Anda di halaman 1dari 4

Perbedaan JKN dan BPJS

JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) adalah program pelayanan kesehatan


dari pemerintah yang berwujud BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan dan
sistemnya menggunakan sistem asuransi. Dengan adanya JKN ini maka seluruh
warga Indonesia berkesempatan besar untuk memproteksi kesehatan mereka
dengan lebih baik. Dengan hanya menyisihkan sebagian kecil uangnya, maka
mereka pun akan mampu menjadi peserta dan memperoleh manfaatnya.
Bagaimana dengan masyarakat tidak mampu? Untuk mereka juga tidak perlu
khawatir, karena semua rakyat miskin atau PBI (Penerima Bantuan Iuran) akan
ditanggung kesehatannya oleh pemerintah. Dari sini maka tidak ada alasan lagi
bagi rakyat miskin untuk memeriksa penyakitnya ke fasilitas kesehatan.

BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) sendiri adalah badan atau


perusahaan asuransi yang sebelumnya bernama PT Askes yang menyelenggarakan
perlindungan kesehatan bagi para pesertanya. Perlindungan kesehatan ini juga
bisa didapat dari BPJS Ketenagakerjaan yang merupakan transformasi dari
Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja).

Dari masing-masing definisi ini maka bisa disimpulkan bahwa perbedaan


diantara keduanya ini adalah bahwa JKN merupakan nama programnya,
sedangkan BPJS merupakan badan penyelenggaranya yang kinerjanya nanti
diawasi oleh DJSN (Dewan Jaminan Sosial Nasional).

Siapa Saja yang Menjadi Peserta JKN?

Sesuai Undang-undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan


Sosial Nasional (SJSN), maka peserta JKN adalah seluruh masyarakat Indonesia.
Kepesertaanya JKN sendiri adalah bersifat wajib, tidak terkecuali juga masyarakat
tidak mampu karena metode pembiayaan kesehatan individu yang ditanggung
pemerintah.

Iuran untuk Karyawan, PNS, TNI/POLRI, Pedagang, Investor, Pemilik


Usaha atau Perusahaan atau Pihak yang Bukan Penerima Bantuan Iuran

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 jenis Iuran dibagi menjadi:

 Iuran Jaminan Kesehatan bagi penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah


daerah dibayar oleh Pemerintah Daerah (orang miskin dan tidak mampu).

 Iuran Jaminan Kesehatan bagi peserta Pekerja Penerima Upah (PNS,


Anggota TNI/POLRI, Pejabat Negara, Pegawai pemerintah non pegawai
negeri dan pegawai swasta) dibayar oleh Pemberi Kerja yang dipotong
langsung dari gaji bulanan yang diterimanya.

 Pekerja Bukan Penerima Upah (pekerja di luar hubungan kerja atau


pekerja mandiri) dan Peserta bukan Pekerja (investor, perusahaan,
penerima pensiun, veteran, perintis kemerdekaan, janda, duda, anak yatim
piatu dari veteran atau perintis kemerdekaan) dibayar oleh Peserta yang
bersangkutan.

Untuk jumlah iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima


Upah yang terdiri atas PNS, Anggota TNI, Anggota Polri, Pejabat Negara, dan
Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri maka akan dikenakan potongan sebesar
5 persen dari gaji atau Upah per bulan, dengan ketentuan 3 persen dibayar oleh
pemberi kerja, dan 2 persen dibayar oleh peserta.

Meski demikian, iuran tidak dipotong sebesar angka tersebut secara


sekaligus. Karena pemotongan ini akan dilakukan secara bertahap mulai 1 Januari
2014 hingga 30 Juni 2015 dengan ketentuan pemotongan 4 persen dari Gaji atau
Upah per bulan dibayar oleh Pemberi Kerja dan 0,5 persen dibayar oleh Peserta.
Lalu pada 1 Juli 2015, pembayaran iuran 5 persen dari Gaji atau Upah per bulan
itu menjadi 4 persen dibayar oleh Pemberi Kerja dan 1 persen oleh Peserta.

Sementara bagi peserta perorangan akan ditentukan ketentuan iuran sesuai


dengan kemampuan dan kebutuhannya. Untuk saat ini sudah ditetapkan bahwa:

 Untuk mendapat fasilitas kelas I dikenai iuran Rp 59.500 per orang per
bulan

 Untuk mendapat fasilitas kelas II dikenai iuran Rp 42.500 per orang per
bulan

 Untuk mendapat fasilitas kelas III dikenai iuran Rp 25.500 per orang per
bulan

4. Fasilitas yang Didapat Jika Ikut JKN?

Untuk peserta PBI (Penerima Bantuan Iuran)

 Pekerja penerima upah ( PNS, Anggota TNI/POLRI, Pejabat Negara,


Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri dan Pegawai Swasta, akan
mendapatkan pelayanan kelas I dan II
 Pekerja bukan penerima upah (Pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja
mandiri, karyawan swasta) akan mendapatkan pelayanan kelas I, II dan III
sesuai dengan premi dan kelas perawatan yang dipilih.

 Bukan pekerja (investor, pemberi kerja, penerima pensiun, veteran,


perintis kemerdekaan serta janda, duda, anak yatim piatu dari veteran atau
perintis kemerdekaan. Termasuk juga wirausahawan, petani, nelayan,
pembantu rumah tangga, pedagang keliling dan sebagainya) bisa
mendapatkan kelas layanan kesehatan I, II, dan III sesuai dengan premi
dan kelas perawatan yang dipilih.

Penerima bantuan iuran dari pemerintah yang terdiri dari golongan fakir
miskin dan masyarakat tidak mampu maka mereka akan mendapatkan layanan
kesehatan kelas III.

Manfaat dan Layanan yang Didapat Peserta JKN

Layaknya asuransi kesehatan, saat akan mendaftarkan diri atau didaftarkan


dalam program JKN ini maka peserta akan mendapatkan beberapa manfaat yang
mencakup pelayanan pencegahan dan pengobatan termasuk pelayanan obat dan
bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis. Untuk pelayanan
pencegahan (promotif dan preventif) sendiri peserta JKN akan mendapatkan
pelayanan berikut ini :

 Penyuluhan kesehatan, meliputi paling sedikit penyuluhan mengenai


pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat.

 Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri pertusis


tetanus dan Hepatitis B (DPT-HB), Polio dan Campak.

 Keluarga Berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi dan


tubektomi

 Skrining kesehatan diberikan secara selektif yang ditujukan untuk


mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko
penyakit tertentu.

 Jenis penyakit kanker, bedah jantung, hingga dialisis (gagal ginjal).

Yang Menjamin Program JKN Berlangsung Baik Tanpa Korupsi

Dana JKN dari pemerintah yang sangat besar ini memang sangat rawan
untuk diselewengkan. Maka dari itu untuk menghindari hal ini, pengawasan
terhadap JKN haruslah dilakukan secara eksternal dan internal. Secara eksternal,
pengawasan sudah dilakukan oleh DJSN (Dewan Jaminan Sosial Nasional) dan
Lembaga pengawas independen. Dan secara internal, JKN ini akan diawasi oleh
dewan pengawas satuan pengawas internal.

Manfaatkan Secara Maksimal

Seperti yang sudah disebutkan, peserta dari Jaminan Kesehatan Nasional adalah
semua rakyat Indonesia. Yang membedakannya adalah tingkat kemampuan
ekonomi untuk menerima manfaat mengingat ada iuran yang dipungut dalam
program ini. Manfaatkan layanan dari negara ini secara maksimal, juga jangan
ragu bertanya bila ada segala sesuatu yang tidak dimengerti kepada pihak
penyelenggara JKN.

Anda mungkin juga menyukai