Sap HF
Sap HF
Oleh:
Kelompok D
STIKES BANYUWANGI
Mengetahui,
(….................................) (….................................)
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
A. Latar Belakang
Gagal jantung merupakan salah satu penyebab morbiditas & mortalitas.
Akhir- akhir ini insiden gagal jantung mengalami peningkatan. Gagal jantung
merupakan tahap akhir dari seluruh penyakit jantung dan merupakan masalah
kesehatan dunia. Di Asia, terjadi perkembangan ekonomi secara cepat, kemajuan
industri, urbanisasi dan perubahan gaya hidup, peningkatan konsumsi kalori,
lemak dan garam, peningkatan konsumsi rokok, dan penurunan aktivitas.
Akibatnya terjadi peningkatan insiden obesitas, hipertensi, diabetes mellitus, dan
penyakit vaskular yang berujung pada peningkatan insiden gagal jantung.
(Charlie, 2015).
Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang
mendahului dan menyertai gagal jantung. Kondisi tersebut di namakan faktor
resiko. Faktor resiko yang ada dapat di modifikasi artinya dapat dikontrol dengan
mengubah gaya hidup atau kebiasaan pribadi dan faktor resiko yang non
modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tidak dapat di kontrol.
Contohnya:ras,dan jenis kelamin. Saat ini Congestif heart failure(CHF) atau
yang biasa di sebut gagal jantung kongestif merupakan satu-satunya penyakit
kardiovaskular yang terus meningkat insiden dan prevalensinya. Resiko
kematian akibat gagal jantung berkisar antara 5-10% pertahun pada gagal
jantung ringan yang akan meningkat menjadi 30-40% pada gagal jantung berat.
Selain itu, CHF merupakan penyakit yang paling sering memerlukan perawatan
ulang di rumah sakit(readmission) meskipun pengobatan rawat jalan telah di
berikan secara optimal. (R .Miftah. 2014).
Masalah kesehatan dengan gangguan sistem kardiovaskular masih
menduduki peringkat yang tinggi, menurut data WHO di laporkan bahwa sekitar
3000 penduduk Amerika menderita CHF ,sedangkan pada tahun 2015 di Jawa
Barat terdapat 520 penderita CHF. (Charlie, 2015).
Prevalensi gagal jantung di negara berkembang cukup tinggi dan makin
meningkat. Oleh karena itu gagal jantung merupakan masalah kesehatan yang
utama. Setengah dari pasien yang terdiagnosis gagal jantung masih punya
harapan hidup 5 tahun. Penelitian Framingham menunjukkan mortalitas 5 tahun
sebesar 62% pada pria dan 42% wanita. Dilihat dari prosentase ini, angka
kejadian dan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit gagal jantung
sangat besar dan menduduki urutan tertinggi bila dibandingkan dengan gangguan
sistem kardiovaskular lainnya.
Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai
pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan.
Ciri-ciri yang penting dari definisi ini adalah pertama definisi gagal adalah relatif
terhadap kebutuhan metabolik tubuh. Kedua penekanan arti gagal di tujukan
pada fungsi pompa jantung secara keseluruhan. (Nurhadi.2013).
Gagal jantung kongestif (Congestif Heart Failure) adalah ketidakmampuan
jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Risiko CHF akan meningkat
pada orang lanjut usia(lansia) karena penurunan fungsi ventrikel akibat penuaan.
CHF ini dapat menjadi kronik apabila di sertai penyakit-penyakit lain, seperti:
hipertensi, penyakit katup jantung, kardiomiopati, dan lain-lain. (Nurhadi. 2013).
Gagal jantung juga merupakan salah satu penyakit yang dapat
mempengaruhi keadaan sistem tubuh lainnya sehingga gagal jantung merupakan
penyakit yang kompleks dan apabila tidak dilakukan penanganan secara cepat
dan tepat dapat mengancam jiwa. (Nurhadi. 2013).
Peran perawat terhadap pasien dengan gagal jantung kongestif yang
meliputi peran preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif sangat diperlukan.
Terutama peran promotif melalui edukasi dapat merubah klien dalam mengubah
gaya hidup dan mengontrol kebiasaan pribadi untuk menghindari faktor resiko.
Dengan edukasi semakin banyak klien yang mengerti bagaimana harus
mengubah perilaku sehingga mereka mampu melakukan pengobatan dan
perawatan mandirinya. Perawatan yang baik hanya dapat tercapai apabila ada
kerjasama antara perawat dan klien serta adanya minat klien untuk mengatasi
masalah tersebut. (Charlie, 2015).
B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan mengenai pencegahan gagal
jantung selama 30 menit diharapkan sasaran dapat mengetahui,
memahami, serta dapat mengimplementasikan cara pencegahan gagal
jantung.
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
a) Menjelaskan kembali pengertian Gagal Jantung dengan kalimatnya
sendiri
b) Menyebutkan kembali faktor penyebab Gagal Jantung
c) Menyebutkan kembali tanda dan gejala Gagal Jantung
d) Menyebutkan faktor resiko Gagal Jantung
e) Menyebutkan cara penanggulangan Gagal Jantung
f) Menyebutkan diet Gagal Jantung
C. Sasaran
Sasaran penyuluh adalah pasien, keluarga pasien, dan pengunjung
D. Media
1. Leaflet
2. LCD
3. Laptop
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
F. Kegiatan Penyuluhan
Tahap
Kegiatan perawat Kegiatan klien Media
Kegiatan
Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Menjawab salam 1. Ceramah
( 5 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Menyambut penyaji 2. Diskusi
3. Menjelaskan maksud dan 3. Mendengarkan
tujuan penyuluhan keterangan penyaji
4. Menggali pengetahuan 4. Menyampaikan
peserta tentang materi yang pengetahuan tentang
akan disampaikan materi yang
disampaikan
Penyajian 1. Feedback konsep penyakit 1. Peserta berperan aktif 1. Ceramah
dan diskusi gagal jantung dan antusias 2. Diskusi
( 20 menit) a. Penyaji menanyakan a. Peserta menjawab
pengetahuan peserta pertanyaan penyaji
tentang gagal jantung tentang konsep gagal
b. Penyaji memberikan janung
reinforcement jawaban b. Peserta menyimak
peserta apa yang
c. Penyaji menyimpulkan disampaikan penyaji
konsep gagal jantung c. Peserta memahami
konsep gagal jantung
C. Tanda Gejala
1) Gagal jantung kiri
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tidak
mampu memompa darah yang datang dari paru. Manifestasi klinis yang
terjadi yaitu:
Dispnu: Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan
mengganggu pertukaran gas. Dapat terjadi ortopnu. Bebrapa pasien dapat
mengalami ortopnu pada malam hari yang dinamakan Paroksimal
Nokturnal Dispnea ( PND).
Batuk
Mudah lelah: Terjadi karena curah jantung yang kurang yang
menghambat jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta
menurunnya pembuangan sisa hasil katabolismeJuga terjadi
karena meningkatnya energi yang digunakan untuk bernafas dan
insomnia yang terjadi karena distress pernafasan dan batuk.
Kegelisahan dan kecemasan: Terjadi akibat gangguan oksigenasi
jaringan, stress akibat kesakitan bernafas dan pengetahuan bahwa
jantung tidak berfungsi dengan baik.
2) Gagal jantung kanan
Pelebaran vena jugularis.
Edema ekstrimitas bawah (edema dependen), biasanya edema pitting,
penambahan berat badan.
Dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat
pembesaran vena di hepar.
Anorexia dan mual. Terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena
dalam rongga abdomen.
Nokturia
HARI/TANGGAL :
TOPIK :
TEMPAT :
PETUGAS :
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20