Anda di halaman 1dari 26

ADVOKASI KESEHATAN

KELURAHAN MENTENG ATAS

KELOMPOK:

Diana Sondang 02180200053

Lihani Ultifa Desi 02180200031

Muthia Nurani Putri 01180100026

Mutiara Rizkita Sadini 02180200027

Umy Roechanah 02180200006

Winda Sari 02180200057

Yunani Astari Manurung 02180200034

Debrie harfika 02160200039

DOSEN

Astrid Novita, SKM. MKM

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT EKSTENSI 1-2

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU 2019


BAB I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Upaya Kesehatan adalah setiap
kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan
berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam
bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan
kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. (Pasal 1 Angka 11 UU Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan). “Upaya Kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.” (Pasal 1
Angka 2 UU Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan).

PHBS merupakan kependekan dari Pola Hidup Bersih dan Sehat. Sedangkan pengertian
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga
keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta
memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat.

Perilaku hidup bersih sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk menularkan
pengalaman mengenai pola hidup sehat melalui individu, kelompok ataupun masyarakat luas
dengan jalur – jalur komunikasi sebagai media berbagi informasi. Ada berbagai informasi
yang dapat dibagikan seperti materi edukasi guna menambah pengetahuan serta
meningkatkan sikap dan perilaku terkait cara hidup yang bersih dan sehat.

PHBS adalah sebuah rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan sebanyak mungkin
anggota masyarakat sebagai agen perubahan agar mampu meningkatkan kualitas perilaku
sehari – hari dengan tujuan hidup bersih dan sehat.

Terdapat langkah – langkah berupa edukasi melalui pendekatan pemuka atau pimpinan
masyarakat, pembinaan suasana dan juga pemberdayaan masyarakat dengan tujuan
kemampuan mengenal dan tahu masalah kesehatan yang ada di sekitar; terutama pada
tingkatan rumah tangga sebagai awal untuk memperbaiki pola dan gaya hidup agar lebih
sehat.
Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas kesehatan melalui
proses penyadartahuan yang menjadi awal dari kontribusi individu – individu dalam
menjalani perilaku kehidupan sehari – hari yang bersih dan sehat. Manfaat PHBS yang paling
utama adalah terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan
dan kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga kebersihan dan memenuhi
standar kesehatan.

Manfaat PHBS secara umum adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mau
menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut agar masyarakat bisa mencegah dan
menanggulangi masalah kesehatan. Selain itu, dengan menerapkan PHBS masyarakat mampu
menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup.

Advokasi atau dalam bahasa internasional (Inggris) dikenal dengan sebutan


advocacyadalah suatu bentuk tindakan yang menjurus pada pembelaan, dukungan, atau suatu
bentuk rekomendasi, yaitu dukungan aktif. Berdasarkan penjelasan para ahli retorika,
Advokasi adalah suatu bentuk upaya persuasi yang mencakup kegiatan penyadaran,
rasionalisasi, argumentasi serta rekomendasi tindak lanjut mengenai suatu hal/kejadian.

Advokasi juga diartikan sebagai suatu bentuk usaha untuk mempengaruhi kebijakan
publik dengan berbagai macam pola komunikasi persuasif. Definisi advokasi sesuai dengan
penjelasan yang diberikan oleh para ahli dibidang ini memang sangat beragam.

Advokasi Kesehatan adalah advokasi yang dilakukan untuk memperoleh komitmen


atau dukungan dalam bidang kesehatan, atau yang mendukung pengembangan lingkungan
dan perilaku sehat.

Tujuan Umum :

Diperolehnya komitmen dan dukungan dalam upaya kesehatan, baik berupa kebijakan,
tenaga, dana, sarana, kemudahan, keikut sertaan dalam kegiatan, maupun berbagai bentuk
lainnya sesuai keadaan dan usaha.

Tujuan Khusus :

 Adanya pemahaman / pengenalan / kesadara


 Adanya ketertarikan / peminatan / tidak penolakan
 Adanya kemauan / kepedulian / kesanggupan (untuk membantu/menerima)
 Adanya tindakan / perbuatan / kegiatan nyata (yang diperlukan)
 Adanya kelanjutan kegiatan (kesinambungan kegiatan)

Hasil yang diharapkan :

Adanya pengertian, kepedulian dan dukungan terhadap upaya, program dan kegiatan di
bidang kesehatan.

Sasaran dan Pelaku Advokasi Kesehatan:

1. Sasaran advokasi kesehatan adalah berbagai pihak diharapkan memberikan dukungan


terhadap upaya kesehatan, khususnya : para pengambil keputusan dan penentu
kebijakan di pemerintahan, lembaga perwakilan rakyat, para mitra di kalangan
pengusaha/ swasta, badan penyandang dana, kalangan media massa, organisasi profesi,
organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, tokoh-tokoh berpengaruh
dan tenar, dan kelompok-kelompok potensial lainnya di masyarakat.
2. Mereka itu bukan hanya yang potensial pendukung, tetapi juga yang menentang atau
yang upayanya berlawanan atau merugikan kesehatan (misalnya : Industri rokok).
3. Pelaku advokasi diharapkan siapa saja yang peduli terhadap upaya kesehatan, dan
memandang perlu adanya mitra untuk mendukung upaya tersebut.
4. Mereka itu diharapkan : memahami permasalahan kesehatan, mempunyai kemampuan
advokasi khususnya melakukan pendekatan persuasif, dapat dipercaya (credible), dan
sedapat mungkin dihormati atau setidaknya tidak tercela khususnya di depan kelompok
sasaran.
5. Mereka itu juga dapat berasal dari kalangan pemerintah, swasta, Perguruan Tinggi,
Organisasi profesi, Organisasi berbasis masyarakat/agama, LSM, tokoh berpengaruh,
dll.

Kelurahan Menteng Atas merupakan salah satu wilayah padat penduduk di


Kecamatan Setiabudi. Secara administratif pemerintahan, Kelurahan Menteng Atas terletak di
Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan. Hasil observasi yang dilakukan di Puskesmas
Setiabudi diketahui bahwa terjadinya diare salah satunya dikarenakan pengetahuan yang
kurang serta perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat yang kurang baik. Ditemukan bahwa
masih banyak masyarakat di lingkungan Kelurahan Menteng Atas yang masih belum
memiliki septictank sendiri dan masih melakukan buang air besar sembarangan di sungai
yang dekat dengan tempat tinggal mereka. Di lingkungan Kelurahan Menteng Atas terdapat
452 rumah yang masih melakukan BABS berdasarkan data dari Puskesmas Setiabudi tahun
2018 (BPS Kota Administrasi Kec. Setiabudi 2018).
Dari hasil Data Badan Pusat Statistik Kecamatan Setiabudi Kota Administratif Jakarta
Selatan Tahun 2018, angka penyakit diare di Kelurahan Menteng Atas – Kecamatan
Setiabudi masih cukup tinggi yaitu di angka 225 kasus dan cenderung meningkat dari tahun
sebelumnya. Selain itu juga kesadaran masyarakat akan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
rumah tangga masih belum maksimal. Berdasarkan data tahunan Puskesmas Kecamatan
Setiabudi, hanya 50% masyarakat di Kelurahan Menteng Atas masih belum menerapkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di rumah tangga (BPS Kota Administrasi Kec. Setiabudi
2018).

Diare adalah penyakit yang ditandai bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari
biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan atau tanpa
darah atau lendir ( Suraatmaja, 2007). Diare sendiri berasal dari bahasa latin diarrhoea, yang
berarti buang air encer lebih dari empat kali baik disertai lendir dan darah maupun tidak.
Menurut Depkes (2003), diare adalah buang air besar lembek atau cair bahkan berupa air saja
yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari) dan
berlangsung kurang dari 14 hari.

Berdasarkan studi yang kami pelajari mengenai wilayah Kelurahan Menteng Atas,
kami tergerak untuk melakukan advokasi kesehatan kepada pemerintah setempat agar
melakukan upaya yang cepat dan tepat untuk memberantas diare. Kami berupaya
memberikan fakta dan data untuk meyakinkan pemerintah bahwa angka penderita diare di
wilayah puskesmas Kelurahan Menteng Atas perlu penanganan lebih lanjut.
BAB II
GAMBARAN UMUM
PUSKESMAS KELURAHAN MENTENG ATAS

A. Geografis
Kelurahan Menteng Atas merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Setiabudi
merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan, terdiri
atas 50 RW dan 511 RT. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta
Nomor 171 tahun 2007, maka luas wilayah Kecamatan Setiabudi adalah 8,85 km2,
dengan lokasi Dengan letak lokasi 06 15’ 40,8’ LS 106 45’ 00,00’ BT. Kecamatan
Setiabudi memiliki luas masing – masing kelurahan sebagai berikut :
a. Kel. Karet Semanggi : 0,90 km2
b. Kel. Kuningan Timur : 2,15 km2
c. Kel. Karet Kuningan : 1,79 km2
d. Kel. Karet : 0,94 km2
Berdasarkan geografi berikut batas-batas wilayah Kecamatan Setiabudi adalah :
• Sebelah Utara : Kali Ciliwung Kota Administrasi Jakarta Pusat
• Sebelah Selatan : Jl. Jend. Gatot Subroto Kec. Kebayoran Baru
• Sebelah Timur : Jl. Prof. Dr. Sahardjo Kec. Tebet
• Sebelah Barat : Jl. Jend. Sudirman Kota Administrasi Jakarta Pusat
Berdasarkan geografi berikut batas – batas Kelurahan Menteng Atas adalah sebagai
berikut :
• Sebelah Utara : Kelurahan Pasar Manggis
• Sebelah Timur : Kelurahan Manggarai Selatan
• Sebelah Selatan : Kelurahan Menteng Dalam
• Sebelah Barat : Kelurahan Karet (Kali Cideng)
Di kecamatan Setiabudi terdapat 7 puskesmas diantaranya adalah :
 Puskesmas Kecamatan Setiabudi
 Puskesmas Kelurahan Menteng Atas
 Puskesmas Kuningan Timur
 Puskesmas Karet Kuningan
 Puskesmas Karet
 Puskesmas Pasar Manggis
 Puskesmas Guntur
Khusus untuk wilayah Kelurahan Menteng Atas data 2018 tercatat terdapat 13 RW serta 144
RT dengan jumlah penduduk 36.041 jiwa. Terjadinya penyusutan RT dan RW dikarenakan
ada beberapa wilayah yang di gusur dan dijadikan apartemen, serta ada beberapa wilayah
yang karena lingkupnya terlalu kecil sehingga digabungkan dengan wilayah terdekat.

B. Kependudukan
Sumber data kependudukan adalah Sensus Penduduk yang dilaksanakan setiap
sepuluh tahun sekali. Sensus Penduduk telah dilaksanakan sebanyak enam kali sejak
Indonesia merdeka yaitu tahun 1961, 1971, 1980, 1990, 2000 dan 2010 pada bulan Mei yang
lalu. Selain itu juga dalam publikasi ini disajikan data hasil registrasi kependudukan. Di
dalam sensus penduduk, pencacahan dilakukan terhadap seluruh penduduk yang berdomisili
di wilayah territorial Indonesia termasuk warga negara asing kecuali anggota Korps
Diplomatik negara sahabat. Penduduk Indonesia adalah semua orang yang berdomisili di
wilayah teritorial Republik Indonesia. Rata-rata Pertumbuhan Penduduk adalah angka yang
menunjukkan tingkat pertambahan penduduk per tahun dalam jangka waktu tertentu.
Kepadatan Penduduk adalah banyaknya penduduk per km persegi.
Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki
dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya
dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki untuk 100 penduduk perempuan.
Berdasarkan table dibawah, wilayah kelurahan Menteng Atas memiliki jumlah penduduk
terbesar kedua setelah kelurahan Pasar Manggis. Dengan luas wilayah yang 0.90 km2 banyak
didominasi dengan kontrakan/ rumah kos yang dimana 1 rumah dapat memiliki lebih dari 2
kepala keluarga. Di kelurahan Menteng Atas terdapat 2 apartemen yang dihuni oleh orang
pendatang ataupun warga Jakarta. Untuk kelurahan Menteng Atas sendiri terdapat wilayah
yang khusus dialokasikan untuk warga negara asing yaitu warga negara Nigeria.
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kelurahan Menteng Atas
menduduki urutan kedua setelah kelurahan Pasar Manggis berdasarkan Luas wilayah, jumlah
kepala keluaraga, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk pada tahun 2016. Untuk jumlah
warga negara asing yang tinggal di Kelurahan Menteng Atas mendapat urutan ke 2 setelah
kelurahan Karet Kuningan yaitu sebanyak 29 orang pada tahun 2015. Sedangkan untuk warga
negara asing yang datang maupun yang pindah keluar negri, Kelurahan Menteng Atas
mendapat urutan ke dua setelah kelurahan Pasar Manggis.
C. Pendidikan
Kelurahan
Sekolah Semanggi Kuningan Karet Karet Menteng Pasar Guntur Setiabudi
Timur Kuningan Atas Manggis
Paud - 4 2 7 9 6 1 2

TK - 2 2 2 5 4 1 1

SD - 3 5 5 11 5 5 4

SMP - 3 1 1 2 3 1 1

SMA/SMK - 3 2 1 - 4 - 1

Sumber ; dikdas Kecamatan Setiabudi


*data tahun 2015 tidak tersedia

D. Sarana Kesehatan
E. Data 10 Penyakit terbanyak
Data yang terlampir dibawah ini merupakan data periode Januari - Desember 2018
No Nama Penyakit Angka

1 ISPA 1824

2 GASTITRIS 573

3 MYALGIA 371

4 DIARE 255

5 HIPERTENSI 205

6 PENYAKIT KULIT ALERGI 126

7 DM 78

8 TONSILITIS 85

9 PENYAKIT JANTUNG ISEMA 41

10 SKIZOFERNIA (ODGJ) 41

Data di atas merupakan data hasil kunjungan ke masyarakat dari januari sampai
desember 2018 ke Puskesmas Kelurahan Menteng Atas. ISPA umumnya ditularkan melalui
droplet. Namun demikian, pada sebagian patogen ada juga kemungkinan penularan melalui
cara lain, seperti melalui kontak dengan tangan atau permukaan yang terkontaminasi.
Sedangkan berdasarkan tabel di bawah ini adalah mamping kasus penyakit di Puskesmas
Kelurahan Menteng Atas tahun 2018 ditemukan beberapa kasus penyakit menular dan tidak
menular tahun 2018. Penyakit menular merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme, seperti virus, bakteri, parasit, atau jamur, dan dapat berpindah ke orang lain
yang sehat. Beberapa penyakit menular yang umum di Indonesia dapat dicegah melalui
pemberian vaksinasi serta pola hidup bersih dan sehat. Penyakit menular umumnya lebih
berisiko mengenai orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah dan tinggal di lingkungan
dengan kondisi kebersihan yang kurang baik.
Mapping Kasus Penyakit
Puskesmas Kelurahan Menteng Atas Kecamatan Setiabudi Tahun 2018
RW TB Diare DBD HT DM ODGJ Kurang Gizi

02 1 8 1 4 1 1 1

04 1 23 2 34 3 4 3

05 9 20 6 67 10 6 6

06 6 12 3 45 4 3 3

07 11 23 1 56 14 1 5

08 5 32 5 59 6 2 2

09 6 31 4 75 10 6 4

10 1 0 4 0 0 0 0

11 0 0 - 2 0 0 0

12 12 22 3 46 7 5 3

13 7 29 1 53 6 5 2

14 5 18 1 20 7 1 2

15 2 26 1 48 14 7 3
F. Data demografi
Jumlah penduduk : 32.164 jiwa

Jumlah kepala keluarga : 10.278 KK

Jumlah kelahiran : 460 jiwa

Jumlah kematian : 278 jiwa

Jumlah kependudukan yang pindah : 1325 jiwa

Jumlah penduduk yang dating : 1213 jiwa

1. Jumlah menurut agama


No. Nama agama Jumlah

1 Islam 29759

2 Kristen protestan 1789

3 Kristen katholik 503

4 Budha 88

5 hindu 25

2. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan


No. Pendidikan Jumlah %

1 S3 -

2 S2 5 0,01

3 S1 556 1,75

4 D4 -

5 D3 353 1,14

6 D2 -

7 D1 -

8 SMA 20.756 64,36

9 SMP 8.487 26,42

10 SD 2.007 6,34

Jumlah 32164 100%


G. MAPPING KASUS PENYAKIT DAN KEJADIAN PUSKESMAS KELURAHAN MENTENG ATAS
KECAMATAN SETIABUDI TAHUN 2018.

NO RW PENYAKIT KEJADIAN

TB DIARE DBD HIPERTENSI DM ODGJ GIZI HAMIL KEMATIAN TAK


KURANG RESTI BAYI DAN PUNYA
BALITA SEPTIK
TANIK

1 02 1 10 1 4 1 1 1 8 0 13

2 04 1 15 2 34 3 4 3 11 1 0

3 05 9 10 6 67 10 6 6 15 1 0

4 06 6 15 3 45 4 3 3 12 0 0

5 07 11 18 1 56 14 1 5 11 0 253

6 08 5 19 5 59 6 2 2 9 2 28

7 09 6 20 4 75 10 6 4 13 2 69

8 10 1 30 4 0 0 0 0 0 0

9 11 0 40 - 2 0 0 0 0 0

10 12 12 10 3 46 7 5 3 11 3 0

11 13 7 35 1 53 6 5 2 11 1 1

12 14 5 18 1 20 7 1 2 8 0 41

13 15 6 20 1 48 14 7 3 10 1 65

TOTAL 66 255 32 509 82 41 34 119 11 470


H. KETENAGAAN

No. Jenis tenaga Jumlah

I medis

1. Dokter umum 2

2. Dokter gigi 1 (non pns)

II Paramedic

A. Perawatan

1. Perawat umum 2 (non pns)

2. Perawat gigi 1 ( non pns)

3. Bidan 2 (non pns)

B. Non perawatan

1. Ahli gizi 1 (non pns )

2. Sanitarian 1 ( non pns)

III Non medis

1. Rekam medis 1 (non pns )

2. SMA 1 (non pns )

DATA PHBS PUSKESMAS MENTENG ATAS 2018

N Kelurah Juml Persalinan o/ nakes Asi eksklusif Menimbang bayi


o an ah
KK
total Jumlah % total Jumlah % total Jumla %
YA YA h YA

1 Mente 4881 3832 3320 87 3814 2974 78% 3,83 3789 99%
ng atas % 2

1281 4155 3642 88 3926 3067 78% 4030 3980 99%


2 %
Cuci tangan Jamban serat Berantas jentik Menggunakan air
bersih

total Jumlah % total Jumlah % tota Jumlah % tot Jumlah %


YA YA l YA al YA

4881 4881 100% 4881 4881 100% 488 3956 91% 488 4881 100%
1 1

7677 7667 100% 6394 6394 100% 639 5442 85% 639 6306 93%
4 4
BAB III
A. Analisa Masalah Dalam Advokasi Kesehatan
Analisa masalah dilakukan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan advokasi,
terutama untuk memperoleh gambaran umum tentang situasi kesehatan di masyarakat.
Hasil analisis masalah akan digunakan sebagai data atau argument untuk dijadikan
landasan advokasi kesehatan kepada para pembuat kebijakan (decision maker).
Data sekunder yang diperoleh dari profil Puskesmas Menteng Atas, ditemukan
bahwa pada tahun 2018 terdapat 10 besar penyakit yang diderita oleh masyarakat
wilayah kerja Puskesmas Menteng Atas.

2000 1824 10 Penyakit Terbanyak


1800
1600
1400
1200
1000
800
573
600
371
400 255 205
126 78 85
200 41 41
0
2.30% 1.10%
1.10%
2.10% ISPA
3.10%
Gastritis

5.70% Myalgya

Diare
8.60%
Hipertensi
50%
Penyakit Kulit Alergi
10%
DM

Tonsil

16%
Penyakit Jantung Isemi

Skizofrenia

Dari grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2018 terdapat 10 besar
penyakit yang diderita masyarkat di wilayah kerja Puskesmas Menteng Atas, dimana
kasus terbesar adalah ISPA yang mencapai 1824 (50%) penderita dan kasus yang
terkecil adalah penyakit jantung isemi dan skizofrenia yang mencapai 41 (1.1%)
penderita.

B. Prioritas Masalah dalam Advokasi Kesehatan


Dalam tahap advokasi, kita harus menetapkan prioritas masalah dari data yang
didapatkan. Data yang diperoleh terdapat 10 besar penyakit yang diderita oleh
masyarakat diwilayah Puskesmas Menteng Atas, tidak seluruh masalah harus selesai
secara bersamaan. Kita perlu memilah secara cermat masalah-masalah yang ada. Maka
ditetapkanlah prioritas masalah. Tujuan dilakukannya prioritas masalah adalah memilih
masalah yang benar-benar penting dan memang harus segera diselesaikan.
Cara memilih prioritas masalah dibedakan atas Skoring dan Non Skoring. Kedua
cara tersebut pelaksanaannya berbeda-beda. Pemilihan kedua cara tersebut
berdasarkan ada tidaknya data yang tersedia. Metode prioritas masalah yang kelompok
advokasi gunakan bekerjasama dengan para kader, tokoh masyarakat dan tenaga
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Menteng Atas memalui kegiatan Survey Mawas
Diri (SMD) dengan metode Delbeq Tecnique. Delbeq Tecnique merupakan metode non
skoring, menerukan prioritas masalah melalui diskusi kelompok namun peserta diskusi
terdiri dari peserta yang tidak sama keahliannya dengan hasil akhir adalah prioritas
masalah disepakati bersama.

Survei Mawas Diri (SMD)


Survei Mawas Diri atau disingkat SMD adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan
dan pengkajian masalah kesehatan yang dilakukan oleh kader dan tokoh masyarakat
setempat dibawah bimbingan petugas kesehatan atau perawat di desa. (Depkes RI,
2007)
Setelah dilakukan Survei Mawas Diri, terdapar tiga masalah prioritas masalah di
Menteng atas. Diantaranya sebagai berikut :
a. ISPA
Berdasarkan laporan Puskesmas Menteng Atas, pada tahun 2018 ditemukan ada
1824 penderita ISPA atau 50 % dari 10 besar penyakit yang diderita penduduk di
wilayah Puskesmas Menteng Atas.
b. Gastritis
Berdasarkan laporan Puskesmas Menteng Atas, pada tahun 2018 ditemukan ada
573 penderita Gastritis atau 16 % dari 10 besar penyakit yang diderita penduduk di
wilayah Puskesmas Menteng Atas.
c. Diare
Berdasarkan laporan Puskesmas Menteng Atas, pada tahun 2018 ditemukan ada
penyakit Diare atau 8,6 % dari 10 besar penyakit yang diderita penduduk di
wilayah Puskesmas Menteng Atas.
Setelah dilakukan priotitas masalah terdapat tiga prioritas yaitu penyakit ISPA,
gastritis, dan diare. Akan tetapi kasus Diare pada tahun 2017 berada di posisi 6, dan
pada tahun 2018 naik menjadi nomer 4, dari kasus yang terjadi 226 pada tahun 2017,
naik menjadi 255 pada tahun 2018. Jika diare tidak ditangani dengan tepat dapat
menimbulkan masalah kesehatan lain. Oleh Karena itu, kelompok memutuskan untuk
mengambil pemasalahan diare menjadi prioritas masalah.
2500

2000

1500

1000

500

0
2017 2018

ISPA Gastritis Diare

Pada grafik diatas untuk masalah ISPA sudah mengalami penurunan signifikan, Gastritis
mengalami peningkatan tetapi masih posisi kedua dalam 10 penyakit terbanyak, Akan tetapi
untuk diare mengalami kenaikan pada tahun 2017 226 kasus (5,4%) menjadi 255 (8,6%) pada
tahun 2018. Diare pada tahun 2017 di posisi 6, dan pada tahun 2018 naik menjadi nomer 4.

C. Analisis Penyebab Masalah


Analisis penyebab masalah di Kelurahan Menteng Atas mengenai tingginya angka
kejadian diare yang meningkat dari tahun sebelumnya dapat di anilisis dari PHBS warga.
Dari data PHBS menunjukan Penggunaan jamban sehat belum memadai.
No Indikator PHBS Kelurahan Menteng Atas (%)

1 Persalinan oleh Nakes 87%

2 ASI Eksklusif 78%

3 Menimbang Bayi dan Balita 99%

4 Menggunakan Air Bersih 100%

5 Cuci Tangan 100%


6 Jamban Sehat 81%

7 Berantas Jentik 99%

8 Makan Sayur dan Buah 98%

9 Aktivitas Fisik 94%

10 Tidak Merokok 56%

Individu Ber-PHBS 79%

Dari Tabel Indikator PHBS di atas menunjukkan bahwa Individu ber-PHBS sebesar
79% dan hanya 81% yang menggunakan Jamban sehat di Kelurahan Menteng Atas. Ada
sebanyak 470 warga yang tidak memiliki septic tank. Warga yang tidak memiliki septic
tank masih melakukan BABS di kali dan do got, hal ini juga terkait dengan lahan yang
sempit. Berikut adalah data warga yang tidak mempunyai septic tank

Selain itu, pada tahun 2018 juga dilakukan Uji Air Minum Isi Ulang, dan hasilnya
menunjukkan bahwa dalam Air Minum Isi Ulang di beberapa tempat Kelurahan Menteng
Atas mengandung bakteri E. Coli. Berikut adalah data Pengujian Air Minum Isi Ulang :
Dari hasil analisa diatas didapatkan hasil bahwa penyebab masalah tingginya penyakit
diare di wilayah Puskesmas Menteng Atas adalah :

1. Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS)


2. Pembuangan Air Limbah yang belum memenuhi syarat
3. Mengelola makanan dan air minum belum higienis

D. Rangkaian Advokasi Kesehatan


1. Penentuan Isue Strategis
Isue strategis yang diambil adalah mengenai penyakit diare di wilayah Puskesmas
Menteng Atas
2. Tujuan Advokasi
a. Tujuan Umum
Diprolehnya komitmen dan dukungan dari Kelurahan Menteng Atas Jakarta
Selatan dalam upaya penurunan kasus penyakit diare serta pencegahannya.
b. Tujuan Khusus
1) Penurunan angka kejadian penyakit diare di wilayah Puskesmas Menteng
Atas dalam satu tahun kedepan turun hingga 75%
2) Terwujudnya perubahan perilaku :
 Menggunakan jamban sehat
 Menggunakan air bersih
 Pengelolaan air minum rumah tangga,
 Pengelolaan sampah dan air limbah rumah tangga
3) Kelurahan ODF (Open Defecation Free) yaitu Kelurahan yang
masyarakatnya sudah tidak berperilaku buang air besar sembarangan
4) Pembangunan sarana sanitasi (sarana jamban dan sarana pembuangan air
limbah)

3. Pengembangan Pesan Advokasi


Ayo Lakukan Hidup Bersih dan Sehat untuk Kelurahan Menteng Atas.
4. Penggalangan Sumber Dana dan Sumber Daya
a. Sumber Dana
Sumber dana untuk kegiatan advokasi adalah dana BOK (Bantuan Operasional
Kesehatan) Puskesmas Menteng Atas
b. Sumber Daya
Sumber daya yang terlibat antara lain :
1. Ketua RT/RW
2. Staf Puskesmas
3. Mahasiswa
4. Kader
c. Rencana Kerja Kegiatan Advokasi
Rencana yang akan kami lakukan adalah pemicuan Prilaku Hidup Bersih dan
Sehat yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat yang tidak sehat
menjadi sehat. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada
1) Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Maret 2019
2) Waktu : 09.00 – 10.00 WIB
3) Topik Kegiatan : Pemicuan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat
4) Tempat : Aula Kelurahan Menteng Atas
Jl. Menteng Pulo No.1 Jakarta Selatan
5) Sasaran : Tokoh Agama
Tokoh Masyarakat
Lurah, Camat
LPM, BKM
Dunia Usaha ( PT Wilmar Group)
Lembaga Keuangan Mikro (BPR Bina Dana Swadaya)
PDAM Tirta
UPTD IPAL
LSM IUWASH PLUS
6) Jumlah : 50 orang
7) Anggaran :
a) Konsumsi Rp. 500.000,-
b) Alat Tulis Kantor Rp. 100.000,-
c) Media Promosi
(spanduk, poster, leaflet) Rp. 400.000,-
Total Biaya Rp. 1.000.000,-
8) Media yang digunakan:
a) Laptop berfungsi sebagai alat yang membantu dalam penyajian materi

b) Infocus berfungsi sebagai menampilkan slide power point

c) Leaflet ditujukan untuk membantu menjelaskan materi yang akan


disampaikan.

d) Spanduk untuk mengundang perhatian akan informasi kegiatan yang


sedang dilaksanakan

e). Flip Chart untuk mencatat informasi dan hasil yang didapat selama
kegiatan berlangsung.

e) Kamera digital berfungsi untuk mendokumentasikan kegiatan

9) Metode yang digunakan


a) Ceramah
b) Diskusi curah pendapat
c) Tanya Jawab
d) Transect walk atau peninjauan ke lapangan
10) Rencana jadwal kegiatan pemicuan PHBS adalah sebagai berikut:

Waktu Acara Deskripsi

09.00 – 09.05 Pembukaan Membuka acara dengan salam dan


perkenalan

09.05 – 09.15 Ice Fasilitator melakukan pencairan suasana


Breaking/Pencairan agar peserta dapat saling mengenal dan
Suasana tidak tegang dalam mengikuti kegiatan

09.15 – 09.45 Penyampaian materi Fasilitator memberikan materi tentang


alur penularan penyakit diare, masalah
sanitasi

09.45 – 10.45 Transect Walk Fasilitator bersama tokoh masyarakat


memandu peserta melakukan
penelusuran kampung atau transect
walk untuk mengetahui
kondisi/gambaran sanitasi di wilayah.

10.45 – 11.45 Diskusi, Tanya Fasilitator memimpin kegiatan diskusi


Jawab terkait materi dan hasil penelusuran
kampung

11.45 – 12.00 Rencana Tindak Peserta membuat rencana tindak lanjut


Lanjut (RTL) setelah mengikuti
kegiatansetelah pemberian materi

12.00 – 12.10 Penutupan Menutup acara dengan salam


BAB IV

A. KESIMPULAN
Masalah Diare menjadi isu utama dalam Puskesmas Menteng Atas. Diare merupakan masalah
berbasis sanitasi lingkungan. Dengan melakukan pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat, masyarakat berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat seperti memelihara
dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, dan melindungi diri dari
ancaman penyakit. Advokasi Kesehatan dilakukan untuk memperoleh komitmen atau
dukungan dalam bidang kesehatan, atau yang mendukung pengembangan lingkungan dan
perilaku sehat. Dengan adanya advokasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ini bertujuan untuk
menurunkan angka diare dan merubah perilaku masyarakat dari perlaku yang tidak sehat
menjadi perilaku yang sehat. Selain itu advokasi ditujukan untuk membuat kebijakan di
bidang sanitasi.

B. Saran
Advokasi harus dilakukan dengan rencana yang matang dan sistematis agar tujuan advokasi
itu sendiri dapat terlaksana.

Anda mungkin juga menyukai