PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sebuah kapal yang harus diperhatikan adalah sistem konstruksi dan kekuatan
merupakan struktur terpenting dalam sebuah kapal sebab, fungsi struktur tersebut adalah
untuk menjamin keselamatan daripada awak kapal, penumpang, dan muatannya. Secara
umum sistem tersebut merupakan Salah satu syarat yang penting dalam perancangan kapal
yaitu kekuatan dan konstruksi suatu kapal yang harus terjamin. Pengecekan kekuatan kapal
juga harus dilakukan untuk menjamin sifat layak laut suatu kapal pada saat berlayar.
Seperti yang kita ketahui bahwa kapal selama dalam pelayaran, kapal akan dihadapi
oleh kondisi air tenang maupun kondisi air bergelombang. Pada kondisi-kondisi ini maka
akan terjadi gaya-gaya terhadap kapal, baik gaya luar maupun berat kapal itu sendiri serta
beban-beban diatasnya. Maka pada perhitungan kekuatan kapal pada saat air tenang maupun
air bergelombang dan semua setuasi yang akan terjadi pada kapal harus di perhitungkan
sebaik mungkin, untuk memenuhi persyaratan kapal selama beroperasi.
B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan dari penulisan ini antara lain :
1. Untuk menghitung distribusi berat pada kondisi pembebanan pada kapal KM.
Margareth 04.
1
2. Untuk menghitung gaya geser dan momen lentur kapal pada kondisi air tenang dan
bergelombang terhadap kekuatan kapal.
3. Dapat memeriksa kekuatan kapal pada kondisi hogging dan sagging.
C. Metode Penulisan
Adapun metode yang digunakan dalam penyusunan tugas ini adalah metode
kepustakana, dimana materi didapatkan melalui buku - buku refrensi yang berkaitan
dengan penyusunan tugas. Penulis juga menggunakan internet sebagai sumber
referensi.
D. Pembatasan Masalah
Batasan masalah dalam penulisan perhitungan kekuatan kapal ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk memperoleh gaya lintang dan momen lentur pada kondisi air tenang dan
air bergelombang pada kapal KM.Margareth 04.
2. Untuk memperoleh perhitungan elemen konstruksi dan pemeriksaan kekuatan
kapal pada KM. Margareth 04.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas ini terdiri dari 7 (tujuh) bab yang memuat
penjelasan-penjelasan tentang intisari penulisan. Dimana pada bab pertama berbicara
tentang pendahuluan yang berisikan latar belakang,tujuan penulisan, metode
penulisan, pembatasan masalah,dan sistematika penulisan. Sedangkan pada bab kedua
berbicara mengenai komponen berat kapal berisisikan tentang data kapal dan
dokumen perhitungan kapal, serta jurnal pembebanan yang meliputi komponen LWT,
DWT dan pengetriman kapal. Pada bab tiga menguraikan gaya geser dan momen
lentur kapal pada kondisi air tenang terdiri dari : intensitas gaya apung, intensitas gaya
berat, intensitas pembebanan, gaya geser dan momen lentur. Pada bab empat
menguraikan gaya geser dan momen lentur kapal pada kondisi bergelombang.
Sedangkan Bab berikutnya menguraikan perhitungan modulus terdiri dari sumbu
netral, momen inersia dan modulus penampang. dilanjutkan Bab keenam tentang
pemeriksaan kekuatan kapal terhadap tegangan yang diijinkan oleh Biro Klasifikasi
Indonesia. Dan pada bab terakhir berisi tentang kesimpulan dan saran.
2
BAB II
Dalam penulisan tugas ini kapal tipe passanger ship yang akan digunakan
untuk menghitung kekuatannya. Kapal yang akan dihitung kekuatannya adalah
Margareth 04 yang mempunyai kecepatan 16 knot dengan rute pelayaran Manado –
Sanger – ternate yang digunakan mengangkut penumpang.
Nama : Margareth 04
Material : Baja
3
Displasemen volume (V) : 412 ton
Selain Data kapal diatas , ada beberapa dokumen gambar yang digunakan untuk
penunjang perhitungan kekuatan kapal adalah sebagai berikut :
Deplasemen Kapal adalah berat dari jumlah air yang dipindahkan, dimana
hasilnya sama dengan berat kapal yang terendam atau jumlah dari berat kapal kosong
(Ligth Weight) dan berat benam penuh dalam satuan ton. Displasemen terdiri dari :
= 44.10 m
= 7.95 m
= 2.10 m
CB = koefisien blok
= 0,56
= 412.30 m3
4
Displasemen berat kapal (∆) = V * γ ...... [ ton ]
= 412.30 m3
= 1.025 ton/m3
= 422.60 ton
= 0,56
5
1
Maka : 𝑊𝑆𝑡 = 0.562/3 x 6 x 50.85 x 7.95 x 2.850.72 x [ 0.002 ( 50.85/ 2.85 )2+1 ]
= 62.95 ton
Berat perlengkapan dalam buku ship design for efficiency and economy karangan
(Schneekluth hlm 167) untuk passenger ship dapat dihitung dengan rumus :
𝑾𝒐 = 𝑲 × 𝛁 (𝐭𝐨𝐧 )
∇ = Displasemen volume [ m3 ]
= 412.30 m3
= 16.08 ton
WO = 16.08 ton
(G) = Wst – WO
= 62.95 – 16.08
= 46.87 ton
Lambung kapal ini tidak memiliki parallel middle body, sehingga untuk mengetahui
berat lambung pada setiap spasi digunakan metode parabola. Dari nilai tersebut dapat
6
Table 1.1: Distribusi Berat Lambung
SPASI
BERAT SATUAN
GADING
0–1 1.976 ( Ton )
1–2 2.126 ( Ton )
2–3 2.291 ( Ton )
3–4 2.440 ( Ton )
4–5 2.573 ( Ton )
5 -6 2.687 ( Ton )
6–7 2.758 ( Ton )
7–8 2.803 ( Ton )
8–9 2.858 ( Ton )
9 – 10 2.866 ( Ton )
10 -11 2.869 ( Ton )
11 – 12 2.803 ( Ton )
12 -1 3 2.675 ( Ton )
13 – 14 2.528 ( Ton )
14 – 15 2.350 ( Ton )
15 – 16 2.147 ( Ton )
16 – 17 1.915 ( Ton )
17 – 18 1.685 ( Ton )
18 – 19 1.342 ( Ton )
19 – 20 1.191 ( Ton )
∑ 46.87 ( Ton )
7
c) Berat Permesinan dan mekanismenya (𝑾𝑴 )
𝑊𝑝𝑟𝑜𝑝 = D3 x K [ t/m3 ]
Dimana :
= 1.365 m
= 0.31 t/m3
= 10.20 ton
Maka untuk komponen berat kapal kosong (LWT) dapat dihitung menggunakan
rumus : LWT = 𝑊𝑠𝑡 + 𝑊𝑜 + 𝑊𝑀 ............................... [ ton ]
8
Dimana : 𝑊𝑠𝑡 = berat lambung ................................ [ ton ]
= 62.95 ton
= 16.08 ton
= 10.20 ton
= 89.23 ton
Dalam perhitungan DWT terdiri dari beberapa komponen yaitu sebagai berikut :
-6
Wfo = BHPme . bme . S/Vs . 10 . C ( Ton )
Dimana :
BHPme = Bhp mesin induk ( katalog mesin ) kW diambil dari brosur [ KW ]
= 1236.4 KW
bme = spesifik konsumsi bahan bakar mesin induk ( 171 g/kWh )
9
Jadi :
Wfo = 1236.4 x 171 x (645 / 16) x 10-6 x C [ Ton ]
= 12.785 ton
Dimana :
Wfo = Berat bahan bakar ......... [ Ton ]
= 12.785 ton
= 0.1 – 0.2 untuk kapal penumpang menggunakan 0.2
Maka :
Wfo = 0.2 x 12.785
= 2.557 ton
c. Minyak Pelumas ( WLO )
Menurut Gaguk Suhardjito dalam buku rencana umum (hlm 17) memberikan rumus
S
W𝑳𝑶 = BHP𝑴𝑬 × b𝑳𝑶 × V × 10−6 × ( 1.3 − 1.5 ) [ton]
𝑺
Dimana : BHPME = Bhp mesin induk ( katalog mesin ) kW diambil dari brosur [ KW ]
= 1236.4 KW
b𝑳𝑶 = koefisien 1.2 – 1.6 ........... [gr/kW hr]
= 16 knot
645
Jadi : 𝑊𝐿𝑂 = 1236.4 × 1.2 × × 10−6 × 1.3
16
= 0.078 ton
10
Dalam perhitungan ini pembebanan yang dipakai untuk BBM dan Pelumas sebesar 100%
adalah :
= 15.415 Ton
Menurut Gaguk Suhardjito untuk menghitung berat pemakaian Air Tawar yang
dibutuhkan selama pelayaran yaitu sebagai berikut :
a). Untuk Minum (Wfw1) = (10 – 20) kg / orang hari untuk kapal penumpang 15
= [ (10 -20 ) x ABK + penumpang x S ] / ( 24 x Vs )
Dimana : S = jarak berlayar .......... [ mil ]
= 645 mil
Jmlh ABK +penumpang = 466 Orang
Vs = kecepatan service .......... [ knot]
= 16 knot
Jadi:
= [15 x 466 x 645] / (24 x 16)
= 11741.02 Kg
= 11,741 Ton
b). Untuk Cuci (Wfw2) = ( 80 - 200 ) kg / orang hari
= [ (80 - 200 ) x Jml Crew x S ] / ( 24 x Vs )
= [100 x 16 x 645] / (24 x 16)
= 2687.5 Kg
= 2.6875 Ton
c). Untuk air pendingin (Wfw3) = 2 – 5 kg / BHP
= 0,002426 Kg
Jadi total berat air tawar yang digunakan selama waktu pelayaran adalah sebagai berikut :
11
Wfw = Wfw1 + Wfw2 + Wfw3
= 11741.02 + 2687.5 + 0,002426
= 14428.52 Kg
= 14.429 Ton
Menurut Menurut Gaguk Suhardjito dalam buku rencana umum (hlm 18)
memberikan perincian berat Crew dan barang bawaan sebagai berikut :
Maka Jumlah berat Crew dan Bagasi secara keseluruhan adalah sebagai berikut :
= 46.6Ton
Dimana :
𝐶𝑝 = kebutuhan konsumsi
𝑍𝐶 = jumlah ABK
= 16 orang
𝑠 = jarak Pelayaran
12
= 645 mil
𝑉𝑠 = kecepatan kapal
= 16 knot
Maka :
645 1 1
𝑊𝑃𝑅 = 16 × 4 × × 24 × 1000
16
= 0.1075 Ton
Menurut Menurut Gaguk Suhardjito dalam buku rencana umum (hlm 18) berat
cadangan Terdiri dari peralatan digudang :
Cat
Peralatan reparasi kecil yang dapat diatasi oleh ABK
Peralatan lain yang diperlukan dalam pelayaran
Berat cadangan perlengkapan di ambil dari persentasi deplasemen kapal yang nilainya
0.01 – 0.03. Dalam perhitungan ini di ambil 0.02 sehingga di peroleh :
Wr = 0.02 x ∆
= 0.02 x 422.6
= 8.452 ton
= 130.0085 Ton
Jadi untuk berat keseluruhan sesuai dengan kondisi pembebanan 100% adalah :
∆ = LWT + DWT
= 89.23 + 130.0085
= 219.239 Ton
13
14
C. Pengetriman Kapal
Trim terjadi apabila titik Xc dan titik Xg tidak berada pada satu garis lurus vertical,
yaitu pada tengah kapal (CL), sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan tinggi sarat
buritan dan tinggi sarat haluan. Dan apabila terdapat posisi titik berat dan titik tekan
pada kenyataanya tidak berada pada satu garis lurus vertical, maka perlu dilakukan
koreksi. Proses pengetriman dianggap cukup apabila perbedaan posisi titik berat dan
Kurva Hidrostatis
Kurva Bonjean
= 89.23 + 130.0085
= 219.2385 Ton
Dengan nilai ∆ = 219.239 ( Ton ), Maka nilai tersebut diplot pada diagram
hidrostatis, diperoleh Tinggi sarat air rata-rata = 2.10 m
Xg = 0.329
15
3. Titik tekan kapal ( Xc )
Nilai titik tekan kapal diperoleh dari kurva bonjean pada perhitungan luas bidang
gading yang sesuai dengan tinggi sarat pembebanan.
Tabel 1.3 : Perhitungan xc dan deplasemen volume pada kondisi air tenang
PERHITUNGAN DESPLASEMENT
No Gading Luas Bidang Gading Faktor perkalian Produk Faktor Perkalian Produk
4(2*3 6(2*5
1 2 3 ) 5 )
Ap 1,773 1 1,773 10 17,73
1 5,467 4 21,868 9 49,203
2 9,637 2 19,274 8 77,096
3 12,473 4 49,892 7 87,311
4 13,737 2 27,474 6 82,422
5 14,216 4 56,864 5 71,08
6 14,476 2 28,952 4 57,904
7 14,613 4 58,452 3 43,839
8 14,683 2 29,366 2 29,366
9 14,75 4 59 1 14,75
10 14,783 2 29,566 0 0
11 14,407 4 57,628 -1 -14,407
12 13,757 2 27,514 -2 -27,514
13 12,107 4 48,428 -3 -36,321
14 11,303 2 22,606 -4 -45,212
15 9,58 4 38,32 -5 -47,9
16 7,39 2 14,78 -6 -44,34
17 5,117 4 20,468 -7 -35,819
18 2,777 2 5,554 -8 -22,216
19 0,973 4 3,892 -9 -8,757
FP 0,043 1 0,043 -10 -0,43
∑1 210,062 ∑2 621,714 ∑3 247,785
∆L = 2,1
V = 2/3 * ∆L * ∑2
435,1998
Xc = ∆L * ∑₃/∑₁
2,48
16
Grafik luas bidang gading
4. Perhitungan Trim
Untuk mendapatkan sebuah keseimbangan kapal yang baik, maka posisi Xg dan Xc
harus berada pada sebuah garis lurus vertical. Untuk pengecekan kesetimbangan
kapal harus memenuhi syarat sebagai berikut :
17
BAB III
A. Perhitungan Berat Beban Pada Kompartemen, Gaya Lintang dan Momen Lentur Pada
kondisi Air Tenang
Setelah kita mendapatkan kedudukan atau posisi kapal yang sebenarnya dari hasil
pengetriman pada bab sebelumnya, maka selanjutnya di lakukan perhitungan gaya lintang
dan momen lentur pada kondisi air tenang.
1. Gaya Apung ( ri )
Akibat pemindahan gaya berat dan volume ke air maka timbulah gaya apung yang
merupakan reaksi dari air akibat gaya-gaya tersebut. Besar gaya apung ini sebanding dengan
gaya berat kapal yang terapung tersebut.
i i 1
ri = Lx [ ton ]
2
Dimana :
= 1.025 t / m3
∆L : Jarak gading
= 2.1
18
2. Intensitas Gaya Berat ( pi )
Intansitas gaya berat merupakan besarnya gaya-gaya berat kapal per meter.Pada kapal
dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut.
pi = (Pi) / L [ton/m]
Intensitas gaya berat pada kompartemen teoritis diambil dari tabel distribusi beban
kapal pada perhitungan bab sebelumnya (bab II).
3. Intensitas Pembebanan ( qi )
qi = pi - ri [ton/m]
Jika kurva gaya berat dan gaya apung relatif sama, maka luas daerah yang
menyatakan kombinasi kelebihan gaya berat dan gaya apung haruslah sama.
N = qi . ∆L [ ton ]
N = ( p - ri ) . ∆L
N = ( p / ∆L – ri / ∆L ) . ∆L
N = p – ri [ ton ]
19
Pada spasi terakhir ( gading 0 ) untuk perhitungan gaya lintang tidak sama dengan
N = N ± i / 20 . ∆N
Berdasarkan perhitungan pada tabel 1.3, di peroleh harga gaya lintang pada gading
Momen lentur ( M ) merupakan jumlah momen dari gaya-gaya yang bekerja sepanjang
penampang kapal. Perhitungan momen lentur dinyatakan secara matematis sebagai
fungsi dari gaya lintang yaitu :
Untuk perhitungan momen lentur pada spasi terakhir ( 0 ) hasilnya tidak sama dengan
0 sebab itu dilakukan koreksi dengan rumus sbagai berilut :
Mi = M ± i / 20 . ∆M
Berdasarkan perhitungan pada tabel 1.4. didapat momen lentur pada gading terakhir
(0) = -10569.515 sehingga di lakukan perbandingan terhadap nilai maksimum
momen lentur yang hasilnya sebagai berikut :
Perhitungan gaya apung pada kompartemen teoritis, berat beban pada kompartemen teoritis,
gaya lintang ( N ) dan momen lentur ( M ) dapat di lihat hasilnya pada tabel 1.4.
20
21
22