Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KASUS

GOUT ARTRITIS PADA SISTEM MUSKULOSKELETAL

Disusun Oleh Kelompok9 :

1. Serly Diah Putri R 6. Tri Purnasari


2. Silfia Adi Velikasari 7. Vina Rohmatul Fitria
3. Siska Octaviyani 8. Widhianto
4. Siti Nur Cholifah 9. Yesika Safitri
5. Syanindita Amela Candra W 10. Zakiyaturrokhmah

PRODI S1-KEPERAWATAN

STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

2015 /2016
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan–perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin
meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut
pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua
sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan
timbulnya beberapa golongan penyakit misalnya penyakit gout arthritis.
Serangan pertama biasanya terjadi antara umur 40-60 tahun pada laki-laki, dan
setelah 60 tahun pada perempuan. Onset sebelum 25 tahun merupakan bentuk tidak lazim
arthitis gout, yang mungkin merupakan manifestasi adanya gangguan enzimatik spesifik,
penyakit ginjal atau penggunaan siklosporin. Pada 85-90% kasus, serangan berupa
arthritis monoartikuler dengan predileksi MTP-1 yang biasa disebut podagra (Hidayat
2009). Gejala yang muncul sangat khas, yaitu radang sendi yang sangat akut dan timbul
sangat cepat dalam waktu singkat. Serangan timbul secara tiba-tiba pada malam hari
selama 2-10 hari (Chairuddin, 2012).
Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda
awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien
mungkin juga menderita demam dan jumlah sel darah putih meningkat. Serangan akut
mungkin didahului oleh tindakan pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan stres
emosional. Meskipun yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki,
tetapi sendi lainnya dapat juga terserang. Dengan semakin lanjutnya penyakit maka
sendi jari, lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku dapat terserang gout.
Serangan gout akut biasanya dapat sembuh sendiri. Kebanyakan gejala-gejala
serangan akut akan berkurang setelah 10-14 hari walaupun tanpa pengobatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa maksud dengan penyakit Gout Artritis ?
2. Apa klasifikasi penyakit Gout Artritis ?
3. Apa etiologi penyakit Gout Artritis ?
4. Apa manifestasi klinik Gout Artritis ?
5. Bagaimana patofisiologi/ WOC penyakit Gout Artritis ?
6. Apa komplikasi penyakit Gout Artritis ?
7. Bagaimana pemeriksaan diagnostik penyakit Gout Artritis ?
8. Bagaiamana penatalaksanaan penyakit Gout Artritis ?
9. Bagaiamna asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien dengan Gout
Artritis ?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui Pengertian penyakit Gout Artritis.
b. Untuk mengetahu klasifikasi Gout Artritis
c. Untuk mengetahui Etiologi penyakit Gout Artritis.
c. Untuk mengetahui Manifestasi klinik Gout Artritis.
d. Untuk mengetahui Patofisiologi penyakit Gout Artritis.
e. Untuk mengetahui Komplikasi penyakit Gout Artritis.
f. Untuk mengetahui Pemeriksaan diagnostik penyakit Gout Artritis.
g. Untuk mengetahui Penatalaksanaan penyakit Gout Artritis.
h. Untuk mengetahui Asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien dengan
Gout Artritis.
BAB II
PEMBAHASAN

1. DEFINISI
Artitis Gout atau artitis pirai adalah suatu peradangan sendi sebagai
manifestasi dari akumulasi endapan Kristal monosodium urat, yang terkumpul di
dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah
(hiperurisemia). (Zairin, 2012)
Gout timbul berupa sendi yang sangat nyeri dan meradang akibat deposisi
Kristal urat. Sendi yang paling terkena adalah sendi metatarsofalang pertama tetapi
sendi lain seperti lutut dan pergelangan kaki juga bias terkena.
Gout adalah penyakit yang terjadi akibat adanya peningkatan kronis
konsentrasi asam urat didalam plasma. ( Stepan, 2012 )
Gout merupakan terjadinya asam urat dalam tubuh dan terjadi kelainan
metabolism purin.

Jadi dapat disimpulkan Gout Artritis (asam urat) adalah suatu penyakit
gangguan metabolik dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi
penumpukan asam urat yang menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.

Gambar. asam urat tanpa pengobatan


2. KLASIFIKASI
Penyakit gout terbagi menjadi 2 jenis :
a. Gout primer
Gout primer adalah penyakit gout dimana mengalami peningkatan asam urat
dan penurunan ekskresi tubular asam urat.yang di sebabkan oleh faktor genetic dan
lingkungan.
b. Gout sekunder
Gout sekunder adalah penyakit yang di sebabkan adanya komplikasi dengan
penyakit lain seperti hipertensi dan artherosklerosis.

3. ETIOLOGI
Penyakit yang di kaitkan dengan adanya abnormalitas kadar asam urat dalam
serum darah dengan akumulasi endapan Kristal monosodium urat, yang terkumpul di
dalam sendi.
Keterkaitan antara gout dengan hiperuriemia yaitu adanya produksi asam urat
yang berlebih, menurunnya ekskresi asam urat melalui ginjal, atau mungkin karena
keduanya.
Etiologi berdasarkan Klasifikasi
a. Gout primer
Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik).
Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang
menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya
produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam
urat dari tubuh.
b. Gout sekunder
Gout sekunder terjadi karena konsumsi obat atau toksin, makanan dengan
kadar purin yang tinggi, penyakit darah (penyakit sumsum tulang,polisitemia), kadar
trigliserida yang tinggi yang dapat menurunkan ekskresi asam urat dan mencetusnya
serangan akut.
Gejala arthritis gout disebabkan oleh reaksi inflamasi terhadap pembentukan
Kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu dilihat dari penyebabnya, penyakit
ini termasuk golongan kelainan metabolic. Kelainan ini berhubungan dengan
gangguan kinetic asam urat yaitu hiperurisemia. hiperurisemia pada penyakit ini
terjadi karena pembentukan asam urat yang berlebihan Gout primer metabolik,
disebabkan sintesis langsung yang bertambah. Gout sekunder metabolik, disebabkan
pembentukan asam urat berlebihan karena penyakit lain seperti leukemia.
Kurangnya pengeluran asam urat melalui ginjal Gout primer renal, terjadi
karena gangguan ekskresi asam urat di tubuli distal ginjal yang sehat. Penyebabnya
tidak diketahui. Gout sekunderrenal, disebkan oleh kerusakan ginjal, misalnya pada
glomerulonefritis kronik atau gagal ginjal kronik.
Mengkomsumsi makanan yang mengandung kadar purin yang tinggi adalah
jeroan yang dapat ditemukan pada hewan misalnya sapi, kambing dan kerbau.
Penyebab . Gout sekunder di bagi menjadi 2:
1) Faktor predisposisi :
a. Usia
b. Genetik
2) Faktor prespitasi :
a. Obesitas
b. Obat-obatan
c. Alkohol
d. Stress emosional
4. WOC
5. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinik dibagi atas dua jenis yaitu artritis gout tipikal dan artritis
gout atipikal.
Artritis Gout Tipikal
Gambaran klinik sangat khas dengan sifat-sifat sebagai berikut.
1. Beratnya serangan artritis mempunyai sifat tidak bisa berjalan, tidak dapat
memakai sepatu dan mengganggu tidur. Rasa nyeri digambarkan sebagai
excruciating paindan mencapai puncak dalam 24 jam. Tanpa pengobatan
pada serangan permulaan dapat sembuh dalam 3-4 hari.
2. Serangan biasanya bersifat monoartikular dengan tanda inflamasi yang
jelas seperti merah, bengkak, nyeri, terasa panas, dan sakit jika digerakkan.
Predileksi pada metatarsophalangeal pertama (MTP-1).
3. Remisi sempurna antar serangan akut.
4. Hiperurisemia. Biasanya berhubungan dengan serangan artritis gout akut,
tetapi diagnosis artritis tidak harus disertai hiperurikemia. Fluktuasi asam
urat baru serum dapat mempresipitasi serangan gout.
5. Faktor pencetus. Faktor pencetus adalah trauma sendi, alkohol, obat-
obatan dan tindakan pembedahan. Biasanya faktor-faktor ini sudah
diketahui penderita.

Artritis Gout Atipikal

Gambaran klinik yang khas seperti artritis berat, monoartikuler, dan remisi
sempurna tidak ditemukan. Tofi yang biasanyatimbul beberapa tahun sesudah
serangan pertama ternyata ditemukan bersama dengan serangan akut. Jenis
atipikal ini jarang ditemukan. Dalam menghadapi kasus gout yang atipikal,
diagnosis harus dilakukan secara cermat. Untuk hal ini diagnosis dapat dipastikan
dengan melakukan punksi cairan sendi dan selanjutnya secara mikroskopis dilihat
kristal urat.

Dalam evolusi artritis gout didapatkan empat fase, yaitu sebagai berikut.

1. Artritis gout akut


Manifestai serangan akut memberikan gambaran yang khas dan dapat
langsung menegakkan diagnosis. Sendi yang paling sering terkena adalah
sendi metatarsophalangeal pertama (75%). Pada sendi yang terkena jelas
terlihat gejala inflamasi yang lengkap.
2. Artritis gout interkritikal
fase ini adalah fase antara dua serangan akut tanpa gejala klinik. Walaupun
pada cairan yang diaspirasi dari sendi. Krisal ini dapat ditemukan pada sel
sinofia, pada fakuola sel sinofia, dan pada fakuola sel mononuklear
leukosit.
3. Hiperurikemia asimtomatis
Fase ini tidak identik dengan artitis gout. Pada penderita dengan keadaan
ini sebaiknya diperiksa juga kadar kolesterol darah karena peninggian
asam urat darah hampir selalu disertai peninggian kolesterol.
4. Atritis gout menahun dengan tofi
Tofi adalah penimbunan kristal urat subkutan sendi dan terjadi pada artritis
gaout menahun, yang biasanya sudah berlangsung lama kurang lebih
antara 5-10 tahun.

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Laboratorium
 Pemeriksaan cairan sinovia di dapatkan adanya Kristal monosodium urat
intraseluler
 Pemeriksaan serum asam urat meningkat >7mg/dL.
 Urinalisis 24 jam didapatkan ekskresi >800 mg asam urat.
 Urinarisis untuk mendeteksi risiko batu asam urat.
 Leukositosis di dapatkan pada fase akut.
b. Radiodiagnostik
 Radiografi untuk mendeteksi adanya klasifikasi sendi.
 Radiografi didapatkan adanya erosi pada permukaan sendi dan kapsul sendi

7. PENATALAKSANAAN
a. Diet
 Mengurangi atau menghindari daging
 Kontrol berat badan
 Menghindari alcohol
b. Pengobatan atritis gout
 Pencegahan serangan mendadak dapat mencakup perubahan pola
makan (lihat diet untuk asam urat atau gout, di bawah) dan obat-obatan
(misalnya allopurinol atau probenicid).
 Serangan mendadak paling sering diobati dengan istirahat dan obat
anti-inflamasi (NSAID) (misalnya, ibuprofen atau indometasin).
Steroid dapat digunakan dalam kasus penyakit parah atau pada
individu yang tidak dapat mengkonsumsi NSAID (misalnya, pasien
dengan riwayat tukak lambung atau penyakit ginjal).
 Operasi dilakukan untuk kasus yang parah yang tidak dapat diobati
dengan tindakan di atas.
 Diet Rendah Purin
Dokter juga merekomendasikan memilih makanan yang rendah zat
purin. Purin adalah batu bangunan gen, pesan genetik dalam tubuh. Mereka
secara alamiah ada di semua sel tubuh dan dalam beberapa makanan. Kita
tidak perlu makan purin apapun, namun, karena tubuh kita mudah membuat
semua yang kita butuhkan dari makanan yang kita makan.
Ketika purin dicerna dan dipecah dalam tubuh, produk limbahnya
adalah asam urat. Untuk alasan ini, makanan yang mengandung purin dapat
memperburuk gout, suatu bentuk radang sendi yang terjadi akibat
penumpukan asam urat pada sendi. Kelebihan asam urat juga mungkin
memainkan peran dalam perkembangan batu ginjal.
 Makanan Tinggi Purin

 Ikan teri
 Otak
 Daging angsa
 Kuah atau kaldu daging
 Hati
 Ikan haring
 Ginjal
 Ikan mackerel
 Ekstrak daging
 Remis
 Telur ikan
 Ikan sarden
 Limpa
 Suplemen ragi bir dan roti

 Makanan Cukup Tinggi Purin

 Daging dan ikan (kecuali yang disebutkan di atas), termasuk unggas dan
kerang-kerangan
 Beberapa makanan nabati, seperti kacang-kacangan, lentil, kacang polong,
asparagus, dan jamur, juga memiliki tingkat purin dalam jumlah moderat.
Namun, laporan terbaru dari Harvard menemukan bahwa sumber purin dari
tanaman tidak meningkatkan risiko asam urat atau penyakit gout.1

8. KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering terjadi akibat gout arthritis antara lain :
a. Erosi, deformitas dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi kronis
dan tofi yang menyebabkan degenerasi sendi.
b. Hipertensi dan albuminuria.
c. Kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik.
9. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gout
I. Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Riwayat kesehatan pasien
 Keluhan utama ( pasien mengeluh Nyeri pada daerah persendian )
 Riwayat kesehatan sekarang ( pasien mengatakan nyeri pada
persendian, dan merasa keram )
 Riwayat kesehatan masa lalu ( pasien tidak perna mengalami penyakit
yang sama)
 Riwayat kesehatan keluarga ( Keluarga pasien tidak ada yang
mengalami penyakit yang sama )
3. Pemeriksaan fisik:
 Pemeriksaan labratorium
 Pemeriksaan fisik ( B1 –B6 )
II. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut/kronis behubungan dengan peradangan sendi, penimbunan
kristal pada membran sinovial, tulang rawan/ kerusakan integritas jaringan
sekunder tehadap gout
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan rentang gerak,
kelemahan otot, nyeri pada gerakan, dan kekakuan pada sendi
3. Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan bentuk kaki dan
terbentuknya tofus

III. Intervensi

NO DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWATAN
.1 Nyeri akut (kode (kode 1605) (kode 1400)
00132) - Pain control Pain management:
Definisi : (kode 2102) - Anjurkan pasien untuk
pengalaman sensori - Pain level mengkompres hangat pada area
dan emosional yang Kriteria hasil : nyeri
tidak menyenangkan - Mampu mengontrol - Ajarkan teknik non
yang muncul akibat nyeri farmakologi
kerusakan jaringan - Melaporkan bahwa - Kolaborasi dengan dokter
yang actual atau nyeri berkurang dalam pemberian obat
potensial atau - Mampu mengenali - Beikan analgesic untuk
digambarkan dalam nyeri mengurangi nyeri
hal kerusakan - Menyatakan rasa - Control lingkungan yang dapat
sedemikian rupa nyaman setelah nyeri mempengaruhi nyeri
Batasan berkurang - Monitor menegement nyeri
karakteristik: (kode 2210)
- Perubahan Analgesik atministration :
seleramakan - Monitor tanda- tanda vital
- Perubahan - Kolaborasi dengan dokter
tekanan darah Dalam pemberian obat
- Perubahan - Cek riwayat alergi
frekuensi - Berikan anal gesik tepat waktu
jantung terutama saat nyeri hebat
- Perubahan
frekuensi
pernafasan
- Laporan
isyarat
- Diaforesis
- Perilaku
distraksi (mis:
berjalan
mondar-
mandir,aktivit
as yang
berulang)
- Mengekspresi
kan
perilaku(mis:g
elisa,merenge
k,menangis)
- Sikap
melindungi
area nyeri
- Indikasi nyeri
yang dapat
diamati
- Perubahan
posisi untuk
menghindari
nyeri
- Sikap tubuh
melindungi
- Dilatasi pupil
- Gangguan
tidur
- Melaporkan
nyeri secara
verbal

Factor yang
berhubungan :
- Agen cedera
(mis: biologis,
zat kimia,
fisik,
psikologis)

2 Gangguan mobilitas Ambulasi (kode 0200) Peningkatan Mekanika Tubuh


fisik (Domain 4, - Dapat menopang (kode 0140)
kode 00085) berat badan tanpa alat Definisi : memfasilitasi
Definisi : bantu penggunaan postur dan pergerakan
Keterbatasan dalam - Dapat berjalan dalam aktivitas sehari-hari untuk
gerakan fisik satu dengan langkah yang mencegah kelelahan dan
atau lebih ekstermitas efektif ketegangan atau injuri
secara mandiri dan - Dapat berjalan muskuloskeletal
terarah. dengan kecepatan  Kaji komitmen pasien untuk
Batasan sedang hingga cepat belajar dan menggunakan
Karakteristik : - Dapat berjalan naik postur (tubuh) yang benar
 Dispnea turun tangga  Kolaborasikan dengan
setelah - Dapat berjalan dalam fisioterapi dalam
beraktifitas jarak yang jauh mengembangkan peningkatan
 Gangguan - mekanika tubuh, sesuai
sikap berjalan indikasi
 Gerakan  Kaji pemahaman pasien
lambat mengenai mekanika tubuh dan
 Gerakan latihan (misalnya,
spesifik mendemonstrasikan kembali
 Gerakan tidak teknik melakukan
terkoordinasi aktivitas/latihan yang benar)
 Instabilitas  Informasikan pada pasien
postur tentang struktur dan fungsi
 Kesulitan tulang belakang dan postur
membolak- yang optimal untuk bergerak
balik posisi dan menggunakan tubuh
 Keterbatasan  Edukasi pasien tentang
rentang gerak pentingnya postur (tubuh) yang
 Ketidaknyama benar untuk mencegah
nan kelelahan, ketegangan atau
 Melakukan injuri.
aktivitas lain  Edukasi pasien mengenai
sebagai bagaimana menggunakan
pengganti postur (tubuh) dan mekanika
pergerakan tubuh untuk mencegah injuri
(misalnya, saat melakukan berbagai
meningkatkan aktivitas
perhatian ada  Kaji kesadaran pasien tentang
aktivitas abnormalitas
orang lain, muskuloskeletalnya dan efek
mengendalika yang mungkin timbul pada
n perilaku, jaringan otot dan postur
fokus pada  Edukasi penggunaan
aktivitas matras/tempat duduk atau
sebelum sakit) bantal yang lembut, jika
 Penurunan diindikasikan
kemampuan  Instruksikan untuk
melakukan menghindari tidur dengan
ketrampilan posisi telungkup
motorik halus  Bantu untuk
 Penurunan mendemonstrasikan posisi tidur
kemampuan yang tepat
melakukan  Bantu untuk menghindari
ketrampilan duduk dalam posisi yang sama
motorik kasar dalam jangka waktu yang lama
 Penurunan  Instruksikan pasien untuk
waktu menggerakkan kaki terlebih
relaksasi dahulu kemudian badan ketika
 Tremor akibat memulai berjalan dari psisi
bergerak berdiri
 Gunakan prinsip mekanika
Faktor yang tubuh ketika menangani pasien
Berhubungan dan memindahkan peralatan
 Agens  Bantu pasien atau keluarga
farmaseutikal untuk mengidentifikasi latihan
 Ansietas postur tubuh yang sesuai
 Depresi  Bantu pasien melakukan
 Disuse latihan fleksi untuk
 Fisik tidak memfasilitasi mobilisasi
bugar punggung sesuai indikasi
 Gangguan  Monitor perbaikan postur
fungsi  Berikan informasi tentang
kognitif kemungkinan posisi penyebab
 Gangguan nyeri otot atau sendi
metabolisme
 Gangguan
muskuloskelet Terapi latihan : ambulasi (kode
al 0221)
 Gangguan  Berikan pasien pakaian yang
neuromuskula tidak mengekang
r  Bantu pasien untuk
 Gangguan menggunakan alas kaki
sensoripersept  Sediakan tempat tidur
ual berketinggian rendah
 Gaya hidup  Konsultasikan pada ahli terapi
kurang gerak fisik mengenai rencana
 Indeks masa ambulasi
tubuh diatas  Instruksikan pasien untuk
persentil ke- memposisikan diri sepanjang
75 sesuai usia proses pemindahan
 Intoleransi  Bantu pasien untuk
aktivitas perpindahan
 Kaku sendi  Monitor penggunaan kruk
 Keengganan pasien atau alat bantu berjalan
memulai lainnya
pergerakan  Bantu pasien untuk berdiri dan
 Kepercayaan ambulasi dengan jarak tertentu
budaya
tentang
aktivitas yang
tepat
 Kerusakan
integritas
struktur
tulang
 Keterlambata
n
perkembanga
n
 Kontraktur
 Kurang
dukungan
lingkungan
(misal, fisik
atau sosial)
 Kurang
pengetahuan
tentang nilai
aktivitas fisik
 Malnutrisi
 Nyeri
 Penurunan
kekuatan otot
 Penurunan
kendali otot
 Penurunan
ketahanan
tubuh
 Penurunan
massa otot

3 Gangguan citra tubuh Body image (kode 1200) Body Image enhancement (kode
Domain 6 - Body image positif 5220)
Kode 00118 - Mampu mengidentifikasi - Kaji secara ferbal dan non
Definisi: konfusi kekuatan personal ferbal respon pasien terhadap
dalam gambaran - Mampu mendiskripsikan tubuhnya
mental tentang diri – secara faktual perubahan - Monitor frekuensi mengkritik
fisik individu fungsi tubuh dirinya
Perilaku mengenali Mampu mempertahankan - Jelaskan tentang pengobatan,
individu. interaksi sosial perawatan, kemajuan dan
Batasan proknsis penyakit
karakteristik: - Dorong pasien mengungkapkan
 Perilaku perasaannya
menghindari - Memberikan motifasi kepada
tubuh pasien untuk meningkatkan
individu rasa percaya diri
 Respon Memberikanedukasi kepada
nonverbal keluarga untuk memberikan
terhadap support pada pasien.
persepsiperub
ahan pada
tubuh (mis:
penampilan,st
ruktur,fungsi)
 Mengungkapk
an perasaan
yang
mencerminka
n perubahan
pandangan
tentang tubuh
individu
(mis:
penampilan,st
ruktur,fungsi)
 Mengungkapa
kan persepsi
yang
mencerminka
n perubahan
individu
dalam
penampilan.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

GOUT PADA Tn. G

Tn G (55 thn) masuk ke Rumah Sakit tampak menyeringai dengan keluhan nyeri pada
sendi jari kaki, pergelangan kaki, lutut, jari tangan dan pergelangan tangan. Klien
mengatakan menderita asam urat sudah lima tahun dan sering kambuh. Klien mengatakan
kakinya bengkak dan kemerahan. Klien juga mengatakan jika asam uratnya kambuh, klien
sulit berjalan atau beraktivitas seperti biasanya. Keluarga mengatakan klien senangnya makan
jeroan di rumah makan padang. Dari hasil pemeriksaan didapatkan TTV TD: 125/80 mmHg,
HR: 100 x/menit, Nadi : 80x/menit, RR: 22 x/menit, suhu 38 C, skala nyeri: 7, jempol kaki,
persendian jari, sendi lutut dan pergelangan tangan dan kaki terlihat inflamasi (kemerahan,
bengkak dan teraba hangat), kadar asam urat serum 9 mg/dl.
1. PENGKAJIAN
a. Data Umum
Nama : Tn. G
Alamat : Bogor
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Kawin
b. Data Dasar
Keluhan Utama :
Klien mengatakan nyeri pada sendi jari kaki, pergelangan kaki, lutut, jari tangan
dan pergelangan tangan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien setelah makan jeroan di rumah makan padang mengeluh nyeri pada sendi
jari kaki, pergelangan kaki, lutut, jari tangan dan pergelangan tangan dan sulit
berjalan, sehingga klien memutuskan untuk ke RS
Riwayat Penyakit Dahulu :
Klien mengatakan menderita asam urat sudah lima tahun dan sering kambuh
c. Pemeriksaan Fisik
- Tanda-tanda vital :
 TD : 125/80 mmHg
 HR: 100 x/menit
 Nadi : 80 x/menit
 RR: 22 x/menit
 Suhu 38 C
- Status Keadaan Pasien :
Keadaan Umum : Klien nampak menyeringai, Kaki bengkak dan kemerahan,
Sulit berjalan atau beraktivitas
Kesadaran : compos mentis GCS : 4-5-6
- Pemeriksaan Fisik ( B1 - B6 )
B1 ( breathing)
Normal ( dada simetris, tidak menggunakan otot bantuan, tidak ada
pernafasan cuping hidung, auskultasi vasikuler )
B2 ( blood)
Normal ( Nadi 80x/menit, TD 125/80 mmHg, pekak, auskultasi S1-S2
tunggal )
B3 ( brain )
Normal ( compos mentis, GCS 4-5-6 )
B4 (blodder)
normal ( BAK 4x/hari)
B5 (bowel)
Normal (BAB 2x/hari, makan 3x/hari, BU 7x/menit)
B6 (Bone)
 Nyeri pada sendi jari kaki, pergelangan kaki, lutut, jari tangan dan
pergelangan tangan
 Skala nyeri: 7
 Jempol kaki, persendian jari, sendi lutut dan pergelangan tangan dan kaki
terlihat inflamasi (kemerahan, bengkak dan teraba hangat)
 Kadar asam urat serum 9 mg/dl

2. ANALISA DATA
MASALAH
No. DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1 DS : Adanya penumpukan Nyeri Kronis
 Klien mengatakan asam urat pada sendi, jari
nyeri pada sendi kaki, pergelangan kaki,
jari kaki, lutut, jari tangan, dan
pergelangan kaki, pergelangan tangan
lutut, jari tangan
dan pergelangan
tangan
DO :
 Skala nyeri : 7
 Tampak
menyeringai
 TTV ; TD : 125/80
mmHg, HR : 100
x/menit, RR : 22
x/menit, Suhu : 38º
C
2 DS : Adanya peradangan pada Kerusakan integritas
 Klien mengatakan sendi kaki jaringan
kakinya bengkak
dan kemerahan
DO :
 Jempol kaki,
persendian jari,
sendi lutut dan
pergelangan tangan
dan kaki terlihat
inflamasi
(kemerahan,
bengkak dan teraba
hangat)
 TTV ; TD : 125/80
mmHg, HR : 100
x/menit, RR : 22
x/menit, Suhu : 38º
C

3 DS : Adanya penumpukan Hambatan Mobilitas Fisik


 Klien mengatakan asam urat berlebih
sulit berjalan atau
beraktivitas seperti
biasanya
DO :
 kadar asam urat
serum 9 mg/dl.
 TTV ; TD : 125/80
mmHg, HR : 100
x/menit, RR : 22
x/menit, Suhu : 38º
C

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Nyeri Kronis berhubungan dengan adanya penumpukan asam urat pada sendi, jari
kaki, pergelangan kaki, lutut, jari tangan, dan pergelangan tangan
2) Kerusakan Integritas Jaringan berhubungan dengan adanya peradangan pada
sendi kaki
3) Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan adanya penumpukan asam urat
berlebih
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
No. NOC NIC
KEPERAWATAN
1 Nyeri Kronis (Domain Pain control (1605) Pain management
12, Kelas 1, Kode Kriteria hasil : (1400)
00133)  Mampu mengontrol  Anjurkan pasien
Definisi : pengalaman nyeri untuk mengompres
sensorik dan emosional  Dapat melaporkan hangat pada area
tidak menyenangkan bahwa nyeri nyeri
dengan kerusakan berkurang  Kolaborasi dengan
jaringan actual atau  Mampu mengenali dokter untuk
potensial, atau nyeri pemberian analgesic
digambarkan sebagai  Skala nyeri injeksi antrain
suatu kerusakan awitan berkurang menjadi 4 3x1amp
yang tiba-tiba atau  Menyatakan rasa Analgesic
lambat dengan intensitas nyaman setelah nyeri administration (2210)
dari ringan hingga berat, berkurang  Cek riwayat alergi
terjadi konstan atau  Monitor tanda-tanda
berulang tanpa akhir vital
yang dapat diantisipasi  Berikan analgesic
atau diprediksi dan tepat waktu
berlangsung lebih dari 3  Berikan analgesic
bulan tepat waktu terutama
Batasan karakteristik : saat nyeri hebat
 Ekspresi wajah nyeri
(mis : mata kurang
bercahaya, tampak
kacau, gerakan mata
berpencar atau tetap
pada satu focus,
meringis)
 Keluhan tentang
intensitas
menggunakan
standar skala nyeri
Faktor yang
Berhubungan :
 Gangguan
musculoskeletal
kronis
 Kompresi otot
 Gangguan metabolic
 Usia > 50 tahun

2 Kerusakan Integritas Tissue Integrity : Skin Skin Surveillance


Jaringan (Domain 11, Dan Mucous (3590)
Kelas 2, Kode 00044) Membrane (1101)  Periksa kulit dan
Definisi : Cidera pada Kriteria Hasil : membrane mukosa
membrane mukosa,  Perfusi jaringan  Monitor tanda-tanda
kornea, system normal (CRT <2 dtk, vital
integument, fascia hangat, kering,  Monitor warna kulit
muscular, otot, tendon, merah) dan suhu
tulang, kartilago, kapsul  Tidak ada tanda-  Monitor adanya ruam
sendi dan ligament. tanda infeksi  Monitor adanya
Batasan Karakteristik :  Ketebalan dan infeksi
 Cedera jaringan tekstur jaringan Infection Protector
 Jaringan rusak normal (6550)
Faktor Yang  Monitor tanda dan
Berhubungan : gejala adanya infeksi
 Gangguan local dan sistemik
metabolisme  Memeriksa kulit dan
 Faktor mekanik selaput lendir yang
 Gangguan sirkulasi kemerahan
 Ketidakseimbangan  Menganjurkan
status nutrisi beristirahat
 Kurang pengetahuan
tentang perlindungan
integritas jaringan
 Kurang pengetahuan
tentang pemeliharaan
integritas jaringan
 Usia ekstrem
3 Hambatan Mobilitas Ambulation (0200) Body Mechanisme
Fisik (Domain 4, Kelas Kriteria Hasil: Promotion (140)
2, Kode 00085)  Dapat menopang  Kaji kesadaran
Definisi : keterbatasan berat badan tanpa pasien tentang
dalam gerakan fisik satu alat bantu abnormalitas
atau lebuh ekstremitas  Dapat berjalan muskuloskeletalnya
secara mandiri dan dengan langkah dan efek yang
terarah. efektif mungkin timbul pada
Batasan Karakteristik :  Dapat berjalan jaringan otot dan
 Gangguan sikap dengan kecepatan postur
berjalan sedang hingga cepat  Instruksikan pasien
 Gerakan lambat  Dapat berjalan naik untuk menggerakkan
 Gerakan spesifik turun tangga kaki terlebih dahulu
 Gerakan tidak  Dapat berjalan kemudian badan
terkoordinasi dalam jarak yang ketika memulai
 Keterbatasan rentang jauh berjalan dari posisi
gerak berdiri
 Ketidaknyamanan  Berikan informasi
 Penurunan tentang kemungkinan
kemampuan posisi penyebab nyeri
melakukan otot atau sendi
ketrampilan motoric Exercise Therapy :
kasar Ambulation (221)
 Penurunan waktu  Berikan pasien
relaksasi pakaian yang tidak
 Tremor akibat mengekang
bergerak  Bantu pasien untuk
Faktor Yang berpindahan
Berhubungan :  Bantu pasien untuk
 Fisik tidak bugar berdiri dan ambulasi
 Gangguan dengan jark tertentu
metabolism  Konsultasikan pada
 Gangguan ahli terapi fisik
musculoskeletal mengenai rencana
 Intoleransi aktivitas ambulasi
 Kaku sendi
 Nyeri
 Penurunan kendali
otot

5. IMPLEMENTASI

NO TGL/JAM DIAGNOSA TINDAKAN PARAF

1 17 des 2016 / Nyeri Kronis  Mengompres area nyeri


08.00 WIB (Domain 12, menggunakan air hangat
Kelas 1, Kode  Mengukur tanda-tanda vital :
00133) o TD : 125/80 mmHg
o HR: 100 x/menit
o RR: 22 x/menit
o Suhu 38° C
 Cek riwayat alergi pada klien
 Melaksanakan hasil
kolaborasi dengan dokter
Injeksi antrain 1x1amp

2 17 des 2016 / Kerusakan  memeriksa kondisi kulit dan


08.30 WIB Integritas membrane mukosa (warna
Jaringan kulit tubuh normal dan
(Domain 11, terdapat kemerahan pada
Kelas 2, Kode pergelangan tangan dan sendi
00044) kaki, Suhu 38° C )
 Mengukur tanda-tanda vital :
o TD : 125/80 mmHg
o HR: 100 x/menit
o RR: 22 x/menit
o Suhu 38° C
 Memonitor adanya ruam
(terdapat kemerahan jempol
kaki, persendian jari, sendi
lutut dan pergelangan tangan
dan kaki)
 memonitor adanya infeksi
(tidak ada)
 memonitor tanda dan gejala
adanya infeksi local dan
sistemik (tidak ada)
 Menganjurkan klien untuk
beristirahat

3 17 des 2016 / Hambatan  Memberikan klien pakaian


09.15 WIB Mobilitas Fisik yang tidak mengekang
(Domain 4, Kelas  Mengajari klien untuk
2, Kode 00085) menggerakkan kaki terlebih
dahulu kemudian badan
ketika memulai berjalan dari
posisi berdiri
 Membantu pasien untuk
berdiri dan ambulasi dengan
jark tertentu
 membantu pasien untuk
berpindahan
 mengkaji kesadaran pasien
tentang abnormalitas
muskuloskeletalnya dan efek
yang mungkin timbul pada
jaringan otot dan postur
 memberikan informasi
tentang kemungkinan posisi
penyebab nyeri otot atau
sendi
 melaksanakan hasil
konsultasi dengan ahli terapi
fisik mengenai ambulasi
6. EVALUASI

No Tanggal / Diangnosa Evaluasi


pukul keperawatan
1 18 des 2016 Nyeri Kronis S : Klien mengatakan tidak nyeri pada sendi
13.00 (Domain 12, Kelas 1, jari kaki, pergelangan kaki, lutut, jari tangan
Kode 00133) dan pergelangan tangan

O: TTV ; TD : 125/80 mmHg, HR : 100


x/menit, RR : 22 x/menit, Suhu : 38º C

A: masalah teratasi
P: intervensi di hentikan

2 18 des 2016 Kerusakan S : Klien mengatakan kakinya tidak bengkak


13.00 Integritas Jaringan dan tidak kemerahan
(Domain 11, Kelas 2,
Kode 00044) O : Jempol kaki, persendian jari, sendi lutut
dan pergelangan tangan dan kaki tidak
terlihat inflamasi (kemerahan, bengkak dan
teraba hangat) TTV ; TD : 125/80 mmHg, HR
: 100 x/menit, RR : 22 x/menit, Suhu : 38º C

A: masalah teratasi
P: intervensi di hentikan

3 18 des 2016 Hambatan Mobilitas S : Klien mengatakan sudah bisa berjalan dan
13.00 Fisik (Domain 4, beraktivitas seperti biasanya
Kelas 2, Kode
00085) O : kadar asam urat serum 5 mg/dl.
TTV ; TD : 125/80 mmHg, HR : 100 x/menit,
RR : 22 x/menit, Suhu : 38º C

A: masalah teratasi
P: intervensi di hentikan
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gout Artritis (asam urat) adalah suatu penyakit gangguan metabolik dimana
tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang
menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.
Penyakit gout terbagi menjadi 2 jenis yaitu Gout primer dan Gout sekunder.
Ada beberapa faktor mengenai gout yaitu Faktor predisposisi meliputi usia dan
genetik, sedangkan faktor prespitasi meliputi obesitas, obat-obatan, alkohol, stress
emosional.

B. Saran
Pada kesempatan ini penulis akan mengemukakan beberapa saran sebagai
bahan masukan yang bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu pelayanan asuhan
keperawatan yang akan datang, diantaranya :
1. Dalam melakuakan asuham keperawatan, perawat mengetahui atau
mengerti tentang rencana keperawatan pada pasien, pendokumentasian
harus jelas dan menjalin hubungan yang baik denan klien dan keluarga
2. Dalam rangka mengatasi masalah resiko injuri pada klien, maka tugas
perawat yang utama adalah sering mengobservasi akan kebutuhan klien
3. Untuk perawat diharapkan mampu menciptakan hubungan yang harmonis
dengan keluarga sehingga keluarga diharapkan mampu membantu dan
memotivasi klien dalam proses penyembuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Butcher, Howard. dkk. 2008. Nursing Intervention Classification (NIC): Fifth Edition.
Miscourt: Mosby Elsevier.

Gleadle, Jonathan. 2005. Anamnesis Pemeriksaan Fisik. Jakarta : Erlangga

Heardman, Heather. 2009. Nuring Diagnosis: Definition & Classification. United Kingdom:
Markono Print Media.

Helmi, Zairin Noor. 2012. Buku Ajar Gangguan Musculoskeletal. Jakarta : Salemba Medika

Kamitsuru. S dan Herdman. T.H. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi Dan Klarifikasi
2015-2017. Jakarta : EGC

https://infopemanasanglobal.wordpress.com/tag/pengobatan-asam-urat-atau-artritis-gout/

https://aanborneo.blogspot.co.id/2013/03/makalah-gout-artritis.html

Anda mungkin juga menyukai