Laporan Pendahuluan Hemodialisadocx
Laporan Pendahuluan Hemodialisadocx
BAB II TINJAUAN
TEORI
1. DEFINISI
Dialisis merupakan suatu proses yang di gunakan untuk mengeluarkan cairan dan
produk limbah dari dalam tubuh ketika ginjal tidak mampu melaksanakan proses tersebut.
Tujuan dialisis adalah untuk mempertahankan kehidupan dan kesejahteraan pasien
sampai fungsi ginjal pulih kembali. Metode terapi mencakup hemodialisis, hemofiltrasi
dan peritoneal dialisis.
Pada dialisis molekul solut berdifusi lewat membran semipermeabel dengan cara
mengalir dari sisis cairan yang lebih pekat (konsentarsi solut lebih tinggi) ke cairan yang
lebih encer (kondisi solut yang lebih rendah). airan mengalir lewat membran
semipermeabel dengan cara osmosis atau ultrafiltrasi (aplikasi tekanan e!sternal pada
membran) pada hemodialisis membran merupakan bagian dari dialeser atau ginjal
artifisial. Pada perritoneal dialisis, merupakan peritoneum atau lapisan dinding abdomen
berfungsi sebagai membran semipermeabel .
Tisher dan "ilco! (#$$%) hemodialisa didefinisikan sebagai pergerakan larutan
dan air dari darah pasien melewati membran semipermeabel (diali&er) ke dalam dialisat.
Diali&er juga dapat dipergunakan untuk memindahkan sebagian besar 'olume cairan.
emodialisa adalah menggerakkan cairan dari partikel pertikel lewat membran
plasma, bakteri dan sel darah terlalu besar untuk melewati pori pori membrane.
Perbedaan konsentrasi &at pada dua kompartemen disebut gradian konsentrasi.
2. EPIDEMIOLOGI
3. ETIOLOGI
emodialisa dilakukan kerena pasien menderita gagal ginjal akut dan kronik
akibat dari a&otemia, simtomatis berupa enselfalopati, perikarditis, uremia, hiperkalemia
berat, kelebihan cairan yang tidak responsi'e dengan diuretic, asidosis yang tidak bisa
diatasi, batu ginjal, dan sindrom hepatorenal.
4. PATOFISIOLOGI
7injal adalah organ penting bagi hidup manusia yang mempunyai fungsi utama
untuk menyaring 8 membersihkan darah. 7angguan pada ginjal bisa terjadi karena sebab
primer ataupun sebab sekunder dari penyakit lain. 7angguan pada ginjal dapat
menyebabkan terjadinya gagal ginjal atau kegagalan fungsi ginjal dalam menyaring 8
membersihkan darah. Penyebab gagal ginjal dapat dibedakan menjadi gagal ginjal akut
maupun gagal ginjal kronik. Dialisis merupakan salah satu modalitas pada penanganan
pasien dengan gagal ginjal, namun tidak semua gagal ginjal memerlukan dialisis. Dialisis
sering tidak diperlukan pada pasien dengan gagal ginjal akut yang tidak terkomplikasi,
atau bisa juga dilakukan han ya untuk indikasi tunggal seperti hiperkalemia. 9aktor faktor
yang harus dipertimbangkan sebelum melalui hemodialisis pada pasien gagal ginjal
kronik terdiri dari keadaan penyakit pen yerta dan kebiasaan pasien. "aktu untuk terapi
ditentukan oleh kadar kimia serum dan gejala gejala. emodialisis biasanya dimulai
ketika bersihan kreatin menurun dibawah #1 ml8mnt, yang biasanya sebanding dengan
kadar kreatinin serum #1 mge8d* namun demikian yang lebih penting dari nilai
laboratorium absolut adalah terdapatnya gejala gejala uremia.
5. TUJUAN
Menurut a'ens dan Terra (:116) tujuan dari pengobatan hemodialisa antara lain
a. Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu membuang sisa sisa
metabolisme dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme yang
lain.
b. Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya
Tujuan hemodialisis adalah untuk mengambil &at &at nitrogen toksik dari dalam
darah dan mengeluarkan air yang berlebihan. Pada hemodialisis aliran darah yang penuh
dengan toksin dan limbah nitrogen dialihkan dari tubuh pasien ke tempat darah tersebut
dibersihkan dan kemudian di kemba likan lagi ke tubuh pasien. ?da tiga prinsip yang
mendasar kerja hemodialisis yaitu difusi, o smosis dan ultra filtrasi.
Toksin dan &at limbah di dalam darah di keluarkan melalui proses difusi dengan
cara bergerak dari darah yang memiliki konsentrasi lebih tinggi ke cairan dialisis dengan
konsenterasi yang lebih rendah.
?ir yang berlebihan di keluarkan dari dalam tubuh di keluarkan melalui proses
osmosis. Pengeluaran air dapat di kendalikan dengan menciptakan gradien tekanan,
dengan kata lain bergerak dari daerah dengan tekanan yang lebih tinggi (tubuh pasien) ke
tekanan yang lebih rendah (cairan dialist).
7radient ini dapat di tingkatkan melalui penambahan tekanan negatif yang
dikenal sebagai ultrafiltasi pada mesin dialis. Tekanan negatif diterapkan pada alat
fasilitasi pengeluaran air. 2arena pasien tidak dapat mengekresikan air, kekuatan ini di
perlukan untuk mengeluarkan cairan hingga tercapai iso'olemia (keseimbangan cairan).
7. KOMPONEN HEMODIALISA
1. Dia !"#$ % Gi&'a B(a)a&
5uatu alat yang digunakan untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, bila
fungsi kedua ginjal sudah tidak memadai lagi, mengatur keseimbangan cairan dan
elektrolit, mengeluarkan racun racun atau toksin yang merupakan komplikasi dari 7agal
7injal. 5edangkan fungsi hormonal8 endokrin tidak dapat diambil alih oleh ginjal buatan.
Dengan demikian ginjal buatan hanya berfungsi sekitar %1 1 @ saja dari ginjal alami
yang normal.
Macam macam ginjal buatan
dalam ginjal ini sangat banyak sekitar #111 cc, disamping cara menyiapkannya sangat
sulit dan membutuhkan waktu yang lama.
b. oil Dialy&er
7injal buatan yang sudah lama dan sekarang sudah jarang dipakai karena
'olume darah dalam ginjal buatan ini banyak sekitar -11 cc, sehingga bila terjadi
kebocoran pada ginjal buatan darah yang terbuang banyak. 7injal ini juga
memerlukan mesin khusus, cara menyiapkannya juga memerlukan waktu yang lama.
c. ollow 9ibre Dialy&er
7injal buatan yang sangat banyak saat ini karena 'olume darah dalam ginjal
buatan sangat sedikit sekitar A1 1 cc, disamping cara menyiapkannya mudah dan
cepat.
2. Dia i*a)
?dalah cairan yang terdiri dari air, elektrolit dan &at &at lain supaya mempun yai
tekanan osmotik yang sama dengan darah.
9ungsi Dialisat pada dialisit
a. /ntuk mengeluarkan dan menampung cairan dan sisa metabolisme
b. /ntuk mencegah kehilangan &at &at 'ital dari tubuh selama dialisa
femoralisseringdipakaipadakasusgagalginjalakutbiladiperlukanakses'askularseme
ntara, ataubilateknikakses'askuler lain tidakdapatberfungsi.
Terdapatduatipekateterdialisisfemoralis.
2atetersaldonadalahkateterberlumentunggal yang memerlukanakseskedua.
Tipekateterfemoralis yang lebihbarumemiliki lumen ganda, satu lumen
untukmengeluarkandarahmenujualatdialisisdansatulagiuntukmengembalikandarah
ketubuhpenderita. 2omplikasipadakateter 'ena
femoralisadalahlaserasiarteriafemoralis, perdarahan, thrombosis, emboli,
hematoma, daninfeksi.
c. 2ateter 'ena
subkla'iasemakinbanyakdipakaisebagaialatakses'askularkarenapemasangan yang
mudahdankomplikasinyalebihsedikitdibandingkateter 'ena femoralis. 2ateter
'ena subkla'iamempunyai lumen gandauntukaliranmasukdankeluar. 2ateter 'ena
subkla'iadapatdigunakansampaiempatminggusedangkankateter 'ena
femoralisdibuangsetelahsatusampaiduaharisetelahpemasangan. 2omplikasi yang
disebabkanolehkaterisasi 'ena subkla'iaserupadengankaterisasi 'ena femoralis
yang termasukpneumotoraksrobeknyaarteriasubkla'ia, perdarahan, thrombosis,
embolus, hematoma, daninfeksi.
. INDIKASI
#. 7agal ginjal akut
:. 7agal ginjal kronik, bila laju filtrasi gromelurus kurang dari 6 ml8menit
-. 2alium serum lebih dari A m;B8l
3. /reum lebih dari :11 mg8dl
6. p darah kurang dari %,#
A. ?nuria berkepanjangan, lebih dari 6 hari
%. 0ntoksikasi obat dan &at kimia
. 5indrom epatorenal
$. 9luid o'erload
. KONTRA INDIKASI
Menurut Thiser dan "ilco! (#$$%) kontra indikasi da ri hemodialisa adalah
hipotensi yang tidak responsif terhadap presor, penyakit stadium terminal, dan sindrom
otak organik. 5edangkan menurut P;<4;9<0 (:11-) kontra indikasi dari hemodialisa
adalah tidak mungkin didapatkan akses 'askuler pada hemodialisa, akses 'askuler sulit,
instabilitas hemodinamik dan koagulasi. 2ontra indikasi hemodialisa yang lain
diantaranya adalah penyakit al&heimer, demensia multi infark, sindrom hepatorenal,
sirosis hati lanjut dengan ensefalopati dan keganasan lanjut (P;<4;9<0, :11-).
Tidakdilakukanpadapasien yang mengalamisuhu yang
tinggi. airandialisispadasuhutubuhakanmeningkatkankecepatandifusi, tetapisuhu yang
terlalutinggimenyebabkanhemodialisissel
seldarahmerahsehinggakemungkinanpenderitaakanmeninggal.
1 . PENATALAKSANAAN PASIEN YANG MENJALANI HEMODIALISIS JANGKA8
PANJANG
Di#) -a& a*a a/ 9ai$a& . Diet merupakan faktor penting bagi pasien yang
menjalani hemodialisis mengingat adanya efek uremia. ?pabila ginjal yang rusak tidak
mampu mengeksresikan produk akhir metabolisme, substansi yang bersifat asam ini ak an
menumpuk dalam serum pasien dan bekerja sebagai racun atau toksik. 7ejala yang
terjadi akibat penumpukan tersebut secara kolektif dikenal sebagai gejala uremik dan
akan mempengaruhi setiap sistem tubuh. *ebih banyak toksin yang menumpuk, lebih
berat gejala yang timbul. Diet rend protein akan mengurangi penumpukan limbah
nitrogen dan dengan demikian meminimalkan gejala. Penumpukan cairan juga dapat
terjadi dan dapat mengakibatkan gagal jantung kongestif serta edema paru. Dengan
demikian, pembatasan cairan juga merupakan bagian dengan resep diet untuk pasien ini.
Dengan penggunaan hemodialisis yang efektif, asupan makanan pasien dapat
diperbaiki meskipun biasanya memerlukan beberapa penyesuaian atau pembatasan pada
asupan protein, natrium, kalium dan cairan. +erkaitan dengan pembatasan protein, maka
protein dari makanan harus memiliki nilai biologis yang tinggi dan tersusun dari asam
amino esensial untuk mencegah penggunaan protein yang buruk serta mempertahankan
keseimbangan nitrogen yang positif. ontoh protein dengan nilai biologis yang tinggi
adalah telur, daging, susu dan ikan.
Dampak Diet Rendah Pr tein! Diet yang bersifat membatasi akan merubah gaya
hidup dan dirasakan pasien sebagai gangguan serta tidak disukai bagi banyak penderita
gagal ginjal kronis. 2arena makanan dan minuman merupakan aspek penting dalam
sosialisasi, pasien sering merasa disingkirkan ketika berada bersama orang orang lain
karena hanya ada beberapa pilihan makanan saja yang tersedia baginya. Gika pembatasan
ini dibiasakan, komplikasi yang dapat membawa kematian seperti hiperkalemia dan
edema paru dapat terjadi.
P#$)i +a& a& #-i a*i. +anyak obat yang dieksresikan seluruhnya atau sebagian
melalui ginjal. Pasien yang memerlukan obat obatan (preparat glikosida jantung,
antibiotik, antiaritmia, antihipertensi) harus dipantau dengan ketat untuk memastikan agar
kadar obat obat ini dalam darah dan jaringan dapat dipertahankan tanpa menimbulkan
akumulasi toksik.
+eberapa obat akan dikeluarkan dari darah pada saat dialisis oleh karena itu,
penyesuaian dosis oleh dokter mungkin diperlukan. Hbat obat yang terikat dengan
protein tidak akan dikeluarkan selama dialisis. Pengeluaran metabolit obat yang lain
bergantung pada berat dan ukuran molekulnya. ?pabila seorang pasien menjalani dialisis,
semua jenis obat dan dosisnya harus die'a luasi dengan cermat. Pasien harus mengetahui
kapan minum obat dan kapan menundanya. 5ebagai contoh, jika obat antihipertensi
diminum pada hari yang sama de ngan saat menjalani hemodialisis, efek hipotensi dapat
terjadi selama hemodialisis dan menyebabkan tekanan darah rendah yang berbahaya.
Menurut Tisher dan "ilco! (#$$%) serta a' ens dan Terra (:116) selama tindakan
hemodialisa sering sekali ditemukan komplikasi yang terjadi, antara lain
a. 2ram otot
2ram otot pada umumnya terjadi pada separuh waktu berjalannya hemodialisa
sampai mendekati waktu berakhirnya hemodialisa. 2ram otot seringkali terjadi pada
ultrafiltrasi (penarikan cairan) yang cepat dengan 'olume yang tinggi.
b. ipotensi
Terjadinya hipotensi dimungkinkan karena pemakaian dialisat asetat, rendahnya
dialisat natrium, penyakit jantung aterosklerotik, neuropati otonomik, dan kelebihan
tambahan berat cairan.
c. ?ritmia
ipoksia, hipotensi, penghentian obat antiaritmia selama dialisa, penurunan k alsium,
magnesium, kalium, dan bikarbonat serum yang cepat berpengaruh terhadap aritmia
pada pasien hemodialisa.
d. 5indrom ketidakseimbangan dialisa
5indrom ketidakseimbangan dialisa dipercaya secara primer dapat diakibatkan dari
osmol osmol lain dari otak dan bersihan urea yang kurang cepat dibandingkan dari
darah, yang mengakibatkan suatu gradien osmotik diantara kompartemen
kompartemen ini. 7radien osmotik ini menyebabkan perpindahan air ke dalam otak
yang menyebabkan oedem serebri. 5indrom ini tidak la&im dan biasanya terjadi pada
pasien yang menjalani hemodialisa pertama dengan a&otemia berat.
e. ipoksemia
ipoksemia selama hemodialisa merupakan hal penting yang perlu dimonitor pada
pasien yang mengalami gangguan fungsi kardiopulmonar.
f. Perdarahan
/remia menyebabkan ganguan fungsi trombosit. 9ungsi trombosit dapat dinilai
dengan mengukur waktu perdarahan. Penggunaan heparin selama hemodialisa juga
merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan.
g. 7anguan pencernaan
7angguan pencernaan yang sering terjadi adalah mual dan muntah yang disebabkan
karena hipoglikemia. 7angguan pencernaan sering disertai dengan sakit kepala.
h. 0nfeksi atau peradangan bisa terjadi pada akses 'askuler.
i. Pembekuan darah bisa disebabkan karena dosis pemberian heparin yang tidak
adekuat ataupun kecepatan putaran darah yang lambat.
BAB II
1. PENGKAJIAN
a. K# (/a& ()a a
2eluhan utama pada pasien hemodialisa adalah
a. 5indrom uremia
b. Mual, muntah, perdarahan 70.
c. Pusing, nafas kusmaul, koma.
d. Perikarditis, cardiar aritmia
e. ;dema, gagal jantung, edema paru
f. ipertensi
Tanda tanda dan gejala uremia yang mengenai system tubuh (mual, muntah,
anoreksia berat, peningkatan letargi, konfunsi mental), kadar serum yang
meningkat. ("runner # Suddarth, 200$ : $%97)
+. Ri;a!a) ,#&!a i) *# a$a&
Pada pasien penderita gagal ginjal kronis (stadium terminal). ("runner # Suddarth,
200$: $%9&)
-. P*i *,i$i)(a
Penderita hemodialisis jangka panjang sering merasa kuatir akan kondisi penyakitnya
yang tidak dapat diramalkan. +iasanya menghadapi masalah financial, kesulitan
dalam mempertahankan pekerjaan, dorongan seksual yang menghilang serta
impotensi, dipresi akibat sakit yang kronis dan ketakutan terhadap
kematian. ("runner # Suddarth, 200$: $'02)
Prosedur kecemasan merupakan hal yang paling sering dialami pasien yang pertama
kali dilakukan hemodialisis.( utta in, 20$$: 2*7)
gatal
b. 2uku kuku tipis dan rapuh
c. <ambut kering dan rapuh
d. Hral halitosis 8 faktor uremic, perdarahan gusi
e. *ambung mual, muntah, anoreksia, gastritis ulceration.
f. Pulmonary uremic IlungJ atau pnemonia
g. ?sam basa asidosis metabolik
h. 4eurologic letih, sakit kepala, gangguan tidur, gangguan otot pegal
i. ematologi perdarahan
B. DIAGNOSA KEPERA:ATAN
a. P$# HD
#. Pola nafas tidak efektif b.d edema paru, asidosis metabolic, b E % gr8dl,
Pneumonitis dan Perikarditis d.dPenggunaan otot aksesoris untuk bernafas,
Pernafasan cuping hidung, Perubahan kedalaman nafas, dan Dipneu
:. 2elebihan 'olume cairan b.d penurunan haluaran urine, diet cairan berlebih, retensi
cairan K natrium b.d Perubahan berat badan dalam waktu sangat singkat, 7elisah,
;fusi pleura, Hliguria, ?supa melebihi haluran, ;dema, Dispnea, Penurunan
hemoglobin, Perubahan pola pernapasan , dan Perubahan tekanan darah
-. 2etidakseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual K
muntah, pembatasan diet dan perubahan membrane mukosa oral d.d nyeri abdomen
bising usus hiperaktif, kurang makanan, diare, kurang minat pada makanan, dan berat
badan :1@ atau lebih dibawah berat badan ideal.
3. ?nsietas b.d krisis situasional d.d gelisah, wajah tegang, bingung, tampak waspada,
ragu8tidak percaya diri dan khawatir
6. 2erusakan integritas kulit b.d 7angguan sirkulasi, 0ritasi &at kimia, Defisit cairan d.d
+. I&)$a HD
#. <esiko cedera b.d akses 'askuler K komplikasi sekunder terhadap penusukan K
pemeliharaan akses 'askuler.
:. <isiko terjadi perdarahan b.d penggunaan heparin dalam proses hemodialisa
9. P *) HD
#. 0ntoleransi akti'itas b.d keletihan, anemia, retensi produk sampah dan prosedur
dialisis d,d menyatakan merasa lemah, menyatakan merasa letih, dispnea setelah
beraktifitas, ketidaknyamanan setelah beraktifitas, dan respon tekanan darah
abnormal terhadap akti'itas.
:. <isiko arga diri rendah b.d ketergantungan, perubahan peran dan perubahan citra
tubuh dan fungsi seksual d.d gangguan citra tubuh, Mengungkapkan perasaan yang
mencerminkan perubahan indi'idudalam penampilan, <espon non'erbal terhadap
persepsi perubahan pada tubuh (misLpenampilan,steruktur,fungsi), 9okus pada
perubahan, Perasaan negatif tentang sesuatu
-. <esiko infeksi b.d prosedur in'asif berulang
@. INTER ENSI KEPERA:ATAN
a. P$# HD
-. +erikan -. Melapangkan
6. b rendah,
H: pneumonitis,
asidosis,
perikarditis
menyebabkan
suplai H: ke
jaringan
A. 5/ adalah
penarikan
A. *akukan
secara cepat
5/ pada
pada D,
saat D
mempercepat
pengurangan
edema paru
%. /ntuk N b,
%. 2olaborasi sehingga
pemberian suplai H: ke
tranfusi jaringan cukup
darah
. /ntuk
. 2olaborasi mengatasi
pemberian infeksi paru K
antibiotic perikard
$. 2olaborasi $. 9ollou up
foto torak penyebab
nafas tidak
#1. ;'aluasi efektif
kondisi
klien pada #1. Mengukur
D keberhasilan
berikutnya tindakan
dan
cairan pad
a saat
priming K3. 5umber kelebihan
wash out cairan dapat
D diketahui
-. *akukan
D
dengan /9
K TMP 6. Pemahaman
interdialisi
s A. 2ebersihan mulut
mengurangi
kekeringan mulut,
sehingga O
keinginan klien
3. 0dentifikas untuk minum
i sumber
masukan
cairan
masa
interdialisi
s
6. Gelaskan
pada
keluarga K
klien
rasional
pembatasa
n cairan
A. Moti'asi
klien untuk
N
kebersihan
mulut
ngan nutrisi, keperawatan selama #!:3 jam atus nutrisi dasar untuk
protein untuk
menentukan
diet
-. Memberika
n informasi,
faktor mana
yang bisa
dimodifikasi
-. Hbser'asi faktor
.
yang berperan
dalam merubah
masukan nutrisi
3. Tindakan
3. 2olaborasi D yang
menentukan adekuat, O
dengan nilai
biologi tinggi
telur, daging,
produk susu A. Protein
lengkap
%. ?njurkan akan N
camilan rendah keseimbang
protein, rendah an nitrogen
natrium, tinggi
kalori diantara
waktu makan
. Gelaskan rasional
%. 2alori akan
pembatasan diet,
N energi,
hubungan
memberikan
dengan penyakit
kesempatan
ginjal dan Nurea
protein
dan kreatinin
untuk
pertumbuha
$. ?njurkan
n
timbang ++ tiap
hari
. N
pemahaman
klien
#1. Hbser'asi adany sehingga
a masukan mudah
menerima
protein yang masukan
tidak adekuat,
edema,
penyembuhan
yang lama,
albumin serum
turun $. /ntuk
menentukan
status cairan
K nutrisi
#1. Penurunan
protein
dapat O
albumin,
pembentuka
n udema K
perlambatan
penyembuha
an, dan
dapat
membantu
-. +erikan
menurunka
kesempa
n ansietas.
tan
pasien
-. Mengungk
untuk
apkan rasa
mengun
takut
gkapkan
secara
isi
pikiran terbuka
dan dimana
perasaan rasa takut
takutnya dapat
. ditujukan.
3. atat
perilaku
dari 3. Hrang
orang terdekat8ke
terdekat8 luarga
keluarga mungkin
yang secara
meningk tidak sadar
atkan memungki
peran nkan
sakit pasien
pasien. untuk
mempertah
ankan
ketergantu
ngan
dengan
melakukan
sesuatu
yang
pasien
sendiri
6. 0dentifik mampu
asi melakukan
sumber nya.
yang
mampu 6. Memberik
menolon an
g. keyakinan
bahwa
pasien
tidak
sendiri
dalam
menghadap
i masalah
menggunaka
n air hangat -. Mencegah
3. ?njurkan
pasien untuk
menghindari 6. Mencegah
krim kulit terjadinya
apapun, perlukaan.
bedak, salep
apapun
A. Memberikan
kecuali
asupan nutrisi
diijinkan
pada kulit dan
dokter.
mencegah agar
kulit tidaak
6. indarkan
kering.
pakaian
yang ketat
%. Mengetahui
pada aea
perubahan
tersebut.
yang terjadi
pada kulit
A. Hleskan
pada saat
'itamin ?
pengobatan
dan D pada
kemoterapi.
area
tersebut.
%. Tinjau ulang
efek samping
dermatologis
yang
dicurigai
pada
kemoterapi.
+. I&)$a HD
N Dia & *a T('(a& I&)#$=#&*i Ra*i &a
K$i)#$ia /a*i
6. 5hunt dapat
mengalami sumbatan
K dapat dihilangkan
6. *akukan
dg heparin
heparinisasi pada
shunt8kateter
pasca D A. 0nfeksi dapat
mempermudahkerus
akan jaringan
A. egah
terjadinya infeksi
pd area
shunt8penusukan
kateter
: <esiko terjadi 5etelah #. Monitor tanda tanda #. Penurunan trombosit
perdarahan gunakan
sikat gigi yang lunak,
pelihara kebersihan
mulut, berikan tekanan
6 #1 menit setiap
selesai ambil darah
9. P *) HD
N Dia & *a T('(a& K$i)#$ia I&)#$=#&*i Ra*i &a
Ha*i
3. 0stirahat yang
adekuat
dianjurkan
setelah dialisis,
karena adanya
perubahan
keseimbangan
cairan K
elektrolit yang
cepat pada
proses dialisis
sangat
melelahkan
: arga diri 5etelah diberikan #. Hbser'asi respon #. Menyediaka
A. Diskusikan peran
memberi dan
menerima cinta,
kehangatan dan
kemesraan 6. +entuk
alternatif
aktifitas
seksual dapat
diterima.
A. 5eksualitas
mempunyai
arti yang
berbeda bagi
tiap indi'idu,
tergantung
dari
maturitasnya.
)
b. Tak ada -. Monitor area akses D
kemerahan terhadap kemerahan,
sekitar shunt bengkak, nyeri
c. ?rea shunt
-. 0nflamasi8infeksi
tidak 3. +eri pernjelasan pada ditandai dg
nyeri8bengkak pasien pentingnya Nstatus kemerahan, nyeri,
gi&i bengkak
6. 2olaborasi pemberian
antibiotik
3. 7i&i yang baik
Ndaya tahan tubuh
6. Pasien D
mengalami sakit
kronis, Oimunitas
D. IMPLEMENTASI KEPERA:ATAN
E. E ALUASI
a. P$# HD
#. 4afas kembali normal, tidak terdapat edema paru dan sianosis
:. olume cairan kembali dalam keadaan seimbang
-. 4utrisi pasien kembali dalam keadaan seimbang