Anda di halaman 1dari 6

Abstrak

Pemerintah Provinsi Bali cukup memiliki kepedulian


dalam meningkatkan nilai-nilai demokrasi di masyara
kat.
Penelitian menemukan bahwa bentuk komunikasi politi
k yang dilakukan oleh Pemda Bali untuk meningkatan
demokrasi di Bali dilakukan melalui Simakrama Guber
nur Bali. Simakrama Gubernur Bali adalah bentuk dar
i
democratic promotion oleh karena Pemda tidak hanya
menghormati kebebasan warga untuk berbicara namun
secara aktif mendorong warga masyarakat menggunakan
kebebasannya untuk berbicara. Melalui simakrama
Pemda Bali juga mendorong warga masyarakat untuk me
nggunakan hak politik untuk berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan dan pengawasan. Simakrama mem
fasilitasi kebebasan sipil masyarakat melalui akses
pada
pemimpinnya atau politisi yang berperan dalam pros
es pengambilan keputusan dan pengawasan kebijakan
pemerintah. Simakrama membuka akses bagi mereka yan
g suaranya tidak terepresentasi dan tidak terdengar
dalam
wacana publik. Komunikaang dilakukan o
leh Pemda Bali melalui simakrama adalah bentuk komu
leh Pemda Bali melalui simakrama adalah bentuk komu
nikasi
politik yang ditujukan untuk membangun hubungan yan
g konstruktif yang saling memberi manfaaat antara P
emda
Bali dan masyarakat Bali. Hubungan yang saling meng
untungkan tersebut sangat diperlukan untuk mendoron
g
terwujudnya rasa saling percaya antara Pemda Bali d
engan publik.
Kata kunci :
demokrasi, komunikasi politik, simakrama
1. PENDAHULUAN
Bali adalah provinsi yang tercatat memiliki Indeks
Demokrasi Indonesia (IDI) yang tergolong tinggi di
Indonesia. Angka Indeks Demokrasi Indonesia Provins
i Bali bergerak naik turun, namun selalu berada di
kelas yang baik di seluruh Indonesia. Angka IDI di
Provinsi Bali sempat menurun di tahun 2012,
dikarenakan pada tahun tersebut banyak terjadi demo
dengan kekerasan. Namun IDI Bali kembali naik di
tahun berikutnya.
Sejak tahun 2008, terdapat beberapa program dan keg
iatan dari Pemerintah Provinsi Bali yang merupakan
pendukung dari tingginya angka IDI di Bali. Salah s
atu di antaranya adalah pertemuan tatap muka
Gubernur Bali dengan masyarakat di seluruh kabupate
n/kota secara bergilir atau lebih dikenal dengan
simakrama
. Untuk itu maka akan menarik untuk memperoleh gamb
aran yang lebih komprehensif
mengenai demokrasi dalam bentuk komunikasi politik
yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Bali ini.
Hasil penelitian ini pun dapat digunakan oleh pemer
intah daerah lainnya untuk meningkatkan kehidupan
berdemokrasi di Indonesia.
1.1.
Permasalahan
Untuk itu permasalahan yang diangkat dalam peneliti
an ini adalah:
“Bagaimana pemenuhan asas demokrasi di Provinsi Bal
i melalui kegiatan

simakrama?”
1.2.Kajian Pustaka
Wardhani (2014) dalam tulisannya yang berjudul komu
nikasi pemerintahan daerah berbasis kearifan
lokal, mengungkapkan bahwa walaupun telah terjadi k
omunikasi antara pemimpin di daerah dengan
masyarakat namun komunikasi yang dilakukan pemimpin
daerah janganlah dianggap sebagai obat
mujarab dalam mengatasi persoalan-persoalan di daer
ah. Wardhani mengungkapkan bahwa komunikasi
tanpa memperdulikan persoalan-persoalan yang mendas
ar dalam masyarakat dan tidak dilakukan
berdasarkan kearifan lokal dari daerah tersebut, ti
dak akan memberikan hasil yang diharapkan.
Harlinawati (2014) dalam manajemen komunikasi pemer
intah daerah dalam program pemberdayaan
masyarakat (studi manajemen komunikasi program bela
dan beli kulon progo di kulon progo,
Yogyakarta) mengungkapkan keberhasilan program pemb
erdayaan masyarakat sangat tergantung pada
strategi komunikasi pemerintah dalam melakukan sosi
alisasi yang efektif dan tepat sasaran. Pemerintah
Kulon Progo mengedepankan transparansi informasi se
hingga membuka akses kesempatan pengawasan
oleh masyarakat terhadap program pemerintah. Karena
itulah program Bela dan Beli Kulon Progo ini
kemudian muncul menjadi program pemerintah yang san
gat populer dibanding program pemerintah
lainnya di kalangan masyarakat, terutama masyarakat
Kulon Progo.
1.3.Demokrasi
Terdapat beberapa asumsi umum yang melekat dengan k
onsep demokrasi. Pertama, demokrasi tidak
hanya penting dan mungkin merupakan bentuk terbaik
pemerintahan yang bisa diciptakan, melainkan
juga doktrin politik yang menguntungkan banyak Nega
ra. Kedua, demokrasi dipandang sebagai sistem
yang natural/alami sehingga bila orang di Negara ma
napun memenangkan kebebasan untuk memilih
sistem politiknya, mereka memilih demokrasi (Huntin
gton, 1984). Demokrasi mengedepankan aspek
persamaan di depan hukum,
popular deliberation,
dan
popular control of public officials.
Hal yang sama
juga dikatakan O’Donnel yang melihat posisi warga m
asyarakat dalam Negara penting, khususnya dalam
hal memiliki hak atas perlakuan yang setara dalam m
embuat pilihan dan kewajiban dari penguasa untuk
melaksanakan pilihan-pilihan tersebut. . oleh karen
a itu O’Donnel menggarisbawahi pentingnya “
citizen
equality”
dan
“ruler accountability”
(O’Donnel,1986:7-8)
Dahl mengajukan lima criteria demokrasi, yakni pers
amaan hak pilih dalam menentukan keputusan
kolektif yang mengikat, partisipasi efektif, yaitu
kesempatan yang sama bagi semua warga Negara dalam
proses pembuatan keputusan secara kolektif, pembebe
ran kebenaran, kontrol terakhir terhadap agenda
dan terliputnya masyarakat dalam kaitannya dengan h
ukum (Dahl, 1971:4-9).
2. METODE PENELITIAN
Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualita
tif. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses
penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada meto
dologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial
dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti
membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-
kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan
melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell,
1998:15).
2.1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah daera
h administratif dari Provinsi Bali, dan ibu kota
Provinsi Bali, yakni Kota Denpasar.
2.2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan efektif selama enam bulan
dari mulai persiapan, proses pengumpulan data,
proses pengolahan data, hingga analisa dan persiapa
n pembuatan laporan dan seminar hasil penelitian.
2.3. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang akan digunakan dalam p
enelitian ini adalah tehnik yang telah biasa
digunakan dalam penelitian kualitatif yakni wawanca
ra, observasi, dan studi dokumen. Untuk itu dalam
penelitian ini hanya pihak-pihak tertentu saja yang
dijadikan narasumber tidak seluruh populasi. Adapu
n
yang akan menjadi informan atau narasumber adalah p
ihak-pihak yang berkompeten dan memahami
bagaimana bentuk hingga proses komunikasi politik y
ang dilakukan Pemerintah Provinsi Bali. Adapun
informan dalam penelitian ini adalah, Kepala Biro H
umas Provinsi Bali, Kepala badan Kesbangpollinmas
Provinsi Bali, dan beberapa pengamat sosial politik
dan budaya.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Bentuk Simakrama
Simakrama adalah salah satu bentuk komunikasi polit
ik Pemda Bali kepada masyarakat Bali untuk
mendengarkan aspirasi masyarakat Bali sekaligus kom
unikasi politik dari Pemda Bali untuk secara
langsung merespon aspirasi masyarakat yang muncul d
ari dalam forum simakrama. Disebut sebagai
komunikasi politik oleh karena forum itu melibatkan
interaksi antara elit politik Gubernur dan Pimpina
n
DPRD, media massa dan warga masyarakat. Dalam forum
yang diliput oleh media massa, warga
masyarakat menyampaikan aspirasinya kepada Gubernur
dan langsung direspon oleh Gubernur Bali.
Untuk memberitahukan ke publik tentang jadwal dan S
imakrama Gubernur Bali, Humas Pemprov Bali
memberitahukan tentang tempat dan jadwal pelaksanaa
n simakrama yang biasanya dilakukan setiap hari
Sabtu di akhir bulan. Pemberitahuan itu disampaikan
melalui media televisi, radio, dan surat kabar.
Simakrama tersebut dapat dihadiri oleh seluruh kala
ngan masyarakat tanpa terkecuali bahkan dapat juga
dapat dihadiri oleh warganegara asing. Dari pihak P
emda Bali, simakrama di hadiri oleh Gubernur Bali,
Pimpinan SKPD Pemda Provinsi Bali dan Pimpinan DPRD
. Pimpinan SKPD-SKPD sewaktu-waktu akan
diminta oleh Gubernur untuk memberikan tanggapan ji
ka ada pertanyaan peserta yang terkait dengan
tugas SKPD yang dipimpinnya.
Kegiatan ini diawali dengan pendaftaran peserta. Ji
ka peserta ingin menyampaikan aspirasi dalam
simakrama tersebut, peserta dipersilakan mendaftar
di daftar hadir untuk peserta yang akan berbicara.
Peserta yang akan berbicara tersebut diminta untuk
menuliskan perihal yang ingin disampaikan.Yang
bersangkutan juga diberitahu oleh staf Pemda Bali b
ahwa waktu bagi peserta untuk berbicara dalam
forum tersebut adalah tiga menit yang ditandai deng
an pukulan gong.
Acara Simakrama tersebut dibuka dengan Tri Sandya (
persembahyangan menurut Agama Hindu) yang
diikuti oleh seluruh peserta yang beragama Hindu. A
cara tersebut dipandu oleh seorang moderator yaitu
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Provin
si Bali). Gubernur memberikan pengantar
dengan memperkenalkan pejabat atau orang yang duduk
bersama dirinya dan kemudian memberikan
kesempatan kepada peserta yang hadir untuk menyampa
ikan aspirasinya.

Anda mungkin juga menyukai