Anda di halaman 1dari 15

KONSEP DAN FUNGSI UANG

Latar Belakang
Uang merupakan inovasi besar dalam peradaban perekonomian dunia. Posisi
uang sangat strategis dalam satu sistem ekonomi, dan sulit digantikan dengan variabel
lainnya. Bisa dikatakan uang merupakan bagian yang terintegrasi dalam satu sistem
ekonomi. Sepanjang sejarah keberadaannya, uang memainkan peran penting dalam
perjalanan kehidupan modern. Uang berhasil memudahkan dan mempersingkat waktu
transaksi pertukaran barang dengan uang.
Ketika jumlah manusia semakin bertambah, maka peradabannya pun semakain
maju sehingga kegiatan dan transaksi antar sesama manusia semakin beragam. Maka dari
itu, diperlukan alat tukar yang dapat diterima semua pihak untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Alat tukar ini lah yang disebut dengan uang.
Pembahasan
A. Pengertian dan Konsep Uang
uang dalam ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat
diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima
oleh setiap orang di masyarakat dalaam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu
ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum
diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa serta kekayaan
berharga lainnya serta untuk pembayaran utang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi
uang sebagai alat penunda pembayaran.
Definisi para ahli tentang uang dalam perekonomian modern, yaitu:
a) A.C Piguo dalam bukunya The Veil of Money yang dimaksud uang adalah alat
tukar.
b) D.H Robertson dalam bukunya Money yang dimaksud dengan uang adalah
sesuatu yang bisa diterima dalam pembayaran untuk mendapatkan barang.
c) R.G Thomas dalam bukunya Our Modern Banking menjelaskan bahwa uang
adalah sesuatu yang tersedia dan diterima umum sebagai alat pembayaran bagi
pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya.
d) Dr. Fuad Dahman menurutnya definisi-definisi uang sangat banyak dan berbeda-
beda. Semakin bertambah seiring perbedaan, pengertiannya dalam pandangan
mereka.
e) Dr. Muhammad Zaki yang dimaksud dengan uang adalah segala sesuatu yang
diterima khalayak untuk memenuhi kewajiban-kewajiban.
f) JP Coraword yang dimaksud dengan uang adalah segala sesuatu yang diterima
secara luas sebagai media pertukaran, sekaligus berfungsi sebagai standar ukuran
nilai harga dan media penyimpanan kekayaan.
g) Boumul dan Gadlre yang dimaksud dengan uang adalah segala sesuatu yang
diterima secara luas sebagai alat pembayaran, utang-utang dan pembayaran harga
barang dan jasa.
h) Dr Sahir Hasan uang adalah pengganti materi terhadap segala aktifitas ekonomi
yaitu media atau alat yang memberikan kepada pemiliknya daya beli untuk
memenuhi kebutuhannya, juga dari segi peraturan perundangan menjadi alat bagi
pemiliknya untuk memenuhi segala kewajibannya
i) Dr. Ismail Hasyim yang dimaksud dengan uang adalah sesuatu yang diterima
secara luas dan peredaran, digunakan sebagai media pertukaran, sebagai standar
ukuran nilai harga dan media penyimpanan nilai, juga digunakan sebagai alat
pembayaran untuk kewajiban pembayar yang ditunda.
Menurut para ahli ekonomi kontemporer, uang didefenisikan dengan benda-benda
yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantara untuk mengadakan tukar-menukar
atau perdagangan dan sebagai standar nilai. Jadi, uang adalah sarana dalam transaksi
yang dilakukan masyarakat dalam kegiatan produksi dan jasa. Baik uang itu berasal dari
emas, perak, tembaga, kulit, kayu, batu, dan besi. Selama itu diterima masyarakat dan
dianggap sebagai uang.
Dari sekian definisi tentang uang yang diutarakan kita bisa membedakannya dalam tiga
segi:
1) Definisi uang dari segi-segi ekonomi yaitu sebagai standar ukuran nilai, media
pertukaran dan alat pembayaran yang tertunda.
2) Definisi uang yang melihat pada karakteristiknya yaitu segala sesuatu yang
diterima secara luas oleh tiap-tiap individu.
3) Definisi uang dari segi peraturan perundangan sebagai segala sesuatu yang
memiliki kekuatan hukum dalam menyelesaikan tanggung jawaban.1 Tidak
setiap orang atau badan memiliki kewenangan untuk mengeluarkan uang,
menyelesaikan utang piutang.
Dari semua definisi menurut para ahli diatas dapat ditarik benang merah bahwa Uang
adalah sesuatu yang secara umum diterima di dalam pembayaran untuk pembelian
barang barang dan jasa - jasa serta untuk pembayaran utang - utang. Uang juga dapat
didefinisikan sebagaimana fungsinya, yaitu sebagai alat tukar, sebagai unit penghitung,
sebagai alat penyimpan nilai/daya beli, dan sebagai standar pembayaran yang
tertangguhkan. 2

1
Adiwarman Karim, Mata Uang Islami, hlm 10-11
2
Ahmad Mansyur Konsep Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam dan Konvensional, Vol. 12 No. 1, Juni 2009. Hal -3.
Konsep uang diartikan secara interchangeability (bolak-balik), yaitu uang sebagai
alat tukar dan uang sebagai capital. Yang artinya jika mereka mempunyai banyak uang
maka mereka akan mendapatkan banyak keuntungan juga. Uang memiliki fungsi sebagai
penyimpan nilai yang kemudian berkembang menjadi motif money of demand for
speculation, yang merubah fungsi uang sebagai salah satu komoditi perdagangan.
Dalam konsep konvensional uang memiliki teori-teori antara lain :
1) Teori Uang Statis, teori ini disebut statis karena tidak mempersoalkan perubahan
nilai uang yang diakibatkan perkembangan ekonomi.
2) Teori Uang Dinamis, teori ini tidak mempersoalkan perubahan nilai uang, teori
dianamis ini sebaliknya.
3) Teori Kuantitas Modern, teori ini mengaggap bahwa permintaan uang sama
halnya dengan permintaan untuk kekayaan finansial ataupun fisik lain. Dalam
teori kuantitas uang adalah teori permintaan uang dan teori pendapatan. Teori
permintaan berdasar pada hipotesis bahwa permintaan untuk uang kas (nil) adalah
sangat stabil dan faktor-faktor yang memengaruhi permintaan tidak bergantung
(independent) pada faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran uang. Dan
dalam keuangan konvensional lebih mengenal yang namanya (time value of
money).3
A. Time Value Of Money
Time Value Of Money konsep ini meneyebutkan bahwa nilai komoditas pada
saat ini lebih tinggi dibandingkan dengan nilainya pada masa depan. Dalam Time Value
Of Money ada dua hal mendasar, yaitu :
1) Inflasi (Presence Of Inflation)
Jika tingkat inflasi setiap tahun adalah 10%, seseorang dapat membeli sepuluh pisang
goreng hari ini dengan membayar sejumlah 10.000, akan tetapi ia membelinya tahun
depan dengan jumlah uang yang sama, yaitu 10.000 ia hanya dapat membeli sembilan
pisang goreng. Oleh karena itu ia akan meminta kompensiasi untuk hilangnya daya beli
uangnya akibat inflasi.4

3
Sutarto dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008, hlm.
127-135.
4
Loc.cit., Adiwarman A. Karim, Bank Islam , 2011, hlm. 89.
2) Preferensi Konsumsi Sekarang untuk Konsumsi Masa Depan (Preference Present
Consumption to Future Consumption)
Present consumption lebih disukai daripada future consumption. Apabila tingkat
inflasi nihil, misalnya dengan uang 10.000 seseorang tetap dapat membeli sepuluh pisang
goreng hari ini ataupun tahun depan. Bagi sebagian besar orang, mengonsumsi sepuluh
pisang goreng hari ini lebih disukai dari pada mengosumsi sepuluh pisang goreng tahun
depan.
Dengan argumentasi ini, meskipun suatu perekonomian tingkat inflasinya nihil,
seseorang lebih menyuikai 10.000 hari ini dan mengonsumsinya hari ini. Oleh karena itu,
untuk menunda konsumsi ia meminta kompensiasi.
Dalam keuangan konvensional kompensiasi ini disebut Real Interest Rate.
Besarnya kompensasi ini di tentukan oleh preferensi terhadap current consumption.
Semakin besar preferensinya, semakin besar pula interest rate ini, hasil penjumlahan ini
disebut Nominal Interest Rate. Uang konvensional merupakan salah satu kerangka dasar
pemikiran terhadap suatu keputusan dan kebajikan dalam keuangan modern.5
B. Economic Value Of Time
Menurut Muhammad (2004), teori ini berkembang pada abad ke 7 Masehi. Pada
saat digunakannya emas dan perak sebagai alat tukar. Dalam pandangan Islam mengenai
waktu, waktu bagi semua orang adalah sama kuantitasnya. Nilai waktu antara satu orang
dan orang lainnya akan berbeda dari segi kualitasnya. 6
Dengan demikian, faktor yang menentukan nilai waktu adalah cara seseorang
memanfaatkan waktu tersebut. Menurut Muhammad (2004), semakin efektif (tepat guna)
dan semakin efisien (tepat cara). Semakin tinggi nilai waktunya sehingga memperoleh
keuntungan didunia.
Pengertian uang juga dapat dikelompokkan menurut tingkat liquiditasnya yaitu :

5
Loc.cit., Muhammad, Dasar-Dasar 2004, hlm. 98.
6
Loc.cit., Muhammad, Dasar-Dasar..., 2004, hlm. 98.
1. M1 adalah uang kartal ( currency ) yang beredar di masyarakat plus simpanan
dalam bentuk uang giral (demand deposits). Disebut juga uang beredar dalam arti
sempit atau narrow money .
2. M2 adalah M1 plus tabungan ( saving deposits ) dan deposito berjangka ( time
deposits ) pada bank umum. Disebut juga uang beredar dalam arti luas atau broad
money.
3. M3 adalah M2 plus simpanan pada lembaga keuangan non bank.Seluruh
simpanan yang ada pada bank dan lembaga keuangan non bank tersebut disebut
uang kuasi atau quasi money.
Berdasarkan ketiga definisi uang tersebut, tingkat liquiditas yang paling tinggi
adalah M1, karena proses untuk menjadikan M1 ke dalam uang tunai adalah yang paling
cepat.
B. Kriteria Uang
Uang dapat berupa benda apa saja yang dapat diterima masyarakat sebagai alat
pembayaran yang sah dan ditetapkan oleh undang -undang Negara. Uang dapat dibuat
dari logam emas, perak dan logam biasa atau terbuat dari batu, ternak atau kertas dan lain
sebagainya. Namun demikian, ada lima prasyarat atau kriteria yang dapat dipakai untuk
menjadikan benda sebagai alat tukar atau uang. Adapun kriteria tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Portability atau mudah dibawa dan mudah untuk ditransfer.
b) Durability atau secara fisik tahan lama, Karena itu barang yang tidak tahan lama
tidak layak dijadikan uang ; misalnya kecap.
c) Divisibility atau mudah dan dapat dibagi , bagi menjadi besar, sedang dan kecil
sehingga mudah untuk dibelanjakan . Misalnya nilai transaksi perdagangan yang
berjumlah besar seharusnya menggunakan uang yang berjumlah besar pula, tetapi
nilai transaksi yang berjumlah kecil sebaiknya menngunakan satuan mata uang
yang lebih kecil juga. Contoh satuan mata uang yang bernilai Rp. 1000,- Rp.
500,- dan lain sebagainya. Karena itu sapi misalnya sangat sulit untuk dijadikan
sebagai uang.
d) Standardizability atau menstandarkan nilai dan kualitas uang serta dapat
dibedakan dengan barang lainnya. Hal ini berarti harus ada prasyarat stability of
value, di mana manfaat dari dijadikannya uang adalah nilai uang itu harus dijaga
supaya tidak berfluktuasi secara berlebihan.Sebab sebagian masyarakat ada
menyimpan kekayaaannya dalam bentuk uang,sehingga bila uang berfluktuasi
terlalu cepat dan dalam skala besar, maka orang tidak akan dapat menerimanya.
e) Recognizability atau mudah dibedakan dan dikenal secara umum. Sedang dalam
buku lain disebutkan acceptability and cognizability artinya prasyarat utama dari
sesuatu barang yang pantas dijadikan uang adalah dapat diterima dan diketahui
secara umum. Dengan kata lain, diterima sebagai alat pembayaran, sebagai alat
penyimpan kekayaan atau daya beli, sebagai alat tukar dan alat satuan hitung
seperti fungsi dan peran uang yang sudah dikenal secara umum oleh
masyarakat.Apapun bentuk dan rupa uang, secara alamiah dan secara inheren,
uang mempunyai pengertian riil bahwa uang merupakan klaim seseorang yang
dapat digunakan untuk membeli barang - barang dan jasa - jasa dalam ekonomi.
C. Jenis-jenis Uang
Kepentingan Pemerintah maupun masyarakat akan mempengaruhi jumlah
peredaran uang. Pemerintah dengan segala kepentingan dan kebutuhannya akan
mempengaruhi jumah uang yang beredar, demikian juga badan-badan kredit
seperti bank dan lembaga-lembaga keuangan juga akan mempengaruhi jumlah
peredaran uang. Dalam masyarakat akan terlihat bebagai jenis uang yang beredar
sejak dahulu hingga sekarang. Beberapa macam pembedaan uang yang digunakan
masyarakat yaitu:
a. Berdasarkan bahan pembuatannya
1. Uang Komoditas
Uang barang adalah alat tukar yang memiliki nilai komoditas atau
bisa diperjualbelikan apabila barang tersebut digunakan bukan sebagai
uang. Masyarakat primitif memilih salah satu barang komoditas yang ada
untuk digunakan sebagai media dalam pertukaran pilihan itu berbeda-beda
antara satu lingkungan dengan lingkungan lainnya tergantung dengan
kondisi ekonomi dan sosial, misalnya binatang ternak dijadikan uang pada
masyarakat pengembala, hasil pertanian pada masyarakat petani, ikan bagi
masyarkat nelayan. Namun, pada zaman sekarang tidak semua barang bisa
menjadi uang, diperlukan tiga kondisi agar barang dijadikan uang antara
lain :
a) kelangkaan (scarcity),
b) daya tahan (durability), barang tersebut harus tahan lama,
c) nilai tinggi,
maksudnya barang yang dijadikan uang harus bernilai tinggi
sehingga tidak memerlukan jumlah yang banyak dalam melakukan
transaksi Uang komoditas dipandang sebagai bentuk yang paling lama.
Sejak orang-orang menemukan kesulitan dalam sistem barter, mereka
kemudian menjadikan salah satu barang komoditas yang bisa diterima
secara luas, dan dari segi kuantitas mencukupi kebutuhan untuk berfungsi
sebagai alat tukar menukar dan unit hitungan barang komoditi dan jasa
lainnya Uang komoditas memiliki sifat dan kelebihan sesuai dengan
keragaman bentuk penggunaannya. Binatang ternak misalnya, selain
dimanfaatkan untuk konsumsi, juga sebagai alat tunggangan dan penjaga.
Kemudian penggunaannya sebagai uang, menambah fungsi yang lain
yaitu, sebagai media pertukaran dan standar ukuran untuk memberikan
harga terhadap komoditi lain dan jasa-jasa.Barang komoditi harus bersifat
tahan lama sehingga bisa disimpan dalam jangka waktu lama tidak
menjadi rusak. Karena itu orang-orang tidak menjadikan jenis sayur-
sayuran sebagai uang karena cepat rusak dan tiada bisa disimpan beberapa
waktu
2. Uang Logam
Berbagai jenis logam yang digunakan sebagai uang terdiri dari emas,
perak atau perunggu. Standar emas mempunyai beberapa bentuk yaitu
bahan baku emas, baik inti emas, bahan baku wesel emas dan bahan baku
cadangan emas. Untuk bahan baku uang emas (Gold Coin Standard), ada
beberapa hal yang dianggap sebagai kriteria yang perlu kita ketahui, yaitu:
a) Sejumlah emas dari kadar tertentu yang dijadikan kesatuan baku.
b) Uang emas dinyatakan sebagai alat pembayaran yang sah.
c) Semua uang kertas bank yang dieluarkan oleh pemerintah atau
bank sentral dan semua alat pembayaran yang sah selain daripada
emas ditukarkan dengan emas.
Baku inti emas (Gold Bullion Standard) dari kadar yang tertentu
dijadikan sebagai kesatuan baku, mata uang emas tidak beredar yang
menjadikan alat pembayaran yang sah adalah uang yang lain daripada
emas, akan tetapi pembayaran luar negeri dipergunakan emas dalam
batangan.
Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan untuk baku wesel emas
(Gold exchange standard), yaitu:
a) Sejumlah emas tertentu dengan kadar yang diketahui dijadikan
kesatuan baku.
b) Pemerintah atau bank sentral mempunyai hubungan kredit dengan
bank-bank luar negeri yang peredarannya masih berdasarkan emas.
Beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai baku cadang emas
(Gold Reserve Standard), yaitu:
a) Bank tidak memberikan hak penukaran pada pemilik uang yang
beredar, akan tetapi bank sentral masih tetap mempunyai cadangan
emas untuk pembayaran internasional.
Dalam standar pera berarti mata uang peraklah yang paling
diutamakan sebagai alat tukar. Tetapi negara yang menggunakan
mengalami berbagai kesulitan karena sulitnya diterima secara umum oleh
negara lain, tidak seperti halnya standar emas, karena itu standar emas
tentu lebih menguntungkan daripada standar perak.
Uang logam memiliki tiga macam nilai:
a. Nilai intinsik, yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang,
misalnya berapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk mata
uang.
b. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau
cap harga yang tertera pada mata uang. Misalnya seratus rupiah
(Rp. 100,00) atau lima ratus rupiah (Rp. 500,00).
c. Nilai tukar, yaitu kemampuan uang untuk dapat ditukarkan engan
suatu barang (daya beli uang). Misalnya uang Rp. 500,00 hanya
dapat ditukarkan dengan sebuah permen, sedangkan Rp.
10.000,00 dapat digunakan dengan semangkuk bakso.
Ketika pertama kali digunakan, uang emas dan uang perak dinilai
berdasaran nilai intrinsiknya, yaitu kadar dan berat logam yang
terkandung di dalamnya, semakin besar kandungan emas atau perak
didalamnya maka semakin tinggi nilainya. Tapi saat ini, uang logam tidak
dinilai dari berat emasnya namun dari nilai nominalnya. Nilai nominal
adalah nilai yang tercantum dan tertulis di mata uang tersebut.
Keuntungan-keuntungan dari standar emas dibandingkan dengan
perak adalah emas lebih bernilai dalam jumlah kecil daripada perak
sehingga tidak membutuhkan ongkos pengangkutan yang tinggi, nilai
emas lebih stabil, akibatnya kurs wesel menjadi stabil menggunakan
standar emas perkreditan akan menjadi lebih sehat karena berdasarkan
nilai intrinsik daripada emas.
3. Uang kertas
Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas denngan gambar
dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut
penjelasa UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud
dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari
bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas).
Uang kertas yang sekarang kita gunakan sebagai alat pembayaran
yang sah untuk melakukan tukar menukar dan sebagai fungsi yang lain
adalah uang populer dan digunakan di seluruh dunia. Salah satu penyebab
mengapa orang lebih banyak condong menggunakan uang kertas adalah
ongkos pembuatannya lebih murah daripada pembuatan uang logam
maupun perak. Sebab kedua karena uang kertas mudah dibawa dari suatu
tempat ke tempat yang lainnya. Alasan ketiga bahwa jika kebutuhan suatu
negara akan uang bertambah maka kebutuhan tersebut akan mudah
dipenuhi karena kertas mudah diperoleh.
b. Berdasarkan nilainya
1. Uang penuh (full bodied money)
Nilai uang diatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang tertera
diatas uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan. Dengan
kata lain, nilai nominal yang tercantum sama dengan nilai intinsik yang
terkandung dalam uang tersebut. Jika uang itu terbuat dari emas, maka
nilai uang itu sama dngan nilai emas yang dikandungnya.
2. Uang tanda (token money)
Nilai uang dikatakan sebagai uang tanda apabila nilai yang tertera
diatas uang lebih tinggi dari nilai bahan yang digunakan untuk membuat
uang atau dengan kata lain nilai nominal lebih besar dari intrinsik uang
tersebut. Misalnya, untuk membuat uang Rp. 1000,00 pemerintah
mengeluarkan biaya Rp. 750,00.
c. Berdasarkan tingkat likuiditasnya
1. M1 adalah uang kertas dan logam ditambah simpanan dalam bentuk
rekening koran.
2. M2 adalah M1 + tabungan + deposito berjangka pada bank-bank umum.
3. M3 adalah M2 + deposito berjangka pada lembaga-lembaga tabungan non
bank.
D. Fungsi Uang
Ada beberapa fungsi uang yang penting yaitu suatu benda yang
dinamakan uang dipergunakan oleh masyarakat sebagai alat tukar-menukar dalam
pembayarannya dan sebagainya. Oleh karena itu, kita harus membedakan uang
menurut fungsinya menjadi dua bagian, yaitu:
a. Fungsi asli
1) Sebagai alat tukar (medium of change)
Dengan uang, orang yang akan melakukan pertukaran tidak perlu
menukarkan dengan barang, tetapi cukup dengan menggunakan uang
sebagai alat tukar. Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat
diatasi dengan pertukaran uang.
2) Sebagai satuan hitung (unit of account)
Uang dipakai untuk menunjukkan nilai berbagai macam barang
dan jasa yang diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan dan
menghitung besar kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk
menentukan harga barang dan jasa. Sebagai alat satuan hitung, uang
berperan untuk memperlancar pertukaran.
3) Sebagai penyimpan nilai (store of value)
Dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke
masa mendatang. Ketika penjual saat ini menerima pembayaran atas
barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut
untuk digunakan membeli barang dan jasa dimasa mendatang.
b. Fungsi turunan
1. Sebagai alat pembayaran
2. Sebagai alat penentuan harga
3. Sebagai alat pembayaran utang
4. Sebagai alat penimbun kekayaan
5. Sebagai alat pemindahan kekayaan (modal)
Ada beberapa teori yang digunakan untuk menjelaskan perilaku uang
dalam ekonomi konvensional, antara lain:
1. Teori Moneter Klasik.
Teori permintaan uang klasik tercermin dalam teori kuantitas uang (MV=PT).
Keberadaan uang tidak dipengaruhu oleh suku bunga, tetapi ditentukan oleh
kecepatan perputaran uang tersebut.
2. Teori Keynes.
Menurut Keynes, motif seseorang untuk memegang uang ada tiga tujuan yaitu :
- Transaction Motive (Motif Transaksi)
- Precautionary Motive (Motif Berjaga-jaga)
- Speculative Motive (Motif Spekulasi).
Motif Transaksi dan Berjaga-Jaga ditentukan oleh tingkat pendapatan, sedangkan
Motif Spekulasi ditentukan oleh tingkat suku bunga.
3. Time Value of Money
Hadirnya uang dalam sistem perekonomian akan mempengaruhi perekonomian
suatu negara, yaitu biasanya berkaitan dengan kebijakan-kebijakan moneter. Pada
umumnya analisis ekonomi suatu negara ditentukan oleh analisis atas ukuran uang yang
beredar.
Menurut teori ekonomi konvensional, uang dapat dilihat dari sisi hukum dan sisi
fungsi. Secara hukum uang adalah sesuatu yang dirumuskan undang-undang sebagai
uang. Jadi segala sesuatu dapat diterima sebagai uang jika ada aturan atau hukum yang
menunjukkan bahwa sesuatu itu dapat digunanakan sebagai alat tukar. Sementara secara
fungsi, menurut Irving Fisher dan Cambridge yang dikatakan uang adalah segala sesuatu
yang menjalankan fungsi sebagai uang, yang dapat dijadikan sebagai alat tukar menukarr
dan penyimpan nilai. Sementara Keynes mengatakan, uang berfungsi sebagai alat
transaksi, spekulasi, dan berjaga-jaga.
Di dalam ekonomi ini juga, uang dipandang sebagai sesuatu yang sangat berharga
dan dapat berkembang dalam suatu waktu tertentu. Konsep ini disebut time value of
money adalah nilai waktu uang bisa bertambah dan berkurang sebagai akibat perjalanan
waktu. Dengan memegang uang orang dapat dihadapkan pada resiko menurunnya daya
beli dan kekayaan sebagai akibat inflasi. Sedangkan memilih menyimpan uang dalam
bentuk surat berharga, pemilik akan memperoleh bunga yang diperkirakan diatas inflasi
yang terjadi. Dengan demikian, nilai uang saat sekarang nilai subtitusinya terhadap
barang akan lebih tinggi dibandingkan nilai dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Darmawati dan Saputra, Henry. 2017. Ekonomi Makro Syariah. Jakarta: Rajawali Pers.

Hasiholan, Jimmy. 2014. Ekonomi Moneter. Yogyakarta: Deepublish.

Karim, Adiwarman A. 2007. Ekonomi Makro Islami. Jakarta: Rajawali Pers.

Mansur, Ahmad. Konsep uang dalam perpektif ekonomi islam dan ekonomi konvensional ,
Vol. 12 No.1 , Juni 2009
.file:///D:/JOURNAL%20MKS/httpalqanun.uinsby.ac.idindex.phpqanunarticledownload545
0.pdf
Mansur, Ahmad. Al Qanun. Vol 12 No 1 (2009): Al-Qanun Vol. 12, No. 1, Juni 2009.
http://jurnalfsh.uinsby.ac.id/index.php/qanun/issue/view/19

Sutarto dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.

Anda mungkin juga menyukai