REMATIK
A. LATAR BELAKANG
banyaknya lanjut usia yang hidup ditahun 2000 yaitu sebanyak 9,99% dari
22.277.700 jiwa penduduk indonesia dan diperkirakan umur harapan hidup tersebut
akan meningkat pada tahun 2020 bagi kelompok umur 65-70 tahun terjadi 11,09 %
Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan secara
alamiah. Hal ini tentu saja menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan
fsikologis.
pola penyakit juga bergeser dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular
Dari Winshield surver dari 30 orang lansia yang ada di dusun 3 terdapat 33
agar dapat diterpkan dalam kehidupan sehari-hari oleh para lansia disana.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Sasaran
Lansia yang mengikuti senam lansia
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Materi
1. Penyuluhan rematik
H. Pelaksanaan
Menjelaskan penyebab
penyakit remathoid
Mendengarkan
arthritis
dan
Menjelaskan tanda dan memperhatikan
gejala penyakit
remathoid arthritis
Mendengarkan
Menjelaskan
dan
penanganan pada
memperhatikan
penyakit remathoid
arthritis Mendengarkan
dan
Menjelaskan
memperhatikan
pencegahan penyakit
remathoid arthritis
Mendengarkan
dan
memperhatikan
3. Evaluasi Akhir
A. Definisi
Rematik merupakan penyakit yang menyerang anggota gerak, yaitu sendi, otot, tulang
dan jaringan sekitar sendi.
B. Etiologi
Sampai sekarang ini penyebab pasti masih belum diketahui tetapi ada yang mengatakan
karena mycoplasma, virus dan sebagainya. Tetapi ada beberapa pendapat yang
menyebutkan bahwa penyebab rematik terdiri dari:
C. Patofisiologi
Proses patofisiologi yang rumit pada rheumatoid arthritis adalah reaksi tipe II (imune
compleks) dan tipe IV (sel mediated). Jika tidak dapat dicegah, perubahan patologik
pada rematoid arthritis melalui 4 tahap, yaitu: synovitis, pannus formation, fibrous
ankylosis dan bony ankylosis.
Tahap 1:
Melibatkan sendi yang mengalami imflamasi dengan tipe inflamasi yang proliferative
(berkembang buak), yang berawal dalam kapsul sendi, terutama di dalam membran
sinovial (synovitis). Jaringan mengental dalam edema dan kongesti.
Tahap 2:
Tahap 3:
Fibrous ankylosis, dengan subluxation dan penyimpangan dari sendi yang dipengaruhi,
jaringan yang berisi butiran halus menjadi di serang dengan jaringan kasar fibrous dan
diubah menjadi jaringan parut (scar) yang menghambat atau mencegah pergerakan
sendi.
Tahap 4:
Bony ankylosis (penyatuan tulang yang tetap) itu bisa berkembang seperti jaringan
fibrous mengeras dan mengubahnya menjadi jaringan osseous.
Sebagai pedoman umum yang dipakai kriteria dari ARA (American Reumatism
Assosiation) untukmenegakkan diagnosa adalah:
1. Adanya rasa kaku pada pagi hari (morning stiffness), penderita merasa kaku dari
bangun tidur sampai sekurang-kurangnya 2 jam bahkan kadang-kadang sampai jam
11 rasa kaku tersebut mulai berkurang
2. Pembangkakan pada jaringan lunak (soft tissue swelling) bukan pembesaran tulang
(Hyper ostosis) berlangsung sekurang-kurangnya 6 minggu.
3. Nyeri sendi yang terkena bila digerakkan (joint terdenness on moving) sekurang-
kurangnya didapati satu sendi.
4. Nyeri pada sendi bila digerakkan (pada sendi terkena), sekurang-kurangnya pada
sebuah sendi yang lain.
10. Didapati gambaran histologik pada jaringan sinovial sedikitnya 3 dari yang tersebut
dibawah ini:
Villi hypertropi
Proliserasi jaringan sinovial
Adanya pusat-pusat/ kelompok sel mati (central necrose)
Deposit-deposit/ timbunan sel fibrin.
Adanya sebukan sel-sel radang menahun dan mendadak
11. Didapati gambaran histologik yang khas dari sayatan melintang benjolan rema
sekurang-kurangnya 3 dari yang tersebut dibawah ini:
Sering penderita mengeluh rasa sakit dan pembengkakkan pada sendi-sendi kecil
(jari tangan) dimulai sendi metakarpofalangeal dan disertai dengan bengkak yang
khas pada pergelangan tangan bagian dorsal.
E. Pemeriksaan Diagnostik
Ada 3 macam test yang dapat dan biasa dilakukan pada rematoid arthritis guna
menegakkan diagnosa pasti yaitu:
Didapati adanya hipertrofi dari villi pada sendi, penebalan jaringan sinovial, adanya
sebukan sel-sel radang mendadak dan menahun, jaringan fibrosit dan pusat-pusat
nekrosis.
2. Pemeriksaan laboratorium
Test faktor remu (RF), biasanya positif pada 70-80% penderita RA terutama
bila RA masih aktif
C-reactive protein; biasanya positif pada penderita RA sejenisnya
Laju endap darah (LED) biasanya meninggi pada RA
Sering dijumpai lekositosis
Anemia akibat adanya inflamasi yang kronik
Pada hitung jenis leukosit, polimorfunuklear persentasenya meningkat
Kadar albumin serum turun dan globulin naik
3. Pemeriksaan radiologi
F. Pengobatan
1. Medikametosa
2. Fisioterapi
Bertujuan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut dan pemulihan kembali bila
sudah terjadi kecacatan
3. Pembedahan
4. Psikoterapi
Biasanya diberikan psikoterapi superficial agar timbul semangat dan keuletan untuk
berobat dan mental penderita supaya kuat/ tabah menghadapi penyakitnya.
Mencegah deformitas
Menghilangkan rasa sakit
Mengusahakan agar dapat tetap bekerja dan hidup seperti biasa baik dirumah
maupun ditempat kerja, terutama dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
Memperbaiki (mengoreksi) deformitas yang sudah terjadi.
G. Pencegahan
Cara mencegah rematik dan mengurangi nyeri sendi ada beberapa cara, yaitu:
Olahraga teratur
Makanan yang dianjurkan yaitu makanan yang kaya vitamin C dan E serta
Kalsium, seperti jahe, nenas, jeruk, minyak zaitun, apel, bwang putih, ikan,
mangga , pepaya, anggur
Makanan yang dihindari yaitu
2. Organ Dalam Hewan seperti; usus, hati, limpa, paru, otak, jantung, dll
5. Beberapa jenis buah-buahan seperti durian, air kelapa muda, alpokat, dan
produk olahan melinjo
DAFTAR PUSTAKA
Manjoer A, dkk, 1999, Kapita Selekta kedokteran Jilid 1 Edisi 3, Jakarta: Media
Aesculapius FK UI
Prince S.A., & Wilson L.M., 1995, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Buku 2 Edisi 4, Jakarta: EGC
Smeltzer S.C., & Bare B.G., 2001, Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Volume 3, Jakarta: EGC
Wijayakusuma M.H., 2005, Mengusir Rematik & Asam Urat Tinggi dengan Makanan
Sehat ,http://ciptapangan.com/tips.detail.php?tips-id=182&detal-page=4 diambil
tanggal 17 Febuari 2006