Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sehubungan hal diatas maka dipandang perlu untuk menyiapkan Sumber

Daya Manuasia (SDM) yang bekualitas yang melahirkan tenaga atau pekerja yang

professional dan memiliki kompentensi di bidang Minyak dan Gas Bumi………

1.2. Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan

1.2.1. Tujuan

1. Mempelajari alur proses produksi di PT. Geodipa Energi Unit Dieng

2. Mengetahui cara dan langkah-langkah perawatan berbagai komponen yang ada

pada system PLTP di PT. Geodipa Unit Dieng

3. Mempelajari proses kinerja Turbin Uap

4. Menghitung efisiensi Turbin Uap Double Flow

1.2.2. Manfaat

1. Mengetahui tentang proses Produksi listrik di PT. Geodipa Energi Unit Dieng

2. Mengetahui proses kinerja Turbin Uap Double Flow

3. Mendapatkan hasil analisa yang bisa digunakan sebagai dasar meningkatkan

efisiensi Turbin Uap

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Waktu dan tempat pelaksanaan kerja praktek adalah sebagai berikut :

 Tempat : PT.Geodipa Energi Unit Dieng , Jl. Dieng RT. 01 / RW. 01, Sikunang,

Banjarnegara, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah 56354

 Waktu : 7 Januari 2019 – 5 Maret 2019


1.4. Pembatasan Masalah

Dalam penyusunan laporan praktek kerja ini, pembahasan hanya dibatasi

pada masalah bagian peningkatan efisiensi Turbin Uap Double Flow

1.5. Metode Pengumpulan Data

Selama kerja praktek, metode yang digunakan dalam pengumpulan data

adalah sebagai berikut :

1.5.1. Observasi

Data diperoleh dengan mengadakan pengamatan langsung ke lapangan

dengan bimbingan mentor/pembimbing kerja praktek, teknisi ataupun supervisor

beserta bagian yang terkait dalam proses produksi untuk memperoleh data.

1.5.2. Diskusi

Penulis melakukan diskusi langsung dengan mentor maupun dengan

pihak-pihak yang terkait dengan bidang yang penulis pelajari, agar diperoleh data

yang diperlukan.

1.5.3. Studi Literatur

Dengan metode ini, penulis mendapatkan data melalui beberapa buku

referensi, manual book, dan dokumen standar kerja mengenai proses produksi.

1.6. Sistematika Penulisan Laporan

Laporan kerja praktek ini dibagi menjadi lima bab yang saling berhubungan

satu sama lain. Adapun sistematika penulisan laporan kerja praktek ini adalah

sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN

Pembahasan mengenai latar belakang, waktu dan tempat kerja praktek, tujuan

dan manfaat kerja praktek, batasan masalah, metodologi pengumpulan data dan

sistematika penulisan laporan.

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Penjelasan mengenai profil PT. Geodipa Energi Unit dieng secara umum.

Mulai dari sejarah, visi-misi, struktur organisasi, lokasi, jam kerja, kesalamatan

kerja, dan prosepek perusahaan.

BAB III PROSES PRODUKSI PT. GEODIPA ENERGI UNIT DIENG

Membahas mengenai proses produksi listrik di PT. Geodipa Energi Unit

Dieng yang secara garis besar dari well head sampai ke generator yang

menghasilkan listrik disertai penjelasan tiap alat yang digunakan.

BAB IV ANALISA EFISIENSI TURBIN UAP ANSALDO DOUBLE FLOW

PADA SISTEM PLTP PT GEODIPA ENERGI UNIT DIENG

Berisi tentang uraian mengenai Analisis Efisiensi Turbin Uap Double Flow

Pada Sistem PLTP PT Geodipa Energi Unit Dieng.

BAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran mengenai pokok-pokok penting yang diperoleh

selama kerja praktek di PT. Geodipa Energi Unit Dieng.


BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Dataran tinggi Dieng dengan ketinggian 2093 mdpl merupakan salah satu dari

jalur vulkanik. Pada tahun 1964 sampai 1965 UNESCO mengidentifikasi wilayah

Dataran Tinggi Dieng dan menetapkan bahwa Dieng sebagai salah satu prospek

panas bumi yang menjanjikan di Indonesia. Penetapan tersebut ditindak lanjuti

oleh United State Geological Survey (USGS) dengan melakukan survei geofisika

dan pengeboran 6 sumur dangkal dengan kedalaman maksimal 150 meter dan

temperatur 92°C sampai 173°C pada tahun 1973.

a. Pertamina

Melalui Surat Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.

491/KPTS/M/Pertamb/1974, Dieng ditetapkan sebagai wilayah kerja VI panas

bumi bagi Pertamina, meliputi areal seluas 107.361,995 hektar. Penyelidikan

Geologi, Geokimia dan Geofisika serta pengeboran berhasil diselesaikan oleh

Pertamina. Pada tahun 1976 - 1994 Pertamina telah menyelesaikan 27 sumur uji

produksi (21 sumur di Sikidang, 3 sumur di Sieri dan 3 sumur di Pakuwaja).

Selama tahun 1981 – 1993 Pertamina menghasilkan listrik dengan

mengoperasikan Power Plant unit kecil berkapasitas 2 MW.

b. Himpurna California Energi (HCE)

HCE merupakan perusahaan gabungan antara Himpurna Enersindo Abadi

sebagai pemegang saham minoritas (10%) dengan California Energi Ltd (90%)

sebagai patner asing. Sejak tahun 1995 – 1996 HCE melakukan berbagai kegiatan

pengeboran sehingga menghasilkan 194 MW.


HCE terus melakukan berbagai kegiatan yaitu dengan membangun jaringan

pipa uap, separator, brine system dan gathering system serta membangun pusat

pembangkit listrik tenaga panas bumi unit I dengan kapasitas terpasang 60 MW.

Akibat adanya sengketa antara HCE dengan PT. PLN (Persero) serta

dikeluarkannya Surat Keputusan Presiden No. 39 tahun 1997 dan Surat Keputusan

Presiden No. 3 tahun 1998, maka pada tahun 1998 California Energi Ltd

menggugat PT. PLN (persero) melalui Mahkamah Arbitrasi Internasional dan

gugatan terjadi pada tahun 2000 yang dimenangkan oleh HCE.

c. Overseas Private Investment Cooperation (OPIC)

Setelah sengketa HCE selesai, perusahaan dipegang oleh OPIC sebagai

pemilik saham mayoritas. Selanjutnya OPIC melakukan kerjasama dengan

Pertamina yang direncanakan selama 2 tahun (2000 – 2002), kerjasama tersebut

dalam hal melakukan perawatan dan pemeliharaan fasilitas aset yang ditinggalkan

HCE. Namun pada tanggal 27 Agustus 2001 pemerintah RI dan OPIC

menandatangani Final Agreement yang menyatakan kepemilikan saham mayoritas

berpindah dari OPIC ke pemerintah RI dibawah Departemen Keuangan Negara,

selanjutnya pada tanggal 24 Desember 2001 Menteri Keuangan RI menunjuk PT.

PLN (Persero) untuk menerima dan mengelola aset - aset Negara di wilayah

Dieng Patuha.

d. Geo Dipa Energi

Melalui Surat Perjanjian Kerjasama antara PT. PLN dengan Pertamina maka

pada tanggal 14 September 2001 dibentuk Badan Pengelola Dieng Patuha (BPDP)

yang bertugas melakukan persiapan dan pelaksanaan rekomisioning PLTP Unit I

60 MW Dieng, serta merawat aset–aset Dieng Patuha. Dalam masa


rekomisioning, semua peralatan yang ditinggalkan HCE dilakukan perbaikan –

perbaikan serta pembuatan ruang peredam (rockmuffler). Setelah melakukan

berbagai pembenahan, akhirnya pada tanggal 8 Agustus 2002 PT. Geo Dipa

Energi resmi didirikan di Dieng dan mengoperasikan 7 buah sumur produksi

dengan kapasitas 60 MW yang terinterkoneksikan ke jaringan Jawa Madura Bali

(Jamali).

Gambar 2.1 Logo PT Geo Dipa Energi

Visi dan Misi Perusahaan

Visi :

Menjadi perusahaan energi geothermal yang handal dan terpercaya melalui

insan Geo Dipa, keunggulan operasional dan pertumbuhan yang

berkesinambungan.

Misi :

a) Fokus pada pertumbuhan perusahaan yang cepat dan berkesinambungan

dalam mencapai tujuan bisnis.

b) Mengoptimalkan produktifitas melalui operasional yang unggul dan Total

Quality Management.

c) Menyediakan lingkungan yang terbaik untuk berprestasi sebagai profesional

dan menjadi insan Geo Dipa yang unggul.

d) Turut mendukung program pemerintah dalam penyediaan listrik panas bumi

yang aman dan ramah lingkungan.


Dalam melaksanakan misi perusahaan, seluruh insan PT. Geo Dipa Energi selalu

berpegang teguh kepada Tata Nilai Unggulan sebgai berikut:

Learning – Integrity - Goal Oriented – Honour – Teamwork ( LIGHT )

 Learning – Kami melakukan pembelajaran dan inovasi secara

berkesinambungan untuk memberi nilai tambah bagi pelanggan dan pemegang

kepentingan.

 Berani berubah

 Berani mengambil resiko

 Perbaikan berkesinambungan

 Berpikir di luar kebiasaan

 Integrity – Kami harus bersikap jujur dan terpercaya dalam segala pemikiran,

perkataan dan tindakan.

 Dapat dipercaya dan diandalkan

 Bekerja dengan etos kerja

 Kepentingan perusahaan di atas kepentingan pribadi

 Memberikan umpan balik yang jujur dan terbuka

 Goal Oriented – Kami berkomitmen untuk mencapai keunggulan dalam segala

hal yang kami lakukan dan bersikap penuh semangat untuk mencapai hasil

yang melebihi harapan.

 Orientasi terhadap hasil

 Penuh inisiatif dan proaktif

 Memiliki Sense Of Urgency

 Mendorong diri untuk selalu melebihi yang diharapkan


 Honour - Kami bertekad untuk dikagumi atas kinerja berkelas dunia melalui

Profesionalisme dan sikap saling menghormati.

 Menjadi role model

 Menjalankan apa yang dikatakan

 Memegang teguh komitmen

 Bertanggung jawab

 Teamwork – Kami percaya akan kekuatan Sinergi dan Komunikasi untuk

membangun tim yang unggul.

 Kolaborasi antar departemen

 Peduli dan berempati

 Rasa memiliki yang kuat

 Persatuan yang kuat

2.2. Lokasi Perusahaan

Lokasi PT Geo Dipa Energi terletak di daerah Dataran Tinggi Dieng. Selain

Sebagai lokasi perusahaan, Dataran Tinggi Dieng juga dikenal sebagai lokasi

objek wisata karena dilokasi tersebut banyak terdapat penggalan sejarah seperti

kompleks bangunan candi dan telaga. Temperatur di Dataran Tinggi Dieng kurang

lebih 20°C dengan ketinggian 2000 – 2100 mdpl.

PT Geo Dipa Energi mempunyai beberapa titik sumur (pad) yang terletak

saling berjauhan, sehingga dapat dikatakan perusahaan ini tidak mempunyai luas

area yang sesungguhnya. Pada setiap sumur (pad) tersebut diberi kode sebagai

berikut :
1. Wilayah Hulu

 Pad 7

Terdapat 3 buah sumur produksi yaitu HCE-7A, HCE-7B, HCE-7C, berada

pada ketinggian 1909,5 mdpl.

 Pad 9

Terdapat sumur produksi HCE-9B, dan DNG-9, berada pada ketinggian 2028,6

mdpl.

 Pad 28

Terdapat 2 buah sumur produksi yaitu HCE-28A , dan HCE-28B, berada pada

ketinggian 2076,3 mdpl.

 Pad 31

Hanya terdapat 1 buah sumur produksi.

2. Wilayah Hilir

 Pad 14

Terdapat sumur DNG-14 dan DNG-13.

 Pad 5

Terdapat sumur HCE-5A, DNG-15, dan DNG-5 sebagai sumur injeksi.

 Power Plant

Merupakan lokasi pembangkit tenaga listrik dari tenaga panas bumi yang

dihasilkan dari hasil penyaringan uap panas dimana listrik yang dihasilkan

mencapai 60 MW.
2.3. Struktur Organisasi

Operasional PLTP oleh PT. Geo Dipa Energi di Dieng didukung dengan

sistem organisasi yang dipimpin oleh seorang General Manager (GM) dan dibantu

HSE & Public Relation Superintendant dan Procurement Superintendant dan

membawahi empat divisi yaitu: Steam Field Manager, Power Plant Manager,

Engineering Manager, HC & Finance Manager. Gambar berikut memperlihatkan

struktur organisasi PLTP Dieng tempat pelaksanaan KP.

Gambar 2.2 Struktur Organisasi General Manager


Gambar 2.3 Struktur Organisasi Steam Field

Gambar 2.4 Struktur Organisasi Maintenance


Gambar 2.4 Struktur Organisasi Power Plant

2.4. Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja merupakan hal yang sangat diperhatikan dalam perusahaan

ini, disamping untuk menjamin keselamatan setiap karyawan yang bekerja

didalamnya serta untuk melindungi aset – aset perusahaan lainnya. Untuk itu

beberapa perlengkapan pendukung yang digunakan diantaranya:

Alat Pelindung diri

1. Baju kerja (wearpack), berfungsi untuk melindungi tubuh pada waktu

bekerja.

2. Helm kerja (Safety Helm), berfungsi untuk melindungi kepala pada waktu

bekerja dilapangan.

3. Sarung tangan, berfungsi untuk melindungi tangan dari benda–benda tajam

dan kotoran.

4. Sepatu Kerja (safety shoes), berfungsi untuk melindungi kaki dari benda-

benda keras yang ada dilokasi pabrik.


5. Masker, berfungsi untuk mengurangi sistem pernfasan dari gas-gas beracun

yang ada pada lingkungan sistem pembangkit.

6. Earplugs, berfungsi untuk mengurangi kebisingan yang ada pada kawasan

pembangkit.

Alat pada pekerjaan khusus

1. Gas detektor, digunakan untuk mengetahui apabila terjadi kebocoran gas.

2. SCBA (self circuit breathing apparatus), merupakan alat bantu pernafasan.

3. Fan/Blower

4. Kacamata las, biasanya digunakan untuk pengerjaan pengelasan dan

pekerjaan yang berhubungan dengan serbuk.

5. Sabuk Pengaman

2.5. Jam Kerja Perusahaan

PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng mempunyai jam kerja karyawan selama 5

hari kerja, mulai dari hari Senin sampai dengan hari Jumat dengan waktu kerja 40

jam/minggu atau 8 jam/hari dengan perincian jam kerja sebagai berikut:

Hari Senin : 08.00 – 17.00

Jam Istirahat : 12.00 – 13.00

Hari Selasa – Kamis : 07.30 – 17.00

Jam Istirahat : 12.00 – 13.00

Hari Jumat : 07.30 – 15.30

Jam Istirahat : 11.30 – 12.30


Ketentuan kerja shift di PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng adalah:

Shift Pagi : 07.30 – 15.30

Shift Siang : 15.30 – 23.30

Shift Malam : 23.30 – 07.30

2.6. Prospek Perusahaan

Saat ini kapasitas produksi PT. Geo Dipa Energi Dieng Unit I adalah 60 MW.

Untuk mengoptimalkan potensi panas bumi yang terdapat di Dieng dan Patuha serta

menyokong kebutuhan energy di masa depan, PT. Geo Dipa Energi Dieng telah

mengembangkan prospek panas bumi Patuha Unit I (beroperasi pada 2012)

dengan kapasitas produksi 60 MW. Pengembangan terus dilaksanakan dalam

mendukung program pemerintah dalam penyediaan tenaga listrik panas bumi yang

aman dan ramah lingkungan, serta diharapkan dapat segera beroperasi untuk

menambah kapasitas produksi listrik.


BAB III

PROSES PRODUKSI

PT. GEODIPA ENERGI UNIT DIENG

PLTP Unit I Dieng mempunyai 44 sumur produksi termasuk sumur injeksi,

akan tetapi dikarenakan keterbatasan pada beberapa sumur tidak mampu lagi

menghasilkan uap maupun rusaknya reservoir, maka sumur yang dioperasikan

sebagai pemasok uap hanya 8 buah, yaitu: HCE-28A, HCE-28B, HCE- 31, HCE-

9A, HCE-9B, HCE-7A, HCE-7B dan HCE-7C dengan kapasitas produksi

terpasang 60 MW sedangkan untuk sumur injeksi sendiri PLTP Unit Dieng

mempunyai 8 buah sumur injeksi, yaitu: DNG. 10, 13, 14, 15, 17 dan HCE.5A,

17A, 33.

Rata–rata sumur produksi tersebut memiliki kedalaman sekitar 3000 m

dibawah permukaan bumi. Masing – masing sumur memiliki tekanan pada kepala

sumur yang berbeda–beda berkisar antara 400–710 psig, dan mampu

menghasilkan uap dengan kapasitas yang berbeda–beda.

Untuk dapat menggerakkan turbin penggerak generator dibutuhkan uap

yang benar–benar bersih dan memliki tingkat kelembaban serendah mungkin agar

tidak bersifat merusak untuk turbin. Karena kualitas uap yang dihasilkan oleh

sumur produksi Dieng sangat rendah maka diperlukan suatu sistem pengolahan

uap yang sangat kompleks mulai dari sumur produksi, pemisahan uap, gathering

system, sampai pembangkit tenaga.


3.1 Komponen PLTP

Komponen PLTP dapat dikelompokan menjadi 4 jenis, yaitu: komponen

produksi uap, komponen distribusi uap dan brine, komponen pembangkit tenaga

serta komponen pendukung. Komponen – komponen tersebut diuraikan secara

rinci sebagai berikut:

1. Komponen Produksi Uap

Komponen produksi uap disini adalah peralatan ataupun konstruksi yang

berkaitan dengan produksi uap dari sumber panas bumi. Peralatan dan konstruksi

tersebut antara lain :

a) Sumur Produksi (production well)

Sumur produksi adalah sumur yang menghasilkan uap panas bumi dengan

kedalaman sekitar 3000 m dibawah permukaan tanah. Sumur ini menghasilkan

uap basah yang masih mengandung air sehingga harus dipisahkan dengan

menggunakan separator.

Gambar 3.1 Well Production


b) Separator

Separator berfungsi untuk memisahkan fluida dua fasa dari sumur produksi

menjadi fasa uap dan fasa cair. Fasa uap yang terbentuk dari separator digunakan

sebagai penggerak turbin melalui gathering system. Fasa cair akan dipompakan

oleh brine injection pump untuk diinjeksikan kembali kedalam bumi. Jenis

separator yang digunakan disini adalah cyclone separator dengan tekanan kerja

berkisar 12 – 14 bar.

Gambar 3.2 Separator

c) Silencer

Silencer berfungsi untuk mengurangi tingkat kebisingan yang dihasilkan dari

proses pengolahan uap di well pad.

Gambar 3.3 Silencer


d) Balong (pond)

Balong atau pond digunakan untuk menampung brine yang keluar dari dump

valve, bay pass dan Side Valve. Cold brine dari setiap pad disalurkan ke pad 28

untuk dilakukan pemisahan dari kondensat yang terbentuk, kemudian disalurkan

ke pad 10 untuk diinjeksikan kembali.

Gambar 3.4 Balong (Pound)

e) Pipa Aliran Dua Fasa

Pipa ini berfungsi untuk mengalirkan fluida dua fasa yang berasal dari sumur

menuju separator. Pipa ini mempunyai ukuran yang bervariatif, yaitu: 12”, 16”

dan 18”.

Gambar 3.5 pipa aliran dua fasa


2. Komponen Distribusi Uap dan Brine

Komponen distribusi uap dan brine disini adalah peralatan yang berkaitan

dengan distribusi hasil dari pemisahan separator. Peralatan tersebut antara lain:

a) Injection Pump (Brine Pump)

Pompa brine berfungsi untuk mengalirkan brine hasil pemisahan dari

separator ke balong.

Gambar 3.6 Brine Pump

b) Booster Pump

Booster pump adalah pompa yang digunakan untuk menaikan tekanan brine

yang dipasang secara seri dengan brine pump. Pompa ini hanya digunakan jika

tekanan discharge dari brine pump tidak mencukupi.

Gambar 3.7 Booster Pump


c) Pipa Uap dan Brine

Pipa uap adalah pipa khusus yang digunakan untuk mengalirkan uap yang

dihasilkan dari tempat produksi uap selanjutnya dialirkan ke sistem pembangkit.

Pipa uap ini dilapisi komponen isolasi untuk mengurangi kehilangan panas yang

dapat menyebabkan penurunan tekanan yang berakibat pada terbentuknya

kondensat.

Pemsiahan fluida dalam separator menghasilkan dua jenis fluida yaitu uap dan

cair. Untuk fluida uap yang dihasilkan akan diteruskan ke proses selanjutnya.

Sedangkan fluida cair yang dihasilkan dari pemisahan separator yang disebut

sebagai brine.

Gambar 3.8 pipa uap dan brine

3. Komponen Pembangkit Tenaga

Komponen pembangkit tenaga disini adalah peralatan ataupun konstruksi yang

berkaitan dengan proses pembangkitan tenaga dari uap yang dihasilkan. Peralatan

dan konstruksi tersebut antara lain


a) Turbin

Turbin berfungsi untuk menggerakkan generator dengan menggunakan

tenaga uap dari sumur produksi yang telah diolah terlebih dahulu. Turbin yang

digunakan adalah produksi dari Ansaldo, tipe KG3 double flow 7 stage condensing

o
turbine dengan inlet temperature 210 C, inlet pressure 5 – 12 bar absolute, outlet

pressure 0,081 bar absolute.

Gambar 3.9 Turbin

b) Governor

Governor berfungsi untuk mengendalikan uap yang masuk ke turbin. Dengan

mengatur jumlah uap yang masuk turbin, putaran turbin juga dapat diatur baik

bertambah maupun berkurang. Governor terdiri dari dua komponen, pertama

untuk mengukur atau mendeteksi kecepatan, yang kedua untuk menerjemahkan

pengukuran yang dihasilkan ke dalam bentuk gerakan pada bagian output

governor untuk mengontrol peralatan yang mengatur banyaknya uap yang masuk

ke dalam turbin.
Gambar 3.10 Governor

c) Generator

Generator berfungsi untuk menghasilkan listrik dari perputaran turbin.

Generator yang digunakan mempunyai kapasitas terpasang sebesar 60 MW,

frekuensi 50-60 Hz dan kecepatan putaran 3000 rpm.

Gambar 3.11 Generator

d) Transformator

Transformator adalah alat yang digunakan untuk menaikan atau menurunkan

tegangan. Pada PLTP Unit Dieng terdapat 5 buah transformator:

1. Autotransformator 150 kV/ 15 kV dan 15 kV/ 150 kV

2. Transformator Step Down 15 kV/ 6 kV

3. Transformator Step Down 6 kV/ 250 V

4. Transformator Step Down 15 kV/380 V sebanyak 2 unit.


a. b.

Gambar 3.12 (a) Trafo Step Up (b) Trafo Step Down


e) Main Condensor

Uap yang telah digunakan untuk menggerakkan turbin dimasukkan ke dalam

kondensor. Kondensor disini berfungsi untuk mengkondenisasi uap yang telah

digunakan untuk memutar turbin.

Gambar 3.13 Main Condensor

f) Steam Ejector

Berfungsi untuk menjaga agar kondisi dikondensor tetap vacuum dengan

menghisap non condensable gas (NCG).

Gambar 3.14 Steam Ejector


g) Hot Well Pump

Pompa ini penggunaannya sangat vital pada power plant. Pompa ini

berhubungan langsung dengan Main Condensor, yaitu untuk mengalirkan

o
kondensat dengan suhu 33 C untuk didinginkan ke Cooling Tower.

Jumlah kondensat dengan volume sekitar ± 5.400.000 liter membutuhkan

pompa dengan kapasitas yang sangat besar untuk memindahkannya, apalagi suplai

uap dari turbin berjalan terus menerus sehingga menjaga agar Main Condensor

tetap vacuum (dengan ketinggian air sekitar 40% dari volume total) maka

kondensat harus dipindahkan, hal ini dilakukan karena uap yang dikondensasi

akan menambah volume kondensat. Pompa Hot Well merupakan jenis pompa

sentrifugal single stage dan merupakan jenis pompa vertical.

Gambar 3.16 Hot Well pump


h) Cooling Tower

Jenis Cooling Tower yang digunakan adalah mechanical draft cooling tower.

Pada mechanical draft cooling tower, air panas dari kondensor dispraykan pada

struktur kayu yang berlapis – lapis yang disebut dengan Fill. Pada saat melalui Fill

perpindahan panas terjadi dari air panas ke udara (dibagian atas dari cooling

tower terdapat kipas/fan). Cooling Tower yang digunakan memiliki 9 pasang

kipas.

Gambar 3.16 Cooling Tower

4. Komponen Pendukung

Komponen pendukung disini adalah peralatan ataupun konstruksi yang

berkaitan dengan proses pembangkitan tenaga dari uap yang dihasilkan. Peralatan

dan konstruksi tersebut antara lain :

a) Acid Pump

Acid pump berfungsi untuk memompakan asam kedalam pipa alir melalui hot

brine setelah separator. Asam yang digunakan yaitu asam sulfat. Asam ini

berfungsi untuk menjaga agar pH dari brine berkisar antara 4.7 – 5.2 sehingga

memperlambat terjadinya pengendapan silica di dalam pipa distribusi.


Gambar 3.17 Acid Pump

b) Seal Water Pump

Seal water pump berfungsi untuk memompakan air kedalam pipa alir yang

dipasangkan sacara seri dengan acid pump guna mengencerkan asam.

Gambar 3.18 Seal Water Pump

c) Weirbox

Weirbox berfungsi untuk mengetahui laju alir fluida produksi dan kualitas dari

fluida secara kasar. Ada 3 jenis weirbox yang sering digunakan, yaitu:

rectangular, suppressed, triangular. Jenis yang sering digunakan di Dieng Unit I

adalah jenis rectangular weirbox.

Gambar 3.19 Weirbox


d) Valve

Secara umum jenis valve yang digunakan PLTP Unit Dieng, yaitu gate valve

dan ball valve. Jenis gate valve yang digunakan adalah Master Valve, Side Valve,

Throttle. Master Valve adalah katup yang digunakan untuk menutup atau

membuka laju aliran fluida uap secara penuh pada sumur produksi. Sedangkan

Side Valve adalah katup yang digunakan untuk keperluan bleeding (membuang

gas). Selain itu pada Side Valve terdapat berbgai macam alat instrument untuk

mengukur preasure gauge dan temperature gauge untuk mengetahui kondisi

sumur. Trhottle sendiri berfungsi untuk pengatur tekanan.

(a) (b) (c)

Gambar 3.20 (a) Master Valve, (b) Side Valve dan (c) Throttle

e) By Pass Valve

By pass valve berfungsi mengalirkan fluida dua fasa langsung ke silencer untuk

mengetahui kebersihan fluida sebelum dialirkan ke separator. Fluida dianggap

bersih apabila asap yang keluar dari silencer sudah tidak mengeluarkan titik – titik

air dan brine yang keluar dari silencer sudah jernih.

Gambar 3.21 By Pass Valve


f) Block Valve

Block valve berfungsi untuk mencegah terjadinya aliran dalam pipa. Terdapat

macam – macam block valve LCV (Level Control Valve) berukuran 8”– 300”

terletak sebelum dan sesudah LCV, block valve PCV (Preasure Control Valve)

berukuran 3” – 300” yang terletak antara PCV dan separator.

Gambar 3.22 Block Valve

g) Check Valve

Check valve adalah katub yang terletak sebelum brine pump (suction brine pump)

berukuran 10” dan sesudah brine pump (discharge brine pump) berukuran 8”.

h) Pressure Control Valve (PCV)

Merupakan valve yang bekerja pada tekanan tertentu, yang membuka ketika

tekanan yang masuk pada PCV lebih besar dari tekanan yang telah diatur dan

begitu juga sebaliknya.

Gambar 3.24 Pressure Control Valve (PCV)


i) Dump Valve (DV)

Berfungsi untuk mengatur ketinggian level brine pada separator, jika aliran

brine (LCV) sudah mencapai level maksimal yang ditentukan maka valve akan

membuka secara otomatis dan brine dialirkan ke silencer.

Gambar 3.25 Dump Valve (DV)

j) Sumur Injeksi

Sumur yang dibuat untuk menginjeksikan brine dari balong di setiap pad

kembali ke dalam tanah.

Gambar 3.26 Sumur Injeksi

k) Rupture Disk

Rupture Disk berfungsi sebagai pengaman apabila terjadi kelebihan tekanan dalam

pipa alir injeksi yang terletak sebelum separator dan sesudah separator. Rupture disk

akan pecah apabila tekanan melebihi tekanan yang diatur dan fluida akan mengalir

langsung ke udara bebas sehingga pipa aman dari kerusakan.


l) Condensat Drop Pot (CDP)

CDP adalah tempat pembuangan kondensat yang dipasang di jalur transmisi pipa

untuk menjaga agar uap yang dialirkan berada dalam kualitas yang baik.

Gambar 3.28 Condensat Drop Pot (CDP)

m) Rock Muffler

Rock muffler berfungsi sebagai pengaman uap dari tekanan yang berlebihan

sebelum masuk ke power plant dan peredam kebisingan yang terjadi pada saat

pengeluaran uap.

Gambar 3.29 Rock Muffler

n) Scrubber dan Demister

Scrubber dan demister adalah peralatan yang memiliki fungsi seperti separator

yaitu sebagai pemisah akhir sebelum uap masuk turbin dan sebagai pemurni uap

(steam purifier). Dengan menggunakan scrubber dan demister diharapkan uap

yang masuk ke turbin sudah benar – benar kering dan terbebas dari partikel –

partikel yang dapat merusak sudu – sudu turbin.


(a) (b)

Gambar 3.30 (a) Scrubber dan (b) Demister

3.2 Proses Well Pad Sampai Gathering System

Steam diambil melalui sumur produksi (well production) dengan kedalaman

kurang lebih 2000 - 4000 meter dari permukaan tanah. Fluida yang keluar dari

setiap well production tersebut merupakan fluida 2 fase yaitu cair dan gas. Fluida

yang berhasil dieksploitasi kemudian dipisahkan antara fraksi uap dengan fraksi

cairnya melalui separator (vessel). Fraksi uap yang telah dipisahkan dari fraksi

cairnya kemudian keluar melalui bagian atas separator dengan tekanan 13 bar

sedangkan fraksi cair keluar melalui bagian bawah separator.

Brine keluar separator kemudian, ditambahkan asam sulfat agar pH nya terjaga

yaitu sekitar 4.7 - 5.2. pemberian acid ke dalam brine dimaksudkan untuk

meghambat pembentukan scale pada pipe injection. Setelah penambahan asam

sulfat kemudian brine diumpan ke dalam atmospheric flash tank (AFT/silencer)

agar brine yang keluar tidak menimbulkan kebisingan. Brine keluar silencer

kemudian dialirkan kedalam kanal, yang berfungsi sebagai pendingin serta untuk

mengendapkan silica yang terkandung didalam brine. Kemudian brine ditampung

didalam balong (pond) yang akhirnya brine tersebut akan diinjeksikan kembali ke

dalam perut bumi melalui well injection.


Steam keluar separator kemudian diumpan menuju power plant melalui jalur pipa

sepanjang 7,2 km. Steam sebelum masuk turbin, tekanannya diatur terlebih dahulu

agar tidak melebihi 12 atm absolut. Pengaturan tekanan dilakukan melalui rock

muffler yaitu dengan membuang steam berlebih ke lingkungan. Rock muffler adalah

sebuah bangunan berbentuk persegi seperti bak besar, berisi batu - batu yang

berfungsi meredam semburan uap. Di sepanjang jalan steam menuju power plant

terdapat condensate drop pot (CDP) yang bertujuan untuk membuang kondensat yang

terkondensasi selama perjalanan menuju turbin. Terbentuknya kondensat didalam

pipe steam dikarenakan adanya perpindahan panas dari lingkungan kedalam

sistem sehingga steam panas mengalami pengembunan (kehilangan panas). CDP

yang terpasang disepanjang pipe steam kurang lebih ada 32 buah.

C. Proses Pada Power Plant

Untuk memastikan steam masuk turbin merupakan uap kering maka steam akan

melewati scrubber untuk dipisahkan dengan fluida cairnya. Line pipe steam akan

terbagi menjadi 2 yaitu line by pass dan line ke turbin. Steam dari Line by pass akan

masuk ke intercondenser dan aftercooler yang berfungsi untuk membuat vakum main

condenser. Sedang line yang lainnya adalah line steam masuk turbin. Turbin uap yang

digunakan adalah jenis double flow dan memiliki kapasitas sebesar 60 MW dengan

putaran 3000 rpm. Kondisi steam masuk turbin adalah pada temperature ±180°C dan

tekanan 9 -10 bar. Turbin akan berputar untuk menggerakan generator dengan

daya terpasang sebesar 15 KV dan akan dinaikan dengan trafo step up menjadi

150 KV.

Steam keluar turbin kemudian akan masuk ke dalam main condenser dan akan

diembunkan. Condenser yang digunakan adalah jenis kontak langsung yaitu

dengan menspray air dingin dari cooling tower. Kondensor ini memiliki kapasitas
kondensat sebesar 8990 m3, tekanan kerja normal kondensor adalah 0,08 bar. Fluida

dari main kondensor dialirkan kedalam interkondensor dan aftercooler yang

kemudian akan dialirkan ke hot well pump untuk diumpan ke dalam cooling tower

untuk didinginkan. Fluida yang telah didinginkan kemudian digunakan sebagai

penspray di main condenser dan ejector. Sedangkan fluida overflow akan dialirkan ke

dalam auxilary water pump untuk di injeksikan ke dalam well injection.


Well Production

Separator
Brine

Uap

Rock Muffler

Scrubber & Demister

Turbin Uap

Generator

Gambar 3.31 Diagram Block Produksi Listrik

Anda mungkin juga menyukai