PENDAHULUAN
Lumut yang luas dan dapat berumur panjang. Namun, banyak spesies juga
rentan terhadap gangguan lingkungan, dan mungkin berguna untuk ilmuwan dalam
menilai efek dari polusi udara, penipisan ozon, dan kontaminasi logam. Lumut juga
1
telah digunakan dalam pembuatan pewarna dan parfum, serta obat-obatan
tradisional. Tubuh (talus) dari lumut yang paling cukup berbeda dengan baik jamur
atau alga tumbuh secara terpisah, dan menyolok mungkin menyerupai tanaman
sederhana
2
BAB II
PEMBAHASAN
Alasan dari pendapat yang kedua ini adalah karena jamur yang membangun
tubuh lichenes tidak akan membentuk tubuh lichenes tanpa alga. Hal lain didukung
3
oleh karena adanya zat-zat hasil metabolisme yang tidak ditemui pada alga dan
jamur yang hidup terpisah.
Dengan demikian, Lumut kerak (atau Lichenes dalam istilah ilmiah)
adalah suatu organisme majemuk yang merupakan suatu bentuk simbiosis erat dari
fungus(sebagai mycobiont) dengan mitra fotosintetik (photobiont), yang dapat
berupa alga hijau (biasanya Trebouxia) atau sianobakteri (biasanyaNostoc). Kerja
sama ini demikian eratnya sehingga morfologinya pun berbeda dari komponen
simbiotiknya. Pada beberapa kasus bahkan masing-masing komponen akan
mengalami kesulitan hidup apabila ditumbuhkan terpisah. Organisme ini
sebenarnya kumpulan antara Fungi dan Algae, tetapi sedemikian rupa, hingga dari
segi morfologi dan fisiologi merupakan suatu kesatuan.
Tumbuhan ini tergolong dalam tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam
pembentukan tanah. Beberapa jenis dapat masuk pada bagian pinggir batu-batu,
oleh karenanya disebut bersifat endolitik. Pertumbuhan thalusnya sangat lambat,
dalam satu tahun jarang lebih dari 1 cm. tubuh buah baru terbentuk setelah
mengadakan pertumbuhan vegetatif bertahun-tahun. Algae yang ikut menyusun
tubuh Lichenes disebut gonidium, dapat bersel tunggal atau berkoloni. Kebanyakan
gonidium adalah ganggang biru (Cyanophyceae) antara lain Chroococcus dab
Nostoc, kadang-kadang juga ganggang hijau 9chlorophyceae) misalnya
Cystococcus dan Trentepohlia. Kebanyakan cendawan yang ikut menyusun
Lichenes tergolong ke dalam Ascomycetes terutama Discomycetales, hanya
kadang-kadang Pyrenomycetales. Mungkin juga Basidiomycetes mengambil
bagian dalam pembentukan Lichenes. Kebanyakan cendawan-cendawan tertentu
bersimbiosis dengan ganggang tertentru pula. Untuk memelihara Lichenes pada
medium buatan dijimpai bamnyak kesukaran. Tetapi jika cendawan dan
ganggangnya dipisahkan, masing-masing dapat dipiara dengan mudah pada
medium buatan.
Pada umumnya Lichenes pada medium buatan tidak memperlihatkan
pertumbuhan yang kuat. Jadi daya untuk hidup sendiri telah hilang, sehingga
cendawan itu dalam jarang sekali ditemukan dalam keadaan hidup bebas. Dalam
kultur murni cendawan itu memperlihatkan susunan morfologi menurut jenisnya,
tetapi bentuk thalus seperti Lichenes baru terjadi, jika bertemu dengan jenis
4
ganggang yang tepat. Lain ganggang akan menghasilkan lain Lichenes. Jadi bentuk
lichenes bergantung pada macam cara hidup bersama antara kedua macam
organisme yang menyusunnya.
Hidup bersama antara dua organisme yang berlainan jenis umumnya disebut
simbiosis. Masing-masing organisme itu sendiri disebut simbion. Dalam
pembicaraan sehari-hari simbiosis itui sering diartikan sebagai hidup bersama
dengan keuntungan bagi kedua simbion, yang seharusnya dinamakan mutualisme.
Pada lichenes simbiosis antara fungi dan algae diberikan tafsiran yang
berbeda-beda. Ada yang menafsirkan sebagai mutualisme, karena dipandang
kedua-duanya dapat memperoleh keuntungan dari hidup bersama itu. Ganggang
memberikan hasil-hasil fotosintesis terutama yang berupa karbohidrat kepada
cendawan, dan sebaliknya cendawan memberikan air dan garam-garam kepada
ganggang. Dapat juga hubungan antara ganggang dan jamur itu dianggap sebagai
suatu helotisme. Keuntungan yang timbal balik itu hanya sementara, yaitu pada
permulaan saja, tetapi akhirnya ganggan diperalat oleh cendawan, hubungan mana
menyerupai hunbungan seorang majikan dengan budaknya (heloot). Dalam hal ini
hidup bersama antara cendawan dan ganggang pada Lichenes dinamakan
helotisme.
Mengenai hal tersebut memang masih belum tercapai persesuaian paham.
Pada penampang melintang talus lichenes tampak hifa cendawan sering kali
membalut sel-sel ganggang, bahkan ada yang memasukkan haustorium ke dalam
sel-sel ganggang. Ganggang tetap hidup, tetapi tidak dapat membiak dengan sel-sel
lembaganya sendiri. Adapula yang miselium cendawan hanya msuk kedalam
selaput lender sel-sel ganggang. Dalam hal tersebut bentuk ganggang menentukan
bentuk Lichenes. Pada umumnya miselium cendawan jauh lebih banyak bagian
dalam takus terdiri atas anyaman hiva yang renggang dan merupakan lapisan
teras(lapisan empulur). Dalam lapisan ini dekat dengan permukaan sel-sel
ganggang, bergerombol yang merupakan lapisan yang dinamakan lapisan
gonidium. Kulit luarnya terdiri atas mislelium cendawan lagi yang teranyam
sebagai plektenkim dengan rapat. Menurut habitusnya kita membedakan Lichenes
yang talusnya menyerupai lembaran-lembaran, dan seperti semak. Yang pertama
biasanya melekat dengan benang-benang menyerupai rizoid pada substratnya
5
dengan seluruh sisi bawah talus, sedang yang kedua mempunyai ujung talus yang
bebas dalam udara. Pembagian ini sama sekali tidak menunjukkan hubungan
filogenetik antara anggota-anggota yang tergolong di dalamnya. Kebanyakan
Lichenes berkembang biak vegetatif, karena bila sebagian talus terpisah lalu
tumbuh menjadi individu baru.
Pada bebarapa jenis Lichenes,pembiakan berlangsung dengan perantaraan
soredium, yaitu kelompok kecil sel-sel ganggang yang sedang membelah dan
diselubungi benang-benang miselium menjadi suatu badan yang dapat terlepas dari
indukknya. Dengan robeknya dinding talus soredium tersebar seperti debu yang
ditiup angin. Benda-benda tersebut pada tempat lain dapat tumbuh menjadi
Lichenes baru. Seringkali soredium itu tetjadi dalam talus pada tempat-tempat yang
mempunyai batas yang jelas yang dinamakan soralum. Pada talus Lichenes,
cendawan akhirnya dapat membentuk tubuh buah yang menurut jenis cendawan
dapat berupa apotesium atau peritesium. Spora yang dilepaskan , di tempat yang
baru jika menjumpai jenis ganggang yang tepat, yang sama dengan jenis ganggang
pada talus indukknya.Menurut habitatnya, Lichen dibagi menjadi dua yaitu :
Pada tipe Lichen dengan talus lembaran, talus seluruhnya melekat dengan sisi
bawahnya pada alas sedangkan tipe Lichen dengan talus berbentuk semak-semak,
hanya pangkal talus saja yang melekat pada alas dan ujungnya tetap bebas dan
bercabang-cabang seperti batang Cormophyta.
6
2. Ada pula yang miselium cendawannya hanya masuk ke dalam selaput
landersel-sel algae, sehingga bentuk algae menentukan bentuk
Lichenesnya.
3. Bagian dalam talus terdiri dari anyaman hifa yang renggang dan
merupakan lapisan teras / empulus. Dalam lapisan ini sel-sel algae
bergerombol membentuk lapisan gonidium. Kulit luarnya terdiri atas
miselium cendawan yang teranyam sebagai plektenkim yang rapat.
4. Bagi lichenes yang talusnya menyerupai lembaran, biasanya melekat
dengan benang-benang yang menyerupai rizoid. Sedangkan ujung
semak menyerupai ujung talus yang bebas dalam udara.
5. Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat juga
di atas tanah, terutama di daerah tundra, digolongkan sebagai tumbuhan
perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Beberapa jenis
dapat masuk pada pinggir batuan, disebut endolitik.
6. Syarat hidupnya tidak sulit dan taha terhadap kekurangan air dalam
waktu yang lama.Dapat menjadi kering akibat terik matahari tetapi
tidak mati, dan jika kemudian turun hujan, Lichenes dapat hidup
kembali
7. Pertumbuhaan talus sangat lambat. Tubuh buah baru terbentuk setelah
mengadakan pertumbuhan vegetative bertahun-tahun.
8. Kebanykan Lichenes bereproduksi dengan perantaan soredium.
9. Komponen cendawannya sering dapat membentuk spora dan hanya
membentuk lichenes jika jatuh dekat algae yang merupakan
simbionnya.
7
merah dengan habitat yang bervariasi. Bagian tubuh yang memanjang secara
selluler dinamakan hifa.
Hifa merupakan organ vegetatif dari thallus atau miselium yang biasanya
tidak dikenal pada jamur yang bukan lichenes. Alga selalu berada pada bagian
permukaan dari thallus.
1. Crustose
Lichenes yang memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis dan selalu
melekat ke permukaan batu, kulit pohon atau di tanah. Jenis ini susah untuk
mencabutnya tanpa merusak substratnya.
Lichen Crustose yang tumbuh terbenam di dalam batu hanya bagian tubuh
buahnya yang berada di permukaan disebut endolitik, dan yang tumbuh
terbenam pada jaringan tumbuhan disebut endoploidik atau endoploidal.
Lichen yang longgar dan bertepung yang tidak memiliki struktur berlapis,
disebut leprose.
2. Foliose
Lichen foliose memiliki struktur seperti daun yang tersusun oleh lobus-lobus.
Lichen ini relatif lebih longgar melekat pada substratnya. Thallusnya datar,
lebar, banyak lekukan seperti daun yang mengkerut berputar. Bagian
permukaan atas dan bawah berbeda. Lichenes ini melekat pada batu, ranting
dengan rhizines. Rhizines ini juga berfungsi sebagai alat untuk mengabsorbsi
makanan. Contoh : Xantoria, Physcia, Peltigera, Parmelia dll.
3. Fruticose
8
Thallusnya berupa semak dan memiliki banyak cabang dengan bentuk seperti
pita. Thallus tumbuh tegak atau menggantung pada batu, daun-daunan atau
cabang pohon. Tidak terdapat perbedaan antara permukaan atas dan bawah.
4. Squamulose
Lichen ini memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus ini disebut squamulus yang
biasanya berukuran kecil dan saling bertindih dan sering memiliki struktur
tubuh buah yang disebut podetia.
Struktur morfologi dalam diwakili oleh jenis foliose, karena jenis ini
mempunyai empat bagian tubuh yang dapat diamati secara jelas yaitu. –
Korteks atas, berupa jalinan yang padat disebut pseudoparenchyma dari hifa
jamurnya. Sel ini saling mengisi dengan material yang berupa gelatin.Bagian
ini tebal dan berguna untuk perlindungan.
1. Daerah alga, merupakan lapisan biru atau biru hijau yang terletak di bawah
korteks atas. Bagian ini terdiri dari jalinan hifa yang longgar. Diantara hifa-
hifa itu terdapat sel-sel hijau, yaitu Gleocapsa, Nostoc, Rivularia dan
Chrorella. Lapisan thallus untuk tempat fotosintesa disebut lapisan gonidial
sebagai organ reproduksi.
2. Medulla, terdiri dari lapisan hifa yang berjalinan membentuk suatu bagian
tengah yang luas dan longgar. Hifa jamur pada bagian ini tersebar ke segala
arah dan biasanya mempunyai dinding yang tebal. Hifa pada bagian yang
lebih dalam lagi tersebar di sepanjang sumbu yang tebal pada bagian atas
dan tipis pada bagian ujungnya. Dengan demikian lapisan tadi membentuk
suatu untaian hubungan antara dua pembuluh.
3. Korteks bawah, lapisan ini terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan
membentang secara vertikal terhadap permukaan thallus atau sejajar dengan
kulit bagian luar. Korteks bawah ini sering berupa sebuah akar (rhizines).
9
Ada beberapa jenis lichenes tidak mempunyai korteks bawah. Dan
bagian ini digantikan oleh lembaran tipis yang terdiri dari hypothallus yang
fungsinya sebagai proteksi. Dari potongan melintang Physcia sp. terlihat
lapisan hijau sel-sel alga dan rhizines coklat bercabang pada bagian bawah.
Bagian tengah yang berwarna putih terdiri dari sel-sel jaringan jamur yang
disebut medulla. Struktur pipih pada bagian atas dan kanan disebut apothecia
dan lapisan coklat di atasnya disusun oleh asci, yaitu bagian dari ascomycete
yang mengandung spora jamur.
7. Soredia
8. Isidia
9. Lobula
10
Neproma, Parmelia dan Peltigera. Lobula sangat sukar dibedakan
dengan isidia.
10. Rhizines
11. Tomentum
6. Cilia
Cypellae berbentuk rongga bulat yang agak besar serta terdapat pada
korteks bawah dan hanya dijumpai pada genus Sticta.
Pseudocyphellae mempunyai ukuran yang lebih kecil dari cyphellae
dan terdapat pada korteks bawah spesies Cetraria, Cetralia, Parmelia
dan Pasudocyphellaria. Rongga ini berfungsi sebagai alat pernafasan
atau pertukaran udara.
8. Cephalodia.
11
Cephalodia merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus yang terdiri
darialga-alga yangg berbedadari inangnya. Pada jenis peltigera
aphthosa, cephalodia mulai muncul ketika Nostoc jatuh pada
permukaan thallus dan terjaring oleh hifa cephalodia yang berisikan
Nostoc biru kehijauan. Jenis ini mampu menyediakan nitrogen thallus
seperti Peltigera, Lecanora, Stereocaulon, Lecidea dan beberapa jenis
crustose lain.
Banyak lumut juga tumbuh sebagai epifit (epi – pada permukaan, phyte –
tanaman) pada tanaman lain, terutama pada batang dan cabang-cabang pohon.
Ketika tumbuh pada tanaman lain, lumut tidak parasit , mereka tidak mengkonsumsi
bagian dari tanaman atau racun itu. Beberapa yang tinggal di tanah lumut, seperti
anggota subgenus Cladina (lumut rusa), bagaimanapun, menghasilkan bahan kimia
yang larut ke dalam tanah dan menghambat perkecambahan benih tanaman dan
pertumbuhan tanaman mudah.
Stabilitas dari mereka substrat merupakan faktor utama dari habitat lumut.
Kebanyakan lumut tumbuh di permukaan batu stabil atau kulit pohon tua, tetapi
banyak orang lain tumbuh di tanah dan pasir.
12
menganjurkan agar lichenes dikelompokkan dalam kelompok yang terpisah yang
berbeda dari alga dan fungi.
Lichenes memiliki klasifikasi yang bervariasi dan dasar dasar klasifikasinya secara
umum adalah sebagai beriktu :
Ascolichens.
Dalam Klas Ascolichens ini dibangun juga oleh komponen alga dari famili:
Mycophyceae dan Chlorophyceae yang bentuknya berupa gelatin. Genus dari
Mycophyceae adalah Scytonema, Nostoc, Rivularia, Gleocapsa dan lain-lain. Dari
Cholophyceae adalah Protococcus, Trentopohlia, Cladophora dll.
Basidiolichenes
Homoimerus
Sel alga dan hifa jamur tersebar merat pada thallus. Komponen alga mendominasi
dengan bentuk seperti gelatin, termasuk dalam Mycophyceae. Contoh : Ephebe,
Collema
13
Heteromerous
Sel alga terbentuk terbatas pada bagian atas thallus dan komponen jamur
menyebabkan terbentuknya thallus, alga tidak berupa gelatin Chlorophyceae.
Contoh : Parmelia
Merupakan lapisan kerak atau kulit yang tipis di atas batu, tanah atau kulit pohon.
Seperti Rhizocarpon pada batu, Lecanora dan Graphis pada kulit kayu. Mereka
terlihat sedikit berbeda antara bagian permukaan atas dan bawah.
Lichen semak, seperti silinder rata atau seperti pita dengan beberapa bagian
menempel pada bagian dasar atau permukaan. Thallus bervariasi, ada yang pendek
dan panjang, rata, silindris atau seperti janggut atau benang yang menggantung atau
berdiri tegak. Bentuk yang seperti telinga tipis yaitu Ramalina. Yang panjang
menggantung seperti Usnea dan Alectoria. Cladonia adalah tipe antara kedua
bentuk itu.
Klas : Ascolichens
Ordo : Lecanorales
14
Ordo : Sphariales
Ordo : Caliciales
Ordo : Myrangiales
Ordo : Pleosporales
Famili : Arthopyreniaceae
Ordo : Hysteriales
Klas : Basidiolichens
15
fruticose lichenes, bagian tubuh yang lepas tadi, dibawa oleh angin ke batang kayu
dan berkembang tumbuhan lichenes yang baru. Reproduksi vegetatif dengan cara
ini merupakan cara yang paling produktif untuk peningkatan jumlah individu.
Isidia
Soredia
Soredia adalah kelompok kecil sel-sel ganggang yang sedang membelah dan
diselubungi benag-benang miselium menjadi suatu badan yang dapat terlepas dari
induknya. Dengan robeknya dinding thallus, soredium tersebar seperti abu yang
tertiup angin dan akan tumbuh lichenes baru. Lichenes yang baru memiliki
karakteristik yang sama dengan induknya.
2. Secara Aseksual
3. Secara Seksual
16
2.6 Manfaat/ Peranan Lichenes
Lichenes memiliki bermacam-macam kegunaan dan bahaya, antara lain :
1. Lichenes sebagai bahan makanan
Thallus dari lichenes belum digunakan sebagai sumber makanan secara luas,
karena lichenes memiliki suatu asam yang rasanya pahit dan dapat menimbulkan
gatal-gatal, khususnya asam fumarprotocetraric. Asam ini harus dibuang terlebh
dahulu dengan merebusnya dalam soda.Tanaman ini mempunyai nilai, walaupun
tidak sama dengan makanan dari biji-bijian. Pada saat makanan sulit didapat, orang-
orang menggunakan lichenes sebagai sumber karbohidrat dengan mencampurnya
dengan tepung. Di Jepang disebut Iwatake, dimana Umbilicaria dari jenis foliose
lichenes digoreng atau dimakan mentah. Lichenes juga dimakan oleh hewan rendah
maupun tingkat tinggi seperti siput, serangga, rusa dan lain-lain. Rusa karibu
menjadikan sejumlah jenis lichenes sebagai sumber makanan pada musim dingin,
yang paling banyak dimakan adalah Cladina stellaris. Kambing gunung di Tenggara
Alaska memakan lichenes dari jenis Lobaria linita.
Pada abad pertengahan lichenes banyak digunakan oleh ahli pengobatan. Lobaria
pulmonaria digunakan untuk menyembuhkan penyakit paru-paru karena Lobaria
dapat membentuk lapisan tipis pada paru-paru. Selain itu lichenes juga digunakan
sebagai ekspektoran dan obat liver. Sampai sekarang penggunaan lichenes sebagai
obat-obatan masih ada.
Dahulu di Timur Jauh, Usnea filipendula yang dihaluskan digunakan sebagai obat
luka dan terbukti bersifat antibakteri. Senyawa asam usnat (yang terdapat dalam
ekstrak spesis Usnea) saat ini telah digunakan pada salep antibiotik, deodoran dan
herbal tincture. Spesies Usnea juga digunakan dalam pengobatan Cina, pengobatan
homeopathic, obat tradisional di kepulauan Pasifik, Selandia Baru dan lain benua
selain Australia.
17
Banyak jenis lichenes telah digunakan sebagai obat-obatan, diperkirakan sekitar
50% dari semua spesies lichenes memiliki sifat antibiotik. Penelitian bahan obat-
obatan dari lichenes terus berkembang terutama di Jepang.
Substrat dari lichenes yaitu pigmen kuning asam usnat digunakan sebagai antibiotik
yang ampu menghalangi pertumbuhan mycobacterium. Cara ini telah digunakan
secara komersil. Salah satu sumber dari asam usnat ini adalah Cladonia dan
antibiotik ini terbukti ampuh dari penisilin. Selain asam usnat terdapat juga zat lain
seperti sodium usnat, yang terbukti ampuh melawan kanker tomat. Virus tembakau
dapat dibendung dan dicegah oleh ekstrak lichenes yaitu : lecanoric, psoromic dan
asam usnat.
Pigmen kuning yang berasal dari jenis Usnea dan Everia dapat menyebabkan alergi
pada kulit dan menyebabkan gatal-gatal. Abu soredia yang melekat pada kulit akan
menimbulkan rasa gatal. Lichen serigala atau Letharia vulpina adalah lichen
beracun. Dari namanya menggambarkan kegunaannya secara tradisional di bagian
utara Eropah sebagai racun untuk serigala. Bangsa Achomawi menggunakannya
(kadang-kadangdicampur dengan bisa ular) untuk membuat panah beracun.
Walaupun demikian, suku Blackfoot dan Okanagan-Colville memakai Letharia
sebagai teh obat.
Kegunaan lain dari lichen dari hasil ekstraksi Everina, Parmelia, dan
Ramalina diperoleh minyak. Beberapa diantaranya digunakan untuk sabun mandi
dan parfum. Di Mesir digunakan sebagai bahan pembungkus mummi dan campuran
buat pipa cangklong untuk merokok, khususnya Parmelia audina yang mengandung
asam lecanoric.
Ekstrak lichenes dapat juga dibuat sebagai bahan pewarna untuk mencelup bahan
tekstil. Bahan pewarna di ekstrak dengan cara merebus lichenes dalam air, dan
sebagian jenis lain diekstrak dengan cara fermentasi lichenes dalam amonia.
18
Parmelia sulcata digunakan untuk pewarna wol di Amerika Utara.Evernia prunastri
yang tumbuh di ranting pohon oak di Utara California. Spesies ini di diproduksi
secara komersial di Eropa dan dikirim ke Prancis untuk industri parfum.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai lichenes ini dapat disimpulkan bahwa :
lichenes adalah sejenis tumbuhan yang unik. Tumbuhan ini merupakan
simbiosis antara alga dan jamur tertentu, dan memiliki morfologi, reproduksi dan
klsifikasi yang dapat dikelompokkan ke dalam kelompok tersendiri.Tubuhnya
berupa thallus yang terdiri dari benang-benang hifa. Sebagai tumbuhan perintis,
lichenes ikut berperan dalam pembentukan tanah dan tidak memerlukan syarat
hidup yang tinggi.Tumbuhan lichenes tidak akan terbentuk tanpa adanya simbiosis
antara alga dan jamur yang sesuai. Tumbuhan ini juga menghasilkan senyawa-
senyawa metabolit yang tidak dihasilkan oleh alga dan jamur yang hidup terpisah.
3.2 Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
Duta, A.C. 1968. Botany for Degree Stuudens. Oxford University Press. Bombay-
Calcuta-Madras.
Misra, A. ,R.P. Agrawal. 1978. Lichens (A Preliminary Text). Oxford and IBH
Lichens And People. For a Bibliographical Database of the Human Uses of Lichens.
http://www.lichen.com
Yogyakarta.
21