Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PRODI S1-KEPERAWATAN
2015 /2016
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan–perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin
meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut
pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua
sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan
timbulnya beberapa golongan penyakit misalnya penyakit gout arthritis.
Serangan pertama biasanya terjadi antara umur 40-60 tahun pada laki-laki, dan
setelah 60 tahun pada perempuan. Onset sebelum 25 tahun merupakan bentuk tidak lazim
arthitis gout, yang mungkin merupakan manifestasi adanya gangguan enzimatik spesifik,
penyakit ginjal atau penggunaan siklosporin. Pada 85-90% kasus, serangan berupa
arthritis monoartikuler dengan predileksi MTP-1 yang biasa disebut podagra (Hidayat
2009). Gejala yang muncul sangat khas, yaitu radang sendi yang sangat akut dan timbul
sangat cepat dalam waktu singkat. Serangan timbul secara tiba-tiba pada malam hari
selama 2-10 hari (Chairuddin, 2012).
Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda
awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien
mungkin juga menderita demam dan jumlah sel darah putih meningkat. Serangan akut
mungkin didahului oleh tindakan pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan stres
emosional. Meskipun yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki,
tetapi sendi lainnya dapat juga terserang. Dengan semakin lanjutnya penyakit maka
sendi jari, lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku dapat terserang gout.
Serangan gout akut biasanya dapat sembuh sendiri. Kebanyakan gejala-gejala
serangan akut akan berkurang setelah 10-14 hari walaupun tanpa pengobatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa maksud dengan penyakit Gout Artritis ?
2. Apa klasifikasi penyakit Gout Artritis ?
3. Apa etiologi penyakit Gout Artritis ?
4. Apa manifestasi klinik Gout Artritis ?
5. Bagaimana patofisiologi/ WOC penyakit Gout Artritis ?
6. Apa komplikasi penyakit Gout Artritis ?
7. Bagaimana pemeriksaan diagnostik penyakit Gout Artritis ?
8. Bagaiamana penatalaksanaan penyakit Gout Artritis ?
9. Bagaiamna asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien dengan Gout
Artritis ?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui Pengertian penyakit Gout Artritis.
b. Untuk mengetahu klasifikasi Gout Artritis
c. Untuk mengetahui Etiologi penyakit Gout Artritis.
c. Untuk mengetahui Manifestasi klinik Gout Artritis.
d. Untuk mengetahui Patofisiologi penyakit Gout Artritis.
e. Untuk mengetahui Komplikasi penyakit Gout Artritis.
f. Untuk mengetahui Pemeriksaan diagnostik penyakit Gout Artritis.
g. Untuk mengetahui Penatalaksanaan penyakit Gout Artritis.
h. Untuk mengetahui Asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien dengan
Gout Artritis.
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFINISI
Artitis Gout atau artitis pirai adalah suatu peradangan sendi sebagai
manifestasi dari akumulasi endapan Kristal monosodium urat, yang terkumpul di
dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah
(hiperurisemia). (Zairin, 2012)
Gout timbul berupa sendi yang sangat nyeri dan meradang akibat deposisi
Kristal urat. Sendi yang paling terkena adalah sendi metatarsofalang pertama tetapi
sendi lain seperti lutut dan pergelangan kaki juga bias terkena.
Gout adalah penyakit yang terjadi akibat adanya peningkatan kronis
konsentrasi asam urat didalam plasma. ( Stepan, 2012 )
Gout merupakan terjadinya asam urat dalam tubuh dan terjadi kelainan
metabolism purin.
Jadi dapat disimpulkan Gout Artritis (asam urat) adalah suatu penyakit
gangguan metabolik dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi
penumpukan asam urat yang menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.
3. ETIOLOGI
Penyakit yang di kaitkan dengan adanya abnormalitas kadar asam urat dalam
serum darah dengan akumulasi endapan Kristal monosodium urat, yang terkumpul di
dalam sendi.
Keterkaitan antara gout dengan hiperuriemia yaitu adanya produksi asam urat
yang berlebih, menurunnya ekskresi asam urat melalui ginjal, atau mungkin karena
keduanya.
Etiologi berdasarkan Klasifikasi
a. Gout primer
Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik).
Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang
menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya
produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam
urat dari tubuh.
b. Gout sekunder
Gout sekunder terjadi karena konsumsi obat atau toksin, makanan dengan
kadar purin yang tinggi, penyakit darah (penyakit sumsum tulang,polisitemia), kadar
trigliserida yang tinggi yang dapat menurunkan ekskresi asam urat dan mencetusnya
serangan akut.
Gejala arthritis gout disebabkan oleh reaksi inflamasi terhadap pembentukan
Kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu dilihat dari penyebabnya, penyakit
ini termasuk golongan kelainan metabolic. Kelainan ini berhubungan dengan
gangguan kinetic asam urat yaitu hiperurisemia. hiperurisemia pada penyakit ini
terjadi karena pembentukan asam urat yang berlebihan Gout primer metabolik,
disebabkan sintesis langsung yang bertambah. Gout sekunder metabolik, disebabkan
pembentukan asam urat berlebihan karena penyakit lain seperti leukemia.
Kurangnya pengeluran asam urat melalui ginjal Gout primer renal, terjadi
karena gangguan ekskresi asam urat di tubuli distal ginjal yang sehat. Penyebabnya
tidak diketahui. Gout sekunderrenal, disebkan oleh kerusakan ginjal, misalnya pada
glomerulonefritis kronik atau gagal ginjal kronik.
Mengkomsumsi makanan yang mengandung kadar purin yang tinggi adalah
jeroan yang dapat ditemukan pada hewan misalnya sapi, kambing dan kerbau.
Penyebab . Gout sekunder di bagi menjadi 2:
1) Faktor predisposisi :
a. Usia
b. Genetik
2) Faktor prespitasi :
a. Obesitas
b. Obat-obatan
c. Alkohol
d. Stress emosional
4. WOC
5. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinik dibagi atas dua jenis yaitu artritis gout tipikal dan artritis
gout atipikal.
Artritis Gout Tipikal
Gambaran klinik sangat khas dengan sifat-sifat sebagai berikut.
1. Beratnya serangan artritis mempunyai sifat tidak bisa berjalan, tidak dapat
memakai sepatu dan mengganggu tidur. Rasa nyeri digambarkan sebagai
excruciating paindan mencapai puncak dalam 24 jam. Tanpa pengobatan
pada serangan permulaan dapat sembuh dalam 3-4 hari.
2. Serangan biasanya bersifat monoartikular dengan tanda inflamasi yang
jelas seperti merah, bengkak, nyeri, terasa panas, dan sakit jika digerakkan.
Predileksi pada metatarsophalangeal pertama (MTP-1).
3. Remisi sempurna antar serangan akut.
4. Hiperurisemia. Biasanya berhubungan dengan serangan artritis gout akut,
tetapi diagnosis artritis tidak harus disertai hiperurikemia. Fluktuasi asam
urat baru serum dapat mempresipitasi serangan gout.
5. Faktor pencetus. Faktor pencetus adalah trauma sendi, alkohol, obat-
obatan dan tindakan pembedahan. Biasanya faktor-faktor ini sudah
diketahui penderita.
Gambaran klinik yang khas seperti artritis berat, monoartikuler, dan remisi
sempurna tidak ditemukan. Tofi yang biasanyatimbul beberapa tahun sesudah
serangan pertama ternyata ditemukan bersama dengan serangan akut. Jenis
atipikal ini jarang ditemukan. Dalam menghadapi kasus gout yang atipikal,
diagnosis harus dilakukan secara cermat. Untuk hal ini diagnosis dapat dipastikan
dengan melakukan punksi cairan sendi dan selanjutnya secara mikroskopis dilihat
kristal urat.
Dalam evolusi artritis gout didapatkan empat fase, yaitu sebagai berikut.
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Laboratorium
Pemeriksaan cairan sinovia di dapatkan adanya Kristal monosodium urat
intraseluler
Pemeriksaan serum asam urat meningkat >7mg/dL.
Urinalisis 24 jam didapatkan ekskresi >800 mg asam urat.
Urinarisis untuk mendeteksi risiko batu asam urat.
Leukositosis di dapatkan pada fase akut.
b. Radiodiagnostik
Radiografi untuk mendeteksi adanya klasifikasi sendi.
Radiografi didapatkan adanya erosi pada permukaan sendi dan kapsul sendi
7. PENATALAKSANAAN
a. Diet
Mengurangi atau menghindari daging
Kontrol berat badan
Menghindari alcohol
b. Pengobatan atritis gout
Pencegahan serangan mendadak dapat mencakup perubahan pola
makan (lihat diet untuk asam urat atau gout, di bawah) dan obat-obatan
(misalnya allopurinol atau probenicid).
Serangan mendadak paling sering diobati dengan istirahat dan obat
anti-inflamasi (NSAID) (misalnya, ibuprofen atau indometasin).
Steroid dapat digunakan dalam kasus penyakit parah atau pada
individu yang tidak dapat mengkonsumsi NSAID (misalnya, pasien
dengan riwayat tukak lambung atau penyakit ginjal).
Operasi dilakukan untuk kasus yang parah yang tidak dapat diobati
dengan tindakan di atas.
Diet Rendah Purin
Dokter juga merekomendasikan memilih makanan yang rendah zat
purin. Purin adalah batu bangunan gen, pesan genetik dalam tubuh. Mereka
secara alamiah ada di semua sel tubuh dan dalam beberapa makanan. Kita
tidak perlu makan purin apapun, namun, karena tubuh kita mudah membuat
semua yang kita butuhkan dari makanan yang kita makan.
Ketika purin dicerna dan dipecah dalam tubuh, produk limbahnya
adalah asam urat. Untuk alasan ini, makanan yang mengandung purin dapat
memperburuk gout, suatu bentuk radang sendi yang terjadi akibat
penumpukan asam urat pada sendi. Kelebihan asam urat juga mungkin
memainkan peran dalam perkembangan batu ginjal.
Makanan Tinggi Purin
Ikan teri
Otak
Daging angsa
Kuah atau kaldu daging
Hati
Ikan haring
Ginjal
Ikan mackerel
Ekstrak daging
Remis
Telur ikan
Ikan sarden
Limpa
Suplemen ragi bir dan roti
Daging dan ikan (kecuali yang disebutkan di atas), termasuk unggas dan
kerang-kerangan
Beberapa makanan nabati, seperti kacang-kacangan, lentil, kacang polong,
asparagus, dan jamur, juga memiliki tingkat purin dalam jumlah moderat.
Namun, laporan terbaru dari Harvard menemukan bahwa sumber purin dari
tanaman tidak meningkatkan risiko asam urat atau penyakit gout.1
8. KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering terjadi akibat gout arthritis antara lain :
a. Erosi, deformitas dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi kronis
dan tofi yang menyebabkan degenerasi sendi.
b. Hipertensi dan albuminuria.
c. Kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik.
9. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gout
I. Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Riwayat kesehatan pasien
Keluhan utama ( pasien mengeluh Nyeri pada daerah persendian )
Riwayat kesehatan sekarang ( pasien mengatakan nyeri pada
persendian, dan merasa keram )
Riwayat kesehatan masa lalu ( pasien tidak perna mengalami penyakit
yang sama)
Riwayat kesehatan keluarga ( Keluarga pasien tidak ada yang
mengalami penyakit yang sama )
3. Pemeriksaan fisik:
Pemeriksaan labratorium
Pemeriksaan fisik ( B1 –B6 )
II. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut/kronis behubungan dengan peradangan sendi, penimbunan
kristal pada membran sinovial, tulang rawan/ kerusakan integritas jaringan
sekunder tehadap gout
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan rentang gerak,
kelemahan otot, nyeri pada gerakan, dan kekakuan pada sendi
3. Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan bentuk kaki dan
terbentuknya tofus
III. Intervensi
Factor yang
berhubungan :
- Agen cedera
(mis: biologis,
zat kimia,
fisik,
psikologis)
3 Gangguan citra tubuh Body image (kode 1200) Body Image enhancement (kode
Domain 6 - Body image positif 5220)
Kode 00118 - Mampu mengidentifikasi - Kaji secara ferbal dan non
Definisi: konfusi kekuatan personal ferbal respon pasien terhadap
dalam gambaran - Mampu mendiskripsikan tubuhnya
mental tentang diri – secara faktual perubahan - Monitor frekuensi mengkritik
fisik individu fungsi tubuh dirinya
Perilaku mengenali Mampu mempertahankan - Jelaskan tentang pengobatan,
individu. interaksi sosial perawatan, kemajuan dan
Batasan proknsis penyakit
karakteristik: - Dorong pasien mengungkapkan
Perilaku perasaannya
menghindari - Memberikan motifasi kepada
tubuh pasien untuk meningkatkan
individu rasa percaya diri
Respon Memberikanedukasi kepada
nonverbal keluarga untuk memberikan
terhadap support pada pasien.
persepsiperub
ahan pada
tubuh (mis:
penampilan,st
ruktur,fungsi)
Mengungkapk
an perasaan
yang
mencerminka
n perubahan
pandangan
tentang tubuh
individu
(mis:
penampilan,st
ruktur,fungsi)
Mengungkapa
kan persepsi
yang
mencerminka
n perubahan
individu
dalam
penampilan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Tn G (55 thn) masuk ke Rumah Sakit tampak menyeringai dengan keluhan nyeri pada
sendi jari kaki, pergelangan kaki, lutut, jari tangan dan pergelangan tangan. Klien
mengatakan menderita asam urat sudah lima tahun dan sering kambuh. Klien mengatakan
kakinya bengkak dan kemerahan. Klien juga mengatakan jika asam uratnya kambuh, klien
sulit berjalan atau beraktivitas seperti biasanya. Keluarga mengatakan klien senangnya makan
jeroan di rumah makan padang. Dari hasil pemeriksaan didapatkan TTV TD: 125/80 mmHg,
HR: 100 x/menit, Nadi : 80x/menit, RR: 22 x/menit, suhu 38 C, skala nyeri: 7, jempol kaki,
persendian jari, sendi lutut dan pergelangan tangan dan kaki terlihat inflamasi (kemerahan,
bengkak dan teraba hangat), kadar asam urat serum 9 mg/dl.
1. PENGKAJIAN
a. Data Umum
Nama : Tn. G
Alamat : Bogor
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Kawin
b. Data Dasar
Keluhan Utama :
Klien mengatakan nyeri pada sendi jari kaki, pergelangan kaki, lutut, jari tangan
dan pergelangan tangan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien setelah makan jeroan di rumah makan padang mengeluh nyeri pada sendi
jari kaki, pergelangan kaki, lutut, jari tangan dan pergelangan tangan dan sulit
berjalan, sehingga klien memutuskan untuk ke RS
Riwayat Penyakit Dahulu :
Klien mengatakan menderita asam urat sudah lima tahun dan sering kambuh
c. Pemeriksaan Fisik
- Tanda-tanda vital :
TD : 125/80 mmHg
HR: 100 x/menit
Nadi : 80 x/menit
RR: 22 x/menit
Suhu 38 C
- Status Keadaan Pasien :
Keadaan Umum : Klien nampak menyeringai, Kaki bengkak dan kemerahan,
Sulit berjalan atau beraktivitas
Kesadaran : compos mentis GCS : 4-5-6
- Pemeriksaan Fisik ( B1 - B6 )
B1 ( breathing)
Normal ( dada simetris, tidak menggunakan otot bantuan, tidak ada
pernafasan cuping hidung, auskultasi vasikuler )
B2 ( blood)
Normal ( Nadi 80x/menit, TD 125/80 mmHg, pekak, auskultasi S1-S2
tunggal )
B3 ( brain )
Normal ( compos mentis, GCS 4-5-6 )
B4 (blodder)
normal ( BAK 4x/hari)
B5 (bowel)
Normal (BAB 2x/hari, makan 3x/hari, BU 7x/menit)
B6 (Bone)
Nyeri pada sendi jari kaki, pergelangan kaki, lutut, jari tangan dan
pergelangan tangan
Skala nyeri: 7
Jempol kaki, persendian jari, sendi lutut dan pergelangan tangan dan kaki
terlihat inflamasi (kemerahan, bengkak dan teraba hangat)
Kadar asam urat serum 9 mg/dl
2. ANALISA DATA
MASALAH
No. DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1 DS : Adanya penumpukan Nyeri Kronis
Klien mengatakan asam urat pada sendi, jari
nyeri pada sendi kaki, pergelangan kaki,
jari kaki, lutut, jari tangan, dan
pergelangan kaki, pergelangan tangan
lutut, jari tangan
dan pergelangan
tangan
DO :
Skala nyeri : 7
Tampak
menyeringai
TTV ; TD : 125/80
mmHg, HR : 100
x/menit, RR : 22
x/menit, Suhu : 38º
C
2 DS : Adanya peradangan pada Kerusakan integritas
Klien mengatakan sendi kaki jaringan
kakinya bengkak
dan kemerahan
DO :
Jempol kaki,
persendian jari,
sendi lutut dan
pergelangan tangan
dan kaki terlihat
inflamasi
(kemerahan,
bengkak dan teraba
hangat)
TTV ; TD : 125/80
mmHg, HR : 100
x/menit, RR : 22
x/menit, Suhu : 38º
C
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Nyeri Kronis berhubungan dengan adanya penumpukan asam urat pada sendi, jari
kaki, pergelangan kaki, lutut, jari tangan, dan pergelangan tangan
2) Kerusakan Integritas Jaringan berhubungan dengan adanya peradangan pada
sendi kaki
3) Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan adanya penumpukan asam urat
berlebih
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
No. NOC NIC
KEPERAWATAN
1 Nyeri Kronis (Domain Pain control (1605) Pain management
12, Kelas 1, Kode Kriteria hasil : (1400)
00133) Mampu mengontrol Anjurkan pasien
Definisi : pengalaman nyeri untuk mengompres
sensorik dan emosional Dapat melaporkan hangat pada area
tidak menyenangkan bahwa nyeri nyeri
dengan kerusakan berkurang Kolaborasi dengan
jaringan actual atau Mampu mengenali dokter untuk
potensial, atau nyeri pemberian analgesic
digambarkan sebagai Skala nyeri injeksi antrain
suatu kerusakan awitan berkurang menjadi 4 3x1amp
yang tiba-tiba atau Menyatakan rasa Analgesic
lambat dengan intensitas nyaman setelah nyeri administration (2210)
dari ringan hingga berat, berkurang Cek riwayat alergi
terjadi konstan atau Monitor tanda-tanda
berulang tanpa akhir vital
yang dapat diantisipasi Berikan analgesic
atau diprediksi dan tepat waktu
berlangsung lebih dari 3 Berikan analgesic
bulan tepat waktu terutama
Batasan karakteristik : saat nyeri hebat
Ekspresi wajah nyeri
(mis : mata kurang
bercahaya, tampak
kacau, gerakan mata
berpencar atau tetap
pada satu focus,
meringis)
Keluhan tentang
intensitas
menggunakan
standar skala nyeri
Faktor yang
Berhubungan :
Gangguan
musculoskeletal
kronis
Kompresi otot
Gangguan metabolic
Usia > 50 tahun
5. IMPLEMENTASI
A: masalah teratasi
P: intervensi di hentikan
A: masalah teratasi
P: intervensi di hentikan
3 18 des 2016 Hambatan Mobilitas S : Klien mengatakan sudah bisa berjalan dan
13.00 Fisik (Domain 4, beraktivitas seperti biasanya
Kelas 2, Kode
00085) O : kadar asam urat serum 5 mg/dl.
TTV ; TD : 125/80 mmHg, HR : 100 x/menit,
RR : 22 x/menit, Suhu : 38º C
A: masalah teratasi
P: intervensi di hentikan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gout Artritis (asam urat) adalah suatu penyakit gangguan metabolik dimana
tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang
menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.
Penyakit gout terbagi menjadi 2 jenis yaitu Gout primer dan Gout sekunder.
Ada beberapa faktor mengenai gout yaitu Faktor predisposisi meliputi usia dan
genetik, sedangkan faktor prespitasi meliputi obesitas, obat-obatan, alkohol, stress
emosional.
B. Saran
Pada kesempatan ini penulis akan mengemukakan beberapa saran sebagai
bahan masukan yang bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu pelayanan asuhan
keperawatan yang akan datang, diantaranya :
1. Dalam melakuakan asuham keperawatan, perawat mengetahui atau
mengerti tentang rencana keperawatan pada pasien, pendokumentasian
harus jelas dan menjalin hubungan yang baik denan klien dan keluarga
2. Dalam rangka mengatasi masalah resiko injuri pada klien, maka tugas
perawat yang utama adalah sering mengobservasi akan kebutuhan klien
3. Untuk perawat diharapkan mampu menciptakan hubungan yang harmonis
dengan keluarga sehingga keluarga diharapkan mampu membantu dan
memotivasi klien dalam proses penyembuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Butcher, Howard. dkk. 2008. Nursing Intervention Classification (NIC): Fifth Edition.
Miscourt: Mosby Elsevier.
Heardman, Heather. 2009. Nuring Diagnosis: Definition & Classification. United Kingdom:
Markono Print Media.
Helmi, Zairin Noor. 2012. Buku Ajar Gangguan Musculoskeletal. Jakarta : Salemba Medika
Kamitsuru. S dan Herdman. T.H. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi Dan Klarifikasi
2015-2017. Jakarta : EGC
https://infopemanasanglobal.wordpress.com/tag/pengobatan-asam-urat-atau-artritis-gout/
https://aanborneo.blogspot.co.id/2013/03/makalah-gout-artritis.html