Anda di halaman 1dari 4

Hujan dan kenangan

Aku suka hujan. Aku mulai menyukainya dari kecil hingga saat ini. Bagiku
hujan mendatangkan kedamaian dan ketenangan. Setiap tetesannya selalu
mengundang kerinduan yang membuat aku menjadi sedih. Tapi, aku juga
menemukan banyak kebahagian saat hujan, bagiku hujan itu romantis dia bisa
menghiburku dengan rintik-rintiknya yang merdu.
Hujan telah menyimpan banyak kenangan indah dalam
hidupku.Kenangan saat aku masih SD hingga aku menjadi siswi SMA. Umurku
sekarang Tujuh Belas tahun dan aku menduduki kelas dua belas. Aku
bersekolah di SMAN 1 Merapi Barat, telah banyak kenangan yang aku rasakan
selama bersekolah disini. Dan kenangan itu tidak dapat terulang kembali. Masa
SMA ku tidak akan lama lagi karena sebentar lagi aku kan lulus dan
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi, sekarang hanya menghitung
bulan. Aku berharap apa yang telah aku lalui selama ini tidak akan terlupakan.
Dulu waktu pertama kali memakai seragam putih abu-abu, aku sangat
merasa bahagia karena aku telah menjadi anak SMA. Kata orang masa paling
indah itu adalah masa-masa SMA dan itu memang benar disinilah aku mulai
menemukan arti dari persahabatan dan juga mengenal yang namanya cinta.
Setelah beberapa bulan bersekolah di SMAN 1 Merapi Barat, aku mulai
mengagumi seseorang. Dia adalah kakak kelasku sendiri, pertama kali aku
melihatnya entah kenapa rasa kagum itu muncul tiba-tiba dan tanpa aku sadari
rasa ini kian menjadi kuat hingga aku yakin kalau ini adalah cinta dan mungkin
ini adalah cinta pertamaku, dan semenjak saat itu aku mulai mencintainya
dalam diam.
Pagi ini hujan deras sekali. Untungnya aku telah sampai di sekolahku, di
sekeliling kelas masih sangat sepi tampaknya aku menjadi orang pertama yang
datang di kelas dua belas ipa satu. Setelah aku rebahkan tas ku di tempat
duduk ku akhirnya aku keluar kelas dan memandangi air hujan yang turun
sangat deras, aku sangat menikmati suasana ini walaupun dalam kesendirian.
Sebenarnya aku tidak sendiri karena hujan ada untuk menemaniku, akhirnya
hal yang tidak aku harapkan itu datang dengan tiba-tiba, entah kenapa
langsung terlintas di pikiranku tentang kejadian satu tahun yang lalu
bertepatan pada hari yang sama dan waktu yang sama yaitu Sabtu pagi.
Kenangan itu terjadi dengan suasana seperti sekarang ini yaitu saat hujan
deras dan kenangan itu masih tersimpan rapat di benakku. Saat aku
mencintainya dan harus melupakannya karena-Nya. Masih teringat jelas
kejadian itu, saat aku, syahni dan dia berada di perpustakaan.
Saat itu hujan deras dan membuat kelasku banjir akhirnya tidak belajar
dan semua siswa bebas melakukan aktivitas mereka. Aku pun memilih untuk
menghabiskan jam kosong itu untuk membaca buku di Perpustakaan bersama
syahni sahabatku.
“syah gimana kalau kita baca buku di perpustakaan. Dari pada di kelas nggak
ada kerjaan.”tawarku ringan.
“boleh, lagian bosan di kelas”ujarnya
“ya udah, yuk”
Setelah sampai di perpustakaan aku dan syahni mulai mencari buku yang ingin
kami baca. dan kami pun duduk di kursi yang berada disudut perpustakaan.
Ntah kenapa aku langsung beranjak dari kursi yang aku duduki dan aku
mendekati jendela perpustakaan yang tertutup rapat. Tiba-tiba aku melamun
sambil memandangi air hujan yang bertambah deras. Namun, lamunan ku
buyar saat aku tidak sengaja melihat dia yang tengah duduk di depan kelasnya,
aku pun langsung menunduk untuk tidak melihatnya. Tapi, hati ini seakan-akan
berbisik dan berkata”ya allah, andai dia ada disini, andai kami bisa dekat dan
berbagi cerita. Tapi itu semua tidak mungkin, untuk apa dia kesini lagian hujan
pasti dia malas untuk ke perpustakaaan”. Setelah melontarkan kata-kata itu
aku langsung pergi dan kembali ketempat semula. Syahni yang masih fokus
membaca buku cerita rakyat. Tidak menyadari gerak-gerikku, aku pun senggan
untuk mengganggunya. Sepuluh menit telah berlalu, aku dan syahni masih
hanyut dalam buku yang kami baca tanpa memperdulikan satu sama lain. Tiba
–tiba mata ini langsung bergerak mengarah pintu perpustakaan dan tersontak
aku kaget, tubuhku langsung dingin dan jantungku berdetak lebih kencang dari
sebelumnya, terlihat sosok lelaki yang datang dari pintu perpustakaan dan itu
tidak lain adalah dia. Dia yang aku harapkan datang dengan sendirinya, betapa
senang aku saat itu. “ya allah, aku tidak menyangka dia akan kesini.
Terimakasih telah mengabulkan doa ku”ucap ku dalam hati.
Kejadian satu tahun silam itu tidak akan terlupakan karena setelah
kejadian itu, aku pun merasa kalau Allah mengizinkan aku untuk mencintainya.
Dan setiap hujan aku pasti akan teringat kejadian itu dan semua itu telah
menjadi kenangan dalam hidupku.
Dulu waktu kelas sepuluh, aku selalu menjalani hari-hari di sekolah
dengan penuh keceriaaan semua itu karena dia. Aku seperti mempunyai
semangat saat di sekolah dan semangat itu adalah dia. Dia,dia dan dia itulah
yang ada di pikiranku dulu. Saat aku melihatnya aku merasa bahagia, aku tidak
tahu kenapa aku mencintainya. Aku merasa bahagia dengan semua ini
walaupun cinta ini terpendam. Aku selalu berharap Allah akan mendekatkan
kami. Sampai akhirnya harapan itu terkabul dan aku mengenalnya hingga kami
menjadi akrab dengan sebutan kakak adik. Saat itu aku merasa sangat bahagia.
Hubungan kakak adik kami pun berjalan dengan baik. Harapan baru pun
muncul, aku berharap hubungan kami lebih dari sekedar kakak adik. Tapi,
semua tidak sesuai harapanku ternyata dia tidak pernah peka terhadap
perasaanku. Aku pun mencoba untuk sabar dan menunggu. Sampai akhirnya
pada kelas sebelas dia peka dan ingin menjadikan aku pacarnya. Tetapi aku
bingung harus bagaimana disaat dia telah mencintaiku, ntah kenapa aku malah
berubah pikiran. Aku pikir bagaimana jika nanti kami tidak berjodoh dan apa
arti sebuah hubungan yang belum pasti ini. Dan aku pun sadar kalau di dalam
islam dilarang yang namanya pacaran. Hingga akhirnya aku berpikir untuk apa
menjalin hubungan dengan orang yang belum pasti menjadi jodohku.
Semenjak saat itu aku mulai menjauhinya dan jika tidak sengaja bertemu
dirinya aku selalu menghindar. Aku masih ingat pada saat aku menghindar
darinya, waktu itu juga hujan tetapi tidak sederas ini tepat saat bel pulang
berbunyi aku tidak sengaja berpapasan dengannya , aku menunduk lalu
mengalihkan pandangan ke arah lain seolah-olah tidak melihatnya. Dan dia
meyapaku
”assalamualaikum dik ”
”walaikumsalam”jawabku singkat.
“pulang bareng yuk”tawarnya ringan.
“em, maaf ya kak, kayaknya nggak bisa deh soalnya aku udah ada janji sama
syahni buat ngerjain pr bareng hari ini”jelasku.
“ya, nggak apa-apa kok”jawabnya.
“ya udah aku duluan ya kak, assalamualaikum”. Aku pun langsung pergi tanpa
menunggu jawaban salam darinya, “maaf kak, bukannya aku bermaksud
mempermainkan perasaan kakak. Tapi, aku tidak ingin melakukan kesalahan
lagi, aku tahu kalau aku mencintai kakak. Tapi, aku bingung dengan semuanya.
Mungkin lebih baik aku menjauh dari kakak ”kata ku dalam hati. Setelah saat
itu aku merasa ada kecanggungan di antara kami. Mungkin saat ini benar,
menjauhinya adalah yang terbaik. Walaupun aku menjauhinya aku tetap saja
memikirkannya,bagiku saat itu menjauhinya bukan berarti tidak mencintainya
lagi atau bahkan melupakannya. Rasa cinta itu masih tersimpan rapat di hatiku.
Namun sekarang, Rasa cinta itu kian memudar seiring berjalannya
waktu, ntah kenapa itu terjadi aku tidak mengerti dengan perasaanku sendiri.
Kini semua telah berubah, aku yang sekarang berbeda dengan aku yang dulu.
Sekarang aku sibuk dengan tugas-tugas sekolahku, dan ingin mempersiapkan
diri untuk mengahadapi ujian nasional nanti. Bagiku yang penting saat ini fokus
untuk memikirkan masa depanku.
Memang benar kata orang, masa paling indah itu adalah masa SMA.
Seperti Masa-masa kelas sepuluh dan sebelas yang telah aku lalui dengan
banyak pengalaman, kini biarlah masa-masa itu berlalu dan menjadi sebuah
kenangan indah dalam hidupku. Dan kini aku sadar cinta itu tidak harus
memiliki, aku pun tahu kalau di dalam islam dilarang pacaran, seharusnya dari
dulu aku sadar bahwa cinta itu hanya milik allah dan harusnya aku tidak
menaruh sebuah harapan kepada hamba-Nya hingga aku membuat seseorang
hamba-Nya bingung. Mungkin cukup doa saja yang aku lakukan saat ini. Selain
dari itu aku pasrahkan semuanya pada Allah, dan aku ingin lebih dekat pada-
Nya. Jika dia adalah jodohku pasti suatu saat nanti allah akan mempersatukan
kami. Demi kebaikan aku dan dia, aku memutuskan untuk melupakannya dan
tetap mencintainya dalam diam.Mungkin jatuh cinta tidak pernah salah tapi,
akan lebih baik cinta itu di simpan sampai Allah menempatkan cinta ini pada
orang yang pantas mendapatkannya.

Anda mungkin juga menyukai