Anda di halaman 1dari 22

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Data Deskriptif

4.1.1.a. Cash Turnover Perusahaan Makanan dan Minuman

Berikut ini ditampilkan cash turnover para emiten yang menjadi sampel

penelitian:

Tabel 4.1
CASH TURNOVER
PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN
YANG TERDAFTAR DI BEI 2009-2012
NAMA RATA-
2009 2010 2011 2012
PERUSAHAAN RATA
ADES 3.1 3.2 18.8 13.3 9.6
AISA 24.8 38.2 45.9 4.4 28.3
CEKA 153.4 61.6 86.4 48.9 87.6
DLTA 1.6 1.2 1.9 2.1 1.7
INDF 6.8 5.3 3.0 2.9 4.5
MLBI 5.3 3.7 3.3 5.7 4.5
MYOR 13.9 22.8 23.4 14.6 18.7
PSDN 7.8 11.2 28.2 17.4 16.1
SKLT 16.6 29.9 49.6 25.4 30.4
STTP 51.1 38.3 115.4 113.4 79.5
ULTJ 6.7 4.6 4.5 6.1 5.5
Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah)

Pada tabel 4.1 rata-rata perputaran kas yang paling besar adalah PT Cahaya

Kalbar, Tbk (CEKA) yaitu sebesar 87,6 kemudian PT Siantar Top, Tbk (STTP)

sebesar 79,5. Sedangkan perputaran kas yang paling kecil yaitu PT Indofood, Tbk

dan PT Multi Bintang Indonesia, Tbk yaitu sebesar 4,5. Pada tahun 2009 cash

turnover terbesar terjadi pada CEKA. CEKA mengalami perputaran kas sangat
tinggi yaitu sebesar 153,4 kali. Sedangkan perputaran kas yang paling kecil pada

tahun 2009 terjadi pada DLTA hanya 1,6 kali perusahaan melakukan perputaran

kas. pada tahun 2010 CEKA masih mendominasi untuk perputaran kas yang

paling tinggi namun mengalami penurunan dari tahun 2009 yaitu sebesar 61,6

sedangkan perputaran kas terkecil masih terjadi pada DLTA sebesar 1,2, nilai ini

mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 perputaran kas

tertinggi bergeser ke Siantar Top, Tbk (STTP) sebesar 115,4 sedangkan DLTA

masih menjadi perusahaan dengan perputaran kas terkecil yaitu sebesar 2,1.

Tahun 2012 perputaran kas STTP sebesar 113,4 yang kembali menjadi perusahaan

dengan perputaran kas tertinggi sedangkan DLTA tetap menjadi yang terkecil

dengan perputaran kas sebesar 2,1.

Dari hasil diatas diketahui bahwa perusahaan yang melakukan kebijakan

keuangan dengan sangat melonggarkan perputaran kas yaitu PT Cahaya Kalbar,

Tbk (CEKA) dan Siantar Top, Tbk (STTP) sedangkan perusahaan yang

melakukan kebijakan keuangan dengan penyempitan perputaran kas yaitu PT

Delta Djakarta, Tbk (DLTA).

4.1.1.b. Rata – rata Cash Turnover Industri Makanan dan Minuman

Berikut ini ditampilkan cash turnover industri makanan dan minuman di BEI

tahun 2009-2012 :
Tabel 4.2
CASH TURNOVER
INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
DI BEI 2009-2012

NAMA
PERUSAHAAN 2009 2010 2011 2012
ADES 3.1 3.2 18.8 13.3
AISA 24.8 38.2 45.9 4.4
CEKA 153.4 61.6 86.4 48.9
DLTA 1.6 1.2 1.9 2.1
INDF 6.8 5.3 3 2.9
MLBI 5.3 3.7 3.3 5.7
MYOR 13.9 22.8 23.4 14.6
PSDN 7.8 11.2 28.2 17.4
SKLT 16.6 29.9 49.6 25.4
STTP 51.1 38.3 115.4 113.4
ULTJ 6.7 4.6 4.5 6.1
RATA-RATA 26.4 20 34.6 23.1

Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah)

Dari tahun 2009 – 2012 perputaran kas yang paling tinggi terjadi pada tahun 2011

sebesar 34,6 sedangkan yang paling kecil terjadi pada tahun 2010 sebesar 20,0.

Rata-rata perputaran kas mengalami penurunan pada tahun 2010 yang pada tahun

2009 sebesar 26,4 kemudian terjadi kenaikan di tahun 2011 namun kembali turun

di tahun 2012 menjadi 23,1. Terjadinya kenaikan dan penurunan perputaran kas

yang sangat signifikan ini dikarenakan dua perusahaan yang mendominasi

perputaran kas ini yaitu Cahaya Kalbar, Tbk dan Siantar Top, Tbk.
4.1.1.c Inventory Turnover Perusahaan Makanan dan Minuman

Berikut ini ditampilkan Inventory turnover perusahaan makanan dan minuman

yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012 :

Tabel 4.3
INVENTORY TURNOVER
PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN
YANG TERDAFTAR DI BEI 2009-2012
NAMA RATA-
2009 2010 2011 2012
PERUSAHAAN RATA
ADES 8.5 6.7 3.7 2.5 5.3
AISA 1.6 1.2 2.6 2.9 2.1
CEKA 10.3 1.0 2.0 1.9 3.8
DLTA 4.6 1.8 1.4 1.4 2.3
INDF 3.7 3.8 3.7 3.6 3.7
MLBI 6.9 3.7 4.8 4.7 5.0
MYOR 5.5 6.0 4.2 3.3 4.8
PSDN 3.2 5.2 6.9 3.7 4.8
SKLT 3.7 4.4 4.1 3.7 4.0
STTP 2.1 2.1 3.9 3.2 2.8
ULTJ 2.5 2.9 2.9 4.1 3.1
Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah)

Pada tabel 4.3 rata-rata perputaran persediaan yang paling besar adalah PT

Akasha Wira international, Tbk (ADES) yaitu sebesar 5,3 kemudian PT Multi

Bintang Indonesia, Tbk (MLBI) sebesar 5,0. Sedangkan perputaran persediaan

yang paling kecil yaitu PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (AISA) sebesar 2,1.

Pada tahun 2009 Inventory turnover terbesar terjadi pada CEKA. CEKA memiliki

inventory turnover sebesar 10,3 kali. Sedangkan perputaran persediaan yang

paling kecil pada tahun 2009 terjadi pada AISA sebesar 1,6. Pada tahun 2010

perusahaan yang melakukan inventory turnover terbesar yaitu ADES sebesar 6,7

kali sedangkan perputaran persediaan terkecil terjadi pada CEKA sebesar 1,0.
Pada tahun 2011 perputaran persediaan tertinggi bergeser ke PSDN sebesar 6,9

sedangkan DLTA menjadi perusahaan dengan perputaran persediaan terkecil yaitu

sebesar 1,4. Perputaran persediaan MLBI sebesar 4,7 menjadi yang terbesar di

tahun 2012, sedangkan DLTA menjadi yang terkecil dengan perputaran

persediaan sebesar 1,4. Dari hasil diatas diketahui bahwa perusahaan terkadang

menaikkan perputaran persediaan terkadang juga menurunkan perputaran

persediaannya.

4.1.1.d. Rata – rata Inventory Turnover Industri Makanan dan Minuman

Berikut ini ditampilkan inventory turnover industri makanan dan minuman di BEI

tahun 2009-2012 :

Tabel 4.4
INVENTORY TURNOVER
INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
DI BEI 2009-2012

NAMA
PERUSAHAAN 2009 2010 2011 2012
ADES 8.5 6.7 3.7 2.5
AISA 1.6 1.2 2.6 2.9
CEKA 10.3 1 2 1.9
DLTA 4.6 1.8 1.4 1.4
INDF 3.7 3.8 3.7 3.6
MLBI 6.9 3.7 4.8 4.7
MYOR 5.5 6 4.2 3.3
PSDN 3.2 5.2 6.9 3.7
SKLT 3.7 4.4 4.1 3.7
STTP 2.1 2.1 3.9 3.2
ULTJ 2.5 2.9 2.9 4.1
RATA-RATA 4.8 3.5 3.7 3.2

Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah)


Rata-rata perputaran persediaan mengalami fluktuasi dari tahun 2009-2012

dimana terjadi penurunan di tahun 2010 yang pada tahun 2009 sebesar 4,8

menjadi 3,5, kemudian terjadi kenaikan di 2011 sebesar 3,7 dan kembali turun di

tahun 2012 menjadi 3,2.

4.1.1.e Receivable Turnover Perusahaan Makanan dan Minuman

Berikut ini ditampilkan Receivable Turnover perusahaan makanan dan minuman

yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012 :

Tabel 4.5
RECEIVABLE TURNOVER
PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN
YANG TERDAFTAR DI BEI 2009-2012

NAMA RATA-
2009 2010 2011 2012
PERUSAHAAN RATA
ADES 194.6 195.8 7.3 3.1 100.2
AISA 99.2 365.0 270.0 270.0 251.0
CEKA 21.7 49.5 45.4 46.3 40.7
DLTA 47.6 95.2 118.3 74.3 83.9
INDF 20.0 21.4 20.7 19.2 20.3
MLBI 20.7 28.7 50.5 29.3 32.3
MYOR 55.9 45.8 20.8 17.5 35.0
PSDN 14.8 16.0 17.0 16.5 16.1
SKLT 47.9 45.1 48.8 39.7 45.4
STTP 13.5 32.2 20.4 25.0 22.8
ULTJ 42.9 34.5 45.6 41.3 41.1
Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah)

Pada tabel 4.5 rata-rata perputaran piutang pada perusahaan makanan dan

minuman di Bursa Efek Indonesia mengalami perbedaan yang signifikan antar

perusahaan, dimana perputaran piutang yang paling besar adalah PT Tiga Pilar

Sejahtera Food, Tbk (AISA) yaitu sebesar 251 kemudian PT Akasha Wira
International, Tbk (ADES) sebesar 100,2. Sedangkan rata – rata perputaran

piutang yang paling kecil terjadi pada PT Prasidha Aneka Niaga, Tbk (PSDN)

sebesar 16,1.

Pada tahun 2009 Receivable Turnover terbesar terjadi pada ADES yang memiliki

Receivable Turnover sebesar 194,6 kali. Sedangkan perputaran piutang yang

paling kecil pada tahun 2009 terjadi pada STTP sebesar 13,5. Pada tahun 2010

perusahaan yang melakukan receivable turnover terbesar yaitu AISA sebesar 365

kali sedangkan perputaran persediaan terkecil terjadi pada PSDN sebesar 16,0.

Pada tahun 2011 perputaran piutang tertinggi masih terjadi pada AISA walaupun

terjadi penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 270,0 sedangkan ADES

menjadi perusahaan dengan perputaran piutang terkecil yaitu sebesar 7,3.

Perputaran piutang AISA di tahun 2012 tetap sebesar 270,0 dan masih menjadi

yang tertinggi, sedangkan ADES menjadi yang terkecil dengan perputaran

piutang sebesar 3,1.

Dari hasil diatas diketahui bahwa ada 3 perusahaan yang melakukan kebijakan

perputaran piutang dengan sangat signifikan yaitu PT Akhasa Wira International,

Tbk (ADES), PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (AISA), PT Delta Djakarta, Tbk

(DLTA).

4.1.1.f. Rata – rata Receivable Turnover Industri Makanan dan Minuman

Berikut ini ditampilkan receivable turnover industri makanan dan minuman di

BEI tahun 2009-2012 :


Tabel 4.6
RECEIVABLE TURNOVER
INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
DI BEI 2009-2012

NAMA
PERUSAHAAN 2009 2010 2011 2012
ADES 194.6 195.8 7.3 3.1
AISA 99.2 365 270 270
CEKA 21.7 49.5 45.4 46.3
DLTA 47.6 95.2 118.3 74.3
INDF 20 21.4 20.7 19.2
MLBI 20.7 28.7 50.5 29.3
MYOR 55.9 45.8 20.8 17.5
PSDN 14.8 16 17 16.5
SKLT 47.9 45.1 48.8 39.7
STTP 13.5 32.2 20.4 25
ULTJ 42.9 34.5 45.6 41.3
RATA-RATA 52.6 84.5 60.4 52.9
Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah)

Rata-rata perputaran piutang dilihat dari rata-rata per tahun hanya satu kali

mengalami kenaikan yaitu pada tahun 2010 yang naik secara signifikan dari 52,6

menjadi 84,5 dan turun pada tahun 2011 menjadi 60,4 dan di tahun 2012 menjadi

52,9. Kenaikan yang signifikan di tahun 2010 dipengaruhi oleh kenaikan

perputaran piutang yang signifikan pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk

(AISA), sedangkan penurunan di tahun 2011 dipengaruhi oleh penurunan

perputaran piutang yang signifikan pada PT Akhasa Wira International, Tbk

(ADES).
4.1.1.g Return On Investment Perusahaan Makanan dan Minuman

Berikut ini ditampilkan Return On Investment (ROI) perusahaan makanan dan

minuman yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012 :

Tabel 4.7
RETURN ON INVESTMENT
PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN
YANG TERDAFTAR DI BEI 2009-2012

NAMA RATA-
2009 2010 2011 2012
PERUSAHAAN RATA
ADES 2.4 5.5 3.4 17.1 7.1
AISA 34.0 4.1 2.2 7.8 12.0
CEKA 8.2 3.3 7.1 4.9 5.9
DLTA 10.8 14.0 14.5 22.3 15.4
INDF 3.9 5.2 6.9 6.7 5.7
MLBI 34.3 25.7 20.4 35.0 28.8
MYOR 8.4 8.8 3.9 6.7 7.0
PSDN 11.0 4.1 5.7 5.3 6.5
SKLT 6.5 2.8 2.1 2.9 3.6
STTP 2.5 1.2 3.1 5.3 3.0
ULTJ 2.8 4.8 5.0 7.6 5.0
Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah)

Pada tabel 4.7 rata-rata ROI yang paling tinggi adalah PT Multi Bintang

Indonesia, Tbk (MLBI) sebesar 28,8. Sedangkan PT Siantar Top memiliki ROI

yang paling rendah yaitu sebesar 3,0. Pada tahun 2009 ROI tertinggi didapatkan

MLBI yaitu sebesar 34,3, sedangkan ROI yang paling kecil pada tahun 2009

terjadi pada STTP sebesar 2,5. Pada tahun 2010 MLBI masih menjadi perusahaan

yang memiliki ROI terbesar yaitu sebesar 25,7 sedangkan ROI terkecil terjadi

pada STTP sebesar 1,2. Pada tahun 2011 MLBI tetap menjadi yang terbesar dalam

perolehan ROI walaupun terjadi penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar
20,4 sedangkan SKLT menjadi perusahaan dengan ROI terkecil yaitu sebesar 2,1.

ROI MLBI di tahun 2012 sebesar 35,0 masih menjadi yang tertinggi, sedangkan

SKLT menjadi yang terkecil dengan ROI sebesar 2,9.

Dari hasil diatas diketahui bahwa PT Multi Bintang Indonesia, Tbk (MLBI)

meraih ROI yang terbesar dari tahun 2009-2012 sedangkan ROI terendah dimiliki

oleh PT Siantar Top, Tbk (STTP) dan PT Sekar Laut , Tbk (SKLT).

4.1.1.h. Rata – rata Return On Investment Industri Makanan dan Minuman

Berikut ini ditampilkan Return On Investment (ROI) industri makanan dan

minuman di BEI tahun 2009-2012 :

Tabel 4.8
RETURN ON INVESTMENT
INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
DI BEI 2009-2012

NAMA
PERUSAHAAN 2009 2010 2011 2012
ADES 2.4 5.5 3.4 17.1
AISA 34 4.1 2.2 7.8
CEKA 8.2 3.3 7.1 4.9
DLTA 10.8 14 14.5 22.3
INDF 3.9 5.2 6.9 6.7
MLBI 34.3 25.7 20.4 35
MYOR 8.4 8.8 3.9 6.7
PSDN 11 4.1 5.7 5.3
SKLT 6.5 2.8 2.1 2.9
STTP 2.5 1.2 3.1 5.3
ULTJ 2.8 4.8 5 7.6
RATA-RATA 11.3 7.2 6.7 11.1
Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah)
Dilihat dari rata-rata per tahun nilai ROI yang paling tinggi terjadi pada tahun

2009 sebesar 11,3 dan mengalami penurunan pada tahun 2010 menjadi 7,2 dan

kembali turun di tahun 2011 menjadi 6,7 kemudian naik lagi pada tahun 2012

menjadi 11,1.

4.1.2 Pembahasan

4.1.2.1 Hubungan Antara Cash Turnover (CT) dengan ROI

Kas merupakan unsur modal kerja yang tingkat likuiditasnya paling tinggi. Ini

berarti semakin besar jumlah kas yang dimiliki perusahaan berarti besar

kemungkinan semakin rendah perputarannya, begitu pula sebaliknya semakin

kecil jumlah kas yang dimiliki perusahaan berarti besar kemungkinan semakin

tinggi perputarannya. Berikut ini digambarkan hubungan antara cash turnover

dengan ROI.

Tabel 4.9
CASH TURNOVER DAN RETURN ON INVESTMENT
PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN
YANG TERDAFTAR DI BEI 2009-2012
CASH TURNOVER RETURN ON INVESTMENT
NAMA
PERUSAHAAN RATA- RATA-
2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012
RATA RATA
ADES 3.1 3.2 18.8 13.3 9.6 2.4 5.5 3.4 17.1 7.1
AISA 24.8 38.2 45.9 4.4 28.3 34.0 4.1 2.2 7.8 12.0
CEKA 153.4 61.6 86.4 48.9 87.6 8.2 3.3 7.1 4.9 5.9
DLTA 1.6 1.2 1.9 2.1 1.7 10.8 14.0 14.5 22.3 15.4
INDF 6.8 5.3 3.0 2.9 4.5 3.9 5.2 6.9 6.7 5.7
MLBI 5.3 3.7 3.3 5.7 4.5 34.3 25.7 20.4 35.0 28.8
MYOR 13.9 22.8 23.4 14.6 18.7 8.4 8.8 3.9 6.7 7.0
PSDN 7.8 11.2 28.2 17.4 16.1 11.0 4.1 5.7 5.3 6.5
SKLT 16.6 29.9 49.6 25.4 30.4 6.5 2.8 2.1 2.9 3.6
STTP 51.1 38.3 115.4 113.4 79.5 2.5 1.2 3.1 5.3 3.0
ULTJ 6.7 4.6 4.5 6.1 5.5 2.8 4.8 5.0 7.6 5.0
RATA-RATA 26.4 20.0 34.6 23.1 26.0 11.3 7.2 6.7 11.1 9.1
Pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa terjadi penurunan rata-rata CT pada tahun 2010

dari 26,4 menjadi 20. Penurunan CT tersebut diikuti juga dengan penurunan ROI

pada tahun yang sama dimana dari 11,3 menjadi 7,2. Pada tahun 2011 rata-rata

CT mengalami kenaikan signifikan menjadi 34,6 sedangkan ROI turun lagi sedikit

menjadi 6,7. Pada tahun 2012 rata-rata CT kembali mengalami penurunan

menjadi 23,1 namun justru ROI mengalami kenaikan menjadi 11,1. Pada tabel 4.5

tersebut juga dapat dilihat dimana perusahaan CEKA tercatat memiliki nilai CT

paling tinggi yaitu 87,6 sedangkan nilai ROI nya justru rendah hanya 5,9. Hasil ini

berbanding terbalik dengan perusahaan MLBI yang memiliki nilai ROI paling

tinggi yaitu 28,8 namun nilai CT nya hanya 4,5 diikuti dengan DLTA yang

tercatat memiliki nilai CT paling rendah yaitu 1,7dengan ROI nya sebesar 15,4.

Dari penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa nilai CT yang tinggi

tidak menyebabkan ROI perusahaan tinggi namun nilai CT rendah menyebabkan

ROI perusahaan tinggi. Hasil tersebut memberikan gambaran bahwa perusahaan

dengan nilai CT tinggi artinya operasional perusahaan sangat tergantung dengan

kas, yang akan berdampak pada ROI yang rendah dan sebaliknya dimana

perusahaan dengan nilai CT yang rendah tidak terlalu menggantungkan

operasional pendanaannya pada kas yang berakibat pada ROI yang tinggi.
4.1.2.2 Hubungan Antara Inventory Turnover (IT) dengan ROI

Tabel 4.10
INVENTORY TURNOVER DAN RETURN ON INVESTMENT
PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN
YANG TERDAFTAR DI BEI 2009-2012

NAMA INVENTORY TURNOVER RETURN ON INVESTMENT


PERUSAHAAN RATA- RATA-
2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012
RATA RATA
ADES 8.5 6.7 3.7 2.5 5.3 2.4 5.5 3.4 17.1 7.1
AISA 1.6 1.2 2.6 2.9 2.1 34.0 4.1 2.2 7.8 12.0
CEKA 10.3 1.0 2.0 1.9 3.8 8.2 3.3 7.1 4.9 5.9
DLTA 4.6 1.8 1.4 1.4 2.3 10.8 14.0 14.5 22.3 15.4
INDF 3.7 3.8 3.7 3.6 3.7 3.9 5.2 6.9 6.7 5.7
MLBI 6.9 3.7 4.8 4.7 5.0 34.3 25.7 20.4 35.0 28.8
MYOR 5.5 6.0 4.2 3.3 4.8 8.4 8.8 3.9 6.7 7.0
PSDN 3.2 5.2 6.9 3.7 4.8 11.0 4.1 5.7 5.3 6.5
SKLT 3.7 4.4 4.1 3.7 4.0 6.5 2.8 2.1 2.9 3.6
STTP 2.1 2.1 3.9 3.2 2.8 2.5 1.2 3.1 5.3 3.0
ULTJ 2.5 2.9 2.9 4.1 3.1 2.8 4.8 5.0 7.6 5.0
RATA-RATA 4.8 3.5 3.7 3.2 3.8 11.3 7.2 6.7 11.1 9.1

Inventory atau pesediaan barang merupakan elemen yang utama dari modal kerja

yang merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus –

menerus mengalami perubahan. Masalah penentuan besar investasi dalam

inventory mempunyai efek langsung terhadap keuntungan perusahaan.

Dari tabel 4.10 digambarkan bahwa terjadi penurunan rata-rata IT pada tahun

2010 dari 4,8 menjadi 3,5. Penurunan IT tersebut diikuti juga dengan penurunan

ROI pada tahun yang sama dimana dari 11,3 menjadi 7,2. Pada tahun 2011 rata-

rata IT mengalami kenaikan sedikit menjadi 3,7 sedangkan ROI justru turun lagi

sedikit menjadi 6,7. Pada tahun 2012 rata-rata IT kembali mengalami penurunan

menjadi 3,2 namun justru ROI mengalami kenaikan menjadi 11,1. Pada tabel 4.6
tersebut juga dapat dilihat dimana ADES tercatat memiliki nilai IT paling tinggi

yaitu 5,3, sedangkan nilai ROI nya hanya 7,1 dibawah rata-rata ROI yaitu 9,1.

Hasil ini berbanding terbalik dengan AISA yang memiliki nilai IT paling rendah

yaitu 2,1 yang memiliki ROI sebesar 12,0 diatas rata-rata ROI. Kebijakan

keuangan yang berbeda dimiliki MLBI dimana tercatat memiliki rata-rata IT 5,0

diata rata-rata IT 3,8 namun memiliki ROI yang paling tinggi yaitu sebesar 28,8.

4.1.2.3 Hubungan Antara Receivable Turnover (RT) dengan ROI


Perputaran piutang atau receivable turnover menunjukkan efisiensi pengelolaan

piutang perusahaan. Semakin tinggi rasio menunjukkan modal kerja yang

ditanamkan dalam piutang rendah. Berikut ini digambarkan hubungan RT dengan

ROI perusahaan makanan dan minuman tahun 2009-2012.

Tabel 4.11
RECEIVABLE TURNOVER DAN RETURN ON INVESTMENT
PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN
YANG TERDAFTAR DI BEI 2009-2012

NAMA RECEIVABLE TURNOVER RETURN ON INVESTMENT


PERUSAHAAN RATA- RATA-
2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012
RATA RATA
ADES 194.6 195.8 7.3 3.1 100.2 2.4 5.5 3.4 17.1 7.1
AISA 99.2 365.0 270.0 270.0 251.0 34.0 4.1 2.2 7.8 12.0
CEKA 21.7 49.5 45.4 46.3 40.7 8.2 3.3 7.1 4.9 5.9
DLTA 47.6 95.2 118.3 74.3 83.9 10.8 14.0 14.5 22.3 15.4
INDF 20.0 21.4 20.7 19.2 20.3 3.9 5.2 6.9 6.7 5.7
MLBI 20.7 28.7 50.5 29.3 32.3 34.3 25.7 20.4 35.0 28.8
MYOR 55.9 45.8 20.8 17.5 35.0 8.4 8.8 3.9 6.7 7.0
PSDN 14.8 16.0 17.0 16.5 16.1 11.0 4.1 5.7 5.3 6.5
SKLT 47.9 45.1 48.8 39.7 45.4 6.5 2.8 2.1 2.9 3.6
STTP 13.5 32.2 20.4 25.0 22.8 2.5 1.2 3.1 5.3 3.0
ULTJ 42.9 34.5 45.6 41.3 41.1 2.8 4.8 5.0 7.6 5.0
RATA-RATA 52.6 84.5 60.4 52.9 62.6 11.3 7.2 6.7 11.1 9.1
Dari tabel 4.11 digambarkan bahwa terjadi kenaikan rata-rata RT pada tahun 2010

dari 52,6 menjadi 84,5. Penurunan ROI terjadi pada tahun yang sama yaitu dari

11,3 menjadi 7,2. Rata – rata RT mengalami penurunan di tahun-tahun berikutnya

sedangkan ROI mengalami kenaikan sekali pada tahun 2012 dari 6,7 menjadi

11,1. Pada tabel 4.7 tersebut juga dapat dilihat dimana AISA memiliki nilai RT

paling tinggi yaitu 251dan nilai ROI nya 12,0 diatas rata-rata ROI yaitu 9,1. Rata

– rata RT paling rendah dimiliki PSDN sebesar 16,1 dengan ROI sebesar 6,5.

4.1.2.4 Hubungan Rata – rata CT, IT dan RT dengan Rata-rata ROI

Tabel 4.12
RATA-RATA RT, IT DAN RT DENGAN RATA-RATA ROI
PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN
YANG TERDAFTAR DI BEI 2009-2012

NAMA RATA-RATA RATA-RATA RATA-RATA RATA-RATA


PERUSAHAAN CT IT RT ROI

ADES 9.6 5.3 100.2 7.1


AISA 28.3 2.1 251 12
CEKA 87.6 3.8 40.7 5.9
DLTA 1.7 2.3 83.9 15.4
INDF 4.5 3.7 20.3 5.7
MLBI 4.5 5.0 32.3 28.8
MYOR 18.7 4.8 35 7
PSDN 16.1 4.8 16.1 6.5
SKLT 30.4 4.0 45.4 3.6
STTP 79.5 2.8 22.8 3
ULTJ 5.5 3.1 41.1 5

Dari tabel 4.12 dapat dilihat ada 2 perusahaan yang mendominasi Cash Turnover

yaitu CEKA dan STTP. Rata – rata Inventory Turnover didominasi oleh ADES

dan MLBI. Rata – rata Receivable Turnover didominasi oleh AISA dan ADES.

Sedangkan rata-rata ROI didominasi oleh MLBI dan DLTA.


Dari rata – rata kinerja keuangan perusahaan diatas, perusahaan makanan dan

minuman yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012 yang mencatatkan kinerja

keuangan terbaik adalah PT Multi Bintang Indonesia, Tbk (MLBI) dimana meraih

ROI paling tinggi dengan rata – rata IT tinggi, ini berarti manajemen perusahaan

memiliki kelebihan dalam mengelola keuangan dengan Inventory Turnover

sebagai aspek yang diperhatikan dalam perusahaan.

Kinerja keuangan terbaik selanjutnya dicatat oleh PT Delta Djakarta, Tbk (DLTA)

dimana meraih ROI tinggi sebesar 15,4. Aspek keuangan yang menjadi perhatian

oleh manajemen perusahaan ini adalah Receivable Turnover. Perputaran piutang

menjadi prioritas dalam meningkatkan keuntungan perusahaan. DLTA juga

menggunakan kas perusahaan seminimal mungkin untuk menjaga kestabilan

keuangan perusahaan.

Dilihat dari kinerja keuangan PT Siantar Top, Tbk tercatat sebagai perusahaan

makanan dan minuman dengan kinerja keuangan terburuk tahun 2009-2012,

Dimana Return On Investment hanya sebesar sebesar 3 yang merupakan nilai

paling rendah diantara perusahaan yang lain. Perusahaan ini menggunakan kas

sebagai sumber utama pendanaan sedangkan rata-rata IT dan RT nya rendah.

Dengan kebijakan keuangan tersebut ROI perusahaan menjadi kecil.


V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan maka dapat diambil beberapa

kesimpulan bahwa :

1. PT Multi Bintang Indonesia, Tbk (MLBI) memiliki kinerja keuangan

terbaik pada perusahaan makanan dan minuman di BEI selama 2009-2012

dengan ROI tertinggi.

2. Cash Turnover (CT) berpengaruh signifikan terhadap ROI pada

perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2009 -

2012. Cash Turnover memiliki hubungan negatif terhadap ROI

3. Inventory Turnover berpengaruh signifikan terhadap ROI pada perusahaan

makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012. Inventory

Turnover memiliki hubungan positif terhadap ROI

4. Receivable Turnover (RT) berpengaruh signifikan terhadap ROI pada

perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2009-

2012. Receivable Turnover memiliki hubungan positif terhadap ROI


5.2 Saran

Sebagai implikasi dari hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran

sebagai berikut :

1. Bagi para emiten dan manajemen perusahaan sebaiknya lebih

memperhatikan besaran perputaran persediaan dan perputaran piutang

untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan.

2. Bagi para peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai Profitabilitas Perusahaan, sebaiknya menggunakan objek

penelitian, periode penelitian, alat analisis dan faktor-faktor yang berbeda

dengan penelitian ini, seperti risiko pasar, nilai tukar rupiah terhadap dolar

dan tingkat bunga.


LAMPIRAN
Lampiran 1

DAFTAR PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG


TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2009-2012

NO KODE NAMA TAHUN IPO


1 ADES PT Akhasa Wira International, Tbk 13 Juni 1994
2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk 11 Juni 1997
3 CEKA PT Cahaya Kalbar, Tbk 9 Juli 1996
4 DLTA PT Delta Djakarta, Tbk 12 Februari 1984
5 INDF PT Indofood Sukses Makmur, Tbk 14 Juli 1994
6 MLBI PT Multi Bintang Indonesia, Tbk 17 Januari 1994
7 MYOR PT Mayora Indah, Tbk 4 Juli 1990
8 PSDN PT Prashida Aneka Niaga, Tbk 18 Oktober 1994
9 SKLT PT Sekar Laut , Tbk 8 September 1993
10 STTP PT Siantar Top, Tbk 16 Desember 1996
11 ULTJ PT Ultra Jaya Milk, Tbk 2 Juli 1990
Lampiran 2
DATA PENELITIAN
TAHUN 2009-2010

CASH INVENTORY RECEIVABLE


NO ROI
TURNOVER TURNOVER TURNOVER
1 3.07 8.46 194.63 2.41
2 24.77 1.62 99.16 33.99
3 153.37 10.31 21.66 8.19
4 1.58 4.60 47.57 10.81
5 6.79 3.67 20.02 3.88
6 5.26 6.94 20.71 34.27
7 13.86 5.48 55.90 8.44
8 7.76 3.23 14.82 10.95
9 16.58 3.74 47.93 6.51
10 51.11 2.10 13.48 2.48
11 6.72 2.49 42.85 2.78
12 3.24 7.81 195.82 5.47
13 38.17 1.58 365.00 4.13
14 61.64 9.47 49.51 3.26
15 1.16 4.66 95.23 13.99
16 5.25 6.86 21.43 5.24
17 3.68 1.35 28.66 25.66
18 22.80 15.74 45.79 8.85
19 11.18 11.64 15.96 4.12
20 29.89 8.88 45.08 2.78
21 38.26 4.34 32.19 1.24
22 4.64 5.48 34.49 4.85
23 18.78 5.93 7.34 3.35
24 45.86 2.28 270.00 2.24
25 86.40 3.68 45.45 7.13
26 1.87 2.89 118.29 14.52
27 3.00 9.53 20.66 6.95
28 3.30 1.77 50.49 20.36
29 23.42 17.07 15.37 3.88
30 28.16 19.56 12.60 5.66
31 49.63 8.76 48.82 2.06
32 115.39 10.11 20.44 3.06
33 4.47 6.32 45.57 4.95
34 13.32 3.04 3.12 17.06
35 4.40 3.56 270.00 7.82
36 48.94 3.67 46.26 4.92
37 2.13 3.38 74.31 22.34
38 2.89 8.17 19.19 6.66
39 5.72 1.40 29.28 35.00
40 14.63 9.02 17.46 6.70
41 17.39 10.51 16.52 5.31
42 25.35 9.99 39.68 2.91
43 113.42 9.08 25.00 5.30
44 6.14 7.67 41.33 7.57

Anda mungkin juga menyukai