Anda di halaman 1dari 6

Tugas Sejarah Militer

Disusun Oleh :

Karmila (3101417018)

Pendidikan Sejarah

Fakultas ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang

2019
Cuplikan Sejarah Perjuanagan TNI-Angkatan darat oleh Dinas Sejarah Militer TNI-Angkatan darat.

A. Pendahuluan

Tradisi keprajuritan bangsa Indonesia sudah lahir sejak lahirnya negara bngsa indonesia(baik itu bertaraf
lokal/regional maupun bertaraf nusantara.

Perang-perang itu sendiri membuktikab akan kuatnya darah keprajuritan putra-putra indonesia. Tradisi
keprajuritan itu mengalami kemunduran semenjak abad XVI. penyebabnya adalah disintegrasi
pemipmpin politik negara. Namun demikian, pada umumnya tradsi keprajuritan banagsa indonesia
masih mampu dewasa itu untuk memmbendung kemakaran daya mampu militer portugis dan spanyol

B. Perkembangan Keprajuritan Bangsa Indonesia

1. Masa Penjajahan Belanda

Untuk berhasil menjajah bangsa Indonesia sepenuhnya diawal abad XX, Belanda telah harus
mengerahkan daya mampu militernya semampunya. Belanda berhasil menindas kemampuan fisik dan
tradisi keprajuritan bangsa Indonesia dewasa itu, tidak mematikannya. Dalam pada itu perkembangan
"Pergerakan Kebanngsaan" yang memmulai karya juangnya dengan kelahiran Budi Utomo tahun 1908
memeberikan rangsangan, wadah dan penyaluran terhadap jiwa dan tradisi keprajuritan bangsa
indonesia yang dalam keadaan ditindas oleh daya mampu militer belnda saat itu. Sumpah pemuda 1928
merupakan landasannya Lagu kebangsaan indonesia "tali pengikatnya". Maka dengan tergalinya
pancasila dan terwujudnya UUD'45 kemudian, lengkaplah landasan idiil keptajuritan bangsa indonesia
yang bangkit kembali 17 agustus 1945.

Dalam tahun 1927 Belanda mengeluarkan ketetapan resmi mengenai Dasar-dasar Pertahanan(Defensie
lgrondslagen)

Yang kemudian kelak menjadi pedoman bagi pekerjaan di lapangan pertahanan Hindia Belanda, yaitu :

a. Mempertahankan kekuasaan Belanda terhadap ancaman dari dalam serta mempertahankan


keamanan dan ketenteraman(tugas ke dalam).

b. Memenuhi kewajiban-kewajiban militer sebagai anggota lembaga bangsa-bangsa(tugas ke luar).

Terhadap kebangkitan keprajuritan bangsa indonesia itu, tekanan-tekanan dilakukan dengan


mengadakan pelbagai larangan-larangan yang tegas diberbagai bidang yang dapat mengarah kepada
kebabgkitan nasional. Namun jiwa keprajutitan tetap berkobar didalam dada bangsa indonesia. Di
tempat-tempat tertutup tetap dilakukan latihan dasar-dasar kemiliteran sekalipun ada larangan untuk
baris-berbaris.

Dalam rangka mencapai hak-hak politik, maka diusahakan adanya milisi, dinas wajib militer, yang
memang diizinkan oleh pemrintah Hindia belanda pada waktu PD I untuk krmudian menghilang kembali
dan muncul kembali pada masa PD II.
kemudian pecah PD II. Hanya dalam waktu tiga minggu tentara Jepang telah berhasil menghentikan
prnjajahan Belanda terhadap indonesia yang telah berlangsung 3,5 abad itu.

2. Masa Pendudukan Tentara Jepang

Melalui bermacam-macam organisasi semi-militer dan militer, antara lain PETA dan Heiho, maka
kemahiran keprajuritan dan sifat-sifat militan mulai tersebar luas dikalangan bangsa Indonesia, terutama
sekali dikalangan para pemudanya.

Bagi Jepang usaha perang merupakan soal yang paling utama dan itu tidak mungkin dapat dilaksanakan
sendiri oleh pihak jepang bila tiada bantuan disegala lapangan dari rakyat indonesia. Mereka
memerlukan bahan-bahan perbekalan, tenga-tenaga kerja dan tenaga-tenaga tempur. Usaha perang
membutuhkan padi, timah dan lainnya. Pekerjaan pembuatan perkebunan, pembuatan benteng-
benteng, jalan-jalan, landasan-landasan terbang dan sebagainya memerlukan tenaga pekerja yang tidak
sedikit. Sumber tenaga kera bagi kelanjutan "Perang Asia Timur Raya" terdapat di Indonesia. Oleh karena
itu tentara Jepang menciptakan romusha-romusha(prajurit ekonomi) yang mereka pekerjakan disemua
medan perang mulai dari Burma sampai Rabaul.

a. Pembela Tanah Air(PETA),Gyugun-Kaigun Heiho dll.

b.Organisasi Perlawanan Rakyat dan pertahanan Sipil

C. Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Rezim tentara Jepang dengan resmi memulai kekuasaannya di Indonesia ketika Jenderal Ter Poorten dan
Gubernur Jenderal Alidius Tjarda van Starkenborgh Stachouwer menandatangani naskah penyerahan
pada minggu pertama Maret 1942 dilapangan terbang Kalijati, dan berakhir tanggal 14 Agustus 1945
dimana rezim tentara jepang menyerah tanpa syarat kepada tentara sekutu di pasifik.

Masa kekuasaan jepang yang sangat pendek dalam bilangan tahun itu sangat mendalam dan amat
berbekas bagi sejarah perjuangan kemerdekaan rakyat indonesia pada umumnya dan terutama bagi
pertumbuhan dan perkembangan keprajuritan/ketentaraan rakyat indonesia di tahun 1945-1949.

Pemimpin-pemimpin pergerakan rakyat selalu siap sedia,siap siaga menantikan penjajah dalam keadaan
selemah-lemahnya, untuk memulai revolusi. Tanda-tanda kebulatan tekad ini nampak pada perlawanan-
perlawanan rakyat terhadap kekuasaan rezim tentara Jepang diantaranya dapat disebut pemberontakan
PETA di Blitar dan di Bandung. Oleh karena itu sesaat setelah proklamasi 17 Agustus 1945, dimana
PETA(didirikan pada 10 Oktober 1943) yang merupakan kawah candradimukanya calon kader TNI
diumumkan pembunarannya oleh Letjen Y. Nagano (Komandan Tentara Jepang ke 16), maka para
Daidantyo PETA pada umumnya tidak mau melaksanakan pembunaran tersebut. Bahkan sebaliknya,
Daidantyo Sudirman menghimpun anak buahnya untuk merebut kekuasaan dan persenjataan Jepang.

Memang bagi Jepang semenjak kapitulasi 14 agustus 1945 itu berkewajiban melucuti persenjataan
anggota Heiho, Gyugun, Kaigun dan PETA untuk diserahkan kepada pihak pemenang yaitu tentara
sekutu. Tetapi sebaliknya, sudah selayaknya kalau bangsa indonesia mempersenjatai diri untuk
menghadapi segala kemungkinan didalam usahanya merebut kekuasaan dari penjajah dan
memperjuangkan proklamasi kemerdekaan.

Proklamasi kemerdekaan Indonesia dapat dilaksanakan pada tanggal 17 agustus 1945 jam 10.00 di jalan
Pegangsaan Timur No.56.

Dimana-mana terjadi pertemluran sengit antara laskar-laskar kesatuan rakyat dengan tentara Jepang.
Dengan direbutnya senjata-senjata Jepang itu barisan-barisan rakyat makin sempurnalah
perlengkapannya.

Didalam pengerahan tenaga rakyat yang membuat mereka bangkit semangat dan keberaniannya in,
tidaklah kecil peranan putera-putera Indonesia yang militan, seperti bekas-bekas PETA, Heiho, KNIL, dll.
Oleh karena itulah pembentukan Badan Keamanan Rakyat(BKR) yang diundangkan oleh Pemerintah
Pusat pada 22 agustus 1945 mendapat sambutan hangat dan hebat dengan perasaan meluap-luap dari
segenap lapisan masyarakat di seluruh Indonesia.

D. PEMBENTUKAN TENTARA

Sebagai pendahulu atas persiapan pembentukan Tentara Nasional Indonesia adalah Badan Keamanan
Rakyat(BKR). Badan Keamanan Rakyat adalah bagian dari Badan Penolong keluarga Korban Perang, jadi
belumlah merupakan tentara. Segera setelah Badan Keamanan Rakyat terbentuk mereka langsung terjun
ke medan bakti, mendorong, memimpin dan memutar roda Revolusi 17 agustus 1945 berdampingan
dengan Komite Nasional Indpnesia.

Bersama-sama dengan Komite Nasional Indonesia, Badan Keamanan Rakyat memelopori perebutan-
perebutan kekuasaan politik dan militer dari tangan rezim tentara Jepang yang telah berkapitulasi
kepada Sekutu pada 14 agustus 1945.

Ketika indonesia mulai diliputi oleh api peperangan dan darah pahlawan serta suhada membasahi
persada pertiwi dalam perebutan kekuasaan politik dan militer dari rezim tentara jrpangndan
mrnanggulangi agresi serdadu-serdadu komplotan penjajah yang berkedok sekutu, maka pemerintah
tanggal 14 oktober 1945 memanggil warga negara Utip Sumohardjo untuk membentuk Tentara
Kebangasaan indonesia. Penugasan itu merupakan kelanjutan daro keputusan pemerintah pada 5
oktober 1945 tentang pembentukan Tentara Kebangsaan Indonesia dengan nama Tentara Keamanan
Rakyat.

E. PERKEMBANGAN ORGANISASI TENTARA

Mula-mula pada 22 agustus 1945 pemerintah memaklumkan pembentukan Badan Kemanan Rakyat ya
ng kemudian tumbuh terus sehingga pada tanggal 5 oktober 1945 terbentuklah Tentara Keamanan
Rakyat. Segera terbentuk Markas Besar Umum yang merupakan bagian dari markas Tertinggi Tentara
Keamaanan Rakyat dan berkedudukan di Yogyakarta, yang sementara membawahkan Komandemen
Jawa dan Komandemenn Sumatera beserta divisi-divisinya.
Pembentukan Tentarra Nasional Indonesia didaerah-daerah luar Jawa dan sumatera mengalami kesulitan
dari berbagai faktor politik dan militer.

Tentara Kemanan Rakyat setelah berdiri disempurnakan. Panglima Besar Jenderal Sudirman
mengundang semua panglima divisi untuk berapat di Yogyarta guna menyempurnakan susunan TKR.
Dengan penetapan pemerintah No.2/S.D. tanggal 7 Januari 1946, TKR diubah menjadi Tentara
Keselamatan Rakyat, Kementerian Kemananan menjadi Kementerian Pertahanan, untuk kemudian
dengan penetapan pemerintah No.4/S.D. tanggal 25 januari 1946, Tentara Keselamatan Rakyat dilebur
menjadi Tentara Republik Indonesia sebagai satu-satunya organisasi militer Negara Republik Indonesia
yang kemudia menjadi TNI(3 Juni 1947). Pada hakekatnya perubahan-perubahan nama itu adalah
pengejawantahan daripada hasrat cita-cita untuk menyempurnakan ketentaraan kita.

F. MENEGAKKAN DAN MENGISI PROKLAMASI

semula setelah proklamasi 17 agustus 1945 yang kemudian disusul dengan kedatangann tentara
Pendudukan Sekutu diwilayah Indonesia, perjuangan kita hannya bersifat mempertahankan proklamasi
dalam bentuk pergulatan menanggulangi unsur-unsur penjajahan yang membonceng Tentara
Pendudukan sekutu.

Kemudian berturut-turut akan dikemukakan pelbagai peristiwa pokok selama Periode Menegakkan dan
mengisi Proklamasi.

1. PERTEMPURAN "LIMA HARI" DI SEMARANG.

2. 10 November

3. Palagan Ambarawa

4. Pertempuran medan area

5. Pertempuran 5 hari dikota Palembang

6. Pertempuran Lengkong(Serpong)

7. Peristiwa merah putih di manado

8. Bandung Lautan Api

9. Margarana

10. Sulawesi Selatan Bergolak

11. Perlawan rakyat di Padang

12. Pertempuran Kreung Panjoue

13. Perjuangan disanga-sanga Kalimantan


14. Perjuangan rakyat di Biak(Irian Barat)

Tingkat yang baru ini memerlukan peninjauan yang luas dan mendalam dipelbagai bidang, khususnya
dibidang pertahanan dan ketahanan bangsa indonesia. Dengan diterimanya hasil KMB sebagai taktik
perjuangan yang mengakibatkan lahirnya Republik Indonesia Serikat setidak-tidaknya ini mempengaruhi
jalannya perjuangan dipelbagai bidang.

1. Bidang politik

Peru

II

PERANAN TNI AD DALAM PERANG KEMERDEKAAN

A. perang kemerdekaan I

1. Pendahuluan

Situasi menjelang pertengahan 1947, ternyata semakin menjurus kepada sikap dan tuntutan-tuntan
ultimatif dari pihak Belanda kepada Pemerintah Republik Indonesia diantaranya adalah tertanggal 27 mei
1947. Ultimatum belanda itu berisi tuntutan-tuntutan tentang pemerintah bersama, import-eksport
bersama, uang bersama, devisa bersama dan gendarmeri bersama.

2. Agresi Belanda

Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melancarkan agresi kolonialnya di Indonesia setelah mengadakan
suatu "general repetition" dengan aksinya terhadap Delta Brantas di Jawa Timur yang diakhiri dengan
perebutan kota Mojokerto pada tanghal 17 maret 1947.

3. TNI membentukan Agresi Belanda

Situasi umum didaerah-daerah yang menjadi sasaran agresi militer Belanda dimana-mana adalah serupa.

Konsepsi pertahanan defensif dan memeerosotkab moril yang pada hakekatnya hanya bersifat gerakan
militer yang defensif dan memerosotkan moril prajurit-prajurit diposisinya yanng statis itu digantikan
dengan konsepsi perlawanan gerilya semesta yang pada hakekatnya mempersatukan gerakan-gerakan
militer dan teritorial yang bersifat offensif dalam bentuk pertahanan dan perlawanan total rakyat
semesta. Konsepsi tersebut akan muncul dalam bentuk besar-besaran nanti pada waktu perang
kemerdekaan II, yaitu

Anda mungkin juga menyukai