Kelompok 3 Epid Kardio
Kelompok 3 Epid Kardio
Epidemiologi Stroke
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi
Kardiovaskuler ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
Kardiovaskuler khususnya tentang “Epidemiologi Stroke”, yang penyusun sajikan
berdasarkan dari berbagai informasi dan referensi. Makalah ini disusun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan, baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan
dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa Universitas
Andalas. Penyusun sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pengampu, penyusun meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah penyusun di masa yang akan
datang dan mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Penyusun
Kelompok 3
i
Daftar Isi
Kata pengantar ......................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
ii
1
BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius karena ditandai
dengan tingginya mordibitas dan mortalitasnya. Selain itu tampak adanya
kecenderungan peningkatan insidennya.
Hasil survei kesehatan rumah tangga menunjukkan peningkatan proporsi
penderita stroke di rumah sakit, yakni 0,72/100 penderita pada tahun 1984
menjadi 0,95/100 penderita di tahun 1986. Serangan stroke adalah akut dan
menyebabkan keatian mendadak.
Angka kematian dapat mencapai 36%. Namun sampai dewasa ini belumlah
jelas penyebabnya. Secara patofisiologi dikatakan bahwa stroke berkaitan dengan
gangguan aliran darah ke otak.
Mengenai klasfikasi stroke, telah banyak institusi yang mengemukakan
berbagai klasifikasi stroke.Seperti yang dibuat oleh Stroke Data Bank, World
Health Organization (WHO, 1989) dan National Institute of Neurological Disease
and Stroke (NINDS, 1990).Pada dasarnya klasifikasi tersebut dikelompokkan atas
dasar manifestasi klinik, proses patologi yang terjadi di otak dan tempat lesinya.
Hal ini berkaitan dengan pendekatan diagnosis neurologis yang melakukan
diagnosis klinis, diagnosis kausal, dan diagnosis topis (Bustan, 2007).
2
3
BAB 2
Tinjauan Pustaka
4
Menurut WHO (2011), Indonesia telah menempati peringkat ke -97
dunia untuk jumlah penderita stroke terbanyak dengan jumlah angka
kematian mencapai 138.268 orang atau 9,70% dari total kematian yang terjadi
pada tahun 2011. Menurut data tahun 1990-an, diperkirakan ada 500.000 orang
penderita stroke di Indonesia, sekitar 125.000 diantaranya meninggal atau cacat
seumur hidup. Tetapi jumlah sebenarnya sulitdiketahui karena banyak yang tidak
dibawa ke dokter karena ketiadaan biaya atau jarak rumah sakit yang jauh dari
tempat tinggal. Kasus stroke di Indonesia menunjukkan kecenderungan terus
meningkat dari tahun ke tahun. Setelah tahun 2000 kasus stroke yang terdeteksi
terus melonjak. Pada tahun 2004, b e b e r a p a penelitian di sejumlah rumah sakit
menemukan pasien rawat inap yang disebabkanstroke berjumlah 23.636 orang.
Sedangkan yang rawat jalan atau yang tidak dibawake rumah sakit tidak diketahui
jumlahnya (Kompas, 2008) Di Bali jumlah penderita Stroke Hemoragik dan
Stroke Non Hemoragik yang masuk ke RSUP Sanglah Denpasar tidak bisa
dikatakan sedikit.
Dari data catatan medik RSUP Sanglah Denpasar didapatkan jumlah
penderita stroke 2 tahun terakhir memang mengalami penurunan, namun
jumlah kasusnya masih tergolong banyak. Pada tahun 2011 jumlah penderita
stroke yang menjalani perawatan adalah 848 orangdimana bila dirata-ratakan
terdapat 71 kasus per bulan. Sedangkan pada tahun 2012 menjadi 715 orang
dimana bila dirata-ratakan terdapat 60 kasus per bulan.
5
Cerebrow Vascular Disease (CVD) dan Kurikilum Inti Pendidikan Dokter di
Indonnesia (KIPDI) mengistilahkan stroke sebagai penyakit akibat gangguan
peredaran darah otak (GPDO).
Mengenai klasifikasi stroke, telah banyak institusi yang mengemukakan
berbagai klasifikasi stroke, seperti yang di buat oleh Stroke Data Bank, World
Health Organization (WHO,1989) dan National Institute of Neurological Disease
and Stroke (NINDS,1990). Pada dasarnya klasifikasi tersebut di kelompokkan
atas dasar manifestasi klinik, proses patologi yang terjadi di otak dan tempat
lesinya . hal ini berkaitan denagn pendekatan diagnosis neurologis yang
melakukan diagnosis klinis , diagnosis kausal, dan diagnosis topis.
Klasifikasi yang dipakai saat ini adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan manisfestasi klinik :
a. Transient Ischemic Attack (TIA)
b. Stroke in Evolutian (SIE)
c. Reversible Ischemic Neurological Deficit (RIND)
d. Completed Stroke
2. Berdasarkan proses patologik (kausal) :
a. Infark
b. Perdarahan Intra serebral.
c. Perdarahan subarachnoidal
3. Berdasarkan tempat :
a. Sistem karotis
b. Sistem vertebrobasiler.
Pendapat lain mengatakan bahwa di klinik, secara umum ada 2 jenis stroke ,
yakni stroke iscemik (nonhemorhagik) dan hemorhagik. Jenis iscemic dapat
berupa TIA, trombosis dan embolitik. Jenis hemorhagik dapat terjadi sebagai
perdarahan intracerebral ataupun subaranoid. Iswadi melaporkan bahwa jenis
infark otak merupakan jenis stroke yang banyak di temukan.
Pembagian di klinik biasanya melakukan diagnosis berikut :
1. Stroke non hemorgik (cerebral infraction):
Klinis terdiri dari:
a. TIA
6
b. RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficit)
c. Progessing stroke = stroke in evolusi
d. Complete stroke
Secara kausal:
a. Stroke trombotik
b. Stroke emboli/non trombotik
2. Stroke haemorhagik :
a. PSD (Perdarahan Sub Dural)
b. PSA (Perdarahan Sub Arachnoid)
c. PIS (Perdarahan Intra Cerebral)
7
b. Emboli Serebri (ES). penyempitan/penyumbatan pembuluh darah
terjadi secara mendadak/akut, dengan sumber utama emboli dari
jantung.
c. Serangan Otak Iskemik Sepintas atau Transient Ischemic
Attack(SOS/TIA). Sebagai akibat dari terhentinya aliran darah yang
menuju ke otak disebabkan sumbatan yang berasal dari emboli dan
trombosis serebri.
8
4. DM
Sidharta (1985) memperingatkan bahwa Cerebrovascular Disease merupakan
penyakit orang-orang golongan usia di atas 50 tahun, karena pada orang-orang
golongan tersebut terdapat arterioslerosis serebri. Proses atherosklerosis
disebabkan dan ditentukan oleh faktor keturunan, hipertensi dan cara hidup.
Semua faktor yang menentukan timbulnya manifestasi stroke dikenal sebagai
faktor resiko stroke, dikenal juga sebagai stroke profile; sehingga orang-orang
yang mempunyai stroke profile dinamakan stroke prone person, yaitu orang-orang
yang mempunyai kecenderungan untuk mengidap stroke (Bustan, 2007).
Menurut (Israr, 2008) Faktor risiko stroke dibagi atas 2 jenis, faktor risiko
yang dapat diubah dan tidak dapat diubah.
Faktor risiko yang dapat diubah antara lain sebagai berikut:
a. hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi),
b. kolesterol,
c. aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah),
d. gangguan jantung,
e. diabetes,
f. riwayat stroke dalam keluarga,
g. migrain,
h. merokok (aktif &pasif),
i. makanan tidak sehat (junk food, fast food),
j. alkohol,
k. kurang olahraga,
l. mendengkur,
m. kontrasepsi oral,
n. narkoba,
o. obesitas.
Faktor resiko yang tak dapat diubah antara lain sebagai berikut:
a. Umur.
Kemunduran sistem pembuluh darah meningkat seiring dengan
bertambahnya usia hingga makin bertambah usia makin tinggi
9
kemungkinan mendapat stroke. Dalam statistic factor ini menjadi 2x lipat
setelah usia 55 tahun.
b. Jenis.
Stroke diketahui lebih banyak laki-laki dibanding perempuan. Kecuali
umur 35-44 tahun dan diatas 85 tahun, lebih banyak diderita perempuan.
Hal inidiperkirakan karena pemakaian obat-obat kontrasepsi dan usia
harapan hidup perempuan yang lebih tinggi dibanding laki-laki.
c. Berat Lahir Yang Rendah
Statistik di Inggris memungkinkan orang dengan beratbayi lahir rendah
menunjukkan angka kematian yang lebih tinggi disbanding orang yang
lahir dengan berat normal. Namun apa hubungan antara ke duanya belum
diketahui secara pasti.
d. Ras
Penduduk Afrika - Amerika dan Hispanic - Amerika berpotensi stroke
lebih tinggi dibanding Eropa - Amerika. Pada penelitian penyakit
artherosklerosis terlihat bahwa penduduk kulit hitam mendapat serangan
stroke 38 % lebih tinggi dibanding kulit putih.
e. Faktor Keturunan
Adanya riwayat stroke pada orang tua menaikkan faktor resiko stroke.
Hal ini diperkirakan melalui beberapa mekanisme antara lain:
Faktor genetik
Faktor life style
Penyakit-penyakit yang ditemukan
Interaksi antara yang tersebut diatas
f. Kelainan Pembuluh Darah Bawaan : sering tak diketahui sebelum terjadi
stroke.
10
Ada yang mengatur gerakan, pancaindera, perasaan, kognitif dan lain-lain. Gejala
dan tanda dari stroke tergantung pada daerah mana yang mengalmi kerusakan di
otak, dan juga tergantung dari apakah itu karena stroke pendarahan atau karena
stroke iskemik.
Namun secara umum, tanda dan gejala stroke diantaranya sebagai berikut :
a) Munculnya kelemahan mendadak dari satu bagian tubuh, wajah, lengan,
tungkai, terutama di satu sisi badan.
b) Muncul rasa baal (hilang sensasi) mendadak disatu sisi badan
c) Gangguan menelan (disfagia), contohnya bila minum jadi tersedak
d) Hilangnya penglihatan sebagian atau menyeluruh secara tiba-tiba
e) Tiba-tiba sulit bicara atau menjadi tidak jelas berbicara atau pelo, atau
tidak memahami pembicaraan orang lain.
f) Timbul nyeri kepala yang amat sangat, yang muncul secara mendadak
g) Gangguan kesadaran, pingsan, koma, atau kejang.
h) Hilang keseimbangan, terjatuh tiba-tiba, dan tidak mampu mengatur
gerakan tubuh
i) Muncul gangguan kognitif lain seperti tiba-tiba pikun, tidak dapat
berhitung, membaca, ataupun menulis secara tiba-tiba.
Gejala-gejala diatas terutama bila timbul mendadak, harus segera mendapat
pertolongan dari dokter. Semakin cepat ditangani maka akan semakin baik
hasilnya. Gejala-gejala diatas sangat tergantung dari daerah otak mana yang
mengalami gangguan. Sebagai informasi, secara mudahnya otak kita dibagi
menjadi hemisfer, otak kanan dan otak kiri yang mempunyai peranan dan fungsi
masing-masing. Kedua bagian otak ini dibagi menjadi sisi dominan dan non
dominan, dilihat dari fungsi penggunaan sehari-hari kita bisa menggunakan
tangan untuk bekerja dan menulis. Namun, ada juga orang-orang tertentu dengan
otak dominan kanan dan mengerjakan kegiatan sehari-hari dengan tubuh sebelah
kiri lebih dominan yang biasa kita sebut kidal/ kebot. Bagian otak kanan
mengendalikan sisi tubuh tubuh sebelah kanan, sehingga bila yang terkena stroke
adalah sisi kiri tubuh. Demikian juga sebaliknya, bila yang terkena stroke adalah
sisi kiri dari otak, maka sisi tubuh yang mengalami kelumpuhan adalah sisi kanan
tubuh.
11
2.5.2 Gejala Stroke Ringan
Dalam beberapa menit saja mengalami stroke, sel-sel otak mulai mati. Jadi
penting sekali untuk mengenali gejala-gejalanya, agar segera ditangani dan
mendapatkan perawatan yang tepat untuk pemulihan. Stroke ringan mungkin tidak
akan menimbulkan gejala namun tetap dapat merusak jaringan otak.
Tanda-tanda stroke antara lain sebagai berikut:
a) Tiba-tiba mati rasa atau rasa lemah pada lengan, wajah atau kaki,
terutama pada satu sisi tubuh. Gerakan refleks dan atau sensasi hilang
seluruhnya atau sebagian. Mungkin ada suatu sensasi kesemutan di
daerah yang terkena.
b) Mendadak kebingungan atau kesulitan bicara atau memahami. Kadang-
kadang kelemahan pada otot-otot wajah dapat menyebabkan keluarnya
air liur tanpa terkendali.
c) Tiba-tiba kesulitan melihat pada satu atau kedua mata.
d) Tiba-tiba kesulitan berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan atau
koordinasi.
e) Mendadak mengalami sakit kepala berat tanpa diketahui penyebabnya.
Siapapun dapat memiliki terserang stroke. Tetapi kemungkinan itu meningkat
jika seseorang memiliki faktor resiko tertentu yang dapat menyebabkan stroke.
Kabar baiknya bahwa sampai 80% stroke sebenarnya dapat di cegah.
12
Prinsip penanganan atau penatalaksanaan pasein stroke bersifat supotif yaitu
membantu dlaam mengurangi luas kerusakan otak yang sudah terjadi dan
menecegah semakin meluasnya keruskaan otak akibat iskemik atau perdarahan.
Penanganan atau penatalaksanaan serta pencegahan pasien stroke dapat
diaplikasikan dengan langkah-langkah berikut :
1) Langkah pertama
a. Airway
Bebaskan jalan napas pasien. Hal ini berfungsi untuk memastikan
oksigen masuk ke dalam tubuh pasien, terutama pada pasien dengan
penurunan kesadaran. Pasien tersebut segera diletakkan dengan posisi
terlentang, eher di sanggah sampai hperekstensi maksimal.
b. Breathing
Jika pasien tidak bernapas atua terjadihenti napas maka diberikan
oksigen 4 liter/menit melalui hidung. Jika tidak terdapat oksigen dapat
diberikan bantuan napas buatan dari mulut ke mulut. pasien pun segera
dibawa kerumaha sakit untuk secepatnya mendapatkan pertolongan.
c. Circulation
Di rumah sakit, hal-hal di atas juga dilakukan. Perbaikan sirkulasi dan
perfusi ke otak dengan cara mempertahankan jantung dan tekanan darah
juga dilakukan. Pemantauan EKG dilakukan dalam 24 jam pertama dan
pasien langsung diinfus dnegan NaCl 0,9%.
2) Langkah kedua
Melakukan penilaian defisit neurologis dengan mempertimbangkan
seberapa berat gangguan neurologis yang terjadi dan apakah gangguan
neurologis tersebut masih akan memburuk atau membaik.
3) Langkah ketiga
Menentukan jenis stroke dengan penilaian skoring dan pemeriksaan
penunjang.
4) Langkah keempat
Langkah keempat merupakan penatalaksanaan suportif. Hal ini dilakukan
agar kondisi fisik pasien cepat membaik. Sebagai contoh, elevasi kepala
30◦ untuk mengurangi peningkatan tekanan intrakranial, badan pasien
13
dibolak-balik untuk menghindari terjadinya dekubitus di punggung dan
pinggang. Selain itu dilakukan kontrol tekanan darah secara kontinyu.
Kontrol kadar gula darah, kolesterol dan fungsi jantung selalu dilakukan
dan diawasi dalam 48 jam pertama pasca stroke.
Diantara sekian banyak risiko stroke, hipertensi dianggap yang paling
berperan. Intervensi terhadap hipertensi dibuktikan mampu mempengaruhi
penurunan stroke dalam komuniti. Namun demikkian upaya pencegahaan stroke
tidak semata ditujukan kepada hipertensi stroke.
Ada pendekatan yang menggabungkan ketiga bentuk upaya pencegahan
dengan 4 faktor utama yang mempengaruhi penyakit ( gaya hidup, lingkungan,
biologis dan pelayanan kesehatan.
Adapun langkah-langkah pencegahan yangdapat dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Pencegahan Primer
a) Gaya hidup : reduksi stress, makan rendah garam, lemak dan kalori,
exercise, no smoking dan vitamin.
b) Lingkungan : kesadaran akan stress kerja, kemungkinan gangguan PB
(lead).
c) Biologi : perhatian terhadap fakktor risiko biologis (jenis kelamin,
riwayat keluarga), efek aspirin.
d) Pelayanan kesehatan : health education dan pemerisaan tensi.
2. Pencegahan sekunder :
a) Gaya hidup : management stres, makanan rendah garam, stop smoking,
penyesuaian gaya hidup.
b) Lingkungan : penggantian kerja jika di perlukan, family counseling.
c) Biologi : pengobatan yang patuh dan cegah efek samping.
d) Pelayanan kesehatan : pendidikan pasien dan evaluasi penyebab
sekunder.
3. Pencegahan tersier :
a) Gaya hidup : reduksi stres, exercise sedang, stop smoking.
14
b) Lingkungan : jaga keamanan dan keselamatan (rumah lantai pertama,
pakai whell-chair) dan family support.
c) Biologi : kepatuhan berobat, tetapi fisik dan speack therapy.
d) Pelayanan kesehahtan : emergency medical technic, asuransi.
15
3. Selain itu konsumsi bahan-bahan makanan yang dapat mengurangi
resikotimbulnya kembali serangan stroke juga sangat diperlukan.
16
17
BAB 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
Stroke merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf manusia, yang
dapat berakibat pada kelumpuhan sistem-sistem lainnya. Secara umum patologi
stroke berlangsung secara progresif dan bertahap, mulai dari gejala stroke
ringan hingga dapat menyebabkan kematian. Secara garis besar, stroke dibagi
menjadistroke iskemik (karena penyumbatan pembuluh darah) dan stroke
hemoragik (karena pecahnya pembuluh darah) yang memiliki gejala bervariasi
sesuai daerah yang terserang.
Stroke memiliki beberapa faktor resiko yang dapat mendukung
perkembangan stroke yang terdiri dari dua jenis faktor, yaitu faktor resiko yang
tidak dapat dimodifikasi (usia, jenis kelamin, herediter, dan ras) dan yang dapat
dimodifikasi (berbagai penyakit degeneratif dan gaya hidup). Pencegahan
penyakit stroke dapat dilakukan dengan meminimalisir faktor resiko yang dapat
dimodifikasi tersebut, seperti mengatur pola hidup dan mengkonsumsi makanan
yang disesuaikan dengan faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi.
Jumlah penderita stroke terus meningkat setiap tahunnya, bukan hanya
menyerang mereka yang berusia tua, tetapi juga orang-orang muda pada usia
produktif. Data penelitian mengenai pengobatan stroke hingga kini masih belum
memuaskan walaupun telah banyak yang dicapai, hasil akhir pengobatan kalau
tidak meninggal hampir selalu meninggalkan kecacatan. Pengobatan awal/dini
seperti pencegahan sangat bermanfaat, akan tetapi harus disertai dengan
pengenalan dan pemahaman stroke pada semua lapisan dan komjunitas dalam
masyarakat.
3.2 Saran
Mencegah lebih baik daripada mengobati.Istilah ini sudah sangat lumrah di
kalangan kita.Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya stroke, maka yang
harus kita ubah mulai sekarang adalah pola hidup dan pola makan yang sehat dan
teratur, dengan memperhatikan gizi yang seimbang. Jika kita membiasakan hidup
sehat, maka kita tidak akan mudah terserang penyakit.
Daftar Pustaka
http://www.ilmukesehatan.com/artikel/artikel-makalah-epidemiologi-penyakit-
stroke.html diakses pada 10 April 2019 pukul 16.15 WIB.
http://gustiayuendanghartanti.blogspot.com/2012/11/makalah-epidemiologi-
penyakit-non.html diakses pada 10 April 2019 pukul 16.23 WIB.
http://prasianto.blogspot.com/2013/01/epidemiologi-tentang-penyakit-tidak.html
diakses pada 10 April 2019 pukul 16.18 WIB.
http://artikelkesmas.blogspot.com/2013/12/makalah-stroke-epidemiologi-
penyakit.html diakses pada 10 April 2019 pukul 16.27 WIB.
http://gejalastroke.com/ diakses pada 10 April 2019 pukul 16.30 WIB.
18