Anda di halaman 1dari 4

METOLIT

“PROSES PENELITIAN: UNSUR-UNSUR


DESAIN PENELITIAN”

Kelompok 6 :
Delvinia 125150030
Vivian Anggraini 125160122
Grace Angela 125160124
Tita 125160130

Universitas Tarumanegara
Fakultas Ekonomi
2019/2020
Enam aspek Desain Penelitian
Tujuan Studi: eksploratif, deskriptif, pengujian Hipotesis (analitis dan
prediktif), Analisis Studi Kasus
Studi eksploratif (exploratory study) dilakukan jika peneliti memiliki keterbatasan
informasi mengenai masalah penelitian tertentu. Karena penelitian-penelitian sebelumnya
yang meneliti masalah tersebut relatif belum banyak dilakukan oleh peneliti yang lain.
Demikian juga mengenai informasi latar belakang masalah yang diperlukan oleh peneliti
untuk memahami dan merumuskan masalah penelitian, penyusunan kerangka teoritis,
pengembangan hipotesis dan pengujiannya.
Studi eksploratif yang dilakukan untuk memahami dengan lebih baik sifat masalah karena
mungkin baru sedikit studi yang telah dilakukan dalam bidang tersebut. Sejumlah studi
kualitatif sebagai lawan dari studi kuantitiaf adalah eksploratif sifatnya , bila data
menyingkapkan beberapa pola yang terkait dengan fenomena perhatian , teori pun
dikembangkan dan hipotesis dirumuskan untuk pengujian lebih jauh. Studi eksploratif juga
dilakukan ketika sejumlah fakta diketahui tapi diperlukan lebih banyak informasi untuk
menyusun kerangka teori yang kukuh.
Singkatnya, studi eksploratif penting untuk memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai
fenomena perhatian dan melengkapi pengetahuan lewat pengembangan teori lebih lanjut dan
pengujian hipotesis.
Studi deskriptif menjelaskan karakteristik suatu fenomena yang dapat digunakan sebagai
dasar pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah-masalah bisnis. Meskipun pada
dasarnya tidak dimaksudkan untuk memecahkan masalah-masalah bisnis, disebut juga
dengan analisis diagnosis yang datanya dapat berupa kualitatif dan kuantitatif.
Tujuan studi deskriptif adalah memberikan kepada peneliti sebuah riwayat untuk
menggambarkan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena perhatiandari perspektif orang,
organisasi, orientasi industry atau yang lainnya. Dalam banyak hal, informasi tersebut
mungkin vital bahkan sebelum mempertimbangkan langkah korektif tertentu.
Studi deskriptif yang menampilkan data dalam bentuk yang lebih bermakna sehingga,
1. Membantu memahami karakteristik sebuah kelompok dalam situasi tertentu
2. Memikirkan secara sistematis mengenai berbagai aspek dalam situasi tertentu
3. Memberikan gagasan untuk penyelidikan dan penelitian lebih lanjut
4. Membuat keputusan tertentu yang sederhana

Bagi studi eksploratif, data kualitatif sangat membantu tapi bagi studi deskriptif, data
kuantitatif sangat penting
Pengujian hipotesis, Penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis umumnya
merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variable
atau menentukan perbedaan antar kelompok atau kebebasan dua atau lebih factor dalam suatu
situasi. Hubungan tersebut dapat berupa hubungan korelasional, komparatif (perbandingan),
dan hubungan sebab-akibat. Pengujian hipotesis merupakan tujuan studi (termasuk studi
eksploratif dan studi deskriptif) yang mempunyai pengaruh terhadap elemen desain penelitian
yang lain, terutama dalam pemilihan metode pengujian data.
Analisis Studi Kasus , Studi kasus meliputi analisis kontekstual dan mendalam terhadap hal
yang berkaitan dengan situasi serupa dalam organisasi lain. Studi kasus sebagai sebuah teknik
pemecahan masalah, tidak sering dilakukan dalam organisasi karena penemuan jenis masalah
yang sama dalam konteks perbandingan dengan yang lainnya adalah sulit, mengingat
keengganan perusahaan untuk menyingkapkan permasalahan mereka. Tetapi, studi kasus
yang bersifat kualitatif adalah berguna dalam menerapkan solusi pada masalah terkini
berdasarkan pengalaman pemecahan masalah di masa lalu.
Tinjauan Studi Kasus, Tidak sulit untuk melihat bahwa dalam studi eksploratif, peneliti
pada dasarnya berminat untuk menyelidiki faktor-faktor situasional untuk memperoleh
pengertian mengenai karakteristik fenomena yang diteliti. Demikian pula, studi awal pada
skala kecil, dengan mewawancarai orang-orang atau mendapatkan informasi dari jumlah
kejadian yang terbatas adalah tidak umum dalam penelitian eksploratif.
Studi deskritif tidak dilakukan jika karakteristik atau fenomena yang tampak dalam sebuah
situasi diketahui eksis dan seseorang ingin mampu menjelaskannya secara lebih baik dengan
memberikan riwayat mengenai faktor terkait. Pengujian hipotesis menawarkan pemahaman
yang lebih baik mengenai hubungan yang eksis antar variabel. Hal tersebut juga dapat
menentukan hubungan sebab-akibat, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan data
kualitatif dan kuantitatif. Studi kasus umumnya bersifat kualitatif dan kadang-kadang
digunakan sebagai alat dalam pengambilan keputusan manajerial.

Jenis Investigasi: Kausal vs Korelasional

Manajer harus menentukan apakah yang diperlukan adalah studi kasual atau
korelasional. Yang pertama dilakukan adalah menentukan hubungan sebab-akibat yang
definitif. Tetapi, jika yang diinginkan manajer adalah sekedar identifikasi faktor-faktor
penting yang berkaitan dengan masalah, maka studi korelasional dipilih. Maksud
mengadakan studi kausal adalah agar mampu menyatakan bahwa variabel x menyebabkan
variabel y. jadi, jika variabel x dihilangkan atau diubah dalam cara tertentu, masalah y
terpecahkan. Berdasarkan fakta sangat sering terdapat faktor yang mempengaruhi satu sama
lain dan masalah dalam cara yang berurutan, peneliti mungkin diminta untuk
mengidentifikasi faktor-faktor penting yang berkaitan dengan masalah, dan bukannya
menentukan hubungan sebab-akubat.

Studi dimana peneliti ingin menemukan penyebab dari satu atau lebih masalah disebut
studi kausal (casual study). Jika peneliti berminat untuk menemukan variabel penting yang
berkaitan dnegan masalah, studi tersebut disebut studi korelasional (correlational study).
Terkadang diperlukan upaya untuk menentukan hubungan sebab-akibat melalui jenis analisis
korelasional atau regresi tertentu. Entah sebuah studi adalah kasual atau korelasional,
seseorang dengan demikian bergantung pada jenis pertanyaan penelitian yang diajukan dan
bagaimana masalah didefinisikan.
Tingkat Intervensi Peneliti Terhadap Studi

Tingkat intervensi peneliti terhadap arus kerja normal di tempat kerja mempunyai
keterkaitan langsung dengan apakah studi yang dilakukan adalah kasual atau korelasional.
Studi korelasional dilakukan dalam lingkup alami organisasi dengan intervensi minimum
oleh peneliti dan arus kerja yang normal. Dalam studi yang dilakukan untuk memanipulasi
variabel tertentu untuk mempelajari akibat manipulasi tersebut pada variabel terkait yang
diteliti. Dengan kata lain, peneliti dengan sengaja mengubah variabel tertentu dalam konteks
dan mengintervensi peristiwa sejauh peristiwa itu terjadi secara normal dalam organisasi.

Dalam hal lain, peneliti mungkin ingin menciptakan situasi buatan yang sama sekali
baru, dimana hubungan sebab-akibat dapat dipelajari dengan memanipulasi variabel tertentu
dan dengan ketat mengendalikan variabel lainnya. Dengan demikian terdapat bermacam-
macam (minimal, sedang, dan berlebih) intervensi peneliti dalam memanipulasi dan control
variabel dalam studi penelitian, entah dalam situasi alami atau dalam situasi lab artificial.

a. Intervensi Minimal
Peneliti tidak melakukan intervensi dalam aktifitas normal yang diteliti.

b. Intervensi Sedang
Peneliti tidak hanya mengumpulkan data dari dua selang waktu yang berbeda,
melainkan peneliti juga bermain bersama, atau memanipulasi peristiwa normal
dengan cara sengaja mengubah tingkat emosi atau mempengaruhi, serta mengabaikan
dibagian lain.

c. Intervensi Berlebih
Dimana peneliti tidak hanya dukungan yang dimanipulasi, tetapi juga situasi,
menarik subjek keluar dari lingkungan normal dan menempatkannya dalam keadaan
yang benar-benar berbeda.

Anda mungkin juga menyukai