Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN

Dalam sasaran internasional safety Goals yang kelima adalah Pengurangan resiko infeksi
terkait pelayanan Kesehatan, program yang dikembangkan dalam hal ini adalah mengarahkan
pengurangan secara berkelanjutan resiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan dengan
menerapkan hand hygiene yang efektif. Rumah sakit mengadopsi pedoman tersebut yang
bersumber dari WHO Patien Safety.

Suatu kegiatan yang dinamakan “ Cuci Tangan “ adalah kegiatan positif dalam rangka menjaga
kesehatan hidup manusia. Hal tersebut juga mendapat perhatian perwakilan UNICEF Indonesia
Angela Kearney, dimana dianjurkan mencuci tangan dengan air sabun terutama setelah buang air
dan sebelum menyentuh makanan.Bahkan oleh PBB tanggal 15 Oktober ditetapkan sebagai Hari
Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia ( HCTPS). Visi Utama HCTPS adalah terbentuknya budaya
mencuci tangan dengan sabun, baik ditingkat local,nasional maupun global dalam rangka
mengurangi tingkat kematian balita pada tahun 2015 hingga 70%.

Lebih khusus untuk pasien dan keluarganya ketika berada di lingkungan Rumah Sakit, Cuci
Tangan adalah suatu keharusan agar semua proses penyembuhan pasien agar lebih efektif.Sebab
perlakuan terhadap pasien sejak diagnosis hingga proses pengobatan semua harus dilakukan
dalam keadaan hygienis, baik alatnya,perlengkapan tidur,para petugas medis,pasien serta
keluarga pasien.

Pada uraian makalah ini, focusnya adalah penyampaian informasi kepada pasien dan keluarganya
di lingkup Rumah Sakit, tentang pentingnya Cuci Tangan dalam rangka mencegah infeksi
penyakit. Lebih dalam penulis akan menguraikan tentang sebuah system Informasi dalam
sosialisasi judul tersebut dengan menggunakan berbagai perangkat teknologi baik software yaitu
Komputer ,Internet, Handphone, maupun hard ware yaitu Poster,spanduk,dll.

KAJIAN LITERATUR

Mencuci tangan adalah kegiatan membersihkan tangan dari kotoran dengan air (

Vine th 2000). Dalam hal ini dilingkungan rumah sakit sangat digalakkan hand

hygiene yang efektif ini dalam rangka untuk mencegah infeksi nasokomial.

Infeksi nasokomial adalah infeksi yang didapat dari fasilitas kesehatan atau rumah

sakit, yang dapat terjadi pada pasien 2-10 hari setelah pasien meninggalkan

rumah sakit atau infeksi tersebut dapat terjadi pada perawat atau pegawai rumah
sakit.Cuci tangan yang efektif dapat mencegah diare, ISPA, flu burung, infeksi mata, hingga
virus A-H1N1 hal ini diungkapkan dokter Hendrawan perayaan Hari Cuci Tangan
Sedunia.(Jakarta,15-10-2012). Dalam sebuah penelitian Cohrane Library Journal
2007 menyebutkan bahwa mencuci tangan dengan sabun merupakan cara sederhana dan murah
untuk menahan virus ISPA dan pandemic flu serta 15 riset diInggris yang telah
dipublikasikan dalam British Medical Journal 2007 menguatkan hal tersebut dan disebutkan
bahwa Cuci tangan lebih efektif disbanding obat dan vaksin untuk menghentikan
flu. Dalam proses penginformasian yang
efektif disini perawat sangat memiliki peran dalam menjawab kebutuhan-
kebutuhan prioritas dalam pencegahan atau patien safety agar tidak terkena infeksi naso
komial. Sistem informasi Keperawatan dengan memanfaatkan system tehnologi atau jaringan
komunikasi (network) dan system informasi akan secara cepat, tepat dan akurat
dapat menyajikan data-data atau cara-cara dan informasi yang meluas yang terjangkau oleh
pasien dan keluarga. Fungsi perawat sebagai educator disini sangat diutamakan,
sehingga perawat dituntun untuk mampu mengaplikasikan edukasi dengan cara yang
lebih mudah dan menarik melalui produk software ataupun hard ware yang saat
ini sudah sangat dikenal dengan system kompurized. Siste informasi ini tidak terbatas,
karena system informasi merupakan suatu kumpulan dan komponen-komponen dalam
organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi mempunyai
komponen-komponen yaitu proses, prosedur, struktur organisasi, sumber daya manusia,
produk, pelanggan, supplied an rekanan. (Eko.I 2001).

Pemerintah Indonesia sudah mempunyai visi tentang system informasi


kesehatan Nasional yaitu kesehatan Andal 2010 (Reliable Health Information
2010) (Depkes.2001), pada informasi kesehatan andal tersebut telah direncanakan membangun
system informasi pelayanan kesehatan dalam hal ini rumah sakit dilanjutkan dipelayanan di
masyarakat, namun pelaksanaannya belum maksimal.Untuk dirumah sakit-rumah sakit dikota
sebagian system informasi ini terutama tentang pentingnya pencegahan infeksi melalui cuci
tangan sudah berjalan baik dengan adanya produk hard ware yang berupa poste-poste dan
pamlet dan lain- lain, akan tetapi untuk rumah sakit-rumah sakit daerah belum berjalan secara
optimal.Padahal kerja perawat bila ditunjang dengan system informasi manajemen ini akan
sangat efektif dan efisien seperti yang dikatakan oleh Emeliana bahwa beberapa
institusi kesehatan yang menerapkan system computer, setiap perawat dalam tugasnya dapat
menghemat 20 – 30 menit waktunya dipakai dokumentasi keperawatan dan meningkatkan
keakuratan dalam dokumentasi keperawatan.

PEMBAHASAN

Proses dalam penyampaian Informasi dalam lingkup Rumah sakit tentang urgensinya hands
hygiene untuk safety pasien, perawat dan keluarga melalui media
System informasi manajemen.

RUANG LINGKUP : RUMAH SAKIT

SASARAN : PASIEN DAN KELUARGA (PENGUNJUNG)


ASUMSI :

1.Bahwa Manajemen Rumah Sakit atau departemen yang ditunjuk, mempunyai dua sasaran yaitu
Pasien dan Keluarga Pasien .

2.Sasaran tersebut mempunyai tingkat penerimaan informasi yang beragam, sehingga diperlukan
berbagai media dalam rangka memberikan informasi

3.Rumah Sakit sudah menerapkan system IT atau computerise

SISTEM INFORMASI :

KOMPUTER/INTERN

Rumah sakit dimaksud sudah mempunyai webside dan mempunyai blog / iklan di internet,
berdasarkan data pasien dan keluarganya, maka pihak Rumah Sakit aktif mengirimkan
email/mailing list dalam rangka menyampaikan pesan urgensi cuci tangan. Media internet dapat
digunakan sebagai sarana berkomunikasi yang saling menguntungkan.

Running Text system adalah Tulisan berjalan berukuran besar yang dipasang di tempat-tempat
strategis di lingkup Rumah Sakit, seperti di Pintu masuk, di ruangan atau di tempat parker.
Running Text system dapat dikendalikan dari kantor rumah sakit dan setiap saat dapat di up date
terutama menyampaikan pesan Urgensi Cuci Tangan.

Contoh :HAND PHONE /SMSDari data pasien dan keluarga pasien, nomor handphone dapat
menjadi sarana menyampaikan pesan. Seperti iklan yang tak ada habisnya, Rumahsakit dapat
memberikan ucapkan apresiasi terhadap keluarga pasien, bahwa telah mematuhi tata tertib
Rumah sakit misalnya. Dan pesan yang sangat penting tentunya berupa Urgensi CUCI
TANGAN dalam rangka mencegah infeksi penyakit kepada pasien.
POSTER
Media poster sebagai sarana menyampaikan pesan dimana dipasang ditempat-tempat yang
mudah dilihat. Poster harus menarik tampilannya atau eye catching penempatannya, agar pesan
Urgensi CUCI Tangan sampai kepada pasien dan keluarga pasien. Misalnya di pintu kamar
Mandi, disamping wastafel, di Mading ( majalah Dinding ), dll.

Flyer adalah lembar selebaran yang berukuran kecil, memuat penjelasan singkat dan pesan
sentral tentang pentingnya Cuci Tangan. Flayer sasarannya kepada keluarga pasien yang tidak
mempunyai sarana computer, sehingga cukup sederhana dengan membaca flyer maka dapat
informasi /pesan tentang pentingnya cuci tangan.

Spanduk adalah media menyampaikan pesan out door yang berukuran besar, sehingga sangat
efektif dalam rangka menyampaikan pesan sebab dapat dibaca bukan saja pejalan kaki akan
tetapi bisa juga sambil berkendara. Secara khusus, spanduk yang berisikan pesan tentang Urgensi
Cuci tangan, maka akan sangat mudah diingat oleh yang membaca

Demikian penjelasan tentang Sistem Informasi dalam rangka menyampaikan pesan Urgensi cuci
tangan kepada pasien dan keluarga pasien di ruang lingkup Rumah sakit.

KESIMPULAN

Penerapan system informasi yang berbasis komputerized ini sudah mulai sejak lama
khususnya dirumah sakit-rumah sakit yang telah maju,
tetapi penggunaannya hanya sebagian sehingga belum tersampaikan secara baik dan efektif.
Pengembangan tehnologi bebasis web dengan menggunakan handpone melalui sms dan
running tex belum maksimal digunakan khususnya untuk penyampaian informasi
hands hygiene.

V.REKOMENDASI

Sistem tehnologi informasi yang saya paparkan diatas dapat dilaksanakan dengan

rekomendasi sebagai berikut :


1.Rumah sakit harus merubah paradigma dimana menjadikan pasien bukan sebagai
obyek tetapi menjadikan partnership dalam pelayanan kesehatan.

2.Rumah sakit harus mempunyai visi melayani secara holistik baik secara fisik, psykhis dan
kepuasan pelanggan (pasien dan keluarga) dengan memanfaatkan tehnologi informasi yang telah
berkembang.

3.Rumah sakit harus mempunyai data base pasien secara detail dan akurat untuk
mendukung data-data yang dibutuhkan dalam rangka menggunakan tehnologi informasi yang
canggih sehingga rumah sakit mampu bekerja sama dengan provieder atau
operator untuk penyampaian informasi melalui mobile handpone
secara gratis bagi pelanggan.

Anda mungkin juga menyukai