Teori2 Belajar ARA
Teori2 Belajar ARA
Teori-Teori Belajar
Disusun oleh:
2018/2019
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan puji dan syukur atas karunia tuhan yang maha esa
dengan segala rahmatnya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Yang berjudul “ TEORI-TEORI BELAJAR”.
1
DAFTAR ISI
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................ 3
C. TUJUAN PENULISAN.................................................................................. 3
A. KESIMPULAN ............................................................................................ 12
B. PENUTUP .................................................................................................... 12
2
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Teori belajar dimunculkan oleh para psikolog pendidikan setelah mereka
mengalami kesulitan untuk menjelaskan proses belajar secara
menyeluruh. Sebagian psikolog menghaluskan kesulitan ini dengan istilah
memperjelas pengertian dan proses belajar.
Belajar merupakan proses dimana seseorang dari tidak tahu menjadi tahu.
Proses belajar ini dimulai sejak manusia masih bayi sampai sepanjang hayatnya.
Kapasitas manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang
membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Kajian tentang kapasitas
manusia untuk belajar, terutama tentang bagaimana proses belajar terjadi pada
manusia mempunyai sejarah panjang dan telah menghasilkan beragam teori. Salah
satu teori belajar yang terkernal adalah teori belajar behavioristik (seiring
diterjemahkan secara bebas sebagai teori perilaku atau teori tingkah laku).
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka muncul rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Pengertian teori belajar?
2. Macam- macam teori belajar?
C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa pengertian belajar.
2. Untuk mengetahui macam-macam teori belajar.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Jadi teori belajar adalah sebuah konsep yang abstrak yang membantu
peserta didik untuk belajar.
4
1. Teori Belajar Behaviorisme
Teori behavioristik adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar
yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan
danpembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini
menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Menuru teori behavior, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat
dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang telah dianggap belajar
sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya. Menurut teori ini
yang terpenting adalah masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran
atau otput yang berupa respon.
a.Edward L. Thordike
5
tombol pembuka pintu. Dengan girang, ia keluar dari kurungan dan menuju
tempat makanan tersebut.
Thorndike mencoba beberapa kali hal yang sama pada kucing tersebut. Pada
awal percobaan kucing tersebut masih mondar-mandir hingga menyentuh tombol.
Namun setelah sekian lama percobaan kucing tersebut tidak mondar-mandir lagi,
ia langsung menyentuh tombol pembuka pintu.[7][7]Dengan demikian thorndike
menyimpulkan bahwa proses belajar melalui dua bentuk, yaitu:
1) trial and error , mengandung arti bahwa dengan terlatihnya proses belajar dari
kesalahan, dan mencoba terus sampai berhasil.
Teori ini dilatarbelakangi oleh percobaan Pavlov dengan keluarnya air liur.
Air liur akan keluar apabila anjing melihat atau mencium bau makanan. Dalam
percobaanya Pavlov membunyikan bel sebelum memperlihatkan makanan pada
anjing. Setelah diulang berkali- kali ternyata air liur tetap keluar bila bel berbunyi
meskipun makananya tidak ada. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perilaku
individu dapat dikondisikan. Belajar merupakan suatu upaya untuk
mengondisikan pembentukan suatu perilaku atau respons terhadap sesuatu.
Kebiasaan makan atau mandi pada jam tertentu, kebiasaan berpakaian, masuk
kantor, kebiasaan belajar, bekerja dll. Terbentuk karena pengkondisian. [9][9]
6
c. Burrhus Frederic Skinner
Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui
interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah
laku, tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh tokoh sebelumnya.
Menurutnya respon yang diterima seseorang tidak sesederhana itu, karena
stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar
stimulus itu akan memengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan
ini memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi inilah yang nantinya
memengaruhi munculnya perilaku.
Oleh karena itu dalam memahami tingkah laku seseorang secara benar harus
memahami hubungan antara stimulus yang satu dengan lainnya, serta memahami
konsep yang mungkin dimunculkan dan berbagai konsekuensi yang mungkin
timbul akibat respon tersebut. Skinner juga mengemukakan bahwa dengan
menggunakan perubahan-perubahan mental sebagai alat untuk menjelaskan
tingkah laku hanya akan menambah rumitnya masalah. Sebab setiap alat yang
digunakan perlu penjelasan lagi, demikian seterusnya.[10][10]
2. Teori Kognitif
7
penayang dilakukan bukan sekedar respons atau stimulus yang ada, melainkan
yang terpenting karena dorongan mental yang diatur oleh otaknya.
a.Teori Gestalt
Teori ini dikenal juga dengan sebutan field theory atau insight full
learning. Menurut teori gestalt, manusia bukan sekedar makhluk reaksi yang
berbuat atau bereaksi jika ada perangsang yang memengaruhinya. Akan tetapi,
manusia adalah individu yang merupakan bulatan fisik dan psikis.
Persepsi dan insight siswa sangat penting dalam teori gestalt. Salah satu
sumbangan yang paling penting dari teori gestalt adalah ide bahwa tugas-tugas
sekolah harus cocok dengan pengalaman dan pemahaman siswa, kegagalan sering
terjadi karena: (1) tugas terlalu sulit bagi siswa untuk mencapai insight, (2)
keterangan-keterangan dari guru tidak terlalu jelas.[14][14]
Menurut Jean Piaget (1975) salah seorang penganut aliran kognitif yang
kuat, bahwa proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yaitu: Proses
asimilasi adalah proses penyatuan (pengintegrasian) informasi baru ke struktur
kognitif yang sudah ada dalam benak siswa. Akomodasi adalah penyesuaian
8
struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Equilibrasi adalah penyesuain
berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi. Implikasi Teori Kognitif
Piaget dalam pembelajaran, yaitu perkembangan kognitif sebagian besar
bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi
dengan lingkungannya, yaitu bagaimana anak secara aktif mengkontruksi
pengetahuannya. Pengetahuan sendiri datang dari tindakan.
c. Teori Burner
3. Teori Humanistik
Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara
pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi
dari proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang
pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata
lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal
dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia
keseharian.. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan
manusia” (mencapai aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai.[17][17]
9
pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu
membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada
dalam diri mereka. Teori Belajar Humanistik adalah suatu teori dalam
pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta
peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya.
a. Carl Rogers
Roger membedakan dua ciri belajar, yaitu: (1) belajar yang bermakna dan
(2) belajar yang tidak bermakna. Belajar yang bermakna terjadi jika dalam proses
pembelajaran melibatkan aspek pikiran dan perasaan peserta didik, dan belajar
yang tidak bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek
pikiran akan tetapi tidak melibatkan aspek perasaan peserta didik. Bagaimana
proses belajar dapat terjadi menurut teori belajar humanisme?. Orang belajar
karena ingin mengetahui dunianya. Individu memilih sesuatu untuk dipelajari,
mengusahakan proses belajar dengan caranya sendiri, dan menilainya sendiri
tentang apakah proses belajarnya berhasil. Menurut Roger, peranan guru dalam
kegiatan belajar siswa menurut pandangan teori humanisme adalah sebagai
fasilitator yang berperan aktif dalam :
(1) membantu menciptakan suasana kelas yang kondusif agar siswa bersikap
positif terhadap belajar,
(3) membantu siswa untuk memanfaatkan dorongan dan cita-cita mereka sebagai
kekuatan pendorong belajar,
10
(4) menyediakan berbagai sumber belajar kepada siswa,
(5) menerima pertanyaan dan pendapat, serta perasaan dari berbagai siswa
sebagaimana adanya.
b. Arthur Combs
Combs memberikan lukisan persepsi diri dalam dunia seseorang seperti dua
lingkaran (besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu.. Lingkaran kecil (1)
adalah gambaran dari persepsi diri dan lingkungan besar (2) adalah persepsi
dunia. Makin jauh peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri makin berkurang
pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit
hubungan dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan.[18][18]
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, Teori belajar merupakan
landasan terjadinya suatu proses belajar yang menuntun terbentuknya kondisi
untuk belajar. Oleh karena itu dengan adanya teori-teori belajar maka akan
memberikan kemudahan bagi guru dalam menjalankan model-model
pembelajaran yang akan dilaksanakan dan akan membantu peserta didik dalam
belajar.
a. Teori behaviorisme
c. Teori humanistic
B. PENUTUP
Demikan makalah yang dapat penulis sampaikan. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan.
Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah
ini agar menjadilebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Amin.
12
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin.(2010). pendidikan & psikologi perkembangan, Jogjakarta:
ar-ruzz media.
Denim, Sudarwan, Khairil.(2011). psikologi pendidikan, bandung:
alfabeta.
Hamalik, oemar.(2012). psikologi belajar & mengajar, bandung: sinar
baru algensindo.
Mahmud.(2009). psikologi pendidikan, bandung: pustaka setia.
13