OLEH
KELOMPOK IV
1. ALBINO DE ARAUJO
2. ANTONIETA DA COSTA BOAVIDA
EKONOMI
AKUNTANSI
VII/B
UNIVERSIDADE DA PAZ
(UNPAZ)
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul ’’ Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah ’’ ini dengan baik.
Makalah ini di susun dengan materi yang rinci dengan harapan dapat
menambah dan memperluas wawasan mahasiswa untuk mengetahui Sistem
Akuntansi Pemerintah Daerah. Alur pemaparannya dibuat sedemikian rupa dengan
bahasa yang sederhana agar para pembaca lebih mudah untuk memahaminya.
Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar dalam
membuat makalah selanjutnya penulis lebih teliti lagi.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada dosen selaku mata kuliah
Akuntansi Pemerintah 2 dan rekan-rekan yang turut berpartisipasi dalam
menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Dili, 04/02/2014
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................ii
BAB I PEDAHULUAN.................................................................................................................1
BAB IV PENUTUP........................................................................................................................17
4.1 Kesimpulan.........................................................................................................................17
4.2 Saran.....................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sistem akuntansi pemerintah daerah?
2. Untuk mengentahui pembaharuan dalam sistem akuntansi pemerintah daerah.
3
3. Untuk mengetahui kebijakan dan asas sistem akuntansi pemerintah daerah.
1.4 Manfaat
1. Wawasan mahasiswa bertambah luas.
2. Sebagai refrensi bagi generasi yang akan datang.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
9
BAB III
PEMBAHASAN
11
3. Proses Akuntansi
Proses akuntansi adalah serangkaian kegiatan akuntansi mulai dari penjurnalan
transaksi (berdasarkan bukti transaksi), posting ke buku besar, penyusunan neraca
saldo, jurnal penyesuaian, hingga penyusunan laporan keuangan, dilanjutkan dengan
jurnal penutup dan akhirnya penyusunan neraca saldo setelah tutup buku. Proses
akuntansi pemerintahan diselenggarakan seiring dengan pelaksanaan anggaran.
4. Sistem Pembukuan Berpasangan
Persamaan akuntansi pemerintahan: Asset = kewajiban + ekuitas dana Asset = hak
kreditor + hak residual pemerintah
5. Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi,
aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas
pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Kebiajakan akuntansi pemda dimaksudkan sebagai pedoman teknis akuntansi
tambahan yang bersifat yang mengacu kepada SAP dan ketentuan perundang-
undangan mengenai keuangan daerah. Kebiajakan akuntansi tersebut ditetapkan
dengan peraturan kepala daerah dengan berpedoman kepada SAP dan peraturan
daerah tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah.
6. Bagan Akun
Bagan akun berisi nama dan kode akun yang akan digunakan untuk mencatat dan
mengklasifikasikan setiap jenis transaksi yang serupa secara detil. Nama dan kode
akun dapat dikembangkan dari struktur/format laporan keuangan yang ingin
dihasilkan oleh pemda sesuai dengan SAP.
13
3.3 Akuntansi Pemerintah Daerah
Pengembangan akuntansi di tingkat pemerintah daeral telah dilakukan melalui
Sistem Akuntansi dan Pengendalian Anggaran (SAPA) sejak tahun 1986. Perubahan
penting yang secara koinsidental terjadi adalah reformasi di bidang keuangan negara.
Setelah selama bertahun-tahun Indonesia menggunakan UU di bidang perbendaharaan
negara yang terbentuk semenjak zaman kolonial maka pada abad 21 ini telah
ditetapkan tiga paket perundang-undangan di bidang keuangan negara yang menjadi
landasan hukum reformasi di bidang keuangan negara, yaitu Undang-Undang No. 17
Tahun 2004 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, dan Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Tanggung Jawab dan Pengelolaan Keuangan Negara.
Arti penting akuntabilitas dalam good governance ini tampaknya sangat
disadari sebagaimana terlihat dari aturan vang dituangkan dalam peraturan pemerintah
tersebut di atas. Penyajian laporan pertanggungjawaban keuangan antara lain
hcrisikan Ncraca, Laporan Perhitungan Anggaranaran dan Laporan Arus Kas.
Permasalahan di atas sebenarnya bukan politis, sebagian besar adalah berasal
dari permasalahan teoritis, sistem dan prosedur akuntansi dan pelaporan
pertanggungjawaban keuangan daerah. Masalah teoritis, sistem dan prosedur ini
muncul sebagai konsekuensi logis dari implikasi progresivitas pembaharuan yang
dituntut oleh masyarakat. Pembaruan-pembaruan tersebut, pada dasarnya menyangkut
hal-hal sebagai berikut:
1. Pembaruan anggaran, melalui perubahan struktur anggaran, proses penyusunan
anggaran, perubahan format clan administrasi pelaksanaannya, serta penerapan
standar akuntansi;
2. Pembaruan pendanaan melalui perubahan kewenangan daerah dalam memanfaatkan
dana, prinsip pengelolaan kas, cadangan, penggunaan dana pinjaman, dan
pembelanjaan defisit, dan
3. Penyederhanaan prosedur, baik dalam penyusunan anggaran, pelaksanaan, maupun
dalam perhitungannya.
Kata kunci dari seluruh pembaharuan di atas adalah Kinerja. Dan ini memang
secara khusus ditegaskan dalam pasal Peraturan Pemerintah yang mengatur bahwa
APBD disusun berdasarkan kinerja yang tolok ukurnya perlu dikembangkan sehingga
dapat dievaluasi atau diukur. Perangkat perundang-undangan otonomi daerah
sesungguhnya sudah pula melengkapi manajemen pemerintahan daerah dengan
14
Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban
Kepala Daerah. Peraturan Pemerintah ini menyebutkan bahwa Pertanggungjawaban
Kepala Daerah dinilai berdasarkan tolok ukur Rencana Strategis. Setiap daerah wajib
menetapkan Rencana Strategis dalam jangka 1 (satu) bulan setelah Kepala Daerah
dilantik. Rencana strategis ini beserta dokumen perencanaan daerah lainnya
memerlukan pengesahan oleh DPRD.
15
2. Asas Bruto
Tidak ada kompensasi antara penerimaan dan pengeluaran. Misalnya Pendapatan
Daerah memperoleh pendapatan dan untuk memperolehnya diperlukan belanja,
maka pelaporannya harus gross income artinya pendapatan dilaporkan sebesar
nilai pendapatan yang diperoleh, dan belanja dibukukan pada pos belanja yang
bersangkutan sebesar belanja yang dikeluarkan.
3. Dana Umum
Dana Umum adalah suatu entitas fiskal dan akuntansi yang
mempertanggungjawabkan keseluruhan penerimaan dan pengeluaran negara
termasuk aset, utang, dan ekuitas dana. Dana Umum yang dimaksud adalah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah. Dana yang digunakan untuk
membiayai kegiatan tertentu dipertanggungjawabkan secara khusus yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari Dana Umum.
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpualan
Sistem akuntansi pemerintah daerah adalah serangkaian prosedur manual
maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran, hingga pelaporan posisi keuangan (neraca) dan operasi keuangan
pemerintah daerah. Dengan demikian sistem akuntansi pemerintah daerah diharapkan
dapat menunjukkan transparansia sesuai dengan prosedur yang ada yang di buat oleh
pemerintah pusat. Pemerintah daerah dapat mengelola keuangannya sendiri untuk
demi pembangunan daerah dan hasilnya dilaporkan ke pemerintah pusta.
Keuangan pemerintah daerah dikelola sesuai dengan prosedur akuntansi yang
telah ditetapkan. Tujuan pemerintah daerah adalah memberikan pelayanan kepada
masyarakat, sehingga harus memberikan informasi keuangan mengenai sumber-
sumber yang digunakan untuk pelayanan dan darimana sumber-sumber tersebut
diperoleh. Agar masyarakat dapat mengetahui pendapatan daerah itu berasal dari
mana dan digunakan untuk apa saja. Hal itu dilakukan supaya adanya transparansia
kepada masyarakat dan dapat mensejahterakan masyarakat.
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka kami sebagai penulis menyarankan hal-
hal sebagai berikut:
1. Pemerintah daerah diharapkan dapat mengelola keuangan yang ada sesuai
dengan prosedur yang ada.
2. Dosen mata kuliah akuntansi pemerintah agar lebih sering memberikan tugas
makalah seperti ini supaya para mahasiswa dapat mengetahui sistem akuntansi
dalam pemerintah daerah dan dapat melatih mahasiswa dalam menulis makalah
dengan baik dan benar.
17