Anda di halaman 1dari 46

TUGAS AMDAL

DAMPAK POTENSIAL PERTAMBANGAN EMAS

PT. ANTAM PONGKOR

Disusun Oleh:

Abdul Rachmat Maulana (11160980000026)


Nisrina Amalia (11160980000027)
Muhammad Farras Al-Yafi (11160980000028)
Adin Yusroni (11160980000030)
Rizqy Mustaqim (11160980000031)

Dosen:
A. Silvan Erusani, ST., M.Sc

TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang
Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au (bahasa
Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi (trivalen dan univalen)
yang lembek, mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan "ductile". Emas tidak
bereaksi dengan zat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin, fluorin dan aqua regia.
Logam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di bebatuan dan di deposit
alluvial dan salah satu logam coinage. Kode ISO nya adalah XAU. Emas melebur
dalam bentuk cair pada suhu sekitar 1000 derajat celcius (wikipedia .com). Emas
merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar
antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan
logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi
dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa,
karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral
pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi.
Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah
paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium.
Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya
kurang dari 20%.

Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan.


Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan
hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan
letakan (placer). Emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak negara dan juga
digunakan sebagai perhiasan, dan elektronik. Penggunaan emas dalam bidang
moneter dan keuangan berdasarkan nilai moneter absolut dari emas itu sendiri
terhadap berbagai mata uang di seluruh dunia, meskipun secara resmi di bursa
komoditas dunia, harga emas dicantumkan dalam mata uang dolar Amerika. Bentuk
penggunaan emas dalam bidang moneter lazimnya berupa bulion atau batangan emas
dalam berbagai satuan berat gram sampai kilogram. Potensi endapan emas terdapat di
hampir setiap daerah di Indonesia, seperti di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau
Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

Pongkor merupakan salah satu wilayah Jawa Barat yang mempunyai kandungan
emas (dan perak) cukup tinggi. Endapan emas perak Pongkor dijumpai pada urat
kuarsa karbonat adularia epitermal sulfidasi rendah yang ditemukan oleh PT. Aneka
Tambang (ANTAM) pada tahun 1981. Metode eksplorasi yang dilakukan diawali
dengan pengambilan contoh sedimen sungai aktif dengan kerapatan 2 hingga 4
contoh per km. Anomali dijumpai pada sekitar urat kuarsa dengan nilai 100-200
ppb Au (di beberapa tempat mencapai 900 ppb Au). Urat kuarsa diteliti lebih detil
dengan menggunakan parit uji dan metode geofisika magnet dan resistivitas batuan.
Adapun metode resistivity sangat berguna untuk mendelineasi zona silisifikasi dan
lebar urat kuarsa. (Basuki et al 1994) .Tambang emas Pongkor dimulai sejak tahun
1992 oleh ANTAM dengan produksi 3 hingga 4 ton emas per tahun.

Dampak yang timbul akibat adanya pertambangan emas beragam efeknya


kepada banyak golongan makhluk hidup. Analisa dampak lingkungan guna menjadi
referensi pencegahan dan pengurangan dampak yang terjadi perlu dilakukan, sehingga
setiap proses penambangan diketahui dampak potensialnya dan dapat diketahui
sumbernya guna dicegah atau di kurangi efeknya.

1. 2. Perumusan masalah
Perumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah:

1. Proses apa saja yang ada pada pertambangan emas


2. Dampak apa saja yang ada pada pertambangan emas
3. Apa dampak yang tergolong potensial
1. 3. Tujuan
Mempertimbangkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui dan menganalisa dampak – dampak yang terjadi dari proses


penambangan emas
2. Menjelaskan sumber yang menimbulkan dampak yang potensial

1. 4. Manfaat
Makalah ini bermanfaat guna menajdi sumber pengetahuan baru bagi masyarakat
luas, dan dapat dijadikan bahan referensi belajar mengenai analisan dampak
lingkungan pertambangn emas.
BAB II

LANDASAN TEORI

2. 1. Analisis Mengenai Dampak dan Lingkungan (AMDAL)


Amdal atau Analisis Mengenai Dampak dan Lingkungan merupakan suatu
kajian terhadap usaha atau kegiatan pada lingkungan hidup yang menimbulkan
dampak sehingga membutuhkan suatu pengambilan keputusan dalam
penyelenggaraan kegiatan tersebut. Amdal pertama kali di Amerika Serikat oleh
National Environmental Policy Act, dimana pada saat itu terdapat penentangan
terhadap adanya perkembangan teknologi yang dinilai dapat merusak lingkungan.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999, Analisis mengenai dampak dan
lingkungan merupakan kajian mengenai dampak besar dan penting untuk
pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan padali
ngkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Amdal dilakukan untuk mengetahui
berbagai dampak yang ditimbulkan akan suatu kegiatan, baik berupa dampak positif
maupun dampak negative, serta tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan dalam
mencegah atau menanggulangi dampak tersebut. Untuk itu diperlukana adanya
analisis dan uji dalam menetapkan suatu keputusan pada suatu proyek kegiatan,
terdapat 5 dokumen yang perlu dipersiapkan diantaranya adalah sebagai berikut:

 Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)


Merupakan dokumen yang berisi tentang ruang lingkup serta kedalaman kajian
ANDAL. Ruang lingkup kajian ANDAL meliputi penentuan dampak-dampak
penting yang akan dikaji secara lebih mendalam dalam ANDAL dan batas-batas
studi ANDAL. Ruang lingkup dan detail kajian ditentukan berdasarkan
kesepakatan antara pemrakarsa kegiatan dan komisi penilai amdal dengan proses
pelingkupan.

 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)


Dampak yang telah terdeteksi dari dokumen KA-ANDAL yang telah dianalisis
dengan metodologi yang telah disepakati kemudian akan dibuat dokumen
ANDAL yang mana berisi tentang analisis dampak dari rencana kegiatan.
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar dampak yang dapat
ditimbulkan. Kemudian selanjutnya dilakukan penentuan sifat penting dampak
dengan cara membandingkan besaran dampak terhadap kriteria dampak penting
yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Tahap kajian selanjutnya adalah evaluasi
terhadap keterkaitan antara dampak yang satu dengan yang lainnya. Evaluasi
dampak ini bertujuan untuk menentukan dasardasar pengelolaan dampak yang
akan dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan
dampak positif.

 Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL).


Dokumen ini berisi tentang pengendalian dan penanggulangan dampak yang
dihasilkan. Dampak positif yang dihasilkan dari kegiatan harus dimaksimalkan
dan dampak negative yang dihasilkan dari kegiatan perlu diberikan
diminimalisir dan ditanggulangi. Upaya-upaya tersebut dirumuskan berdasarkan
hasil arahan dasar-dasar pengelolaan dampak yang dihasilkan dari kajian
ANDAL

 Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).


RPL merupakan dokumen yang memuat program-program pemantauan untuk
melihat perubahan lingkungan yang disebabkan oleh dampak-dampak yang
berasal dari rencana kegiatan. Hasil pemantauan ini digunakan untuk
mengevaluasi efektivitas upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan,
ketaatan pemrakarsa terhadap peraturan lingkungan hidup dan dapat digunakan
untuk mengevaluasi akurasi prediksi dampak yang digunakan dalam kajian
ANDAL.
2. 2. Emas
Emas merupakan logam mulia berwarna kekuningan dengan titik lebur 1064C
yang keterdapatannya di Indonesia tersebar dalam endapan primer dan endapan
sekunder. Pada endapan primer, emas ditemukan di dalam retakan-retakan batuan
kuarsa dan terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan.
Selain itu beberapa endapan emas terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan
larutan hidrotermal. Pada endapan sekunder, emas terjadi karena adanya proses
transportasi dan pelapukan sehingga emas biasa ditemukan di daerah alluvial.
Keterdapatan emas di bumi berasosiasi dengan mineral lain, sehingga perlu adanya
proses yang dilakukan untuk mengolah emas agar menjadi emas murni. Emas biasa
berasosiasi dengan mineral Cu, Ag, Pb dan Zn. Untuk itu diperlukan adanya metode
pengolahan yang harus dilakukan untuk memisahkan emas dari pengotornya.
Proses penambangan emas dapat dilakukan dengan cara metode penambangan
open pit dan underground. Hal ini dikaitkan dengan keberadaan emas di dalam bumi.
Setelah kegiatan penambangan emas, kegiatan selanjutnya adalah dengan melakukan
proses pengolahan emas untuk meningkatkan kadar emas serta memisahkan
konsentrat emas dari pengotornya. Pada proses pemurnian emas untuk mendapatkan
kadar 99,99% dilakukan berbagai proses metalurgi. Dapat dilakukan dengan cara
sianidasi, electrorefining, flotasi dan perendaman. setelah proses tersebut emas
kemudian dicetak dan siap dijual.

2. 3. PT. ANTAM PONGKOR


Kegiatan tambang emas Pongkor memiliki tiga urat emas utama yakni urat
Ciguha, Kubang Cicau dan Ciurug. Metode penambangan yang digunakan adalah
conventional cut and fill stoping pada urat emas Ciguha dan Kubang Cicau. Pada urat
emas Ciurug ANTAM menggunakan metode penambangan mechanised cut and
fill dengan peralatan hydraulic jumbo drill dan load haul dump (LHD). Penggunaan
metode mechanised cut and fill bertujuan untuk meningkatkan produksi dan
meminimalisir biaya produksi untuk meningkatkan efisiensi.
Setelah bijih emas ditambang,bijih emas kemudian diolah melalui beberapa
proses seperti crushing, milling, cyanidation, carbon leaching, stripping,
electrowinning dan casting untuk memproduksi bullion/dore yang akan dibawa ke
unit pengolahan emas ANTAM di daerah Pulogadung.
1. Unit Sianidasi

Unit sianidasi merupakan unit proses pertama dalam proses pngolahan emas yang
meliputi proses yaitu crushing, milling dan leaching. Proses ini dilakukan untuk
mereduksi ukuran bijih emas menjadi ukuran yang memenuhi agar reaksi
pelarutan berlangsung dengan baik sedangkan leaching merupakan kegiatan
pelarutan selektif emas oleh reagen tertentu.

 Crushing
Crushing merupakan proses penghancuran bijih emas hasil tambang
dengan ukuran besar hingga menjadi ukuran sekitar 12,5 mm. crushing
dilakukan untuk meningkatkan derajat liberasi mineral serta menghilangkan
pengotor dari logam berharga serta memperbesar luas permukaan bijih
sehingga kecepatan reaksi pelarutan dapat berlangsung dengan baik. Terdapat
2 bagian crushing, yaitu primary crushing yang menggunakan jaw crusher dan
secondary crushing yang menggunakan cone crusher.
Ore dari dalam tambang diangkut dengan menggunakan Load Hauling
Dump yang selanjutnya diangkut oleh lori ke stockpile. Kemudian ore
dimasukkan ke dalam ROM (run off mine) bin. Pada ROM bin dipasang
grizzly berupa besi yang disusun menyilang untuk memisahkan ore yang
berukuran lebih besar dari 40 cm dengan yang lebih kecil dari 40 cm. Ore
yang tidak lolos di grizzly akan dihancurkan di tempat jika ukuran lebih terlalu
besar atau diangkut kembali ke stockpile untuk direduksi ukurannya
menggunakan excavator breaker. Ore yang lolos di grizzly akan jatuh ke apron
feeder yakni feeder berupa bantalan besi yang berjalan sesuai setting yang
telah ditentukan. Hasil ROM dipasang rantai besar untuk mengatur jumlah ore
yang masuk kedalam jaw crusher dan mencegah terjadinya coking.

 Milling (Penggerusan)
Milling atau grinding merupakan proses reduksi ukuran bijih dengan
cara penggerusan bijih (ore) menggunakan grinding ball yang bertujuan untuk
mengecilkan ukuran ore dari -12 mm sampai +5 mm menjadi -200 mesh atau
74 mikron sehingga dapat masuk ke tahap selanjutnya (pelindian). Proses ini
merupakan proses lanjutan dari proses crushing. Alat milling yang digunakan
adalah jenis ballmill tipe discharge mill.

 Leaching
Merupakan kegiatan pelarutan mineral emas dengan suatu cairan
kimia. Leaching yang digunakan adalah agitation leaching dimana yang
menggunakan pelarut sianida yang diperoleh dari hasil pelarutan natrium
sianida (NaCN) dengan di mixing Tank. Adapun beberapa parameter pada
proses leaching antara lain:
 Konsentrasi Sianida
 pH operasi pada tangki leaching 10.3-10.8
 Persen solid pada tangki leaching 38%-42%
 Dissolved Oksigen (DO) atau oksigen terlarut
 Waktu tinggal
 Temperatur pada leaching tank
2. Unit Recovery
 Carbon in leach (CIL)
Merupakan proses absorbsi emas yang telah larut saat proses leaching
oleh karbon aktif. Proses yang terjadi di CIL ini adalah penangkapan senyawa
kompleks NaAu(CN)2 dan NaAg(CN)2 oleh carbon aktif.

 Elution
Elution merupakan proses pelepasan emas dari karbon yang telah
dimasukkan pada tangki CIL. Metoda digunakan pada UBPE Pongkor adalah
Anglo American Research Laboratory (AARL).

 Electrowinning
Merupakan pengambilan emas dan perak yang terkandung dalam air
dengan prinsip elektrolisis. Logam emas diendapkan dan diberi arus listrik
searah pada elektroda sehingga terjadi reaksi oksidasi dan reduksi.

 Smelting (Peleburan)
Proses smelting merupakan proses pemisahan logam emas dan perak
alam bentuk cake dari slag (pengotor) pada titik leburnya dengan bantuan
reagent flux (boraks). Cake yang merupakan hasil dari proses electrowinning
dilakukan pengurangan kadar air hingga 20% dengan memasukkan ke dalam
vacuum filter. Setelah dilakukan pengurangan kadar air dalam vacuum filter
dilakukan penggarangan diatas tungku dengan suhu 700-900oC hingga kadar
air mencapai 15%. Setelah di dilakukan penggarangan cake didinginkan lalu
kemudian ditambahkan boraks sebanyak 5-6 kg/300 cake. Penambahan boraks
ini bertujuan untuk memisahkan pengotor dari mineral berharga sehingga
pengotor terapung di atas logam cair dan membentuk slag. Setelah
penambahan boraks, cake dilebur didalam morgan furnace pada suhu 1000-
1200oC kemudian dore bullion dituangkan ke dalam cetakan.
Slag yang terbentuk dari proses peleburan (CaCO3) kemudian pisahkan
secara manual dengan emas yang telah cair, sehingga dapat mengakibatkan
adanya emas dan perak yang terbawa oleh slag. Slag kemudian dilebur hingga
emas terpisah dari pengotornya. Setelah itu slag di dinginkan dan dipisahkan
dari pengotor. Logam emas dan perak yang dihasilkan dimasukkan kembali
pada peleburan utama dan slag akan digerus di ball mill bersama ore.
Setelah serangkaian proses telah dilakukan, dore bullion akan
dikirimkan ke Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia
(UBPPLM) di Pulogadung, Jakarta untuk dipisahkan dan dimurnikan antara
emas dan perak.
BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3. 1. PRA-KONSTRUKSI
A. Pembebasan Lahan
1. Geofisik:

2. Biologi:

3. Sosial:
a. Perubahan perilaku social
Karena adanya pembebasan lahan, maka ada masyarakat yang setuju dan tidak
terhadap rencana penambangan. Oleh karena itu, masyarakat aka nada yang
memiliki sifat peduli dan tidak peduli.
b. Perubahan Kepemilikan Lahan
Karena adanya pembebasan lahan, maka secara otomatis pemilik dari lahan
tersebut akan berubah. Semula milik masyarakat kemudian menjadi milik
perusahaan.
c. Gangguan Proses Sosial
Pada saat pembebasan lahan tidak semua masyarakat setuju jika lahanya
dijadikan area pertambangan karena mereka berfikir jika lahanya dijual untuk
perusahaan, maka mata pencaharian mereka dan lingkunga mereka kedepanya
akan terganggu. Maka akan ada ganguan proses social yang terjadi seperti
demo dari masyarakat yang kontra. Tetapi sebagian masyarakat lainya setuju
karena mereka berfikir dengan dijualnya lahan mereka akan mendapat uang
yang nantinya akan dijadikan usaha.
d. Sikap Dan Persepsi Masyarakat
Dengan adanya pembebasan lahan, masyarakat akan memiliki sifat dan
persepsi yang berbeda-beda terhadap perusahaan. Karena sebagian masyarakat
menganggap perusahaan akan memberikan dampak positif dan sebagian akan
memberikan dampak negative. Oleh karena itu, masyarakat akan memilki sifat
dan persepsi yang berbeda-beda.
4. Kesehatan Masyarakat:

B. Survey Lapangan
1. Geofisik:
a. Kebisingan
Survey lapangan akan menimbulkankan kebisingan karena pada saat survey
menggunakan peralatan-peralatan seperti Geo Penetrating Radar,
Drone/Pesawat atau pemboran inti, sehingga dari alat-alat tersebut dapat
menimbulkan kebisingan apalagi jika area survey berdekatan dengan
pemukiman.

b. Getaran
Pada saaat survey lapangan akan terjadi getaran-getaran yang akan dirasakan
karena beberapa alat akan menumbuk tanah yang mengakibatkan getaran
seperti Geo Penetrating Radar.

2. Biologi:
a. Flora
Survey lapangan akan mengakibatkan perubahan pada flora karena akan
banyak sekali membuka jalan-jalan baru yang memungkinkan untuk
menebang tumbuh-tumbuhan, sehingga tumbuh-tumbuhan akan mati.

b. Fauna
Pembukaan jalur-jalur baru pada aera survey akan menggangu fauna yang
berada di daerah tersebut karena akan merubah jalur lintas fauna, sehingga
fauna akan berpindah-pindah tempat karena keberadaan manusia.

3. Sosial:
a. Kesempatan Kerja
Survey lapangan yang dilakukan perusahaan akan banyak membutuhkan
tenaga kerja seperti pemandu, kuli panggul sampai pembuat makanan untuk
memenuhi kebutuhan survey.
b. Peluang Usaha
Survey lapangan akan membuka kesempatan untuk membuka usaha kepada
masyarakat terutama dibingan kuliner, karena saat survey lapangan
perusahaan membutuhkan pasokan logistic untuk kelancaran survey.

c. Pendapatan Masyarakat
Pendapatan masyarakat akan sedikit meningkat karena adanya survey
lapangan karena masyarakat mendapat manfaat berupa peluang usaha dan
menjadi pembantu dalam survey.

d. Pengurangan Pengangguran
Karena survey lapangan membutuhkan cukup banyak orang, sehingga
masyarakat yang menganggur dapat menjadi pekerja untuk mebantu kegiatan
survey lapangan.

4. Kesehatan Masyarakat:
a. Kecelakaan Kerja
Pada saat survey lapangan dapat menimbulkan kecelakaan kerja karena alat-
alat yang digunakan sangat perlu kehati-hatian sehingga jika terjadi kesalahan
dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Kemudian saat survey lapangan juga
dapat menimbulkan kecelakaan kerja seperti tersesat karena survey lapangan
dilakukan di hutan atau jauh dari pemukiman.

C. Pengumuman
1. Geofisik:

2. Biologi:

3. Sosial:
a. Perubahan Perilaku Sosial
Karena adanya pengumuman pembangunan pertambangan, maka masyrakat
akan memiliki reaksi setuju dan menolak. Kemudian perubahan sosialnya
adalah sikap masyarakat yang terpecah antara yang peduli dengan yang tidak
peduli.

b. Gangguan Proses Sosial


Saat pengumuman akan menimbulkan gangguan sosial khususnya kepada
masyarakat yang menolak penambangan sehingga memungkinkan saat
pengumuman akan terjadi penolakan-penolakan seperti demo dan pencopotan
papan proyek.

c. Sikap Dan Persepsi Masyarakat


Pengumuman akan menimbulkan sikap dan persepsi masyarakat baik yang
setuju maupun menolak karena pada pengumuman akan dijelaskan dampak-
dampak apa saja yang akan ditimbulkan. Kemudian dengan adanya
pengumuman dapat merubah sikap dan persepsi masyarakan terhadap
perusahaan.

4. Kesehatan Masyarakat:

D. Perencanaan Tambang
1. Geofisik:

2. Biologi:

3. Sosial:
a. Kesempatan Kerja: pada tahap perencanaan tambang akan memuka
kesempatan kerja kepada masyarakat karena pada saat perencanaan beberapa
kali harus meninjau lapangan untuk memastikan recana, sehingga masyarakat
dibutuhkan untuk membantu jalanya proses perencanaan walaupun tenaga
kerja yang dibutuhkan sedikit.
4. Kesehatan Masyarakat:

E. Tenaga kerja
1. Geofisik:

2. Biologi:

3. Sosial:
a. Kesempatan kerja
Pemilihan tenaga kerja dalam suatu kegiatan pra-konstruksi pertambangan
memiliki dampak kepada kesempatan kerja para pekerja khususnya penduduk
sekitar daerah pertambangan. Daerah pertambangan memiliki potensi
tumbuhnya kesempatan kerja di daerah setempat, dari mulai tenaga kerja
dimulai dari tenaga administrasi kantor, tenaga pengamanan pertambangan,
operator, teknisi, engineer, dan lain-lain.

b. Peluang usaha
Dalam kegiatan pra-konstruksi di daerah pertambangan tentunya dapat
meningkatkan peluang usaha masyarakat sekitar daerah pertambangan, dimana
masyarakat dapat membuka toko kewirausahaan seperti kuliner, koperasi,
warung, dan lain-lain untuk memenuhi kebutuhan para tenaga kerja.

c. Pendapatan masyarakat
Hal ini tentunya berkaitan dengan point b, dimana adanya peluang usaha pada
daerah pertambangan yang mana dapat memenuhi kebutuhan para tenaga kerja
dalam kegiatan pra-konstruksi dapat memberikan pendapatan kepada
masyarakat, karena masyarakat setempat dapat membuka usaha yang dapat
berguna bagi tenaga kerja.
d. Perubahan perilaku sosial
Perubahan sosial masyarakat dapat terjadi, hal ini disebabkan oleh masyarakat
sekitar yang menjadi tenaga kerja di pertambangan dapat memiliki taraf hidup
yang lebih baik sehingga dapat merubah sosial ekonomi masyarakat dan dapat
memajukan kehidupan sosial masyarakat.

e. Pengurangan pengangguran
Adanya tenaga kerja dalam kegiatan pra-konstruksi pertambangan tentunya
dapat mengurangi pengangguran di daerah sekitar pertambangan, dimana
dapat meningkatkan peluang kerja masyarakat sehingga dapat mengurangi
pengangguran, dari tahap pra-konstruksi hingga tahap selanjutnya.

f. Pertumbuhan ekonomi

g. Perubahan jumlah penduduk


Kegiatan pra-konstruksi dimana terdapat banyaknya tenaga kerja yang
dibutuhkan sehingga perlu mendatangkan tenaga kerja ahli pada bidangnya
dari berbagai daerah tentunya dapat meningkatkan perubahan jumlah
penduduk pada daerah sekitar pertambangan.

h. Perubahan kepemilikan lahan


i. Gangguan proses sosial


Tenaga kerja yang ada di daerah pertambangan dapat menimbulkan gangguan
proses sosial masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan adanya persaingan
kerja antara tenaga kerja dari luar daerah dan tenaga kerja masyarakat
setempat di daerah pertambangan, sehingga dapat memicu adanya potensi
gangguan proses sosial masyarakat.

j. Sikap dan persepsi masyarakat


Kegiatan pra-konstruksi yang melibatkan tenaga kerja dapat menimbulkan
perubahan sikap dan persepsi masyarakat, seperti contoh dengan adanya
tenaga kerja asing yang didatangkan untuk kegiatan pra-konstruksi seperti
engineer atau manager pertambangan yang mengambil tindakan atau kegiatan
yang tidak dapat diterima oleh masyarakat dapat menimbulkan adanya
persepsi negative sehingga dapat menimbulkan sikap dan persepsi yang
kurang baik dari masyarakat setempat.

4. Kesehatan masyarakat:

3. 2. KONSTRUKSI
A. Land Clearing
1. Geofisik:
a. Kebisingan
Kegiatan konstruksi yang dalam hal ini adalah land clearing dimana
merupakan tahapan awal konstruksi pertambangan membutuhkan adanya alat-
alat berat dalam menghilangkan tanaman yang tumbuh diatas lokasi bahan
galian. Hal ini tentunya menimbulkan adanya kebisingan daripada alat-alat
berat yang memiliki suara yang sangat bising sehingga dapat mengganggu
masyarakat sekitar. Adanya kebisingan yang terus-menerus dapat mengganggu
fungsi telinga, dan gangguan kesehatan lainnya seperti perubahan frekuensi
jantung, perubahan tekanan darah, tingkat pengeluaran keringat, serta
psikososial dan psikomotor ringan jika dicoba bekerja di lingkungan yang
bising

b. Kualitas udara
Adanya kegiatan land clearing yang dilakukan dengan pembabatan hutan dan
menghilangkan vegetasi di lokasi penambangan dapat menimbulkan potensi
adanya penurunan kualitas udara, dimana vegetasi yang menjadi sumber
oksigen bagi kehidupan menjadi hilang dengan adanya kegiatan land clearing.
Selain itu penurunan kualitas udara disebabkan juga oleh adanya kegiatan land
clearing yang melibatkan alat-alat berat, dimana terdapat gas emisi buangan
dari bahan bakar alat yang dapat mencemari udara, serta adanya pengupasan
lahan dapat menimbulkan adanya debu-debu dari tanah yang berterbangan
sehingga hal ini sangat menimbulkan dampak potensi bagi kehidupan
masyarakat.

c. Kualitas air
Kualitas air dari daerah pertambangan juga tentu dapat tercemar dengan
adanya kegiatan land clearing, dimana kegiatan ini yang menghilangkan
vegetasi dari perhutanan dapat menurunkan kualitas air, serta adanya cemaran
dari tanah-tanah yang tertransportasi dari lokasinya dapat mencemari air di
daerah pertambangan.

d. Transportasi
Kegiatan land clearing yang melibatkan kegiatan transportasi dimana terjadi
adanya transportasi dimana alat-alat untuk mengoperasikan land clearing
melakukan kegiatan operasi dengan memindahkan vegetasi ke tempat
penampungan.

e. Getaran
Alat-alat berat dari kegiatan land clearing memiliki getaran yang cukup besar
karena alat-alat tersebut sangat besar dan alat-alat berat di lokasi
pertambangan cukup banyak sehingga dapat menimbulkan getaran. Getaran
yang ditimbulkan dapat memberikan dampak kepada kesehatan para pekerja
dan masyarakat setempat, seperti menimbulkan nyeri pada dada, kepala,
rahang dan persendian lainnya. Selain itu, beberapa penelitian adanya getaran
yang menyebabkan goyangan organ apabila berlangsung selama jangka
panjang dapat menimbulkan osteoarthritis tulang belakang. Getaran juga dapat
menimbulkan efek vaskuler dan efek neurologic. Meskipun belum ada
penelitian atau pengujian yang cukup definitif, getaran diduga dapat
menyebabkan perubahan atau peningkatan tekanan darah yang pada tingkat
tertentu dapat mengakibatkan hipertensi (Harrington dan Gill, 2005).
2. Biologi:
a. Flora
Kegiatan land clearing yang melakukan pembabatan hutan dan vegetasi di
suatu daerah penambangan dapat menimbulkan dampak potensial pada flora
yang dapat menyebabkan menurunnya spesies tumbuhan, serta menghilangkan
habitat flora pada suatu daerah.

b. Fauna
Fauna juga dapat memiliki pengurangan atau bahkan penghilangan spesies
akibat adanya kegiatan land clearing yang mengganggu habitat aslinya pada
perhutanan. Sehingga tentunya kegiatan land clearing memberikan dampak
potensial yang buruk bagi fauna.

3. Sosial:
a. Kesempatan kerja
Kesempatan kerja oleh masyarakat di daerah pertambangan dapat ditimbulkan
oleh adanya kegiatan land clearing, yang mana membutuhkan tenaga
masyarakat dalam kegiatan pengupasan lahan. Selain itu, kesempatan kerja
juga dapat muncul dari adanya kebutuhan tenaga operator untuk
mengoperasikan alat-alat berat.

b. Peluang usaha

c. Pendapatan masyarakat
Dengan adanya kesempatan kerja untuk masyarakat sekitar daerah
pertambangan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang bekerja untuk
pertambangan dana atau masyarakat yang menjadi tenaga kerja untuk
mendukung komponen kerja di daerah pertambangan.

d. Perubahan perilaku sosial



e. Pengurangan pengangguran

f. Pertumbuhan ekonomi

g. Perubahan jumlah penduduk


h. Perubahan kepemilikan lahan


i. Gangguan proses sosial


Pengupasan vegetasi yang mana dapat menghilangkan tanaman dan tumbuhan
sebagai sumber kehidupan masyarakat dapat mengganggu proses sosial
masyarakat dimana terdapat masyarakat yang pro dan kontra terhadap
kegiatan land clearing.

j. Sikap dan persepsi masyarakat


Sikap dan persepsi masyarakat dapat memiliki dampak potensial dari kegiatan
land clearing. Hal ini disebabkan oleh masyarakat yang tidak setuju dengan
adanya kegiatan pengupasan lahan vegetasi akan merubah persepsi masyarakat
di daerah pertambangan.

4. Kesehatan masyarakat:
a. Kecelakaan kerja
Kegiatan land clearing yang berhubungan dengan pengoperasian alat-alat berat
seperti dump truck, back hoe, bull dozer, excavator, wheel loader, dan lain
sebagainya dapat menimbulkan kecelakaan kerja.

b. Limbah domestik

c. Limbah padat
Limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan land clearing berupa tanah sisa
pengupasan lahan dapat menjadi salah satu dampak potensial dari kegiatan ini

d. Limbah B3

B. Mobilisasi Peralatan Konstruksi


1. Geofisik:
a. Kebisingan
Mobilisasi peralatan konstruksi yakni memasukkan peralatan penambangan ke
daerah pertambangan dapat menimbulkan kebisingan, diantaranya dengan
pengangkutan peralatan konstruksi pertambangan yang ditimbulkan oleh alat
angkut yang besar dapat menimbulkan kebisingan yang dapat mengganggu
kesehatan.

b. Kualitas udara
Kualitas udara akan terganggu oleh adanya mobilisasi alat konstruksi
pertambangan, dimana dengan adanya pengangkutan alat-alat tersebut
membutuhkan alat transportasi yang dapat menimbulkan gas emisi buangan
dari alat transpotasi, sehingga dapat menurunkan kualitas udara, serta dengan
adanya alat transportasi yang mobile dapat menimbulkan adanya debu yang
berterbangan sehingga mengganggu kualitas udara di daerah tersebut.

c. Kualitas air

d. Transportasi
Mobilisasi peralatan konstruksi melibatkan alat transportasi dimana
penggunaan transportasi menjadi bagian penting dalam kegiatan ini.
e. Getaran
Getaran yang ditimbulkan dari kegiatan mobilisasi peralatan konstruksi cukup
besar, sehingga dapat menyebabkan gangguan bagi pekerja atau masyarakat
setempat. Apabila masyarakat atau pekerja terpapar getaran terus menerus
dalam jangka panjang dapat mengganggu kesehatan.

2. Biologi:
a. Flora

b. Fauna

3. Sosial:
a. Kesempatan kerja
Kegiatan mobilisasi alat konstruksi dapat meningkatkan kesempatan kerja bagi
masyarakat setempat. Dalam kegiatan ini masyarakat dapat memiliki
kesempatan kerja, seperti terlibat dalam kegiatan mobilisasi alat konstruksi.

b. Peluang usaha

c. Pendapatan masyarakat
Dengan adanya kesempatan kerja bagi masyarakat setempat tentunya hal ini
sebanding dengan meningkatkan pendapatan masyarakat, sehingga hal ini
memberikan dampak potensial positif bagi masyarakat setempat.

d. Perubahan perilaku sosial


e. Pengurangan pengangguran
Pengurangan pengangguran dapat ditingkatkan dengan adanya kesempatan
kerja pada kegiatan mobilisasi alat konstruksi. Dalam hal ini masyarakat dapat
terlibat dalam kegiatan mobilisasi alat-alat konstruksi.
f. Pertumbuhan ekonomi
Kegiatan mobilisasi alat konstruksi dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Hal ini dapat ditimbulkan dengan adanya masyarakat yang terlibat
dalam kegiatan ini, sehingga ekonomi masyarakat dapat meningkat. Adapun
dengan adanya kegiatan mobilisasi alat konstruksi dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, seperti aktivitas pelabuhan di daerah sekitar
pertambangan dapat meningkat dengan adanya pengiriman peralatan
konstruksi.

g. Perubahan jumlah penduduk


h. Perubahan kepemilikan lahan


i. Gangguan proses sosial


Kegiatan mobilisasi alat konstruksi yang melibatkan proses pemindahan dan
pengangkutan alat-alat konstruksi pertambangan seperti pemindahan alat berat
untuk operasi penambangan dapat menimbulkan adanya gangguan yang dapat
berdampak pada sosial masyarakat. Hal ini dimungkinkan oleh adanya
masyarakat yang tidak setuju dengan adanya mobilisasi alat konstruksi, yang
mengganggu kegiatan masyarakat atau bahkan mengganggu kesehatan
masyarakat oleh adanya polusi udara.

j. Sikap dan persepsi masyarakat


Kegiatan mobilisasi alat konstruksi dapat menimbulkan persepsi masyarakat
dimana memungkinkan terjadinya timbul persepsi masyarakat yang tidak
setuju dengan kegiatan mobilisasi peralatan konstruksi, sehingga akan
menimbulkan opini serta sikap dan persepsi masyarakat yang kurang baik.
4. Kesehatan Masyarakat:
a. Kecelakaan kerja
Mobilisasi peralatan konstruksi yang melibatkan peralatan berat yang
beroperasi di sekitar daerah pertambangan tentunya memiliki dampak
potensial kecelakaan kerja, dimana dengan adanya alat-alat berat yang terlibat
dalam kegiatan mobilisasi peralatan konstruksi memiliki potensi bahaya
kepada operator atau bahkan masyarakat setempat.

b. Limbah domestic

c. Limbah padat

d. Limbah B3
Dengan adanya kegiatan mobilisasi peralatan konstruksi dapat menimbulkan
limbah berbahaya dan beracun seperti aki, oli, dan lain sebagainya dalam
kegiatan ini.

C. Pembangunan Infrastruktur
1. Geofisik:
a. Kebisingan
Pembangunan infrastruktur dalam kegiatan konstruksi pertambangan memiliki
dampak potensial pada kebisingan, dimana hal ini terjadi pada pembangunan
bangunan, pembangunan jalan, pembangunan jembatan, pembangunan sumber
energy dan lain sebagainya yang dapat menimbulkan kebisingan dari kegiatan
pembangunan tersebut.

b. Kualitas udara
Dengan adanya kegiatan pembangunan infrastruktur tentunya dapat
menimbulkan debu yang dapat mengganggu kualitas udara daerah
penambangan sehingga dapat mengganggu kesehatan.
c. Kualitas air
Pembangunan infrastruktur dari kegiatan konstruksi tentunya dapat
menimbulkan adanya penurunan kualitas air, dimana dalam kegiatan ini
menimbulkan limbah yang dapat mengganggu siklus air.

d. Transportasi
Kegiatan transportasi terdapat dalam pembangunan infrastruktur, dimana alat
transportasi dibutuhkan untuk pemindahan alat-alat konstruksi atau
pemindahan bahan konstruksi.

e. Getaran
Adanya getaran yang ditimbulkan oleh kegiatan ini diantaranya disebabkan
oleh kegiatan penanaman tiang pancang untuk bangunan dan lain sebagainya.

2. Biologi:
a. Flora
Pembangunan infrastruktur dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, dimana
tanaman tidak dapat tumbuh di sembarang tempat dan lahannya menjadi
terbatas sehingga terjadi dampak potensial terhadap flora.

b. Fauna
Selain adanya gangguan terhadap flora, kegiatan pembangunan infrastruktur
juga dapat menimbulkan dampak potensial terhadap fauna. Kegiatan ini dapat
membatasi habitat daripada fauna.

3. Sosial:
a. Kesempatan kerja
Kegiatan konstruksi tentunya memberikan peluang kerja kepada masyarakat
setempat dan juga tenaga ahli di bidang pembangunan infrastruktur. Dimana
kesempatan kerja ini dapat muncul untuk masyarakat setempat yang dapat
menjadi tenaga kerja pendukung pembangunan infrastruktur di daerah
pertambangan. Selain itu, dalam membangun infrastruktur tentunya
dibutuhkan tenaga yang ahli dalam bidangnya. Sehingga dapat membuka
kesempatan kerja untuk para engineer di bidang sipil.
b. Peluang usaha

c. Pendapatan masyarakat
Adanya kesempatan kerja yang terdapat dalam kegiatan pembangunan
infrastruktur akan berbanding lurus dengan pendapatan masyarakat yang
meningkat. Sehingga dengan adanya kesempatan kerja untuk masyarakat
dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat

d. Perubahan perilaku sosial


Perubahan perilaku sosial dapat timbul dari kegiatan pembangunan
infrastruktur. Masyarakat yang menjadi komponen pendukung dari kegiatan
ini dapat memiliki kesempatan kerja, sehingg dapat merubah perilaku sosial
masyarakat yang tadinya tidak memiliki pekerjaan menjadi memiliki
pekerjaan. Adapun dengan adanya kesempatan kerja yang dimiliki oleh
masyarakat setempat dapat meningkatkan perilaku sosial masyarakat karena
dengan adanya peningkatan pendapatan, masyarakat dapat menjadi lebih maju
dan konsumtif.

e. Pengurangan pengangguran
Pembangunan infrastruktur pertambangan tentunya membutuhkan banyak
tenaga kerja, sehingga tentunya dapat menurunkan angka pengangguran dari
daerah setempat.

f. Pertumbuhan ekonomi
Seiring dengan adanya kesempatan kerja, peningkatan pendapatan dari
masyarakat serta pengurangan pengangguran tentunya akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi masyarakat dari berbagai sector. Tidak hanya dari
bidang pertambangan, namun juga dari berbagai bidang lainnya seperti
kewirausahaan, transportasi dan lain sebagainya karena adanya kegiatan
pembangunan infrastruktur yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
masyarakat yang menjadi tenaga kerja dalam kegiatan ini.
g. Perubahan jumlah penduduk

h. Perubahan kepemilikan lahan


i. Gangguan proses sosial


Dengan adanya kegiatan pembangunan infrastruktur dapat menimbulkan
adanya gangguan proses sosial, dimana apabila terdapat masyarakat atau
lembaga lain yang tidak setuju dalam kegiatan pembangunan infrastruktur
sehingga dapat menimbulkan gangguan/konflik proses sosial masyarakat.

j. Sikap dan persepsi masyarakat


Pembangunan infrastruktur dapat mengubah sikap dan persepsi masyarakat,
dimana masyarakat memiliki persepsi tersendiri dengan adanya pembangunan
infrastruktur. Masyarakat memiliki pemahaman tersendiri tentang adanya
kegiatan ini, sehingga terbangun opini masyarakat antara yang pro dan kontra
yang dapat mengubah sikap masyarakat.

4. Kesehatan Masyarakat:
a. Kecelakaan kerja
Dampak potensial berupa kecelakaan kerja yang ditimbulkan oleh kegiatan
pembangunan infrastruktur mungkin terjadi, hal ini disebabkan dengan adanya
kegiatan pembangunan infrastruktur yang melibatkan alat-alat berat yang
memiliki potensial yang sangat besar, atau adanya potensi bahaya dalam
kegiatan pembangunan yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja seperti
terjatuh dari atas bangunan, atau lain sebagainya.

b. Limbah domestik
Limbah domestic yang dihasilkan dari kegiatan pembangunan infrastruktur
berupa sampah bekas bangunan seperti kaleng cat, bekas kayu, serbuk kayu,
paku sisa dan sebagainya dapat menjadi dampak potensial dalam kegiatan
pembangunan infrastruktur.
c. Limbah padat
Limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan pembangunan infrastruktur berupa
sisa tanah dan batuan dari daerah pembangunan.

d. Limbah B3
Limbah B3 berasal dari sisa-sisa bahan kimia seperti cat, oli untuk mesin yang
digunakan untuk pembangunan, serta bahan kimia berbau dan berbahaya
lainnya yang digunakan dalam kegiatan pembangunan infrastruktur.

3. 3. OPERASI
A. Pembongkaran
1. Geofisik
a. Kebisingan
Dalam kegiatan pembongkaran, penyebab kebisingan adalah pemboran dan
peledakan. Semakin padat material yang di hancurkan maka semakin kuat
kebisingan yang ditimbulkan. Pada peledakan adanya tingkatan ( kekuatan )
ledakan dalam meledakkan material. Semakin kuat material semakin tinggi
kekuatan ledakan sehingga semakin besar kebisingan yang ditimbulkan.

b. Kualitas udara
Aktifitas pemboran dan peledakan menyebabkan debu. Material yang
diledakkan akan hancur dan menghasilkan debu tergantung seberapa kuat
ledakan yang dilakukan. Debu debu ini mudah terbawa oleh udara
mengakibatkan udara menjadi tercemar. Begitupun dengan pemboran,
pemboran juga menghasilkan debu akan tetapi debu yang dihasilkan
peledakan jauh lebih banyak.

c. Kualitas air
Kualitas air dari daerah pertambangan juga tentu dapat tercemar dengan
adanya kegiatan pembongkaran, dimana kegiatan ini dapat mengganggu
aktifitas air tanah, serta adanya cemaran dari tanah-tanah yang tertransportasi
dari lokasinya dapat mencemari air di daerah pertambangan.
d. Transportasi
Transportasi disekitar area tambang juga bisa terganggu dengan adanya
kegiatan pembongkaran tambang. Mengingat adanya alat berat yang
digunakan dalam kegiatan ini.

e. Getaran
Dengan adanya kegiatan pemboran dan peledakan tentu mengakibatkan
getaran. Untuk pemboran, getaran berskala lebih kecil dari peledakan. Dan
untuk peledakan kuat lemahnya getaran bergantung pada kuat tidaknya bahan
peledak yang digunakan mengingat bahan yang digunakan juga disesuaikan
dengan material yang ingin dihancurkan.

2. Biologi
a. Flora
Udara yang tercemar menyebabkan penurunan spesies tumbuhan. Hal ini
disebabkan banyaknya debu yang dihasilkan dalam kegiatan ini. Air yang
tercemar juga menyebabkan penurunan ini.

b. Fauna
Sama halnya dengan flora, fauna juga mendapatkan dampak negative. Adanya
udara yang tercemar, air yang tercemar, bahkan getaran getaran yang
dihasilkan mengganggu para fauna disekitar penambangan. Dengan adanya
kegiatan peledakan yang kuat, sangat mengganggu habitat dilingkungan
sekitar penambangan.

3. Sosial
a. Kesempatan kerja
Dalam kegiatan ini tentu tersedia kesempatan kerja. Khususnya untuk operator
alat berat pemboran. Untuk masyarakat ini berdampak positif Karena
memberikan lapangan pekerjaan untuk masyarakat.

b. Pendapatan masyarakat
Dengan adanya kesempatan kerja untuk masyarakat sekitar daerah
pertambangan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang bekerja untuk
pertambangan dana atau masyarakat yang menjadi tenaga kerja untuk
mendukung komponen kerja di daerah pertambangan.

c. Pengurangan pengangguran
Adanya kesempatan kerja yang mengakibatkan berkurangnya jumlah
pengangguran masyarakat disekitar penambangan.

d. Gangguan proses sosial


Dengan adanya kebisingan, polusi udara, pencemaran air hal ini tidak bisa
dihindari. masyarakat akan merasa terganggu dengan adanya aktifitas
pertambangan. Hal ini menimbulkan pro dan kontra yang mengganggu proses
social.

e. Sikap dan persepsi masyarakat


Sikap dan persepsi masyarakat dapat memiliki dampak potensial dari kegiatan
pembongkaran. Hal ini disebabkan oleh masyarakat yang tidak setuju dengan
adanya kegiatan penambangan akan merubah persepsi masyarakat di daerah
pertambangan. Disamping itu mengingat gangguan gangguan yang
ditimbulkan dari kegiatan penambangan.

4. Kesehatan masyarakat
a. Kecelakaan kerja
Berhubungan dengan alat berat pemboran, adanya kemungkinan terjadi
kecelekaan kerja. Dalam hal peledakan juga bisa terjadi kecelakaan kerja.

b. Limbah padat
Limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan pembongkaran berupa tanah sisa
pengupasan lahan dapat menjadi salah satu dampak potensial dari kegiatan ini

B. Pengangkutan
1. Geofisik
a. Kebisingan
Dalam kegiatan pengangkutan, penyebab kebisingan adalah alat berat
pengangkutan yang beroperasi di wilayah pertambangan.
b. Kualitas udara
Aktifitas pengangkutan menurunkan kualitas udara Karena dalam kegiatan ini
mesin alat berat menyebabkan polusi udara dan juga menyebabkan debu.

c. Kualitas air
Kualitas air dari daerah pertambangan juga tentu dapat tercemar dengan
adanya kegiatan pengangkutan. Hal ini berhubungan dengan pencemaran
udara. Air tercemar Karena banyaknya debu yang dihasilkan pada kegiatan ini.

d. Transportasi
Transportasi disekitar area tambang juga bisa terganggu dengan adanya
kegiatan pengangkutan ini. Mengingat adanya alat berat yang digunakan
dalam kegiatan ini. Dalam kegiatan ini banyaknya mobil pengangkut yang
memindahkan tanah penutup dapat menyebabkan gangguan transportasi
disekitar area penambangan.

e. Getaran
Dengan adanya kegiatan pengangkutan tentu mengakibatkan getaran.
Mengingat banyaknya alat berat yang digunakan. Sedangkan getaran
ditimbulakn oleh mesin alat berat itu sendiri.

2. Biologi
a. Flora
Udara yang tercemar menyebabkan penurunan spesies tumbuhan. Hal ini
disebabkan banyaknya debu yang dihasilkan dalam kegiatan ini. Air yang
tercemar juga menyebabkan penurunan ini.

b. Fauna
Sama halnya dengan flora, fauna juga mendapatkan dampak negative. Adanya
udara yang tercemar, air yang tercemar, bahkan getaran getaran yang
dihasilkan mengganggu para fauna disekitar penambangan.
3. Sosial
a. Kesempatan kerja
Dalam kegiatan ini tentu tersedia kesempatan kerja. Khususnya untuk operator
alat berat dalam kegiatan pengangkutan. Untuk masyarakat ini berdampak
positif Karena memberikan lapangan pekerjaan untuk masyarakat.

b. Pendapatan masyarakat
Dengan adanya kesempatan kerja untuk masyarakat sekitar daerah
pertambangan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang bekerja untuk
pertambangan dana atau masyarakat yang menjadi tenaga kerja untuk
mendukung komponen kerja di daerah pertambangan.

c. Pengurangan pengangguran
Adanya kesempatan kerja yang mengakibatkan berkurangnya jumlah
pengangguran masyarakat disekitar penambangan.

d. Gangguan proses sosial


Dengan adanya kebisingan, polusi udara, pencemaran air hal ini tidak bisa
dihindari. masyarakat akan merasa terganggu dengan adanya aktifitas
pertambangan. Hal ini menimbulkan pro dan kontra yang mengganggu proses
social.

e. Sikap dan persepsi masyarakat


Sikap dan persepsi masyarakat dapat memiliki dampak potensial dari kegiatan
pengangkutan. Hal ini disebabkan oleh masyarakat yang tidak setuju dengan
adanya kegiatan penambangan akan merubah persepsi masyarakat di daerah
pertambangan. Disamping itu mengingat gangguan gangguan yang
ditimbulkan dari kegiatan penambangan.

4. Kesehatan masyarakat
a. Kecelakaan kerja
Berhubungan dengan alat berat pengangkutan, adanya kemungkinan terjadi
kecelekaan kerja.
b. Limbah padat
Limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan pengangkutan berupa tanah sisa
pengupasan lahan dapat menjadi salah satu dampak potensial dari kegiatan ini

C. Pengolahan
1. Geofisik
a. Kebisingan
Dalam kegiatan pengolahan, penyebab kebisingan adalah alat berat
pengolahan seperti mesin crusher, grinding, milling.

b. Kualitas udara
Aktifitas pengolahan menurunkan kualitas udara Karena dalam kegiatan ini
mesin alat berat menyebabkan polusi udara dan juga menyebabkan debu.

c. Kualitas air
Kualitas air dari daerah pertambangan juga tentu dapat tercemar dengan
adanya kegiatan pengoalahan. Hal ini berhubungan dengan pencemaran udara.
Air tercemar Karena banyaknya debu yang dihasilkan pada kegiatan ini.
Dalam kegiatan pengolahan air juga berperan dalam kegiatan pengolahan.
Banyak metode pengolahan menggunakan air sebagai media fluida.

d. Getaran
Dengan adanya kegiatan pengolahan tentu mengakibatkan getaran. Mengingat
banyaknya alat berat yang digunakan. Sedangkan getaran ditimbulakn oleh
mesin alat berat itu sendiri.

2. Biologi
a. Flora
Udara yang tercemar menyebabkan penurunan spesies tumbuhan. Hal ini
disebabkan banyaknya debu yang dihasilkan dalam kegiatan ini. Air yang
tercemar juga menyebabkan penurunan ini. Adanya limbah bersifat B3 yang
dapat mencemari udara maupun air. Karena dalam beberapa metode
menggukanakan cairan kimia.
b. Fauna
Sama halnya dengan flora, fauna juga mendapatkan dampak negative. Adanya
udara yang tercemar, air yang tercemar, bahkan getaran getaran yang
dihasilkan mengganggu para fauna disekitar penambangan.

3. Sosial
a. Kesempatan kerja
Dalam kegiatan ini tentu tersedia kesempatan kerja. Khususnya untuk operator
alat berat dalam kegiatan pengolahan. Untuk masyarakat ini berdampak positif
Karena memberikan lapangan pekerjaan untuk masyarakat.

b. Pendapatan masyarakat
Dengan adanya kesempatan kerja untuk masyarakat sekitar daerah
pertambangan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang bekerja untuk
pertambangan dana atau masyarakat yang menjadi tenaga kerja untuk
mendukung komponen kerja di daerah pertambangan.

c. Pengurangan pengangguran
Adanya kesempatan kerja yang mengakibatkan berkurangnya jumlah
pengangguran masyarakat disekitar penambangan.

d. Gangguan proses sosial


Dengan adanya kebisingan, polusi udara, pencemaran air hal ini tidak bisa
dihindari. masyarakat akan merasa terganggu dengan adanya aktifitas
pertambangan. Hal ini menimbulkan pro dan kontra yang mengganggu proses
social.

e. Sikap dan persepsi masyarakat


Sikap dan persepsi masyarakat dapat memiliki dampak potensial dari kegiatan
pengolahan. Hal ini disebabkan oleh masyarakat yang tidak setuju dengan
adanya kegiatan penambangan akan merubah persepsi masyarakat di daerah
pertambangan. Disamping itu mengingat gangguan gangguan yang
ditimbulkan dari kegiatan penambangan.
4. Kesehatan masyarakat
a. Kecelakaan kerja
Berhubungan dengan alat berat pengolahan, adanya kemungkinan terjadi
kecelekaan kerja.

b. Limbah padat
Limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan pengolahan berupa waste
(material pengotor mineral) dapat menjadi salah satu dampak potensial dari
kegiatan ini

c. Limbah B3
Limbah B3 yang dihasilkan adalah material ataupun campuran yang
bercampurkan bahan kimia jika dalam pengolahannya menggunakan zat
kimia. Atau bahkan berasal dari material utama yang diolah yang bereaksi
dengan zat kimia.

D. Pemurnian
Analisis Gangguan lingkungan yang terjadi pada tahapan pemurnian

Geofisik
Kebisingan -
Asap yang keluar dari proses pembakaran batubara, logam,
Kualitas Udara dan lainnya membuat tercemarnya udara luar sekitar lokasi
pemurnian. Contoh polutannya : CO
Larutan untuk pemurnian logam dapat menyerap ke tanah dan
Kualitas Air
mencemari air, seperti : As
Transportasi -
Getaran -
Biologi
Flora -
Fauna -
Sosial
Kesempatan kerja meningkat karena dibutuhkan banyak
Kesempatan Kerja karyawan di berbagai bidang, dari hulu hingga hilir proses
pemurnian
Adanya kegiatan kerja memungkinkan bagi masyarakat
Peluang Usaha
sekitar membuka toko, rumah makan, warung dll. Bagi
konsumen pabrik dapat menjadikan peluang usaha baru dari
produk pabrik pemurnian
Pendapatan Masyarakat Meningkat karena adanya peluang usaha baru
Perubahan Perilaku Sosial -
Pengurangan Pengangguran Adanya kesempatan kerja baru
Emas yang sudah dimurnikan memiliki nilai jual yang tinggi,
Pertumbuhan Ekonomi
dan dapat dijual ke luar negeri atau sebagai deposit negara
Perubahan Jumlah Penduduk -
Perubahan Kepemilikan Lahan -
Gangguan Proses Sosial -
Dengan adanya limbah B3 maka, apabila ada lingkungan yang
Sikap dan Persepsi Masyarakat
tercemar maka masyrakat akan bertindak
Kesehatan Masyarakat
Lingkungan kerja yang bersuhu tinggi dan menggunakan
Kecelakaan Kerja reagen-reagen tertentu, maka sangat besar peluang terjadinya
kecelakaan
Limbah Domestik -
Limbah Padat -
Limbah B3 As ataupun Sn

E. Pembuangan
Analisis Gangguan lingkungan yang terjadi pada tahapan pembuangan (tailing)

Geofisik
Kebisingan -
Kualitas Udara -
Limbah yang dibuang di dump site, diharuskan memiliki
standar kemanan, agar tidak bocor dan mencemari
Kualitas Air
lingkungan. Apabila sudah menyerap ketanah maka air tanah
akan tercemar
Transportasi -(menggunakan pipa)-
Getaran -
Biologi
Apabila pencemaran oleh limbah menyebar maka tidak ada
Flora
tempat hidup bagi flora
Fauna -
Sosial
Kesempatan Kerja -
Peluang Usaha
Dari proses pengolahan emas oleh perusahaan, biasanya
Pendapatan Masyarakat
masih mengandung emas pada limbah olahannya, saat itulah
mereka melakukan pendulangan dari limbah yang ada.
Perubahan Perilaku Sosial -
Masyarakat dapat mngerjakan pendulangan dari limbah
Pengurangan Pengangguran
pengolahan
Pertumbuhan Ekonomi -
Perubahan Jumlah Penduduk -
Perubahan Kepemilikan Lahan -
Gangguan Proses Sosial -
Demo ataupun aksi terkait pembungan limbah yang
Sikap dan Persepsi Masyarakat
sembarangan dan dapat mencemari lingkungan
Kesehatan Masyarakat
Melalui pipa-pipa limbah yang besar dan bertekanan tinggi,
Kecelakaan Kerja
maka peluang kecelakaan kerja cukup besar
Limbah Domestik -
Limbah Padat Berupa tanah, batu ataupun lumpur
Limbah B3 -

F. Pemasaran
Analisis Gangguan lingkungan yang terjadi pada tahapan pemasaran

Geofisik
Kebisingan -
Kualitas Udara -
Kualitas Air -
Banyaknya truck-truck besar guna mengantarkan konsentrat
Transportasi
ke penjual ataupun pelabuhan
Getaran dihasilkan dari truck-truck besar yang dapat membuat
Getaran
jalan rusak, bahkan tanah disekitar jalan amblas
Biologi
Flora -
Fauna -
Sosial
Kesempatan Kerja Terciptanya kesempatan kerja guna memasarkan produk
Dari produk emas yang dihasilkan, maka peluang usaha
Peluang Usaha
pandai emas seperti membuat kalung, gelan, cincin dsb.
Pendapatan Masyarakat -
Perubahan Perilaku Sosial -
Pengurangan Pengangguran -
Emas yang sudah dimurnikan memiliki nilai jual yang tinggi,
Pertumbuhan Ekonomi
dan dapat dijual ke luar negeri atau sebagai deposit negara
Perubahan Jumlah Penduduk -
Perubahan Kepemilikan Lahan -
Gangguan Proses Sosial -
Sikap dan Persepsi Masyarakat -
Kesehatan Masyarakat
Bersumber dari sangat berharganya emas pada operasi
Kecelakaan Kerja
pemasaran ke konsumen, sangat riskan tindakan kriminal
Limbah Domestik -
Limbah Padat -
Limbah B3 -

G. Reklamasi
1. Geofisik
Dari komponen lingkungan Geofisik, kegiatan reklamasi mempengaruhi
komponen yang ada didalamnya. Reklamasi menimbulkan kebisingan karena
adanya kegiatan menggunakan alat berat untuk memindahkan tanah. Kualitas
udara juga berubah karena adanya emisi bahan bakar dari alat berat, namun
perubahannya tidak terlalu besar. Kualitas air pada saat reklamasi tidak terlalu
terpengaruh, mungkin hanya akan merubah arus air tanah ataupun jika ada sungai
disekitar tempat reklamasi ada kemungkinan sungai tersebut sedikit tercemar oleh
tanah. Transportasi akan mempengaruhi, karena akan mengangkut tanah
reklamasi. Getaran tidak terlalu berpengaruh, karena getaran yang terasa berasal
dari kegiatan alat berat dan transportasi.

2. Biologi
Pada komponen lingkungan Biologi, reklamasi akan mengembalikan Flora
yang sebelumnya terkena proses land clearing. Setelah kembalinya flora, otomatis
Fauna yang biasa hidup pada pepohonan yang sebelumnya terkena land clearing
juga dapat kembali ke daerah reklamasi.

3. Sosial
Pada komponen lingkungan Sosial, reklamasi membutuhkan beberapa
buruh/kuli untuk membantu kegiatan reklamasi ini menjadikan adanya
Kesempatan Kerja, namun disisi lain warga sekitar pertambangan yang pernah
membuka usaha disekitar pertambangan harus mulai menutup kegiatan usahanya
karena sudah tidak ada kegiatan penambangan lagi. Setelah kegiatan
penambangan yang sudah tidak ada lagi, otomatis Pendapatan Masyarakat
menjadi berkuran karena warga harus menutup usahanya. Beberapa warga yang
membantu kegiatan reklamasi sebagai buruh/kuli tadi membukti8kan bahwa
kegiatan reklamasi dapat mengurangi pengangguran. Pertumbuhan Ekonomi
disekitar area pertambangan akan terus menurun seiring dengan tidak lagi adanya
kegiatan pertambangan. Sikap dan Persepsi Masyarakat terhadap reklamasi
mungkin ada yang suka dan tidak suka, karena bagi yang suka mungkin karena
mereka berpikir bahwa tidak ada lagi kerusakan alam yang disebabkan oleh
kegiatan penambangan dan alam akan pelan-pelan kembali seperti semula,
sedangkan yang tidak suka mungkin berpikiran akan jaminan hidup yang telah
didapat jika kegiatan penambangan tersebut tidak ada.

4. Kesehatan Masyarakat
Kecelakaan Kerja pada saat kegiatan reklamasi mungkin saja dapat terjadi
jika tidak mengutamakan keselamatan dan peraturan yang telah dibuat.

3. 4. PASCA OPERASI
A. Reboisasi
5. Geofisik
-

6. Biologi
Dampak kegiatan reboisasi akan membuat kembalinya flora yang semula
menghilang karena adanya kegiatan pertambangan.

7. Sosial
Kesempatan kerja warga sekitar pada kegiatan reboisasi ini yaitu menjadi
buruh/kuli untuk menanam tanaman pada daerah yang telah direklamasi, adapun
warga yang lain mungkin ada yang berjualan disekitar daerah reboisasi. Hal ini
sekaligus menjadi titik ukur terhadap perubahan perilaku sosial, pendapatan
masyarakat, pengurangan pengangguran, pertumbuhan ekonomi. Sikap dan
Persepsi Masyarakat juga akan berubah karena mereka dapat merasakan alam
mereka yang telah kembali setelah adanya kegiatan penambangan.
8. Kesehatan Masyarakat
-

B. Uji Berkala
1. Geofisik

2. Biologi

3. Sosial
Kesempatan kerja. Pada saat sebuah pertambangan tutup atau tidak beroprasi
lagi, mereka akan melakukan kegiatan uji berkala untuk mengontrol lingkungan
pada daerah yang terkena dampak pertambangan tersebut. Kesempatan kerja disini
dapat tercipta, jika suatu saat melakukan uji berkala seseorang dapat
mengantarkan mereka ke daerah bekas pertambangan, dan ada kemungkinan
menjadi sebagai bagian dari anggota uji berkala secara tidak resmi.

4. Kesehatan Masyarakat

C. Pemberdayaan Masyarakat
1. Geofisik
-

2. Biologi
-

3. Sosial
Setelah tidak ada lagi kegiatan pertambangan, perusahaan harus melakukan
pemberdayaan masyarakat yang tujuannya agar kesejahteraan masyarakat pasca
penambangan terjamin. Dan juga agar komponen lingkungan sosial seperti
Kesempatan Kerja, Peluang Usaha, Pendapatan Masyarakat, Perubahan
perilaku Sosial, Pengurangan Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi,
Perubahan Jumlah Penduduk, Perubahan Kepemilikan Lahan, Sikap dan
Persepsi Masyarakat tidak terganggu dapat dilakukan beberapa langkah seperti:
a) Melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan seperti program KB, ancaman
penyakit seperti HIV/AIDS, demam berdarah, malaria, dan lain-lain.
b) Membuat Unit Koperasi Masyarakat agar dapat menyerap tenaga kerja
disekitar daerah bekas pertambangan.
c) Membuat lahan pertanian yang produktif atau warga sekitar diberikan
pengetahuan untuk membuat alat penunjang kegiatan bertani.
d) Menggalakan warga sekitar daerah penambangan untuk berani melakukan
usaha peternakan ataupun perikanan secara massal.

4. Kesehatan Masyarakat

Dari hasil analisis yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa kegiatan yang
memiliki dampak potensial paling besar dalam kegiatan pertambangan adalah
konstruksi dan operasi. Namun, pada dasarnya dampak potensial dari lingkungan
geofisik dan biologi timbul pertama-tama pada kegiatan pra konstruksi dan paling
signifikan terjadi pada kegiatan konstruksi. Dampak potensial pada lingkup sosial
juga mulai terjadi pada saat tahap kegiatan pra-konstruksi dimana industri
pertambangan sangat rawan terhadap kondisi sosial masyarakat setempat.

Dampak potensial kesehatan masyarakat yang berupa kecelakaan kerja dan


limbah sudah mulai terdeteksi pada bagian tahapan konstruksi dan memiliki nilai
yang sangat signifikan pada proses operasi dibandingkan tahapan lain, meskipun pada
beberapa tahapan lainnya kecelakaan dan limbah sudah menyumbang dampak
potensial. Hal ini disebabkan oleh tahapan operasi memiliki nilai kecelakaan dan
limbah yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan tahapan lainnya. Hal ini
dimungkinkan karena pada tahapan operasi produktivitas daripada alat berat dan
mesin-mesin lainnya sangat tinggi sehingga sangat memungkinkan untuk
menimbulkan adanya kecelakaan kerja dan penghasilan limbah.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4. 1. Kesimpulan
Penambangan emas pada PT. ANTAM Pongkor dilakukan dengan metode
conventional cut and fill pada urat/vein emas pada urat Ciguha, Kubang Cicau dan
Ciurug. Setelah penambangan emas dilakukan tahapan selanjutnya adalah pengolahan
mineral dengan cara penghancuran dan peningkatan konsentrasi melalui alat
klasifikasi. Setelah kadar daripada konsentrat emas meningkat, selanjutnya dilakukan
kegiatan pemurnian yang menggunakan proses sianidasi, carbon leaching, stripping
dan electrowinning.
Dari hasil kegiatan penambangan emas ini tentunya memiliki dampak yang
terbentuk dari kegiatan yang dilakukan, diantaranya kerusakan lingkungan hingga
gangguan proses sosial masyarakat setempat. Dari hasil analisis yang telah dilakukan
kegiatan yang paling berpotensial dalam menimbulkan dampak adalah kegiatan
konstruksi dan operasi. Meskipun pada tahaoan pra-konstruksi sudah mengakibatkan
berbagai dampak, namun kegiatan yang paling banyak menimbulkan dampak adalah
kegiatan konstruksi dan operasi. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
dengan komponen data yang lengkap untuk memberikan hasil yang lebih detail.

4. 2. Saran
Dalam menanggulangi dampak potensial yang diakibatkan oleh serangkaian
kegiatan penambangan dimulai dari tahapan pra-konstruksi hingga pasca operasi
dibutuhkan adanya pemantauan dan pengendalian dari setiap kegiatan yang dilakukan
dalam melakukan kegiatan pertambangan. Perlu dibuat dokumen Analisis mengenai
dampak lingkungan yang dapat memberikan potensial dampak dari kegiatan
pertambangan serta diperlukan adanya elemen-elemen pendukung untuk
meminimalisir dampak negative yang ditimbulkan. Adanya peran dari perusahaan dan
pemerintah juga sangat dibutuhkan untuk melakukan suatu sinergi dalam
mengendalikan dan mencegah dampak dari kegiatan pertambangan
Daftar Pustaka

Avionika, Natasya. 2014. Makalah Pertambangan Emas.

Nagel, A. (2004). Laporan penelitian tambang emas Pongkor. Dipetik Mei 20, 2017

https://www.academia.edu/22721375/Amdal_PDF

http://www.antam.com/index.php?option=com_content&task=view&id=19&Itemid=148&la
ng=id

http://ocw.ui.ac.id/pluginfile.php/390/mod_resource/content/0/sesi%209-AMDAL%20I.pdf

http://ndari.blog.uns.ac.id/files/2010/11/tugas_akustik2_bising.pdf

http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/79/jbptppolban-gdl-deaismarli-3922-3-bab2--1.pdf

Anda mungkin juga menyukai