), yang terjadi dua minggu setelahnya.
Proses kehamilan ini dibagi menjadi proses sebelum terbentuknya embrio dan
setelah terbentuknya embrio. Proses sebelum terbentuknya embrio terbagi atas fase di
uterus dan fase di ovarium.
1. Fase pada uterus
Fase ini terbagi menjadi tiga fase yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu:
a. Fase Proliferasi
b. Fase Sekresi
c. Fase Menstruasi
2. Fase pada ovarium
Fase ini terbagi menjadi tiga bagian yang saling berhubungan selain satu sama lain,
juga berhubungan dengan fase pada uterus, yaitu:
a. Fase Follikularis
b. Fase Ovulasi
c. Fase Luteal

Seorang anak perempuan, mempunyai ovum dan selubungnya yang disebut


folikel primordial. Folikel ini yang akan memberikan makanan pada ovum dan
membuat ovum tetap dalam keadaan primordial. Setelah masa pubertas, bila FSH
(Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone) dari kelenjar
hipofise anterior disekresi dalam jumlah besar, maka seluruh ovarium dan folikel
akan mulai bertumbuh.

Perkembangan selanjutnya dari folikel primordial ini akan membentuk suatu


folikel primer. Diperkirakan pada seorang wanita dewasa terdapat kira-kira 100.000

3
folikel primer. Tiap bulan satu folikel akan keluar, kadang-kadang dua folikel, yang
dalam perkembangannya akan menjadi Folikel De Graaf.
Perkembangannya ini mulai pada saat jumlah FSH yang meningkat sehingga
merangsang terbentuknya suatu folikel De Graaf. Proses ini dikenal dengan fase
Follikularis. Folikel ini merupakan bagian terpenting dari ovarium dan dapat
dilihat di korteks ovarii dalam letak yang beraneka ragam dan pula dalam tingkat –
tingkat perkembangan dari satu sel telur dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel saja
sampai menjadi folikel de Graaf yang matang terisi dengan likour folikuli,
mengandung estrogen, dan siap untuk berovulasi.
Fase follikularis ini berlanjut dengan fase proliferasi pada endometrium.
Dimana dinding endometrium yang meluruh pada saat fase menstruasi akan
kembali terbentuk. Proses yang terjadi pada fase ini adalah sel-sel epitel dari dasar
kelenjar pada lapisan basalis akan berproliferasi banyak sekali dan dengan cepat
bermigrasi ke permukaan superficial mukosa untuk menutupi permukaan yang
terbuka. Hal ini terjadi karena stimulasi dari hormon estrogen yang dihasilkan oleh
sel theca pada folikel de Graaf.
Selanjutnya pada fase ovulasi, dimana pada wanita yang mempunyai siklus
seksual normal 28 hari, terjadi 14 hari sesudah terjadinya menstruasi.
Fase ovulasi awalnya terjadi karena hormon LH meningkat, disebabkan karena
hormon FSH yang yang telah menurun setelah menstimulasi folikel primer menjadi
folikel de Graaf. LH kemudian menggantikan fungsi FSH. Produksi LH yang
semakin banyak akan membuat folikel menjadi pecah dan ovum, yang ditutupi oleh
lapisan sel granulanya, akan keluar dari folikel.
Ovum yang terlepas tadi akan diterima oleh sebuah mikrofilamen yang berasal
dari sel fimbrial tuba fallopi. Ovum kemudian akan disalurkan oleh kontraksi dari
otot ritmik tuba fallopi ke dalam lumennya. Ovum yang dari tuba fallopi akan
masuk ke dalam ovarium untuk mengalami pematangan. Setelah matang, akan
disalurkan ke uterus melalui tuba fallopi. Dalam perjalannya ovum dapat saja
bertemu dengan sperma dan mengalami fertilisasi.
Fertilisasi terjadi pada saat materi genetic dari sperma bergabung dengan materi
genetic ovum untuk membentuk telur yang matang, atau zigot, yang akan menjadi
sel pertama dari individu baru yang akan lahir nanti. Sebelum fertilisasi oosit yang
disalurkan dari ovarium ke uterus, jika tidak menemui sperma dalam waktu paling
lama 24 jam, maka oosit akan meluruh di endometrium.

4
Folikel yang pecah tadi nantinya akan membentuk suatu badan yaitu korpus
rubrum. Perkembangan dari korpus rubrum ini akan membentuk corpus luteum jika
terjadi fertilisasi pada endometrium dan akan membentuk korpus albikans jika tidak
terjadi pembuahan pada oosit.
Proses terbentuknya corpus luteum disebut dengan fase luteal. Korpus luteum
ini akan memproduksi hormon progesteron yang berperan dalam pemberian
makanan pada endometrium sehingga ketebalannya dapat terjaga. Proses ini dikenal
dengan fase sekresi dari endometrium. Jadi jika yang terjadi sebaliknya yaitu
terbentuk korpus albikans, maka hormon progesterone tidak akan terbentuk dan
dinding endometrium tidak akan terjaga lagi ketebalannya. Hal ini menyebabkan
dinding endometrium pada dua lapisan luarnya akan meluruh dan terjadilah fase
menstruasi.
Umumnya embrio hasil implantasi ini mengambil makanannya dari sel-sel pada
dinding endometriumnya. Akan tetapi, setelah bulan kedua kehamilan, terbentuklah
plasenta yang menyediakan nutrien dan oksigen bagi embrio dan sebagai saluran
keluar hasil metabolisme dari embrio. Selain itu, plasenta juga berfungsi dalam
mensekresi HCG (Human Corionic Gonadotropin) yang digunakan untuk
mempertahankan corpus luteum sehingga progesteron dan estrogen tetap
terproduksi. Juga untuk merangsang sel intertisiel laydig yang ada dalam alat
kelamin jantan. luteum jika terjadi fertilisasi pada endometrium dan akan
membentuk korpus albikans jika tidak terjadi pembuahan pada oosit.
Proses terbentuknya corpus luteum disebut dengan fase luteal. Korpus luteum
ini akan memproduksi hormon progesteron yang berperan dalam pemberian
makanan pada endometrium sehingga ketebalannya dapat terjaga. Proses ini dikenal
dengan fase sekresi dari endometrium. Jadi jika yang terjadi sebaliknya yaitu
terbentuk korpus albikans, maka hormon progesterone tidak akan terbentuk dan
dinding endometrium tidak akan terjaga lagi ketebalannya. Hal ini menyebabkan
dinding endometrium pada dua lapisan luarnya akan meluruh dan terjadilah fase
menstruasi.
Umumnya embrio hasil implantasi ini mengambil makanannya dari sel-sel pada
dinding endometriumnya. Akan tetapi, setelah bulan kedua kehamilan, terbentuklah
plasenta yang menyediakan nutrien dan oksigen bagi embrio dan sebagai saluran
keluar hasil metabolisme dari embrio. Selain itu, plasenta juga berfungsi dalam
mensekresi HCG (Human Corionic Gonadotropin) yang digunakan untuk

5
mempertahankan corpus luteum sehingga progesteron dan estrogen tetap
terproduksi. Juga untuk merangsang sel intertisiel laydig yang ada dalam alat
kelamin jantan.

PERTUMBUHAN TELUR
Waktu sel telur bertemu dengan spermatozoa mungkin beberapa spermatozoa
masuk dalam corona radiata, tapi hanya satu diantara nya dapat memasuki seltelur.
Setelah sel telur kemasukan spermatozoon terjadilah perubahan-perubahan
pada permukaan sel telur hingga tak dapat dimasuki spermatozoa yang lain.
Inti sel mani dan inti sel telur bersatu, kromosom dari kedua inti bercampur
hingga telur mempunyai 46 kromosom lagi.
Selanjutnya masing-masing kromosom membelah diri hingga terjadi 2 pasang
dari 46 kromosom.
Pvum yang telah di buahi mengalami prose segmentasi secara hingga terjadi
blastomer.
Kemudian terjadi pembagian sel hingga telur sekarang terdiri dari 2 buah sel.
Masing-masing sel ini membagi diri hingga terjadi 4, 8, 16, 32, sel dan
seterusnya.

III. Perkembangan Janin


Pertumbuhan dan perkembangan janin dimulai sejak terjadinya konsepsi.
Kehamilan akan berlangsung selama 280 hari atau 10 bulan atau 40 minggu terhitung
dari hari pertama haid terakhir. Perubahan-perubahan dan organogenesis terjadi pada
berbagaiperiode kehamilan.

Pertumbuhan hasil konsepsi dibedakan menjadi 3 tahapan penting yaitu: tingkat


ovum(telur) umur 0-2 minggu, dimana hasil konsepsi belum tampak terbentuk dalam
pertumbuhan; embrio (mudigah) antara umur 3-5 minggu dan sudah tampak rancangan
bentuk alat-alat tubuh; janin (fetus) di atas usia 5 minggu dan sudah berbentuk manusia.

Perubahan-perubahan dan organogenesis pada periode kehamilan. (Sulistyawati, A.


2009)

6
Bulan ke-0
Sperma membuahi ovum, membelah, masuk di uterus dan menempel pada hari ke-11

Gambar 1. Zigot

Minggu ke-4 / Bulan ke-1


Bagian tubuh embrio yang pertama muncul akan menjadi tulang belakang, otak, dan
saraf tulang belakang. Jantung, sirkulasi darah dan pencernaan juga sudah terbentuk.

Gambar 2. Janin 4 minggu

Minggu ke-8 / Bulan ke-2


Panjang janin 250 mm. Jantung mulai memompa darah. Raut muka dan bagian utama
otak dapat terlihat. Terbentuk telinga, tulang dan otot di bawah kulit yang tipis.

7
Gambar 3. Janin 8 minggu

Minggu ke-12 / Bulan ke-3


Panjang janin 7-9 cm. Tinggi rahim di atas simpisis (tulang kemaluan).
Embrio menjadijanin. Denyut jantung terlihat pada USG. Mulai ada gerakan. Sudah
ada pusat tulang, kuku, ginjal mulai memproduksi urin.

Gambar 4. Janin 12 minggu

Minggu ke-16 / Bulan ke-4


Panjang janin 10-17 cm. Berat janin 100 gram. Tinggi rahim setengah atas simpisis – pubis. Sistem
muskuloskeletal sudah matang, sistem saraf mulai melakukan kontrol. Pembuluh darah berkembang

8
cepat. Tangan janin dapat menggenggam. Kaki menendang aktif. Pankreas memproduksi insulin.
Kelamin luar sudah dapat ditentukan jenisnya.

Gambar 5. Janin 16 minggu

Minggu ke-20 / Bulan ke-5


Panjang janin 18-27 cm. Berat janin 300 gram. Tinggi rahim setinggi pusat. Verniks melindungi
tubuh. Lanugo menutupi tubuh dan menjaga minyak pada kulit. Terbentuk alis, bulu mata, dan
rambut. Janin membuat jadwal teratur tidur, menelan dan menendang.

Gambar 6. Janin 20 minggu

9
Minggu ke-24 / Bulan ke-6
Panjang janin 28-34 cm. Berat rahim 600 gram. Tinggi rahim di atas pusat. Kerangka berkembang
cepat. Berkembangnya sistem pernafasan.

Gambar 7. Janin 24 minggu

Minggu ke-28 / Bulan ke-7


Panjang janin 35-38 cm. Berat rahim 1000 gram. Tinggi rahim antara pertengahan pusat –prosessus
xifodeus. Janin bisa bernafas, menelan dan mengatur suhu. Terbentuk surfaktan dalam paru-paru.
Mata mulai membuka dan menutup. Bentuk janin dua pertiga bentuk saat lahir.

Gambar 8. Janin 28 minggu

Minggu ke-32 / Bulan ke-8


Panjang janin 42,5 cm. Berat rahim 1700 gram. Tinggi rahim dua pertiga di atas pusat. Simpanan
lemak berkembang di bawah kulit. Janin mulai menyimpan zat besi, kalsium dan fosfor. Kulit merah
dan gerak aktif.

10
Gambar 9. Janin 32 minggu

Minggu ke-36 / Bulan ke-9


Panjang janin 46 cm. Berat rahim 2500 gram. Tinggi rahim setinggi prosessus xifodeus. Kulit penuh
lemak, organ sudah sempurna.

Gambar 10. Janin 36 minggu

Minggu ke-40 / Bulan ke-10


Panjang janin 50 cm. Berat rahim 3000 gram. Tinggi rahim dua jari bawah prossesus xifodeus.
Kepala janin masuk PAP (pintu atas panggul), kuku panjang, testis telah turun. Kulit halus hampir
tidak ada lanugo.

11
Gambar 11. Janin 40 minggu

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan sel sperma hingga
terjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari
dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu,
karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan telur), yang
terjadi dua minggu setelahnya.
Pertumbuhan hasil konsepsi dibedakan menjadi 3 tahapan penting yaitu: tingkat
ovum(telur) umur 0-2 minggu, dimana hasil konsepsi belum tampak terbentuk dalam
pertumbuhan; embrio (mudigah) antara umur 3-5 minggu dan sudah tampak rancangan bentuk
alat-alat tubuh; janin (fetus) di atas usia 5 minggu dan sudah berbentuk manusia.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini, hendaknya akan dapat menambah wawasan pembaca
tentang proses kehamilan yang terjadi pada manusia

13
DAFTAR PUSTAKA

Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba


Medika

Nugroho dan utama, 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita. Bandung: Nuha
Medika

Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC.

https://www.kebidanan.org/pertumbuhan-dan-perkembangan-janin-dalam-kandungan

Opsistetri fisiologi.1983. Bandung : Eleman Medika

14

Anda mungkin juga menyukai