SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk memenuhi sebagian Syarat memperoleh gelar
Sarjana Theologi Islam (S.Th.I.)
Oleh:
RIKA RAHIM
NIM. 12530007
2016
i
ii
iii
iv
HALAMAN MOTTO
م
َجَ َٔ ٌ انهَ ِّ عَ َش
ِ ْت دََٔا ُء انّدَا ِء ثَ َزَأ ثِإِذ
َ م دَا ٍء دََٔاءٌ فَإِذَا أُصِي
ِ نِ ُك
Artinya:
"Setiap penyakit ada obatnya. Apabila ditemukan obat yang tepat untuk suatu
penyakit, maka akan sembuhlah penyakit itu dengan izin Allah 'azza wajalla"
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
I. Konsonan Tunggal
vii
ك kaf k ka
ل lam l ‘el
و mim m ‘em
ٌ nun n ‘en
ٔ waw w w
ِ ha’ h ha
ء hamzah ‘ apostrof
٘ ya Y ye
viii
V. Vokal Panjang
1 Fath}ah + alif Ditulis Ā
جبْهيخ ditulis jāhiliyyah
2 Fath}ah + ya’ mati ditulis ā
ٗتُظ ditulis tansā
3 Kasrah + ya’ mati ditulis i
كزيى ditulis karim
4 D{ammah + wawu mati ditulis ū
فزٔض ditulis furūd}
VII. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan
Apostrof
ااَتى Ditulis a’antum
اعّدّد ditulis u’iddat
نئٍ شكزتى ditulis la’in syakartum
ix
IX. Huruf Besar
Huruf besar dalam tulisan Latin digunakan sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD).
X. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat
Ditulis menurut penulisannya.
ذٖٔ انفزٔض Ditulis żawi al-furūd}
اْم انظُخ Ditulis ahl al-sunnah
x
KATA PENGANTAR
أيّب ثعّد,ٍٔانظّالو عهٗ اشزف األ َجييبء ٔانًزطهيٍ يحًّّد ٔعهٖٗ انّ ٔأصحبثّ أجًعي
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya,
terhadap karya yang sederhana ini walaupun masih jauh dari kesempurnaan.
Shalawat serta salam kami kepad Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya
dan kepada para sahabatnya serta seluruh umat sampai akhir zaman.
hadits Nabi Muhammad SAW yakni Praktek Tibbun Nabawi di Rumah Terapi
Peneliti tidak berarti apa-apa tanpa bantuan dari beberapa pihak. Mereka semua
1. Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi PhD selaku Rektor UIN Sunan kalijaga
2. Bapak Dr. Alim Roswantoro, M.A selaku Dekan fakultas Ushuluddin dan
xi
3. Bapak Dr. Abdul Mustaqim M.A selaku ketua dan Bapak Afdawaiza
4. Ibu Dr. Nurun Najwah, M.Ag sebagai pembimbing skripsi yang telah
6. Bapak dan ibu Dosen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN
7. Seluruh pihak yang terlibat dalam proses penelitian, kepada Bapak Ibnu
Alwan beserta istri saya haturkan banyak terima kasih karena sudah
xii
ABSTRAK
xiv
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
xv
BAB II. GAMBARAN UMUM TIBBUN NABAWI
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................. 89
B. Saran-saran ............................................................................. 91
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICCULUM VITAE
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1: perbedaan obat yang sudah jelas dalam al-Qur’an dengan obat
konfensional
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dari hadits Nabi Muhammad SAW. Salah satu tempat pengobatan yang
Terapi Sehati yang didirikan oleh bapak Ibnu Alwan di Balecatur, Gamping,
dengan metode tibbun nabawi, besik beliau sebagai seorang ustadz dalam
melakukan praktek pengobatan bersumber dari sebuah pelatihan yang beliau ikuti
sekitar kurang lebih lima kali pelatihan tentang tibbun nabbawi, pengobatan yang
pengobatan yaitu terapi fisik dan non fisik. Di antara yang tergolong terapi non
kepada Allah, rukyah Syar'iyah. dan yang tergolong terapi fisik seperti konsumsi
herbal, bekam, pola makan yang sehat, kiroprasi, terapi ruqyah tidak hanya
disebut sebagai terapi non fisik, taapi juga bisa dinamakan dengan terapi fisik
dengan cara rukyah yang di dahului oleh pengobatan dengan diaknosa, sedangkan
1
2
pengobatan rukyah, rukyah yang beliau lakukan tidak hanya kepada penderita
saja tetapi bisa kepada benda mati seperti rumah, atau pun kendaraan yang
Dalam prkteknya beliau tidak hanya bersumber pada hadits saja tetapi
rumah Terapi Sehati ini mempunyai visi dan misi dalam melakukan pengobatan
yang menggunakan metode ala Nabi Muhammad SAW: Visi Rumah Terapi
Sehati: “Menyehatkan Manusia dengan herbal dan pengobatan ala Nabi “Misi
Nabi Muhammad SAW (kedokteran Islam) dan pelayanan pengobatan herbal dan
Sehati menjelaskan bahwa semua gejala yang dialami manusia banyak yang
pengobatan ruqyah, terapi pengobatan yang termasuk pengobatan primer yang ada
di rumah Terapi Sehati. Pengobatan yang ada di rumah Terapi Sehati semuanya
Seluruh ayat di dalam al-Qur‟an telah dijelaskan secara global Nabi yang
Islam merupakan suatu yang penting karena didalamnya terungkap banyak tradisi
1
Zeid B. Smeer, Ulumul Hadits pengantar studi hadits Praktis (Malang: UIN-Maang Press,
2008), hlm. 10.
3
yang berkembang pada masa Rasulullah SAW. Tradisi-tradisi yang hidup pada
masa kenabian tersebut mengacu kepada pribadi Rasulullah SAW sebagai utusan
Dalam kajian hadits, ada tiga bentuk objek penelitian,3 pertama, penelitian
hadits dipandang sebagai hadits yang benar-benar bersumber dari Nabi ataukah
hanya buatan orang lain yang dinisbatkan kepada Nabi. Untuk tujuan itu Ulama
sanad dan kritik matan. Kedua, penelitian terhadap kandungan makna dalam
hadits, baik secara tematik maupun satu persatu hadits. Dalam proses pemahaman
terhadap matan hadits, para ulama dan sarjana yang teliti biasanya memperhatikan
konteks historis kemunculaan hadits yang sedang dibahas. Konteks historis ini
hadits Nabi tertentu. Penelitian ini berkaitan dengan aspek sosiologis dan
2
Alfatih Suryadilaga, Aplikasi Penelitian Hadits dari Teks ke Konteks ( Yogyakarta: Teras,
2009), hlm. 173.
3
Sahiron Syamsudin, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadits dalam Pengantar
(Yogyakarta: Teras, 2007), hlm. 30.
4
yang berujung pada adanya pengakuan dan menjadikan hadits sebagai suatu yang
dikaji secara serius dan mendalam.4 Living hadits lebih didasarkan atas adanya
Menurut Alfatih Suryadilaga,5 ada tiga variasi dan bentuk living hadits.
Ketiga bentuk tersebut adalah tradisi tulis, tradisi lesan, dan tradisi praktik. Uraian
yang digagas ini mengisyaratkan adanya berbagai bentuk yang lazim dilakukan
dan satu ranah dengan ranah lainnya terkadang saling terkait erat. Ketiga bentuk
hadits. Tulis menulis tidak hanya sebatas sebagai bentuk ungkapan yang sering
pesantren, dan fasilitas umum lainnya. Ada juga tradisi yang kuat dalam khazanah
Kedua, tradisi lisan dalam living hadits sebenarnya muncul seiring dengan
praktek yang dijalankan oleh umat Islam. Ketiga, tradisi praktik dalam living
hadits ini didasarkan atas sosok Nabi Muhammad SAW dalam menyampaikan
4
Suryadi dan Muhammad Alfatih Suryadilaga, Metodologi Penelitian Hadits
(Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 174.
5
Alfatih Suryadilaga, Metode Penelitian Living Qur’an dan Hadits ( Yogyakarta: Teras,
2007), hlm. 116- 123.
5
pendekatan ilmu bantu seperti ilmu sosial menarik dilakukan. Hal ini didasarkan
kepada alasan bahwa kajian hadits dengan model living hadits akan mampu
masyarakat seperti penggunaan hadits dalam sebuah tradisi yang diyakini atas
memberikan tuntunan pengobatan dengan cara ilmiah. Pengobatan alami ini tidak
ن
ُ ْح َّد َثنَا َمزْوَانُ ب
َ ِن يُى ُنسَ أَبُى انْحَارِث
ُ ْج ب
ُ ْسزَي
ُ ن عَبّْدِ انزَحِي ِم َأخْ َبزَنَا
ُ ْحّمَّدُ ب
َ حَّدَ َثنِي ُم
ُصهَى انهَه
َ ِعنْ انَنبِي
َ ٍن عَبَاس
ِ ْعنْ اب
َ سعِيّدِ بْنِ جُ َب ْي ٍز
َ ْشجَاعٍ عَنْ سَاِنمٍ انْأَفْطَسِ عَن
ُ
م َأوْ كَيَ ٍت ِبنَارٍ َوأَنَا
ٍسَع
َ ِشزْبَت
َ ْش ْزطَتِ ِمحْجَمٍ َأو
َ ل انّشِفَا ُء فِي َثهَاثَ ٍت فِي
َ سهَمَ قَا
َ عهَيْهِ َو
َ
ّ َأَ ْنهَى ُأ َمتِي عَنْ ا ْنك
ي
6
Umi Sumbulah, Islam dan Ahlul Kitab Perspektif Hadits Dilengkapi dengan Kajian
Living Sunnah (Malang: UIN- MALIKI PRESS, 2012), hlm. 5.
6
minum madu dan kay (menempelkan besi panas pada daerah yang
terluka), sedangkan aku melarang ummatku berobat dengan kay.”7
Hadits tersebut menjelaskan tentang terapi pengobatan menurut Nabi
Muhammad SAW ada tiga cara, yaitu: pengobatan dengan cara bekam, minum
madu dan kay. Ketiga pengobatan tersebut boleh dilakukan sebagai perantara
dengan kay.8 Pengobatan dengan madu memiliki banyak manfaat, madu memiliki
dalam mengobati penyakit kanket kulit, penyakit yang menyerang kulit tidak bisa
membuang darah kotor dari dalam tubuh melalui permukaan kulit. Bekam
dan sel darah yang rusak atau tidak bagus kinerjanya maka tubuh lebih sehat,
dapat memperbaiki fungsi organ tubuh, dapat menambah antibodi tubuh. Perintah
7
Hadits Riwayat Bukhari, kitab: Pengobatan, Bab: Kesembuhan dalam tiga hal, No 5.249
dalam Lidwa Pustaka i-Software- Kitab 9 Imam Hadits.
8
Kay adalah cara pengobatan dengan memakai bahan tumbuhan yang dibakar pada titik-
titik tertentu dari tubuh, sehingga daya panas yang ditimbulkan menembus permukaan kulit, otot,
fascia, dan jaringan di bawahnya hingga menimbulkan reaksi pengobatan.
9
Daem Abdel, Pengobatan Qur’ani manjurnya berobat dengan al-Qur’an ( Jakarta:
Amzah, 2013), hlm. 61.
7
untuk melakukan pengobatan dengan cara bekam telah dijelaskan dalam hadits
ِانْحِجَا َمت
bersumber pada Nabi Muhammad SAW. selain kedua bentuk pengobatan yang
dianjurkan oleh Nabi, Nabi memperbolehkan pengobatan rukyah yang salah satu
ن
ِ َحّم
ْ ن عَبّْدِ ان َز
َ ْحصَيْنَ ب
ُ ت
ُ ْل سَ ِّمع
َ شعْبَ ُت قَا
ُ ن عُبَا َد َة حَّدَ َثنَا
ُ ْح ب
ُ ْق حَّدَثَنَا رَو
ُ حَّدَثَنِي ِإسْحَا
صهَى انهَ ُه
َ ن َرسُىلَ انهَ ِه
َ س َأ
ٍ ن عَبَا
ِ ْجبَ ْي ٍز فَقَالَ عَنْ اب
ُ ن
ِ ْسعِي ِّد ب
َ َعّدًا عِنّْد
ِ ت قَا
ُ ْل ُكن
َ قَا
ن
َ حسَابٍ ُه ْم انَذِينَ نَا َيسْ َتزْقُى
ِ جنَ َت ِمنْ ُأ َمتِي سَ ْبعُىنَ َأنْفًا ِب َغ ْي ِز
َ ْم ان
ُخُ ْل يَّد
َ سَه َم قَا
َ عهَيْهِ َو
َ
َن وَعَهَى رَبِهِ ْم يَتَ َى َكهُىن
َ طيَزُو
َ َونَا يَ َت
“Telah menceritakan kepadaku Ishaq telah menceritakan kepada kami
Rauh bin Ubadah telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dia berkata;
saya mendengar Hushain bin Abdurrahman dia berkata; saya berdiri di
samping Sa'id bin Jubair lalu dia berkata; dari Ibnu Abbas bahwasanya
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Ada tujuh puluh ribu
10
Hadits Riwayat Ahmad, , kitab: Pengobatan, Bab: Hijamah , No 9.106 dalam Lidwa
Pustaka i-Software- Kitab 9 Imam Hadits.
8
orang dari umatku yang masuk surga tanpa hisab, yaitu yang tidak
meminta dirukyah (pengobatan dengan jampi-jampi, atau mantera), tidak
berfirasat sial karena melihat burung dan hanya bertawakkal kepada
Tuhan mereka.” 11
Pengobatan dengan metode tibbun nabawi merupakan sebuah pengobatan
yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW, dimana dalam praktek pengobatan
ini menggunakan obat-obatan yang herbal yang bersumber dari Nabi Muhammad
SAW, obat herbal yang alami tidak berbahaya bagi tubuh manusia, Allah
menurunkan penyakit kepada manusia pasti ada obatnya selama manusia berusaha
obatnya”, boleh jadi bersifat umum sehingga meliputi penyakit yang mematikan
dan penyakit yang secara medis tidak mungkin dapat disembuhkan. Allah „Azza
Allah menyembunyikan pengetahuan tentang hal itu dari manusia dan menjadikan
dari mereka jalan kepadanya. Sebab makhluk tidak mempunyai ilmu kecuali apa
yang diajarkan Allah kepada mereka. Oleh karena itu, maka Nabi Muhammad
Sebab tidak ada sesuatu apapun dari makhluk yang tidak mempunyai lawan. Maka
dengannya.12
11
Hadits Riwayat Bukhari, Sahih Bukhari, kitab: hal-hal yang melunakan hati, Bab: siapa
yang bertawakal kepada Allah maka Allah akan mencukupi-Nya, No 5.991 dalam Lidwa Pustaka
i-Software- Kitab 9 Imam Hadits.
12
Ibn Qayyim al-Jauziyah, Pengobatan Cara Nabi ( Bandung: Pustaka, 2005), hlm. 11.
9
kesehatan mengakui fakta ini. Ilmu kesehatan yang mereka kuasai merupakan
Kedokteran ala Nabi memang berbeda dengan ilmu medis para dokter
pada umumnya. Kedokteran Nabi bersifat pasti dan absolut serta bernilai
kedokteran illahi, berasal dari wahyu dari lentera kenabian serta kesempurnaan
intelegensi.13 Secara khusus tibbun nabawi tidak ada dalam hadits, hanya dapat
diartikan apa-apa yang dilakukan atau disarankan oleh Nabi dalam mengobati
penyakit fisik ataupun non fisik. dalam praktek pengobatan yang berlandaskan
tubuh manusia serta tidak ada efek sampingnya ketika mengkonsumsi obat-obat
gejalanya saja.
13
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Metode Pengobatan Nabi ( Jakarta: Giya Ilmu, 2004),
hlm.42.
10
ini penulis hanya memfokuskan pada praktek pengobatan tibbun nabawi dengan
praktek pengobatan rukyah yang ada di rumah Terapi Sehati, yang merupakan
B. Rumusan Masalah
Sehati?
nabawi?
1. Tujuan
2. Kegunaan
SAW.
11
D. Tinjauan Pustaka
dan Matan)” karya Muhammad Khausul Amal. Skripsi ini menjelaskan tentang
sejauh mana kualitas sanad dan matan yang membicarkan tentang pengobatan
kaidah keshahihan hadits, karena ada satu hadits yang dinyatakan sebagai hadits
yang lemah sanadnya dan shahih secara matan yaitu hadits yang diriwayatkan
hadits tentang bekam dengan melihat tinjauan redaksional hadits Nabi baik berupa
analisis sanad, analisis matan serta pemahaman hadits dari segi keduanya.
tentang bekam)” karya Yazid Indra Sukma. Skripsi ini menjelaskan tentang
14
Muhammad Khausul Amal “Hadits-hadits tentang Pengobatan Nabi dengan Madu
(Studi kritik Sanad dan Matan)”, Skripsi Fakultas Ushuluddinn UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta,
2005.
12
“Metode Pengobatan Nabi” yang ditulis oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, yang
Nabi secara tematik dengan jenis penelitian library research, yang membedakan
dengan skripsi ini dengan skripsi lain, penulis akan membahas mengenai praktek
SAW.
E. Kerangka Teori
dalam masyarakat tidak akan begitu jauh yakni keluwesan perilakunya17. Karl
yakni berbagai bentuk kehidupan, dia juga salah satu orang yang pertama kali
dianggap sebagai titik awal dari pemikir lainnya dalam mempelajari berbagai
16
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Metode Pengobatan Nabi, hlm.10.
17
Soerjono Soekanto, Karl Manhheim Sosiologis Sistematis ( Jakarta: RAJAWALI,
1985), hlm. 7.
13
sistem ideologi yang ada. Konsep sosiologi Mannheim selalu mengacu kepada
dari pengetahuan.
prilaku di mana dibagi menjadi tiga macam, yaitu: makna obyektif, ekspresif, dan
dokumenter. Makna obyektif adalah makna yang ditentukan oleh konteks sosial di
mana tindakan berlangsung, makna obyektif ini juga bisa disebut sebagai makna
dasar. Makna ekspresif adalah makna yang ditunjukan dari setiap aktor atau
prilaku tindakan. Sedangkan makna dokumenter adalah makna yang tersirat atau
menyeluruh.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang
dilakukan dengan cara meneliti secara langsung ke lapangan yang telah ditentukan
18
Boedi Oetoyo, dkk. Teori Sosiologi Klasik ( Tanggerang: Universitas Terbuka, 2014),
hlm. 43.
14
sebagai objek penelitian. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini
mengungkapkan fenomena yang dialami oleh bapak Ibnu Alwan terkait keyakinan
yang berasal dari pengalaman. Perjalanan dalam latar belakang sosial beliau, dan
pasien yang berobat di rumah Terapi Sehati yang berasal dari kota Yogyakarta
maupun dari luar daerah yang berobat sesuai dengan keluhan yang diderita apa
yang dia rasakan, pengobatan yang dilakukan sesuai dengan melihat latar
mendasari pengetahuan.19
Lokasi dalam penelitian ini terletak di Perum Jatisari Asri, Blok D1-3,
Mengenai waktu penelitian, peneliti observasi pada bulan Januari sampai April di
kediaman Bapak Ibnu Alwan. Secara teknik pelaksanaan, peneliti mencoba untuk
Terapi Sehati dan mencoba berdialog kepada beliau di waktu senggang serta
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah informan yaitu Bapak Ibnu
Alwan sebagai pelaku terapi utama dalam praktek tibbun nabawi dan Pasien yang
menggunakan pengobatan tibbun nabawi, baik pasien yang baru pertama kali
melakukan terapi rukyah maupun pasien yang sudah sering melakukan terapi
rukyah.
Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian yaitu, objek material
dalam penelitian ini adalah praktek tibbun nabawi. Sedangkan objek formalnya
a. Observasi
kegiatan, proses atau penampilan tingkahlaku seseorang.20 Ada dua macam teknik
penelitian ini kedua macam teknik observasi tersebut akan digunakan dalam
terlibat), yakni penelitian akan terlibat dalam praktek rukyah yang dilakukan di
rumah terapi sehati. Selain itu, penelitian juga menggunakan teknik non
20
Sanapiah Faisal, Format-format Peneliian Sosial (jakarta: PT Rajagafindo Persada,
2010), hlm. 135.
16
b. Interview
rumah sehat sehati untuk diwawancarai guna memperoleh data dan informasi
c. Dokumentasi
pelaksanaan praktek pengobatan tibbun nabawi di rumah terapi sehati bapak Ibnu
Alwan. Metode ini digunakan untuk menyempurnakan data yang diperoleh dari
sejarah dan tulisan-tulisan yang dapat dijadikan rujukan dan memperkaya data
temuan.
21
Moh Soehadha, Metode Penulisan Sosial Kualitati untuk Studi Agama (Yogyakarta:
SUKA Press, 2012), hlm. 130.
22
Sanapiah Faisal, Format-format Peneliian Sosial, hlm. 52.
17
Kedua, proses display data peneliti melakukan metode analisis, yaitu metode
yang dimaksud untuk pemeriksaan secara konseptual atas realitas yang terjadi,
Ketiga, proses verifikasi. Pada tahap ini peneliti telah mulai melakukan
Karl Mannheim dimana menurutnya ada tiga makna perilaku manusia dalam
melalukan tindakan. Dalam tahap ini interpretasi data dapat dilakukan dengan cara
interview dengan informan dan observasi. Di samping itu, dalam proses ini
23
Moh Soehadha, Metode Penulisan Sosial Kualitati untuk Studi Agama, hlm. 130.
24
Lois O Katrsoff, Pengantar Filsafat, terj. Suyono Sumargono (Yogyakarta: Tiara
Wacana, 1992), hlm. 18.
18
G. Sistematika Pembahasan
tibbun nabawi.
tibbun nabawi secara umum ada tiga macam seperti obat-obat herbal, rukyah dan
pengobatan dan proses pengobatan seperti persiapan rukyah, cara terapi rukyah
sebab gangguan jin dan sihir, cara terapi rukyah „ain, cara terapi psikis.
tibbun nabawi seperti alasan pasien memilih pengobatan tibbun nabawi dan hasil
dari pengobatan.
nabawi dan menerapkannya dengan teori yang digunakan sebagai kacamata dalam
penelitian ini.
Bab Kelima, bab yang berisi penutup yang meliputi kesimpulan dan
sekaligus menjadi jawaban dari rumusan masalah, saran-saran, dan kata penutup.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
berkesimpulan bahwa secara garis besar penggunaan hadits pada pengobatan yang
dilakukan oleh bapak Ibnu Alwan sebagai dasar dari praktek pengobatan yang
dilakukan dan bersumber dari hadits-hadits Nabi Muhammad SAW yang dapat
rumah terapi sehati diantaranya seperti, rukyah, bekam, obat herbal dan
tersebut yang lebih primer dalam melakukan praktek pengobatan yaitu dengan
terapi rukyah dan kedua pengobatan yang lainnya hanya sebagai pengobatan yang
rukyah syar’iyyah sebagai bacaan penyembuh atau pelindungan yang terdiri atas
ayat-ayat al-Qur’an dan do’a-do’a Nabi Muhammad SAW. akan tetapi, jika
gangguan jin atau sihir salah satunya seperti bekam dan diremendasikan dengan
92
93
penyakit yang berasal dari sebab non fisik, seperti gangguan jin, sihir, penyakit
‘ain dan psikis. Yang setiap penyakit yang disebabkan oleh gangguan-gangguan
Mannheim meliputi tiga kategori makna yaitu, makana obyektif, makna ekspresif
secara umum, semua ini dapat menunjukan pada suatu makna obyektif yang sama
yaitu memandang bahwa tibbun nabawi adalah pengobatan yang dianjurkan oleh
yang telah di tentukan oleh perukyah. Makna ekspresif dari pasien secara umum,
jiwa setelah melakukan terapi tersebut. Ada juga sebagai praktis yang menunjukan
pengobatan yang di anjurkan oleh Nabi Muhammad SAW yang dipraktekan oleh
dianggap oleh peneliti adalah tujuan dari bapak Ibnu Alwan dalam mengenalkan
praktek pengobatan yang sifatnya ilahiyah yang bersumber dari hadits-hadits Nabi
Muhammad saw yang dapat memberi kesembuhan terhadap pasien yang memiliki
peneliti adalah praktek pengobatan yang dilakukan oleh bapak Ibnu Alwan beliau
B. Saran-saran
secar medis, seperti pergi ke rumah sakit untuk mendiagnosa jenis penyakit yang
di derita pasien. Akan tetapi pengobatan suatu penyakit selama masih ada
pengobatan yang sifatnya masih alami dan tidak ada efek samping bagi pasien
selama jika tidak berbahaya bagi pasien jika tidak berobat secara medis, tetapi
mubah hukumnya.
Salah satu hasil utama dari penelitian ini untuk meyakinkan kepada dokter
untuk mencari manfaat dari pengobatan yang telah dianjurkan oleh Nabi
Muhammad saw yang merujuk pada hadits-hadits Nabi, dan juga untuk
meyakinkan kepada muslim atau non muslim akan kebenaran dari sunnah-sunnah
Abdul Fattah bin Aiman, Keajaiban Tibbun nabawi (Solo: al-Qowam, 2005).
Abdullah Umar Bamusa, Yusuf Abu Al-Hujaj, Sembuh dan Sehat dengan
Habbatussauda’ obat Segala Penyakit (PT Aqwam Media Profetika:
Solo, 2011).
Al-Asqalani Ibnu Hajar, Fathul Bahri Penjelasan Kitab Shahih Bukhari Jilid 22 (
Jakarta: Pustaka Azzam, 2007)
95
96
Smeer Zeid B, Ulumul Hadits pengantar studi hadits Praktis, (Malang: UIN-
Maang Press, 2008).
Syihab al-Badri Yasin, Bekam Sunnah Nabi dan Mukjizat Medis, (Al-Qowam:
Solo, 2005).
PEDOMAN WAWANCARA
13. Jenis penyakit yang seperti apa yang diharuskan untuk terapi ruqyah?
14. Apa yang dimaksud dengan penyakit yang di sebabkan oleh gangguan
jin?
ruqyah?
20. Reaksi seperti apa yang sering terjadi setelah melakukan ruqyah?
21. Bagaimana cara terapi ruqyah yang disebabkan oleh gangguan jin?
1. Meminta ruqyah pernah terjadi pada zaman Nabi, ruqyah boleh asal tidak
ada kesyirikan
ِْٓغضَا ِس ػَْٓ اث َ ٌْ ثِْٓ اَٝ١ْؾ٠َ َْٓٓ ُِشَ َح ػ ِ ْ ثِٚػ ّْش َ َْٓش ػ ُ ََّْخَ ؽَذَصََٕب اٌْأَػ٠ِٚ ُِؼَبُٛؽَذَ َصَٕب َأث
ٌَٝ ِئَٝٙذ وَبَْ ػَجْذُ اٌٍَ ِٗ ِئرَا عَبءَ ِِْٓ ؽَبعَ ٍخ فَبْٔ َز ْ ٌَػجْ ِذ اٌٍَِٗ لَب
َ َِْٕتَ ا ِْ َشَأح٠ََْٕتَ ػَْٓ ص٠َ صِٟأَخ
َئَِٔ ُٗ عَب َء رَادَٚ ذ ْ ٌَ ْىشَُُ٘ٗ لَب٠َ ٍءٟ ْ َ شٍََٝٓ َِِٕب ػ َ ِِ َُ غُ ْٙ٠َ ََْْ َخ أ١ِ٘ق َوشَا َ َث َضَٚ َاٌْجَبةِ رََٕؾَْٕؼ
ً
َخَ َ ِش فَذ٠ِغشَ ٌَب رَؾْذَ اٙخٍْ ُز َ ؾ ّْشَ ِح فَأَ ْد
ُ ٌْ ِِْٓ اِٟٕ١ِصٌ َرشْلُٛ ػَغِٞػِْٕذَٚ ْؼ لَبٌَذ َ ٍََْْٕ فَزَ َٕؾٛ٠َ
ِٗ ١ِ فٌِٟ َِٟطٌ ُأسْل١ْ َذ خ ُ ٍْط لَبٌَذْ ُل ُ ١ْ َي َِب َ٘زَا اٌْخ َ طًب لَب١ْ خ َ ِٟػُٕم ُ ِٟ فَٜ َف َشأِٟ عَْٕجٌَٝغٍَظَ ِئ َ َف
ٍَٝص َ ِٗ ٌٍَيَ اُٛذ َسع ُ ْع ِّؼ َ ن ِ ّش ْش
ِ ٌػْٓ ا َ َُبء١ِْْٕ آيَ ػَجْذِ اٌٍَ ِٗ ٌَأَغ َ ي ِئ
َ طؼَُٗ صَُُ لَب
َ لَبٌَذْ فََأخَزَ ُٖ فَ َم
ْلَذَٚ يُ َ٘زَاُٛذ ٌَ ُٗ ٌَُِ رَمُ ٍْش ْشنٌ لَبٌَذْ فَ ُم ِ ٌَ َخَٛ َِاٌزٚ َُ َِاٌ َزَّبئٚ َْٝ اٌ ُشل َ يُ ِئَُٛم٠ ٍَََُعَٚ ِٗ ْ١ٍَػ َ ُٗ ٌٍَا
ي
َ ع َى َٕذْ لَب َ وَبَْ ِئرَا سَلَبَ٘بَٚ َبٙ١ِشْل٠َ ِٞ ِدُٛٙ١َ ٌْْ ا ٍ ُفٍَبٌَٝف ِئ ُ ٍَِف َفىُْٕذُ أَخْز ُ رَمْ ِزِْٟٕ١َوَبَٔذْ ػ
َْْهِ أ١ِىْف٠َ َْ َب ئِ ََّٔب وَبْٕٙ ََب َوفَ ػْٙ ِز١َذِِٖ فَاِرَا سَ َل١َِب ثٙغ ُخ ُ َْٕ٠ َْْ وَب ِ طَب١ْ ّش
َ ٌػ ًَُّ ا َ َِئ ََّٔب َرٌِه
ذ
َ ْٔف َأ ِ ش ْ طا ِ ط سَةَ إٌَب َ عٍَ َُ أَرْ ِ٘تْ اٌْجَب َ َٚ ِٗ ْ١ٍَػ
َ ُٗ ٌٍَ اٍَٝص َ ٌٍَِٗي ا ُ ُٛي َسع َ َوَّب لَبٌُِٟٛرَم
غَب ِدسُ عَ َمًّب٠ُ ٌَب شِفَب َء ِئٌَب شِفَب ُؤنَ شِفَبءً ٌَبِٟاٌّشَبف
(AHMAD - 3433) : Telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah
telah menceritakan kepada kami Al A'masy dari Amru bin Murrah dari Yahya bin
Al Jazzar dari anak saudaraku Zainab dari Zainab istri Abdullah berkata; Apabila
Abdullah selesai dari suatu keperluan, berhenti pada pintu, ia berdehem dan
membuang ludah karena khawatir menemukan sesuatu yang tidak berkenan dari
kami. Ia melanjutkan; Suatu hari ia datang dan berdehem, ia berkata; Ketika di
sisiku ada seorang nenek sedang menjampiku dari humrah (penyakit kulit
penyebab demam), lalu aku menyembunyikannya di bawah tempat tidur, ia pun
masuk dan duduk di sampingku, ia melihat jahitan di leherku, ia bertanya; Jahitan
apa ini? Ia menjawab; Jahitan untuk menjampiku. Ia melanjutkan; Lalu ia
mengambil dan memotongnya seraya berkata; Sesungguhnya keluarga Abdullah
tidak membutuhkan syirik, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Sesungguhnya ruqyah (jampi-jampi), jimat dan tiwalah (pelet) adalah
syirik." Ia (Zainab) berkata; Aku katakan kepadanya; Mengapa engkau
mengatakan hal ini padahal mataku pernah sakit. Aku sering datang ke fulan,
seorang yahudi untuk menjampinya, dan bila ia menjampinya, sakit itu reda. Ia
(Ibnu Mas'ud) berkata; Itu adalah perbuatan setan yang menggerakkan dengan
tangannya, bila engkau dijampi dengannya, maka cegahlah. Sesungguhnya cukup
bagimu mengucapkan sebagaimana yang diucapkan Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam: " (ADZHIBIL BA`SA RABBAN NASI ISYFI ANTASY SYAFI LA
SYIFA`A ILLA SYIFA`UKA SYIFA`AN LA YUGHADIRU SAQAMAN)
(Hilangkanlah sakit ini, wahai Rabb sekalian manusia, sembuhkanlah, Engkau
Maha Penyembuh, tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dariMu,
kesembuhan yang tidak menyisakan penyakit)."
3. Meruqyah wajib dengan ilmu
ٓ
ُ ْؽ َذصََٕب اث
َ ٍُ ٍِْذُ ثُْٓ ُِغ١ٌَِٛ ٌُْ لَبٌَب ؽَذَ َصَٕب اٍِِْٟ ذٍ اٌ َش١ِعؼ
َ ٓ ُ ْسَاشِ ُذ ثَٚ ٍػَّبس َ ٓ
ُ ْؽَذَ َصَٕب ِّ٘شَب َُ ث
ِْٗ١ٍَػ
َ ٌٍَُٗ اٍَٝص َ ِٗ ٌٍَيُ اُٛي لَبيَ َسع َ ػْٓ عَذِ ِٖ لَب َ ِٗ ١ِت ػَْٓ أَث ٍ ْ١َشؼ
ُ ِْٓ ثِٚػ ّْش َ َْْٓظٍ ػ٠َعش ُ
ٌِِٓ َ ضَبُٛٙت لَ ْجًَ َرٌِهَ َف ٌ ط ِ ُٗ ِِْٕ ٍَُْ ْؼ٠ُ ُْ ٌََٚ َعٍََُ َِْٓ رَطَجَت َ َٚ
(IBNUMAJAH - 3457) : Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin
'Ammar dan Rasyid bin Sa'id Ar Ramli keduanya berkata; telah menceritakan
kepada kami Al Walid bin Muslim telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij
dari 'Amru bin Syu'aib dari Ayahnya dari Kakeknya, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Barangsiapa mengobati sedangkan ia tidak tahu mengenai
pengobatan, maka dia harus bertanggung jawab."
6. Bacaan Rukyah tidak selalu denan ayat al-Qur’an atau do’a dari Nabi
dengan syarat tidak menandung kesyirikan
ً
ُض ُ ْف٠َ َْوَبَٚ ي َ شًا لَب١ْ خَ ِْٗ١ٍََ ػَْٕٝأَصَٚ َ َخ١ٍَػ ُ ٓ ِ ًَْ اث١ِعَّبػ ْ ِئَُُٛ أَخ١ِ٘ٓ ِئ ْثشَا ُ ُْ ثِٟؽَذَ َصَٕب ِسثْؼ
َْٓع ِش ػ ِ َبُّٙ ٌْ ْ ِذ ثِْٓ ا٠َؾ َّ ِذ ثِْٓ ص
َ ُِ َْٓٓ ِئعْؾَبقَ ػ ُ ْؽ َِّٓ ث
ْ َػجْ ُذ اٌش َ ًَ ؽَذَصََٕب١ِعَّبػ ْ ِئٍَٝػ َ
ٌٍَُٗ اٍَٝص َ ٌٍَِٗي ا ُ ُٛ َسعِْٟ َجشَ فََأ َِ َش ث١َ خِٟذْدُ َِغَ عَب َدرِٙ ش َ ي َ اٌٍَؾْ ُِ لَبِٟ آثٌَْٝٛ َِ ٍش١ْ َّػ ُ
َوزَاَٚ َب َوزَإْٙ ِِ ْطشَػ ْ ػجْذ لَبيَ ا َ ُٗ ًََِٔ ٌَ ُٗ ئ١ِعشُ ُٖ لَبيَ فَم
ُ َْفًب فَاِرَا أََٔب أ١َد عُ ْعٍََُ فَ ُمٍِذ
َ َٚ ِْٗ١ٍَػ
َ
ٓ١َِٔب ا ٌْ َّغَبٙ ِثِٟشْل٠َ َُٛ٘ َٚ َُُٗأ ْد َسوْزَٚ ٍْذ٠َٓ ص ُ ْؾَّ ُذ ث َ ُِ ي
َ َمَب١َا ْسقِ ِثَّب ثَ ِمٚ
(AHMAD - 20936) : Telah menceritakan kepada kami Rib'iy bin Ibrahim -
saudara Isma'il bin 'Ulaiyyah, ia memujinya dengan baik, ia berkata; Ia lebih
mulia dari Isma'il- telah menceritakan kepada kami 'Abdur Rahman bin Ishak dari
Muhammad bin Zaid bin Al Muhajir dari 'Umair budak Abu Al Lahm, ia berkata;
saya bersama para pemimpin-pemimpin saya turut serta dalam perang Khaibar,
kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam memerintahkanku, lalu aku
mengaitkan pedang dan ternyata aku menyeretnya. Kemudian ada yang berkata
padanya; 'Ia adalah budak. Kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam
memerintahkanku membawa beberapa perkakas. Kemudian saya memperlihatkan
ruqyah kepada beliau yang pernah aku pakai untuk meruqyah orang-orang gila
dimasa jahiliyah, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Buanglah ini
dan itu, dan selebihnya pakailah untuk meruqyah." Berkata Muhammad bin Zaid;
saya bertemu dengannya saat ia meruqyah orang-orang gila dengan bacaan-bacaan
itu.
ٓ
ِ َْبؿِ ػَْٓ فَضَبٌَخَ ث١ْٓ اٌَْأش ِ ََ َُ ػ٠ْ َِشِٟ اثَْٓ أَثِْٟٕؼ٠َ ٍ َث ْىشُٛؽ َذ َصَٕب َأث َ َْ لَبي ِ َّب١َ ٌْ اُٛؽَذَ َصَٕب َأث
َِْٓ َبَٙ ِثِٟ أَْْ َأسْلَِٟٔأ َِ َشَٚ َ ًخ١ْعٍََُ سُل
َ َٚ ِْٗ١ٍَػَ ٌٍَُٗ اٍََٝ صٟ ُ ِ اٌ َٕجٍََِّٟٕػ َ ي َ ِ لَبْٞذٍ اٌْأَّْٔصَب ِس١َػج ُ
َِاٌَْأسْضٚ ِغَّبء َ ٌ اِٟع ُّهَ َأ ِْ ُشنَ ف ْ د رَمَذَطَ ا ِ َاَّٛ غ َ ٌ اِٟ فِٞي ُلًْ سَثََٕب اٌٍَُٗ اٌَز َ لَبٌِٟ ثَذَا
َْٓ اغْ ِفش١ِِج١ط
َ ٌة ا
َ َُ َسُٙ ٌٍَض ا ِ ْ اٌَْأسَِْٟٕب ف١ٍَػ َ َؽَّ َزه ْ َع َؼًْ س ْ غَّب ِء فَب
َ ٌ اَُِٟ َوَّب َأ ِْ ُشنَ فُٙ ٌٍَا
ٍْ َِب ثِ ُفٍَبٍََٝشِفَبءً ِِْٓ شِفَب ِئهَ ػَٚ َؽَّخً ِِْٓ َسؽْ َّ ِزه ْ ََ َٔ ِضيْ سٚ َبَٔب٠خطَب َ َٚ ثََٕبَُٛٔ ُرٚ ْ َثَٕبٛؽَ ٌََٕب
ٍس َِشَاد َ ٓ صٍََب ِ ْ١ِرَ َرَٛرْ ثِب ٌُّْؼَٛ ه َصٍَبصًب ُصَُ َر َؼ
َ ٌَِ ُلًْ َرٚ يَ ْج َشُأ لَب١َ َ فَْٜٛشىَ ِِْٓ
(AHMAD - 22832) : Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman
berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Maryam dari para
syeikh dari Fadlalah bin 'Ubaid berkata: Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasalam
mengajariku ruqyah dan beliau memerintahkanku untuk memakainya meruqyah
kepada siapa saja yang aku kehendaki. Ia berkata: Ucapkan:
RABBUNAALLAAH ALLADZII FIS SAMAAWAATI TAQADDASA
ISMUKA, AMRUKA FIS SAMAA`I WAL ARDLI, ALLAAHUMMA KAMAA
AMRUKA FIS SAMAA`I FAJ'AL RAHMATAKA 'ALAINAA FIL ARDLI,
RABBITH THAYYIBIIN IGHFIR LANAA HAUBANAA WA
DZUNUUBANAA WA KHATHAAYAANAA NA NAZZIL RAHMATAN MIN
RAHATIKA WA SYIFAA`AN MIN SYIFAA`IKA 'ALA MAA BI FULAAN
MIN SYAKWAA. Ia akan sembuh dan ucapkanlah sebanyak tiga kali, setelah itu
berlindunglah diri dengan (membaca) al-mu'awwidzatain (an-naas dan al-falaq)
sebanyak tiga kali.
َػْٓ ؽَفّْصَخ
َ ََّْب١ْ ٍَع
ُ ِٓ ْ َث ْىشِ ثِٟػْٓ أَث َ ِؾ َّ ِذ ثِْٓ ا ٌُّْ ْٕ َى ِذس
َ ُِ ْٓػ َ ُْ َب١ْ ٌغ ؽَذَصََٕب عُف١ِوَٚ ؽَذَ َصَٕب
ِِْٓ َِٟب شَفَبءُ َرشْلٌَٙ ُُمَبي٠ ٌػْٕذََ٘ب ا ِْ َشَأح
ِ َٚ َبٙ١ْ ٍَػ َ ًَخ َ عٍَََُ َدَٚ ِٗ ْ١ٍَػ
َ ُٗ ٌٍَ اٍَٝص
َ ََِٟأَْ إٌَج
ََب ؽَفّْصَخٙ١ٍِِّػ َ َُ ٍَعَ َٚ ِْٗ١ٍَػَ ُٗ ٌٍَ اٍََُٝ صِٟاٌ َٕ ٍَّْخِ فَمَبيَ إٌَج
(AHMAD - 25244) : Telah menceritakan kepada kami Waki' telah
menceritakan kepada kami Sufyan dari Muhammad Al Mungkadir dari Abu Bakr
bin Sulaiman dari Hafshah bahwasanya Nabi shallaallahu 'alaihi wa sallam pernah
menemuinya dan sementara disampingnya ada seorang wanita yang bernama
Syaffa' yang bisa meruqyah dari kesemutan. Lalu Rasulullah shallaallahu 'alaihi
wa sallam bersabda: "Ajarilah Hafshah tentangnya."
َحَ ػَْٓ ػَب ِئّشَخَٚ ْػشُ َِْٓ ػِٞ أَخْ َجشََٔب ِّ٘شَبٌَ ػَْٓ َِ ْؼ َّ ٍش ػَْٓ اٌضُ ْ٘شَٝعُِٛ ُُُْٓ ث١ِ٘ ئِ ْثشَاِٟٕؽَذَ َص
ِٞض اٌَز ِ ا ٌْ َّ َشِٟ َٔ ْفغِِٗ فٍَٝػ َ ش ُ َُْٕف٠ ْ َ عٍَََُ وَبَٚ ِْٗ١ٍَػ
َ ُٗ ٌٍَ اٍَٝص َ ٟ َ ِْ إٌَجَ ََب إْٔٙ ػ
َ ُٗ ٌٍََ اِٟسَض
ََٞب َفغََأٌْذُ اٌضُ ْ٘ ِشَٙذِ َٔ ْفغِِٗ ٌِ َج َشوَ ِز١ِؼ ث
ُ ََأِْغَٚ َِِِْٓٙٗ ث١ٍَػ
َ ُذ َأْٔفِش ُ ْٕرَادِ َفٍََّب صَ ُمًَ ُوِٛ َِٗ ثِب ٌْ ُّؼ١َِِبدَ ف
َُٗٙ ْعَٚ َِّبٙؼ ِث
ُ َّْغ٠َ َُ ُْ ِٗ ص٠ َذ٠َ ٍَََْٕٝفِشُ ػ٠ ْ َ ي وَبَ ش لَب ُ ِْٕف٠َ َف١ْ َو
ٟ
َ ِّطْ خ َ ٌْ َذ ا٠ِض٠َ ٓ
َ ْْ ػَجْذَ اٌٍَ ِٗ ث
َ ََٓ أ٠ِش١ِٓ ع ِ ْػْٓ ِّ٘شَبٍَ ػَْٓ اث َ ِٗ ٌٍَْ ٌذ لَبيَ أَْٔجَأََٔب ػَجْ ُذ ا٠َُٛأَخْ َجشََٔب ع
َلَبي
ُٗ ِِْٕ تَ ََْ٘ز٠ َٝششَا َث ُى ُْ ؽَز َ اُٛػْٕ ُٗ َأَِب َثؼْ ُذ فَبطْجُخ
َ ُٗ ٌٍَ اٟ
َ ِة َسض ِ خطَب َ ٌْٓ اُ ْػ َّ ُش ث
ُ َْٕب١ٌَت ِئ
َ وَ َز
َاؽِ ٌذٚ ُْ ٌَ ُىَٚ ٓ
ِ ْ١َْْٕ َفاَِْ ٌَُٗ اص
ِ ْطَب١َت اٌّش ُ ١َِّٔص
(NASAI - 5621) : Telah mengabarkan kepada kami Suwaid ia berkata;
telah memberitakan kepada kami Abdullah dari Hisyam dari Ibnu Sirin bahwa
Abdullah bin Yazid Al Khathmi berkata, "Umar Ibnul Khaththab menulis surat
kepada kami, "Amma ba'du; Masaklah minuman kalian hingga hilang bagian
setan. Sesungguhnya baginya adalah dua bagian dan untuk kalian satu bagian."
12. Etika Meruqyah Rumah
ٓ
ِ ْٓ ث
ِ َّؽ
ْ َػجْ ِذ اٌش َ ْٓ َِ ػِٟٔذ اٌْ ُجَٕب
ٍ ِػْٓ صَبث َ ٍَٝ١ْ ٌَ ِٟٓ أَث ُ ْ صَائِذَ َح ؽَذَصََٕب اثِٟٓ َأث ُ ْؽَذَصََٕب ََٕ٘ب ٌد ؽَذَصََٕب اث
َِٟ ُخ ف١َد اٌْؾ ْ َشَٙ ظَ عٍَ َُ ِئرَا
َ َٚ ِٗ ْ١ٍَػ
َ ُٗ ٌٍَ اٍَٝص
َ ِٗ ٌٍَيُ اُٛي َسع َ لَبٍَٝ١ْ ٌَ ُٛي لَبيَ أَث َ لَبٍَٝ١ْ ٌَ ِٟأَث
ََْٕب فَِاْْ ػَبدَد٠ِدَ أَْْ ٌَب رُإْرُٚ َّْبَْ ثِْٓ دَا١ٍَع ُ ْذَٙ ِث َؼٚ ٍػُٛٔ ْ ِذٙه ِث َؼ ِ ٌَُب ئَِٔب َٔغَْأٌَٙ اٌُُٛٛٓ فَم ِ غ َى
ْ َّ ٌْ ا
ٓ
ْ ِِ ِ ِئٌَبِٟٔذ اٌْ ُجَٕب
ٍ ش صَب ِث
ِ ٠ِٓ ؽَذ ْ ِِ ُٗ ُت ٌَب َٔ ْؼشِف
ٌ ٠ِٓ غَش ٌ َؽغَ ش ٌ ٠ِ َ٘زَا ؽَذَٝغ١ِ ػَُٛ٘ب لَبيَ أَثٍُٛفَبلْ ُز
ٍَٝ١ْ ٌَ ِٟشِ اثِْٓ أَث٠ِٓ ؽَذ ْ ِِ ِٗ ْعَٛ ٌَْ٘زَا ا
(TIRMIDZI - 1405) : Telah menceritakan kepada kami Hannad berkata,
telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Zaidah berkata, telah menceritakan
kepada kami Ibnu Abu Laila dari Tsabit Al Bunani dari 'Abdurrahman bin Abu
Laila ia berkata; Abu Laila berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Jika ada ular muncul di tempat tinggal maka katakanlah kepadanya,
'Sesungguhnya kami meminta kepadamu dengan perjanjian Nuh dan Sulaiman bin
Dawud agar engkau tidak menyakiti kami', jika ia tetap kembali maka bunuhlah."
Abu Isa berkata, "Hadits ini derajatnya hasan gharib, kami tidak mengetahuinya
dari Tsabit Al Bunani kecuali dari jalur ini, yaitu dari hadits Ibnu Abu Laila."
ت
ٌ ؽ
ِ صَبَٚ َٛ ُ٘ ك َ ٍَط
َ ْٔ أََٔ ُٗ اِٟ َأثَِٟٕي ؽَذَص َ لَبَٝ١ْؾ٠َ ِٟٓ َأث ِ ْؾ َّ ِذ ث
َ ُِ َْٓ ػَٝ١ْؾ٠َ ؽ َذ َصَٕب َ ؽ َذصََٕب ُِغَذَ ٌد َ
ِٗ ْ١ًٍََ ػ َخُ َْذ٠ ْ
ْ َذُ أ٠ِش٠ُ َٛ ُ٘ َٚ ََٕب صَبؽِتٌ ٌََٕب١خشَعَْٕب ِِْٓ ػِْٕذِ ِٖ َفٍَ ِم َ َدَأِ ِٗ فَُٛؼ٠ ٍذ١ِعؼ َ ِٟ َأثٌٌََُٝٗ ِئ
ي
ُ ُٛي لَبيَ َسع ُ َُٛم٠ َٞ ِ ٍذ اٌْخُ ْذس١ِعؼ َ غ ِذ فَغَب َء فَأَخْ َج َشَٔب أََُٔٗ عَِّغَ أَثَبِ ْ ا ٌْ َّغِٟغٍَغَْٕب ف َ ٓ َف
ُ ْفََألْ َجٍَْٕب َٔؾ
س
َ ْ ِٗ َصٍَب١ٍَػ
َ طْ ِؾَش١ُ ٍْْئًب َف١ش َ ِِْٗز١َ ثِٟ فَٜٓ َفَّْٓ َسأ ِغ ِ ٌْٓ ا ْ ِِ ََ َاَٛٙ ٌْ عٍَََُ ئَِْ اَٚ ِٗ ْ١ٍَػ َ ُٗ ٌٍَ اٍَٝص َ ِٗ ٌٍَا
ْ
ٌ طَب١ْ ََمْ ُزٍْ ُٗ فَأَِ ُٗ ش١ٍْْ ػَب َد َفْ ِد فَا
ٍ َِشَا
(ABUDAUD - 4574) : Telah menceritakan kepada kami Musaddad
berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya dari Muhammad bin Abu Yahya
ia berkata; telah menceritakan kepadaku Bapakku Bahwasanya ia dan seorang
sahabatnya pergi menjenguk Abu Sa'id, maka kami pun keluar dari sisi Abu Sa'id.
Lalu kami bertemu dengan sahabat kami yang ingin menemui Abu Sa'id. Lantas
kami menuju masjid dan duduk di sana. Kemudian ia (sahabat kami) datang dan
mengabarkan bahwa ia mendengar Abu Sa'id Al Khudri berkata, "Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya ular hitam itu dari jin,
barangsiapa melihatnya dalam rumahnya hendaklah ia memintanya untuk keluar
hingga tiga kali, dan jika tetap berada di dalam rumah hendaklah ia
membunuhnya, karena itu adalah setan."
ٓ
ْ َ ػِٟ ِٔذ اٌُْجَٕب
ٍ ِ ػَْٓ صَبثٍَٝ١ْ ٌَ ِٟٓ أَث ُ ْؽ َذ َصَٕب اث
َ ي
َ ثِْٓ َ٘بشِ ٍُ لَبٟ ِ ٍِػ َ ْٓػ َ ََّْْب١ٍَع ُ ٓ
ُ ْ ُذ ث١ِؽ َذصََٕب عَؼ
َ
د
ِ َب١َٓ ؽْ َع ِئًَ ػ ُ َُ ٍَع
َ َٚ ِٗ ْ١ٍَػَ ُٗ ٌٍَ اٍَٝص َ ِٗ ٌٍَيَ اُْٛ َسع َ ِٗ َأ١ِػْٓ أَثَ ٍَٝ١ْ ٌَ ِٟٓ ثِْٓ أَث ِ َّؽْ َػجْ ِذ اٌشَ
ػ
ٌ ُٛٔ ٓ
َ ُى١ْ ٍَػ
َ خ َزَ َ أِْٞ َذ اٌَزٙٓ ا ٌْ َؼ
َ ُا َأ ّْٔشُ ُذوٌُُٛٛ َِغَب ِو ِٕ ُى ُْ فَمِْٟئًب ف١َٓ ش َ ُِِْٕٙ ُْ ُْز٠ي ِئرَا َسَأ
َ د فَمَب
ِ ُٛ١ُاٌْج
َُٓ٘ ٍُْٛ فَبلْ ُز
َ َْٔب فَِاْْ ػُذَُّٚبُْ أَْْ ٌَب رُإْر١ْ ٍَع ُ َُٓى١ْ ٍَػ َ َأخَ َزِْٞ َذ اٌَزٙٓ ا ٌْ َؼ َ ُّش ُذو
ُ ْٔ َأ
(ABUDAUD - 4576) : Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin
Sulaiman dari Ali bin Hasyim ia berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu
Abu Laila dari Tsabit Al Bunani dari 'Abdurrahman bin Abu Laila dari Bapaknya
berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya tentang
membunuh ular yang ada dalam rumah, beliau pun bersabda; "Jika salah seorang
dari kalian melihat mereka berada di rumah-rumah kalian, maka katakanlah
kepada mereka, 'Aku sumpahi kalian atas janji yang pernah Nuh ambil dari kalian,
aku sumpahi kalian atas janji yang pernah Sulaiman ambil dari kalian; yakni agar
kalian tidak mengganggu kami, jika mereka tetap kembali maka bunuhlah
mereka."
13. Ruqyah Sebab Pinggang
ِٗ ِس ث
َ ؽ َذ
َ ِلٍَبثَخَ ُِِْٕٗ َِبِٟٓ ُوزُتِ َأث ْ ِِ َةُٛ٠ َأٍَٝػ َ َءِٞؽَّب ٌد لَبيَ ُلش َ ؽَذَ َصَٕب ػَبسِ ٌَ ؽَذَصََٕب
ُٖ َب٠َٛ َض ِش و ْ ٌَٕأَ َٔظَ ثَْٓ اَٚ طٍْؾَ َخَ ة ػَْٓ أَ َٔظٍ أََْ أَثَب ِ ا ٌْىِزَبِٟوَبَْ َ٘زَا فَٚ ِْٗ١ٍَػ َ َِِْٕ ُٗ َِب لُ ِشبَٚ
ٓ
ِ ْظ ث ِ ََٔ ِلٍَبثَخَ ػَْٓ أِٟةَ ػَْٓ أَثُٛ٠َسٍ ػَْٓ أُٛٓ َِّْٕص ُ ْي ػَجَب ُد ث َ لَبَٚ َِٖ ِذ١ِطٍْؾَ َخ ث
َ َُٛا ُٖ أَثَٛوَٚ
ِِْٓ اُٛشْل٠َ َْْْذٍ ِِْٓ اٌْأَّْٔصَب ِس أ١ًَ ث ِ ْ٘ َعٍَ َُ ٌِأ
َ َٚ ِْٗ١ٍَػ
َ ُٗ ٌٍَ اٍَٝص َ ِٗ ٌٍَيُ اُْٛ َسع َ َِِبٌِهٍ لَبٌَأَر
ٌَٟعٍََُ ؽ َ َٚ ِْٗ١ٍَػ
َ ٌٍَُٗ اٍَٝصَ ٌٍَِٗي ا ُ ُٛ َسعَٚ ِد اٌْغَْٕت ِ ذُ ِِْٓ رَا٠ِٛظ ُو ٌ َٔي َأ َ ْ لَبِ َاٌْأُ ُرٚ ِؾَّخ
ُ ٌْا
َِٟٔاَٛطٍْؾَ َخ وَ َُٛأثَٚ ٍٓ صَبثِذ ُ ْْ ُذ ث٠ َصَٚ ِضشْ ٌَٕٓ ا ُ ْأَ َٔظُ ثَٚ طٍْؾَ َخ َ ُٛ َأثِٟٔ َذِٙ ش َ َٚ
(BUKHARI - 5280) : Telah menceritakan kepada kami 'Arim telah
menceritakan kepada kami Hammad dia berkata; dibacakan di hadapan Ayyub
dari kitabnya Abu Qilabah, di antaranya ada sesuatu yang dibacakan dan ada
sesuatu yang di dengar, sementara hal ini terdapat dalam kitabnya dari Anas
bahwa Abu Thalhah dan Anas bin Nadlr pernah melakukan terapi kay
(menempelkan besi panas pada daerah yang luka atau sakit) sementara Abu
Thalhah juga pernah melakukan terapi kay (menempelkan besi panas pada daerah
yang luka atau sakit) dengan tangannya sendiri." 'Abbad bin Manshur mengatakan
dari Abu Qilabah dari Anas bin Malik dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam memberi izin kepada keluarga beliau dari Anshar untuk meruqyah dari
penyakit demam dan sakit telinga. Anas mengatakan; "Aku juga pernah
melakukan kay (menempelkan besi panas pada daerah yang luka atau sakit) pada
penyakit radang selaput dada, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
masih hidup. Abu Thalhah, Anas bin Nadlr, Zaid bin Tsabit juga pernah
menyaksikanku ketika aku diterapi dengan kay (menempelkan besi panas pada
daerah yang sakit) oleh Abu Thalhah."
ٓ
َ ْذ ػَجْذَ اٌٍَ ِٗ ث ُ ْع ِّؼَ َٓ خَبٌِذٍ لَبي
ُ ْ َِؼْجَ ُذ ثِْٟٕ لَبيَ ؽَذَ َص
ُ َب١ْ ٍش أَخْ َج َشَٔب عُف١ِؾ َّ ُذ ثُْٓ َوض
َ ُِ ؽَذَ َصَٕب
َْ َأَِشَٚعٍََ َُ أَٚ ِٗ ْ١ٍَػ
َ ُٗ ٌٍَ اٍَٝص
َ ٌٍَِٗي اُ ُٛ سَعَِٟٔب لَبٌَذْ َأ َِ َشْٕٙ َ اٌٍَُٗ ػٟ َ ِشَذَادٍ ػَْٓ ػَب ِئّشَخَ َسض
ِْٓ١َ ِِْٓ ا ٌْؼَٝغْ َزشْل٠ُ َْْأ
(BUKHARI - 5297) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin
Katsir telah mengabarkan kepada kami Sufyan dia berkata; telah menceritakan
kepadaku Ma'bad bin Khalid dia berkata; saya mendengar Abdullah bin Syaddad
dari Aisyah radliallahu 'anha dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
memerintahkan kami supaya meruqyah orang yang terkena penyakit 'ain
(gangguan sihir)."
ة
ٍ ْؽش َ ُْٓؾَّذُ ثَ ُِ ُ ؽَذَ َصَٕبَِٟخَ اٌ ِذ َِّشْم١ِٓ ػَط ِ َْْ٘تِ ثٚ ٓ ُ ْؾ َّ ُذ ث
َ ُِ ٓ خَبٌِذٍ ؽَذَصََٕب ُ ْؾَّذُ ث َ ُِ ِٟٕؽَذَ َص
َعٍََّخَ َِْٟٕتَ اثَْٕخِ أَث٠َػْٓ ص َ ِش١ْ َٓ اٌضُث
ِ َْ َح ثْٚػش ُ ْٓػ َ ٞ ُ ُِ أَخْ َج َشَٔب اٌضُ ْ٘شِْٞذ١َ ِذ اٌضُث١ٌَِٛ ٌْؾ َّ ُذ ثُْٓ ا
َ ُِ ؽَذَ َصَٕب
َبِٙٙ ع
ْ َٚ َِٟ ًخ ف٠َِب عَبسْٙ ِز١َ ثِٟ فَٜعٍََُ َسأ َ َٚ ِْٗ١ٍَػ َ ٌٍَُٗ اٍَََٝ صَِٟب أََْ اٌ َٕجْٕٙ ػ َ ُٗ ٌٍَ اٟ َ ِعٍََّخَ َسض َ َِػَْٓ ُأ
ْٓػَ ًٌ ْ١ََلَبيَ ػُمٚ ِٞ ِْذ١َظشَ َح رَب َثؼَ ُٗ ػَجْ ُذ اٌٍَِٗ ثُْٓ عَبٌِ ٍُ ػَْٓ اٌضُثْ َٕ ٌَب اَٙب فَاَِْ ِثٌَٙ اُٛعَ ْفؼَ ٌخ فَمَبيَ اعْ َزشْل
َُ ٍَع
َ َٚ ِْٗ١ٍَػ
َ ُٗ ٌٍَ اٍََٝ صٟ ِ َِ ُح ػَْٓ إٌَجْٚ ػُشِِٟٔ أَخْجَ َشِٞاٌضُ ْ٘ش
(BUKHARI - 5298) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin
Khalid telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Wahb bin 'Athiyah Ad
Dimasyqi telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Harb telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Walid Az Zubaidi telah
mengabarkan kepada kami Az Zuhri dari 'Urwah bin Zubair dari Zainab puteri
Ummu Salamah dari Ummu Salamah radliallahu 'anha bahwa Nabi shallallahu
'alaihi wasallam melihat budak wanita di rumahnya, ketika beliau melihat bekas
hitam pada wajah budak wanita itu, beliau bersabda: "Ruqyahlah dia, karena
padanya terdapat nadlrah (sisa sakit yang disebabkan karena sorotan mata jahat)."
Hadits ini diperkuat oleh riwayat Abdullah bin Salim dari Az Zubaidi, dan berkata
Uqail dari Az Zuhri telah mengabarkan kepadaku Urwah dari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam.
AYAT-AYAT RUQYAH
A. Identitas Pribadi
Email : rahimrika00@gmail.com
Nama Orangtua :
1. Ayah : Ma’mur
2. Ibu : Saripah
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal :
a. TK Aisyah Karangmalang, Brebes, lulus 2003
b. MI Miftahul Ulum Karangmalang, Brebes, lulus 2008
c. MTs Negeri Ketanggungan, Brebes, lulus 2010
d. MAN Denanyar Jombang, lulus 2012
e. Fakultas Ushuluddin Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir UIN Sunan
Kalijaga, Yogyakarta, masuk 2012