Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

EVALUASI PENDIDIKAN

OLEH
KELOMPOK 1
HAFIZATUL BAHRI
RAHMI ARFINA
RUSDANI
WATIN DEHISTORA

DOSEN PENGAMPU
Dr. LATISMA, S.Pd., M.Si.
Dr. ANDROMEDA.,M.Si.

PROGRAM PASCA SARJANA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
EVALUASI PENDIDIKAN

A. Pengertian Evaluasi
Istilah evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu Evalution yang dalam bahasa
Indonesia diartikan sebgai penilaian. Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai dari pada sesuatu. Jadi evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu
tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segara sesuatu dalam dunia pendidikan
atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan. Perlu dijelaskan disini
ada tiga istilah sehubung dengan evaluasi yaitu pengukuran (measurement), penilaian
(assesment) dan evaluasi (evaluation) (Latisma DJ, 2011: 2).
Pengukuran (measurement) diartikan sebagai pemberian angka pada status atribut atau
karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu menurut aturan atau
formulasi yang jelas. Mengukur berarti membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran.
Pengukuran bersifat kuantitatif atau penentapan angka tentang karakteristik atau keadaan
individu menurut aturan-aturan tertentu. Pada proses pembelajarn keadaan individu ini bisa
berupa kemampuan kognitif, afektif, psikomotor. Kita dapat mengukur karakteristik suatu
objek tanpa menggunakan tes, misalnya pengamatan, skala rating atau cara lain untuk
memperoleh informasi dalam bentuk kuantitatif (Latisma DJ, 2011: 2).
Penilain (assesment) adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa
digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta didik. Penilain
(assesment) memiliki makna yang berbeda dengan evalausi. Popham (1995:3) mendefinisikan
assesment dalam konteks pendidikan sebagai sebuah usaha secara formal untuk menentukan
status peserta didik, tentang kurikulum atau program, tentang institusi atau segala sesuatu
yang berkaitan dengan sistem institusi. Penilain merupakan bagian yang penting dalam
pembelajaran, Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengn menggunakan
informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instrumen
tes maupun non-tes. Penilaian dimaksudkan untuk memberi nilai tentang kualitas hasil
belajar. Berdasarkan berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa assesment atau
penilaian dapat diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran.
Evaluasi (evaluation) memiliki makna yang berbeda dengan penilaian, pengukuran
maupun tes. Evaluasi merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan
sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa dari tujuan yang dicapai, desain,
implementasi, dan dampak untuk membantu membuat keputusan, membantu
pertanggungjawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomena. Menurut rumusan
tersebut, inti dari evaluasi adalah penyediaan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan (Latisma DJ, 2011: 3).
Jika dilihat dari sumber lain, empat pengertian evaluasi menurut deskripsinya adalah
sebagai berikut (Basrowi dan Siskandar, 2012: 24),
1. Evaluasi adalah proses memahami atau memberi arti, mendapatkan dan
mengkomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk pihak-pihak pengambil
keputusan,
2. Evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, yang bersangkutan
dengan kapasitas siswa, guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar yang dapat
mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar,
3. Dalam rangka pengembangan suatu kegiatan untuk menilai seberapa jauh program
telah berjalan seperti yang direncanakan,
4. Evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan apakah tujuan pendidikan dan apakah
proses dalam pengembangan ilmu telah berada dijalan yang diharapkan.
Kesimpulan pengertian evaluasi adalah (Basrowi dan Siskandar, 2012: 24),
1. Merupakan suatu kegiatan yang direncanakan dengan cermat,
2. Kegiatan yang dimaksud merupakan bagian integral dari pendidikan, sehingga arah
dan tujuan evaluasi harus sejalan dengan tujuan pendidikan/pengajaran.
3. Evaluasi harus memiliki dan berdasarkan kriteria keberhasilan yaitu berhasil dari
belajar, siswa, mengajar guru program pengajaran.
4. Evaluasi merupakan suatu test, maka evaluasi dilakukan sepanjang kegiatan program
pendidikan,
5. Evaluasi bernilai positif, yaitu mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar
siswa, kemampuan mengajar guru serta menyempurnakan program pengajaran,
6. Evaluasi merupakan alat (the meant) bukan tujuan (the end), yang digunakan untuk
menilai apakah proses perkembangan telah tercapai dengan program dan kegiatan-
kegiatan yang telah dilaksanakan.
7. Evaluasi adalah bagian yang penting dalam suatu sistem yaitu sistem pengajaran
untuk mengatahui apakah sistem itu baik atau tidak. Evaluasi yang diteliti akan
membawa pengajaran yang efektif.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan proses yang
sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan
dan menyajikan informasi untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan dan
menyusun kebijakan. Mengadakan evaluasi berarti melakukan pekerjaan yang meliputi kedua
langkah yaitu mengukur dan menilai.
Sedangkan Evaluasi Pendidikan merupakan proses untuk menentukan tujuan pendidikan
dibandingkan tujuan yang telah ditentukan, atau secara umum dapat diartikan bahwa evaluasi
pendidikan sebagai suatu kegiatan penilaian yang dilakukan didalam dunia pendidikan (Doni
dkk: 2).
B. Tujuan Evaluai Pendidikan
Tujuan evaluasi pendidikan terbagi atas tujuan umum dan khusus, dimana dijelaskan
sebagai berikut.
1. Tujuan Umum
Secara umum evaluasi pendidikan bertujuan untuk menghimpun informasi atau
keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan peserta
didik setelah mengikuti prose pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Selain itu
evaluasi pendidikan juga bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-
metode pembelajaran yang dipergunakan dalam proses pembelajaran dalam jangka
waktu tertentu (Latisma DJ, 2011: 3).
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah
sebagai berikut:
a. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan.
Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan atau rangsangan
pada diri peserta didik utnuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-
masing.
b. Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan dan
ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga
dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau caracara perbaikannya.
c. Umpan balik bagi pendidik akan pembelajaran yang dilakukannya
d. Menjamin akuntabilitas proses pembelajaran
e. Untuk menentukan angka kemajuan/hasil masing-masing siswa yang antara lain,
dipakai sebgai pemberian laporan kepada orang lain.
f. Penentu kenaikan tingkat atau status, dan penentuan lulus atau tidaknya.
g. Untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat, misalnya
dalam penentuan program studi/ jurusan sesuai dengan tingkat kemempuan dan
karakteristik lain yang dimiliki siswa.
C. Fungsi Evaluasi Pendidikan
Dengan mengetahui manfaat evaluasi ditijau dari berbagai segi dalam sistem pendidikan,
maka dengan cara ini dapat diktakan bahwa fungsi evaluasi ada bebrapa hal:
1. Evaluasi berfungsi selektif
Dengan cara mengadakan evaluasi guru mempunyai cara untuk mengadakan
seleksi terhadap sisiwanya. Seleki itu sendiri mempunyai berbagai tujuan:
 Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.
 Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya
 Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa
 Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah
2. Evaluasi berfungsi diagnostik
Apabila alat yang digunakan dalam evaluasi cukup memenuhi persyaratan, maka
dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa. Disamping itu
diketahui pula sebab-sebab kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan evaluasi,
sebenarnya guru mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan
kelemahannya. Dengan diketahui sebab-sebab kelemahan ini, akan lebih mudah
dicari untuk mengatasi.
3. Evaluasi berfungsi sebagai penempatan
Setiap siswa sejak lahir telah membawa bakat sendiri-sendiri sehingga pelajaran
akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yang ada. Akan tetapi
disebabkan keterbatasan sarana dan tenaga, pendidikan yang bersifat individual
kadang-kadang sukar sekali dilaksanakan. Pendekatan yang lebih bersifat melayani
perbedaan kemampuan adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat menentukan
secara pasti dikelompok mana seseorang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu
evaluasi. Sekelompok siswa yang mempunyai evaluasi yang sama, akan berada dalam
kelompok yang sama dalam belajar.
4. Evaluasi berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
Fungsi keempat dari evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
suatu program ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor guru, metode mengajar,
kurikulum, sarana dan sistem kurikulum.
5. Perbaikan Sistem
Peranan evaluasi lebih bersifat konstruktif, karena informasi hasil penilaian
dijadikan sebagai input bagi perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Evaluasi lebih
merupakan kebutuhan yang datang dari dalam sistem itu sendiri karena evaluasi itu
dipandang sebagai faktor yang memungkinkan dicapainya hasil-hasil pengembangan
yang optimal dari sistem yang bersangkutan.
6. Pertanggungjawaban kepada pemerintah dan masyarakat
Selama dan terutama pada akhir fase pengembangan sistem pendidikan, perlu
adanya semacam pertanggungjawaban dari pihak pengembangan kepada berbagai
pihak yang berkepentingan. Pemerintah, masyarakat, orang tua, petugas pendidikan,
dan pihak-pihak lainnya yang ikut mensponsori kegiatan pengembangan sistem yang
bersangkutan.
Sedangkan menurut Anas Sudijono dalam bukunya yang berjudul Pengantar Evaluasi
Pendidikan, fungsi evaluasi pendidikan dibedakan secara umum dan khusus. Secara umum,
evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi
pokok yaitu (Doni dkk: 2) : (1) mengukur kemajuan, (2) menunjang penyusunan rencana, dan
(3) memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali. Seperti telah dikemukakan dalam
pembicaraan terdahulu, evaluasi merupakan kegiatan atau proses untuk mengukur dan
selanjutnya menilai, sampai sejauh mana tujuan yang telah dirumuskan sudah dapat
dilaksanakan. Apabila tujuan yang telah dirumuskan itu direncanakan untuk dicapai sevara
bertahap, maka dengan evaluasi yang berkesinambungan akan dapat dipantau, tahapan
manakah yang sudah dapat diselesaikan, tahapan manakah yang berjalan dengan mulus, an
mana pula tahapan yang mengalami kendala dalam pelaksanaanya. Sehingga dengan evaluasi
terbuka kemungkinan bagi evaluator untuk mengukur seberapa jauh atau seberapa besar
kemajuan atau perkembangan program yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah dirumuskan.
Adapun secara khusus, fungsi evaluasi dalam dunia pendidikan dapat dilihat dari tiga
segi, yaitu: 1) Segi psikologis. 2) Segi didaktik. 3) Segi administratif. Secara psikologis,
kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan di sekolah dapat disoroti dari dua sisi, yaitu dari
sisi peserta didik dan dari sisi pendidik. Bagi peserta didik, evaluasi pendidikan secara
psikologis akan memberikan pedoman atau pegangan batin kepada mereka untuk mengenal
kapasitas dan status dirinya masing-masing di tengah-tengah kelompok atau kelasnya. Dengan
dilakukannya evaluasi terhadap hasil belajar siswa, maka para siswa yang berkemampuan
tinggi, berkemampuan rata-rata, ataukah berkemampuan rendah. Demikian pula dengan
dilakukannya evaluasi hasil belajar tersebut maka para siswa yang bersangkutan akan menjadi
tahu atau mengerti: dimanakah posisi (letak) dirinya di tengah teman-temannya. Apakah dia
termasuk siswa kelompok atas (pandai), tengah (sedang), ataukah termasuk dalam kelompok
bawah (bodoh). Bagi pendidik, evaluasi pendidikan akan memberikan kepastian atau
ketetapan hati kepada diri pendidik tersebut, sudah sejauh manakah kiranya usaha yang telah
dilakukannya selama ini telah membawa hasil, sehingga ia secara psikologis memiliki
pedoman atau pegangan batin yang pasti guna menentukan langkahlangkah apa saja yang
dipandang perlu dilakukan selanjutnya. Misalnya, dengan menggunakan metode-metode
mengajar tertentu, hasil-hasil belajar siswa telah menunjukan adanya peningkatan daya serap
terhadap materi yang telah diberikan kepada para siswa tersebut, karena itu penggunaan
metode-metode mengajar tadi akan terus dipertahankan. Sebaliknya, apabila hasil-hasil
belajar siswa ternyata tidak menggembirakan, maka pendidik akan berusaha melakukan
perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
Bagi peserta didik, secara didaktik evaluasi pendidikan akan dapat memberikan dorongan
kepada mereka untuk dapat memperbaiki, meningkatkan dan mempertahankan prestasinya.
Evaluasi hasil belajar itu misalnya, akan menghasilkan untuk masing-masing siswa. Ada
siswa yang nilainya jelek, karena itu siswa tersebut terdorong utnuk memperbaikinya, agar
utnuk waktu-waktu yang akan datang nilai hasil belajarnya tidak sejelek sekarang. Ada siswa
yang nilainya tidak jelek, tetapi belum dapat dikatakan baik atau memuaskan, karena itu siswa
tersebut akan memperoleh dorongan utnuk meningkatkan prestasi belajarnya pada masa-masa
yang akan datang. Adapula siswa yang nilainya baik, dengan nilai yang sudah baik itu, siswa
yang bersangkutan akan termotivasi untuk mempertahankan prestasi yang tinggi itu, agar
tidak mengalami penurunan pada masa-masa yang akan datang.
Bagi pendidik, secara didaktik evaluasi pendidikan itu setidak-tidaknya memiliki lima
macam fungsi. yaitu: 1) Memberikan landasan utnuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah
dicapai oleh peserta didiknya. Disini evaluasi diaktakan berfungsi memeriks pada bagian-
bagian manakah para peserta didik mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran,
untuk selanjutnya dapat dicari jalan keluar untuk menagtasinya. Jadi disini evaluasi
mempunyai sifat diagnostik. 2) Memberikan informasi yang sangat berguna, untuk
mengetahui posisi masing-masing peserta didik di tengah-tengah kelompoknya. Dalam
hubungan ini, evaluasi sangat diperlukan untuk dapat menentukan secara pasti, pada
kelompok manakah kiranya seorang peserta didik seharusnya ditempatkan. Jadi disini
evaluasi memiliki fungsi placement. 3) Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan
kemudian menetapkan status peserta didik. Dalam hubungan ini, evaluasi pendidikan
dilakukan untuk menetapkan, apakah seorang peserta didik dapat dinyatakan lulus atau tidak
lulus, naik kelas atau tidak. Sehingga evaluasi memiliki fungsi selektif. 4) Memberikan
pedoman utnuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang memang
memerlukannya.
Berlandaskan pada hasil evaluasi, pendidik dimungkinkan untuk dapat meberikan
petunjuk dan bimbingan kepada para peserta didik. Dalam keadaan ini evaluasi memiliki
fungsi bimbingan. 5) Memberikan petunjuk tentang sudah sejauh manakah program
pengajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai. Disini evaluasi dikatakan memiliki
fungsi instruksional, yaitu melakukan pembandingan antara tujuan instruksional khusus (TIK)
yang telah ditentukan untuk masing-masing mata pelajaran dengan hasil-hasil belajar yang
telah dicapai oleh peserta didik bagi masing-masing mata pelajaran tersebut, dalam jangka
waktu yang telah ditentukan
Adapun secara administratif, evaluasi pendidikan setidak-tidaknya memiliki tiga macam
fungsi, yaitu: 1) Memberikan Laporan Dengan melakukan evaluasi, akan dapat disusun dan
disajikan laporan mengenai kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah mereka
mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Laporan mengenai
perkembangan dan kemajuan belajar peserta didik biasanya tertuang dalam bentuk raport
(untuk siswa), atau KHS (untuk mahasiswa), yang selanjutnya disampaikan ke pada orang tua
peserta didik tersebut pada setiap akhir semester. 2) Memberikan Bahan-bahan Keterangan
(Data) Dalam hubungan ini, nilai-nilai hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari kegiatan
evaluasi, adalah merupakan data yang sangat penting untuk keperluan pengambilan keputusan
pendidikan dan lembaga pendidikan, apakah seseorang peserta didik dapat dinyatakan tamat
belajar, dapat dinyatakan naik kelas, tinggal kelas, lulus atau tidak lulus. 3) Memberikan
Gambaran Dari kegiatan evaluasi hasil belajar yang telah dilakukan untuk berbagai jenis mata
pelajaran misalnya, akan dapat tergambar bahwa dalam mata pelajaran tertentu (misalnya:
Matemtika dan IPA) pada umumnya kemampuan peserta didik masih sangat memprihatinkan.
Sebaliknya, untuk mata pelajaran pendidikan pancasila, hasil belajar siswa pada umumnya
sangat menggembirakan. Gambaran tersebut dapat diketahui melalui data yang berupa IPK,
Nilai Ebtanas Murni atau lainnya.
D. Ruang Lingkup Evaluasi Pendidikan
Ruang lingkup dari evaluasi pendidikan mencakup 3 komponen yaitu :
1) Evaluasi mengenai program pengajaran
Mencakup 3 hal yaitu :
a. Evaluasi terhadap tujuan pengajaran
b. Evaluasi terhadap isi program pengajaran
c. Evaluasi terhadap strategi pembelajaran
2) Evaluasi mengenai proses atau pelaksanaan pembelajaran
Mencakup antara lain :
a. Kesiapan pendidik dalam melaksanakan program pembelajaran
b. Kesesuaian antara proses pembelajaran yang berlangsung dengan program
pembelajaran
c. Kesiapan peserta didik mengikutiproses pembelajaran
d. Minat dan perhatian peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran
e. Aktivitas dan partisipasi peserta didik
f. Peranan bimbingan dan penyuluhan terhadap siswa yang memerlukannya.
g. Komunikasi dua arah antara guru dan murid selama proses pembelajaran berlangsung.
h. Pemberian tugas-tugas kepada siswa dalam rangka penerapan teori-teori yang
diperoleh di dalam kelas.
i. Upaya menghilangkan dampak negatif yang timbul sebagai akibat dari kegiatan-
kegiatan yang dilakukan di sekolah.
3) Evaluasi mengenai hasil pembelajaran
Evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik ini mencakup:
a. Evaluasi mengenai tingkat penguasaan peserta didik terhadap tujuan-tujuan
khusus yang ingin dicapai dalam unit-unit program pengajaran yang bersifat
terbatas.
b. Evaluasi mengenai tingkat pencapaian peserta didik terhadap tujuan-tujuan umum
pengajaran. Merupakan evaluasi mengenai tingkat penguasaan peserta didik
terhadap tujuan-tujuan pembelajaran yang mencakup ranah kognitif, afektif dan
psikomotor
Dalam sumber lain dijelaskan bahwa, Ruang lingkup evaluasi meliputi semua komponen
yang menyangkut proses dan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar baik
kegiatan intakurikuler, kokurikuler atau ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler adalah
kegiatan yang dilakukan dikampus dengan penjatahan waktu sesuai dengan struktur program.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan minimal yang perlu dicapai dalam masing-
masing pelajaran.
Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran yang telah
dijatahkan sebgai kegiatan terstruktur yang berupa penugasan atau pemberian pekerjaan
rumah. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan
antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, menunjang pencapaian tujuan
(Basrowi dan Siskandar, 2012: 26-27).
E. Prinsip Dalam Evaluasi
Prinsip diperlukan sebagai pemandu dalam kegiatan evaluasi. Dengan demikian tidak
hanya diutamakan prosedur dan teknik penilaian saja, tetapi prosedur dan teknik itu harus
dilakukan dalam panduan prinsip itu. Prinsip-prinsip tersebut diuraikan sebagai prinsip
triangulasi, yaitu adanya hubungan erat tiga komponen yaitu (Basrowi dan Siskandar, 2012:
29).
1. Tujuan pembelajaran
2. Kegiatan pembelajaran/KBM
3. Evaluasi
Triangulasi tesebut dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

Tujuan

KBM Evaluasi

Penjelasan dari bagan tersebut adalah:


1. Hubungan antara tujuan dan KBM
Kegiatan belajar dan mengajar yang direncanakan dalam bentuk rencana
mengajar disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak dipakai. Dengan
demikian anak panah yang menunjukkan hubungan antara keduanya mengarah pada
tujuan dengan makna bahwa KBM mengacu pada tujuan, tetapi juga mengarah dari
tujuan ke KBM. Menunjukkan langkah dan tujuan ditunjukkan dengan pemikirannya ke
KBM (Suharsimi Arikunto, 2012: 39).
2. Hubungan antara tujuan dengan evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan
tercapai. Dengan makna demikian maka anak panah dari arah evluasi menuju tujuan.
Dilain sisi, jika dilihat dari langkah, dalam menyusun alat evaluasi ia mengacu pada
tujuan yang dirumuskan (Suharsimi Arikunto, 2012: 39)..
3. Hubungan antara KBM dengan evaluasi
Seperti yang telah disebutkan dalam nomor 1, KBM direncanakan dengan menyusun
tujuan yang telah dirumuskan. Telah disebutkan pula pada nomor 2 bahwa alat evaluasi
juga mengacu pada tujuan. Selain mengacu pada tujuan, evaluasi juga harus mengacu
pada KBM yang telah dilaksanakan. Sebagai misal, jika kegiatan belajar mengajar
dilakukan oleh guru dengan menitikberatkan pada keterampilan, evaluasi juga harus
mengukur tingkat keterampilan siswa, bukannya aspek pengetahuan (Suharsimi Arikunto,
2012: 39).
Kecenderungan yang terdapat saat ini adalah bahwa evaluasi hasil belajar hanya
dilakukan dengan tes tertulis, menekankan apek pengetahuan saja. Hal yang berkitan dengan
aspek lain, kurang mendapat perhatian dalam evaluasi
a. Prinsip Keterpaduan Evaluasi
Merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dan ke dalam program pengajaran.
Evaluasi adalah satu komponen dalam program yang saling berinteraksi dengan
komponen-komponen lainnya (tujuan, materi, strategi, kegiatan, siswa, guru, sarana).
Perencanaan evaluasi harus dilakukan bersamaan dengan perencanaan suatu program
pengajaran (Basrowi dan Siskandar, 2012: 30). Banyak yang terjadi bahan evluasi
direncanakan dan dilaksanakan beberapa lama setelah program pengajaran selesai
dilaksanakan, sehingga evaluasi dilaksanakan beberapa lama setelah program pengajaran
selesai dilaksanakan, sehingga evaluasi dilakukan bukan terhadap apa yang direncanakan,
tetapi terhadap apa yang dilakukan. Hal ini tidak sesuai dengan prinsip berdasar
kompetensi.
Bahkan sebelum pelajaran dimulai, dilaksanakan penilaian/evaluasi awal (pre
test) yang akan dibandingkan kemudian dengan penilaian/evaluasi akhir (post test).
Penilaian yang direncanakan sebelumnya itu sekaligus merupakan paduan dalam
melaksanankan program kegiatan belajar mengajar.
b. Prinsip Kontinuitas
Pada dasarnya evaluasi berlansung selama proses belajar mengajar berjalan.
Evaluasi tidak hanya terdapat pada awal dan akhir pengajaran saja, tetapi juga selama
proses belajar mengajar berlansung, misalnya dalam bentuk pengamatan, tanya jawab,
atau dialog (Basrowi dan Siskandar, 2012: 31). Hal ini dilakukan dalam rangka
pemantapan program. Apabila tidak demikian halnya, maka pengajaran ibarat orang
menjahit tanpa memperdulikan apakah benang jahitannya tanpa benang, dan hasilnya...?
Disinilah letak fungsi formatif dan evaluasi tidak hanya pada akhir, melainkan selama
program berjalan.
c. Prinsip Koherensi
Evaluasi harus mempunyai koherensi dengan program pengajaran, artinya evluasi
harus benar-benar hasil yang diperoleh dari kegiatan belajar mengajar, baik kegiatan tatap
muka, kegiatan terstruktur maupun mandiri. Kadang-kadang suatu tes dapat dijawab
dengan benar oleh siswa sekalipun tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar. Evaluasi
seperti ini tidak koheren dengan program (Daryanto, 2007: 20).
d. Prinsip Deskriminasi
Dari psikologi diketahui bahwa setiap individu mempunyai perbedaan dengan
individu yang lain. Individu itu adalah suatu person yang unik. Bahkan walaupun dua
individu mempunyai pendapat yang sama, tetapi jalan pikiran untuk sampai pada
pendapat tidak sama (Basrowi dan Siskandar, 2012: 31). Sesuai dengan hakikat individu
ini, evaluasi harus pula mampu menunjukan perbedaan dikalangan siswa secara individu.
Apabila suatu kelas menunjukkan skor yang sama, bagi semua siswa evaluasi tersebut
perlu dipertanyakan.
e. Prinsip Pedagogis
Seluruh kegiatan evaluasi haruslah diketahui dan dirasakan oleh siswa baik hanya
rekaman hasil belajar saja, melainkan juga sebagai upaya perbaikan dan peningkatan
perilaku dan sikapnya itu, sehingga hasil evaluasi harus dinyatakan dan dapat dirasakan
sebagai penghargaan bagi yang berhasil dan sebaiknya meupakan “hukuman” (bagi yang
tidak berhasil) yang menantang untuk belajar lebih giat/baik. Dengan demikian evaluasi
akan ikut membentuk perilaku dan sikap yang positif (Daryanto, 2007: 20).
f. Prinsip Akuntabilitas
Accountability adalah salah satu ciri dari pendidikan berdasar kompetensi. Pada
akhirnya pendidikan dan pengajaran harus dapat dipertanggungjawabkan kepada lembaga
pendiddikan, kepada masyarakat tenaga lulusan, dan kepada kelompok (Basrowi dan
Siskandar, 2012: 31). Pertanggungjawaban ketiga kelompok ini merupakan hal yang
harus dipertimbangkan dalam evaluasi. Dengan kata lain, melalui evaluasi kita
mempertanggungjawabkan hasil pendidikan yang kita selenggarakan kepada ketiga pihak
tersebut.
g. Sahih dan andal
Evaluasi hasil belajar dikatakan terlaksana dengan baik apabila evaluasi
didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. Dengan demikian
instrumen evaluasi yang digunakan perlu disusun melalui prosedur sebagaimana
dijelaskan dalam penuntun agar memiliki bukti kesahihan dan keandalan (Latisma DJ,
2011: 11).
h. Objektif dan Adil
Dalam melaksanakan evaluasi, guru harus berlaku adil tanpa pilih kasih. Semua
peserta didik harus diperlakukan sama tanpa “pandang bulu”. Guru juga hendaknya
bertindak objektif, apa adanya sesuai dengan kemampuan peserta didik. Evaluasi harus
didasarkan kenyataan (data dan fakta) yang sebenarnya, bukan hasil manipulasi atau
rekayasa (Zainal Arifin, 2012: 31).
i. Menyeluruh dan berkesinambungan
Berkesinambungan maksudnya evaluasi hasil belajar yang baik dilakukan secara
teratur dan sambung menyambung. Menyeluruh maksudnya evaluasi hasil belajar
mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang
sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
j. Sistematis
Sistematis maksudnya evaluasi dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
k. Beracuan criteria
Pengambilan keputusan didasarkan pada kriteria pencapaian yang telah
ditetapkan.
l. Komperhensif
Dalam melakukan evaluasi terhadap suatu objek, guru harus mengambil seluruh
objek itu sebagai bahn evaluasi. Misalnya, jika objek evaluasi itu adalah peseta didik,
maka seluruh aspek kepribadian peserta didik itu harus dievaluasi, baik yang menyangkut
kognitif, afektif, maupun psikomotor. Begitu juga dengan objek-objek evaluasi lain
(Zainal Arifin, 2012: 31).
F. Langkah-langkah Pokok dalam Evaluasi Pendidikan
1) Evaluasi mengenai program pengajaran
Langkah-langkah atau tahap-tahap yang dilalui dalam mengevaluasi program
adalah sebagai berikut:
a. Pertama : Tahap Penyusunan Desain.
Dalam tahap ini dilakukan kegiatan
a) Merumuskan tujuan program
b) Menyiapkan murid, staf dan kelengkapan lain
c) Merumuskan standar dalam bentuk rumusan yang menunjuk pada suatu yang
dapat diukur, biasa di dalam langkah ini evaluator berkonsultasi dengan
pengembangan program.
b. Kedua : Tahap Penetapan Kelengkapan Program Yaitu melihat apakah kelengkapan
yang tersedia sudah sesuai dengan yang diperlukan atau belum. Dalam tahap ini
dilakukan kegiatan,
a) Meninjau kembali penetapan standar
b) Meninjau program yang sedang berjalan
c) Meneliti kesenjangan antara yang direncanakan dengan yang sudah dicapai.
c. Ketiga : Tahap Proses (Process)
Dalam tahap ketiga dari evaluasi kesenjangan ini adalah mengadakan evaluasi,
tujuan tujuan manakah yang sudah dicapai. Tahap ini juga disebut tahap
“mengumpulkan data dari pelaksanaan program”.
d. Keempat : Tahap Pengukuran Tujuan (Product)
Yakni tahap mengadakan analisis data dan menetapkan tingkat output yang
diperoleh. Pertanyaan yang diajukan dalam tahap ini adalah .apakah program sudah
mencapai tujuan terminalnya?”
e. Kelima : Tahap Pembandingan (Programe Comparison)
Yaitu tahap membandingkan hasil yang telah dicapai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam tahap ini evaluator menuliskan semua penemuan kesenjangan
untuk disajikan kepada para pengambil keputusan, agar mereka (ia) dapat
memutuskan kelanjutan dari program tersebut. Kemungkinannya adalah a.
Menghentikan program b. Mengganti atau merevisi c. Meneruskan d, Memodifikasi
tujuannya (?) Standar adalah: kriteria yang telah dikembangkan dan ditetapkan
dengan hasil yang efektif. Penampilan adalah: sumber, prosedur, manajemen dan
hasil nyata yang tampak ketika program dilaksanakan. Kunci dari evaluasi
discrepancy adalah dalam hal membandingkan penampilan dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
2) Evaluasi mengenai proses atau pelaksanaan pembelajaran
a) Menyusun Rencana Hasil Evaluasi Belajar
Rencana evaluasi hasil belajar berwujud kisi-kisi, yaitu matriks yang
menggambarkan keterkaitan antara behavioral objectives (kemampuan yang menjadi
sasaran pembelajaran yang harus dikuasai mahasiswa) dan course content (materi
sajian yang dipelajari mahasiswa untuk mencapai kompetensi) serta teknik evaluasi
yang akan digunakan dalam menilai keberhasilan penguasaan kompetensi oleh
mahasiswa.
b) Menghimpun Data
Pengumpulan data atau informasi dalam bentuknya adalah pelaksanaan
testing/penggunaan instrumen evaluasi harus dilaksanakan secara obyektif dan terbuka
agar diperoleh informasi yang sahih dan dapat dipercaya sehingga bermanfaat bagi
peningkatan mutu pembelajaran.Pengumpulan data atau informasi dilaksanakan pada
setiap akhir pelaksanaan pembelajaran untuk materi sajian berkenaan dengan satu
kompetensi dasar dengan maksud dosen dan mahasiswa memperoleh gambaran
menyeluruh dan kebulatan tentang pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan
untuk pencapaian penguasaan satu kompetensi dasar
c) Melakukan Verivikasi Data
Setelah mendapatkan data yang dibutuhkan maka data tersebut harus dilakukan
verifikasi yaitu pembuktikan kebenaran atau untuk menentukan atau menguji akurasi.
d) Mengolah dan Menganalisis Data
e) Memberi Interpretasi Dan Menarik Kesimpulan
Analisis dan interpretasi hendaknya dilaksanakan segera setelah data atau
informasi terkumpul. Analisis berwujud deskripsi hasil evalusi berkenaan dengan hasil
belajar mahasiswa, yaitu penguasaan kompetensi; sedang interpretasi merupakan
penafsiran terhadap deskripsi hasil analisis hasil belajar mahasiswa. Analisis dan
interpretasi didahului dengan langkah skoring sebagai tahapan penentuan capaian
penguasaan kompetensi oleh setiap mahasiswa. Pemberian skoring terhadap tugas
dan/atau pekerjaan mahasiswa harus dilaksanakan segera setelah pelaksanaan
pengumpulan data atau informasi serta dilaksanakan secara obyektif. Untuk menjamin
keobyektifan skoring dosen harus mengikuti pedoman skoring sesuai dengan jenis dan
bentuk tes/instrumen evaluasi yang digunakan
f) Tindak lanjut Hasil Evaluasi
Tindak lanjut merupakan kegiatan menindak lanjuti hasil analisis dan interpretasi.
Sebagai rangkaian pelaksanaan evaluasi hasil belajar tindak lanjut pada dasarnya
berkenaan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya berdasarkan hasil
evaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan dan berkenaan dengan pelaksanaan
evaluasi pemebelajaran itu sendiri. Tindak lanjut pembelajaran yang akan dilaksanakan
selanjutnya merupakan pelaksanaan keputusan tentang usaha perbaikan pembelajaran
yang akan dilaksanakan sebagai upaya peningkatan mutu pembelajaran. Tindak lanjut
berkenaan dengan evaluasi pembelajaran menyangkut pelaksanaan evaluasi dengan
instrumen evaluasi yang digunakan meliputi tujuan, proses dan instrument evaluasi hasil
belajar.
3) Evaluasi mengenai hasil pembelajaran
Tahapan pelaksanaan evaluasi hasil belajar adalah penentuan tujuan, menentukan
desain evaluasi, pengembangan instrumen evauasi, pengumplan informasi atau data,
analisis dan interprestasi serta tindak lanjut (Latisma DJ, 2011: 13-15).
a. Menentukan Tujuan
Tujuan hasil belajar yaitu untuk mengetahui penguasaan kompetensi oleh setiap
peserta didik sesuai rencana pembelajaran yang disusun oleh pendidik. Kompetensi
yang harus dikuasai oleh peserta didik mencakup kognitif, psikomotorik dan afektif.
Penentuan tujuan hasil belajar adalah penting sebab tanpa tujuan yang jelas maka
evaluasi hasil belajar akan berjalan tanpa arah dan dapat mengakibatkan evaluasi
menjadi kehilangan arti dan fungsinya.
b. Menentukan Rencana Evaluasi
Rencana evaluasi hasil belajar berwujud kisi-kisi, yaitu: matriks yang
menggambarkan keterkaitan antara behavioral objectives (kemampuan yang menjadi
sasaran pembelajaran yang harus dikuasai peserta didik) dan course content (materi
sajian yang dipelajari peserta didik untuk mencapai kompetensi) serta teknik evaluasi
yang akan digunakan dalam menilai keberhasilan penguasaan kompetensi oleh
peserta didik. Jadi pada tahap ini evaluator perlu menetapkan aspek-aspek yang akan
dievaluasi, memilih dan menentukan teknik yang akan digunakan dalam pelaksanaan
evaluasi apakah teknik tes atau non tes. Jika teknik evaluasi yang akan digunakan
adala teknik non tes maka perlu ditentukan apakah pelaksanaannya menggunakan
pengamatan (observasi), angket, wawancara, dan sebagainya.
c. Penyusunan Instrumentasi Evaluasi
Instrumen evaluasi hasil belajar untuk memperoleh informasi deskriptif dan
informasi judgmental dapat berwujud tes maupun nontes. Tes dapat berbentuk lembar
pengamatan atau kuesioner. Tes objektif dapat berbentuk jawaban singkat, benar
salah, menjodohkan dan pilihan ganda dengan berbagai variasi: biasa, hubungan antar
hal, kompleks, analisi kasus, grafik, dan gambar tabel. Untuk tes uraian yang juga
disebut dengan tes subjektif dapat berbentuk tes uraian bebas, bebas terbatas, dan
terstruktur. Selanjutnya untuk penyususuanan instrumen tes atau nontes, evaluator
harus mengacu pada pedoman penyusunan masing-masing jenis dan bentuk tes atau
non tes agar instrumen yang disusun memenuhi syarat instrumen yang baik, minimal
syarat pokok instrumen yang baik yaitu valid (sah) dan reliabel (dapat dipercaya).
d. Pengumpulan Data atau Informasi
Pengumpulan data atau informasi dalam bentuknya adalah pelaksanaan testing
atau penggunaan instrumen valuasi harus dilaksanakan secara objektif dan terbuka
agar diperoleh informasi yang sahih dan dapat dipercaya sehingga bermanfaat bagi
peningkatan mutu pembelajaran. Pengumpulan data atau informasi dilaksanakan pada
setiap akhir pelaksanaan pembelajaran untuk materi sajian berkenaan dengan satu
kompetensi dasar dengan maksud pendidik dan peserta didik memperoleh gambaran
menyeluruh dan kebulatan tentang pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan
untuk pencapaian penguasaan satu kompetensi dasar.
e. Analisi dan Interprestasi
Analisis dan interprestasi hendaknya dilaksanakan segera setelah data atau
informasi terkumpul. Analisis terwujud deskripsi hasil evaluasi berkenaan dengan
hasil belajar peserta didik, yaitu penguasaan kompetensi: sedangkan interpretasi
merupakan penafsiran terhadap deskripsi hasil analisis hasil belajar peserta didik.
Analisi dan interpretasi didahului dengan langkah pemberian skor sebagai tahapan
penentuan capaian penguasaan kompetensi oleh setiap peserta didik. Pemberian skor
terhadap tugas atau pekerjaan peserta didik harus dilaksanakan segera setelah
pelaksanaan pengumpulan data atau informasi serta penskoran pendidik harus
mengikuti pedoman penskoran sesuai dengan jenis dan bentuk tes atau instrumen
evaluasi yang digunakan.
f. Tindak Lanjut
Tindak lanjut merupakan kegiatan menindaklanjuti analisi dan interpretasi.
Rangkaian pelaksanaan evaluasi belajar tidak lanjut pada dasarnya berkenaan dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan, selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi
pembelajarn yang telah dilaksanakan dan berkenaan dengan pelaksanaan evaluasi
pembelajaran itu sendiri. Tindak lanjut pembelajaran yang akan dilaksanakan
selanjutnya merupakan pelaksanaan keputusan tentang usaha perbaikan pembelajaran
yang akan dilaksanakan sebagai upaya peningkatan mutu pembelajaran. Tindak lanjut
berkenaan dengan evaluasi pembelajaran menyangkut pelaksanaan evaluasi yang
digunakan meliputi tujuan, proses, dan instrumen evaluasi hasil belajar.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


Arikunto, Suharsimi. 2015. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Basrowi dan Iskandar. 2012. Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja. Bandung: CV. Karya Putra
Darwati.
Daryanto. 2007. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Dj, Latisma. 2011. Evaluasi Pendidikan. Padang: UNP Press.
Doni, dkk. Evaluasi Pendidikan. Bali: Universitas Pendidikan Ganesha.

Anda mungkin juga menyukai