Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius karena
ditandai dengan tingginya mordibitas dan mortalitasnya. Selain itu tampak
adanya kecenderungan peningkatan insidennya.
Hasil survei kesehatan rumah tangga menunjukkan peningkatan
proporsi penderita stroke di rumah sakit, yakni 0,72/100 penderita pada
tahun 1984 menjadi 0,95/100 penderita di tahun 1986. Serangan stroke
adalah akut dan menyebabkan keatian mendadak.
Angka kematian dapat mencapai 36%. Namun sampai dewasa ini
belumlah jelas penyebabnya. Secara patofisiologi dikatakan bahwa stroke
berkaitan dengan gangguan aliran darah ke otak.
Mengenai klasfikasi stroke, telah banyak institusi yang
mengemukakan berbagai klasifikasi stroke.Seperti yang dibuat oleh Stroke
Data Bank, World Health Organization (WHO, 1989) dan National
Institute of Neurological Disease and Stroke (NINDS, 1990).Pada
dasarnya klasifikasi tersebut dikelompokkan atas dasar manifestasi klinik,
proses patologi yang terjadi di otak dan tempat lesinya.
Hal ini berkaitan dengan pendekatan diagnosis neurologis yang
melakukan diagnosis klinis, diagnosis kausal, dan diagnosis topis (Bustan,
2007).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah gambaran umum dari epidemiologi stroke ?
2. Sudah sebesar apakah masalah dalam penyakit stroke ?
3. Apa saja batasan dan klasifikasi dari penyakit sroke ?
4. Apa saja yang menjadi faktor resiko penyakit stroke ?
5. Bagaimanakah pencegahan pada penyakit stroke ?
6. Seperti apakah itu penyakit stroke ?

1 EPIDEMIOLOGI STROKE
C. Tujuan penulisan
1. Ingin mengetahui gambaran umum epidemiologi stroke.
2. Ingin mengetahui besarnya masalah dalam penyakit stroke.
3. Ingin mengetahui batasan dan klasifikasi penyakit stroke.
4. Ingin mengetahui faktor resiko penyakit stroke.
5. Untuk mengetahui upaya pencegahan pada penyakit stroke.
6. Ingin mengetahui penyakit stroke.

2 EPIDEMIOLOGI STROKE
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum
Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan
oleh gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan
menimbulkan gejala dan tanda yangsesuai dengan daerah otak yang
terganggu. Kejadian serangan penyakit ini bervariasi antar tempat, waktu
dan keadaan penduduk.
Ditemukan pada semua golongan usia namun sebagian besar akan
dijumpai pada usia di atas 55 tahun. Ditemukan kesan bahwa insiden
stroke meningkat secara eksponensial denagn bertambahnya usia, dimana
akan terjadi peningkatan 100 kali lipat pada mereka yang berusia 80-90
tahun. Insiden usia 80-90 adalah 300/10.000 dibandingkan dengan
3/10.000 pada golongan usia 30-40 tahun. Stroke banyak ditemukan pada
pria dibandingkan pada wanita. Variasi gender ini bertahan tanpa pengaruh
umur.
Insiden stroke bervariasi antarnegara dan tempat. Menurut hasil
penelitian yang dikoordinasi oleh WHO, dari 16 pusat riset di 12 negara
naju dan berkembang antara Mei 1971 sampai dengan Desember 1974
memperlihatkan bahwa insiden stroke yang paling tinggi adalah di Ahita
(Jepang) yaitu 287 per 100.000 populasi per tahun, sedang yang terendah
adalah di Ibadan (Nigeria) sebesar 150 per 100.000 populasi per tahun.
Clifford Rose dari Inggris memperkirakan insidens stroke dikebanyakan
negara adalah sebesar perdarahan intra serebral meningkat sesuai dengan
pertambahan umur, sedang perdarahan subarachnoidal lebih banyak
terdapat di kalangan usia muda.
Di Indonesia, walaupun belum ada penelitian epidemiologis yang
sempurna, dari hasil survei kesehatan rumah tangga tahun 1984 dilaporkan
prevalensi stroke pada golongan umur 25-34 tahun, 35-44 tahun, dan pada
kelompok umur 55 tahun ke atas berturut-turut 6,7; 24,4 dan 276,3 per

3 EPIDEMIOLOGI STROKE
100.000 penduduk sedangkan proporsi stroke di rumah-rumah sakit di 27
provinsi pada tahun 1984 dan tahun 1986 meningkat 0,96 per 100
penderita. Masih dari hasil survei kesehatan rumah tangga, mortalitas
stroke pada tahun 1986 adalah tercatat 37,3 per 100.000 penduduk ;
sementara di negara – negara maju, stroke merupakan penyebab kematian
nomor tiga setelah penyakit jantung dan keganasan. Walaupun
mortalitasnya sangat bervariasi antargeografi , namun secara rata – rata
disebutkan angka 100 kematian per 100.000 penduduk per tahun.

B. Besarnya Masalah
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan oleh Yayasan Stroke
Indonesia, masalah stroke semakin penting dan mendesak karena kini
jumlah penderita Stroke di Indonesia terbanyak dan menduduki urutan
pertama di Asia. Jumlah yang disebabkan oleh stroke menduduki urutan
kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59 tahun.
Stroke merupakan penyebab kecacatan serius menetap no 1 di seluruh
dunia.
Pada tanggal 29 Oktober diperingati sebagai hari stroke dunia, saat
ini diingatkan bahwa 1 dari 6 orang menderita stroke dan hampir setiap 6
detik seseorang meninggal karena stroke. Organisasi Stroke Dunia
mencatat hampir 85% orang yang mempunyai faktor resiko dapat terhindar
dari stroke bila menyadari dan mengatasi faktor resiko tersebut sejak dini.
Badan kesehatan dunia memprediksi bahwa kematian akibat stroke
akan meningkat seiring dengan kematian akibat penyakit jantung dan
kanker kurang lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2030.
Kasus stroke meningkat di negara maju seperti Amerika dimana
kegemukan dan junk food telah mewabah. Berdasarkan data statistik di
Amerika,setiap tahun terjadi 750.000 kasus stroke baru di Amerika.
Berdasarkan datatersebut menunjukkan bahwa setiap 45 menit, ada satu
orang di Amerika yangterkena serangan stroke dan 4 dari 5 keluarga di
Amerika terkena stroke.

4 EPIDEMIOLOGI STROKE
Di Indonesia,stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan
setelah jantung dan kanker. Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke
merupakan pembunuh no.1di RS Pemerintah di seluruh penjuru Indonesia.
Kejadian stroke di Indonesia punselalu meningkat dari tahun ke tahun.
Sebanyak 33 % pasien stroke membutuhkan bantuan orang lain untuk
aktivitas pribadi, 20 % membutuhkanbantuan orang lain untuk dapat
berjalan kaki, dan 75 % kehilangan pekerjaan.
Menurut WHO (2011), Indonesia telah menempati peringkat
ke-97 dunia untuk jumlah penderit a stroke terbanyak dengan jumlah
angka kematian mencapai 138.268 orang atau 9,70% dari total kematian
yang terjadi pada tahun 2011. Menurut data tahun 1990-an, diperkirakan
ada 500.000 orang penderita stroke di Indonesia, sekitar 125.000
diantaranya meninggal atau cacat seumur hidup. Tetapi jumlah sebenarnya
sulitdiketahui karena banyak yang tidak dibawa ke dokter karena ketiadaan
biaya atau jarak rumah sakit yang jauh dari tempat tinggal. Kasus stroke
di Indonesia menunjukkan kecenderungan terus meningkat dari tahun ke
tahun. Setelah tahun 2000 kasus stroke yang terdeteksi terus melonjak.
Pada tahun 2004, b e b e r a p a penelitian di sejumlah rumah sakit
menemukan pasien rawat inap yang disebabkanstroke berjumlah 23.636
orang. Sedangkan yang rawat jalan atau yang tidak dibawake rumah sakit
tidak diketahui jumlahnya (Kompas, 2008) Di Bali jumlah penderita
Stroke Hemoragik dan Stroke Non Hemoragik yang masuk ke RSUP
Sanglah Denpasar tidak bisa dikatakan sedikit.
Dari data catatan medik RSUP Sanglah Denpasar didapatkan jumlah
penderita stroke 2 tahun terakhir memang mengalami penurunan,
namun jumlah kasusnya masih tergolong banyak. Pada tahun 2011
jumlah penderita stroke yang menjalani perawatan adalah 848
orangdimana bila dirata-ratakan terdapat 71 kasus per bulan. Sedangkan
pada tahun 2012 menjadi 715 orang dimana bila dirata-ratakan terdapat 60
kasus per bulan.

5 EPIDEMIOLOGI STROKE
C. Batasan dan Klasifikasi
Batasan yang dikemukakan oleh WHO Task Force in Stroke and
Other Cerebrovascular Disease tahun 1989, stroke secara klinis adalah
sebagai berikut :
Stroke adalah disfungsi neurologis akut yang disebabkan oleh
gangguan pembuluh darah dan timbul secara mendadak ( dalam beberapa
detik ) atau cepat (dalam beberapa jam ) dengan gejala-gejala dan tanda-
tanda yang sesuai dengan daerah fokal otak yang terganggu.
Pada umumnya disfungsi itu berupa hemiparalisis atau hemiparesis
yang disertai dengan defisit sensorik dengan atau tanpa gangguan fungsi
luhur. Di dalam praktek, stroke (bahasa inggris) umum di gunakan sebagai
sinonim Cerebrow Vascular Disease (CVD) dan Kurikilum Inti Pendidikan
Dokter di Indonnesia (KIPDI) mengistilahkan stroke sebagai penyakit
akibat gangguan peredaran darah otak (GPDO).
Mengenai klasifikasi stroke, telah banyak institusi yang
mengemukakan berbagai klasifikasi stroke, seperti yang di buat oleh
Stroke Data Bank, World Health Organization (WHO,1989) dan National
Institute of Neurological Disease and Stroke (NINDS,1990). Pada
dasarnya klasifikasi tersebut di kelompokkan atas dasar manifestasi klinik,
proses patologi yang terjadi di otak dan tempat lesinya . hal ini berkaitan
denagn pendekatan diagnosis neurologis yang melakukan diagnosis klinis ,
diagnosis kausal, dan diagnosis topis.
Klasifikasi yang dipakai saat ini adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan manisfestasi klinik :
a. Transient Ischemic Attack (TIA)
b. Stroke in Evolutian (SIE)
c. Reversible Ischemic Neurological Deficit (RIND)
d. Completed Stroke
2. Berdasarkan proses patologik (kausal) :
a. Infark
b. Perdarahan Intra serebral.

6 EPIDEMIOLOGI STROKE
c. Perdarahan subarachnoidal
3. Berdasarkan tempat :
a. Sistem karotis
b. Sistem vertebrobasiler.
Di klinik, secara umum ada 2 jenis stroke , yakni stroke iscemik
(nonhemorhagik) dan hemorhagik. Jenis iscemic dapat berupa TIA,
trombosis dan embolitik. Jenis hemorhagik dapat terjadi sebagai
perdarahan intracerebral ataupun subaranoid. Iswadi melaporkan bahwa
jenis infark otak merupakan jenis stroke yang banyak di temukan.
Pembagian di klinik biasanya melakukan diagnosis berikut :
1. Stroke non hemorgik (cerebral infraction):
 Klinis terdiri dari:
a. TIA
b. RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficit)
c. Progessing stroke = stroke in evolusi
d. Complete stroke
 Secara kausal:
a. Stroke trombotik
b. Stroke emboli/non trombotik
2. Stroke haemorhagik :
a. PSD (Perdarahan Sub Dural)
b. PSA (Perdarahan Sub Arachnoid)
c. PIS (Perdarahan Intra Cerebral)

D. Faktor Resiko
Dalam upaya pencegahannya maka diperlukan identifikasi
karakteristik epidemiologinya yang dapat merupakan sebagai faktor resiko
stroke.Faktor resiko ini menyebabkan orang menjadi lebih rentan atau
mudah mengalami stroke.
Faktor-faktor resiko yang selama ini telah diidentifikasi dapat berupa
hipertensi, diabetes mellitus, riwayat stroke sebelumnya, obesitas, dan

7 EPIDEMIOLOGI STROKE
kebiasaan merokok. Selain itu, disebutkan juga beberapa faktor yang
dicurigai berkaitan dengan stroke seperti alkohol, kontrasepsi hormonal,
trauma, dan herpes zoster .
Beberapa faktor resiko stroke yang dapat disebutkan, yakni:
1. Umur: Rate meninggi sesuai dengan pertambahan umur.
2. Ras: lebih tinggi black dari white.
3. Seks: lelaki > wanita.
4. Hipertensi: faktor resiko tertinggi dari stroke.
5. Diabetes (> 120mg/100ml): kuat asosiasinya, kapiler
rapuh.
6. Penyakit jantung sebelumnya: resiko meninggi sampai 3 x.
7. Atrial fibrilation/TIA: faktor resiko kuat.
8. Obesitas: inconsistent findings.
9. Rokok: tidak ditemukan efek besar, kapiler kaku.
10. Kolesterol dan trigliserida: inconsistent.
Di antara faktor resiko di atas, dapat disebutkan 4 major risk factors
dari stroke:
1. Hipertensi
2. Transient ischemic attack
3. Hipercholesterolemia
4. DM
Sidharta (1985) memperingatkan bahwa Cerebrovascular Disease
merupakan penyakit orang-orang golongan usia di atas 50 tahun, karena
pada orang-orang golongan tersebut terdapat arterioslerosis serebri. Proses
atherosklerosis disebabkan dan ditentukan oleh faktor keturunan,
hipertensi dan cara hidup. Semua faktor yang menentukan timbulnya
manifestasi stroke dikenal sebagai faktor resiko stroke, dikenal juga
sebagai stroke profile; sehingga orang-orang yang mempunyai stroke
profile dinamakan stroke prone person, yaitu orang-orang yang
mempunyai kecenderungan untuk mengidap stroke (Bustan, 2007).

8 EPIDEMIOLOGI STROKE
Menurut (Israr, 2008) Faktor risiko stroke dibagi atas 2 jenis, faktor
risiko yang dapat diubah dan tidak dapat diubah.
Faktor risiko yang dapat diubah antara lain:
a. hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi),
b. kolesterol,
c. aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah),
d. gangguan jantung,
e. diabetes,
f. riwayat stroke dalam keluarga,
g. migrain,
h. merokok (aktif &pasif),
i. makanan tidak sehat (junk food, fast food),
j. alkohol,
k. kurang olahraga,
l. mendengkur,
m. kontrasepsi oral,
n. narkoba,
o. obesitas.
Faktor resiko yang tak dapat diubah:
a. Umur.
Kemunduran sistem pembuluh darah meningkat seiring
dengan bertambahnya usia hingga makin bertambah usia
makin tinggi kemungkinan mendapat stroke. Dalam
statistic factor ini menjadi 2x lipat setelah usia 55 tahun.
b. Jenis.
Stroke diketahui lebih banyak laki-laki dibanding
perempuan. Kecuali umur 35-44 tahun dan diatas 85
tahun, lebih banyak diderita perempuan. Hal
inidiperkirakan karena pemakaian obat-obat kontrasepsi
dan usia harapan hidup perempuan yang lebih tinggi
dibanding laki-laki.

9 EPIDEMIOLOGI STROKE
c. Berat Lahir Yang Rendah
Statistik di Inggris memungkinkan orang dengan
beratbayi lahir rendah menunjukkan angka kematian
yang lebih tinggi disbanding orang yang lahir dengan
berat normal. Namun apa hubungan antara ke duanya
belum diketahui secara pasti.
d. Ras
Penduduk Afrika - Amerika dan Hispanic - Amerika
berpotensi stroke lebih tinggi dibanding Eropa -
Amerika. Pada penelitian penyakit artherosklerosis
terlihat bahwa penduduk kulit hitam mendapat serangan
stroke 38 % lebih tinggi dibanding kulit putih.
e. Faktor Keturunan
Adanya riwayat stroke pada orang tua menaikkan faktor
resiko stroke. Hal ini diperkirakan melalui beberapa
mekanisme antara lain:
 Faktor genetik
 Faktor life style
 Penyakit-penyakit yang ditemukan
 Interaksi antara yang tersebut diatas
f. Kelainan Pembuluh Darah Bawaan : sering tak diketahui
sebelum terjadi stroke.

E. Pencegahan Stroke
Untuk bisa melakukan pencegahan stroke tentu saja kita harus tahu
penyebab terjadinya stroke. Faktor risiko yang terbanyak adalah hipertensi,
diabetes, kadar kolesterol tinggi, kekakuan pembuluh darah dan penyakit
jantung. Pencegahan stroke dapat dilakukan dengan menjalankan gaya
hidup sehat, seperti pola makan sehat, tidak merokok, olahraga teratur,
menjaga berat badan dan mengendalikan stres. Pola pencegahan ini sesuai
dengan perilaku hidup yoga, sehingga tidak mustahil untuk dikatakan

10 EPIDEMIOLOGI STROKE
bahwa yoga bisa mencegah terjadinya stroke. Untuk rehabilitasi pasca
stroke, dapat dilakukan pranayama dan latihan asana ringan. Menjalani
pola makan sehat dan meditasi juga sangat bermanfaat.
Prinsip penanganan atau penatalaksanaan pasein stroke bersifat
supotif yaitu membantu dlaam mengurangi luas kerusakan otak yang
sudah terjadi dan menecegah semakin meluasnya keruskaan otak akibat
iskemik atau perdarahan.
Penanganan atau penatalaksanaan serta pencegahan pasien stroke
dapat diaplikasikan dengan langkah-langkah berikut :
1. Langkah pertama
a. Airway
Bebaskan jalan napas pasien. Hal ini berfungsi untuk
memastikan oksigen masuk ke dalam tubuh pasien,
terutama pada pasien dengan penurunan kesadaran. Pasien
tersebut segera diletakkan dengan posisi terlentang, eher di
sanggah sampai hperekstensi maksimal.
b. Breathing
Jika pasien tidak bernapas atua terjadihenti napas maka
diberikan oksigen 4 liter/menit melalui hidung. Jika tidak
terdapat oksigen dapat diberikan bantuan napas buatan dari
mulut ke mulut. pasien pun segera dibawa kerumaha sakit
untuk secepatnya mendapatkan pertolongan.
c. Circulation
Di rumah sakit, hal-hal di atas juga dilakukan. Perbaikan
sirkulasi dan perfusi ke otak dengan cara mempertahankan
jantung dan tekanan darah juga dilakukan. Pemantauan
EKG dilakukan dalam 24 jam pertama dan pasien langsung
diinfus dnegan NaCl 0,9%.

2. Langkah kedua

11 EPIDEMIOLOGI STROKE
Melakukan penilaian defisit neurologis dengan
mempertimbangkan seberapa berat gangguan neurologis yang
terjadi dan apakah gangguan neurologis tersebut masih akan
memburuk atau membaik.
3. Langkah ketiga
Menentukan jenis stroke dengan penilaian skoring dan
pemeriksaan penunjang.
4. Langkah keempat
Langkah keempat merupakan penatalaksanaan suportif. Hal ini
dilakukan agar kondisi fisik pasien cepat membaik. Sebagai
contoh, elevasi kepala 30◦ untuk mengurangi peningkatan
tekanan intrakranial, badan pasien dibolak-balik untuk
menghindari terjadinya dekubitus di punggung dan pinggang.
Selain itu dilakukan kontrol tekanan darah secara kontinyu.
Kontrol kadar gula darah, kolesterol dan fungsi jantung selalu
dilakukan dan diawasi dalam 48 jam pertama pasca stroke.
Diantara sekian banyak risiko stroke, hipertensi dianggap yang
paling berperan. Intervensi terhadap hipertensi dibuktikan mampu
mempengaruhi penurunan stroke dalam komuniti. Namun demikkian
upaya pencegahaan stroke tidak semata ditujukan kepada hipertensi stroke.
Ada pendekatan yang menggabungkan ketiga bentuk upaya
pencegahan dengan 4 faktor utama yang mempengaruhi penyakit ( gaya
hidup, lingkungan, biologis dan pelayanan kesehatan.
 Pencegahan Primer :
 Gaya hidup : reduksi stress, makan rendah garam, lemak dan
kalori, exercise, no smoking dan vitamin.
 Lingkungan : kesadaran akan stress kerja, kemungkinan
gangguan PB (lead).
 Biologi : perhatian terhadap fakktor risiko biologis (jenis
kelamin, riwayat keluarga), efek aspirin.
 Pelayanan kesehatan : health education dan pemerisaan tensi.

12 EPIDEMIOLOGI STROKE
 Pencegahan sekunder :
 Gaya hidup : management stres, makanan rendah garam, stop
smoking, penyesuaian gaya hidup.
 Lingkungan : penggantian kerja jika di perlukan, family
counseling.
 Biologi : pengobatan yang patuh dan cegah efek samping.
 Pelayanan kesehatan : pendidikan pasien dan evaluasi
penyebab sekunder.
 Pencegahan tersier :
 Gaya hidup : reduksi stres, exercise sedang, stop smoking.
 Lingkungan : jaga keamanan dan keselamatan (rumah lantai
pertama, pakai whell-chair) dan family support.
 Biologi : kepatuhan berobat, tetapi fisik dan speack therapy.
 Pelayanan kesehahtan : emergency medical technic, asuransi.

F. Stroke

 JENIS/BENTUK KLINIK
1. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh
pecahnya pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus stroke
hemoragik terjadi pada penderita hipertensi.
a. Perdarahan Intra Serebral (PIS), terutama terjadi bila
tekanan darah tinggi sekali, sampai otoregulasi otak
tidak berfungsi lagi, dan bila pembuluh darahnya rapuh
atau ada aneurisma maka pembuluh darah dapat pecah
dan terjadi Infark hemorragik.
b. Perdarahan Sub Arachnoid (PSA), yang keluar akibat
pecahnya aneurisma atau malformasi arterio vena
(MVA), akan segera memenuhi ruang sub arachnoid
sehingga menimbulkan iritasi batang otak

13 EPIDEMIOLOGI STROKE
2. Stroke Iskemik
Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan
terhenti. 80% stroke adalah stroke Iskemik.
a. Thrombosis Serebsi (TS). penyempitan lumen
pembuluh darah otak terjadi secara perlahan oleh
karena proses arteriosklerosis. Masih bersifat reversibel
dan dapat membaik bila tekanan darah cepat naik
kembali/membaik (fase penumbra).
b. Emboli Serebri (ES). penyempitan/penyumbatan
pembuluh darah terjadi secara mendadak/akut, dengan
sumber utama emboli dari jantung.
c. Serangan Otak Iskemik Sepintas atau Transient
Ischemic Attack(SOS/TIA). Sebagai akibat dari
terhentinya aliran darah yang menuju ke otak
disebabkan sumbatan yang berasal dari emboli dan
trombosis serebri.

 GEJALA STROKE
 Gejala Stroke Awal
Gejala dan tanda seseorang terkena stroke sangat
beragam dan berbeda-beda antara satu individu dengan
individu lainnya. Perbedaan ini dikarenakan otak manusia
sangat kompleks. Setiap daerah di otak mempunyai fungsi
berbeda-beda. Ada yang mengatur gerakan, pancaindera,
perasaan, kognitif dan lain-lain. Gejala dan tanda dari stroke
tergantung pada daerah mana yang mengalmi kerusakan di
otak, dan juga tergantung dari apakah itu karena stroke
pendarahan atau karena stroke iskemik.
Namun secara umum, tanda dan gejala stroke
diantaranya :

14 EPIDEMIOLOGI STROKE
 Munculnya kelemahan mendadak dari satu
bagian tubuh, wajah, lengan, tungkai,
terutama di satu sisi badan.
 Muncul rasa baal (hilang sensasi) mendadak
disatu sisi badan
 Gangguan menelan (disfagia), contohnya bila
minum jadi tersedak
 Hilangnya penglihatan sebagian atau
menyeluruh secara tiba-tiba
 Tiba-tiba sulit bicara atau menjadi tidak jelas
berbicara atau pelo, atau tidak memahami
pembicaraan orang lain.
 Timbul nyeri kepala yang amat sangat, yang
muncul secara mendadak
 Gangguan kesadaran, pingsan, koma, atau
kejang.
 Hilang keseimbangan, terjatuh tiba-tiba, dan
tidak mampu mengatur gerakan tubuh
 Muncul gangguan kognitif lain seperti tiba-
tiba pikun, tidak dapat berhitung, membaca,
ataupun menulis secara tiba-tiba.
Gejala-gejala diatas terutama bila timbul mendadak,
harus segera mendapat pertolongan dari dokter. Semakin
cepat ditangani maka akan semakin baik hasilnya. Gejala-
gejala diatas sangat tergantung dari daerah otak mana yang
mengalami gangguan. Sebagai informasi, secara mudahnya
otak kita dibagi menjadi hemisfer, otak kanan dan otak kiri
yang mempunyai peranan dan fungsi masing-masing.
Kedua bagian otak ini dibagi menjadi sisi dominan dan non
dominan, dilihat dari fungsi penggunaan sehari-hari kita
bisa menggunakan tangan untuk bekerja dan menulis.

15 EPIDEMIOLOGI STROKE
Namun, ada juga orang-orang tertentu dengan otak dominan
kanan dan mengerjakan kegiatan sehari-hari dengan tubuh
sebelah kiri lebih dominan yang biasa kita sebut kidal/
kebot. Bagian otak kanan mengendalikan sisi tubuh tubuh
sebelah kanan, sehingga bila yang terkena stroke adalah sisi
kiri tubuh. Demikian juga sebaliknya, bila yang terkena
stroke adalah sisi kiri dari otak, maka sisi tubuh yang
mengalami kelumpuhan adalah sisi kanan tubuh.
 Gejala Stroke Ringan
Dalam beberapa menit saja mengalami stroke, sel-
sel otak mulai mati. Jadi penting sekali untuk mengenali
gejala-gejalanya, agar segera ditangani dan mendapatkan
perawatan yang tepat untuk pemulihan. Stroke ringan
mungkin tidak akan menimbulkan gejala namun tetap dapat
merusak jaringan otak.
Tanda-tanda stroke antara lain :
 Tiba-tiba mati rasa atau rasa lemah pada
lengan, wajah atau kaki, terutama pada satu
sisi tubuh. Gerakan refleks dan atau sensasi
hilang seluruhnya atau sebagian. Mungkin
ada suatu sensasi kesemutan di daerah yang
terkena.
 Mendadak kebingungan atau kesulitan bicara
atau memahami. Kadang-kadang kelemahan
pada otot-otot wajah dapat menyebabkan
keluarnya air liur tanpa terkendali.
 Tiba-tiba kesulitan melihat pada satu atau
kedua mata.
 Tiba-tiba kesulitan berjalan, pusing,
kehilangan keseimbangan atau koordinasi.

16 EPIDEMIOLOGI STROKE
 Mendadak mengalami sakit kepala berat
tanpa diketahui penyebabnya.
Siapapun dapat memiliki terserang stroke. Tetapi
kemungkinan itu meningkat jika seseorang memiliki faktor
resiko tertentu yang dapat menyebabkan stroke. Kabar
baiknya bahwa sampai 80% stroke sebenarnya dapat di
cegah.

 Perawatan Pasca Stroke


Sekali terkena serangan stroke, tidak membuat seseorang
terbebas dari stroke. Di samping dampak menimbulkan kecacatan,
masih ada kemungkinan dapat terserang kembali di kemudian hari.
Penanganan pasca stroke yang biasa dilakukan adalah:
1. Rehabilitasi. Penderita memerlukan rehabilitasi serta
terapi psikis seperti terapi fisik, terapi okupasi, terapi
wicara, dan penyediaan alat bantu di unitortotik
prostetik. Juga penanganan psikologis pasien, seperti
berbagi rasa,terapi wisata, dan sebagainya. Selain itu,
juga dilakukan Community based rehabilitation
(rehabilitasi bersumberdaya masyarakat) dengan
melakukan penyuluhan dan pelatihan masyarakat di
lingkungan pasien agar mampumenolong, setidaknya
bersikap tepat terhadap penderita. Hal ini akan
meningkatkan pemulihan dan integrasi dengan
masyarakat.
2. Penerapan gaya hidup sehat. Bahaya yang menghantui
penderita stroke adalah serangan stroke berulang yang
dapat fatal atau kualitas hidup yang lebih buruk dari
serangan pertama. Bahkan ada pasien yang
mengalami serangan stroke sebanyak 6-7 kali. Hal ini
disebabkan pasien tersebut tidak mengendalikan

17 EPIDEMIOLOGI STROKE
faktor risiko stroke. Penerapan gaya hidup sehat
sangat penting bagi mereka yang sudah pernah
terkena serangan stroke, agar tidakkembali diserang
stroke seperti berhenti merokok, diet rendah lemak
atau kolesterol dan tinggi serat, berolahraga teratur 3
kali seminggu (30-45menit), makan secukupnya,
dengan memenuhi kebutuhan gizi seimbang,menjaga
berat badan jangan sampai kelebihan berat badan,
berhenti minumalkohol dan atasi stres.
3. Selain itu konsumsi bahan-bahan makanan yang dapat
mengurangi resikotimbulnya kembali serangan stroke
juga sangat diperlukan.

18 EPIDEMIOLOGI STROKE
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Stroke merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf manusia,
yang dapat berakibat pada kelumpuhan sistem-sistem lainnya. Secara umum
patologi stroke berlangsung secara progresif dan bertahap, mulai dari gejala
stroke ringan hingga dapat menyebabkan kematian. Secara garis besar,
stroke dibagi menjadistroke iskemik (karena penyumbatan pembuluh darah)
dan stroke hemoragik (karena pecahnya pembuluh darah) yang memiliki
gejala bervariasi sesuai daerah yang terserang.
Stroke memiliki beberapa faktor resiko yang dapat mendukung
perkembangan stroke yang terdiri dari dua jenis faktor, yaitu faktor resiko
yang tidak dapat dimodifikasi (usia, jenis kelamin, herediter, dan ras) dan
yang dapat dimodifikasi (berbagai penyakit degeneratif dan gaya hidup).
Pencegahan penyakit stroke dapat dilakukan dengan meminimalisir faktor
resiko yang dapat dimodifikasi tersebut, seperti mengatur pola hidup dan
mengkonsumsi makanan yang disesuaikan dengan faktor resiko yang tidak
dapat dimodifikasi.
Jumlah penderita stroke terus meningkat setiap tahunnya, bukan hanya
menyerang mereka yang berusia tua, tetapi juga orang-orang muda pada
usia produktif. Data penelitian mengenai pengobatan stroke hingga kini
masih belum memuaskan walaupun telah banyak yang dicapai, hasil akhir
pengobatan kalau tidak meninggal hampir selalu meninggalkan kecacatan.
Pengobatan awal/dini seperti pencegahan sangat bermanfaat, akan tetapi
harus disertai dengan pengenalan dan pemahaman stroke pada semua
lapisan dan komjunitas dalam masyarakat.

19 EPIDEMIOLOGI STROKE
B. Saran
Mencegah lebih baik daripada mengobati.Istilah ini sudah sangat
lumrah di kalangan kita.Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya stroke,
maka yang harus kita ubah mulai sekarang adalah pola hidup dan pola
makan yang sehat dan teratur, dengan memperhatikan gizi yang seimbang.
Jika kita membiasakan hidup sehat, maka kita tidak akan mudah terserang
penyakit.

20 EPIDEMIOLOGI STROKE
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ilmukesehatan.com/artikel/artikel-makalah-epidemiologi-penyakit-
stroke.html
http://prasianto.blogspot.com/2013/01/epidemiologi-tentang-penyakit-tidak.html
http://gustiayuendanghartanti.blogspot.com/2012/11/makalah-epidemiologi-
penyakit-non.html
http://artikelkesmas.blogspot.com/2013/12/makalah-stroke-epidemiologi-
penyakit.html
http://gejalastroke.com/

21 EPIDEMIOLOGI STROKE

Anda mungkin juga menyukai