Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH BOTANI FARMASI

KLASIFIKASI JARINGAN TUMBUHAN

Disusun oleh

KELOMPOK : 4

ANGGOTA :

 Dwi Novita ( 15040073 )


 Efeline Freliana Zainudin ( 15040074 )
 Handryantiecho Agatha ( 15040075 )
 Muhammad Harun Al – Rasyid ( 15040076 )
 Rizal Hartanto ( 15040077 )
 Nadiyah Windasaputri ( 15040078 )
 Lia Apriliani ( 15040079 )
 Fina Fajriah ( 15040080 )

SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH


JURUSAN FARMASI
TANGERANG
2016
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum jaringan berarti gabungan atau koordinasi antar beberapa sel yang

mempunyai fungsi yang sama. Pada awal perkembangan tumbuhan, semua sel melakukan

pembelahan diri. Akan tetapi, pada pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya, pembelahan

sel menjadi terbatas hanya di bagian khusus dari tumbuhan. Pada proses pembelahan, sel-sel

meristem akan tumbuh dan mengalami spesialisasi membentuk berbagai macam jaringan yang

tidak lagi mempunyai kemampuan membelah diri. Jaringan inilah jaringan dewasa. Dalam

jaringan tumbuhan, terdapat jaringan meristem yang di dalamnya terdapat meristem primer dan

meristem sekunder. Jaringan kedua yaitu jaringan dewasa yang terdapat di dalamnya jaringan

epidermis, jaringan parenkim, jaringan penguat, jaringan pengangkut dan jaringan gabus.

B. Rumusan Masalah.

Membahas beberapa pokok materi mengenai sistem jaringan pada tumbuhan dan apa

saja jaringan yang ada pada sebuah tumbuhan.

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk memahami tentang sistem

jaringan pada tumbuhan. Disamping itu juga untuk menambah wawasan kita tentang berbagai

jaringan pada tumbuhan. Sehingga kita lebih mengerti bagaimana tumbuhan itu hidup di alam.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Jaringan Tumbuhan

Histologi adalah ilmu tentang jaringan. Jaringan adalah sekelompok sel yang

mempunyai asal, struktur, dan fungsi yang sama. Pada awal perkembangan tumbuhan semua

sel melakukan pembelahan diri. Akan tetapi, pada pertumbuhan dan perkembangan lebih

lanjut, pembelahan sel menjadi terbatas hanya di bagian khusus tumbuhan. Jaringan khusus

tersebut tetap bersifat embrionik dan selalu membelah diri. Jaringan embrionik ini disebut

meristem. Pada dasarnya pembelahan sel dapat pula berlangsung pada korteks batang, tetapi

jumlah pembelahannya sangat terbatas. Sel- sel meristem akan tumbuh dan mengalami

spesialisasi membentuk berbagai macam jaringan yang tidak lagi mempunyai kemampuan

untuk membelah diri. Jaringan ini disebut jaringan dewasa.

Jaringan-jaringan tumbuhan secara umum dapat dibagi menjadi jaringan meristem dan

jaringan dewasa.
1. Jaringan Meristem

Jaringan meristem / jaringan muda terdiri dari sekelompok sel yang tetap berada dalam

fase pembelahan. bentuknya menunjukkan bentuk yang teratur, antara segiempat dan

kubus, sedangkan ruang sel masih penuh dengan protoplas serta vakuola yang kecil-

kecil. Dalam kondisi demikian ini sifat khusus dari jaringan muda yaitu sel-sel yang

membentuknya selalu mengadakan kegiatan-kegiatan untuk membelah” yang dalam

istilah lainnya disebut meristematis. Ciri ciri jaringan meristem antara lain :

 Terdiri dari sel-sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan

 Sel berdinding tipis

 Memiliki nukleus yang relatif besar

 Vakuola berukuran kecil

 Banyak mengandung sitoplasma

 Selnya berbentuk kubus

Berdasarkan posisinya dalam tumbuhan, meristem dibedakan menjadi meristem

apikal, interkalar, dan lateral

a. Meristem apikal, terdapat di ujung pucuk utama dan pucuk lateral serta ujung akar

b. Meristem interkalar, terdapat diantara jaringan dewasa, contohnya meristem pada

pangkal ruas tumbuhan anggota suku atau family rumput – rumputan

c. Meristem lateral, terletak sejajar dengan permukaan organ tempat ditemukannya.

Contohnya adalah kambium gabus ( felogen )


Berdasarkan asal usulnya, meristem dikelompokan menjadi meristem primer dan

meristem sekunder

a. Meristem primer, sel -selnya berkembang langsung dari sel – sel embrionik (

meristem apikal ). Kegiatan jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar

bertambang panjang. Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut pertumbuhan

primer

b. Meristem sekunder, sel – selnya berkembang dewasa yang sudah mengalami

diferensiasi ( contohnya cambium dan cambium gabus ) Kegiatan jaringan meristem

sekunder menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan


2. Jaringan Dewasa

Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah mengalami diferensiasi. Sifat – sifat

jaringan dewasa antara lain :

a. Tidak mempunyai aktifitas untuk memperbanyak diri

b. Mempunyai ukuran yang relative lebih besar disbanding sel – sel meristem

c. Mempunyai vakuola besar,sehingga plasma sel sedikit dan merupakan selaput

yang menempel pada dinding sesuai dengan fungsinya

d. Kadang – kadang sel nya telah mati

e. Selnya telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan fungsinya

f. Diantara sel – sel dijumpai ruang antarsel

Menurut asal meristem, jaringan dewasa dibedakan menjadi jaringan primer dan

jaringan sekunder. Jaringan primer adalah jaringan yang dibentuk oleh sel – sel

yang berasal dari meristem primer. Jaringan sekunder adalah jaringan yang

dibentuk oleh sel – sel yang berasal dari meristem sekunder. Jaringan dewasa

penyusun organ tingkat tinggi antara lain jaringan pelindung ( epidermis ), Jaringan

dasar ( parenkim ), jaringan penguat ( penyokong ), jaringan pengangkut ( vaskuler

), jaringan gabus.

a. Jaringan pelindung ( epidermis )

Jaringan epidermis adalah lapisan sel yang berada paling luar, yaitu pada

permukaan organ primer tumbuhan seperti akar,batang,daun,bunga,dan buah.

Jaringan epidermis berfungsi melindungi bagian dalam tumbuhan sehingga

jaringan epidermis disebut jaringan pelindung.

Sel – sel epidermis dapat berkembang menjadi alat tambahan atau derivate

epidermis misalnya stomata, trikoma, sel kipas, sistolit, sel silica, dan sel gabus

.
1. Stomata

Stomata adalah lubang atau celah yang terdapat pada epidermis organ

tumbuhan yang dibatasi oleh sel – sel khusus yang disebut sel penutup. Sel

penutup dikelilingi oleh sel – sel yang bentuknya sama atau berbeda dengan

sel – sel epidermis lainnya, dan diisebut sel tetangga. Sel tetangga berperan

dalam perubahan osmotic yang menyebabkan gerakan sel penutup yang

mengatur lebar stomata. Letak stomata kebanyakan berada dipermukaan

bawah daun. Stomata berfungsi sebagai tempat pertukaran gas

2. Trikoma

Trikoma berasal dari sel – sel epidermis, biasanya berbentuk rambut. Ada

juga trikoma yang berbentuk sisik dan duri. Fungsi trikoma bagi tumbuhan

adalah sebagai berikut :

 Mengurangi penguapan

 Meneruskan rangsang

 Melindungi tumbuhan dari gangguan hewan

 Membantu penyebaran biji

 Membantu penyerbukan bunga

 Menyerap air dan garam garam mineral dari dalam tanah


3. Sel kipas

Sel kipas tersusun dari beberapa sel berdunding tipis dengan ukuran yang

lebih besar dibandingkan sel – sel epidermis disekitarnya. Sel kipas

berfungsi mengurangi penguapan dengan menggulung daun.

4. Epidermis ganda

Pada tumbuhan anggota family moraceae, piperaceae, begoniaceae, dan

malvaceae terdapat lebih dari satu lapis sel dibawah epidermis. Epidermis

ganda pada akar anggrek disebut velamen. Pada epidermis daun beringin (

ficus sp ) juga terdapat penebalan kearah sentripetal yang tersusun atas

tangkai selulosa dengan deposisi ca – karbonat ( kalsium karbonat ) yang

membentuk bangunan seperti saarang lebah yang disebut sistolit. Sel yang

mengandung sistolit disebut litokis.


5. Spina ( duri )

Spina palsu, dibentuk oleh jaringan bawah epidermis, sehingga letaknya

dibawah epidermis. Spina palsu merupakan alat tambahan pada epidermis

tumbuhan di bagian batang. Spina asli Dibentuk oleh jaringan dari dalam

stele batang, terletak dibawah korteks

6. Velamen

Lapisan sel mati di bagian dalam jaringan epidermis pada akar gantung

tumbuhan anggrek Fungsi nya Sebagai alat penyimpan air


7. Sel silika dan sel gabus

Terdapat diantara sel – sel epidermis. Yang memanjang yang disbut sel

panjang terdapat juga yang dinamakan sel pendek. Sel pendek terdiri atas

dua tipe sel : sel silika dan sel gabus kedua macam sel ini sering dibentuk

dalam pasangan disepanjang daun. Sel silika : mengandung badan – badan

silika ( SiO2 ) yang berbentuk bulatan , elips ,halter ( pelana ) ada yang

berbentuk bulatan , elips hater atau pelana. Dijumpai jga pada tanaman

cyperaceae, ekuisetinae, dan ficus dan beberapa monocotiledonae lainnya.

Sel gabus : dinding selnya disisipi suberin ( gabus ) fungsi sel gabus dan

silika : memperkuat batang, kulit batang, menjadi keras dan untuk

melindungi jaringan lan agar tidak kehilangan banyak air, atau mengingat

sel sel gabus yang bersifat kedap air

8. Lapisan kutikula ( sel lemak )

Merpakan zat kutin yang mengalami penebalan, cotohnya daun pohon

nangka. Sementara lapisan lilin dapat ditemukan pada epidermis awah daun.

Misalnya saja , lapisan lilin pada daun pisang


b. Jaringan Dasar ( parenkim )

Jarigan parenkim merupakan suatu jaringan yang terbentuk sel- sel hidup,

dengan struktur morfologi serta fisiologi dan masih melakukan proses

fisiologis. Jaringan parenkim disebut jaringan dasar karena dijumpai hampir

disetiap bagian tumbuhan contohnya, parenkim dijumpai diantara epidermis

dan pembuluh angkut pada akar dan batang sebatang korteks. Parenkim

berklorofil ini disebut klorenkim. Parenkim dapat pula dijumpai sebagai

empulur batang. Pada daun, parenkim merupakan merupakan mesofil daun

yang berdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang.

Parenkim juga dijumpai sebagai penyimpan cadangan makanan pada buah dan

biji

Fungsi parenkim :

-Menyimpan cadangan makanan dan air untuk tubuh tumbuhan.

-Berperan dalam pertumbuhan tanaman.

-Membentuk sel-sel jaringan pada sebagian organ tumbuhan

Ciri – ciri parenkim :

1. Selnya berukuran besar dan tipis

2. Bentuk sel umumnya segi enam

3. Banyak vakuola

4. Letak inti sel mendekati dasar sel

5. Bersifat embrional karena dapat membelah diri

6. Memiliki ruang antar sel


c. Jaringan Penyokong (Penguat)

Jaringan Penyokong merupakan jaringan yang menguatkan tumbuhan. Fungsi

jaringan penguat :

1. Memperkuat atau menyokong tubuh tumbuhan, sehingga dapat berdiri

tegak.

2. Menunjang bentuk tumbuhan.

3. Melindungi biji/embrio.

Jaringan penyokong di bedakan menjadi jaringan kolenkim dan sklerenkim.

a. Jaringan Kolenkim

Jaringan kolenkim terdiri dari sel-sel hidup yang bagian sudut dindingnya

mengalami penebalan selulosa, membantu mengokohkan bagian tumbuhan

yang masih muda. Jaringan kolenkim terutama terdapat pada organ-organ

tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan.

Jaringan kolenkim terdapat pada bawah epidermis batang, tangkai daun,

tangkai bunga, ibu tulang daun.

Ciri-ciri jaringan kolenkim:

1. menunjang bentuk tumbuhan agar dapat berdiri dengan kokoh

2. jaringan penyokong atau penguat pada organ tubuh muda.

Dinding yang tebal dan tertata erat membuatnyamenjadi jaringanyang k


Macam-macam jaringan kolenkim:

1. Kolenkim angular(sudut) adalah jaringan kolenkim yang mengalamai

penebalan dibagian-bagian sudutnya. Jaringan kolenkim ini dapat

ditemukan pada daun-daunan seperti daun seledri.

2. Kolenkim lamela (tangensial) adalah jaringan kolenkim yang mengalami

penebalan dibagian dinding sel yang tangensial atau menjalar saja. Jaringan

ini menopang kekuatan lapisan luar struktur tanaman, seperti pada batang

dan daun.

3. Kolenkim lakunar (lacunate) adalah jaringan kolenkm yang mengalami

penebalan pada permukaan ruang antar sel.

4. Kolenkim cincin (anular) adalah jaringan kolenkim yang dinding selnya

menebal dan rata, macam jaringan kolenkim yang satu ini merupakan jenis

yang paling langka. Kita hanya dapat menjumpainya pada daun wortel dan

beberapa tanaman merambat.


b. Jaringan skelerenkim

Adalah sel-sel mati yang seluruh bagian dindingnya mengalami

penebalan. Sel-sel skelerenkim memilki dinding sekunder yang tebal

dengan ketebalan yang merata diseluruh permukaan selnya. Dinding sel-

sel skelerenkim yang elastis tersusun atas selulosa dan lignin. Lignin atau

zat kayu yaitu salah satu zat komponen penyusun tumbuhan yang memiliki

fungsi sebagai bahan pengikat komponen penyusun lainnya. Lignin jika

bergabung dengan selulosa akan menahan perenggangan sehingga

sklerenkim bersifat lebih kaku, kuat, dan keras daripada kolenkim. Jaringan

sklerenkim hanya dijumpai pada organ tumbuhan yang tidak lagi

mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan sklerenkim terdiri

atas serabut (serat-serat sklerenkim) dan sklereid (sel-sel batu).

a. Serabut (serat)

Serabut pada umumnya terdapat dalam bentuk untaian atau dalam

bentuk lingkaran. Di dalam berkas pengangkut, serabut biasanya

merupakan suatu seludang yang berhubungan dengan berkas

pengangkut atau dalam kelompok yang tersebar didalam xilem dan

floem. Serat-serat sklerenkim mempunyai ukuran antara 2 mm sampai


dengan 25cm. Serat sklerenkim yang panjang terdapat pada hibiscus

sabdariffa (bunga rosella) dan agave.

b. Sklereid

Sklereid lebih pendek daripada serat, terdapat pada semua bagian

tumbuhan, terutama di dalam kulit kayu, pembuluh tadpis, dan dalam

buah atau biji. Contohnya tempurung kelapa (cocos nucifera) hampir

seluruhnya terdiri dari sklereid.

D jaringan pengangkut

Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berguna untuk transportasi hasil asimilasi

dari daun ke seluruh bagian tumbuhan dan pengangkutan air serta garam-garam mineral

Jaringan pengangkut dibagi menjadi dua yaitu xilem dan floem, xilem merupakan jaringan

kompleks yang terdiri dari sel mati maupun hidup. Floem merupakan jaringan kompleks yang

tediri dari berbagai unsur dengan tipe berbeda yaitu pembuluh lapisan, parenkim serabut, dan

kloroid. Sel-sel terpenting di dalam floem adalah tabung tapis. Jaringan pengangkut pada

tanaman sering disebut jaringan vascular. Disebut jaringan vascular karena sarana transportasi

atau pengangkutannya berupa pembuluh pembuluh (vasculer). Pembuluh (vasculer) itu untuk

membawa air dan larutan ke seluruh tanaman. Pembuluh itu meliputi Xylem atau pembuluh

kayu berfungsi untuk membawa air sedangkan floem pembuluh lapis/pembuluh kulit kayu
membawa hasil fotosintesis berupa larutan organik. Baik xylem maupun floem terdiri dari

beberapa tipe sel. Pada batang primer jaringan ini terletak pada berkas pengangkut dimana

floem di bagian luar dan xylem di bagian dalam. Floem dan xylem dipisah oleh beberapa baris

sel meristem berdinding tipis yang disebut cambium.

A. Xylem

Pada dasarnya xilem merupakan jaringan kompleks karena terdiri dari beberapa tipe sel

yang berbeda, baik yang hidup maupun tidak hidup. Penyusun utamanya adalah trakeid dan

trakea sebagai saluran transpor dan penyokong. Xilem juga dapat mempunyai serabut

sklerenkim sebagai jaringan penguat, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berfungsi dalam

berbagai kegiatan metabolisme.

Pada awalnya xilem merupakan hasil aktivitas meristem apikal lewat pembentukan

prokambium. Xilem yang terbentuk dari prokambium dinamakan xilem primer. Bila tumbuhan

ini setelah pertumbuhan primernya lengkap, kemudian membentuk jaringan sekunder sebagai

hasil aktivitas kambium, maka xilem yang terbentuk itu dinamakan xilem sekunder. Meskipun

xilem primer dan xilem sekunder itu tidak berbeda bentuknya, tetapi keduanya akan berbaur

pada pertumbuhan selanjutnya.

Bila xilem primer diamati secara seksama akan ditemukan perbedaan perkembangan

dan struktur xilem yang dibentuk pertama kali (protoxilem) dengan xilem yang dibentuk

kemudian (metaxilem). Protoxilem menduduki tempat yang khas dalam struktur jaringan

pengangkut primer. Pada tumbuhan tingkat tinggi, protoxilem batang letaknya paling dekat

dengan empulur (di tengah, disebut xilem endarch) sedang di akar letaknya di sebelah luar

metaxilem (disebut xilem exarch)


Jaringan Xilem terdapat pada bagian kayu tanaman. Xilem terdiri atas unsur-unsur sebagai

berikut :

a. Trakeid dan Trakea

Telah menjadi anggapan umum bahwa trakeid merupakan unsur xilem yang lebih

primitif dibanding trakea karena tumbuhan anggota Pteridophyta, Gymnospermae dan

Spermatophyta fosil hanya mempunyai trakeid. Trakea dianggap berasal dari trakeid.

Keduanya dalam keadaan dewasa berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder terdiri dari

lignin dan tidak mengandung kloroplas. Perbedaan pokok antara keduanya adalah bahwa pada

trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-lubang) sedangkan pada trakea ujung-ujungnya penuh

lubang-lubang. Transpor air dan zat hara dalam trakea dapat berlangsung antara sel yang satu

dengan sel lain secara bebas lewar perforasi, sedangkan dalam trakeid peristiwa itu berlangsung

lewat noktah antara sel-selnya. Sel-sel pembentuk trakea tersusun sedemikian sehingga

merupakan deretan memanjang (ujung bertemu ujung) dan perforasi pada ujung sel itu sangat

sempurna atau bahkan dinding selnya hilang sehingga membentuk pipa panjang. Setelah

terbentuk pipa ini, dinding yang tidak mengalami perfoasi mengadakan penebalan sekunder.

Bentuk penebalan tersebut dapat seperti cincin, spiral atau jala. Tidak selalu ketiga bentuk itu

dapat dijumpai pada tumbuhan yang sama.

b. Serabut Xilem

Serabut ini strukturnya serupa serabut sklerenkim meskipun asalnya dari trakeid yang

berdiferensiasi lebih lanjut dengan dinding yang tebal dan noktah sederhana. Serabut dan

trakeid saling melekat sehingga sulit dipisahkan, tetapi umunya sel serabut lebih panjang dari

trakeid karena ujungnya yang runcing dapat masuk di antara sel-sel sewaktu memanjang.

Serabut xilem ini terlihat jelas pada xilem yang unsurnya terdiri dari trakeid dan trakea, sedang

xilem yang hanya terdiri dari trakeid, serabut itu tidak jelas adanya.
c. Parenkim Xilem

Seperti halnya parenkim di tempat lain, sel-sel ini merupakan sel hidup, terdapat baik

pada xilem primer maupun sekunder. Pada xilem sekunder, parenkim itu berasal dari kambium

yang berbentuk fusiform atau bentuk sel jari-jari, sehingga diperoleh sel-sel yang sumbu

panjangnya mengikuti arah jari-jari organ. Sel-sel parenkim ini mengandung berbagai senyawa

umumnya tepung atau lipid, karena parenkim berfungsi sebagai penimbun cadangan makanan.

B. Floem

Floem juga merupakan jaringan kompleks, terdiri dari beberapa unsur dengan tipe yang

berbeda, yaitu buluh tapisan, sel pengiring, parenkim, serabut dan sklereid. Kadang-

kadang ada sel atau jaringan sekretori yang bergabung di dalamnya, misalnya kelenjar

getah. Fungsi floem sebagai jaringan translokasi bahan organik (asimilat) yang

terutama berisi karbohidrat. Dalam jumlah kecil ditemukan juga asam amino dan

hormon.

Seperti halnya pada xilem, floem yang berasal dari perkembangan prokambium disebut

floem primer dan yang merupakan hasil perkembangan kambium disebut floem

sekunder. Harus diperhatikan di sini bahwa floem dan xilem yang strukutur dan
fungsinya berbeda itu pada pertumbuhan sekundernya berasal dari sel yang sama.

Meskipun pada mulanya berkas-berkas floem letaknya terpisah, tetapi pada

perkembangan selanjutnya akan membentuk kesatuan sistem karena saling

beranastomisis (membentuk anyaman).

Jaringan Floem terdapat pada bagian kulit kayu. Jaringan Floem terdiri atas unsur-unsur

sebagai berikut :

a. Pembuluh

Unsur penyusun pembuluh terdiri dari dua bentuk yaitu sel tapisan yang merupakan sel

tunggal dan bentuknya memanjang dengan bidang tapisan terletak di samping atau

ujung sel, terdapat pada tumbuhan Pteridophyta dan Gymnospermae. Bentuk kedua

adalah buluh tapisan, terdapat pada Angiospermae, berupa berkas sel-sel memanjang

yang masing-masing merupakan bagian dari buluh itu dan dihubungkan oleh satu atau

lebih bidang tapisan biasanya terletak di ujung sel.

Sifat khas unsur pembuluh adalah adanya bidang tapisan pada dinding selnya, serta

terdapatnya modifikasi protoplas yaitu tanpa nukleus. Bidang tapisan itu merupakan

sekelompok lubang-lubang yang membatasi dua sel yang berdampingan dan

dihubungkan oleh benang-benang plasma yang terdapat di dalam lubang-lubang tapisan

itu (semacam plasmodesma pada saluran noktah). Lubang-lubang tapisan itu biasanya

dilapisi oleh kalose yaitu semacam polimer glukose, sehingga lubangnya menjadi kecil.

Kalose ini akan menipis (sehingga lubangnya membesar) bila pembuluh sedang aktif

menyalurkan asimilat.

Jumlah bidang tapisan yang terdapat pada pembuluh berbeda-beda tergantung pada jenis

tumbuhannya. Selain itu besarnya lubang tapisan juga bervariasi, umumnya yang besar

terdapat di ujung sel.


Dinding sel unsur penyusun pembuluh adalah selulose, tidak pernah dijumpai

penebalan lignin. Nukleus tidak terdapat pada sel yang telah dewasa, dan hilangnya

nukleus itu terjadi pada saat diferensiasi. Pada awalnya sel pembuluh itu serupa sel

prokambium yang lain, mempunyai banyak vakuola dan intinya tegas. Kemudian inti

itu mengalami disintegrasi ke dalam plasma dan plasma itu sendiri kemudian

membentuk benang-benang memanjang sejajar sumbuh sel dan bersambungan dengan

plasma sel sambungannya di lubang tapisan. Pada tumbuhan Dicotyledoneae

pembuluh-pembuluh ini biasanya terisi lendir yang terdiri dari protein.

b. Sel Pengiring

Sel-sel pembuluh pada Dicotyledoneae dan Monocotyledoneae biasanya diikuti oleh

sel parenkim khusus yang disebut sel pengiring. Sel itu terbentuk dari sel induk yang

sama dengan sel pembuluh. Sel intuk itu membelah satu atau dua kali secara

memanjang serta tidak sama besar, menghasilkan sel pembuluh yang besar dan sel

pengiring yang kecil. Dinding bersama antara sel pengiring dan sel pembuluh biasanya

tipis, penuh dengan plasmodesmata. Berbeda dengan sel pembuluh, sel pengiring ini

tetap mempunyai nukleus pada waktu dewasa. Sel pengiring tidak dijumpai pada

tumbuhan Gymnospermae dan Pteridophyta dan juga tidak ada pata protofloem

Dicotyledoneae.

c. Parenkim Floem

Selain terdiri dari pembuluh dan selpengiring, floem juga mengandung sejumlah sel

parenkim yang fungsinya serupa sel parenkim lainnya, misalnya sebagai penimbun

lemak dan tepung. Sel parenkim ini secara fungsional berintegrasi dengan sel pengiring.

Bentuk sel parenkim ini memanjang dan sumbu panjangnya sejajar dengan sumbu

berkas pengangkut.
Seperti halnya pada parenkim xilem, floem sekunder juga mempunyai dua macam

bentuk parenkim sesuai dengan bentuk sel kambium yang membentuknya (fusiform

atau jari-jari). Pada saat floem masih aktif, sel parenkim ini tidak mengalami penebalan

dinding. Kemudian bila floem itu tidak berfungsi lagi, parenkim ini akan berubah

menjadi sklerenkim atau menjadi felogen.

d. Serabut Floem

Serabut floem terdapat baik pada floem primer maupun sekunder. Serabut ini segera

membentuk dinding sekunder setelah selesai pertumbuhan memanjangnya. Umumnya

penebalan itu berupa lignin, ada yang selulose. Noktah yang terjadi sederhana. Serabut

ini berfungsi sebagai penguat sejak awal atau terjadi dari parenkim floem setelah sel

pembuluh tidak berfungsi lagi.

Tipe jaringan pengankut pada berbagai jenis tumbuhan dikelompokkan menjadi:

A. Kolateral

1) Kolateral Tertutup

Tipe kolateral tertutup terbentuk bila antara xilem dan floem tidak terdapat kambium,

melainkan terdapat parenkim. Berkas pengangkut tipe kolateral tertutup ini kadang dikelilingi
jaringan sklerenkim yang sering disebut sebagai seludang berkas pengangkut. Berkas

pengangkut tipe kolateral tertutup ini dapat dijumpai pada tumbuhan golongan Monokotil.

2) Kolateral Terbuka

Pada tipe ini antara xilem dan floem terdapat kambium, misalnya pada tumbuhan

dikotil dan Gymnospermae. Pada tipe kolateral terbuka, kambium merupakan penghubung

antara xilem dan floem. Berdasarkan letaknya pada tipe ini, kambium dibedakan menjadi dua

yaitu kambium fasikuler, bila kambiumnya terletak dalam berkas pengangkut dan kambium

interfasikuler bila kambiumnya terletak di luar berkas pengangkut. Kambium fasikuler

berperan dalam pembentukan floem ke arah luar dan xilem ke arah dalam.

3) Bikolateral

Bikolateral merupakan tipe ikatan pembuluh dimana xilem diapit oleh floem luar dan

floem dalam. Contohnya, pada tumbuhan Solanaceae (Suku terung-terungan)


B. Konsentris

Disebut tipe konsentris, yaitu bila jaringan pengangkut yang ada terletak di tengah-

tengah, sedangkan unsur jaringan pengangkut lainnya mengelilingi unsur yang berada di

tengah itu. Pada tipe konsentris letak xilem dikelilingi floem atau sebaliknya.

Tipe konsentris dibedakan menjadi dua.

1) Konsentris amphikribral

Pada tipe ini letak xilem berada di tengah-tengah, dan floem mengelilingi xilem

tersebut. Umumnya dijumpai pada tumbuhan golongan paku-pakuan (Pteridophyta).

2) Konsentris amphivasal

Pada tipe ini letak amphivasal floem berada di tengah-tengah, sedangkan xilem

mengelilingi floem tersebut. Contohnya pada Cirdyline sp. dan rhizoma Jeringau (Acorus

calamus) .
C. Radial

Tipe radial terjadi bila xilem dan floem bergantian menurut arah jari-jari lingkaran.

Contoh terdapat pada akar primer dikotil dan akar tumbuhan monokotil.

E. Jaringam feloderm

Periderm adalah jaringan pelindung sekunder sebagai pengganti epidermis pada

batang tumbuhan dikotil dan Gymnospermae berkayu. Jaringan ini terdiri atas

felem ( jaringan gabus) felogen (kambium gabus), dan feloderm (korteks

sekunder). Periderm tumbuh didalam epidermis, korteks, floem, atau akar.


Periderm tumbuh keluar membentuk felem dan tumbuh ke dalam membentuk

feloderm. Felem dapat dijumpai pada bagian luar batang atau akar tumbuhan

tertentu. Jaringan tersebut tersusun oleh sel-sel gabus yang dindingnya

mengndung suberin. Pada saat matang, sel-sel gabus merupakan sel-sel mati

karena tidak memiliki protoplas. Fungsi periderm adalah utuk melindung

tumbuhan dari pengaruh suhu yang ekstrem, mengurangi kehilangan air, dan

melindungi tumbuhan dari gangguan mekanis.

a. Jaringan gabus

Jaringan gabus (kambium gabus) merupakan kelompok maristem sekunder

yang terbentuk dari sel-sel parenkim korteks bagian luar batang.

Ciri-ciri jaringan gabus

1. Tersusun atas sel-sel hidup kemudian mati

2. Susunan selnya rapat

3. Dinding sel mengalami penebalan oleh zat suberin

Fungsi jaringan gabus

1. Menggantikan epidermis sebagai pelindung

2. Mencegah penguapan

3. Melindungi dari kerusakan mekanis dan infeksi patogen


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Jaringan pada tumbuhan terdiri atas jaringan meristem dan permanen.Jaringan

meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional ; artinya mampu

membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh. Ciri-ciri sel meristem adalah

berdinding tipis, banyak mengandung protoplasma, inti besar, dan plastida belum

matang. Jaringan Meristem disebut juga jaringan muda.Berdasarkan letaknya dalam

tumbuhan, ada tiga macam meristem, yaitu : meristem apikal, lateral, dan interkalar.

Sedangkan, dilihat dari asal terbentuknya, meristem dibedakan menjadi : promeristem,

meristem primer dan meristem sekunder. Jaringan Dewasa adalah jaringan yang sudah

mengalami diferensiasi. Jaringan dewasa terdiri dari : Jaringan Pelindung

(Epidermis), Jaringan Dasar (Parenkim), Jaringan Penyokong (Penguat), Jaringan

Pengangkut (Vaskuler) yaitu xilem dan floem.

B. SARAN

Pembuatan makalah ini dibuat dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Botani

Farmasi . Makalah ini berisikan uraian singkat mengenai pengertian, ciri-ciri, fungsi, jenis, dan

lain sebagainya mengenai “Jaringan tumbuhan ”. Namun kami menyadari bahwa penyusunan

makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami siap untuk diberikan kritik yang

tentunya kritikan yang membangun dan positif, juga diikuti dengan saran yang positif pul
DAFTAR PUSTAKA

Pujiyanto,Sri.2008.Menjelajah Dunia Biologi 2.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri:Jakarta.

Pratiwi,D.A,dkk.2006.Biologi SMA jilid 2 untuk Kelas XI.Erlangga:Jakarta

http://www.slideshare.net/fiveti/jaringan-tumbuhan-29522593

http://www.slideshare.net/elsadwihermiati/jaringan-tumbuhan-4

Anda mungkin juga menyukai