Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

REMATIK

A. LATAR BELAKANG

Seiring dengan meningkatnya umur harapan hidup yang ditandai dengan

banyaknya lanjut usia yang hidup ditahun 2000 yaitu sebanyak 9,99% dari

22.277.700 jiwa penduduk indonesia dan diperkirakan umur harapan hidup tersebut

akan meningkat pada tahun 2020 bagi kelompok umur 65-70 tahun terjadi 11,09 %

dari 29. 120.000 jiwa penduduk indonesia (Deepkes RI, 1999).

Sesuai dengan program pemerintah yang menetapkan umur harapan hidup

yaitu 65 tahun diharapkan lansia dapat tetap mempertahankan kesehatannya agar

tetapproduktif dalam kehidupannya.

Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan secara

alamiah. Hal ini tentu saja menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan

fsikologis.

Dengan bergesernya pola perekonomian dari pertanian ke industri maka

pola penyakit juga bergeser dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular

(degeneratif) (Nugroho, 2000).

Dari Winshield surver dari 30 orang lansia yang ada di dusun 3 terdapat 33

% (10 orang) lansia diantaranya mengeluh mempunyai penyakit rematik.

Sehubungan dengan permasalahan diatas maka kami tertarik untuk

mmberikn penyuluhan rematik yang berguna untuk menambah pengetahuan lansia

agar dapat diterpkan dalam kehidupan sehari-hari oleh para lansia disana.
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan lansia mengerti dan mengenal tentang


penyakit rematik

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta dapat :

a. Mengerti dan memahami pengertian penyakit rematik


b. Mengerti dan memahami penyebab penyakit rematik
c. Mengerti dan memahami tanda dan gejala penyakit rematik
d. Mengerti dan memahami penanganan pada penyakit rematik
e. Mengerti dan memahami pencegahan penyakit rematik

C. Sasaran
Lansia yang mengikuti senam lansia

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Materi
1. Penyuluhan rematik

F. Media dan alat


1. Leflet
2. Plipcart

G. Waktu dan Tempat


Waktu :
Pukul :
Tempat :

H. Pelaksanaan

No Kegiatan Pendidik Peserta Waktu

1 Pembukaan Memberi salam Menjawab salam 5 menit


Menjelaskan tujuan Mendengarkan
dan
memperhatikan

2 Kegiatan inti Menjelaskan pengertian Mendengarkan 15 menit


penyakit remathoid dan
arthritis memperhatikan

Menjelaskan penyebab
penyakit remathoid
Mendengarkan
arthritis
dan
Menjelaskan tanda dan memperhatikan
gejala penyakit
remathoid arthritis
Mendengarkan
Menjelaskan
dan
penanganan pada
memperhatikan
penyakit remathoid
arthritis Mendengarkan
dan
Menjelaskan
memperhatikan
pencegahan penyakit
remathoid arthritis

Mendengarkan
dan
memperhatikan

3 Penutup Tanya jawab Bertanya dan 10


menjawab
Menit
Menjawab salam
Menutup dan
mengucapkan salam
I. Rencana Evaluasi
1. Evaluasi Standar
 Kesiapan peserta mengikuti penyuluhan tentang penyakit rematik
 Media dan alat dipahami.
 Tempat sesuai dengan kegiatan.
2. Evaluasi Proses
 Kegiatan penyuluhan dilakukan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
 Perawat dan peserta kooperatif dan aktif dalam mengikuti penyuluhan.

3. Evaluasi Akhir

Setelah mengikuti penyuluhan maka peserta akan dapat:

 Menjelaskan kembali tentang pengertian penyakit rematik


 Menjelaskan kembali tentang penyebab penyakit rematik
 Menjelaskan kembali tentang tanda dan gejala penyakit rematik
 Menjelaskan kembali tentang penanganan pada penyakit rematik
 Menjelaskan kembali tentang pencegahan penyakit rematik
MATERI REMATIK (RHEUMATOID ARTHRITIS)

A. Definisi

Rematik merupakan penyakit yang menyerang anggota gerak, yaitu sendi, otot, tulang
dan jaringan sekitar sendi.

B. Etiologi

Sampai sekarang ini penyebab pasti masih belum diketahui tetapi ada yang mengatakan
karena mycoplasma, virus dan sebagainya. Tetapi ada beberapa pendapat yang
menyebutkan bahwa penyebab rematik terdiri dari:

 Primer: Keturunan dan ketidakseimbangan hormon


 Sekunder: Mengkonsumsi makanan tinggi purin, obat-obatan dan alkohol,

C. Patofisiologi

Proses patofisiologi yang rumit pada rheumatoid arthritis adalah reaksi tipe II (imune
compleks) dan tipe IV (sel mediated). Jika tidak dapat dicegah, perubahan patologik
pada rematoid arthritis melalui 4 tahap, yaitu: synovitis, pannus formation, fibrous
ankylosis dan bony ankylosis.

Tahap 1:

Melibatkan sendi yang mengalami imflamasi dengan tipe inflamasi yang proliferative
(berkembang buak), yang berawal dalam kapsul sendi, terutama di dalam membran
sinovial (synovitis). Jaringan mengental dalam edema dan kongesti.

Tahap 2:

Panus berkembang secara bertahap. Lapisan jaringan yang terinflamasi ini


menghasilakn jaringan yang berisi butiran halus yang berasal dari membran synovial
berlanjut sampai ke permukaan sendi di bagian dalam sendi. Sendi ini jadi terlihat
kemerah-merahan, kasar dan melekat rapat sekali dengan dasar kartilago oleh
pernyerbuan dan pemecahan, dengan mengganggu nutrisi kartilago. Bertambahnya
kerusakan memungkinkan terjadinya butiran halus pannus yang berkembang pada area
yang berekatan dan dalam tulang suchondrial, dengan lebih parah lagi merusak/
menghancurkan kapsul sendi sebuah tulang subchondrial.

Tahap 3:

Fibrous ankylosis, dengan subluxation dan penyimpangan dari sendi yang dipengaruhi,
jaringan yang berisi butiran halus menjadi di serang dengan jaringan kasar fibrous dan
diubah menjadi jaringan parut (scar) yang menghambat atau mencegah pergerakan
sendi.

Tahap 4:

Bony ankylosis (penyatuan tulang yang tetap) itu bisa berkembang seperti jaringan
fibrous mengeras dan mengubahnya menjadi jaringan osseous.

D. Tanda dan Gejala

Sebagai pedoman umum yang dipakai kriteria dari ARA (American Reumatism
Assosiation) untukmenegakkan diagnosa adalah:

1. Adanya rasa kaku pada pagi hari (morning stiffness), penderita merasa kaku dari
bangun tidur sampai sekurang-kurangnya 2 jam bahkan kadang-kadang sampai jam
11 rasa kaku tersebut mulai berkurang

2. Pembangkakan pada jaringan lunak (soft tissue swelling) bukan pembesaran tulang
(Hyper ostosis) berlangsung sekurang-kurangnya 6 minggu.

3. Nyeri sendi yang terkena bila digerakkan (joint terdenness on moving) sekurang-
kurangnya didapati satu sendi.

4. Nyeri pada sendi bila digerakkan (pada sendi terkena), sekurang-kurangnya pada
sebuah sendi yang lain.

5. Poli arthritis yang simetris dan serentak (symetrical poliarthritis simultaneously),


serentak disini diartikan jarak antara sakit pada satu sendi disusul oleh sendi yang
lain harus kurang dari 6 minggu.

6. Didapati adanya nodulus rheumatikus subkutan

7. Didapati adanya kelainan radiologik pada sendi yang terkena, sekurang-kurangnya


dengan kalsifikasi.
8. Test factor rema positif (Rheuma factor test positif)

9. Pengendapan mucin yang kurang pekat (poor mucin clot)

10. Didapati gambaran histologik pada jaringan sinovial sedikitnya 3 dari yang tersebut
dibawah ini:

 Villi hypertropi
 Proliserasi jaringan sinovial
 Adanya pusat-pusat/ kelompok sel mati (central necrose)
 Deposit-deposit/ timbunan sel fibrin.
 Adanya sebukan sel-sel radang menahun dan mendadak

11. Didapati gambaran histologik yang khas dari sayatan melintang benjolan rema
sekurang-kurangnya 3 dari yang tersebut dibawah ini:

 Adanya daerah-daerah sel yang mati terletak ditengah-tengah


 Dikelilingi dengan sel-sel yang berproliferasi yang berjajar membentuk
gambaran jeruji sepeda
 Didapati sel fibrosis dibagian tepinya
 Adanya sebukan sel-sel radang mendadak dan menahun

Sering penderita mengeluh rasa sakit dan pembengkakkan pada sendi-sendi kecil
(jari tangan) dimulai sendi metakarpofalangeal dan disertai dengan bengkak yang
khas pada pergelangan tangan bagian dorsal.

E. Pemeriksaan Diagnostik

Ada 3 macam test yang dapat dan biasa dilakukan pada rematoid arthritis guna
menegakkan diagnosa pasti yaitu:

1. Pemeriksaan patologi anatomia (PA)

Didapati adanya hipertrofi dari villi pada sendi, penebalan jaringan sinovial, adanya
sebukan sel-sel radang mendadak dan menahun, jaringan fibrosit dan pusat-pusat
nekrosis.

2. Pemeriksaan laboratorium

 Test faktor remu (RF), biasanya positif pada 70-80% penderita RA terutama
bila RA masih aktif
 C-reactive protein; biasanya positif pada penderita RA sejenisnya
 Laju endap darah (LED) biasanya meninggi pada RA
 Sering dijumpai lekositosis
 Anemia akibat adanya inflamasi yang kronik
 Pada hitung jenis leukosit, polimorfunuklear persentasenya meningkat
 Kadar albumin serum turun dan globulin naik

3. Pemeriksaan radiologi

Didapati tanda-tanda dekalsifikasi (sekurang-kurangnya) pada sendi yang terkena

F. Pengobatan

Penatalaksanaan rematoid arthritis dibagi atas:

1. Medikametosa

 Pengobatan simptomatik; pengobatan yang hanya untuk mengurangi tanda


dan gejala, biasanya mengurangi rasa sakit. Obat yang sering dipakai adalah
simple analgesik, anti inflamasinonsteroisd, anti inflamasi golongan steroid
 Pengobatan remitif; pengobatan yang mempengaruhi perjalanan penyakit.
Biasanya digunakan immuno suppressant, obat simtomatik, alkylating
agent, chelating agent, anti malaria, antelmetik.

2. Fisioterapi

Bertujuan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut dan pemulihan kembali bila
sudah terjadi kecacatan

3. Pembedahan

Dilakukan bila pengobatan sudah dilakukan dan belum berhasil, pembedahan


biasanya bersifat ortopedik

4. Psikoterapi

Biasanya diberikan psikoterapi superficial agar timbul semangat dan keuletan untuk
berobat dan mental penderita supaya kuat/ tabah menghadapi penyakitnya.

Tujuan pengobatan secara umum adalah:

 Mencegah deformitas
 Menghilangkan rasa sakit
 Mengusahakan agar dapat tetap bekerja dan hidup seperti biasa baik dirumah
maupun ditempat kerja, terutama dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
 Memperbaiki (mengoreksi) deformitas yang sudah terjadi.
G. Pencegahan

Cara mencegah rematik dan mengurangi nyeri sendi ada beberapa cara, yaitu:

 Olahraga teratur

Olahraga teratur dapat meningkatkan fleksibilitas sendi

 Makanan yang dianjurkan yaitu makanan yang kaya vitamin C dan E serta
Kalsium, seperti jahe, nenas, jeruk, minyak zaitun, apel, bwang putih, ikan,
mangga , pepaya, anggur
 Makanan yang dihindari yaitu

1. Produk Kacang-kacangan seperti susu kacang, kacang buncis

2. Organ Dalam Hewan seperti; usus, hati, limpa, paru, otak, jantung, dll

3. Makanan kaleng seperti, sarden, kornet sapi, dll

4. Makanan yang dimasak menggunakan santan kelapa

5. Beberapa jenis buah-buahan seperti durian, air kelapa muda, alpokat, dan
produk olahan melinjo
DAFTAR PUSTAKA

Manjoer A, dkk, 1999, Kapita Selekta kedokteran Jilid 1 Edisi 3, Jakarta: Media
Aesculapius FK UI

Prince S.A., & Wilson L.M., 1995, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Buku 2 Edisi 4, Jakarta: EGC

Smeltzer S.C., & Bare B.G., 2001, Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Volume 3, Jakarta: EGC

Ochie, Diambil tanggal 17 Febuari 2006, Radang Sendi sent on 10-06-


2004http://www.restro.co.id/sehat.php?go?90=sht%2fmenukhusus25.htm

Wijayakusuma M.H., 2005, Mengusir Rematik & Asam Urat Tinggi dengan Makanan
Sehat ,http://ciptapangan.com/tips.detail.php?tips-id=182&detal-page=4 diambil
tanggal 17 Febuari 2006

Anda mungkin juga menyukai