Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang yang menjadi alasan mengapa studi perlu
dilakukan, perumusan masalah, tujuan, ruang lingkup baik ruang lingkup materi
maupun ruang lingkup wilayah.

1.1 Latar Belakang

Allah telah menciptakan bumi dan segala isinya dengan sempurna,


namun manusia tidak menyukuri dengan menjaga kelestarian bumi dan segala
isinya sehingga sering terjadi bencana akibat ulah manusia itu sendiri. Hal ini
telah diisyaratkan dalam Al Qur’an Surat Saba ayat 16:

“Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang
besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi
(pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr.”(Q.S.
34 : 16)

Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa Allah tidak menyukai orang - orang


yang berpaling, dalam hal ini berpaling yang dimaksud ialah tidak menyukuri
nikmat Allah dengan tidak menjaga alam bahkan merusaknya, dalam ayat ini
maka didatangkanlah banjir. Banjir sangat erat kaitannya dengan air hujan dan
luapan air sungai, oleh karena itu dibutuhkan suatu upaya pencegahan dalam
bentuk sempadan sungai yang berfungsi sebagai penahan limpasan air hujan
agar limpasan air hujan tersebut tidak langsung mengalir kebadan sungai
sehingga luapan air sungai dapat dihindari. Sempadan sungai merupakan
kawasan lindung yang berperan sebagai kawasan perlindungan setempat yang
tergolong dalam Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Sempadan sungai berdasarkan fungsinya termasuk dalam bagian Ruang


terbuka hijau (RTH), Ruang terbuka hijau merupakan komponen yang paling
penting dalam ekosistem suatu wilayah. Keberadaan Ruang Terbuka Hijau

1
bertujuan untuk menjaga kelestarian, keserasian, dan keseimbangan ekosistem,
berlangsungnya fungsi ekologis alami dalam lingkungan secara seimbang dan
lestarikan membentuk suatu wilayah yang sehat.
Luas wilayah Kota Bandar Lampung sekitar 19.722 ha, jika berdasarkan
peraturan yang menaungi luas RTH suatu wilayah maka Kota Bandar Lampung
sekurang-kurangnya harus memiliki 5.916 ha untuk RTH dan lahan milik
Pemerintah sekurang-kurangnya 3.944 ha (20% dari luas wilayah Kota Bandar
Lampung). Sebagaimana diamanatkan pada UU Nomor 26 Tahun 2007 Pasal 29
ayat (3), bahwa proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah perkotaan
paling sedikit dua puluh persen dari luas wilayah Kota, akan tetapi penyediaan
RTH di Kota Bandar Lampung saat ini belum mencapai 30% atau setidaknya
20% wilayah publik yang dikelola Pemerintah Kota. Berdasarkan data Bappeda
Kota Bandar Lampung pada tahun 2012 RTH publik di Kota Bandar Lampung
seluas +2.489,80 ha atau 12,62% dari total luas wilayah Kota Bandar Lampung.
Memasuki tahun 2014 luasan RTH publik di Kota Bandar Lampung mengalami
penurunan menjadi +2.185,59 ha. Luasan tersebut termasuk juga didalamnya
luasan sempadan sungai yang merupakan bagian dari RTH. Hal ini
mengambarkan bahwa sempadan sungai merupakan kawasan yang potensial
untuk meningkatkan luasan RTH di Kota Bandar Lampung.
Berdasarkan RTRW Kota Bandar Lampung 2011 – 2030, Kota Bandar
Lampung secara eksisting dilalui oleh 19 sungai (Way Kuala, Way Kuripan, Way
Awi, Way Penengahan, Way Simpur, Way Galih, Way Kupang, Way Lunik, Way
Kunyit, Way Kedamaian, Way Kemiling, Way Halim, Way Langkapura, Way
Sukamaju, Way Keteguhan, Way Simpang Kanan, Way Simpang Kiri, dan Way
Betung)yang masuk dalam Wilayah Sungai (WS) Way Seputih – Way
Sekampung yang merupakan wilayah sungai strategis nasional. Rencana
pengembangan wilayah sungai di Kota Bandar Lampung adalah:

1. Normalisasi seluruh daerah aliran sungai di Kota Bandar Lampung


yang meliputi 19 sungai.

2. Rehabilitasi dan revitalisasi wilayah hulu sungai yang bekerjasama


dengan Pemerintah Kabupaten Pesawaran.

3. Pembuatan jalan inspeksi sebagai buffer (pembatas) yang


diprioritaskan pada sungai-sungai besar di Kota Bandar Lampung.

2
4. Menetapkan wilayah sempadan sungai sebagai kawasan lindung
kota.

5. Revitalisasi sungai dan embung sehingga dapat dimanfaatkan


sebagai tempat tujuan wisata.

Kriteria kawasan lindung untuk sempadan sungai adalah sebagaimana yang


tercantum di table berikut ini.

Tabel 1.2
Penetapan Sempadan Sungai di Kawasan Perkotaan
Kedalaman sungai Lebar Sempadan sungai
Kawasan
(meter) (meter)
Perkotaan
3
bertanggul
<3 10
Perkotaan tak
> 3 - 20 15
bertanggul
>20 30
Sumber : Permen PU Nomor 63 Tahun 1993 tentang Sempadan Sungai

Arahan Rencana pelestarian kawasan sempadan sungai di Kota Bandar


Lampung antara lain.
 Menetapkan garis sempadan sungai di Kota Bandar Lampung adalah
minimal 3 meter.
 Menertibkan bangunan komersial yang berada pada garis sempadan
sungai.
 Permukiman eksisting yang ada pada garis sempadan sungai secara
bertahap ditata dan mengembangkan konsep rumah menghadap air
(sungai).
 Tidak diperkenankan untuk membuang sampah, limbah padat atau
cair serta menata dan mengelola saluran-saluran pembuangan
limbah yang menuju badan sungai.
 Melakukan konservasi lahan pada jalur kanan kiri sungai yang
potensial erosi dan longsor.
 Garis sempadan sungai pada sungai-sungai yang masih belum ada
bangunannya ditetapkan minimal 30 meter.
 Pemanfaatan garis sempadan sungai diarahkan untuk kegiatan
budidaya pertanian kota seperti sayuran dan buah-buahan,
pemancingan, dan wisata sungai.

3
 Pelarangan pencemaran atau pembuangan sampah ke sempadan
sungai untuk pencegahan banjir dan kerusakan ekosistem.

Anda mungkin juga menyukai