Anda di halaman 1dari 3

BAB V

PEMBAHASAN

Bedasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada Tn B di ruangan ICU


RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi didapatkan pembahsan sebagai berikut:
A. Pengkajian
Bedasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada Tanggal 02 April 2018 pada Tn
B berusia 83 tahun 4 bulan, masuk keruangan ICU Pada saat dilakukan pengkajian
pasien post op laparatomy lebih kurang 2 minggu yang lalu, keadaan luka kering,
panjang luka ± 10 cm, terdapat kolostomi dibagian abdomen kanan (kuadran kanan
bawah), pasien mengalami penurunan kesadaran, GCS : E : 3 M : 4 V : ETT, terpasang
ventilator dengan mode ventilator PC-BIPAP, Ps 12/12, peep 5, RR 10, terpasang ETT
no 7 kedalaman 21 cm, FiO2 40%, MV : 7.51, VT : 536, terdapat luka dekubitus
dibagian telinga kiri dengan luas luka ± 3cm , kepala bagian belakang ± 7cm, dibagian
belakang bahu ± 5cm dan dibagian bokong ± 7 cm , terpasang infuse dibagian tangan
kanan dan kaki kanan, NGT, kateter dan terpasang elektroda RA, LA, dan LL, manset
tensi dibagian tangan kiri, SpO2 di sebelah kiri jari telunjuk, sekret berwarna hijau, RR
32x/i, N : 110x/i, TD : 145 mmHg, suhu : 36,4oC.
Perforasi gaster adalah penyakit yang disebabkan oleh komplikasi serius dari
penyakit ulserasi peptic.Perforasi gastrointestinal merupakan suatu bentuk penetrasi yang
komplek dari lambung, usus halus, usus besar, akibat dari bocornya isi dari usus ke
dalam rongga perut.Perforasi dari usus mengakibatkan secara potensial untuk terjadinya
kontaminasi bakteri dalam rongga perut (keadaan ini dikenal dengan istilah
peritonitis).Perforasi dalam bentuk apapun yang mengenai saluran cerna merupakan
suatu kasus kegawatan bedah (Mansjoer, 2010).
Penyebab Perforasi Gaster

a. Cedera tembus yang mengenai dada bagian bawah atau perut (contoh: trauma
tertusuk pisau)
b. Trauma tumpul perut yang mengenai lambung. Lebih sering ditemukan pada anak-
anak dibandingkan orang dewasa.
c. Obat aspirin, NSAID, steroid. Sering ditemukan pada orang dewasa
d. Kondisi yang mempredisposisi : ulkus peptikum, appendicitis akuta, divertikulosis
akut, dan divertikulum Meckel yang terinflamasi.
e. Infeksi bakteri: infeksi bakteri ( demam typoid) mempunyai komplikasi menjadi
perforasi usus pada sekitar 5 % pasien. Komplikasi perforasi pada pasien ini sering
tidak terduga terjadi pada saat kondisi pasien mulai membaik.
f. Benda asing ( tusuk gigi) dapat menyebabkan perforasi oesophagus, gaster, atau
usus kecil dengan infeksi intra abdomen, peritonitis, dan sepsis.
Bedasarkan anlisa kelompok, ditemukan perbedaan yang spesifik antara kasus
yang ditemukan dan teori, sehingga dapat disimpulkan bahwa penyebab yang diteori
ditemukan juga pada kasus Tn B.
B. Diagnosa Keperawatan
Bedasarkan diagnosa teori didapatkan:
1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis
2. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan
3. Hipertermi b.d peningkatan metabolisme adanya infeksi
4. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d spasme jalan nafas
5. Ganguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi
6. Ganguan ventilasi spontan b.d kelelahan otot bernafas
7. Intoleransi aktivitas b.d nyeri
8. Resiko infeksi b.d destruksi pertahanan
9. Resiko ketidakseimbangan cairan b.d obstruksi intestinal
10. Resiko integritas kulit b.d perubahan sirkulasi, efek-efek yang ditimbulkan oleh
medikasi, akumulasi drein, perubahan status metabolisme.
Sedangkan pada kasus didapatkan diagnosa

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya jalan nafas


buatan.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakembangan ventilasi
3. Gangguan ventilasi spontan berhubungan dnegan kelelahan otot bernafas
4. Gangguan penyepihan ventilator berhubungan dengan hipersekresi jalan nafas
5. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas (mis. Nyeri saaat
bernafas, kelelahan otot nafas)
6. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
7. Deficit nutrisi berhubungan dengan Ketidakmampuan menelan makanan
8. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi, efek-efek yang
ditimbulkan oleh medikasi, akumulasi drein, prubahan status metabolisme (tirah
baring terlalu lama)
9. Resiko infeksi berhubungan dengan Destruksi pertahanan

C. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan dalam teori yaitu bedasarkan NANDA NIC-NOC Tahun
2012 dan SDKI, SIKI, dan SLKI tahun 2016. Sedangkan dalam penyusunan rencana
keperwatan pada kasus kelompok juga mengguanakan rencana keperawatan bedasrakan
standar NANDA NIC-NOC Tahun 2012 dan SDKI, SIKI, dan SLKI tahun 2016. Dalam
hal ini setiap rencana keperawatan dikembangakan bedasrakan teori yang didaptkan dan
diterima secara logis serta sesuia dengan kondisi pasien.
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan yang dilakukan juga dilakukn sesuai rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun dan disesuaikan dengan kondisi Tn B. setelah kami
melakukan pengkajian didapatkan ada perbedaan antara diagnosis teori dan diagnosis
kasus diagnosa teori ada 10, sedangkan diagnosa kasus 9.
E. Evaluasi
Setelah dilkukan intervensi keperawatan dari Tanggal 2-10 April 2018 pada Tn B
belum ada mengalami kemajuan sepenuhnya. Dan dari diagnosa belum ada yang teratasi
karena pasien meninggal.

Anda mungkin juga menyukai