Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
tp
s:
//b
an
te
n.
bp
s.
go
.id
ht
tp
s:
//b
a nt
e n.
bps
.g
o .id
Ringkasan Eksekutif
PERKEMBANGAN EKONOMI PROVINSI BANTEN
TRIWULAN I 2018
.id
ISSN : 2442-7403
o
.g
No. Publikasi : 36550.1802
Katalog BPS : 9199007.36
b ps
Ukuran Buku : 17,6 X 25 cm
n.
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
terbitnya publikasi Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekonomi
Provinsi Banten Triwulan I 2018. Publikasi ini menyajikan analisis
ringkas mengenai perekonomian Banten berdasarkan data triwulan
terakhir yang dikumpulkan oleh BPS Banten dan dilengkapi oleh berbagai
data sekunder dari institusi/lembaga lainnya.
.id
Publikasi ini berisi data dan informasi tentang pertumbuhan
o
.g
ekonomi dan berbagai hal yang berkaitan dengannya, seperti inflasi,
ps
investasi, ekspor-impor, produksi tanaman padi, nilai tukar petani,
b
perilaku konsumen dan prospek dunia usaha.
e n.
publikasi ini. Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan
publikasi di masa mendatang.
Daftar Isi
Halaman
.id
Daftar Gambar ......................................................................... vii
o
.g
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I Tahun 2018 ...........................
ps 1
b
Permintaan Rumahtangga Domestik .......................................... 3
n.
Lampiran ................................................................................. 39
Daftar Tabel
Halaman
.id
(Persen) .................................................................. 11
o
Tabel 3. Nilai Ekspor dan Impor Luar Negeri
.g
Triwulan I-2017 s.d. Triwulan I-2018 .......................... 12
ps
Tabel 4. Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha
b
n.
Daftar Gambar
Halaman
.id
Triwulan I-2016 s.d Triwulan I-2018 ...................... 4
o
Gambar 4. Perkembangan Indeks Pengaruh Inflasi Terhadap
.g
Tingkat Konsumsi Hasil Survei Tendensi Konsumen
b ps
(STK), Triwulan I-2016 s.d Triwulan I-2018 ............ 7
Gambar 5. Perkembangan Indeks Tingkat Konsumsi
n.
.id
Gambar 1
o
.g
PDRB Nominal dan Pertumbuhan Ekonomi
ps
Triwulan I-2016 s.d Triwulan I-2018
b
n.
9 160
143,8 146,7 147,5
139,3
a
133,7 134,5
128,1 132,0
//b
124,6
6 120
5,92 5,63 5,75 5,95
s:
3 80
ht
-3 0
Secara riil pun, ekonomi Banten hanya tumbuh 0,26 persen. Lebih rendah
atau mengalami perlambatan dibandingkan Triwulan IV-2017 yang
tumbuh 0,89 persen. Namun demikian, melambatnya pertumbuhan
ekonomi q to q ini, ternyata tetap mampu membuat ekonomi Banten
.id
penurunan. Beruntung, impor luar negeri pada saat bersamaan justru
o
menurun, dengan besaran yang melebihi penurunan ekspor. Lebih-lebih,
.g
permintaan nasional tetap tumbuh dibandingkan triwulan sebelumnya.
ps
Imbasnya, neraca perdagangan Banten mengalami peningkatan.
b
e n.
o .id
Pendapatan masyarakat di Banten pada Triwulan I-2018, secara agregat
.g
ps
mengalami peningkatan. Peningkatan pendapatan ini, pada umumnya
b
disebabkan oleh naiknya pendapatan pekerja, akibat diterimanya standar
n.
upah baru oleh para pekerja pada akhir Januari 2018. Dengan upah baru
e
nt
itu, kenaikannya ini juga lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang
tp
Gambar 2
105,97
102,33
101,28 101,38
100,68
100,45
100,04
99,33
.id
98,36
o
.g
bps
Tri I- Tri II- Tri III- Tri IV- Tri I- Tri II- Tri III- Tri IV- Tri I-
n.
Gambar 3
s:
112,81
111,18
110,52 110,19
109,80
108,87
107,00 106,90
104,52
Tri-I Tri-II Tri-III Tri IV- Tri-I Tri-II Tri-III Tri IV- Tri-I
2016 2016 2016 2016 2017 2017 2017 2017 2018
.id
Kenaikan pendapatan masyarakat Banten pada Triwulan I-2018 ini secara
o
.g
agregat memang benar terjadi. Peningkatan pendapatan tersebut
setidaknya dapat dikonfirmasi ps
dengan
b
bertambahnya simpanan
masyarakat dalam rupiah dan valuta asing pada bank umum dan BPR
e n.
triliun rupiah pada Desember 2017, menjadi 177,8 triliun rupiah pada
a
//b
www.bi.go.id).
tp
ht
Sementara itu laju inflasi Banten selama Triwulan I-2018 mencapai 0,86
persen, turun 0,17 persen poin dari laju inflasi di Triwulan IV-2017.
Penyebabnya adalah relatif lebih stabilnya harga berbagai komoditas pada
kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi. Kondisi yang
demikian terlihat dari turunnya laju inflasi pada kedua kelompok
pengeluaran tersebut (Tabel 1).
Adapun laju inflasi pada Triwulan I-2018 ini, terutama terjadi karena
naiknya harga beras (Januari-Februari 2018), daging ayam ras (Januari
2018), bawang merah (Maret 2018), cabe merah dan bawang putih
(Februari-Maret 2018), serta biaya keamanan (Maret 2018). Selain itu,
harga rokok kretek dan berbagai komoditas makanan jadi, juga mengalami
Tabel 1
.id
Laju Inflasi
Kelompok Pengeluaran Triwulan
o
IV-2017 Laju Andil
.g
(1) (2) ps (3) (4)
Laju inflasi di Banten sendiri selama Triwulan I-2018 ini, memang terlihat
lebih banyak dipengaruhi oleh adanya gangguan terhadap suplai bahan
makanan (cost-push inflation). Kondisi yang demikian ditandai oleh
tingginya laju inflasi kelompok bahan makanan.
.id
diperdagangkan, juga turut mempengaruhi naiknya laju inflasi. Hal ini
o
setidaknya terlihat dari tingginya laju inflasi kelompok sandang dan
.g
kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau. Lebih-lebih,
ps
kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga serta kelompok transportasi,
b
n.
Gambar 4
//b
111,73
110,43
108,72 109,27
Tri-I Tri-II Tri-III Tri IV- Tri I- Tri II- Tri-III Tri IV- Tri I-
2016 2016 2016 2016 2017 2017 2017 2017 2018
Dengan kondisi pendapatan yang meningkat dan laju inflasi yang ternyata
.id
kurang berpengaruh terhadap tingkat konsumsi, dapat dikatakan bahwa
o
.g
selama Triwulan I-2018 telah terjadi peningkatan daya beli masyarakat.
ps
Peningkatan daya beli ini, bersama faktor lain yang menjadi pemicu bagi
b
meningkatnya belanja konsumen, mendorong tumbuhnya konsumsi
en.
rumahtangga domestik.
a nt
Ketiga momen tersebut adalah perayaan Imlek (Februari 2018) dan Cap
Go Meh (Maret 2018), serta libur panjang (3 hari) yang bertepatan dengan
perayaan Imlek dan Paskah (Maret).
Peningkatan kinerja perusahaan atau unit usaha ini, terutama terjadi pada
sub lapangan usaha industri makanan dan minuman, sub lapangan usaha
perdagangan besar-eceran bukan mobil dan sepeda motor, lapangan
.id
rumahtangga di Banten cenderung untuk meningkatkan konsumsinya.
o
.g
Dengan demikian, konsumsi rumahtangga domestik secara keseluruhan
mengalami penguatan atau percepatan pertumbuhan.
b ps
e n.
Gambar 5
nt
123,11
114,70
112,15
110,35 110,22
108,51 107,79
104,66
100,79
Tri-I Tri-II Tri-III Tri IV- Tri I- Tri II- Tri-III Tri IV- Tri I-
2016 2016 2016 2016 2017 2017 2017 2017 2018
Nilai Indeks Tingkat Konsumsi sendiri pada Triwulan I-2018 ini berada di
atas 100 dan lebih besar dari triwulan sebelumnya (Gambar 5). Berarti,
tingkat konsumsi penduduk Banten memang meningkat, dengan besaran
.id
peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan Triwulan IV-2017.
o
.g
b ps
Ekspor Luar Negeri
e n.
nt
dalam jalur perbaikan. Hal ini setidaknya terlihat dalam World Economic
//b
Outlook April 2018, dimana ekonomi global tahun 2018 oleh IMF diestimasi
s:
tp
akan tumbuh mencapai 3,9 persen. Dengan demikian, masih sama dengan
ht
angka proyeksi pada Januari 2018 yang sebesar 3,9 persen (Tabel 2).
Amerika Serikat dan Zona Eropa, menjadi negara mitra yang angka
proyeksinya dinaikkan, yaitu dari 2,7 persen dan 2,2 persen menjadi 2,9
persen dan 2,4 persen. Adapun China, Jepang dan ASEAN-5, angka
proyeksinya masih sama dengan angka proyeksi Januari 2018, yang
masing-masing sebesar 1,2 persen, 6,6 persen dan 5,3 persen (Tabel 2).
Tabel 2
.id
Untuk Dunia dan Negara-Negara Mitra Dagang Utama
(Persen)
o
.g
Diproyeksi
b ps Diproykesi
Negara Pada Tahun 2017 Pada Tahun 2018
n.
Negara-negara
2,0 1,9 2,0 2,3 2,5
Maju
Negara-negara
4,8 4,8 4,9 4,9 4,9
Berkembang
Sumber : IMF-World Economic Outlook April 2017, October 2017, April 2018
IMF-Word Economic Outlook Update July 2017, January 2018
Tabel 3
o .id
.g
2017
Triwulan I
Uraian
Triwulan Triwulan
ps
Triwulan
b
Triwulan 2018
I II III IV
n.
1. Ekspor
a
//b
a. Nilai
2.812 2.679 2.866 2.897 2.874
s:
(Juta US$)
tp
b. Pertumbuhan
ht
2. Impor
a. Nilai
2.733 2.722 2.529 3.040 2.861
(Juta US$)
b. Pertumbuhan
16,1 -0,4 -7,1 20,2 -5,9
(%)
1,5 persen, 11,5 persen dan 14,8 persen. Sementara ekspor non migas ke
Amerika Serikat dan China, meningkat 9,1 persen dan 2,1 persen hingga
menjadi 0,51 miliar US$ dan 0,24 miliar US$ (BPS Provinsi Banten, BRS
Perkembangan Ekspor dan Impor Banten, Oktober 2017-Maret 2018)
Seiring dengan turunnya ekspor, impor luar negeri juga menurun, dengan
besaran penurunan yang justru lebih tinggi. Tercatat, impor luar negeri
pada Triwulan I-2018 menurun 5,9 persen ke posisi 2,86 miliar US$
(Tabel 3). Sementara komposisi penurunannya, terjadi hanya pada barang
.id
impor untuk keperluan bahan baku, yang turun 7,4 persen (BPS Provinsi
o
.g
Banten, BRS Perkembangan Ekspor dan Impor Banten, Oktober 2017-
Maret 2018).
b ps
e n.
nt
Pada tahun 2017, pola panen padi kembali mengikuti pola sebelum tahun
2015, dengan tingkat produksi tertinggi tanaman padi terjadi pada
Triwulan I dan III. Hanya saja, tingkat produksi tertingginya kali ini tidak
lagi pada Triwulan III, melainkan bergeser ke Triwulan I.
Mulai tahun 2018, pola panen padi sepertinya akan kembali mengikuti pola
.id
tahun 2015-2016, dimana puncak panen terjadi bukan pada Triwulan I.
o
Kondisi ini setidaknya terlihat dari tingkat produksi tanaman padi Triwulan
.g
I-2018, yang lebih rendah dibandingkan Triwulan I-2017 (Gambar 5). b ps
n.
Gambar 6
e
nt
30 1000
ht
20 800
10 600
0 400
I-15 II-15 III-15 IV-15 I-16 II-16 III-16 IV-16 I-17 II-17 III-17 IV-17 I-18
-10 200
-20 0
Produksi Padi (GKG, Ribu Ton) Pertumbuhan Lap. Usaha Pertanian (Q to Q, Persen)
awal tahun 2018. Akibatnya, luas panen padi selama Triwulan I-2018
hanya 128 Ha ribu, lebih sedikit dari Triwulan I-2017 yang mencapai 149
Ha. Selain itu, produktivitas tanamannya juga menurun dari 55,21 Kw/Ha
menjadi 55,18 Kw/Ha (Angka Prognosis untuk Ramalan I-2018).
.id
dalam struktur lapangan usaha pertanian Banten (Gambar 6).
o
.g
b ps
Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha
e n.
nt
besar lapangan usaha yang ada. Khususnya, kontraksi yang terjadi pada
s:
tp
.id
menjadi 0,76 juta ton (Asosiasi Semen Indonesia).
o
.g
Sementara itu kurangnya momen berupa libur panjang (lebih dari 3 hari),
ps
sepertinya menjadi penyebab utama mengapa masyarakat enggan untuk
b
bepergian atau berwisata ke daerah yang lebih jauh. Akibatnya, jumlah
e n.
menurun 7,3 persen dan 4,5 persen. Kondisi inilah yang menyebabkan
s:
Perbaikan kinerja sub lapangan usaha industri logam dasar pada Triwulan
I-2018 ini, ditandai oleh tumbuhnya volume produksi industri logam dasar
berskala besar dan sedang sebesar 5,23 persen (BPS Provinsi Banten, BRS
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Banten Triwulan I-2018).
Penyebabnya, terutama adalah naiknya permintaan luar negeri untuk
produk industri tersebut. Dalam hal ini adalah ekspor besi dan baja yang
meningkat 31,1 persen hingga menjadi 159,4 juta US$ pada Triwulan
I-2018 (Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah-Maret 2018,
.id
www.bi.go.id).
o
.g
Sementara peningkatan kinerja sub lapangan usaha industri kertas dan
ps
barang dari kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman, terjadi baik
b
pada industri kertas dan barang dari kertas maupun untuk industri
e n.
Untuk industri kertas dan barang dari kertas, peningkatan kinerjanya lebih
//b
dari naiknya ekspor kertas, kertas karton dan olahannya, dari 83,7 juta
ht
US$ pada Triwulan IV-2017 menjadi 94,6 juta US$ pada Triwulan I-2018
(Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah-Maret 2018, www.bi.go.id).
Tabel 4
Triwulan Triwulan
Lapangan Usaha
IV-2017 I-2018
(1) (2) (3)
.id
2. Pertambangan dan Penggalian -1,21 1,99
o
3. Industri Pengolahan 1,96 0,95
.g
4. Pengadaan Listrik dan Gas 2,50 1,44
ps
5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
b
0,66 0,53
n.
0,83 1,81
//b
Perbaikan kinerja sub lapangan usaha industri tekstil dan pakaian jadi ini,
.id
dipengaruhi oleh tingginya permintaan domestik dan nasional, guna
o
.g
keperluan persiapan Hari Raya Idul Fitri. Selain itu, permintaan luar
ps
negerinya juga mengalami peningkatan, yang ditandai oleh naiknya
b
ekspor tekstil dan barang dari tekstil sebesar 0,95 persen hingga menjadi
e n.
277,7 juta US$ pada Triwulan I-2018 (Statistik Ekonomi dan Keuangan
nt
Betapapun juga, tidak semua sub lapangan usaha dalam lapangan usaha
s:
tp
yang dimilikinya kalah besar dibandingkan total share dari sub lapangan
usaha yang mengalami peningkatan, maka kinerjanya yang rendah itu
kurang mempengaruhi kinerja lapangan usaha industri pengolahan secara
keseluruhan.
Salah satu sub lapangan usaha yang kinerjanya rendah adalah sub
lapangan usaha industri kimia, farmasi dan obat tradisional. Penyebabnya,
terutama adalah turunnya permintaan luar negeri, yang ditandai oleh
berkurangnya ekspor produk industri kimia dan industri sejenis sebesar
55,0 juta US$ hingga menjadi 321,2 juta US$ pada Triwulan I-2018
(Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah-Maret 2018, www.bi.go.id).
.id
pada Triwulan I-2018 tumbuh sebesar 1,81 persen, lebih cepat dari
o
.g
triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh 0,83 persen (Tabel 4).
ps
Percepatan pertumbuhan ini disebabkan oleh membaiknya kinerja sub
b
lapangan usaha yang berada dibawahnya, yaitu sub lapangan usaha
e n.
.id
reparasi mobil-motor, lapangan usaha konstruksi, lapangan usaha real
o
.g
estate, lapangan usaha transportasi dan pergudangan, serta lapangan
ps
usaha informasi dan komunikasi. Sebaliknya, kontraksi yang terjadi pada
b
lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan serta lapangan usaha
e n.
Tabel 5
Triwulan Triwulan
Lapangan Usaha
I-2017 I-2018
(1) (2) (3)
.id
2. Pertambangan dan Penggalian 2,39 -0,75
o
3. Industri Pengolahan 4,60 4,61
.g
4. Pengadaan Listrik dan Gas
b ps -4,85 8,75
5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
6,09 6,90
n.
Struktur ekonomi Banten pada Triwulan I-2018 ini masih tetap didominasi
oleh lapangan usaha industri pengolahan, dengan share mencapai 31,98
persen. Diikuti oleh lapangan usaha perdagangan besar-eceran dan
reparasi mobil-sepeda motor, lapangan usaha transportasi dan
.id
pergudangan, dan lapangan usaha konstruksi yang masing-masing
o
.g
memiliki share 12,57 persen, 10,85 persen, dan 10,09 persen (Tabel 6).
ps
Adapun Lapangan usaha real estate, lapangan usaha pertanian,
b
n.
Tabel 6
Sumber
Pertumbuhan
Lapangan Usaha Share
Q to Q Y on Y
.id
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,82 0,71 -0,19
o
2. Pertambangan dan Penggalian 0,73 0,01 -0,01
.g
3. Industri Pengolahan 31,98 0,33 1,65
4. Pengadaan Listrik dan Gas
b ps 2,16 0,01 0,09
n.
.id
Banten. Kedua lapangan usaha ini adalah lapangan usaha industri
o
.g
pengolahan serta lapangan usaha perdagangan besar-eceran dan reparasi
mobil-sepeda motor, dengan ps
besaran
b
sumbangan masing-masing
mencapai 1,65 persen poin dan 1,03 persen poin, dari total pertumbuhan
en.
Selain kedua lapangan usaha di atas, ada juga lapangan usaha yang
//b
.id
bahkan masih mampu tumbuh 0,26 persen.
o
.g
Tabel 7 b ps
Pertumbuhan Ekonomi Menurut Komponen Pengeluaran
n.
(Q to Q, Persen)
a
//b
Triwulan Triwulan
s:
Komponen Pengeluaran
IV-2017 I-2018
tp
.id
(belanja langsung).
o
.g
Adapun rendahnya serapan ketiga jenis belanja pemerintah ini, setidaknya
ps
terlihat pada nilai belanja Pemerintah Daerah (Pemerintah Provinsi Banten
b
n.
jalan dan jembatan. Selain itu, pembangunan dan perbaikan besar rumah
ht
(PMA), yang naik dari 0,74 miliar US$ hingga menjadi 0,87 miliar US$.
Adapun realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN), turun 0,13
triliun rupiah hingga menjadi 3,83 triliun rupiah (Realisasi Investasi
Triwulan I-2018, www.bkpm.go.id).
Tabel 8
o .id
.g
Triwulan Triwulan
Komponen Pengeluaran b ps
I-2017 I-2018
(1) (2) (3)
n.
Struktur ekonomi Banten pada Triwulan I-2018 ini, masih tetap ditopang
oleh komponen pengeluaran konsumsi rumahtangga dan komponen
pembentukan modal tetap bruto, dengan share masing-masing mencapai
51,92 persen dan 30,82 persen. Adapun komponen ekspor neto dan
.id
komponen pengeluaran konsumsi pemerintah berada diurutan ketiga dan
o
.g
keempat, dengan share sebesar 13,42 persen dan 3,32 persen (Tabel 9).
ps
Kapanpun terjadi perbedaan besaran pertumbuhan antar komponen
b
n.
Tabel 9
Sumber Pertumbuhan
Komponen Pengeluaran Share
q to q y on y
(1) (2) (3) (4)
.id
1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 51,92 0,48 2,51
o
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 0,45 0,00 0,03
.g
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
b ps
3,32 -2,38 0,12
Kondisi ekonomi Banten sampai akhir tahun 2018 nanti, diperkirakan akan
semakin membaik dan tumbuh lebih cepat dari tahun sebelumnya.
Percepatan pertumbuhan ekonomi ini dipengaruhi, antara lain oleh
naiknya permintaan luar negeri terhadap produk barang dan jasa yang
dihasilkan oleh Banten.
.id
meningkatkan kinerja ekspornya.
o
.g
Kedua, kondisi ekonomi negara-negara mitra dagang utama Banten,
ps
sepertinya tidak seoptimis tahun sebelumnya. Dengan pertumbuhan
b
ekonomi Amerika Serikat dan Uni Eropa diproyeksikan akan mengalami
e n.
dari tumbuh 6,9 persen dan 1,7 persen menjadi 6,6 persen dan 1,2 persen
s:
Adapun ekspor Banten selama tahun 2018 ini, diperkirakan akan semakin
meningkat. Kondisi ini setidaknya terlihat pada periode Januari-April 2018,
dimana total ekspor Banten dan ekspor non migas ke negara-negara mitra
dagang utama Banten, masing-masing meningkat sebesar 4,41 persen
dan 5,54 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya
(BPS Provinsi Banten, BRS Perkembangan Ekspor dan Impor Banten,
Maret 2018).
Ada pula pembayaran tunjangan hari raya (THR) untuk PNS, TNI/Polri dan
Pensiunannya pada awal Juni 2018, yang turut mendorong naiknya
pendapatan masyarakat. Dapat dipastikan bahwa THR yang diterima kali
ini akan lebih besar, karena Pensiunan PNS/TNI/Polri pada tahun 2017
tidak menerima THR. Selain itu, THR untuk PNS/TNI/Polri juga lebih tinggi
.id
dari tahun sebelumnya, karena terdiri dari gaji pokok dan komponen gaji
o
.g
lainnya, plus tunjangan kinerja.
ps
Disamping itu, meningkatnya daya beli masyarakat juga didukung oleh
b
n.
laju inflasi yang meskipun lebih tinggi dari tahun sebelumnya, namun lebih
e
nt
dari berbagai perkiraan yang dirilis oleh Bank Indonesia serta ekonom dari
//b
inflasi tahun 2018 akan mencapai 4 persen, sedikit lebih tinggi dari tahun
sebelumnya yang sebesar 3,61 persen. Perkiraan ini didasarkan kepada
peningkatan inflasi bahan pangan dan adanya resiko kenaikan inflasi dari
naiknya harga bahan bakar minyak non subsidi (ekonomi.kompas.com, 22
Januari 2018).
Sementara Bank Indonesia (BI), optimis target inflasi 2018 (3,5 plus minus
1 persen) tetap tercapai, meskipun di awal tahun tekanan gejolak harga
pangan meningkat. Optimisme ini didasari akan stabilnya harga pangan,
seiring kebijakan normalisasi harga beras yang dilakukan oleh pemerintah.
Selain itu, koordinasi kebijakan antara pemerintah, baik pusat maupun
daerah, dan Bank Indonesia akan terus diperkuat dalam hal pengendalian
inflasi (www.inews.id, 2 Februari 2018)
o .id
Faktanya, laju inflasi tahun kalender pada Mei 2018 mencapai 1,26 persen
.g
(y to d), lebih rendah dibandingkan Mei 2017 yang hanya 1,87 persen
ps
(y to d). Berarti, terbuka peluang bagi Banten untuk tercapainya target
b
n.
inflasi menurut Bank Indonesia, yaitu 3,5 plus minus 1 persen. Bahkan,
e
nt
bunga acuan (BI 7-Days Repo Rate) sebesar 4,25 persen sampai paruh
tp
akan menguat, ditambah suku bunga AS yang naik pada setiap kuartal
tahun ini, nampaknya BI akan menaikkan suku bunga acuan pada
Semester II-2018 (www.cnbcindonesia.com, 1 Maret 2018).
4,25 persen. Namun, selama Mei 2018 naik dua kali dengan besaran
kenaikan masing-masing sebesar 0,25 persen poin, hingga menjadi 4,75
persen pada 30 Mei 2018 (BI 7-Days Repo Rate-30 Mei 2018,
www.bi.go.id).
Adapun posisi pinjaman rupiah dan valas yang diberikan oleh Bank Umum
dan BPR kepada pengusaha untuk lokasi proyek di Banten, tetap
meningkat dari 291,6 triliun rupiah pada Desember 2017 menjadi 294,7
triliun rupiah pada Maret 2018 (Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah-
.id
Maret 2018, www.bi.go.id).
o
.g
Sementara itu realisasi investasi swasta selama tahun 2018, menurut
ps
Standard Chartered Bank akan semakin meningkat. Kondisi ini didorong
b
n.
perizinan investasi antara pusat dan daerah, dalam bentuk online single
ht
28,7 persen dari total realisasi PMA tahun sebelumnya yang sebesar 3,0
miliar US$ Realisasi Investasi Triwulan I-2018 (www.bkpm.go.id).
.id
Sementara alokasi dana desa yang diperoleh Banten untuk tahun 2018
o
.g
mencapai 0,97 triliun rupiah (djpk.kemenkeu.go.id).
ps
Selain dana desa, Pilkada Serentak 2018 yang akan dilaksanakan tanggal
b
n.
.id
setidaknya tercermin pada hasil STK. Dimana Indeks Tendensi Konsumen
o
.g
(ITK) pada Triwulan II-2018 diperkirakan bernilai 118,27, lebih tinggi dari
ps
triwulan sebelumnya yang mencapai 109,70 (Gambar 7).
b
e n.
Gambar 7
nt
Triwulan II-2018
s:
tp
ht
122,90
118,27
110,15
Dengan nilai ITK sebesar itu berarti kondisi ekonomi konsumen di daerah
perkotaan Banten selama Triwulan II-2018 nanti, diperkirakan akan lebih
baik dari triwulan sebelumnya. Selain itu, tingkat optimismenya juga lebih
tinggi dibandingkan Triwulan I-2018.
o .id
Dari sisi supply, perbaikan kondisi ekonomi pada Triwulan II-2018
.g
setidaknya terlihat pada hasil Survei Tendensi Bisnis (STB). Dimana Indeks
ps
Tendensi Bisnis (ITB) Nasional pada Triwulan II-2018 diperkirakan bernilai
b
n.
(Gambar 8).
a
//b
Gambar 8
s:
tp
Triwulan II-2018
116,31
114,01
109,33
105,74
101,26
Dengan nilai ITB sebesar itu berarti kondisi bisnis pada Triwulan II-2018,
diperkirakan bukan saja lebih baik dibandingkan Triwulan I-2018, bahkan
dengan tingkat optimisme yang lebih tinggi.
.id
STB sendiri dilakukan di beberapa kota besar terpilih di seluruh provinsi di
o
Indonesia. Jumlah sampel STB Triwulan I-2018 sebanyak 2.299 perusahan
.g
besar dan sedang, dengan 95 perusahaan (4,28 persen) diantaranya
ps
merupakan sampel di Banten.
b
e n.
a nt
//b
s:
tp
ht
LAMPIRAN
ht
tp
s:
//b
a nt
e n.
bps
.g
o .id
Ringkasan Eksekutif
Lampiran 1.
PDRB adhb dan adhk Menurut Lapangan Usaha
Triwulan IV-2017XX) dan Triwulan I-2018XX) (Miliar Rupiah)
.id
Perikanan
o
2. Pertambangan dan Penggalian 1.041,9 1.079,3 708,8 722,9
.g
3. Industri Pengolahan 46.363,2 47.178,6 36.800,4 37.150,9
4. Pengadaan Listrik, Gas 3.082,4
b ps 3.179,7 1.079,5 1.095,1
5. Pengadaan Air 117,0 118,0 101,6 102,1
n.
Sepeda Motor
8. Transportasi dan Pergudangan 16.670,4 16.003,3 7.116,7 6.981,5
s:
XX)
Catatan : Angka sangat sementara
Lampiran 2.
Distribusi Persentase PDRB adhb dan adhk Menurut Lapangan Usaha
Triwulan IV-2017XX) dan Triwulan I-2018XX)
.id
Perikanan
o
2. Pertambangan dan Penggalian 0,71 0,73 0,68 0,69
.g
3. Industri Pengolahan 31,60 31,98 35,06 35,30
4. Pengadaan Listrik, Gas 2,10 ps
b
2,16 1,03 1,04
5. Pengadaan Air 0,08 0,08 0,10 0,10
n.
Sepeda Motor
8. Transportasi dan Pergudangan 11,36 10,85 6,78 6,63
s:
XX)
Catatan : Angka sangat sementara
Lampiran 3.
Laju dan Sumber Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha
Triwulan IV-2017XX) dan Triwulan I-2018XX) (Q to Q, Persen)
Laju Sumber
Pertumbuhan Pertumbuhan
Lapangan Usaha
Tri IV- Tri I- Tri IV- Tri I-
2017 2018 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pertanian, Kehutanan, dan
-18,16 14,74 -1,07 0,71
.id
Perikanan
o
2. Pertambangan dan Penggalian -1,21 1,99 -0,01 0,01
.g
3. Industri Pengolahan 1,96 0,95 0,68 0,33
4. Pengadaan Listrik, Gas 2,50
b ps 1,44 0,03 0,01
5. Pengadaan Air 0,66 0,53 0,00 0,00
n.
Sepeda Motor
8. Transportasi dan Pergudangan 2,62 -1,90 0,17 -0,13
s:
XX)
Catatan : Angka sangat sementara
Lampiran 4.
Laju dan Sumber Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha
Triwulan I-2017XX) dan Triwulan I-2018XX) (Y on Y, Persen)
Laju Sumber
Pertumbuhan Pertumbuhan
Lapangan Usaha
Tri I- Tri I- Tri I- Tri I-
2017 2018 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pertanian, Kehutanan, dan
14,13 -3,24 0,79 -0,19
.id
Perikanan
o
2. Pertambangan dan Penggalian 2,39 -0,75 0,02 -0,01
.g
3. Industri Pengolahan 4,60 4,61 1,67 1,65
4. Pengadaan Listrik, Gas -4,85 ps
b
8,75 -0,05 0,09
5. Pengadaan Air 6,09 6,90 0,01 0,01
n.
Sepeda Motor
8. Transportasi dan Pergudangan 6,52 7,91 0,42 0,52
s:
XX)
Catatan : Angka sangat sementara
Lampiran 5.
PDRB adhb dan adhk Menurut Pengeluaran
Triwulan IV-2017XX) dan Triwulan I-2018XX) (Miliar Rupiah)
1. Pengeluaran Konsumsi
.id
75.034,5 76.606,3 59.466,2 59.965,9
Rumahtangga
o
.g
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 663,0 670,9 520,7 521,2
3. Pengeluaran Konsumsi
8.464,3
ps 4.902,6 5.846,9 3.346,5
Pemerintah
b
n.
XX)
Catatan : Angka sangat sementara
Lampiran 6.
.id
1. Pengeluaran Konsumsi
51,14 51,92 56,65 56,98
Rumahtangga
o
.g
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 0,45 0,45 0,50 0,50
3. Pengeluaran Konsumsi
ps
5,77 3,32 5,57 3,18
b
Pemerintah
e n.
Bruto
a
//b
XX)
Catatan : Angka sangat sementara
Lampiran 7.
Laju Sumber
Pertumbuhan Pertumbuhan
Lapangan Usaha
Tri IV- Tri I- Tri IV- Tri I-
2017 2018 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5)
.id
1. Pengeluaran Konsumsi
0,43 0,84 0,24 0,48
Rumahtangga
o
.g
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 3,45 0,10 0,02 0,00
3. Pengeluaran Konsumsi
ps
45,25 -42,76 1,75 -2,38
b
Pemerintah
n.
e
Bruto
a
//b
XX)
Catatan : Angka sangat sementara
Lampiran 8.
Laju Sumber
Pertumbuhan Pertumbuhan
Lapangan Usaha
Tri I- Tri I- Tri I- Tri I-
2017 2018 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5)
.id
1. Pengeluaran Konsumsi
5,35 4,33 3,11 2,51
Rumahtangga
o
.g
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 3,84 6,80 0,02 0,03
3. Pengeluaran Konsumsi
ps
1,60 3,67 0,05 0,12
b
Pemerintah
e n.
Bruto
a
//b
XX)
Catatan : Angka sangat sementara
Lampiran 9.
2017
Tri I-
Lapangan Usaha
2018
Tri IV
Tri I Tri II Tri III
o .id
2. Pengaruh Inflasi Terhadap
.g
104,38 104,85 109,27 110,43 104,84
Tingkat Konsumsi
di Restoran/Rumah Makan
dan Bukan Makanan
e
(Pakaian, Perumahan,
Pendidikan,Transportasi,
a
Komunikasi, Kesehatan
//b
dan Rekreasi)
s:
tp