SKENARIO
Seorang laki-laki 50 tahun, datang ke Rumah Sakit dengan keluhan sendi siku dirasakan nyeri
dan berdenyut serta mengganggu rentang gerak (range of movement / ROM) sejak 2 bulan ini.
Riwayat pernah bengkak kemerahan pada metatarsophalangeal I dialami 5 bulan yang lalu dan
berkurang setelah meminum obat anti nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bengkak
kemerahan pada sekitar olecranon. Hasil pemeriksaan laboratorium didapati hyperurecemia.
Dokter memberikan nonsteroid antiinflamasi drug (NSAID) dan uricosuric pada pasien.
KATA SULIT
1. Rentang gerak (ROM)
Tingkat pergerakkan sendi seberapa jauh sendi dapat bergerak bebas.
2. Hyperurecemia
Meningkatnya asam urat dalam darah (dorland).
3. Uricosuric
Agen yang meningkatkan ekskresi asam urat dalam kemih (dorland).
4. Metatarsophalangeal I
Tulang ibu jari kaki yang berkenaan dengan metatarsus dan phalang.
BRAINSTORMING
1. Penyakit apa yang diderita pasien pada skenario?
2. Mengapa bisa terbentuk bengkak kemerahan?
3. Mengapa pada fasa akut terjadi pada metatarsophalangeal I?
4. Apa hubungan riwaya penyakit pasien dengan penyakit yang dideritanya saat ini?
5. Apa penyebab hyperurecemia?
6. Mengapa pasien merasa nyeri ketika sendi digerakkan?
7. Pemeriksaan penunjang apa yang sebaiknya dianjurkan?
8. Apa mekanisme dari penyakit ini?
9. Apa tatalaksana dari penyakit ini?
10. Apa pencegahan dari penyakit ini?
11. Bagaimana komplikasi dari penyakit ini?
JAWABAN
1. Gout arthritis.
2. Karena terjadi inflamasi.
3. Karena biasanya mudah terjadi di tempat yang paling jauh dari pusat tubuh.
4. Sebelumnya sudah sakit, tapi saat ini sudah masuk fasa kronik, penyakit semakin parah
dan semakin terlihat.
5. Krena makan-makanan berlemak, bersantan, seafood. Selain itu juga karena kebanyakkan
purin yang dihasilkan atau purin masuk terlalu banyak, atau pengeluaran purin terganggu.
6. Karena terjadi inflamasi.
7. Tes darah, radiologi, pemeriksaan analisis cairan sendi (untuk menemukan kristal
monosodium ada atau tidak).
1
8. Ada pengendapan/penimbunan kristal selama bertahun-tahun ditambah dengan makan-
makanan pendukung timbulnya gout, jadi timbullah gout. Kalau tidak disembuhkan akan
jadi arhtritis rheumatoid.
Ada 4 tahap pembentukkan gout :
Hyperurecemia asimptomatik
Arthritis dot acute
Interthritis
Arthritis dot chronic
9. Fase akut : tidak boleh diberikan NSAID, hanya anti-nyeri.
Fase kronik : boleh diberikan NSAID dan uricosuric.
Kalau sudah menonjol maka bisa dilakukan operasi untuk diangkat kristal goutnya.
10. Tidak boleh makan makanan yang merangsang produksi purin berlebih.
11. Arhtritis rheumatoid, dan batu ginjal.
HIPOTESIS
Tingginya kadar asam urat dalam tubuh yang disebabkan oleh terganggungnya metabolisme
purin menyebabkan penumpukan kristal monosodium urat di dalam persendian sehingga
terjadinya gout arthritis.
2
SASARAN BELAJAR
1. Memahami dan menjelaskan anatomi articulatio
1.1 Makroskopis
1.2 Mikroskopis
1.3 ROM
2. Memahami dan menjelaskan asam urat
2.1 Metabolisme
2.2 Sekresi dan ekskresi
3. Memahami dan menjelaskan Gout Arthritis
3.1 Definisi
3.2 Etiologi
3.3 Klasifikasi
3.4 Manifestasi klinis
3.5 Patofisiologi
3.6 Diagnosis dan diagnosis banding
3.7 Penatalaksanaan
3.8 Komplikasi
3.9 Pencegahan
3
1. Memahami dan menjelaskan anatomi articulatio
1.1 Makroskopis
Sistem muskuloskeletal pada manusia terdiri dari tulang, otot dan persendian
(dibantu oleh tendon, ligamen dan tulang rawan). Sistem ini memungkinkan
untuk duduk, berdiri, berjalan atau melakukan kegiatan lainnya dalam kehidupan
sehari-hari. Selain sebagai penunjang dan pembentuk tubuh, tulang juga berfungsi
sebagai pelindung organ dalam. Tempat pertemuan 2 tulang adalah persendian,
yang berperan dalam mempertahankan kelenturan kerangka tubuh. Tanpa
persendian, Anda tidak mungkin bisa melakukan berbagai gerakan. Sedangkan
yang berfungsi menarik tulang pada saat Anda bergerak adalah otot, yang
merupakan jaringan elastik yang kuat.
1.Synarthrosis
Sinartrosis adalah persendian yang tidak memperbolehkan pergerakan,
dibedakan menjadi:
sutura adalah terdapat jaringan fibrosa yang tipis sekali seperti sutura sagitalis
diantara tulang
syndesmosis adalah
diantara tulang terdapat
jaringan gibrosa seperti
syndesmosis radio-ulnaris
synchondrosis adalah
diantara tulang terdapat
tulang rawan seperti
symphisis pubis
schindelysis adalah satu
tulang yang masuk
kedalam celah tulang seperti pada reostrum sphenoidale
gamphosis adalah tulang seperti tanduk masuk ke dalam lubang tulang seperti
gigi dalam graham
2. Diartrosis
Sendi yang dapat bergerak bebas disebut juga sendi synovial yang memiliki
rongga sendi yang berisi cairan synovial, suatu kapsul sendi yang menyambung
kedua tulang dan ujung tulang pada sendi sinpvial dilapisis kartilago articular.
4
Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan. Dapat
dikelempokkan menjadi:
Sendi peluru: persendian yang memungkinkan pergerakan ke segala arah.
Contoh: hubungan tulang lengan atas dengan tulang belikat.
Sendi pelana: persendian yang memungkinkan beberapa gerakan rotasi, namun
tidak ke segala arah. Contoh: hubungan tulang telapak tangan dan jari tangan.
Sendi putar: persendian yang memungkinkan gerakan berputar (rotasi). Contoh:
hubungan tulang tengkorak dengan tulang belakang I (atlas)
Sendi luncur/geser: persendian yang memungkinkan gerak rotasi pada satu
bidang datar. Contoh: hubungan tulang pergerlangan kaki.
Sendi engsel: persendian yang memungkinkan gerakan satu arah. Contoh: sendi
siku antara tulang lengan atas dan tulang hasta.
3.Amfiartosis
persendian yang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan sehingga
memungkinkan terjadinya sedikit gerakan
Sindesmosis: Tulang dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamen.
Contoh:persendian antara fibula dan tibia.
Simfisis: Tulang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan yang berbentuk seperi
cakram. Contoh: hubungan antara ruas-ruas tulang belakang.
5
Articulatio Radio Ulnaris Proximalis
Articulatio Radio Ulnaris Destalis
Membrana interessea, hubungan antara kedua corpus.
Extremitas inferior
Articulatio Sacro Iliaca
Atau persendian gelang panggul, merupakan persendian antara os sacrum dengan
os iliaca. Sendi ini merupakan sendi amphiartrosis, geraknya sedikit sekali.
Articulatio Coxae
Atau sendi paha. Persendian antara acetabulum os coxae dengan caput femoris.
Articulatio Femore Patellaris
Persendian antara facies articularis os femur dengan facies patellaris femoris os
patella.
Articulatio Genu
Atau sendi Lutut. Persendian antara articularis superior condyli medialis tibiae
dengan facies articularis inferior condyli medialis femoris.
Articulatio Tibio Fibularis
Persendian antara facies articularis fibularis tibiae dengan facies articularis capuli
fibulae.
Articulatio Talo Cruralis
Persendian antara articulation malleoli lateralis dengan facies melleolaris lateralis
tali.
Articulatio Talo Calcanea
Pesendian antara os talus dengan os calcaneus.
Articulatio Talo Cruralis = sendi loncat bagian atas
ArticulatioTalo Tarsalis = sendi loncat bagian bawah
Articulatio Talo Calcaneari
Articulatio Talo Calcaneo Navicularis
6
Articulatio Tarso Metatarsea : merupakan persendian antara os metatarsalea I –
V dengan os coneiformea
Articulatio metacarpo Phalangea
Articulatio Inter Phalangea
1.2 Mikroskopis
Sendi merupakan tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Sendi dapat dibagi menjadi
tiga tipe, yaitu:
sendi fibrosa dimana tidak terdapat lapisan kartilago, antara tulang dihubungkan
dengan jaringan ikat fibrosa, dan dibagi menjadi dua subtipe yaitu sutura dan
sindemosis;
sendi kartilaginosa dimana ujungnya dibungkus oleh kartilago hialin, disokong oleh
ligament, sedikit pergerakan, dan dibagi menjadi subtipe yaitu sinkondrosis dan
simpisis;
sendi sinovial. Sendi sinovial merupakan sendi yang dapat mengalami pergerakkan,
memiliki rongga sendi dan permukaan sendinya dilapisi oleh kartilago hialin. Kapsul
sendi membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi, tidak meluas tetapi terlipat
sehingga dapat bergerak penuh. Sinovium menghasilkan cairan sinovial yang
berwarna kekuningan, bening, tidak membeku,
dan mengandung lekosit. Asam hialuronidase
bertanggung jawab atas viskositas cairan
sinovial dan disintesis oleh pembungkus
sinovial. Cairan sinovial mempunyai fungsi
sebagai sumber nutrisi bagi rawan sendi. Jenis
sendi sinovial :
Ginglimus : fleksi dan ekstensi, monoaxis ;
Selaris : fleksi dan ekstensi, abd & add,
biaxila ;
Globoid : fleksi dan ekstensi, abd & add;
rotasi sinkond multi axial ;
Trochoid : rotasi, mono aksis ;
Elipsoid : fleksi, ekstensi, lateral fleksi, sirkumfleksi, multi axis.
Secara fisiologis sendi yang dilumasi cairan sinovial pada saat bergerak terjadi
tekanan yang mengakibatkan cairan bergeser ke tekanan yang lebih kecil. Sejalan
dengan gerakan ke depan, cairan bergeser mendahului beban ketika tekanan
berkurang cairan kembali ke belakang. (Price, 2005; Azizi, 2004).
Pembentukan tulang rawan
1. Pertumbuhan endogen
Kondrosit membelah diri (mitosis) dan mengeluarkan matrix baru.
2. Pembentukan eksogen
Sel-sel perikondrium berubah menjadi kondrosit
Tulang rawan dapat di kelompokan dari jenis serat dan komposisi komponen yang
menyusun.
7
Tulang rawan di bentuk dari jaringan masenkim ( jaringan embryonal) yang
nantinya akan mengalami perubahan menjadi kondroblas. Kondroblas merupakan sel
tulang rawan muda yang selanjutnya akan berubah menjadi kondrosit dengan matriks
di sekelilingnya. Pada tahap akhir akan membentuk satu pulau tulang rawan.
1.3 ROM
1. Definisi
Range of movement adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin di
lakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh; frontal, sagital dan
transversa. Pengertian ROM lainnya adalah latihan gerakan sendi yang
memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien
menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara
aktif ataupun pasif.
Garis Potongan Pada Tubuh
Potongan sagital, yaitu garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang,
membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan.
Potongan transversal, yaitu garis horizontal yang membagi tubuh menjadi
bagian atas dan bawah.
Potongan frontal, yaitu melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh
menjadi bagian depan dan belakang
2. Tujuan ROM
8
Meningkatkan dan memfleksible serta kekuatan otot
Mempertahanka fungsi jantung dan pernapasan
Mencegah kekakuan sendi
3. Manfaat ROM, yaitu;
Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan
pergerakan
Mencegah terjadinya kekakuan sendi
Memperlancar sirkulasi darah
Meningkatkan mobilitas sendi
4. Prinsip Latihan ROM (Range Of Motion)
Adapun prinsip latihan ROM (Range Of Motion), diantaranya :
ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari
ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan
pasien.Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur
pasien, diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari,
lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-
bagian yang di curigai mengalami proses penyakit.
Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau
perawatan rutin telah di lakukan.
5. Jenis – Jenis ROM
ROM itu ada dua jenis, yaitu :
a. ROM Aktif, yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan
menggunakan energi sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan membimbing
klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan
rentang gerak sendi normal (klien aktif).
b. ROM Pasif, yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang
lain (perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien
sesuai dengan rentang gerak yang normal (klien pasif). Indikasi latihan pasif
adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan
mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak
dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis
ekstermitas total (suratun, dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini berguna untuk
menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang
lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki
pasien.
9
pun feses sebanyak 20% dan 80% sisanya dikeluarkan dalam bentuk urine dengan
perantaraan ginjal.
Asam nukleat yang dilepas dari pencernaan asam nukleat dan nukleoprotein di
dalam traktus intestinal akan diurai menjadi mononukleotida oleh enzim
ribonuklease, deoksiribonuklease, dan polinukleotidase.
Enzim nukleotidase dan fosfatase akan menghidrolisis mononukleotida
menjadi nukleosida yang kemudian akan diserap atau diuraikan oleh enzim
fosforilase intestinal menjadi basa purin dan pirimidin. Basa ourin akan dioksidasi
menjadi asam urat yang nantinya akan diekskresikan melalui urin (Rodwell, 2006)
Metabolisme Nukleotida Purin (Widodo 2008)
Asam nukleat (dimakan dalam bentuk nukleoprotein)
Asam nukleat
Polinukleotidase = fosfoesterase---di
usus
Mononukleotida
Nukleosida
Guanin Adenosin
10
Proses katabolisme purin menjadi asam urat, yaitu adenosin pertama-tama akan
mengalami deaminasi menjadi inosin oleh enzim adenosin deaminase. Inosin dan
guanosin akan mengalami fosforilasi dan melepas senyawa ribosa-1 fosfat dan basa
purin. Proses ini dikatalisis oleh enzim nukleosida purin fosforilase. Hipoxantin dan
guanin selanjutnya membentuk xantin dalam reaksi yang dikatalisis masing-masing
oleh enzim xantin oxidase dan guanase. Kemudian, xantine teroksidasi menjadi asam
urat dalam rekasi kedua yang dikatalisis oleh enzim xantin oxidase. (Rodwell, 2006).
Pada mamalia selain primata, asam urat akan diubah menajdi alantoin yang
sangat larut dalam air, menggunakan enzim urikase. Namun, karena manusia tidak
memiliki enzim urikase, maka produk akhir dari metabolisme purin adalah asam urat.
Walaupun proses sintesis dan degradasi nukleotida purin terjadi pada smeua
jaringan, namun pada jaringan yang memiliki banyak enzim xantin oxidase seperti hati
dan usus halus, asam urat yang dibentu lebih banyak. (Siswoyo, 2005).
Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghamatan (salvage
pathway).
1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui prekursor
nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah melalui serangkaian
zat antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat, asam guanilat, asam adenilat).
Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian mekanisme yang kompleks, dan terdapat
beberapa enzim yang mempercepat reaksi yaitu: 5-fosforibosilpirofosfat (PRPP)
sintetase dan amidofosforibosiltransferase (amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme
inhibisi umpan balik oleh nukleotida purin yang terbentuk, yang fungsinya untuk
mencegah pembentukan yang berlebihan.
2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa purin
bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini tidak melalui
zat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas (adenin, guanin,
hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk prekursor nuk leotida
purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua enzim: hipoxantin guanin
fosforibosiltransferase (HGPRT) dan adenin fosforibosiltransferase (APRT).
11
2.2 Sekresi dan ekskresi
Proses ekskresi asam urat berhubungan dengan ekskresi urin. Proses ini
berlangsung melalui tahapan:
1. Terjadi perpindahan plasma darah dari glomerolus menuju ruang kapsula bowman
dengan menembus membran filtrasi. Adanya tekanan filtrasi dari selisih tekanan
kpiler glomerolus dengan tekanan osmotik koloid darah dan tekanan hidrostatik
cairan dalam kapsula bowman itulah yang menyebabkan ultrafiltrasi.
2. Terjadinya reabsorpsi tubular, yaitu perpindahan cairan dari tubulus renalis menuju
darah dalam kapiler yang berlangsung dengan menggunakan energi untuk
mentransport zat-zat cairan tubular melintasis el, masuk ke dalam darah pertibular,
dan mengembalikan sirkulasi darah umum.
3. Terjadis ekresi tubular, yaitu dilakukan oleh tubulus ginjal dalam tubulus distal
untuk memungkinkan ginjal meningkatkan konsentrasi zat-zat yang diekskresikan.
Ekskresi asam urat dipengaruhi oleh kemampuan dan ultrafiltrasi glomerolus
dan sekresi renin oleh tubulus ginjal.
Asam urat dalam darah difiltrasi secara bebas oleh glomerolus dan hampir
seluruhnya direabsorpsi oleh tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil asam urat yang
direabsorpsi kemudian disekresikan di nefron distal dan di ekskresikan melalui urin.
3.2 Etiologi
Etiologi dari artritis gout meliputi usia, jenis kelamin, riwayat medikasi,
obesitas, konsumsi purin dan alkohol. Pria memiliki tingkat serum asam urat lebih
tinggi daripada wanita, yang meningkatkan resiko mereka terserang artritis gout.
Perkembangan artritis gout sebelum usia 30 tahun lebih banyak terjadi pada pria
12
dibandingkan wanita. Namun angka kejadian artritis gout menjadi sama antara kedua
jenis kelamin setelah usia 60 tahun. Prevalensi artritis gout pada pria meningkat
dengan bertambahnya usia dan mencapai puncak antara usia 75 dan 84 tahun.
Wanita mengalami peningkatan resiko artritis gout setelah menopause,
kemudian resiko mulai meningkat pada usia 45 tahun dengan penurunan level
estrogen karena estrogen memiliki efek urikosurik, hal ini menyebabkan artritis gout
jarang pada wanita muda (Roddy dan Doherty, 2010).Pertambahan usia merupakan
faktor resiko penting pada pria dan wanita. Hal ini kemungkinan disebabkan banyak
faktor, seperti peningkatan kadar asam urat serum (penyebab yang paling sering
adalah karena adanya penurunan fungsi ginjal), peningkatan pemakaian obat diuretik,
dan obat lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat serum.
Penggunaan obat diuretik merupakan faktor resiko yang signifikan untuk
perkembangan artritis gout. Obat diuretik dapat menyebabkan peningkatan reabsorpsi
asam urat dalam ginjal, sehingga menyebabkan hiperurisemia. Dosis rendah aspirin,
umumnya diresepkan untuk kardioprotektif, juga meningkatkan kadar asam urat
sedikit pada pasien usia lanjut. Hiperurisemia juga terdeteksi pada pasien yang
memakai pirazinamid, etambutol, dan niasin (Weaver, 2008). Obesitas dan indeks
massa tubuh berkontribusi secara signifikan dengan resiko artritis gout. Resiko artritis
gout sangat rendah untuk pria dengan indeks massa tubuh antara 21 dan 22 tetapi
meningkat tiga kali lipat untuk pria yang indeks massa tubuh 35 atau lebih besar.
Obesitas berkaitan dengan terjadinya resistensi insulin. Insulin diduga
meningkatkan reabsorpsi asam urat pada ginjal melalui urate anion exchanger
transporter-1 (URAT1) atau melalui sodium dependent anion cotransporter pada
brush border yang terletak pada membran ginjal bagian tubulus proksimal. Dengan
adanya resistensi insulin akan mengakibatkan gangguan pada proses fosforilasi
oksidatif sehingga kadar adenosin tubuh meningkat. Peningkatan konsentrasi
adenosin mengakibatkan terjadinya retensi sodium, asam urat dan air oleh ginjal.
Konsumsi tinggi alkohol dan diet kaya daging serta makanan laut (terutama
kerang dan beberapa ikan laut lain) meningkatkan resiko artritis gout. Sayuran yang
banyak mengandung purin, yang sebelumnya dieliminasi dalam diet rendah purin,
tidak ditemukan memiliki hubungan terjadinya hiperurisemia dan tidak
meningkatkan resiko artritis gout (Weaver, 2008). Mekanisme biologi yang
menjelaskan hubungan antara konsumsi alkohol dengan resiko terjadinya serangan
gout yakni, alkohol dapat mempercepat proses pemecahan adenosin trifosfat dan
produksi asam urat (Zhang, 2006). Metabolisme etanol menjadi acetyl CoA menjadi
adenin nukleotida meningkatkan terbentuknya adenosin monofosfat yang merupakan
prekursor pembentuk asam urat. Alkohol juga dapat meningkatkan asam laktat pada
darah yang menghambat eksresi asam urat.
Alasan lain yang menjelaskan hubungan alkohol dengan artritis gout adalah
alkohol memiliki kandungan purin yang tinggi sehingga mengakibatkan over
produksi asam urat dalam tubuh (Zhang, 2006). Asam urat merupakan produk akhir
dari metabolisme purin. Dalam keadaan normalnya, 90% dari hasil metabolit
nukleotida adenine, guanine, dan hipoxantin akan digunakan kembali sehingga akan
terbentuk kembali masing-masing menjadi adenosine monophosphate (AMP),
inosine monophosphate (IMP), dan guanine monophosphate (GMP) oleh adenine
phosphoribosyl transferase (APRT) dan hipoxantin guanine phosphoribosyl
transferase (HGPRT). Hanya sisanya yang akan diubah menjadi xantin dan
selanjutnya akan diubah menjadi asam urat oleh enzim xantin oksidase.
13
o Adanya gangguan metabolism purin bawaan (inborn error of purine
metabolism) akibat defisiensi enzim HGPRT. Kelainan ini bersifat x-linked
dimana penderita wanita biasanya asimptomatik.
o Aktivitas berlebih enzim fosforibosil pirofosfat sintetase (PRPP-sintetase),
juga bersifat x-linked.
o Mengkonsumsi makanan yang berkadar purin tinggi (daging, jeroan,
kepiting, kerang, keju, kacang tanah, bayam, buncis, kembang kol, brokoli).
Asam urat akan terbentuk dari metabolism makanan tersebut.
o Akibat proses penyakit lain seperti hemolysis (mudah pecahnya sel darah
merah), leukemia (kanker sel darah putih), atau akibat dari pengobatan
kanker (kemoterapi, radioterapi).
14
yang membantu kadar asam urat kontrol baik tidak hadir atau ditemukan
dalam jumlah cukup.
Obat. Sejumlah obat dapat menempatkan orang pada risiko untuk
mengembangkan hiperurisemia dan gout. Mereka termasuk:
diuretik, seperti furosemid (Lasix), hidroklorotiazid (Esidrix, Hydro-
klor), dan metolazone (Diulo, Zaroxolyn), yang diambil untuk
menghilangkan kelebihan cairan dari tubuh dalam kondisi seperti
hipertensi, edema, dan penyakit jantung, dan yang menurunkan jumlah
asam urat dalam urin melewati.
salisilat yang mengandung obat, seperti aspirin.
niasin, vitamin juga dikenal sebagai asam nikotinat.
siklosporin (Sandimmune, Neoral), obat yang menekan sistem
kekebalan tubuh (sistem yang melindungi tubuh dari infeksi dan
penyakit). Obat ini digunakan dalam pengobatan beberapa penyakit
autoimun, dan untuk mencegah penolakan tubuh organ transplantasi.
levodopa (Larodopa), obat yang digunakan untuk mendukung
komunikasi di sepanjang jalur saraf dalam pengobatan penyakit
Parkinson.
3.3 Klasifikasi
Gout primer
Kasus yang penyebab utama tidak diketahui atau (kurang sering) yang
kelainannya disebabkan oleh cacat metabolit sejak lahir yang menyebabkan
hiperurisemia.
Gout Sekunder
Penyebab hiperurisemia diketahui, tetapi gout tidak selalu merupakan kelainan
yang utama.
Kategori Klinis Gangguan Metabolit
Gout Primer
Gangguan enzim – tidak diketahui (85% Produksi asam urat yang berlebihan
sampai 90% dari kasus) Ekskresi normal (mayoritas)
Ekskresi meningkat (minoritas)
Ekskresi asam urat yang berkurang
dengan produksi yang normal
Gangguan enzim diketahui – antara lain, Produksi asam urat yang berlebihan
defisiensi HGPRT parsial (jarang)
Gout Sekunder
Berhubungan dengan siklus asam nukleat Produksi asam urat yang berlebihan denga
yang meningkat – antara lain leukimia peningkatan ekskresi urin
Penyakit ginjal kronik Ekskresi asam urat yang berkurang
dengan produksi yang normal
Kekacauan metabolisme Produksi asam urat berlebihan dengan
peningkatan ekskresi urin antara lain
defisiensi HGPRT yang komplit (sindrom
Lesch-Nyhan)
15
tangan kiri biasanya akan menjalar ke bahu hingga leher. Nyeri hebat akan dirasakan
penderita gout kala malam hari.
Jika tidak segera ditangani,maka keadaan akan bertambah parah.Sendi akan
membengkak dan kulit di atas sendi yang terkena akan menimbulkan nyeri yang luar
biasa. Gejala lain yang timbul pada gout akut adalah demam, menggigil, perasaan
tidak enak badan dan denyut jantung cepat.
16
dalam jaringan lunak, yang dapat menghancurkan jaringan lunak dan
persendian.Tofus paling sering berkembang di siku, lutut, jari kaki, tendon Achilles,
dan, lebih jarang, di daun telinga.
3.5 Patofisiologi
Adanya kristal mononatrium urat ini akan menyebabkan inflamasi melalui beberapa
cara:
17
Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah satunya yang
telah diketahui peranannya adalah kosentrasi asam urat dalam darah. Mekanisme
serangan gout akut berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan.
1) Presipitasi kristal monosodium urat.
Presipitasi monosodium urat dapat terjadi di jaringan bila kosentrasi dalam plasma
lebih dari 9 mg/dl. Presipitasi ini terjadi di rawan, sonovium, jaringan para-
artikuler misalnya bursa, tendon, dan selaputnya. Kristal urat yang bermuatan
negatif akan dibungkus (coate) oleh berbagai macam protein. Pembungkusan
dengan IgG akan merangsang netrofil untuk berespon terhadap pembentukan
kristal.
2) Respon leukosit polimorfonukuler (PMN)
Pembentukan kristal menghasilkan faktor kemotaksis yang menimbulkan respon
leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi fagositosis kristal oleh leukosit.
3) Fagositosis
Kristal difagositosis olah leukosit membentuk fagolisosom dan akhirnya membram
vakuala disekeliling kristal bersatu dan membram leukositik lisosom.
4) Kerusakan lisosom
Terjadi kerusakn lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi ikatan hidrogen
antara permukan kristal membram lisosom, peristiwa ini menyebabkan robekan
membram dan pelepasan enzim-enzim dan oksidase radikal kedalam sitoplasma.
5) Kerusakan sel
Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom dilepaskan kedalam cairan
sinovial, yang menyebabkan kenaikan intensitas inflamasi dan kerusakan jaringan.
Diagnosis Banding
1. Rheumatoid Arthritis
18
Rheumatoid arthritis (RA) adalah jenis arthritis kronis. Gejala awal RA
meliputi kelelahan, nyeri sendi, dan kekakuan. Gejala lain rheumatoid arthritis
mungkin merasa seperti flu, dengan perasaan sakit, nyeri otot, dan kehilangan
nafsu makan. Penyebab rheumatoid arthritis tidak diketahui, walaupun mungkin
ada komponen genetik.
Diagnosa rheumatoid arthritis (RA), pada tahap awal, bisa sulit. Tidak ada
tes tunggal yang dapat dengan jelas mengidentifikasi rheumatoid arthritis.
Sebaliknya, dokter mendiagnosis rheumatoid arthritis berdasarkan faktor-faktor
yang sangat terkait dengan penyakit ini. American College of Rheumatology
menggunakan daftar kriteria:
1. Kekakuan pagi hari di dalam dan sekitar sendi minimal satu jam.
2. Pembengkakan atau cairan di sekitar tiga atau lebih sendi secara bersamaan.
3. Setidaknya satu bengkak di daerah pergelangan tangan, tangan, atau sendi
jari.
4. Arthritis melibatkan sendi yang sama di kedua sisi tubuh (arthritis simetris).
5. Rheumatoid nodul, benjolan pada kulit penderita rheumatoid arthritis. Nodul
ini biasanya di titik-titik tekanan dari tubuh, paling sering siku.
6. Jumlah faktor rematoid dalam darah abnormal.
7. X-ray tampak perubahan di tangan dan pergelangan tangan khas dari
rheumatoid arthritis, dengan kerusakan tulang di sekitar sendi yang terlibat.
2. Pseudogout
Pseudogout adalah suatu bentuk radang sendi yang ditandai dengan
pembengkakan mendadak pada satu atau beberapa sendi yang diakibatkan oleh
penggumpalan Kristal calcium pyrophosphate dehydrogenase crystal (CPPD).
Kejadian ini dapat berlangsung selama berhari-hari atau berminggu-minggu.
Pseudogout biasanya terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, lebih sering
mengenai perempuan dan paling sering mempengaruhi lutut.
Gejala-gejalanya mirip dengan gout, penyebab pseudogout tiba-tiba,
sakit parah dalam bersama, dipicu oleh kristal di lapisan sendi. Tapi tidak seperti
gout, yang biasanya mempengaruhi sendi jempol kaki, biasanya pseudogout
mempengaruhi sendi besar ekstremitas (lutut, pergelangan kaki dan tangan, siki
dan bahu). Gejala pseudogout juga mirip dengan arthritis rheumatoid seperti
melibatkan beberapa sendi simetris, kekakuan pagi hari, penebalan sinovium dan
peningkatan laju endap darah.
3. Septic arthritis
Septic arthritis adalah infeksi yang sangat menyakitkan pada sendi. Bakteri
atau jamur dapat menyebar dari daerah lain dalam tubuh ke dalam sendi. Kadang-
kadang bakteri hanya menginfeksi sendi saja tanpa mengganggu daerah tubuh
lain.
19
Anak-anak dan orang dewasa paling mungkin terserang septic arthritis. Jika
diobati dalam seminggu setelah gejala pertama muncul, kebanyakan penderitanya
dapat benar-benar pulih.
1. Demam
2. Nyeri parah pada sendi yang terkena, terutama ketika menggerakkan sendi
3. Pembengkakan sendi yang terkena
4. Hangat di daerah sendi yang terkena
Pada anak-anak, gejala tambahannya dapat berupa;
1. Hilang nafsu makan
2. Detak jantung cepat (takikardia)
3. Lekas marah
Pada orang dewasa, septic arthritis paling sering menyerang sendi pada lengan
dan kaki, terutama lutut. Pada anak-anak, pinggul adalah sendi yang paling
mungkin terkena. Anak-anak dengan Septic arthritis pinggul sering memegang
pinggulnya dalam posisi yang sama dan mencoba menghindari perputaran sendi.
Septic arthritis terjadi ketika ada infeksi di tempat lain di tubuh, kemudian
menyebar melalui aliran darah ke sendi. Luka tusuk, suntikan obat atau
pembedahan yang dilakukan di dekat sendi juga memungkinkan bakteri masuk
ke dalam ruang sendi.
Lapisan sendi (sinovium) memiliki sedikit perlindungan dari infeksi. Setelah
mencapai sinovium, bakteri masuk dengan mudah dan dapat mulai
menghancurkan tulang rawan. Peradangan, tekanan sendi meningkat, dan
berkurangnya aliran darah dalam sendi merupakan reaksi tubuh terhadap bakteri,
dan itu semua berkontribusi pada kerusakan sendi
4. Osteoarthritis
Osteoarthritis adalah suatu penyakit sendi ditandai dengan kerusakan dan
hilangnya kartilago artikular yang berakibat pada pembentukan osteofit, rasa
sakit, pergerakan yang terbatas, deformitas. Inflamasi dapat terjadi atau tidak
pada sendi karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi. beberapa faktor
resiko terjadinya osteoartritis adalah sebagai berikut:
a. Prevalensi dan beratnya OA semakin meningkat dengan bertambahnya umur
b. Wanita lebih sering terkena OA lutut dan OA banyak sendi, dan lelaki lebih
sering terkena OA paha, pergelangan tangan dan leher
c. Suku bangsa dan genetic
d. Berat badan yang berlebihan juga mempengaruhi resiko timbulnya OA
Karena tulanganya lebih padat dank eras sehingga tak membantu mengurangi
benturan beban yang diterima oleh tulang rawan sendi.
3.7 Penatalaksanaan
Farmakokinetik
a. NSAID
20
NSAID
- generasi 1 :
* aspirin * nimesulid *selekoksib
* indometasin * meloksikam * rofekoksib
* piroksikam * nabumeton * valdekoksib
* ibuprofen * diklofenak * parekoksib
* naproksen * etodolak * eterikoksib
* as. mefenamat - generasi 2 :
* lumirakoksib
Obat antiinflamasi (anti radang) non steroid, atau yang lebih dikenal dengan
sebutan NSAID (Non Steroidal Anti-inflammatory Drugs) adalah suatu golongan
obat yang memiliki khasiat analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas), dan
antiinflamasi (anti radang). Istilah "non steroid" digunakan untuk membedakan jenis
obat-obatan ini dengan steroid, yang juga memiliki khasiat serupa. NSAID bukan
tergolong obat-obatan jenis narkotika.
21
Asam asetil salisilat lebih dikenal sebagai asetoasetal atau aspirin adalah
analgesik antipiratik dan anti-inflamasi yang luas digunakan dan digolongkan
dalam obat bebas.
- Farmakokinetik : pada pemberian oral, sebagian salisilat diabsorbsi dengan
cepat dalam bentuk utuh di lambung, tapi sebagian besar di usus halus bagian
atas. Kadar teringgi kira-kira 2 jam setelah pemberian.
- Farmakodinamik : Salisilat merupakan obat yang digunakan sebagai
analgesik, antipiratik dan anti inflamasi. Aspirin dosis terapi bekerja cepat dan
efektif sebagai antipiretik. Dosis toksis obat ini justru memperliahtkan efek
piretik sehingga pada keracunan berat akan terjadi demam dan hiperdorsis.
b. Salisilamid
Salisilamid adalah amida asam salisilat yang memperlihatkan efek
analgesik dan antipiretik mirip asetosal, walaupun dalam badan salisilamid
tidak diubah menjadi salisilat. Efek analgesik salisilasmid lebih rendah
daripada salisilat karena salisilat mengalami metabolisme lintas pertama.
c. Deflunisal
Obat ini merupakan obat derival difluorefenil dari asam salisilat, tetapi in
vivo tidak diubah menjadi asam salisilat. Bersifat analgesik dan anti-inflamasi
tetapi hampir tidak bersifat antipiretik. Kadar puncak dicapai dalam 2-3 jam
setelah pemberian oral.
2. Para Amino Fenol
Derivat para amino fenol yaitu fenasetin dan asetaminofen. Asetaminofen
(parasetamol) merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik .
sedangan fenasetin tidak digunakan lagi dalam pengobatan karena
pengobatannya dikaitkan dengan terjadinya nefropati, anemia hemolitik dan
kanker kandung kemih.
- Farmakokinetik : parastemol diabsorbsi cepat dan sempurna melalui saluran
cerna. Selain itu obat ini juga dapat mengalami hidrolisasi. Ibat ini dieksresi
melalui ginjal , sebagian kecil sebagai parasetamol dan sebagian besar dalam
bentuk terkonjugasi.
- Farmakodinamik : efek analgesik parasetamol serupa dengan salisilat yaitu
menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya
menurunkan suhu tubuh.
- Indikasi : penggunaan parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik telah
menggantikan penggunaan salisilat. Parasetamoln sering dikombinasi dengan
NSAID untuk efek analgesik.
- Efek samping : reaksi alergi terhadap derivat para-aminofenol jarang terjadi.
Manifestasinya berupa eritemaatau urtikaria dengan gejala yg lebih berat
berupa demam dan lesi terhadap mukosa.
3. Pirazolon dan Derivat
Dalam kelompok ini termasuk dipiron, fenilbutazon, oksifenbutazon,
antipirin dan aminopirin.
- Indikasi : saat ini dipiron hanya digunakan untuk analgesik-antipiretik karena
efek anti inflamasinya lemah. Sedangkan antipirin dan aminopirin tidak
dianjurkan digunakan lagi karena lebih toksis daripada dipiron.
- Efek samping : semua derivar pirazolon dapat menyebabkan agrunolotisotis,
anemia aplstik dan trombostiopenia.
4. Analgesic Anti Inflamasi Non Steroid Lainnya
- Asam mefenamat
22
Digunakan sebagai analgesik, anti inflamasi, asam mefenamat kurang efektif
dibandingkan aspirin. Efek sampimg nya eritema kulit dan bronkokontriksi.
- Diklofenak
Absorbsi obat ini melalui saluran cerna berlangsung cepat dan lengkap. Efek
samping yang lazim adalah mual,gastritis,eritema kulit dan sakit kepala.
Pemakaian selama kehamilan tidak dianjurkan.
- Ibuprofen
Ibuprofen merupakan derivat asam propionat yang diperkenalkan pertama kali
di banyak negara. Obat ini bersifatb analgesik dengan daya anti inflamasi yang
tidak terlalu kuat. Efek samping nya adalah eritema kulit, sakit kepala
trombositopenia, ambliopia toksik yang reversible.
b. Urikosurik
Obat golongan urikosurik adalah obat yang menghambat reabsorpsi asam urat
di tubulus ginjal sehingga ekskresi asam urat meningkat melalui ginjal. Agar
obat ini bekerja dengan efektif, dibutuhkan fungsi ginjal normal dengan
bersihan kreatinin 115-120 ml/menit. Sebaiknya terapi dengan obat golongan
urikosurik dimulai dengan dosis rendah untuk menghindari efek urikosuria dan
terbentuknya batu urat. Urikosurik menambah laju ekskresi asam urat dengan
menghambat reabsorpsi.
a. Probenesid
Probenesid digunakan untuk menurunkan asam urat dalam darah
sehingga dapat mencegah serangan radang pada sendi sendi tubuh. Obat
ini bekerja pada ginjal untuk membantu tubuh menghilangkan asam urat.
Probenesid juga digunakan untuk membuat antibiotik tertentu lebih efektif
dengan mencegah keluarnya antibiotik melalui urin. Probenesid berbentuk
tablet untuk dikonsumsi melalui mulut. Obat ini biasanya diambil dengan
atau tanpa makanan dua kali sehari. Efek samping dari obat ini adalah sakit
kepala, mual, muntah, hilangnya nafsu makan, dan hipersensitif.
Probenesid dapat meningkatkan frekuensi serangan gout selama 6-12 bulan
pertama penggunaan, walaupun pada akhirnya mengurangi frekuensi
radang sendi. Obat lain, seperti kolkisin, dapat diresepkan untuk mencegah
serangan radang sendi.
b. Sulfinpirazon
Sulfinpirazon, dosis awal 100 mg/hari, peningkatan bertahap menjadi
200-400 mg/hari. Dapat pula mengurangi agregasi dan memperpenjang
masa hidup trombosit. Efek samping mual, muntah, dan dapat timbul ulkus
peptik. Sulfinpirazon menghambat asam urat di ginjal.
Obat untuk Gout:
c. Kolkisin
Pengobatan tradisional untuk gout adalah kolkisin. Biasanya nyeri
sendi mulai berkurang dalam waktu 12-24 jam setelah pemberian kolkisin
dan akan menghilang dalam waktu 48-72 jam. Kolkisin diberikan dalam
bentuk tablet, tetapi jika menyebabkan gangguan pencernaan, bisa
diberikan secara intravena. Obat gout / obat asam urat ini seringkali
23
menyebabkan diare dan bisa menyebabkan efek samping yang lebih serius
(termasuk kerusakan sumsum tulang).
d. Allopurinol
Allopurinol merupakan obat yang menghambat pembentukan asam
urat di dalam tubuh. Obat gout atau obat asam urat terutama diberikan
kepada penderita yang memiliki kadar asam urat yang tinggi dan batu ginjal
atau mengalami kerusakan ginjal. Allopurinol bisa menyebabkan gangguan
pencernaan, timbulnya ruam di kulit, berkurangnya jumlah sel darah putih
dan kerusakan hati. Orang yang memiliki kadar asam urat yang tinggi tetapi
tidak menunjukkan gejala-gejala gout, kadang mendapatkan obat gout /
obat asam urat untuk menurunkan kadar asam uratnya. Tetapi karena
adanya efek samping dari obat gout / obat asam urat tersebut, maka
pemakaiannya ditunda kecuali jika kadar asam urat di dalam air kemihnya
sangat tinggi. Pemberian allopurinol bisa mencegah pembentukan batu
ginjal.
3.8 Komplikasi
1. Radang sendi akibat asam urat (gouty arthritis)
Keluhan utama serangan akut dari gout adalah nyeri sendi yang amat
sangat yang disertai tanda peradangan (bengkak, memerah, hangat dan nyeri
tekan). Adanya peradangan juga dapat disertai demam yang ringan. Serangan
akut biasanya puncaknya 1-2 hari sejak serangan pertama kali. Namun pada
mereka yang tidak diobati, serangan dapat berakhir setelah 7-10 hari.Serangan
biasanya berawal dari malam hari. Awalnya terasa nyeri yang sedang pada
persendian. Selanjutnya nyerinya makin bertambah dan terasa terus menerus
sehingga sangat mengganggu.
Biasanya persendian ibu jari kaki dan bagian lain dari ekstremitas bawah
merupakan persendian yang pertama kali terkena. Trauma pada ekstremitas
bawah juga dapat memicu serangan. Trauma pada persendian yang menerima
beban berat tubuh sebagai hasil dari aktivitas rutin menyebabkan cairan masuk
ke sinovial pada siang hari.
Pada gout yang menahun dapat terjadi pembentuk tofi. Tofi adalah
benjolan dari kristal monosodium urat yang menumpuk di jaringan lunak tubuh.
Tofi merupakan komplikasi lambat dari hiperurisemia. Komplikasi dari tofi
berupa nyeri, kerusakan dan kelainan bentuk jaringan lunak, kerusakan sendi
dan sindrom penekanan saraf.
2. Komplikasi Hiperurisemia pada Ginjal
Tiga komplikasi hiperurisemia pada ginjal berupa batu ginjal, gangguan ginjal
akut dan kronis akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar 10-25% pasien
dengan gout primer. Kelarutan kristal asam urat meningkat pada suasana pH
urin yang basa. Sebaliknya, pada suasana urin yang asam, kristal asam urat akan
mengendap dan terbentuk batu.
Gout dapat merusak ginjal, sehingga pembuangan asam urat akan bertambah
buruk. Gangguan ginjal akut gout biasanya sebagai hasil dari penghancuran
yang berlebihan dari sel ganas saat kemoterapi tumor. Penghambatan aliran
urin yang terjadi akibat pengendapan asam urat pada duktus koledokus dan
ureter dapat menyebabkan gagal ginjal akut. Penumpukan jangka panjang dari
kristal pada ginjal dapat menyebabkan gangguan ginjal kronik.
24
3.9 Pencegahan
Pengaturan diet
Makanan yang mengandung tinggi purin dan tinggi protein sudah lama diketahui
dapat menyebabkan dan meningkatkan risiko terkena gout. Untuk menurunkan
kadar asam urat dalam darah dapat dilakukan sebagai berikut :
Kalori sesuai kebutuhan
Penderita gangguan asam urat yang kelebihan berat badan, berat badannya harus
diturunkan dengan tetap memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Asupan kalori
yang terlalu sedikit juga bisa meningkatkan kadar asam urat karena adanya
badan keton yang yang akan mengurangi pengeluaran asam urat melalui urine.
Tinggi Karbohidrat Rendah protein
Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar asam urat
dalam darah.
Rendah lemak
Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat dalam urine. Makanan yang
digoreng, bersantan, serta margarine, dan mentega sebaiknya dihindari .
Tinggi cairan
Konsumsi cairan yang tinggi dapat membantu membuang asam urat melalui
urine.
Tanpa alkohol
hal ini adalah karena alkohol akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam
laktat ini akan menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh.
25
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Setiabudy R., Nafrialdi. 2007. Farmakologi dan terapi ed. 5. Jakarta : FKUI
Kumar, Vinay, Abul K. Abbas, Jon C. Aster. 2015. Buku Ajar Patologi Robbins
(Indonesian edition) Ed.9. Singapura : Elsevier.
Tanto, Chris, et al. 2016. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 5 (II). Jakarta : Media
Aesculapius.
Tehupeiory, Edward Stefanus. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Artritis Pirai
(Artritis Gout Ed. 6 (III). Jakarta : Interna Publishing.
Widyanto, Fandi Wahyu. 2014. Artritis Gout dan Perkembangannya. Vol. 10. No. 2.
26