Anda di halaman 1dari 21

Makalah Epidemiologi Kardiovaskuler

Epidemiologi Stroke

Disusun oleh : Kelompok 3


1. Cindy Amalia Ardani 1611211043
2. Raisan Marta 1611212008
3. Asyifa Delila 1611212027
4. Miftahul Jannah 1611212044
5. Yulia Ningsih 1611213024
6. Pricillia Septiana 1711216034

Departemen Epidemiologi dan Biostatistik


Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Andalas
2019
Kata pengantar

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi
Kardiovaskuler ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
Kardiovaskuler khususnya tentang “Epidemiologi Stroke”, yang penyusun sajikan
berdasarkan dari berbagai informasi dan referensi. Makalah ini disusun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan, baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan
dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa Universitas
Andalas. Penyusun sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pengampu, penyusun meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah penyusun di masa yang akan
datang dan mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

Penyusun

Kelompok 3

i
Daftar Isi
Kata pengantar ......................................................................................................... i

Daftar Isi.................................................................................................................. ii

BAB 1 Pendahuluan ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2

BAB 2 Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 3

2.1 Gambaran Umum .......................................................................................... 3

2.2 Besarnya Masalah ......................................................................................... 4

2.3 Batasan dan Klasifikasi ................................................................................. 5

2.4 Faktor Resiko ................................................................................................ 8

2.5 Gejala Stroke ............................................................................................... 10

2.5.1 Gejala Stroke Awal .............................................................................. 10

2.5.2 Gejala Stroke Ringan ........................................................................... 12

2.6 Pencegahan Stroke ...................................................................................... 12

2.7 Perawatan Pasca Stroke............................................................................... 15

BAB 3 Penutup ..................................................................................................... 17

3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 17

3.2 Saran ............................................................................................................ 17

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 18

ii
1

BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius karena ditandai
dengan tingginya mordibitas dan mortalitasnya. Selain itu tampak adanya
kecenderungan peningkatan insidennya.
Hasil survei kesehatan rumah tangga menunjukkan peningkatan proporsi
penderita stroke di rumah sakit, yakni 0,72/100 penderita pada tahun 1984
menjadi 0,95/100 penderita di tahun 1986. Serangan stroke adalah akut dan
menyebabkan keatian mendadak.
Angka kematian dapat mencapai 36%. Namun sampai dewasa ini belumlah
jelas penyebabnya. Secara patofisiologi dikatakan bahwa stroke berkaitan dengan
gangguan aliran darah ke otak.
Mengenai klasfikasi stroke, telah banyak institusi yang mengemukakan
berbagai klasifikasi stroke.Seperti yang dibuat oleh Stroke Data Bank, World
Health Organization (WHO, 1989) dan National Institute of Neurological Disease
and Stroke (NINDS, 1990).Pada dasarnya klasifikasi tersebut dikelompokkan atas
dasar manifestasi klinik, proses patologi yang terjadi di otak dan tempat lesinya.
Hal ini berkaitan dengan pendekatan diagnosis neurologis yang melakukan
diagnosis klinis, diagnosis kausal, dan diagnosis topis (Bustan, 2007).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah gambaran umum dari epidemiologi stroke ?
2. Sudah sebesar apakah masalah dalam penyakit stroke ?
3. Apa saja batasan dan klasifikasi dari penyakit sroke ?
4. Apa saja yang menjadi faktor resiko penyakit stroke ?
5. Bagaimanakah pencegahan pada penyakit stroke ?
6. Seperti apakah itu penyakit stroke ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan memahami gambaran umum epidemiologi stroke.
2. Untuk mengetahui dan memahami besarnya masalah dalam penyakit
stroke.
3. Untuk mengetahui dan memahami batasan dan klasifikasi penyakit
stroke.
4. Untuk mengetahui dan memahami faktor resiko penyakit stroke.
5. Untuk mengetahui dan memahami upaya pencegahan pada penyakit
stroke.
6. Untuk mengetahui dan memahami penyakit stroke.

2
3

BAB 2
Tinjauan Pustaka

2.1 Gambaran Umum


Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh
gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan menimbulkan
gejala dan tanda yangsesuai dengan daerah otak yang terganggu. Kejadian
serangan penyakit ini bervariasi antar tempat, waktu dan keadaan penduduk.
Ditemukan pada semua golongan usia namun sebagian besar akan dijumpai
pada usia di atas 55 tahun. Ditemukan kesan bahwa insiden stroke meningkat
secara eksponensial denagn bertambahnya usia, dimana akan terjadi peningkatan
100 kali lipat pada mereka yang berusia 80-90 tahun. Insiden usia 80-90 adalah
300/10.000 dibandingkan dengan 3/10.000 pada golongan usia 30-40 tahun.
Stroke banyak ditemukan pada pria dibandingkan pada wanita. Variasi gender ini
bertahan tanpa pengaruh umur.
Insiden stroke bervariasi antarnegara dan tempat. Menurut hasil penelitian
yang dikoordinasi oleh WHO, dari 16 pusat riset di 12 negara naju dan
berkembang antara Mei 1971 sampai dengan Desember 1974 memperlihatkan
bahwa insiden stroke yang paling tinggi adalah di Ahita (Jepang) yaitu 287 per
100.000 populasi per tahun, sedang yang terendah adalah di Ibadan (Nigeria)
sebesar 150 per 100.000 populasi per tahun. Clifford Rose dari Inggris
memperkirakan insidens stroke dikebanyakan negara adalah sebesar perdarahan
intra serebral meningkat sesuai dengan pertambahan umur, sedang perdarahan
subarachnoidal lebih banyak terdapat di kalangan usia muda.
Di Indonesia, walaupun belum ada penelitian epidemiologis yang sempurna,
dari hasil survei kesehatan rumah tangga tahun 1984 dilaporkan prevalensi stroke
pada golongan umur 25-34 tahun, 35-44 tahun, dan pada kelompok umur 55 tahun
ke atas berturut-turut 6,7; 24,4 dan 276,3 per 100.000 penduduk sedangkan
proporsi stroke di rumah-rumah sakit di 27 provinsi pada tahun 1984 dan tahun
1986 meningkat 0,96 per 100 penderita. Masih dari hasil survei kesehatan rumah
tangga, mortalitas stroke pada tahun 1986 adalah tercatat 37,3 per 100.000
penduduk ; sementara di negara – negara maju, stroke merupakan penyebab
kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan keganasan. Walaupun
mortalitasnya sangat bervariasi antargeografi , namun secara rata – rata disebutkan
angka 100 kematian per 100.000 penduduk per tahun.

2.2 Besarnya Masalah


Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan oleh Yayasan Stroke Indonesia,
masalah stroke semakin penting dan mendesak karena kini jumlah penderita
Stroke di Indonesia terbanyak dan menduduki urutan pertama di Asia. Jumlah
yang disebabkan oleh stroke menduduki urutan kedua pada usia diatas 60 tahun
dan urutan kelima pada usia 15-59 tahun. Stroke merupakan penyebab kecacatan
serius menetap no 1 di seluruh dunia.
Pada tanggal 29 Oktober diperingati sebagai hari stroke dunia, saat ini
diingatkan bahwa 1 dari 6 orang menderita stroke dan hampir setiap 6 detik
seseorang meninggal karena stroke. Organisasi Stroke Dunia mencatat hampir
85% orang yang mempunyai faktor resiko dapat terhindar dari stroke bila
menyadari dan mengatasi faktor resiko tersebut sejak dini.
Badan kesehatan dunia memprediksi bahwa kematian akibat stroke akan
meningkat seiring dengan kematian akibat penyakit jantung dan kanker kurang
lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2030.
Kasus stroke meningkat di negara maju seperti Amerika dimana kegemukan
dan junk food telah mewabah. Berdasarkan data statistik di Amerika,setiap tahun
terjadi 750.000 kasus stroke baru di Amerika. Berdasarkan datatersebut
menunjukkan bahwa setiap 45 menit, ada satu orang di Amerika yangterkena
serangan stroke dan 4 dari 5 keluarga di Amerika terkena stroke.
Di Indonesia,stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah
jantung dan kanker. Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke merupakan
pembunuh no.1di RS Pemerintah di seluruh penjuru Indonesia. Kejadian stroke di
Indonesia punselalu meningkat dari tahun ke tahun. Sebanyak 33 % pasien stroke
membutuhkan bantuan orang lain untuk aktivitas pribadi, 20 %
membutuhkanbantuan orang lain untuk dapat berjalan kaki, dan 75 % kehilangan
pekerjaan.

4
Menurut WHO (2011), Indonesia telah menempati peringkat ke -97
dunia untuk jumlah penderita stroke terbanyak dengan jumlah angka
kematian mencapai 138.268 orang atau 9,70% dari total kematian yang terjadi
pada tahun 2011. Menurut data tahun 1990-an, diperkirakan ada 500.000 orang
penderita stroke di Indonesia, sekitar 125.000 diantaranya meninggal atau cacat
seumur hidup. Tetapi jumlah sebenarnya sulitdiketahui karena banyak yang tidak
dibawa ke dokter karena ketiadaan biaya atau jarak rumah sakit yang jauh dari
tempat tinggal. Kasus stroke di Indonesia menunjukkan kecenderungan terus
meningkat dari tahun ke tahun. Setelah tahun 2000 kasus stroke yang terdeteksi
terus melonjak. Pada tahun 2004, b e b e r a p a penelitian di sejumlah rumah sakit
menemukan pasien rawat inap yang disebabkanstroke berjumlah 23.636 orang.
Sedangkan yang rawat jalan atau yang tidak dibawake rumah sakit tidak diketahui
jumlahnya (Kompas, 2008) Di Bali jumlah penderita Stroke Hemoragik dan
Stroke Non Hemoragik yang masuk ke RSUP Sanglah Denpasar tidak bisa
dikatakan sedikit.
Dari data catatan medik RSUP Sanglah Denpasar didapatkan jumlah
penderita stroke 2 tahun terakhir memang mengalami penurunan, namun
jumlah kasusnya masih tergolong banyak. Pada tahun 2011 jumlah penderita
stroke yang menjalani perawatan adalah 848 orangdimana bila dirata-ratakan
terdapat 71 kasus per bulan. Sedangkan pada tahun 2012 menjadi 715 orang
dimana bila dirata-ratakan terdapat 60 kasus per bulan.

2.3 Batasan dan Klasifikasi


Batasan yang dikemukakan oleh WHO Task Force in Stroke and Other
Cerebrovascular Disease tahun 1989, stroke secara klinis adalah sebagai berikut :
Stroke adalah disfungsi neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan
pembuluh darah dan timbul secara mendadak ( dalam beberapa detik ) atau cepat
(dalam beberapa jam ) dengan gejala-gejala dan tanda-tanda yang sesuai dengan
daerah fokal otak yang terganggu.
Pada umumnya disfungsi itu berupa hemiparalisis atau hemiparesis yang
disertai dengan defisit sensorik dengan atau tanpa gangguan fungsi luhur. Di
dalam praktek, stroke (bahasa inggris) umum di gunakan sebagai sinonim

5
Cerebrow Vascular Disease (CVD) dan Kurikilum Inti Pendidikan Dokter di
Indonnesia (KIPDI) mengistilahkan stroke sebagai penyakit akibat gangguan
peredaran darah otak (GPDO).
Mengenai klasifikasi stroke, telah banyak institusi yang mengemukakan
berbagai klasifikasi stroke, seperti yang di buat oleh Stroke Data Bank, World
Health Organization (WHO,1989) dan National Institute of Neurological Disease
and Stroke (NINDS,1990). Pada dasarnya klasifikasi tersebut di kelompokkan
atas dasar manifestasi klinik, proses patologi yang terjadi di otak dan tempat
lesinya . hal ini berkaitan denagn pendekatan diagnosis neurologis yang
melakukan diagnosis klinis , diagnosis kausal, dan diagnosis topis.
Klasifikasi yang dipakai saat ini adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan manisfestasi klinik :
a. Transient Ischemic Attack (TIA)
b. Stroke in Evolutian (SIE)
c. Reversible Ischemic Neurological Deficit (RIND)
d. Completed Stroke
2. Berdasarkan proses patologik (kausal) :
a. Infark
b. Perdarahan Intra serebral.
c. Perdarahan subarachnoidal
3. Berdasarkan tempat :
a. Sistem karotis
b. Sistem vertebrobasiler.
Pendapat lain mengatakan bahwa di klinik, secara umum ada 2 jenis stroke ,
yakni stroke iscemik (nonhemorhagik) dan hemorhagik. Jenis iscemic dapat
berupa TIA, trombosis dan embolitik. Jenis hemorhagik dapat terjadi sebagai
perdarahan intracerebral ataupun subaranoid. Iswadi melaporkan bahwa jenis
infark otak merupakan jenis stroke yang banyak di temukan.
Pembagian di klinik biasanya melakukan diagnosis berikut :
1. Stroke non hemorgik (cerebral infraction):
 Klinis terdiri dari:
a. TIA

6
b. RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficit)
c. Progessing stroke = stroke in evolusi
d. Complete stroke
 Secara kausal:
a. Stroke trombotik
b. Stroke emboli/non trombotik
2. Stroke haemorhagik :
a. PSD (Perdarahan Sub Dural)
b. PSA (Perdarahan Sub Arachnoid)
c. PIS (Perdarahan Intra Cerebral)

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :


1. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya
pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada
penderita hipertensi.
a. Perdarahan Intra Serebral (PIS), terutama terjadi bila tekanan darah
tinggi sekali, sampai otoregulasi otak tidak berfungsi lagi, dan bila
pembuluh darahnya rapuh atau ada aneurisma maka pembuluh darah
dapat pecah dan terjadi Infark hemorragik.
b. Perdarahan Sub Arachnoid (PSA), yang keluar akibat pecahnya
aneurisma atau malformasi arterio vena (MVA), akan segera
memenuhi ruang sub arachnoid sehingga menimbulkan iritasi batang
otak
2. Stroke Iskemik
Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan
aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke
adalah stroke Iskemik.
a. Thrombosis Serebsi (TS). penyempitan lumen pembuluh darah otak
terjadi secara perlahan oleh karena proses arteriosklerosis. Masih
bersifat reversibel dan dapat membaik bila tekanan darah cepat naik
kembali/membaik (fase penumbra).

7
b. Emboli Serebri (ES). penyempitan/penyumbatan pembuluh darah
terjadi secara mendadak/akut, dengan sumber utama emboli dari
jantung.
c. Serangan Otak Iskemik Sepintas atau Transient Ischemic
Attack(SOS/TIA). Sebagai akibat dari terhentinya aliran darah yang
menuju ke otak disebabkan sumbatan yang berasal dari emboli dan
trombosis serebri.

2.4 Faktor Resiko


Dalam upaya pencegahannya maka diperlukan identifikasi karakteristik
epidemiologinya yang dapat merupakan sebagai faktor resiko stroke.Faktor resiko
ini menyebabkan orang menjadi lebih rentan atau mudah mengalami stroke.
Faktor-faktor resiko yang selama ini telah diidentifikasi dapat berupa
hipertensi, diabetes mellitus, riwayat stroke sebelumnya, obesitas, dan kebiasaan
merokok. Selain itu, disebutkan juga beberapa faktor yang dicurigai berkaitan
dengan stroke seperti alkohol, kontrasepsi hormonal, trauma, dan herpes zoster .
Beberapa faktor resiko stroke yang dapat disebutkan, yakni:
1. Umur: Rate meninggi sesuai dengan pertambahan umur.
2. Ras: lebih tinggi black dari white.
3. Seks: lelaki > wanita.
4. Hipertensi: faktor resiko tertinggi dari stroke.
5. Diabetes (> 120mg/100ml): kuat asosiasinya, kapiler rapuh.
6. Penyakit jantung sebelumnya: resiko meninggi sampai 3 x.
7. Atrial fibrilation/TIA: faktor resiko kuat.
8. Obesitas: inconsistent findings.
9. Rokok: tidak ditemukan efek besar, kapiler kaku.
10. Kolesterol dan trigliserida: inconsistent.
Di antara faktor resiko di atas, dapat disebutkan 4 major risk factors dari
stroke:
1. Hipertensi
2. Transient ischemic attack
3. Hipercholesterolemia

8
4. DM
Sidharta (1985) memperingatkan bahwa Cerebrovascular Disease merupakan
penyakit orang-orang golongan usia di atas 50 tahun, karena pada orang-orang
golongan tersebut terdapat arterioslerosis serebri. Proses atherosklerosis
disebabkan dan ditentukan oleh faktor keturunan, hipertensi dan cara hidup.
Semua faktor yang menentukan timbulnya manifestasi stroke dikenal sebagai
faktor resiko stroke, dikenal juga sebagai stroke profile; sehingga orang-orang
yang mempunyai stroke profile dinamakan stroke prone person, yaitu orang-orang
yang mempunyai kecenderungan untuk mengidap stroke (Bustan, 2007).
Menurut (Israr, 2008) Faktor risiko stroke dibagi atas 2 jenis, faktor risiko
yang dapat diubah dan tidak dapat diubah.
Faktor risiko yang dapat diubah antara lain sebagai berikut:
a. hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi),
b. kolesterol,
c. aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah),
d. gangguan jantung,
e. diabetes,
f. riwayat stroke dalam keluarga,
g. migrain,
h. merokok (aktif &pasif),
i. makanan tidak sehat (junk food, fast food),
j. alkohol,
k. kurang olahraga,
l. mendengkur,
m. kontrasepsi oral,
n. narkoba,
o. obesitas.
Faktor resiko yang tak dapat diubah antara lain sebagai berikut:
a. Umur.
Kemunduran sistem pembuluh darah meningkat seiring dengan
bertambahnya usia hingga makin bertambah usia makin tinggi

9
kemungkinan mendapat stroke. Dalam statistic factor ini menjadi 2x lipat
setelah usia 55 tahun.
b. Jenis.
Stroke diketahui lebih banyak laki-laki dibanding perempuan. Kecuali
umur 35-44 tahun dan diatas 85 tahun, lebih banyak diderita perempuan.
Hal inidiperkirakan karena pemakaian obat-obat kontrasepsi dan usia
harapan hidup perempuan yang lebih tinggi dibanding laki-laki.
c. Berat Lahir Yang Rendah
Statistik di Inggris memungkinkan orang dengan beratbayi lahir rendah
menunjukkan angka kematian yang lebih tinggi disbanding orang yang
lahir dengan berat normal. Namun apa hubungan antara ke duanya belum
diketahui secara pasti.
d. Ras
Penduduk Afrika - Amerika dan Hispanic - Amerika berpotensi stroke
lebih tinggi dibanding Eropa - Amerika. Pada penelitian penyakit
artherosklerosis terlihat bahwa penduduk kulit hitam mendapat serangan
stroke 38 % lebih tinggi dibanding kulit putih.
e. Faktor Keturunan
Adanya riwayat stroke pada orang tua menaikkan faktor resiko stroke.
Hal ini diperkirakan melalui beberapa mekanisme antara lain:
 Faktor genetik
 Faktor life style
 Penyakit-penyakit yang ditemukan
 Interaksi antara yang tersebut diatas
f. Kelainan Pembuluh Darah Bawaan : sering tak diketahui sebelum terjadi
stroke.

2.5 Gejala Stroke


2.5.1 Gejala Stroke Awal
Gejala dan tanda seseorang terkena stroke sangat beragam dan berbeda-beda
antara satu individu dengan individu lainnya. Perbedaan ini dikarenakan otak
manusia sangat kompleks. Setiap daerah di otak mempunyai fungsi berbeda-beda.

10
Ada yang mengatur gerakan, pancaindera, perasaan, kognitif dan lain-lain. Gejala
dan tanda dari stroke tergantung pada daerah mana yang mengalmi kerusakan di
otak, dan juga tergantung dari apakah itu karena stroke pendarahan atau karena
stroke iskemik.
Namun secara umum, tanda dan gejala stroke diantaranya sebagai berikut :
a) Munculnya kelemahan mendadak dari satu bagian tubuh, wajah, lengan,
tungkai, terutama di satu sisi badan.
b) Muncul rasa baal (hilang sensasi) mendadak disatu sisi badan
c) Gangguan menelan (disfagia), contohnya bila minum jadi tersedak
d) Hilangnya penglihatan sebagian atau menyeluruh secara tiba-tiba
e) Tiba-tiba sulit bicara atau menjadi tidak jelas berbicara atau pelo, atau
tidak memahami pembicaraan orang lain.
f) Timbul nyeri kepala yang amat sangat, yang muncul secara mendadak
g) Gangguan kesadaran, pingsan, koma, atau kejang.
h) Hilang keseimbangan, terjatuh tiba-tiba, dan tidak mampu mengatur
gerakan tubuh
i) Muncul gangguan kognitif lain seperti tiba-tiba pikun, tidak dapat
berhitung, membaca, ataupun menulis secara tiba-tiba.
Gejala-gejala diatas terutama bila timbul mendadak, harus segera mendapat
pertolongan dari dokter. Semakin cepat ditangani maka akan semakin baik
hasilnya. Gejala-gejala diatas sangat tergantung dari daerah otak mana yang
mengalami gangguan. Sebagai informasi, secara mudahnya otak kita dibagi
menjadi hemisfer, otak kanan dan otak kiri yang mempunyai peranan dan fungsi
masing-masing. Kedua bagian otak ini dibagi menjadi sisi dominan dan non
dominan, dilihat dari fungsi penggunaan sehari-hari kita bisa menggunakan
tangan untuk bekerja dan menulis. Namun, ada juga orang-orang tertentu dengan
otak dominan kanan dan mengerjakan kegiatan sehari-hari dengan tubuh sebelah
kiri lebih dominan yang biasa kita sebut kidal/ kebot. Bagian otak kanan
mengendalikan sisi tubuh tubuh sebelah kanan, sehingga bila yang terkena stroke
adalah sisi kiri tubuh. Demikian juga sebaliknya, bila yang terkena stroke adalah
sisi kiri dari otak, maka sisi tubuh yang mengalami kelumpuhan adalah sisi kanan
tubuh.

11
2.5.2 Gejala Stroke Ringan
Dalam beberapa menit saja mengalami stroke, sel-sel otak mulai mati. Jadi
penting sekali untuk mengenali gejala-gejalanya, agar segera ditangani dan
mendapatkan perawatan yang tepat untuk pemulihan. Stroke ringan mungkin tidak
akan menimbulkan gejala namun tetap dapat merusak jaringan otak.
Tanda-tanda stroke antara lain sebagai berikut:
a) Tiba-tiba mati rasa atau rasa lemah pada lengan, wajah atau kaki,
terutama pada satu sisi tubuh. Gerakan refleks dan atau sensasi hilang
seluruhnya atau sebagian. Mungkin ada suatu sensasi kesemutan di
daerah yang terkena.
b) Mendadak kebingungan atau kesulitan bicara atau memahami. Kadang-
kadang kelemahan pada otot-otot wajah dapat menyebabkan keluarnya
air liur tanpa terkendali.
c) Tiba-tiba kesulitan melihat pada satu atau kedua mata.
d) Tiba-tiba kesulitan berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan atau
koordinasi.
e) Mendadak mengalami sakit kepala berat tanpa diketahui penyebabnya.
Siapapun dapat memiliki terserang stroke. Tetapi kemungkinan itu meningkat
jika seseorang memiliki faktor resiko tertentu yang dapat menyebabkan stroke.
Kabar baiknya bahwa sampai 80% stroke sebenarnya dapat di cegah.

2.6 Pencegahan Stroke


Untuk bisa melakukan pencegahan stroke tentu saja kita harus tahu penyebab
terjadinya stroke. Faktor risiko yang terbanyak adalah hipertensi, diabetes, kadar
kolesterol tinggi, kekakuan pembuluh darah dan penyakit jantung. Pencegahan
stroke dapat dilakukan dengan menjalankan gaya hidup sehat, seperti pola makan
sehat, tidak merokok, olahraga teratur, menjaga berat badan dan mengendalikan
stres. Pola pencegahan ini sesuai dengan perilaku hidup yoga, sehingga tidak
mustahil untuk dikatakan bahwa yoga bisa mencegah terjadinya stroke. Untuk
rehabilitasi pasca stroke, dapat dilakukan pranayama dan latihan asana ringan.
Menjalani pola makan sehat dan meditasi juga sangat bermanfaat.

12
Prinsip penanganan atau penatalaksanaan pasein stroke bersifat supotif yaitu
membantu dlaam mengurangi luas kerusakan otak yang sudah terjadi dan
menecegah semakin meluasnya keruskaan otak akibat iskemik atau perdarahan.
Penanganan atau penatalaksanaan serta pencegahan pasien stroke dapat
diaplikasikan dengan langkah-langkah berikut :
1) Langkah pertama
a. Airway
Bebaskan jalan napas pasien. Hal ini berfungsi untuk memastikan
oksigen masuk ke dalam tubuh pasien, terutama pada pasien dengan
penurunan kesadaran. Pasien tersebut segera diletakkan dengan posisi
terlentang, eher di sanggah sampai hperekstensi maksimal.
b. Breathing
Jika pasien tidak bernapas atua terjadihenti napas maka diberikan
oksigen 4 liter/menit melalui hidung. Jika tidak terdapat oksigen dapat
diberikan bantuan napas buatan dari mulut ke mulut. pasien pun segera
dibawa kerumaha sakit untuk secepatnya mendapatkan pertolongan.
c. Circulation
Di rumah sakit, hal-hal di atas juga dilakukan. Perbaikan sirkulasi dan
perfusi ke otak dengan cara mempertahankan jantung dan tekanan darah
juga dilakukan. Pemantauan EKG dilakukan dalam 24 jam pertama dan
pasien langsung diinfus dnegan NaCl 0,9%.

2) Langkah kedua
Melakukan penilaian defisit neurologis dengan mempertimbangkan
seberapa berat gangguan neurologis yang terjadi dan apakah gangguan
neurologis tersebut masih akan memburuk atau membaik.
3) Langkah ketiga
Menentukan jenis stroke dengan penilaian skoring dan pemeriksaan
penunjang.
4) Langkah keempat
Langkah keempat merupakan penatalaksanaan suportif. Hal ini dilakukan
agar kondisi fisik pasien cepat membaik. Sebagai contoh, elevasi kepala
30◦ untuk mengurangi peningkatan tekanan intrakranial, badan pasien

13
dibolak-balik untuk menghindari terjadinya dekubitus di punggung dan
pinggang. Selain itu dilakukan kontrol tekanan darah secara kontinyu.
Kontrol kadar gula darah, kolesterol dan fungsi jantung selalu dilakukan
dan diawasi dalam 48 jam pertama pasca stroke.
Diantara sekian banyak risiko stroke, hipertensi dianggap yang paling
berperan. Intervensi terhadap hipertensi dibuktikan mampu mempengaruhi
penurunan stroke dalam komuniti. Namun demikkian upaya pencegahaan stroke
tidak semata ditujukan kepada hipertensi stroke.
Ada pendekatan yang menggabungkan ketiga bentuk upaya pencegahan
dengan 4 faktor utama yang mempengaruhi penyakit ( gaya hidup, lingkungan,
biologis dan pelayanan kesehatan.
Adapun langkah-langkah pencegahan yangdapat dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Pencegahan Primer
a) Gaya hidup : reduksi stress, makan rendah garam, lemak dan kalori,
exercise, no smoking dan vitamin.
b) Lingkungan : kesadaran akan stress kerja, kemungkinan gangguan PB
(lead).
c) Biologi : perhatian terhadap fakktor risiko biologis (jenis kelamin,
riwayat keluarga), efek aspirin.
d) Pelayanan kesehatan : health education dan pemerisaan tensi.

2. Pencegahan sekunder :
a) Gaya hidup : management stres, makanan rendah garam, stop smoking,
penyesuaian gaya hidup.
b) Lingkungan : penggantian kerja jika di perlukan, family counseling.
c) Biologi : pengobatan yang patuh dan cegah efek samping.
d) Pelayanan kesehatan : pendidikan pasien dan evaluasi penyebab
sekunder.

3. Pencegahan tersier :
a) Gaya hidup : reduksi stres, exercise sedang, stop smoking.

14
b) Lingkungan : jaga keamanan dan keselamatan (rumah lantai pertama,
pakai whell-chair) dan family support.
c) Biologi : kepatuhan berobat, tetapi fisik dan speack therapy.
d) Pelayanan kesehahtan : emergency medical technic, asuransi.

2.7 Perawatan Pasca Stroke


Sekali terkena serangan stroke, tidak membuat seseorang terbebas
dari stroke. Di samping dampak menimbulkan kecacatan, masih ada
kemungkinan dapat terserang kembali di kemudian hari.
Penanganan pasca stroke yang biasa dilakukan adalah:
1. Rehabilitasi.
Penderita memerlukan rehabilitasi serta terapi psikis seperti terapi fisik,
terapi okupasi, terapi wicara, dan penyediaan alat bantu di unitortotik
prostetik. Juga penanganan psikologis pasien, seperti berbagi rasa,terapi
wisata, dan sebagainya. Selain itu, juga dilakukan Community based
rehabilitation (rehabilitasi bersumberdaya masyarakat) dengan
melakukan penyuluhan dan pelatihan masyarakat di lingkungan pasien
agar mampumenolong, setidaknya bersikap tepat terhadap penderita. Hal
ini akan meningkatkan pemulihan dan integrasi dengan masyarakat.
2. Penerapan gaya hidup sehat.
Bahaya yang menghantui penderita stroke adalah serangan stroke
berulang yang dapat fatal atau kualitas hidup yang lebih buruk dari
serangan pertama. Bahkan ada pasien yang mengalami serangan stroke
sebanyak 6-7 kali. Hal ini disebabkan pasien tersebut tidak
mengendalikan faktor risiko stroke. Penerapan gaya hidup sehat sangat
penting bagi mereka yang sudah pernah terkena serangan stroke, agar
tidakkembali diserang stroke seperti berhenti merokok, diet rendah lemak
atau kolesterol dan tinggi serat, berolahraga teratur 3 kali seminggu (30-
45menit), makan secukupnya, dengan memenuhi kebutuhan gizi
seimbang,menjaga berat badan jangan sampai kelebihan berat badan,
berhenti minumalkohol dan atasi stres.

15
3. Selain itu konsumsi bahan-bahan makanan yang dapat mengurangi
resikotimbulnya kembali serangan stroke juga sangat diperlukan.

16
17

BAB 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
Stroke merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf manusia, yang
dapat berakibat pada kelumpuhan sistem-sistem lainnya. Secara umum patologi
stroke berlangsung secara progresif dan bertahap, mulai dari gejala stroke
ringan hingga dapat menyebabkan kematian. Secara garis besar, stroke dibagi
menjadistroke iskemik (karena penyumbatan pembuluh darah) dan stroke
hemoragik (karena pecahnya pembuluh darah) yang memiliki gejala bervariasi
sesuai daerah yang terserang.
Stroke memiliki beberapa faktor resiko yang dapat mendukung
perkembangan stroke yang terdiri dari dua jenis faktor, yaitu faktor resiko yang
tidak dapat dimodifikasi (usia, jenis kelamin, herediter, dan ras) dan yang dapat
dimodifikasi (berbagai penyakit degeneratif dan gaya hidup). Pencegahan
penyakit stroke dapat dilakukan dengan meminimalisir faktor resiko yang dapat
dimodifikasi tersebut, seperti mengatur pola hidup dan mengkonsumsi makanan
yang disesuaikan dengan faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi.
Jumlah penderita stroke terus meningkat setiap tahunnya, bukan hanya
menyerang mereka yang berusia tua, tetapi juga orang-orang muda pada usia
produktif. Data penelitian mengenai pengobatan stroke hingga kini masih belum
memuaskan walaupun telah banyak yang dicapai, hasil akhir pengobatan kalau
tidak meninggal hampir selalu meninggalkan kecacatan. Pengobatan awal/dini
seperti pencegahan sangat bermanfaat, akan tetapi harus disertai dengan
pengenalan dan pemahaman stroke pada semua lapisan dan komjunitas dalam
masyarakat.

3.2 Saran
Mencegah lebih baik daripada mengobati.Istilah ini sudah sangat lumrah di
kalangan kita.Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya stroke, maka yang
harus kita ubah mulai sekarang adalah pola hidup dan pola makan yang sehat dan
teratur, dengan memperhatikan gizi yang seimbang. Jika kita membiasakan hidup
sehat, maka kita tidak akan mudah terserang penyakit.
Daftar Pustaka

http://www.ilmukesehatan.com/artikel/artikel-makalah-epidemiologi-penyakit-
stroke.html diakses pada 10 April 2019 pukul 16.15 WIB.
http://gustiayuendanghartanti.blogspot.com/2012/11/makalah-epidemiologi-
penyakit-non.html diakses pada 10 April 2019 pukul 16.23 WIB.
http://prasianto.blogspot.com/2013/01/epidemiologi-tentang-penyakit-tidak.html
diakses pada 10 April 2019 pukul 16.18 WIB.
http://artikelkesmas.blogspot.com/2013/12/makalah-stroke-epidemiologi-
penyakit.html diakses pada 10 April 2019 pukul 16.27 WIB.
http://gejalastroke.com/ diakses pada 10 April 2019 pukul 16.30 WIB.

18

Anda mungkin juga menyukai